Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
Lilies Noorjannah
ABSTRACT
Teacher as professional person has function, role and position, are very important in achieving
national education vision for creating Indonesian smart and competitive people. Teacher must develop
profession getting dignity. One of teacher’s professional development form is to academic writing. Yet in
real situation the teacher’s activities still focus on both vision and mission of education and teaching.
While the scientific vision and mission in written forms and publication are often ignored. The research
uses qualitative approach with descriptive method it describes the result of the research gained from
interview, document analysis, participation observation and focus group discussion. The results of research
show that the causes of the teacher’s difficulties in academic writing involve: a) teacher’s low motivation,
b) having no sparitime, c) lack of comprehending about the writing technique, d) difficulty of finding out
the data, e) not familiar with modern technology, f) not having reference books, g) the existence of the
writing services of scientific opus, h) lack of role of MGMP activities in socializing academic writing, and
i) lack of socialization from school or educational institution. Based on the research result is recommended
to the headmaster in order to do on going workshop, adding the library’s reference books, holding
computer training, applying managerial pattern ( reward and punishment), monitoring MGMP activities,
lastly doing control and observation of the evaluator’s team activities related to teacher’s work and the
ongoing professional development’s team.
ABSTRAK
Guru sebagai tenaga profesional mempunyai fungsi, peran, dan kedudukan yang sangat penting
dalam mencapai visi pendidikan nasional yaitu menciptakan insan Indonesia cerdas dan kompetitif. Guru
harus mengembangkan profesinya sebagai profesi yang bermartabat. Salah satu wujud pengembangan
keprofesian guru adalah dengan menulis karya ilmiah,namun kenyataan di lapangan kegiatan guru masih
pada visi dan misi pendidikan dan pengajaran sedangkan visi dan misi ilmiah dalam bentuk penulisan dan
publikasi ilmiah sering terabaikan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode diskriptif.
Data penelitian diperoleh melalui wawancara, analisis dokumen, observasi partisipasi, dan focus group
discussion. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesulitan guru SMAN 1 Kauman dalam menulis karya
ilmiah meliputi : (a) motivasi guru dalam menulis yang masih rendah, (b) tidak memiliki cukup waktu luang,
(c) kurangnya pemahaman tentang teknik penulisan, (d) kesulitan dalam mencari data, (e) gagap teknologi,
(f) tidak memiliki buku referensi, (g) maraknya jasa pembuatan karya tulis, (h) kurang berfungsinya kegiatan
MGMP dalam menyosialisasikan penulisan karya tulis, (i) kurangnya sosialisasi dari sekolah/lembaga. Adapun
upaya-upaya yang telah dilakukan oleh guru SMAN 1 Kauman untuk mengembangkan profesionalisme
melalui menulis karya tulis ilmiah sebagai salah satu wujud pengembangan profesi adalah dengan jalan : (a)
mengikuti pelatihan/ workshop, (b) belajar sendiri, (c) mengikuti lomba/ tes. Berdasarkan hasil penelitian
maka direkomendasikan kepada Kepala Sekolah agar melakukan kegiatan workshop secara berkelanjutan,
menambah buku referensi perpustakaan, mengadakan pelatihan komputer, menerapkan pola manajerial reward
and punishment, melakukan pengendalian dan pemantauan pelaksanaan MGMP dan melakukan
pengendalian dan pemantauan kegiatan tim penilai kinerja guru dan tim pengembangan keprofesian
berkelanjutan.
Pengembangan Profesionalisme Guru Melalui Penulisan Karya Tulis Ilmiah Bagi Guru Profesional di SMA Negeri 97
1 Kauman Kabupaten Tulungagung
Lilies Noorjannah JURNAL HUMANITY, ISSN 0216-8995
Pengembangan Profesionalisme Guru Melalui Penulisan Karya Tulis Ilmiah Bagi Guru Profesional di SMA Negeri 99
1 Kauman Kabupaten Tulungagung
Lilies Noorjannah JURNAL HUMANITY, ISSN 0216-8995
terdiri atas dua subunsur.Subunsur pertama kesulitan dalam menulis karya tulis ilmiah
adalah pengembangan diri dan yang kedua sebagai salah satu pengembangan
adalah publikasi ilmiah dan/atau karya inovatif. profesionalisme guru. Pemilihan pendekatan
Publikasi ilmiah meliputi: (1) Presentasi pada kualitatif dalam penelitian ini didasarkan pada
forum ilmiah yaitu presentasi dari sebuah pendapat Ghony dan Almansyur bahwa
tulisan yang berbentuk makalah yang berisi penelitian kualitatif adalah penelitian yang
ringkasan laporan hasil penelitian, gagasan, menghasilkan penemuan-penemuan yang
ulasan, atau tinjauan ilmiah. (2) Publikasi tidak dapat dicapai dengan menggunakan
ilmiah hasil penelitian atau gagasan ilmu prosedur statistik atau dengan cara kualifikasi
bidang pendidikan formal, meliputi: laporan (Ghony dan Almansyur, 2012).
