Sunteți pe pagina 1din 8

JEK T  <>     *44/    

Pengaruh Implementasi Good Corporate Governance terhadap


Permodalan dan Kinerja Perbankan di Indonesia:
Manajemen Risiko Sebagai Variabel Intervening

Ika Permatasari*)
Retno Novitasary
Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Surabaya

ABSTRAK

Peraturan Bank Indonesia No. 8/4/PBI/2006 sebagaimana diamandemen oleh Peraturan No. 8/14/2006
mengenai penerapan Good Corporate Governance (GCG) pada bank umum menjadi bukti pentingnya GCG
dalam dunia perbankan. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui adanya pengaruh implementasi GCG
terhadap manajemen risiko, permodalan bank, serta kinerja perbankan di Indonesia. Implementasi GCG
diukur dengan nilai komposit GCG yang merupakan hasil self assessment bank yang bersangkutan. Manajemen
risiko diukur dengan Non Performing Loan (NPL). Permodalan bank diukur dengan Capital Adequacy Ratio
(CAR) dan kinerja bank diukur dengan Return on Equity (ROE). Hasil penelitian menunjukkan bahwa GCG
berpengaruh terhadap manajemen risiko, GCG dan manajemen risiko tidak berpengaruh terhadap permodalan
bank, GCG tidak berpengaruh terhadap kinerja, namun manajemen risiko berpengaruh terhadap kinerja.
Dengan demikian manajemen risiko dapat menjadi variabel intervening antara GCG dengan kinerja bank.

Kata kunci : nilai komposit, good corporate governance, NPL, CAR, ROE

The Effect of Good Corporate Governance Implemetation on Bank Capital


and Performance in Indonesia: Risk Management as an Intervening Variable

ABSTRACT

Regulation of Bank Indonesia No. 8/4/PBI/2006 as amended by regulation No. 8/14/2006 about
implementation of corporate governance become be a proof why corporate governance important in the

management, bank capital, and bank performance in Indonesia. Implementation on corporate governance
is measured by a composit score of corporate governance which is the result of bank self assessment. Risk
management is measured by Non Performing Loans (NPL). Bank capital is measured by Capital Adequacy
Ratio (CAR) and bank performance is measured by Return On Equity (ROE). The result showed that corporate
governance affect risk management, corporate governance and risk management does not affect bank capital,
and corporate governance do not affect bank performance, but risk management affect bank performance. Thus
the risk management can be an intervening variable between corporate governance and bank performance.

Keywords: composite score, good corporate governance, NPL, CAR, ROE

PENDAHULUAN tantangan eksternal bank dapat berasal dari kondisi


perekonomian suatu negara tempat bank tersebut
Sebagai lembaga keuangan yang memegang beroperasi. Selain itu, kondisi perekonomian negara
peran penting dalam mendukung perekonomian di yang menjadi induk dari bank asing yang beroperasi
Indonesia, bank menghadapi risiko dan tantangan di Indonesia juga menjadi tantangan tersendiri bagi
yang semakin kompleks. Risiko dan tantangan yang bank.
dihadapi oleh bank tersebut bersifat internal dan Adanya risiko dan tantangan yang dihadapi oleh
eksternal. Tantangan dari internal bank berasal bank, maka perlu dilaksanakan penilaian terkait
dari pihak manajemen bank itu sendiri, sedangkan dengan tingkat kesehatan bank umum di Indonesia.

* E-mail: zhafran.bila12@gmail.com


Pengaruh Implementasi Good Corporate Governance terhadap Permodalan dan Kinerja Perbankan di Indonesia..... [Ika Permatasari, Retno Novitasary]

