Sunteți pe pagina 1din 7

Hapsari, et al, Hubungan Peran Perawat sebagai Edukator dengan Pemenuhan Kebutuhan Rasa...

Hubungan Peran Perawat sebagai Edukator dengan Pemenuhan Kebutuhan Rasa


Aman Pasien di Ruang Rawat Inap RSU dr. H. Koesnadi Kabupaten Bondowoso
(The Correlation Between Nurses’ Role as an Educator with Patients Safety Needs
Fulfillment in Inpatient Wards of dr. H. Koesnadi Hospital in Bondowoso)
Raditya Wahyu Hapsari1, Anisah Ardiana2 , Roymond H. Simamora3
1,2,3
Program Studi Ilmu Keperawatan
e-mail korespondensi: radityawahyuhapsari@gmail.com

Abstract
Safety need is a need that come after physiological needs. With unfulfilled safety needs patients are in
risk of getting injuries. Therefore a nurse’s role as an educator is needed in order to prevent injuries. The
aim of this study was to analyze the correlation between nurses’ role as an educator with patients’ safety
needs fulfillment. This study uses cross-sectional approach. The study sample consisted of 75 patients
who were cared at the Dahlia, Bougenville, and Teratai pavilion of dr. H. Koesnadi Hospital. Data were
analyzed with chi square test. Results showed 47 respondents didn’t get health education from nurses, 14
respondents (29.8%) felt safe, and 33 respondents (70.2%) did not feel safe. Statistical test showed value
of p as 0.007 which means there is a significant correlation between nurses’ role as an educator with
safety needs fulfillment of patients in dr H. Koesnadi Hospital. Nurses’ role as an educator regarding
safety needs can be shown during patients’ first arrived. Posters on the wall of the wards as a media of
information lead to meet patients safety needs. In addition, family support is also needed to assure
patients’ needs of safety is fulfilled.

Keyword: safety, nurse's an educator, patient

Abstrak
Kebutuhan akan rasa aman adalah kebutuhan yang harus dipenuhi setelah kebutuhan fisiologis terpenuhi.
Kebutuhan rasa aman yang tidak terpenuhi pada pasien akan menyebabkan resiko cedera. Oleh karena itu
peran perawat sebagai pendidik diperlukan untuk mencegah terjadinya cedera. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk menganalisis hubungan antara peran perawat sebagai edukator dengan pemenuhan
kebutuhan rasa aman pasien. Penelitian ini menggunakan pendekatan crosssectional . Sampel penelitian
terdiri dari 75 pasien yang dirawat di paviliun Dahlia, Bougenville, dan Teratai Rumah Sakit dr. H.
Koesnadi. Data dianalisis dengan uji chi square. Hasil penelitian menunjukkan 47 responden tidak
mendapatkan peran edukator dari perawat , 14 responden ( 29,8 % ) merasa aman, dan 33 responden
( 70,2 % )merasa tidak aman . Hasil uji statistik menunjukkan nilai p sebagai 0,007 yang berarti ada
hubungan yang signifikan antara peran perawat sebagai pendidik dengan keselamatan pemenuhan
kebutuhan pasien di Rumah Sakit dr H. Koesnadi . Perawat peran sebagai pendidik mengenai kebutuhan
keamanan dapat dilakukan ketika pasien pertama kali tiba. Poster yang ditempel di dinding ruang rawat
dapat menjadi media informasi untuk memenuhi kebutuhan rasa aman pasien. Selain itu, dukungan
keluarga juga diperlukan untuk menjamin kebutuhan rasa aman pasien.

Kata kunci: rasa aman, perawat edukator, pasien

bebas dari keadaan yang dapat menimbulkan cedera


Pendahuluan fisik [1]. Dampak yang terjadi jika pasien tidak
Salah satu kebutuhan dasar manusia adalah terpenuhi kebutuhan rasa amannya yaitu pasien dapat
kebutuhan keselamatan. Keselamatan pasien (patient mengalami cedera [2]. Pasien akan mengalami resiko
safety) di rumah sakit menjadi fokus utama pelayanan cedera yang lebih besar apabila pasien tidak kenal
kesehatan saat ini. Keselamatan pasien dapat dengan lingkungan dan peralatan yang ada di rumah
diartikan sama dengan kebutuhan rasa aman. sakit sehingga pasien sangat membutuhkan adanya
Kebutuhan rasa aman merupakan kebutuhan untuk informasi yang spesifik demi keamanan dan
Artikel Ilmiah Hasil Penelitian Mahasiswa 2013
Hapsari, et al, Hubungan Peran Perawat sebagai Edukator dengan Pemenuhan Kebutuhan Rasa...

