Sunteți pe pagina 1din 5

Perbedaan gigi anak (gigi susu) dan gigi dewasa (gigi permanen) :

1. Jumlah dan komposisi gigi


Perbedaan yang paling jelas antara gigi bayi dan gigi dewasa adalah jumlah dan komposisi
gigi. Gigi permanen mempunyai jumlah yang lebih banyak dibandingkan dengan gigi susu.
Gigi susu pada anak berjumlah 20 gigi, yang terdiri dari 4 gigi seri depan, 4 gigi seri samping,
4 gigi taring, dan 8 gigi geraham. Sedangkan, gigi permanen berjumlah 32 gigi, terdiri dari 8
gigi seri, 4 gigi taring, 8 gigi geraham depan, dan 12 gigi geraham belakang.

2. Bentuk dan struktur gigi


Dilihat dari ukurannya, gigi susu tentu berbeda dengan gigi permanen. Biasanya gigi permanen
berbentuk lebih besar dibandingkan dengan gigi bayi ini. Selain itu, gigi permanen depan yang
baru tumbuh biasanya juga memiliki mamelon, yaitu tonjolan kecil pada gigi yang akhirnya
dapat hilang sendiri.
Akar dalam gigi juga berbeda. Gigi susu memiliki akar yang lebih pendek dan lebih tipis
dibandingkan dengan gigi permanen. Hal ini membuat gigi pada bayi lebih mudah tanggal
dibandingkan dengan gigi permanen pada dewasa. Selain itu, akar yang pendek juga bertujuan
untuk memberikan lebih banyak ruang bagi gigi permanen untuk berkembang sebelum
waktunya muncul. Akar pendek ini juga bisa hilang saat gigi tanggal dan digantikan dengan
gigi permanen.

3. Enamel dan dentin gigi susu lebih tipis


Karena enamel gigi susu lebih tipis daripada gigi permanen, maka tak heran gigi bayi memiliki
warna yang lebih putih dibandingkan gigi permanen pada umumnya. Namun, enamel dan
dentin yang lebih tipis membuat gigi bayi lebih mudah untuk mengalami kerusakan atau gigi
berlubang.
Jika gigi susu sedikit saja berlubang, maka perkembangannya lebih cepat sampai pada saraf
gigi. Hal ini membuat gigi pada bayi lebih rentan mengalami kerusakan. Sehingga, sangat
disarankan agar kesehatan gigi dijaga sejak kecil bahkan sejak gigi mulai tumbuh.
Pengertian, Fungsi, Jenis, & Bagian-Bagian Gigi
Gigi adalah alat yang digunakan untuk mengolah makanan saat kita makan. Dengan adanya
gigi, kita dapat mengigit, memotong, mengunyah, sobek, dan menghaluskan makanan yang
kita makan. Proses dan cara kerja yang dilakukan gigi dinamakan mencerna makanan secara
mekanik. Gigi berfungsi untuk mengunyah makanan menjadi halus. Hal ini sangat membantu
kinerja enzim untuk mencerna makanan secara cepat dan efisien.
A. Macam-Macam Bentuk Gigi Manusia serta Fungsinya
Gigi manusia dibedakan menjadi 4 macam gigi yang terdapat dimulut berdasarkan bentuknya.
Macam-macam gigi manusia serta fungsinya antara lain sebagai berikut :
Gigi seri (identis insisivus) adalah gigi yang terdiri satu akar yang berfungsi untuk memotong
dan mengerat makanan atau benda lainnya. Gigi seri berada pada bagian depan dengan bentuk
yang tegak dan tepi yang tajam. Seperti sekop atau tatah.
Gigi taring (identis kaninus) adalah gigi yang terdiri satu akar yang berfungsi untuk mengoyak
makanan atau benda lainnya. Bentuk dari gigi taring adalah tinggi dan runcing.
Gigi geraham depan (pramolar) adalah gigi yang terdiri dari dua akar yang berfungsi untuk
menggilas dan mengunyah makanan atau benda lainnya. Bentuk gigi gerahan depan adalah
lebih rendah dan lebih rata dengan benjolan-benjolan kecil.
Gigi gerahan belakang (molar) adalah gigi yang terdiri dari tiga akar yang berfungsi untuk
melumat, menghancurkan, menghaluskan dan mengunyah makanan atau benda-benda lainnya.