Penilaian ini dimaksudkan agar bank-bank umum pelaksanaan GCG pada sektor perbankan yang berlaku
di Indonesia dapat bertahan dalam menghadapi secara internasional. Peraturan tersebut diterbitkan
tantangan dan risiko yang semakin kompleks. pada Oktober 2010. Menurut BIS, untuk meningkatkan
Penilaian tingkat kesehatan bank umum diatur dalam GCG dibutuhkan enam hal yang dikenal sebagai
Peraturan Bank Indonesia Nomor 13/1/PBI/2011 prinsip GCG yang sehat bagi sektor perbankan. Enam
tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum. prinsip tersebut antara lain: (1) Praktik-praktik dewan
komisaris; (2) Manajemen Senior; (3) Manajemen
Good Corporate Governanve (GCG), rentabilitas, dan Risiko dan Pengendalian Internal; (4) Kompensasi;
permodalan bank. (5) Kompleks tidaknya Struktur Perusahaan; serta (6)
Pengungkapan dan Transparansi.
Peraturan Bank Indonesia Nomor 5/8/PBI/2003 Selain profil risiko dan GCG, penilaian tingkat
sebagaimana diubah dengan Peraturan Bank kesehatan bank umum juga didasarkan pada
Indonesia Nomor 11/25/PBI/2009 tentang Penerapan rentabilitas dan permodalan bank. Peraturan Bank
Manajemen Risiko bagi Bank Umum. Peraturan ini Indonesia Nomor 13/1/PBI/2011 pasal 7 ayat (3)
dikeluarkan karena situasi lingkungan eksternal dan menyebutkan bahwa penilaian terhadap faktor
internal perbankan mengalami perkembangan pesat rentabilitas (earnings) meliputi penilaian terhadap
yang diikuti dengan semakin kompleksnya risiko usaha kinerja earnings, sumber-sumber earnings, dan
perbankan. Hal ini akan meningkatkan kebutuhan sustainability earnings bank. Penilaian terhadap faktor
praktik GCG, fungsi identifikasi, pengukuran, rentabilitas dilakukan dengan mempertimbangkan
pemantauan, dan pengendalian risiko bank. aspek tingkat, struktur, dan stabilitas dengan
Pelaksanaan GCG merupakan salah satu aspek yang memperhatikan kinerja peer group serta manajemen
dinilai terkait tingkat kesehatan sektor perbankan. rentabilitas bank.
Pelaksanaan GCG tersebut dilaksanakan oleh pihak Peraturan Bank Indonesia Nomor 13/1/PBI/2011
internal bank yaitu Dewan Direksi bank. GCG bank pasal 7 ayat (4) menyebutkan bahwa penilaian ter-
tidak hanya dilaksanakan, akan tetapi juga diawasi hadap faktor permodalan (capital) meliputi penilaian
oleh pihak internal bank. Pengawasan tersebut terhadap tingkat kecukupan permodalan dan pengelo-
dilakukan oleh dewan komisaris. Dewan komisaris laan permodalan. Penilaian terhadap faktor permoda-
melakukan pengawasan apakah dewan direksi telah lan juga dilakukan dengan mempertimbangkan aspek
melakukan sesuai dengan prinsip GCG yang telah tingkat, struktur, dan stabilitas dengan memperhati-
ditetapkan atau belum. Apabila dewan direksi telah kan kinerja peer group serta manajemen permodalan
melakukan pelaksanaan GCG sesuai prinsip GCG dan bank.
dewan komisaris telah melakukan pengawasan dengan Mengingat pentingnya kesehatan bank, maka
hasil yang baik, maka pelaksanaan GCG dalam suatu banyak penelitian terkait dengan kesehatan bank,
bank akan optimal (PBI/8/14/2006). baik dari segi risiko, GCG, earnings, maupun capital.
Pada Januari 2004, Komite Nasional Kebijakan Spong dan Sullivan (2007) melakukan penelitian
Corporate Governance mengeluarkan Pedoman terkait dengan GCG dan kinerja perbankan. Hasil dari
GCG Perbankan Indonesia. Dengan adanya pedoman penelitian mereka membuktikan bahwa kepemilikan
tersebut, diharapkan penerapan GCG pada sektor dengan manajer sewaan dapat meningkatkan kinerja
perbankan di Indonesia dapat sesuai dengan dunia perbankan. Mereka juga menemukan bahwa boards
internasional. Tindakan yang dilakukan oleh Komite of directors memiliki dampak positif terhadap kinerja
Nasional Kebijakan Corporate Governance tersebut perbankan ketika direksi memiliki kepentingan
ternyata direspon oleh Bank Indonesia. Hal ini dapat
dilihat dari dikeluarkannya Peraturan Bank Indonesia menunjukkan bahwa posisi keuangan manajer dan
No. 8/14/2006 sebagai perubahan atas Peraturan direksi berpengaruh terhadap pengambilan risiko
Bank Indonesia No. 8/4/2006 tentang pelaksanaan serta risiko yang dihadapi oleh bank.
GCG bagi bank umum. Berdasarkan PBI No. 8/4/2006 Berger, et al (2005) menyatakan bahwa perubahan
sebagaimana diubah dengan PBI No. 8/14/2006, corporate governace pada bank meningkatkan
prinsip GCG yang baik antara lain: (1) Keterbukaan; kebijakan penting terkait dengan corporate
(2) Akuntabilitas; (3) Pertanggungjawaban; (4) governance. Kepemimpinan yang statis mengakibatkan
Independensi; dan (5) Kewajaran. kinerja bank memburuk dalam waktu yang lama. Hal
Selain Bank Indonesia dan Komite Nasional ini sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor
Kebijakan Corporate Governance, Bank for 8/4/PBI/2006 pasal 6 dan pasal 21 tentang pergantian
International Settlement (BIS) juga mengatur tentang dewan komisaris dan dewan direksi.


