Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
Abstract
Safety need is a need that come after physiological needs. With unfulfilled safety needs patients are in
risk of getting injuries. Therefore a nurse’s role as an educator is needed in order to prevent injuries. The
aim of this study was to analyze the correlation between nurses’ role as an educator with patients’ safety
needs fulfillment. This study uses cross-sectional approach. The study sample consisted of 75 patients
who were cared at the Dahlia, Bougenville, and Teratai pavilion of dr. H. Koesnadi Hospital. Data were
analyzed with chi square test. Results showed 47 respondents didn’t get health education from nurses, 14
respondents (29.8%) felt safe, and 33 respondents (70.2%) did not feel safe. Statistical test showed value
of p as 0.007 which means there is a significant correlation between nurses’ role as an educator with
safety needs fulfillment of patients in dr H. Koesnadi Hospital. Nurses’ role as an educator regarding
safety needs can be shown during patients’ first arrived. Posters on the wall of the wards as a media of
information lead to meet patients safety needs. In addition, family support is also needed to assure
patients’ needs of safety is fulfilled.
Abstrak
Kebutuhan akan rasa aman adalah kebutuhan yang harus dipenuhi setelah kebutuhan fisiologis terpenuhi.
Kebutuhan rasa aman yang tidak terpenuhi pada pasien akan menyebabkan resiko cedera. Oleh karena itu
peran perawat sebagai pendidik diperlukan untuk mencegah terjadinya cedera. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk menganalisis hubungan antara peran perawat sebagai edukator dengan pemenuhan
kebutuhan rasa aman pasien. Penelitian ini menggunakan pendekatan crosssectional . Sampel penelitian
terdiri dari 75 pasien yang dirawat di paviliun Dahlia, Bougenville, dan Teratai Rumah Sakit dr. H.
Koesnadi. Data dianalisis dengan uji chi square. Hasil penelitian menunjukkan 47 responden tidak
mendapatkan peran edukator dari perawat , 14 responden ( 29,8 % ) merasa aman, dan 33 responden
( 70,2 % )merasa tidak aman . Hasil uji statistik menunjukkan nilai p sebagai 0,007 yang berarti ada
hubungan yang signifikan antara peran perawat sebagai pendidik dengan keselamatan pemenuhan
kebutuhan pasien di Rumah Sakit dr H. Koesnadi . Perawat peran sebagai pendidik mengenai kebutuhan
keamanan dapat dilakukan ketika pasien pertama kali tiba. Poster yang ditempel di dinding ruang rawat
dapat menjadi media informasi untuk memenuhi kebutuhan rasa aman pasien. Selain itu, dukungan
keluarga juga diperlukan untuk menjamin kebutuhan rasa aman pasien.
Tingkat kesadaran dan tingkat pengetahuan diberikan untuk dapat memenuhi kebutuhan rasa
dapat membuat pasien merasa tidak aman [2]. aman pasien terkait tingkat pengetahuan pasien
Tingkat kesadaran merupakan faktor yang sangat adalah memberikan informasi kepada pasien dan
berpengaruh terhadap keamanan pasien. Pasien koma keluarga pasien dengan penjelasan yang mudah
atau pasien-pasien yang menjalani perawatan dengan dipahami oleh pasien, bahasa yang mudah
komplikasi atau sakit kritis akan mengalami dimengerti, dan menggunakan media dalam
penurunan respon terhadap rangsangan [3]. Pasien pembelajaran.