karya tulis hasil penelitian (PTK), tinjauan Alasan pemilihan pendekatan kualitatif
ilmiah, tulisan ilmiah populer,dan artikel ilmiah. dalam penelitian ini karena peneliti ingin
(3) Publikasi buku teks pelajaran, buku mendapatkan pemahaman yang mendalam
pengayaan, dan/atau pedoman guru meliputi: tentang kesulitan guru SMA Negeri 1
buku pelajaran, modul/diktat pembelajaran, Kauman Tulungagung dalam menulis karya
karya terjemahan, dan buku pedoman guru ( ilmiah sebagai salah satu wujud
Pedoman Kegiatan Pengembangan pengembangan profesionalisme guru dan
Kepr ofesian Berkelanjutan, buku 4, upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk
Kemendiknas, 2011) mengembangkan kemampuan menulis karya
Dari hasil studi pendahuluan di lapangan ilmiah bagi guru profesional di SMAN 1
selama ini, jika diamati bahwa sebagian besar Kauman Tulungagung.
kegiatan guru di sekolah-sekolah lebih Metode penelitian yang dipergunakan
berorientasi pada misi pendidikan dan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
pengajaran di kelas sedangkan visi dan misi yang bertujuan mendeskripsikan hasil
ilmiah dalam bentuk penulisan dan publikasi penelitian dengan menggambarkan secara
ilmiah sering terabaikan. Implikasi dari rinci, lengkap dan mendalam hasil
kenyataan tersebut, penulisan dan publikasi wawancara, pengamatan, analisis dokumen
karya ilmiah di kalangan guru masih dan focus group discussion dari informan
memprihatinkan.Hal ini ditandai dengan yaitu guru SMA Negeri 1 Kauman
rendahnya produktivitas guru dalam menulis Tulungagung yang sudah bersertifikat
dan mempublikasikan karya ilmiah. Kondisi pendidik (sertifikasi). Hal ini dilakukan untuk
tersebut sesuai dengan pernyataan Sugijanto, mendapatkan data yang bisa dideskripsikan
Kepala Pusat Perbukuan Depdiknas yang secara lengkap dalam rangka mengetahui
dikutip Nugroho (2010) bahwa guru yang bisa faktor- faktor yang menjadi penyebab
menulis tidak lebih dari 1%. kesulitan guru menulis karya ilmiah dan
Rendahnya produktivitas guru dalam upaya-upaya yang dilakukan oleh guru
menulis karya ilmiah karena adanya faktor- SMAN 1 Kauman dalam menulis karya ilmiah
faktor penghambat dalam menulis. Tidak bisa sebagai salah satu wujud pengembangan
dipungkiri bahwa budaya menulis masyarakat profesionalisme guru.
Indonesia khususnya guru masih rendah, hal Teknik pengumpulan data yang
ini tentu ada faktor-faktor yang menjadi digunakan dalam penelitian ini adalah: (a)
penyebab kesulitan guru menulis karya ilmiah wawancara, (b) analisis dokumen, (c)
yang perlu untuk dikaji. observasi partisipasi, dan (d) Focus Group
Discussion (FGD), dengan menggunakan
METODE PENELITIAN analisis data yang meliputi: (a) reduksi data,
(b) display atau penyajian data, (c) mengambil
Penelitian ini merupakan penelitian kesimpulan lalu diverifikasi.
kualitatif, berupa analisis penyebab guru SMA
Pengembangan Profesionalisme Guru Melalui Penulisan Karya Tulis Ilmiah Bagi Guru Profesional di SMA Negeri 101
1 Kauman Kabupaten Tulungagung
Lilies Noorjannah JURNAL HUMANITY, ISSN 0216-8995
materi untuk besok sehingga waktu data aku ya tidak punya ilmunya, itulah
untuk menulis itu kayaknya yang nggak sepertinya kabeh ki masih terfokus pada
ada.Ditambah lagi buku-buku yang kegiatan mulang/mengajar ya….
