Sunteți pe pagina 1din 10

Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem, Vol.4, No.

2, September 2016

KAJIAN PENGERINGAN JAHE (ZINGIBER OFFICINALE ROSC) BERDASARKAN


PERUBAHAN GEOMETRIK DAN WARNA MENGGUNAKAN
METODE IMAGE ANALYSIS

Study of Dried Ginger (Zingiber officinale Rosc) Based on Changes in Geometric and Color
using Image Analysis

Devi Risdianti1, Murad1, Guyup Mahardhian Dwi Putra1,*)


1
Program Studi Teknik Pertanian Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri
Universitas Mataram
E-mail*): guyupmdp@gmail.com

Diterima: 1 Juli 2016


Disetujui: 12 Agustus 2016

ABSTRACT

Purpose of this study was to determine change in geometric and color during the drying process
using image analysis method. Method used in this study was experimental method. Tools and
materials used were ginger, image acquisition box, digital cameras, and computers. Measured
parameters included temperature, moisture content, mass of material, geometry and color changes.
Results from this study showed that the lowest value of material mass was 1.91 gr of the lowest
shelf and 3.21 gr of the upper shelf which directly proportional to the reduction of material
moisture content at lowest shelf by 5.66%, due to the heating source placed near the shelf,
therefore it will directly heat the material. While the highest value was showed by the highest shelf
material of 13.93% moisture content. Actual measurement of surface shrinkage showed declining
during 8-hour drying and result from image analysis ranged from 37,548 to 17,201 pixels, 27.77
cm2 to 10.07 cm2by using trapezoidal numerical integration of the highest shelf, and 27.3 cm2 to
10.37 cm2 by using Simpson methods. Based on this study, image analysis can be used to measure
ginger color changes from yellowish white to brownish yellow and measure surfaces shrinkage.

Keywords: geometric and color, ginger, drying

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perubahan geometrik dan warna menggunakan
metode image analysisselama proses pengeringan. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah
metode eksperimental. Alat dan bahan yang digunakan, yaitu jahe, box pengambilan citra, kamera
digital, komputer. Parameter yang diukur antara lain suhu, kadar air, massa bahan, perubahan
geometri dan warna. Dari hasil penelitian dengan pengukuran massa bahan rak bawah memiliki
nilai terendah yaitu 1,91 gram dan rak atas 3,21 gram berbanding lurus dengan penurunan kadar air
rak bawah 5,66%, dikarenakan dekatnya sumber pemanas dengan rak sehingga langsung mengenai
bahan dan yang paling tinggi yaitu rak atas 13,93%. Pengukuran penyusutan permukaan
menunjukkan penurunan selama 8 jam pengeringan secara aktual dan menggunakan image analysis
berkisar dari 37548 sampai 17201 piksel menggunakan metode image analysis, 27,77 cm2 sampai
10,07 cm2 pada rak atas dengan integrasi numerik trapezoidal dan 27,3 cm2 sampai 10,37 cm2 rak
atas mengggunakan metode simpson. Berdasarkan penelitian tersebut image analysis ini dapat
digunakan untuk mengukur warna jahe yang menghasilkan dari putih kekuningan menjadi kuning
kecoklatan dan pengukuran penyusutan permukaan.

Kata kunci: geometrik dan warna, jahe, pengeringan

275
Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem, Vol.4, No. 2, September 2016