JURNAL EKONOMI KUANTITATIF TERAPAN7PM/Pt'&#36"3*

De Haan dan Poghosyan (2011) melakukan mempertimbangkan kredit macet sebagai sumber
penelitian terkait ukuran bank, tingkat konsentrasi utama ketidakstabilan bank. Untuk manajemen
sektor perbankan, dan pergerakan earnings. Penelitian risiko likuiditas, risiko pasar, risiko operasional,
tersebut bertujuan untuk menguji ketergantungan risiko hukum, risiko strategik, risiko kepatuhan, dan
earnings volatility terhadap ukuran bank dan tingkat risiko reputasi tidak diteliti dalam penelitian ini. Hal
konsentrasi sektor perbankan. Hasil yang diperoleh tersebut mengingat ketujuh risiko tersebut merupakan
menunjukkan bahwa ukuran bank menurunkan dampak dari risiko kredit.
earnings volatility. Selain itu, mereka juga menemukan Earnings merupakan salah satu indikator untuk
bahwa bank dengan segmen pasar yang terkonsentrasi melihat kinerja perbankan. Menurut Joen dan Miller
memiliki volatility yang lebih tinggi. Penelitian De
Haan dan Poghosyan tersebut difokuskan pada karena itu, kinerja earnings diwakili oleh ROE. ROE
earnings volatility karena earnings volatility bergerak menunjukkan tingkat pengembalian yang diberikan
secara tidak pasti pada masing-masing tingkat modal oleh bank kepada pemegang saham. Semakin tinggi
dan merupakan hasil dari memburuknya kesehatan ROE, maka semakin baik keadaan bank. Akan tetapi,
bank. Selain itu, earnings volatility juga merupakan semakin rendah ROE, maka semakin buruk bank yang
hasil dari struktur kepemilikan yang tidak stabil. bersangkutan.
Fiordelisi, et al (2011) meneliti hubungan antara Permodalan bank diwakili oleh Capital Adequacy
Ratio (CAR). CAR digunakan oleh Bank Indonesia

permodalan, dan risiko dengan menggunakan Menurut Supriyatna, et.al. (2007), CAR menunjukkan
kausalitas Granger dalam kerangka data panel. Hasil tingkat ketaatan bank terhadap peraturan yang
yang diperoleh menunjukkan bahwa bank dengan melayani dan melindungi kepentingan publik.
Selain itu, besarnya nilai CAR menunjukkan tingkat
pendapatan mengakibatkan meningkatnya risiko bank, kepekaan bank terhadap kepentingan umum. Semakin
tinggi nilai CAR, maka bank semakin peka terhadap
agar permodalan bank dapat meningkat. Mereka juga kepentingan publik. Akan tetapi, apabila nilai CAR
rendah, maka menunjukkan bahwa kepekaan bank
akan memiliki modal yang cukup, karena tingkat terhadap publik rendah.
modal yang tinggi memiliki dampak positif terhadap Melihat peluang dalam penelitian GCG pada sektor
perbankan, maka penelitian ini akan melihat hubungan
penting bagi lembaga pengawasan untuk mencapai antara nilai komposit GCG dengan manajemen risiko
keuntungan jangka panjang agar stabilitas keuangan kredit dalam sektor perbankan. Setelah melihat
tetap terjaga. hubungan antara GCG dengan manajemen risiko
Pada penelitian ini, GCG diwakili oleh nilai kredit, kemudian akan dilihat hubungan manajemen
komposit GCG perbankan yang diambil dari laporan risiko kredit dengan earnings dan permodalan bank.
tahunan yang diterbitkan oleh bank sebagai variabel Hasil akhir yang diharapkan dari penelitian ini adalah
independen dalam hubungannya dengan manajemen memperlihatkan pengaruh GCG terhadap manajemen
risiko. Selanjutnya manajemen risiko akan menjadi risiko yang diproksikan dengan NPL. Selain itu, juga
variabel independen dalam hubungannya dengan diharapkan memperlihatkan pengaruh manajemen
earnings dan permodalan bank, sehingga manajemen risiko terhadap eranings yang diproksikan dengan
risiko dapat dikatakan menjadi variabel intervening ROE dan permodalan bank yang diproksikan dengan
dalam penelitian ini. CAR.
Hingga saat ini, tidak ada konsensus yang me- Iannotta, et al (2007) menyatakan bahwa GCG
nyatakan secara tepat tentang pengukuran risiko berpengaruh positif terhadap manajemen risiko
perbankan. Akan tetapi dalam penelitian ini meng- kredit. GCG dalam penelitian tersebut diproksikan
gunakan Non Performing Loans (NPL) sebagai proksi dengan struktur kepemilikan. Sedangkan Laeven
dari risiko perbankan. NPL merupakan salah satu dan Levine (2009) menyatakan bahwa kepemilikan
indikator pengukuran untuk risiko kredit. Menurut manajerial berpengaruh positif terhadap pengambilan
Maartin dan Repullo (2010), banyak pinjaman yang risiko oleh bank. Kepemilikan manajerial merupakan
diberikan oleh bank yang akhirnya macet (gagal salah satu indikator penilaian GCG. Hal ini konsisten
bayar), NPL juga tidak terlalu terpengaruh oleh dengan teori bahwa pemegang modal insentif yang
perubahan terkait standar akuntansi yang berlaku. kuat meningkatkan pengambilan risiko sehingga
Selain itu, NPL juga menggunakan model teoritis yang manajemen risiko bank juga akan membaik. Dengan