saya miliki juga sangat terbatas.” ketimbang meneliti.” (GDW1, 6 Mei
(GHW1, 14 Juli 2014) 2014)
Pengembangan Profesionalisme Guru Melalui Penulisan Karya Tulis Ilmiah Bagi Guru Profesional di SMA Negeri 103
1 Kauman Kabupaten Tulungagung
Lilies Noorjannah JURNAL HUMANITY, ISSN 0216-8995
dalam memberikan sosialisasi tentang teknik sesuai dengan yang diinginkan Tim
penulisan karya tulis ilmiah khususnya PTK penilai. Sak jane ya perlu lo, paling tidak
sehingga pemahaman tentang prosedur secara berkala, biar pemahaman kita
penulisan yang diinginkan oleh tim penilai tidak tentang menulis PTK itu seragam dan
pernah diperoleh guru dari sekolah, seperti sesuai dengan yang diinginkan penilai.”
penuturan guru G berikut ini, (GGW1, 7 Juli 2014)
Waktu
Teknik Penulisan
Internal
Pengumpulan Data Dilapangan
Pengembangan Profesionalisme Guru Melalui Penulisan Karya Tulis Ilmiah Bagi Guru Profesional di SMA Negeri 105
1 Kauman Kabupaten Tulungagung
Lilies Noorjannah JURNAL HUMANITY, ISSN 0216-8995
Klasifikasi Berdasarkan Jenis Kelamin membuat karya tulis ilmiah.Dengan jalan ini,
mau atau tidak mau, suka maupun tidak suka
Berdasarkan jenis kelamin, kesulitan guru benar-benar harus membuat karya tulis
guru SMA dalam menulis karya tulis ilmiah kalau ingin mendapatkan keberhasilan.
sebagai salah satu pengembangan profesi
berkelanjutan, antara guru perempuan dengan Pembahasan
guru laki-laki tidak begitu nyata
Sub bab ini membahas temuan-temuan
perbedaannya. Baik guru perempuan maupun
lapangan yang memiliki hubungan dengan teori-
guru laki-laki sama-sama mengalami kesulitan
teori profesionalisme, kompetensi guru dan
yang beragam.
menulis karya ilmiah sebagai salah satu
pengembangan keprofesian berkelanjutan bagi
Upaya Guru SMAN 1 Kauman untuk
guru. Analisis dan pembahasan difokuskan pada:
Mengembangkan Profesionalisme Guru (1) kesulitan guru SMAN 1 Kauman dalam
melalui Menulis Karya Tulis Ilmiah. menulis karya tulis ilmiah sebagai salah satu upaya
pengembangan profesi guru; (2) klasifikasi
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
kesulitan guru SMAN 1 Kauman dalam menulis
upaya yang telah dilakukan oleh guru antar karya ilmiah sebagai salah satu upaya
lain: pengembangan profesi guru dan; (3) upaya guru
SMAN 1 Kauman untuk mengembangkan
Workshop/Pelatihan
profesionalisme guru melalui menulis karya tulis
ilmiah.
Sebagian besar guru berupaya dengan
mengikuti kegiatan pelatihan/workshop yang Kesulitan Guru SMAN 1 Kauman dalam
diikuti atas inisiatif sendiri dengan biaya Menulis Karya Tulis Ilmiah sebagai Salah
mandiri maupun tugas dari sekolah/lembaga. Satu Upaya Pengembangan Profesi Guru
Seorang guru yang profesional dituntut prosedur penulisan PTK terutama guru-guru
dengan sejumlah persyaratan minimal, antara yang berusia lebih dari 51 tahun karena tidak
lain: memiliki kualifikasi pendidikan profesi pernah mendapatkan ilmu menulis PTK.
yang memadai, memiliki kompetensi keilmuan Sebagai guru profesional harus terus belajar
sesuai dengan bidang yang ditekuninya, mengembangkan kompetensi diri baik melalui
memiliki kemampuan berkomunikasi yang akademik dengan bersekolah di S2, S3 atau
baik dengan anak didiknya, mempunyai jiwa belajar melalui media yang lain seperti
kreatif dan produktif, mempunyai etos kerja internet, buku, dan forum ilmiah.