dengan tingkat kesadaran yang menurun akan Lama hari rawat pasien juga dapat
mengalami kesulitan dalam menerima informasi yang mempengaruhi pemenuhan kebutuhan rasa aman
diberikan oleh perawat. Keadaan fisik pasien yang pasien. Lama hari rawat pasien sangat berhubungan
demikian dapat menghambat pembelajaran pada dengan diagnosa dan komplikasi penyakit [17]. Lama
pasien karena pasien tidak dapat berkonsentrasi dan hari rawat akan berkurang ketika terjadi peningkatan
energi yang dimiliki pasien terfokus untuk mengatasi derajat kesehatan [18]. Menurut hasil penelitian
rasa sakit yang sedang dialami.Solusi yang dapat Wolf, pendeknya waktu rawat pasien akan
diberikan untuk dapat memenuhi kebutuhan rasa mempengaruhi persepsi pasien terhadap perilaku
aman pasien adalah memberikan informasi kepada perawat dan terhadap pemenuhan kebutuhan rasa
pasien dan keluarga pasien ketika kondisi pasien aman pasien. Pengalaman dan lama waktu rawat akan
sudah mulai membaik. mempengaruhi persepsi pasien terhadap pelayanan
Hal lain yang mempengaruhi kebutuhan rasa yang diberikan [9]. Pasien dengan lama rawat yang
aman pasien adalah tingkat pengetahuan. Menurut pendek maka tuntutan pasien terhadap perilaku
hasil penelitian Miftakhul, tahun 2012, tingkat perawat dalam pemenuhan kebutuhan rasa aman juga
pengetahuan pasien dapat dipengaruhi oleh usia, tinggi.
pendidikan, dan tingkat sosial ekonomi [29]. Usia
pasien dapat mempengaruhi pengetahuan pasien, Hubungan Peran Perawat Sebagai Edukator
dimana pasien yang memiliki usia lebih lanjut dengan Pemenuhan Kebutuhan Rasa Aman
cenderung akan menerima saja pelayanan yang Pasien di Ruang Rawat Inap RSU dr. H. Koesnadi
diberikan oleh perawat. Sebaliknya pasien yang Bondowoso
berusia lebih muda akan cenderung memiliki harapan Hubungan peran perawat sebagai edukator
yang lebih terhadap pelayanan yang diberikan dengan pemenuhan kebutuhan rasa aman pasien di
termasuk peran perawat sebagai edukator. RSU dr. H. Koesnadi Kabupaten Bondowoso,
Faktor kedua yang mempengaruhi tingkat dianalisis dengan uji chi square. Hasil penelitian
pengetahuan pasien adalah pendidikan. Semakin menunjukkan peran perawat sebagai edukator yang
tinggi pendidikan yang dimiliki seseorang maka terlaksana dengan baik akan memenuhi kebutuhan
semakin mudah pula seseorang menerima informasi rasa aman yaitu sebanyak 18 orang (64,3%), akan
sehingga semakin banyak pula pengetahuan yang tetapi ada responden yang tidak aman walaupun
dimiliki. [12]. Pasien yang memiliki pendidikan yang menerima peran perawat sebagai edukator secara
tinggi akan mempunyai harapan, keinginan, baik yaitu sebanyak 10 orang (35,7%). Sebanyak 10
kepercayaan yang tinggi terhadap pelayanan yang responden merasa tidak aman walaupun peran
diberikan demi keamanan dan kesembuhannya [13]. perawat sebagai edukator baik karena respoden tidak
Tingkat sosial ekonomi adalah suatu keadaan memahami apa yang disampaikan oleh perawat. Hal
yang diatur secara sosial dan menetapkan seseorang lain yang membuat pasien merasa tidak aman adalah
dalam posisi tertentu dalam struktur masyarakat. kondisi lingkungan dan fasilitas yang ada di rumah
Tingkat sosial ekonomi pasien dapat dilihat dari sakit yang kurang memadai.
pendapatan dan pekerjaan pasien [14]. Menurut Responden yang tidak menerima peran
penelitian Asrtrianzah menyatakan bahwa tingkat perawat sebagai edukator dan merasa tidak aman
sosial ekonomi merupakan suatu aspek yang sebanyak 33 orang (70,2%), sedangkan responden
mempengaruhi pengetahuan, sikap, dan kepercayaan yang merasa aman walaupun tidak menerima peran
seseorang [15]. perawat sebagai edukator sebanyak 14 orang
Tingkat ekonomi berkaitan dengan (29,8%). Menurut peneliti, sebanyak 33 responden
kemampuan seseorang untuk membayar. Hal ini merasa tidak aman dengan peran perawat sebagai
sejalan dengan pendapat Artati bahwa penggunaan edukator tidak baik karena responden merasa perawat
pelayanan kesehatan yang ada tergantung belum pernah memberikan penjelasan kepada
kemampuan seseorang untuk membayar [16]. Peneliti responden. Sebanyak 14 responden mengatakan
berpendapat bahwa tingkat sosial ekonomi pasien aman walaupun peran perawat sebagai edukator tidak
dapat mempengaruhi persepsi pasien terhadap baik karena responden merasa perawat memberikan
pemenuhan kebutuhan rasa aman. Solusi yang dapat asuhan keperawatan dengan baik, standar
Artikel Ilmiah Hasil Penelitian Mahasiswa 2013
Hapsari, et al, Hubungan Peran Perawat sebagai Edukator dengan Pemenuhan Kebutuhan Rasa...