Pengaruh Implementasi Good Corporate Governance terhadap Permodalan dan Kinerja Perbankan di Indonesia..... [Ika Permatasari, Retno Novitasary]

demikian hipotesis yang diuji adalah H1: GCG DATA DAN METODOLOGI
berpengaruh positif terhadap manajemen risiko
perbankan. Populasi dan Sampel
Chitan (2012) menyatakan bahwa dengan adanya Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh industri
suatu komite eksternal untuk GCG, maka akan perbankan yang beroperasi di Indonesia. Bank yang
meningkatkan penyediaan dana pada bank. Dengan beroperasi di Indonesia sebanyak 135 bank. Sampel
demikian dapat dikatakan bahwa GCG berpengaruh yang digunakan dalam penelitian berupa unbalanced
positif terhadap permodalan bank. Kim dan Rasiah panel data yang berjumlah 119 bank selama periode
(2010) juga meneliti hubungan antara GCG dengan 2006-2012.
permodalan bank. Hasil dari penelitian tersebut
menunjukkan bahwa GCG berpengaruh positif Variabel dan Definisi Operasional
terhadap permodalan bank. Atas dasar inilah Variabel-variabel dalam penelitian ini meliputi
maka dirumuskan hipotesis kedua yaitu H2: GCG variabel dependen, variabel intervening, dan variabel
berpengaruh positif terhadap permodalan bank. independen. Variabel bebas yang digunakan dalam
Spong dan Sullivan (2007) melakukan penelitian penelitian ini adalah nilai komposit GCG. Nilai
terkait dengan GCG dan kinerja perbankan. Hasil dari komposit GCG diperoleh dari laporan tahunan yang
penelitian mereka membuktikan bahwa kepemilikan diterbitkan oleh bank yang bersangkutan. Penetapan
dengan manajer sewaan dapat meningkatkan kinerja nilai komposit GCG dilakukan berdasarkan analisis
perbankan. Mereka juga menemukan bahwa dewan atas: (i) pelaksanaan prinsip-prinsip GCG bank; (ii)
direksi memiliki dampak positif terhadap kinerja kecukupan tata kelola (governance) atas struktur,
perbankan ketika direksi memiliki kepentingan proses, dan hasil penerapan GCG pada bank; dan (iii)
informasi lain yang terkait dengan GCG bank yang
menunjukkan bahwa posisi keuangan manajer dan didasarkan pada data dan informasi yang relevan.
direksi berpengaruh terhadap pengambilan risiko serta Variabel intervening dalam penelitian ini adalah
risiko yang dihadapi oleh bank. Sedangkan Chitan manajemen risiko. Manajemen risiko dalam penelitian
(2012) menyatakan bahwa dengan adanya komite ini diwakili oleh manajemen risiko kredit, khususnya
GCG pada bank, maka akan meningkatkan kinerja Non Performing Loan (NPL). NPL merupakan salah
perbankan. Dengan demikian maka GCG berpengaruh satu komponen risiko kredit. NPL adalah kredit yang
positif terhadap kinerja bank. Pada penelitian ini, bermasalah dimana debitur tidak dapat memenuhi
GCG diukur dengan nilai komposit. Berdasarkan pembayaran pokok pinjaman dan bunga dalam jangka
penelitian tersebut maka hipotesis ketiga adalah H3: waktu yang telah ditetapkan. Kredit bermasalah
GCG berpengaruh positif terhadap kinerja bank. menggambarkan suatu situasi dimana persetujuan
Athanasoglou (2011) menyatakan bahwa dengan pengembalian kredit mengalami risiko kegagalan,
meminimalkan risiko dan meningkatkan modal, bahkan cenderung menuju atau mengalami kerugian
maka bank dapat menjaga kelangsungan usahanya. potensial. Kerugian potensial yang dimaksud dapat
Keduanya memiliki hubungan positif. Hal ini dapat berupa penghapusan kredit sehingga menimbulkan
diartikan bahwa manajemen risiko berpengaruh beban penghapusan kredit oleh bank dan hal ini
positif terhadap permodalan bank. Jokipii dan Milne akan mengurangi laba bersih bank. Berikut ini adalah
(2010) juga memberikan bukti empiris dengan objek rumus untuk menghitung NPL:
penelitian bank di Amerika dan Eropa. Hasil yang
Kredit bermasalah
diperoleh oleh Jokippi dan Milne menyatakan bahwa NPL = x 100%
manajemen risiko dan permodalan bank memiliki Total Kredit
hubungan positif. Dengan demikian hipotesis keempat
adalah H4: Manajemen risiko berpengaruh positif Variabel terikat dalam penelitian ini adalah
terhadap permodalan bank. earnings yang diwakili dengan Return on Equity
Poudel (2012) menyatakan bahwa manajemen (ROE) dan permodalan bank yang diwakili dengan
risiko kredit berdampak positif terhadap kinerja Capital Adequacy Ratio (CAR). Adapun rumus untuk
keuangan perbankan di Nepal. Bank yang menerapkan menghitung ROE dan CAR masing-masing adalah
risiko kredit terbukti dapat meningkatkan kinerja sebagai berikut:
keuangannya. Aebi et al (2011) menyatakan bahwa Laba Bersih setelah Pajak
manajemen risiko kredit berpengaruh negatif terhadap NPL = x 100%
ROE. Oleh karena itu hipotesis kelima adalah H5: Total Ekuitas
Manajemen risiko berpengaruh terhadap kinerja bank.