keselamatannya [3]. Sehingga dibutuhkan suatu Hasil


penatalaksanaan untuk memenuhi kebutuhan rasa
aman pasien yaitu berupa pelaksanaan peran perawat Pelaksanaan Peran Perawat sebagai Edukator
sebagai edukator.Peran perawat sebagai edukator Tabel 1. Distribusi responden menurut pelaksanaan
yaitu memberikan informasi, pengajaran, pelatihan, peran perawat sebagai edukator bulan
arahan dan bimbingan kepada pasien maupun Juli-Agustus 2013 (n=75)
keluarga pasien dalam mengatasi masalah kesehatan Peran Perawat Frekuensi Persentase
[4] sehingga diharapkan pasien menjadi tahu dan Sebagai Edukator (%)
dapat meningkatkan kewaspadaan terhadap bahaya
Baik 27 36
yang ada di sekitar pasien.
Menurut data laporan kejadian kecelakaan di Tidak Baik 48 64
rumah sakit menyatakan bahwa 10 pasien pernah
Total 75 100
terjatuh di kamar mandi. Selain itu, terdapat 10
pasien pernah kesetrum karena kabel listrik yang Tabel 1. menunjukkan bahwa jumlah
terkelupas (Tim KKP RSU. dr. H. Koesnadi, 2012). responden dengan kategori pelaksanaan peran
Menurut data hasil pengkajian perawat, 90% pasien perawat sebagai edukator yang tergolong baik
yang dirawat di paviliun Teratai mengalami resiko sebanyak 27 responden (36,0%) dan jumlah
cedera. Adapun di paviliun Dahlia, sebanyak 60% responden dengan kategori pelaksanaan peran
pasien mengalami resiko cedera. Pasien mengalami perawat sebagai edukator yang tergolong tidak baik
resiko cedera yang tinggi diakibatkan oleh penyakit sebanyak 48 pasien (64,0%). Hasil penelitian pada 75
yang dialaminya. Menurut hasil observasi peneliti, pasien menggambarkan bahwa sebagian besar
keadaan lain yang membuat pasien memiliki resiko responden belum mendapatkan peran edukator dari
cedera yang tinggi yaitu di ruang kelas III tidak ada perawat.
pengaman di samping tempat tidur pasien.
Hasil wawancara dengan pasien di ruang rawat Pemenuhan Kebutuhan Rasa Aman Pasien
inap pada Maret 2013 terkait dengan pemenuhan rasa Tabel 2. Distribusi responden menurut pemenuhan
aman pasien didapatkan hasil sebanyak 6 pasien di kebutuhan rasa aman pasien bulan Juli-
paviliun Teratai mengatakan kamar mandi kotor, Agustus 2013 (n=75)
tidak ada alas kaki di depan kamar mandi dan tidak Pemenuhan Frekuensi Persentase (%)
ada pegangan di dalam kamar mandi. Pasien kebutuhan rasa
mengatakan tempat tidur memiliki pengaman akan aman
tetapi sudah tidak berfungsi dengan baik karena
Aman 32 42,7
sudah berkarat.Hal ini menunjukkan bahwa pasien
belum merasa aman. Tidak Aman 43 52,3
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Total 75 100
hubungan peran perawat sebagai edukator dengan
pemenuhan kebutuhan rasa aman pasien di ruang Tabel 2. menunjukkan bahwa jumlah
rawat inap RSU dr. H. Koesnadi Kabupaten responden dengan kategori tidak aman sebanyak 43
Bondowoso. responden (57,3%) dan jumlah responden dengan
kategori aman sebanyak 32 responden (42,7%). Hasil
penelitian pada 75 pasien menggambarkan sebagian
Metode Penelitian besar responden belum merasa aman.
Desain dalam penelitian ini adalah studi
korelasi dengan jenis penelitian yang dilakukan Hubungan Peran Perawat sebagai Edukator
adalah deskriptif analitik dengan menggunakan dengan Pemenuhan Kebutuhan Rasa Aman
pendekatan cross sectional. Total sampel dalam Pasien
penelitian ini sebanyak 75 orang. Pengambilan Tabel 3. Distribusi Hubungan Peran Perawat Sebagai
sampel menggunakan teknik purposive sampling. Edukator dengan Pemenuhan Kebutuhan
Peneliti juga berpegang pada etika penelitian yaitu Rasa Aman Pasien bulan Juli-Agustus
informed consent, tanpa nama, kerahasiaan, keadilan. 2013 (n=75)
Pengolahan data menggunakan uji chi square dengan Peran Pemenuhan Total P
derajat kepercayaan 95% (α=0,05). Peneliti Perawat Kebutuhan Rasa value
menggunakan program SPSS untuk proses sebagai Aman Pasien
pengolahan data dan analisis statistik. Edukator
Aman Tidak
Aman
Artikel Ilmiah Hasil Penelitian Mahasiswa 2013
Hapsari, et al, Hubungan Peran Perawat sebagai Edukator dengan Pemenuhan Kebutuhan Rasa...

