Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
KASUS 5
Polisi menemukan laki-laki berusia 28 tahun, tidak memiliki helm, tidak sadarkan diri setelah
kehilangan kendali atas sepeda motornya dan keluar dari bahu jalan. Pasien dibawa ke IGD
dengan ambulans. Pemeriksaan fisik menunjukan GCS E1M4V1 , pupil 4 mm bilateral, respon
kornea negatif, cephalohematoma di parietal kanan, dan otorhea di sebelah kanan. CT kepala
menunjukkan subarachnoid hemorrhage dengan frontal kiri dan temporal subdural
hemorrhage, hematoma frontal / temporal dan parietal kiri, pergeseran garis tengah kiri ke
kanan 5,38 mm. Tampak pula fraktur dasar tengkorak frontal, dan fraktur kominut non-
displaced kompleks dari tulang temporal. Basien bradycardic, dengan denyut jantung
terendahnya tercatat pada 28 bpm, dan hipertensi dengan tekanan darah awal 172/118 mmHg
dan meningkat 221/105 mmHg dalam 30. Pasien mendapatkan suntikan atropin dan infus
nicardipine. Terpasang CVC untuk pemberian cairan dan obat dan arterial line. Pasien
mendapatkan manejemen terapi emergensi untuk sindrom herniasi termasuk intubasi
endoktrakeal, 30 gram IV Mannitol, larutan hipertonik 23% (berat / volume) natrium klorida
(NaCI), dan kraniotomi dekompresif kiri. Pascaoperasi, pasien terpasang saluran ventrikel
eksternal (EVD); tekanan intrakranial awal (ICP) adalah 14 mmHg. Pasien diperiksa pasca
operasi dan juga setelah penempatan EVD. GCS 5T (tube),pupil bilateral reaktif, dan refleks
kornea positif pada mata kiri.
DATA FOKUS
DIAGNOSA KEPERAWATAN
INTERVENSI