55
JURNAL EKONOMI KUANTITATIF TERAPAN7PM/Pt'&#36"3*

Tabel 1. StatistikVariabel terikat


Deskriptif Nilaidalam penelitian
Komposit GCG ini NPL earnings yang diwakili dengan
danadalah
Return on Equity
N (ROE)Minimum
dan permodalan bank Mean Capital Std. Deviation
yang diwakili dengan
Maximum
GCG 119 1,0000 3,3500 1,587605 ,4834305
NPL
Adequacy Ratio
119
(CAR). Adapun,0040
rumus untuk ,0681
menghitung ROE dan CAR
,019273 ,0122115
Valid N (listwise) 119
masing-masing adalah sebagai berikut:
Sumber: Output SPSS.

Tabel 2. Statistik Deskriptif Nilai Kmposit GCG, NPL, dan CAR


N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
GCG 119 1,0000 3,3500 1,587605 ,4834305
NPL 119 ,0040 ,0681 ,019273 ,0122115
CAR 119 ,0941 ,9988 ,203039 ,1446404
Valid N (listwise)Untuk pengujian
119 hipotesis analisis jalur (path analysis) dapat digambarkan
dalam
Sumber: Output sebuah
SPSS. model pada Gambar 1.
Gambar 1. AnalisisGambar
Jalur Variabel Penelitian
1. Analisis Jalur Variabel Penelitian
2

4 CAR

Nilai Komposit 1Manajemen Risiko 5


GCG Kredit (NPL)
ROE

Modal Kemudian rata-rata untuk NPL adalah 1,92% Standar


CAR = x 100%
deviasi untuk NPL adalah 1,22%. Nilai standar deviasi
Aktiva Tertimbang
Hubungan antaraMenurut
variabelResiko
independen, variabel
tersebutintervening,
lebih kecil daridan variabel
mean, yang berarti simpangan
Untuk pengujian
dependen.hipotesis analisis
Persamaan (1), (2),jalur (path
dan (3) adalah data pada variabel
persamaan NPL
struktural dapatuntuk
untuk dikatakan relatif baik.
analysis) dapat digambarkan dalam sebuah model
pada Gambarmenghubungkan
1. antara variabel independen, variabel intervening, dan variabel
Deskriptif Statistik Jalur Kedua
Hubungan antara variabel independen, variabel
dependen. Tabel 2 menunjukkan bahwa standar deviasi untuk
intervening, dan variabel dependen. Persamaan (1), GCG adalah 48, 34%. Nilai tersebut lebih kecil dari
(2), dan (3) adalah persamaan
NPL struktural
= 1 Nilai Komposituntuk
GCGuntuk mean (rata-rata), yaitu (1)
+ e1 ............................................... sebesar 158,76%. Dengan
menghubungkan antara variabel independen, variabel demikian simpangan GCG dapat dikatakan relatif
intervening, dan CAR = 1dependen.
variabel Nilai Komposit GCG + 2 NPL + e2Kemudian
baik. ..............................(2)
rata-rata untuk NPL adalah 1,92%
1 NilaiROE
Komposit GCGKomposit
= 1 Nilai + e1 ........................
GCG + 3 NPL+ dane3standar deviasi untuk NPL adalah 1,22%. Nilai
................................(3)
(1) standar deviasi tersebut lebih kecil dari mean, yang
1 2 NPL + e2 ......(2) berarti simpangan data pada variabel NPL dapat
1 HASIL
3 NPL+ DAN PEMBAHASAN
e3 ........ dikatakan relatif baik. Selanjutnya rata-rata untuk
(3) CAR adalah 20,3% dan standar deviasi untuk CAR
adalah 14,46%. Nilai tersebut lebih kecil dari mean
HASIL DAN PEMBAHASAN yaitu 20,3%. Dengan demikian, maka simpangan data
CAR dapat dikatakan baik.
Deskriptif Statistik Jalur Pertama
Tabel 1 menunjukkan jumlah data yang digunakan Deskriptif Statistik Jalur Ketiga
untuk menguji pengaruh nilai komposit GCG Tabel 3 menunjukkan bahwa standar deviasi untuk
terhadap NPL dalam penelitian ini adalah 119 sampel. GCG adalah 48,34%. Nilai tersebut lebih kecil dari
Berdasarkan Tabel 1, tampak bahwa standar deviasi mean (rata-rata), yaitu sebesar 158,76%. Dengan
untuk GCG adalah 48, 34%. Nilai tersebut lebih kecil demikian simpangan GCG dapat dikatakan relatif
dari mean (rata-rata), yaitu sebesar 158,76%. Dengan baik. Kemudian rata-rata untuk NPL adalah 1,92%
demikian simpangan GCG dapat dikatakan relatif baik. dan standar deviasi untuk NPL adalah 1,22%. Nilai