Baik 18 10 28 0,01 pengajaran kepada pasien dan keluarganya [8].


Adapun banyak alasan bahwa perawat mengaku tidak
Tidak Baik 14 33 47 siap dan tidak yakin dengan keterampilan dan
Total 32 43 75 kemampuannya untuk mengajar. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa hampir 50 persen responden
Tabel 3. menunjukkan bahwa hasil uji statistik
menilai peran perawat sebagai edukator dalam
menunjukkan nilai p value= 0,007. Ho ditolak jika
kategori tidak baik. Perawat yang tidak
nilai p ≤ α, dimana 0,007 ≤ 0,005. Uji yang
menyampaikan pengajaran kepada pasien akan
digunakan adalah continuity correction. Hasil analisis
menyebabkan pasien merasa tidak aman [9].
statistik didapatkan bahwa ada hubungan yang
Kurangnya waktu tenaga kesehatan termasuk
signifikan antara peran perawat sebagai edukator
perawat untuk mengajar merupakan halangan utama
dengan pemenuhan kebutuhan rasa aman di RSU dr.
yang sering muncul. Perawat membutuhkan cara
H. Koesnadi Bondowoso.
yang efisien, singkat, dan tepat guna untuk memenuhi
kebutuhan informasi bagi pasien-pasien yang hanya
Pembahasan dirawat dalam waktu yang singkat misalnya di ruang
Pelaksanaan Peran Perawat Sebagai Edukator di gawat darurat, rawat jalan, atau rawat inap yang
Ruang Rawat Inap RSU dr. H. Koesnadi hanya beberapa hari saja [8]. Pemenuhan kebutuhan
Kabupaten Bondowoso informasi dalam memenuhi kebutuhan rasa aman
Hasil penelitian menunjukkan jumlah pasien misalnya dengan memberikan media seperti
responden dengan kategori tidak mendapatkan peran poster yang ditempelkan di dalam ruang rawat.
perawat sebagai edukator dengan baik sebanyak 48 Suatu media dapat membantu dalam
responden (64,0%) dan jumlah responden dengan pengajaran dan penyampaian pesan kepada pasien.
kategori mendapatkan pelaksanaan peran perawat Poster merupakan perpaduan dari gambar dan tulisan
sebagai edukator dengan baik sebanyak 27 responden yang berisi informasi, ajakan, seruan, saran,
(36,0%). Hasil penelitian pada 75 pasien peringatan, dan ide-ide lain [10]. Kelebihan poster
menggambarkan sebagian besar responden belum adalah memiliki sifat persuasif yang tinggi karena
mendapatkan peran perawat sebagai edukator. menampilkan suatu persoalan yang menimbulkan
Perawat pada dasarnya memiliki tiga peran dalam perasaan kuat terhadap publik dan terdapat ilustrator
melaksanakan tugasnya. Peran mandiri, peran yang mengembangkan dramatisasi gambar dan kreasi
tergantung, dan peran kolaborasi merupakan peran yang menarik [4]. Pembuatan poster dapat menjadi
perawat dalam memberikan pelayanan kesehatan solusi untuk memenuhi kebutuhan rasa aman pasien.
kepada pasien. Faktor lain yang dapat mempengaruhi peran perawat
Peran mandiri perawat adalah peran yang sebagai edukator adalah kondisi pasien, kebudayaan
dilakukan perawat dalam memberikan asuhan pasien, bahasa yang digunakan pasien sehari-hari dan
keperawatan kepada pasien dan perawat kesiapan pasien/ keluarga pasien dalam menerima
bertanggungjawab penuh terhadap asuhan yang pengajaran dari perawat. Hal ini didukung oleh
diberikan secara mandiri [5]. Peran mandiri yang pernyataan Erickson yang mengatakan bahwa hal
dapat dilakukan perawat salah satunya adalah peran yang dapat mempengaruhi peran perawat sebagai
sebagai edukator. Pelaksanaan peran perawat sebagai edukator di rumah sakit adalah bahasa dan
edukator bisa dipengaruhi oleh banyak faktor. Usia, kebudayaan pasien [11]. Pasien terkadang tidak dapat
pendidikan, lama kerja, pengetahuan dan sikap memahami bahasa yang disampaikan oleh perawat
mengambil bagian penting yang bisa mempengaruhi sehingga hal ini dapat menghambat pembelajaran [3].
pelaksanaan peran perawat sebagai edukator di dalam Pemenuhan Kebutuhan Rasa Aman Pasien di
rumah sakit [6]. Perawat sebagai edukator di rumah Ruang Rawat Inap RSU dr. H. Koesnadi
sakit mempunyai peran dan tanggungjawab yang Bondowoso
besar. Perawat sebagai edukator harus mempunyai Hasil penelitian menunjukkan jumlah
pengetahuan yang luas dan tanggap terhadap responden dengan kategori tidak aman sebanyak 43
kebutuhan pasien sehingga pasien dapat merasa aman responden (57,3%) dan jumlah responden dengan
[7]. kategori aman sebanyak 32 responden (42,7%). Hasil
Menurut Bastable, hal-hal yang dapat penelitian pada 75 pasien menggambarkan sebagian
menghambat terlaksananya peran perawat sebagai besar responden belum merasa aman. Kebutuhan rasa
edukator dalam pemenuhan kebutuhan rasa aman aman adalah kebutuhan untuk terbebas dari ancaman
pasien yaitu kesiapan perawat dalam memberikan fisik dan psikologis. Ancaman tersebut dapat berupa
pengajaran, dan kurangnya waktu pengajaran. penyakit itu sendiri, suhu, lingkungan, polusi udara,
Banyak perawat yang tidak siap untuk memberikan kecelakaan, dan akibat pemaparan lingkungan [1].
Artikel Ilmiah Hasil Penelitian Mahasiswa 2013
Hapsari, et al, Hubungan Peran Perawat sebagai Edukator dengan Pemenuhan Kebutuhan Rasa...