pengamanan dari rumah sakit yang sudah baik, dan Informasi yang spesifik sangat dibutuhkan pasien
usia responden yang sudah lanjut sehingga menilai demi keamanan dan keselamatannya [3].
aman terhadap pelayanan yang diberikan. Peneliti berpendapat bahwa perawat harus
Hasil uji statistik menunjukkan nilai p= 0,007. memberikan informasi tidak hanya terkait hal-hal
Ha diterima jika Ho ditolak, dimana Ho ditolak jika yang membahayakan pasien tetapi juga terkait
nilai p ≤ α, 0,007 ≤ 0,05. Hasil analisis statistik dengan bencana yang kemungkinan terjadi. Hal ini
didapatkan bahwa ada hubungan signifikan antara sejalan dengan pendapat Shiwaku et al. bahwa
peran perawat sebagai edukator dengan pemenuhan pendidikan tentang bencana dapat dilakukan perawat
kebutuhan rasa aman pasien di ruang rawat inap RSU melalui proses pembelajaran dengan menyediakan
dr. H. Koesnadi Kabupaten Bondowoso. Pengajaran informasi sehingga dapat menambah pengetahuan
atau pendidikan kepada pada pasien adalah suatu dan kewaspadaan kepada peserta didik dalam hal ini
bentuk komunikasi interpersonal yang merupakan pasien dan keluarga pasien sehingga membentuk
salah satu upaya perawat dalam memenuhi kebutuhan kesiapan pasien dan keluarga pasien menghadapi
rasa aman pasien [19]. Pengajaran merupakan salah bencana [27].
satu upaya perawat dalam menjalankan perannya Faktor lain yang dapat mempengaruhi peran
sebagai edukator. Peran perawat sebagai edukator perawat sebagai edukator dalam pemenuhan
dalam pemenuhan kebutuhan rasa aman pasien dapat kebutuhan rasa aman pasien adalah sikap perawat.
dipengaruhi oleh pengetahuan, sikap, dan motivasi Menurut hasil penelitian Ariyani, sikap perawat
perawat [20]. sebagian besar mendukung tentang program
Pengetahuan merupakan akumulasi dari keselamatan pasien dalam hal ini pemenuhan
pengalaman seseorang dan diperoleh melalui kebutuhan rasa aman pasien [20]. Sikap mendukung
penginderaan [21]. Pengetahuan perawat tentang perawat dapat ditunjukkan ke dalam perilaku yang
kebutuhan rasa aman pasien dapat mempengaruhi salah satunya adalah peran sebagai edukator.
peran perawat dalam memberikan pengajaran kepada Motivasi merupakan dorongan yang
pasien. Pengetahuan perawat dapat dipengaruhi oleh menyebabkan seseorang mengambil suatu tindakan
tingkat pendidikan perawat. Menurut Siagian dan [1]. Motivasi perawat dapat berasal dari dalam
Hasibuan menyatakan bahwa pengetahuan yang maupun dari luar. Motivasi dari dalam diri perawat
berasal dari pendidikan merupakan suatu pengalaman misalnya adanya dorongan, kebutuhan, dan
yang dapat digunakan untuk mengembangkan keinginan. Motivasi dari luar diri perawat diantaranya
kemampuan dan kualitas kepribadian seseorang [23]. adanya kebutuhan untuk prestasi, hadiah, dan
Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, kekuasaan [22].