56
Pengaruh Implementasi Good Corporate Governance terhadap Permodalan dan Kinerja Perbankan di Indonesia..... [Ika Permatasari, Retno Novitasary]

Tabel 3. Statistik Deskriptif Nilai Komposit GCG, NPL, dan ROE


N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
GCG 119 1,0000 3,3500 1,587605 ,4834305
NPL 119 ,0040 ,0681 ,019273 ,0122115
ROE 119 -,8444 ,4383 ,135359 ,1553638
Valid N (listwise) 119
Sumber: Output SPSS.

Analisis Jalur Probabilitas Keterangan Simpulan Hipotesis


GCG NPL 0,575 0,000 H1 diterima
GCG CAR -0,046 0,687 H2 ditolak
GCG ROE -0,083 0,416 H3 ditolak
NPL CAR -0,091 0,430 H4 ditolak
NPL ROE -0,372 0,000 H5 diterima
Sumber: Diolah penulis.

Gambar 2. Hasil Analisis Jalur Kesatu, Kedua, dan Ketiga

2 = -0,046
p2 = 0,687 (ts)
CAR
91
-0,0 (ts)
4= ,430
=0
p 4

GCG NPL p5 5=
= 0,575 = 0 -0,37
1 ,00 2
p1 = 0,000 (s) 0(
s)
ROE
3 = -0,083
p3 = 0,416 (ts)

standar deviasi tersebut lebih kecil dari mean, yang Pengaruh Good Corporate Governance terha-
berarti simpangan data pada variabel NPL dapat dap Manajemen Risiko
dikatakan relatif baik. Selanjutnya rata-rata untuk Hasil Tabel 4 memberikan bukti bahwa bank
ROE adalah sebesar 13,54% dan standar deviasi untuk dengan penerapan GCG yang baik (dibuktikan dengan
ROE sebesar 15,54%. Nilai tersebut lebih rendah dari hasil self assessment) dapat meminimalkan kredit
nilai mean. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa macet yang ada pada bank. Hal ini dikarenakan dalam
simpangan data ROE kurang baik. manajemen risiko menjadi salah satu poin penilaian
dalam kertas kerja self assessment, sehingga apabila
Pengujian Hipotesis penerapan GCG pada bank baik, maka manajemen
Berdasarkan hasil analisis jalur pada jalur pertama, risiko bank juga akan baik.
kedua, dan ketiga, maka dapat digambarkan analisis Hal tersebut berarti GCG berpengaruh positif
jalur seperti pada Gambar 2. terhadap manajemen risiko. Selain itu, komitmen
Berdasarkan Gambar 2, maka diperoleh persamaan yang tinggi dari top management dan seluruh jajaran
jalur sebagai berikut: organisasi terkait implementasi GCG dapat menekan
1. NPLit = 0,575 GCGit it risiko akibat penyaluran kredit kepada masyarakat.
2. ROEit = -0,083 GCGit - 0,372 NPLit it Hasil ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh
Iannotta et al (2007) serta Laeven dan Levine (2009)
analisis jalur untuk pengaruh langsung maupun bahwa GCG berpengaruh positif terhadap manajemen
pengaruh tidak langsung: risiko.