Tingkat kesadaran dan tingkat pengetahuan diberikan untuk dapat memenuhi kebutuhan rasa
dapat membuat pasien merasa tidak aman [2]. aman pasien terkait tingkat pengetahuan pasien
Tingkat kesadaran merupakan faktor yang sangat adalah memberikan informasi kepada pasien dan
berpengaruh terhadap keamanan pasien. Pasien koma keluarga pasien dengan penjelasan yang mudah
atau pasien-pasien yang menjalani perawatan dengan dipahami oleh pasien, bahasa yang mudah
komplikasi atau sakit kritis akan mengalami dimengerti, dan menggunakan media dalam
penurunan respon terhadap rangsangan [3]. Pasien pembelajaran.
dengan tingkat kesadaran yang menurun akan Lama hari rawat pasien juga dapat
mengalami kesulitan dalam menerima informasi yang mempengaruhi pemenuhan kebutuhan rasa aman
diberikan oleh perawat. Keadaan fisik pasien yang pasien. Lama hari rawat pasien sangat berhubungan
demikian dapat menghambat pembelajaran pada dengan diagnosa dan komplikasi penyakit [17]. Lama
pasien karena pasien tidak dapat berkonsentrasi dan hari rawat akan berkurang ketika terjadi peningkatan
energi yang dimiliki pasien terfokus untuk mengatasi derajat kesehatan [18]. Menurut hasil penelitian
rasa sakit yang sedang dialami.Solusi yang dapat Wolf, pendeknya waktu rawat pasien akan
diberikan untuk dapat memenuhi kebutuhan rasa mempengaruhi persepsi pasien terhadap perilaku
aman pasien adalah memberikan informasi kepada perawat dan terhadap pemenuhan kebutuhan rasa
pasien dan keluarga pasien ketika kondisi pasien aman pasien. Pengalaman dan lama waktu rawat akan
sudah mulai membaik. mempengaruhi persepsi pasien terhadap pelayanan
Hal lain yang mempengaruhi kebutuhan rasa yang diberikan [9]. Pasien dengan lama rawat yang
aman pasien adalah tingkat pengetahuan. Menurut pendek maka tuntutan pasien terhadap perilaku
hasil penelitian Miftakhul, tahun 2012, tingkat perawat dalam pemenuhan kebutuhan rasa aman juga
pengetahuan pasien dapat dipengaruhi oleh usia, tinggi.
pendidikan, dan tingkat sosial ekonomi [29]. Usia
pasien dapat mempengaruhi pengetahuan pasien, Hubungan Peran Perawat Sebagai Edukator
dimana pasien yang memiliki usia lebih lanjut dengan Pemenuhan Kebutuhan Rasa Aman
cenderung akan menerima saja pelayanan yang Pasien di Ruang Rawat Inap RSU dr. H. Koesnadi
diberikan oleh perawat. Sebaliknya pasien yang Bondowoso
berusia lebih muda akan cenderung memiliki harapan Hubungan peran perawat sebagai edukator
yang lebih terhadap pelayanan yang diberikan dengan pemenuhan kebutuhan rasa aman pasien di