maka semakin besar pula keinginan untuk Hasil penelitian Riyadi dan Kusnanto
memanfaatkan pengetahuan dan keterampilan yang menyatakan bahwa setiap perawat harus mempunyai
didapat. Menurut Siagian, pengetahuan merupakan motivasi yang tinggi agar dapat meningkatkan kinerja
hal yang sangat penting dalam pelaksanaan pekerjaan sehingga mutu pelayanan semakin memuaskan.
karena dengan pengetahuan dapat membuat setiap Semakin tinggi motivasi kerja seorang perawat maka
orang mengetahui dan memahami keadaan diharapkan semakin tinggi pula kinerja perawat
lingkungan sekitarnya [24]. Menurut Pribadi, dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada
pengetahuan dapat menjadi dasar seseorang untuk pasien termasuk dalam melaksanakan perannya
melakukan tindakan dengan benar [25]. Peneliti sebagai edukator terkait dengan pemenuhan
berpendapat bahwa perawat perlu memiliki kebutuhan rasa aman pasien [28].
pengetahuan terkait dengan pemenuhan kebutuhan
rasa aman pasien. Menurut hasil penelitian Karolus Simpulan dan Saran
Yosef Woitila Wangi dkk, pada tahun 2012, terdapat
sebagian besar perawat memiliki pengetahuan yang Simpulan
kurang tentang keselamatan pasien dalam hal ini Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil
termasuk kebutuhan rasa aman pasien. Perawat penelitian tentang hubungan peran perawat sebagai
sebagai seseorang yang akan menyampaikan pesan edukator dengan pemenuhan kebutuhan rasa aman
pada pasien harus mempunyai pengetahuan [28]. pasien adalah terdapat hubungan yang bermakna
Pengetahuan perawat yang memadai tentang antara peran perawat sebagai edukator dengan
kebutuhan aman pasien akan membantu perawat pemenuhan kebutuhan rasa aman pasien di ruang
dalam menyampaikan informasi kepada pasien. rawat inap RSU dr. H. Koesnadi Bondowoso (p :
Menurut Fatmawati bahwa pencegahan merupakan 0,007 < α :0,05).
salah satu karakteristik dari keamanan yang dapat
dilakukan dengan pemberian informasi [26].
[21]. Notoatmodjo, S. 2003. Pendidikan dan Perilaku [26]. Kurniawati, Sri. 2009. Persepsi Perawat
Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Terhadap Prinsip Perawatan Atraumatik Pada
[22]. Analisa, Lucky W. 2011. Analisis Pengaruh Anak Di Ruang III RSU Dr. Pringadi Medan.
Motivasi Kerja dan Lingkungan Kerja Terhadap Sumatera Utara: Medan
Kinerja Karyawan. Universitas Diponegoro: [27]. Pangesti, Asih D.H. 2012. Gambaran Tingkat
Semarang Pengetahuan dan Aplikasi Kesiapan Bencana
[23]. Siagian. 1995. Teori Motivasi dan Aplikasinya. Pada Mahasiswa Fakultas Ilmu Keperawatan
Jakarta : Rineka Cipta Universitas Indonesia Tahun 2012. Jakarta:
[24]. Rakhmat. 2012. Pengaruh Tingkat Pendidikan, Universitas Indonesia
Pengalaman Kerja, Pengetahuan dan [28]. Wangi, Karolus Yosef Woitila, dkk. 2012.
Ketrampilan Terhadap Kualitas Pelayanan Pengetahuan dan Sikap Perawat Tentang Standar
Penanggulangan Kebakaran di Kota Palembang. Keselamatan Pasien di RSUD Kota Bandung.
Universitas Bina Darma: Palembang Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas
[25]. Pribadi, Agung. 2009. Analisis Faktor Padjajaran: Bandung.
Pengetahuan, Motivasi, dan Persepsi Perawat [29]. Miftakhul, Siska Aulia. 2012. Tingkat
Tentang Supervisi Kepala Ruang Terhadap Pengetahuan Pasien Terhadap Hak dan
Pelaksanaan Dokumentasi Asuhan Keperawatan Kewajiban Pasien di RSUD Arifin Achmad Pekan
di Ruang Rawat Inap RSUD Kelet Provinsi Jawa Baru. Universitas Riau: Riau
Tengah di Jepara. Universitas Diponegoro:
Semarang