57
JURNAL EKONOMI KUANTITATIF TERAPAN7PM/Pt'&#36"3*

Pengaruh Good Corporate Governance terha- diterapkan oleh pihak manajemen dalam penyaluran
dap Permodalan Bank kredit. Dengan menurunnya kredit yang disalurkan,
Berdasarkan Tabel 4, terlihat bahwa GCG tidak maka menurun pula laba yang dihasilkan oleh bank.
berpengaruh terhadap CAR. Dari statistik deskriptif Ketika laba yang dihasilkan menurun, maka ROE pun
dapat dilihat bahwa jarak (range) sangat jauh antara juga menurun. Berdasarkan hal tersebut, maka dapat
rata-rata (mean) dari variabel CAR. Nilai maksimum diambil kesimpulan bahwa implementasi GCG yang
variabel CAR mencapai 99,88% sedangkan nilai baik pada bank tidak menjamin dapat meningkatkan
minimumnya 9,41%. Bank dengan nilai CAR yang kinerja bank yang bersangkutan.
sangat tinggi ternyata juga kurang baik bagi bank. Hal
tersebut dapat mengindikasikan adanya suatu masalah Pengaruh Manajemen Risiko terhadap Permo-
dalam pengelolaan dana dalam bank. dalan Bank
Hasil penelitian yang tidak signifikan dengan Berdasarkan Tabel 4, terlihat bahwa NPL tidak
arah hubungan negatif dan tidak sesuai dengan arah berpengaruh terhadap CAR. Bank Indonesia telah
hubungan hipotesis dapat dijelaskan sebagai berikut. menetapkan bahwa nilai NPL pada bank tidak boleh
Koefisien hubungan yang bernilai negatif berarti lebih dari 5%, sedangkan nilai CAR ditetapkan
bahwa apabila nilai komposit GCG tinggi maka minimal 8%. Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia
bank memiliki CAR rendah, sebaliknya apabila nilai tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa bank dapat
komposit GCG rendah maka bank memiliki nilai CAR dikatakan baik apabila memiliki NPL kurang dari atau
yang tinggi. Variabel CAR merupakan variabel yang sama dengan 5%. Semakin rendah nilai NPL, maka
memiliki dua arti. CAR yang terlalu rendah dapat akan semakin baik bagi bank. Selain itu, bank juga
mengancam permodalan bank karena bank dapat dikatakan baik apabila memiliki CAR minimal 8%,
terganggu apabila bank tersebut terpapar risiko. jadi semakin tinggi nilai CAR, maka akan semakin
Sementara ketika CAR yang sangat tinggi pula, ini baik bagi bank.
juga kurang baik bagi bank karena bank tidak mampu Penjelasan terkait tidak berpengaruhnya variabel
menjalankan fungsinya untuk penyaluran kredit. NPL terhadap CAR dapat dilihat dari data Bank
Besar kecilnya nilai CAR dalam penelitian ini tidak Anglomas Internasional. Nilai NPL Bank Anglomas
dapat dipengaruhi oleh GCG bank. Internasional pada 2010 sebesar 2,88%, sedangkan
pada 2011 dan 2012 berada pada kisaran 4%.
Pengaruh Good Corporate Governance terha- Seharusnya bank yang memiliki nilai NPL yang tinggi
dap Kinerja Bank memiliki rasio kecukupan modal yang rendah. Hal ini
Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai komposit dikarenakan, modal yang tersedia harus digunakan
GCG tidak berpengaruh terhadap kinerja bank dengan untuk menutup kredit yang bermasalah tersebut. Akan
arah hubungan negatif dan tidak sesuai arah hubungan tetapi hasil yang diperoleh justru berbeda. Dengan
hipotesis. Arah hubungan negatif dapat diartikan nilai NPL pada kisaran 2%-4%, Bank Anglomas
bahwa apabila nilai komposit GCG tinggi maka Internasional justru memiliki nilai CAR yang sangat
kinerja bank akan rendah, begitu pula sebaliknya. tinggi, yaitu mencapai 99,88%. Dengan demikian
Nilai komposit yang tinggi artinya peringkat komposit terlihat jelas bahwa dengan memiliki manajemen
bank akan besar. Peringkat komposit semakin besar risiko kredit yang baik, tidak menjamin akan dapat
memiliki makna bahwa penerapan GCG pada bank meningkatkan permodalan bank.
yang bersangkutan semakin buruk. Dengan demikian
arah hubungan negatif ini sesuai dengan teori bahwa Pengaruh Manajemen Risiko terhadap Kinerja
peringkat komposit yang semakin tinggi, maka GCG Bank
semakin buruk, dan kinerja bank juga semakin buruk. Berdasarkan Tabel 4, terlihat bahwa variabel
Akan tetapi, hasil penelitian menunjukkan NPL berpengaruh negatif terhadap variabel ROE.
bahwa GCG tidak memengaruhi kinerja bank. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang
Untuk menjelaskan hal tersebut, maka akan dilihat dilakukan oleh Aebi, et al (2011) dan Poudel (2012).
berdasarkan data dari Bank Artos. Nilai komposit Dengan adanya manajemen risiko kredit ini,
GCG Bank Artos sangat baik, yaitu 1. Akan tetapi Bank maka akan meningkatkan kinerja keuangan dalam
Artos memiliki nilai ROE yang sangat kecil, bahkan perbankan. Keberadaan manajemen risiko kredit
hingga -1,02% di tahun 2010. Kecilnya nilai ROE dapat meminimalkan kredit macet yang dihadapi
disebabkan oleh kurangnya penyaluran dana sebagai oleh bank. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
kredit kepada masyarakat. Penyaluran kredit menurun semakin baik manajemen risiko dalam bank, maka
diakibatkan oleh penerapan prinsip kehati-hatian yang akan semakin baik pula kinerja bank.