termasuk peran perawat sebagai edukator. RSU dr. H. Koesnadi Kabupaten Bondowoso,
Faktor kedua yang mempengaruhi tingkat dianalisis dengan uji chi square. Hasil penelitian
pengetahuan pasien adalah pendidikan. Semakin menunjukkan peran perawat sebagai edukator yang
tinggi pendidikan yang dimiliki seseorang maka terlaksana dengan baik akan memenuhi kebutuhan
semakin mudah pula seseorang menerima informasi rasa aman yaitu sebanyak 18 orang (64,3%), akan
sehingga semakin banyak pula pengetahuan yang tetapi ada responden yang tidak aman walaupun
dimiliki. [12]. Pasien yang memiliki pendidikan yang menerima peran perawat sebagai edukator secara
tinggi akan mempunyai harapan, keinginan, baik yaitu sebanyak 10 orang (35,7%). Sebanyak 10
kepercayaan yang tinggi terhadap pelayanan yang responden merasa tidak aman walaupun peran
diberikan demi keamanan dan kesembuhannya [13]. perawat sebagai edukator baik karena respoden tidak
Tingkat sosial ekonomi adalah suatu keadaan memahami apa yang disampaikan oleh perawat. Hal
yang diatur secara sosial dan menetapkan seseorang lain yang membuat pasien merasa tidak aman adalah
dalam posisi tertentu dalam struktur masyarakat. kondisi lingkungan dan fasilitas yang ada di rumah
Tingkat sosial ekonomi pasien dapat dilihat dari sakit yang kurang memadai.
pendapatan dan pekerjaan pasien [14]. Menurut Responden yang tidak menerima peran
penelitian Asrtrianzah menyatakan bahwa tingkat perawat sebagai edukator dan merasa tidak aman
sosial ekonomi merupakan suatu aspek yang sebanyak 33 orang (70,2%), sedangkan responden
mempengaruhi pengetahuan, sikap, dan kepercayaan yang merasa aman walaupun tidak menerima peran
seseorang [15]. perawat sebagai edukator sebanyak 14 orang
Tingkat ekonomi berkaitan dengan (29,8%). Menurut peneliti, sebanyak 33 responden
kemampuan seseorang untuk membayar. Hal ini merasa tidak aman dengan peran perawat sebagai
sejalan dengan pendapat Artati bahwa penggunaan edukator tidak baik karena responden merasa perawat
pelayanan kesehatan yang ada tergantung belum pernah memberikan penjelasan kepada
kemampuan seseorang untuk membayar [16]. Peneliti responden. Sebanyak 14 responden mengatakan
berpendapat bahwa tingkat sosial ekonomi pasien aman walaupun peran perawat sebagai edukator tidak
dapat mempengaruhi persepsi pasien terhadap baik karena responden merasa perawat memberikan
pemenuhan kebutuhan rasa aman. Solusi yang dapat asuhan keperawatan dengan baik, standar
Artikel Ilmiah Hasil Penelitian Mahasiswa 2013
Hapsari, et al, Hubungan Peran Perawat sebagai Edukator dengan Pemenuhan Kebutuhan Rasa...