dan komitmen tinggi terhadap profesinya, dan Kurangnya waktu luang untuk menulis
selalu melakukan pengembangan diri secara menjadi alasan sebagian besar guru dalam
terus-menerus (continuous improvement) menulis karya ilmiah. Dengan mengajar di dua
melalui organisasi profesi, internet, buku, atau lebih sekolah untuk memenuhi beban
seminar dan semacamnya. Guru harus terus mengajar 24 jam per minggu membuat banyak
belajar dan menulis baik karya ilmiah maupun guru merasa tidak cukup waktu untuk menulis
populer untuk seminar maupun publikasi di . Dari hasil triangulasi sumber yang peneliti
media massa sebagai bentuk pengembangan lakukan kepada guru yang menjabat sebagai
profesionalismenya . wakil kepala sekolah menyebutkan bahwa
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa waktu bukan alasan seseorang untuk tidak
informan di lokasi penelitian masih melakukan melakukan kegiatan menulis sebab banyak
kecurangan dalam pengembangan orang sibuk justr u produktif dalam
keprofesionalan berkelanjutan. Hal ini terbukti menghasilkan karya tulis. Persoalannya hanya
tujuh dari sepuluh responden atau 70% terletak pada kemauan dan keterbiasaan
mengaku telah memakai jasa pembuatan dalam menulis. Seseorang yang sudah
karya tulis khususnya PTK untuk kenaikan terbiasa menuliskan ‘uneg-uneg’ atau
pangkat atau untuk kegiatan yang lain seperti pikirannya akan sangat terbebani jika tidak
sertifikasi. dituangkan ke dalam bentuk tulisan sehingga
Kecurangan-kecur angan yang sesibuk apapun orang tersebut masih mampu
dilakukan sebagian besar guru di lokasi untuk menghasilkan suatu karya tulis seperti
penelitian dalam menulis PTK sebagai salah halnya Dahlan Iskan yang tulisannya bisa
satu pengembangan keprofesionalan dinikmati setiap hari Senin di media massa.
berkelanjutan ini dipicu oleh berbagai Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan
persoalan baik internal maupun eksternal. teori profesionalisme guru yang dikemukakan
Persoalan internal yang mempengaruhi oleh Daryanto seperti yang dikemukakan pada
guru untuk menulis adalah motivasi diri/niat bab II, bahwa guru professional harus
guru untuk menulis masih rendah.Motivasi mempunyai jiwa yang kreatif dan produktif.
guru bisa berasal dari faktor internal yakni Guru harus selalu melakukan pengembangan
dari dalam diri guru itu sendiri seperti halnya diri secara terus-menerus melalui organisasi
usia. Informan yang berusia lebih dari 51 profesi, internet, buku, seminar dan
tahun terbukti 30% cenderung malas untuk semacamnya. Guru harus terus belajar dan
menulis yang disebabkan oleh menurunnya menulis baik karya ilmiah maupun populer
daya ingat dan penglihatannya. untuk seminar maupun publikasi di media
Persoalan internal yang mempengaruhi massa sebagai bentuk pengembangan
guru menulis berikutnya adalah kurangnya profesinya.
pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan Ketidaksesuaian hasil penelitian dengan
guru dalam menulis karya ilmiah dalam hal teori profesionalisme guru yang dikemukakan
ini Penelitian Tindakan Kelas (PTK), Sebagian oleh Daryanto dikarenakan masih sekitar 90%
guru mengaku tidak paham tata cara atau informan di tempat penelitian belum
Pengembangan Profesionalisme Guru Melalui Penulisan Karya Tulis Ilmiah Bagi Guru Profesional di SMA Negeri 107
1 Kauman Kabupaten Tulungagung
Lilies Noorjannah JURNAL HUMANITY, ISSN 0216-8995
masyarakat. Hasil penelitian ini belum sesuai Budaya instan dan ‘titip’ memperparah guru
dengan amanat UU Nomor 20 Tahun 2003 untuk bisa produktif menulis. Hal ini
karena sebagian besar guru SMA Negeri 1 disebabkan masih banyak orang dalam dari
Kauman bisa dikatan belum melaksanakan lingkup instansi yang terkait dengan kenaikan
amanat UU Nomor 20 Tahun 2003 secara pangkat dan jabatan yang memakai ‘pelicin’
menyeluruh. Hal ini dikarenakan masih untuk memuluskan jalan memper oleh
banyak guru yang baru menjalankan tugas dan kenaikan pangkat. Tidak ayal lagi kenyataan
kewajiban sebagai pengajar atau guru saja di lapangan menunjukkan bahwa guru yang
dan belum seluruhnya melakukan kegiatan sudah bersusah payah membuat karya tulis
penelitian sebagai bentuk pengembangan sendiri dan dikirim dengan jujur tanpa mau
keprofesionalan berkelanjutan. menggunkan ‘pelicin’ maka kalah dengan guru
Persoalan eksternal yang yang memakai jasa penulisan karya tulis dan
mempengaruhi kesulitan guru di lokasi menggunakan ‘pelicin’ pada saat
penelitian dalam menulis karya tulis ilmiah mengumpulkan karyanya. Kejujuran dan
khususnya PTK, sebagai salah satu wujud kerja keras guru dalam menulis belum
pengembangan keprofesian berkelanjutan mendapatkan penghargaan, padahal guru
antara lain adalah: yang jujur dan produktif dalam menulis inilah
yang harus mendapatkan perhatian lebih dari
Ketersediaan Buku-buku Referensi. dinas terkait sehingga mampu memotivasi
guru yang lain untuk menulis karya sendiri.