Pengaruh Implementasi Good Corporate Governance terhadap Permodalan dan Kinerja Perbankan di Indonesia..... [Ika Permatasari, Retno Novitasary]

SIMPULAN 2) Dalam penelitian ini, manajemen risiko hanya


diwakili oleh manajemen risiko kredit. Mengingat
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis yang telah variabel NPL sebagai proksi manajemen risiko
dilakukan, maka diperoleh kesimpulan sebagai kredit tidak berpengaruh terhadap variabel CAR,
berikut: maka untuk penelitian selanjutnya diharapkan
1) Nilai komposit GCG berpengaruh positif terhadap menggunakan variabel lain sebagai proksi
NPL, artinya semakin baik nilai komposit GCG, manajemen risiko.
maka akan semakin baik pula nilai NPL.
2) Nilai komposit GCG tidak berpengaruh terhadap REFERENSI
CAR. Hal tersebut dikarenakan pengelolaan
dana kurang optimal, sehingga menyebabkan Aebi, Vincent, Gabriele Sabato, dan Markus Schmid. 2011.
“Risk Management, Corporate Governance, and Bank
ketersediaan modal sangat tinggi. Performance in the Financial Crisis”. Journal of Bank-
3) Nilai komposit GCG tidak berpengaruh terhadap ing and Finance.
kinerja keuangan disebabkan tindakan manajemen Athanasoglou, Panayiotis. 2011. “Bank Capital and Risk in
terkait dengan penyaluran kredit kepada the South Eastern European Region”. MPRA Paper No.
32002
masyarakat. Penerapan prinsip kehati-hatian Berger, Allen N., Clarke, George R.G., Cull, Robert, Klapper,
oleh pihak manajemen dalam penyaluran kredit Leora, Udell & Gregory F. 2005. “Corporate Governance
membuat jumlah kredit yang disalurkan menurun. and Bank Performance: A Joint Analysis of the Static,
4) NPL tidak berpengaruh terhadap CAR. Hal Selection, and Dynamic Effects of Domestic, Foreign,
and State Ownership”. Journal of Banking and Finance.
tersebut disebabkan oleh kurang optimalnya pihak Chitan, Gheorghe. 2012. “Corporate Governance and Bank
manajemen dalam penyaluran kredit. Performance in the Romanian Banking Sector”. Procedia
5) NPL berpengaruh negatif terhadap ROE. Hal ini Economics and Finance.
berarti, semakin rendah nilai NPL, maka akan De Haan, Jakob dan Tigran Poghosyan. 2011. “Bank Size,
Market Concertation, and Bank Earnings Volatility in
semakin tinggi nilai ROE. Dalam penelitian ini, the US”. Journal of International Financial Markets,
manajemen risiko diwakili oleh NPL, di mana ketika Institutions, and Money.
NPL memiliki nilai yang rendah menunjukkan Fiordelisi, Franco, David Marques Ibanes, dan Phil Molyneux.
Journal
bank sedang dalam keadaan baik. Selain itu, dalam
of Banking and Finance.
hubungan antara nilai komposit GCG dan ROE, Iannotta, Giuliano, Giacomo Noera, dan Andre Sironi. 2007.
variabel ini dapat menjadi variabel intervening, “Ownership Structure, Risk, and Performance in the
mengingat variabel nilai komposit GCG tidak dapat European Banking Industry”. Journal of Banking and
Finance.
berpengaruh secara langsung terhadap variabel
ROE. Concentration and Bank Performance”. Working Paper.
Las Vegas: University of Nevada.
SARAN Jokipi, T dan Milne. 2010. “The Cyclical Behavior of European
Bank Capital Buffer”. Journal of Banking and Finance.
Kim, Peong Kwee dan Devinaga Rasiah. 2010. “Relationship
Berdasarkan hasil dan simpulan yang diperoleh, between Corporate Governance and Bank Performance
maka saran serta rekomendasi bagi penelitian yang in Malaysia during the Pre and Post Asian Financial
akan datang adalah: Crisis”. Europen Journal of Economics, Finance and
Administrative Sciences.
1) Bagi bank-bank di Indonesia, hasil penelitian ini Leaven, Luc dan Ross Levine (2009). “Bank Governance,
dapat digunakan sebagai sarana memperbaiki diri Regulation, and Risk Taking”. Journal of Financial
terkait dengan implementasi GCG, manajemen Economics.
risiko, dan kinerja bank. Hasil penelitian ini Poudel, Ravi Prakash Sharma. 2012. “The Impact of Credit
Risk Management on Financial Performance of Com-
memberikan bukti bahwa variabel nilai komposit mercial Banks in Nepal”. International Journal of Arts
GCG, NPL, dan ROE saling berhubungan. Ketika and Commerce. Vol. 1 No. 5. October
suatu bank mengimplementasikan GCG dengan Spong, Keneth R. dan Richard J. Sullivan. 2007. “Corporate
baik dalam bank, maka hendaknya diikuti dengan Governance and Bank Performance”. Papper SSRN.
Supriyatna, Tandelilin, E., Kaaro, H.& Mahadwartha, P.A.
membaiknya manajemen risiko kredit, yang 2007. “Corporate Governance, Risk Management and
kemudian akan meningkatkan kinerja bank. Bank Performance: Does Types of Ownership Matter?”.
EADN Working Paper No. 34. Indonesia.



S-ar putea să vă placă și