pengamanan dari rumah sakit yang sudah baik, dan Informasi yang spesifik sangat dibutuhkan pasien
usia responden yang sudah lanjut sehingga menilai demi keamanan dan keselamatannya [3].
aman terhadap pelayanan yang diberikan. Peneliti berpendapat bahwa perawat harus
Hasil uji statistik menunjukkan nilai p= 0,007. memberikan informasi tidak hanya terkait hal-hal
Ha diterima jika Ho ditolak, dimana Ho ditolak jika yang membahayakan pasien tetapi juga terkait
nilai p ≤ α, 0,007 ≤ 0,05. Hasil analisis statistik dengan bencana yang kemungkinan terjadi. Hal ini
didapatkan bahwa ada hubungan signifikan antara sejalan dengan pendapat Shiwaku et al. bahwa
peran perawat sebagai edukator dengan pemenuhan pendidikan tentang bencana dapat dilakukan perawat
kebutuhan rasa aman pasien di ruang rawat inap RSU melalui proses pembelajaran dengan menyediakan
dr. H. Koesnadi Kabupaten Bondowoso. Pengajaran informasi sehingga dapat menambah pengetahuan
atau pendidikan kepada pada pasien adalah suatu dan kewaspadaan kepada peserta didik dalam hal ini
bentuk komunikasi interpersonal yang merupakan pasien dan keluarga pasien sehingga membentuk
salah satu upaya perawat dalam memenuhi kebutuhan kesiapan pasien dan keluarga pasien menghadapi
rasa aman pasien [19]. Pengajaran merupakan salah bencana [27].
satu upaya perawat dalam menjalankan perannya Faktor lain yang dapat mempengaruhi peran
sebagai edukator. Peran perawat sebagai edukator perawat sebagai edukator dalam pemenuhan
dalam pemenuhan kebutuhan rasa aman pasien dapat kebutuhan rasa aman pasien adalah sikap perawat.
dipengaruhi oleh pengetahuan, sikap, dan motivasi Menurut hasil penelitian Ariyani, sikap perawat
perawat [20]. sebagian besar mendukung tentang program
Pengetahuan merupakan akumulasi dari keselamatan pasien dalam hal ini pemenuhan
pengalaman seseorang dan diperoleh melalui kebutuhan rasa aman pasien [20]. Sikap mendukung
penginderaan [21]. Pengetahuan perawat tentang perawat dapat ditunjukkan ke dalam perilaku yang
kebutuhan rasa aman pasien dapat mempengaruhi salah satunya adalah peran sebagai edukator.
peran perawat dalam memberikan pengajaran kepada Motivasi merupakan dorongan yang
pasien. Pengetahuan perawat dapat dipengaruhi oleh menyebabkan seseorang mengambil suatu tindakan
tingkat pendidikan perawat. Menurut Siagian dan [1]. Motivasi perawat dapat berasal dari dalam
Hasibuan menyatakan bahwa pengetahuan yang maupun dari luar. Motivasi dari dalam diri perawat
berasal dari pendidikan merupakan suatu pengalaman misalnya adanya dorongan, kebutuhan, dan
yang dapat digunakan untuk mengembangkan keinginan. Motivasi dari luar diri perawat diantaranya
kemampuan dan kualitas kepribadian seseorang [23]. adanya kebutuhan untuk prestasi, hadiah, dan
Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, kekuasaan [22].
maka semakin besar pula keinginan untuk Hasil penelitian Riyadi dan Kusnanto
memanfaatkan pengetahuan dan keterampilan yang menyatakan bahwa setiap perawat harus mempunyai
didapat. Menurut Siagian, pengetahuan merupakan motivasi yang tinggi agar dapat meningkatkan kinerja
hal yang sangat penting dalam pelaksanaan pekerjaan sehingga mutu pelayanan semakin memuaskan.
karena dengan pengetahuan dapat membuat setiap Semakin tinggi motivasi kerja seorang perawat maka
orang mengetahui dan memahami keadaan diharapkan semakin tinggi pula kinerja perawat
lingkungan sekitarnya [24]. Menurut Pribadi, dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada
pengetahuan dapat menjadi dasar seseorang untuk pasien termasuk dalam melaksanakan perannya
melakukan tindakan dengan benar [25]. Peneliti sebagai edukator terkait dengan pemenuhan
berpendapat bahwa perawat perlu memiliki kebutuhan rasa aman pasien [28].
pengetahuan terkait dengan pemenuhan kebutuhan
rasa aman pasien. Menurut hasil penelitian Karolus Simpulan dan Saran
Yosef Woitila Wangi dkk, pada tahun 2012, terdapat
sebagian besar perawat memiliki pengetahuan yang Simpulan
kurang tentang keselamatan pasien dalam hal ini Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil
termasuk kebutuhan rasa aman pasien. Perawat penelitian tentang hubungan peran perawat sebagai
sebagai seseorang yang akan menyampaikan pesan edukator dengan pemenuhan kebutuhan rasa aman
pada pasien harus mempunyai pengetahuan [28]. pasien adalah terdapat hubungan yang bermakna
Pengetahuan perawat yang memadai tentang antara peran perawat sebagai edukator dengan
kebutuhan aman pasien akan membantu perawat pemenuhan kebutuhan rasa aman pasien di ruang
dalam menyampaikan informasi kepada pasien. rawat inap RSU dr. H. Koesnadi Bondowoso (p :
Menurut Fatmawati bahwa pencegahan merupakan 0,007 < α :0,05).
salah satu karakteristik dari keamanan yang dapat
dilakukan dengan pemberian informasi [26].