Buku referensi sebagai salah satu Berdasarkan kenyataan tersebut maka
penyebab kesulitan guru di lokasi penelitian banyak guru SMA yang menggunakan jasa
dalam menulis karya ilmiah khususnya PTK. penulisan karya tulis ter utama untuk
Sebagian besar guru di lokasi penelitian tidak pengusulan kenaikan tingkat.
memiliki buku-buku yang berkaitan dengan
penulisan karya tulis ilmiah. Buku-buku yang Kurang Berfungsinya MGMP
dimiliki oleh sebagian besar guru di lokasi
penelitian masih berupa buku-buku pelajaran Kurang berfungsinya forum
saja. Seharusnya uang sertifikasi yang Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP)
diterimakan kepada para guruadalah sebagai dalam menyosialisasikan tata cara penulisan
penunjang pengembangan kompetensi guru. karya tulis ilmiah. MGMP sebagai wadah guru
Saalah satu wujud kegiatan pengembangan untuk bermusyawar ah, kegiatan yang
kompetensi guru melalui pengembangan diri dilakukan masih membahas hal-hal yang
dengan belajar terus menerus melalui buku. berkaitan langsung dengan pembelajaran
Jadi sangat disayangkan kalau guru seperti membahas silabus, RPP, bahan ajar,
profesional dan telah menerima sertifikasi dan penilaian. Sementara yang berkaiatn
tetapi masih mengeluhkan tidak memiliki dengan pengembangan profesi berkelanjutan
buku-buku sebagai referensi untuk menulis kurang mendapatkan perhatian, baik dari
sebagaiman ayang dituturkan informan guru pengurus maupun dari kalangan anggota.
D berikut ini “Masak sih dari uang sertifikasi
kita mesti sregep membeli buku, aku nggak Kurangnya Sosialisasi dari Lembaga/
percaya Bu, kalau aku kalah dengan urusan Sekolah
anak daripada membeli buku Bu.”
Sekolah belum menyediakan waktu
Maraknya Jasa Pembuatan Karya Tulis khusus untuk memberikan sosialisasi bagi
guru tetang pemahaman dan pengetahuan
Maraknya jasa pembuatan karya tulis yang berkaiatan dengan tata cara dan teknik
justru menghambat guru untuk menulis.
Pengembangan Profesionalisme Guru Melalui Penulisan Karya Tulis Ilmiah Bagi Guru Profesional di SMA Negeri 109
1 Kauman Kabupaten Tulungagung
Lilies Noorjannah JURNAL HUMANITY, ISSN 0216-8995
menulis kar ya ilmiah sebagai bentuk syarat PTK yang baik, dan bagaimana
pengembangan profesi guru. pengajuannya yang sesuai dengan ketentuan
Berdasarkan hasil penelitian yang sudah tim penilai. Kemauan dan keaktifan guru
dipaparkan di muka maka dapat dikatakan untuk mau mengembangkan diri ini sesuai
bahwa sebagian besar guru-guru di lokasi dengan pendapat Surya bahwa guru
penelitian masih sangat kurang dalam profesional mempunyai tanggung jawab
meningkatkan kualitas keprofesionalannya pribadi, sosial intelektual, moral, spiritual.