B. Bagian-Bagian Gigi
Secara struktural, Anatomi gigi tersusun dari atas bagian-bagian antara lain sebagai berikut :
1. Mahkota Gigi (Korona) : Makhkota gigi (korona atau biasa disebut puncak gigi yaitu bagian
yang tampak dari luar. Setiap jenis memiliki bentuk mahkota gigi yang berbeda-beda.
2. Leher gigi (Kolum) : Leher gigi (kolum) adalah bagian gigi yang berada di dalam gusi yang
terlindung dan merupakan batas antara mahkota dan akar gigi.
3. Akar gigi (Radiks) : Akar gigi adalah bagain gigi yang ada didalam rahang dan tertanam.
Akar gigi menancap di tulang rahang dengan jumlah satu atau dua.
C. Lapisan – Lapisan Gigi
Pada bagian gigi manusia yang terstruktur/tersusun atas 4 (empat) lapisan/ jaringan antara lain
sebagai berikut :
Email : Email adalah lapisan/jaringan keras yang melapisi bagian mahkota gigi yang
mengandung kalsium. Fungsi Email gigi adalah untuk melindungi tulang gigi di bagian luar
gigi manusia.
Tulang Dentin : Tulang dentin adalah lapisan/jaringan yang dibentuk oleh zat kapur berwarna
kekuningan yang terdapat setelah lapisan Email.
Pulpa (Rongga gigi) : Pulpa adalah lapisan yang terdapat pembuluh darah untuk memelihara
seluruh gigi, dan serabut-serabut saraf yang mendeteksi, tekanan, panas, dingin, dan sakit.
Pembuluh darah dan saraf menjulur ke akar gigi.
Semen : Semen adalah lapisan keras yang memiliki konstruksi yang kuat melapisi akar gigi.
Semen/sementrum merupakan lapisan pada akar gigi yang berdamping/bertasan langsung
denan tulang rahang dimana daerah tersebut tempat tumbuhnya gigi manusia.
D. Susunan dan Jumlah Gigi
Berdasarkan dari tahapan perkembangannya, gigi manusia terdiri dari dua kelompok yaitu gigi
susu dan gigi dewasa. Gigi susu (dentis desidue) adalah gigi yang tumbuh di anak yang berusia
6 bulan – 8 bulan. Sejak usia 6-14 tahun, gigi susu akan tanggal satu persatu dengan digantikan
oleh gigi dewasa.
1. Jumlah Gigi Susu anak adalah 20 buah :
Gigi seri : 8 buah
Gigi taring : 4 buah
Gigi geraham : 8 buah
2. Jumlah Gigi Dewasa atau gigi tetap (identis permanen) adalah 32 buah :
Gigi seri : 8 buah
Gigi taring : 4 buah
Gigi geraham depan : 8 buah
Gigi geraham belakang : 12 buah

Kriteria gigi sehat :

1. Bagian atas gigi tetap utuh. Tidak ada lubang ataupun lekukan yang membuatnya terasa kasar
saat disentuh.
2. Bebas plak. Gigi yang putih dan tidak ada noda di sana-sini serta bebas dari plak merupakan
salah satu tanda gigi sehat.
3. Tidak goyang. Bagi si kecil, gigi yang goyang merupakan pertanda kalau dia akan beranjak
besar. Namun bagi orang dewasa gigi goyang sama dengan masalah. Gigi yang sehat itu kuat
dan tidak akan goyang sedikit pun.
4. Tidak ada celah di antara gigi. Posisi gigi selalu rapat dan berhimpitan, namun tidak ada yang
selain tumpuk.
5. Nafas segar. Bau mulut yang tidak sedap bisa jadi pertanda kalau gigi sedang bermasalah. Tak
hanya itu saja, nafas yang tidak segar berarti mulut dipenuhi dengan bakteri dan kuman yang
harus segera dibersihkan.
Ciri gigi yang sehat dan kuat
1. Gigi putih sedikit kekuningan
Gigi yang putih membantu untuk membuat senyum indah, juga menegaskan bahwa
gigi yang kuat dan sehat. Gigi putih berarti menandakan tidak ada lapisan kotoran di
permukaan gigi. Namun tak semua gigi putih adalah gigi yang sehat, karena gigi pada
aslinya berwarna sedikit kekuningan.
2. Gusi merah muda
Gusi yang berwarna merah muda adalah tanda-tanda kesehatan gigi. Gusi merah
muda menunjukkan bahwa ada aliran darah yang cukup di gusi. Sehingga gusi cukup
kuat untuk menahan gigi di tempat. Gusi yang memiliki pendarahan atau gusi
berwarna putih dapat menjadi tanda tidak sehat.
3. Lidah basah
Lidah kemerahan yang tidak pernah kering menunjukkan gusi dan gigi yang sehat.
Membersihkan lidah secara teratur membantu mencegah pertumbuhan bakteri.
Pertumbuhan bakteri menyebabkan pembusukan gigi lebih lanjut. Oleh karena itu,
lidah merah yang baik adalah tanda gigi sehat.
4. Tidak ada berlubang
Jika kamu tidak memiliki lubang atau retak di gigi, itu berarti gigi kamu cukup sehat.
Lubang pada gigi disebabkan oleh makanan yang tidak sehat serta perawatan gigi
yang tidak tepat.
5. Bisa makan dengan baik
Jika seseorang bisa makan apa saja dan segala sesuatu tanpa ada masalah atau
merasakan ngilu pada gigi, berarti orang tersebut memiliki gigi yang kuat. Jika
merasakan ngilu atau sakit sesaat ketika makan sesuatu yang dingin dari panas,
kemungkinan memiliki gigi sensitif. Sensitivitas berarti gigi tidak kuat dan
membutuhkan bantuan medis. Begitu juga, jika seseorang tidak bisa mengunyah
sesuatu yang keras seperti tebu, itu berarti kamu memiliki gusi dan gigi yang lemah.

Sumber :
Draper, T. (2011). The Differences Between Baby Teeth and Permanent Teeth. USA
Rochmah, S. N., Sri Widayati, M. Miah. 2009. Biologi Oral : SMA dan MA Kelas XI. Pusat
Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, p. 346.

S-ar putea să vă placă și