Artikel Ilmiah Hasil Penelitian Mahasiswa 2013


Hapsari, et al, Hubungan Peran Perawat sebagai Edukator dengan Pemenuhan Kebutuhan Rasa...

Saran [9]. Sukesi, Niken. 2011.Hubungan Caring Perawat


Penelitian lanjutan yang disarankan adalah Dengan Pemenuhan Rasa Aman Pasien Di
jumlah sampel lebih banyak; penelitian lanjutan Ruang Rawat Inap Rs Islam Sultan Agung
untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi Semarang tesis. Jakarta: Universitas Indonesia
pelaksanaan peran perawat sebagai edukator dalam
[10]. Santyasa, I Wayan. 2007. Landasan Konseptual
memenuhi kebutuhan rasa aman pasien.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi Media Pembelajaran. Universitas Pendidikan
masukan rumah sakit yang digunakan untuk Ganesha: Bali
merancang kebijakan pelayanan keperawatan [11]. Erickson, Jeanette Ives. 2007. Nurses As
khususnya pelaksanaan peran perawat sebagai Teacher. [online]. [22 Agustus 2013]
edukator dalam memenuhi kebutuhan rasa aman [12]. Tisna, Nandang. 2009. Faktor-Faktor yang
pasien. Berhubungan dengan Tingkat Kepatuhan Pasien
Perawat perlu meningkatkan pengetahuannya
dalam Minum Obat Antihipertensi di Puskesmas
tentang perannya sebagai edukator sehingga perawat
menjadi terampil dan banyak pengetahuan dalam Pamulang Kota Tangerang Selatan Provinsi
memenuhi kebutuhan rasa aman pasien sehingga Banten. Universitas Islam Negeri Hidayatullah:
diharapkan kejadian cedera pada pasien/keluarga Jakarta
pasien dapat dicegah. [13]. Yuniarta, Edo. 2011. Hubungan Tingkat
Pendidikan Pasien Terhadap Kepuasan
Ucapan Terima Kasih Pemberian Informed Consent di Bagian Bedah
RSUP Dr. Kariadi Semarang. Universitas
Penulis menyampaikan banyak terima kasih
kepada pihak RSU dr. H. Koesnadi Bondowoso yang Diponegoro: Semarang
telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk [14]. Soekanto, S. 2002. Sosiologi Suatu Pengantar.
melakukan penelitian Jakarta: PT Rajawali Press
[15]. Asrtianzah, Delan. 2011. Hubungan Tingkat
Daftar Pustaka Pengetahuan Ibu, Status Tingkat Sosial Ekonomi
[1]. Potter & Perry. 2006. Fundamental Keperawatan dengan Status Imunisasi Dasar Lengkap Pada
Jilid 2. Jakarta: EGC Balita. Universitas Diponegoro: Semarang
[2]. Tarwoto&Wartonah. 2011. Kebutuhan Dasar [16]. Artati, Diah Kari. 2005. Analisis Kebutuhan dan
Manusia dan Proses Keperawatan Edisi 4. Kesediaan Pasien Akan Pelayanan Rawat Inap di
Jakarta : Salemba Medika Poliklinik 24 Jam PT Rumah Sakit Pelabuhan
[3]. Kozier&Erb’s. 2008. Fundamentals of Nursing
Surabaya Cabang Semarang. Universitas
Concepts, Process and Practice. New Jersey: Diponegoro: Semarang
Pearson Education [17]. Wartawan, I Wayan. 2012. Analisis Lama Hari
[4]. Simamora, Roymond H. 2009. Buku Ajar
Rawat Pasien yang Menjalani Pembedahan di
Pendidikan dalam Keperawatan. Jakarta: EGC Ruang Rawat Inap Bedah Kelas III RSUP
[5]. Priharjo, Robert. 2005. Pengantar Etika Sanglah Denpasar Tahun 2011. Jakarta:
Keperawatan. Yogyakarta: Kanisius Media. Universitas Indonesia
[6]. Hartatik. Analisis Faktor yang Berhubungan
[18]. Noorkasiani, dkk. 2009. Sosiologi Keperawatan.
dengan Penampilan Peran Perawat Sebagai Jakarta: EGC
Edukator di RSUD Dr. H. Slamet Martodiharjo [19]. Hegner, Barbara R. 2003. Asisten Keperawatan :
Pamekasan. [serial online]. Suatu Pendekatan Proses Keperawatan Edisi 6.
http://alumni.unair.ac.id/kumpulanfile/654238142 Jakarta: EGC
83_abs.pdf. [5 Oktober 2012]. [20]. Ariyani. 2009. Analisis Pengetahuan dan
[7]. Hunt, Deborah Dolan. 2013. The New Nurse
Motivasi Perawat yang Mempengaruhi Sikap
Educator.[online]. Mendukung Penerapan Program Patient Safety
http://the.new.nurse.educator.pdf.[22 Agustus di Instalasi Perawatan Intensif RSUD dr.
2013] Moewardi Surakarta. Surakarta: Universitas
[8]. Bastable, Susan. 2002. Perawat Sebagai Negeri Surakarta.
Pendidik: Prinsip-Prinsip Pengajaran dan
Pembelajaran. Jakarta : EGC
Artikel Ilmiah Hasil Penelitian Mahasiswa 2013
Hapsari, et al, Hubungan Peran Perawat sebagai Edukator dengan Pemenuhan Kebutuhan Rasa...