seperti teori yang dikemukakan oleh Sagala, Tanggung jawab pribadi yang mandiri yang
bahwa kualitas profesionalisme guru mampu memahami dirinya, mengelola dirinya,
ditunjukkan oleh lima sikap, yakni : (1) mengendalikan dirinya dan menghargai serta
keinginan untuk selalu menampilkan perilaku mengembangkan dirinya
yang mendekati standar ideal ; (2) Upaya berikutnya yang dilakukan oleh
meningkatkan dan memelihara citra profesi ; guru-guru di lokasi penelitian adalah dengan
(3) keinginan untuk senantiasa mengejar jalan belajar sendiri dengan cara membaca
kesempatan pengembangan profesional yang buku dan mencari contoh-contoh yang ada di
dapat meningkatkan dan memperbaiki kualitas internet atau dengan jalan menumbuhkan
pengetahuan dan keterampilannya ; (4) motivasi diri dengan membuat semacam
mengejar kualitas dan cita-cita dalam profesi ; semboyan yang bisa dilakukan sendiri.
(5) memiliki kebanggaan terhadap profesinya. Disamping itu juga mereka tidak malu untuk
bertanya kepada orang lain yang lebih paham
Upaya Guru SMAN 1 Kauman dalam tentang penulisan PTK. Dengan jalan inilah
Menulis Karya Tulis Ilmiah sebagai Salah guru-guru memiliki sedikit gambaran tentang
Satu Upaya Pengembangan Profesi Guru penulisan PTK yang dapat dipakai sebagai
salah satu pengembangan keprofesionalan
Upaya yang dilakukan oleh para guru berkelanjutan.
dalam rangka mengembangkan Hasil penelitian ini menujukkan bahwa
keprofesionalan berkelanjutan melalui karya sebagian besar guru di lokasi penelitian sudah
tulis ilmiah ini adalah dengan mengikuti berupaya untuk melakukan pengembangan
workshop/pelatihan penulisan karya tulis keprofsionalan sesuai dengan yang
ilmiah. diamanatkan Peraturan Menteri Negara
Workshop/pelatihan adalah kegiatan Pendayagunaan Aparatur Negara dan
yang banyak diikuti oleh guru-guru SMA Reformasi Birokrasi Nomor 6 Tahun 2009
Negeri 1 Kauman sebagai salah satu usaha Tentang Jabatan Fungsional Guru dan
agar bisa meminimkan kesulitan menulis PTK Angka Kreditnya bahwa kompetensi yang
dikalangan guru-guru SMA sebagai salah satu harus dimiliki guru untuk mengembangkan
pengembangan keprofesian berkelanjutan. keprofesian melalui tindakan reflektif terdiri
Pelatihan yang diikuti guru-guru SMA atas enam indikator yaitu: (1) melakukan
Kauman bisa berupa inisiatif sendiri/ mandiri refleksi terhadap kinerja sendiri secara terus-
bisa juga karena dikirim dari lembaga/ menerus; (2) memanfaatkan hasil refleksi
sekolah. dalam rangka peningkatan keprofesionalan;
Keikutsertaan guru dalam pelatihan (3) melakukan penelitian tindakan kelas untuk
dapat peneliti ketahui pada saat pengamatan meningkatkan keprofesionalan; (4) mengikuti
berperan serta yaitu ketika ada pembinaan kemajuan zaman dengan belajar dari
dan pengarahan Kepala Dinas Pendidikan bernbagai sumber; (5) memanfaatkan
Kabupaten Tulungagung ke SMA Negeri 1 teknologi informasi dan komunikasi dalam
Kauman, Tanggal 18 September 2014. Guru berkomunikasi; (6) memanfaatkan teknologi
sangat antusias menanyakan bagaimana komunikasi dan informasi untuk
mengembangkan diri.
Pengembangan Profesionalisme Guru Melalui Penulisan Karya Tulis Ilmiah Bagi Guru Profesional di SMA Negeri 111
1 Kauman Kabupaten Tulungagung
Lilies Noorjannah JURNAL HUMANITY, ISSN 0216-8995
Pengembangan Profesionalisme Guru Melalui Penulisan Karya Tulis Ilmiah Bagi Guru Profesional di SMA Negeri 113
1 Kauman Kabupaten Tulungagung
Lilies Noorjannah JURNAL HUMANITY, ISSN 0216-8995