[21]. Notoatmodjo, S. 2003. Pendidikan dan Perilaku [26]. Kurniawati, Sri. 2009. Persepsi Perawat
Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Terhadap Prinsip Perawatan Atraumatik Pada
[22]. Analisa, Lucky W. 2011. Analisis Pengaruh Anak Di Ruang III RSU Dr. Pringadi Medan.
Motivasi Kerja dan Lingkungan Kerja Terhadap Sumatera Utara: Medan
Kinerja Karyawan. Universitas Diponegoro: [27]. Pangesti, Asih D.H. 2012. Gambaran Tingkat
Semarang Pengetahuan dan Aplikasi Kesiapan Bencana
[23]. Siagian. 1995. Teori Motivasi dan Aplikasinya. Pada Mahasiswa Fakultas Ilmu Keperawatan
Jakarta : Rineka Cipta Universitas Indonesia Tahun 2012. Jakarta:
[24]. Rakhmat. 2012. Pengaruh Tingkat Pendidikan, Universitas Indonesia
Pengalaman Kerja, Pengetahuan dan [28]. Wangi, Karolus Yosef Woitila, dkk. 2012.
Ketrampilan Terhadap Kualitas Pelayanan Pengetahuan dan Sikap Perawat Tentang Standar
Penanggulangan Kebakaran di Kota Palembang. Keselamatan Pasien di RSUD Kota Bandung.
Universitas Bina Darma: Palembang Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas
[25]. Pribadi, Agung. 2009. Analisis Faktor Padjajaran: Bandung.
Pengetahuan, Motivasi, dan Persepsi Perawat [29]. Miftakhul, Siska Aulia. 2012. Tingkat
Tentang Supervisi Kepala Ruang Terhadap Pengetahuan Pasien Terhadap Hak dan
Pelaksanaan Dokumentasi Asuhan Keperawatan Kewajiban Pasien di RSUD Arifin Achmad Pekan
di Ruang Rawat Inap RSUD Kelet Provinsi Jawa Baru. Universitas Riau: Riau
Tengah di Jepara. Universitas Diponegoro:
Semarang

Artikel Ilmiah Hasil Penelitian Mahasiswa 2013

S-ar putea să vă placă și