PENDAHULUAN sampai ke tangan konsumen (Cahyawan, dkk.,


2010).
Jahe (Zingiber officinale Rosc) sebagai Pengeringan adalah proses pengeluaran
salah satu tanaman temu-temuan banyak air atau pemisahan air dalam jumlah yang
digunakan sebagai bumbu, bahan obat relatif kecil dari bahan dengan menggunakan
tradisional, manisan, atau minuman penyegar, energi panas. Hasil dari proses pengeringan
dan sebagai bahan komoditas ekspor nonmigas adalah bahan kering yang mempunyai kadar air
andalan. Pasokan jahe dari Indonesia ke negara setara dengan kadar air keseimbangan udara
pengimpor jahe dalam beberapa tahun terakhir normal atau setara dengan nilai aktivitas air
ini cukup meningkat. Akan tetapi, peningkatan (aw) yang aman dari kerusakan mikrobiologis,
permintaan akan jahe belum dapat diimbangi enzimatis, dan kimiawi. Pengeringan
dengan peningkatan produksi jahe. Jahe merupakan salah satu proses pengolahan
Indonesia diekspor ke beberapa Negara tujuan pangan yang sudah lama dikenal. Tujuan dari
antara lain Jepang, Emirat Arab, Malaysia proses pengeringan adalah menurunkan kadar
dalam bentuk jahe segar, jahe kering dan air bahan sehingga bahan menjadi lebih awet,
olahan (Murhananto, 1991). mengecilkan volume bahan untuk
Penanganan pasca panen pada memudahkan, menghemat biaya
komoditas tanaman pangan bertujuan pengangkutan, pengemasan, dan penyimpanan.
mempertahankan komoditas yang telah Meskipun demikian ada kerugian yang
dipanen dalam kondisi baik serta layak dan ditimbulkan selama pengeringan yaitu
tetap enak dikonsumsi. Agar jahe menjadi terjadinya perubahan sifat fisik dan kimiawi
bentuk yang siap dijual dalam keadaan kualitas bahan serta terjadinya penurunan mutu bahan
yang bagus maka dibutuhkan penanganan yang (Anton, 2011).
khusus. Salah satunya adalah penanganan jahe Alat pengering buatan yang digunakan
dengan pengeringan. Dimana jahe yang sudah untuk mengeringkan jahe adalah pengering
bersih kemudian dikeringkan dengan hybrid tipe rak. Alat ini menggunakan sumber
menghamparkannya pada tempat yang sirkulasi panas dari kolektor surya dan penambahan
udaranya bagus dan proses kelembaban udara sumber panas tungku biomassa.
serta suhu dalam ruang penyimpanan Selama proses pengeringan bahan,
diperlakukan sama. Proses pengeringan tranformasi fisik bentuk, ukuran berat dan
dipengaruhi oleh udara pengering dan sifat warna bahan dapat mengalami perubahan. Laju
bahan yang akan dikeringkan, semakin tinggi perubahan ini berbanding lurus dengan lama
suhu dan kelembaban makin cepat pula waktu proses pengeringan (Culver dan Wrolstad,
pengeringannya sedangkan makin tebal bahan 2008). Mengetahui tingkat perubaan warna dari
maka makin lama pula waktu pengeringannya. jahe selama 8 jam proses pengeringan, yaitu
Ada dua macam cara mengeringkan jahe, yaitu menggunakan teknologi citra digital (image)
menggunakan sinar matahari langsung dan adalah istilah lain untuk gambar. Sebagai salah
menggunakan alat pengering mekanis salah satu komponen multimedia memegang peranan
satunya adalah alat pengering tipe rak sangat penting sebagai bentuk informasi visual.
(Hasibuan, 2004). Citra mempunyai karakteristik yang tidak
Teknik penanganan hasil pertanian dimiliki oleh data teks, yaitu citra kaya dengan
sangatlah penting, karena dengan informasi. Oleh karena itu, dilakukan
menguasainya dapat mengurangi kerusakan penelitian tentang “Kajian Pengeringan Jahe
dari produk-produk pertanian. Seperti Berdasarkan Perubahan Geometrik dan
diketahui ciri-ciri dari produk pertanian itu Perubahan Warna Menggunakan Metode
salah satunya adalah mudah dan rentan Image Analysis”.
mengalami kerusakan yang disebabkan
banyak faktor salah satunya disebabkan karena METODE PENELITIAN
faktor fisik. Diketahui bahwa produk pertanian
itu mempunyai karakteristik bentuk, ukuran Adapun alat dan bahan yang
yang sangat beranekaragam jenis dan digunakan pada penelitain ini antara lain:
ukurannya, sehingga dalam penanganannya termodigital, alat pengering Hybrid tenaga
sudah dibuat suatu standar yang disepakati surya tipe rak rancangan, termometer bola
secara bersama yang nantinya untuk basah dan termometer bola kering,
mempermudah penanganan produk tersebut anemometer, biomassa, stopwatch, timbangan

276
Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem, Vol.4, No. 2, September 2016

digital, box pengambil citra (citra warna), hijau/indeks G (Igreen), dan indeks warna
kamera digital merk Canon, seperangkat biru/indeks B (Iblue). Model warna RGB dapat
komputer Acer aspire E 11, lampu TL 4 buah juga dinyatakan dalam bentuk indeks warna
@ 11 watt, milimeter blok dan jahe segar. RGB dengan rumus sebagai berikut:
Parameter yang diukur dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut: Indeks warna merah
𝑅
𝐼(𝑟𝑒𝑑) = 𝑅+𝐺+𝐵………………………….…..5)
1. Kadar Air (%)
Kadar Air Basis Basah
Kadar air suatu bahan biasanya Indeks warna hijau
dinyatakan dalam persentase berat bahan 𝐺
basah, kadar air basis basah, dan ditentukan 𝐼(𝑔𝑟𝑒𝑒𝑛) = …………...…………….....6)
𝑅+𝐺+𝐵
menggunakan persamaan sebagai berikut:

𝑊𝑎
Indeks warna biru
Kabb= 𝑊𝑡 × 100% …………………….……..1) 𝐵
Dimana : 𝐼(𝑏𝑙𝑢𝑒) = 𝑅+𝐺+𝐵………………………….…..7)
Kabb= kadar air (%)
Wa = berat air dalam bahan (g)
Wk = berat kering mutlak bahan Dengan R, G, dan B masing-masing
Wt = berat total (g) merupakan besaran yang menyatakan nilai
intensitas warna merah, hijau, dan biru.
Kadar Air Basis Kering
Berat bahan kering adalah berat bahan PEMBAHASAN
setelah mengalami pemanasan beberapa waktu
tertentu sehingga beratnya tetap (konstan). Alat Pengering Hybrid (Surya-Biomassa)
Pada proses pengeringan air yang terkandung Alat ini (Gambar 1) terdiri atas banyak
dalam bahan tidak dapat seluruhnya diuapkan. rak berbentuk persegi untuk tempat bahan yang
Jumlah air yang diuapkan adalah berat bahan akan dikeringkan, menggunakan dua sumber
sebelum pengeringan dikurangi berat bahan energi panas yaitu dengan memanfaatkan sinar
setelah pengeringan dan dinyatakan pada matahari dengan kolektor sebagai penyerap
persamaan berikut: panas dengan back-up energi panas dari tungku
biomassa dimana bahan bakar berasal dari
𝑊𝑎 tempurung kelapa. Apabila sinar matahari
Kabk= 𝑊𝑡 × 100% …………………………..2)
kurang didapatkan maka tungku biomassa ini
Dimana : digunakan sebagai cadangan yang
Kabb= kadar air (%) menghasilkan energi panas.
Wa = berat air dalam bahan (g)
Wk = berat kering mutlak bahan
Wt = berat total (g)

2. Massa Bahan (gr)


3. Suhu Ruang Pengering (oC)
4. Perubahan Geometrik
1. Metode trapezoidal

𝐿 = 2 (𝑌𝑜 + 𝑌10 + 2 ∑10
1=1 𝑌𝑖 ……………......3)

2. Metode Simpson

𝐿= 3
(𝑌𝑜 + 𝑌10 + 4 ∑𝑖=𝑔𝑎𝑛𝑗𝑖𝑙 𝑌𝑖 + 2 ∑𝑖=𝑔𝑒𝑛𝑎𝑝 𝑌𝑖 …...4)

5. Perubahan Warna Gambar 1. Alat Pengering Hybrid


1. Pengukuran parameter Indeks R, Indeks G (Surya-Biomassa)
dan Indeks B
Perhitungan indeks warna
merah/indeks R (Ired), indeks warna

277
Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem, Vol.4, No. 2, September 2016

Suhu Ruang Pengering masuk dalam ruang pengering tidak dapat


60 keluar lagi dan radiasi ini berubah menjadi
50 udara panas, sehingga suhunya semakin tinggi,
40 Rak Atas lebih tinggi dari luar ruangan. Hal ini
Suhu (OC)

30 disebabkan radiasi gelombang pendek dari


Rak Tengah
20 matahari dengan energi besar dirambatkan
10 Rak Bawah
lewat kaca kolektor.
0
9.15
10.15
11.15
12.15
13.15
14.15
15.15
16.15
17.15
Massa Bahan (gr)
Berdasarkan Gambar 3 karakteristik
Waktu (jam)
fisik hasil pertanian akan mempengaruhi
Gambar 2. Grafik Hubungan Waktu terhadap bentuk, ukuran berat dan volume. Konsumen
Suhu Ruang Pengering tertentu memiliki penerimaan tertentu
mempertimbangkan karakteristik fisik. Bentuk,
Gambar 2 menunjukkan bahwa suhu ukuran, berat, dan warna yang seragam
dalam ruang pengering mengalami fluktuasi menjadi pilihan konsumen. Untuk mencegah
dimana kenaikkan suhu dipengaruhi oleh panas kerusakan seminimal mungkin, diperlukan
dari kolektor yang naik turun tergantung pengetahuan tentang karakteristik watak atau
intensitas cahaya matahari dan suhu dari sifat teknik bahan hasil pertanian yang
tungku biomassa. Semakin tinggi suhu pada berkaitan dengan karakteristik fisik, mekanik
ruang pengering maka akan mempercepat dan termis (Tanggasari, 2014).
proses pengeringan bahan untuk mencapai
kadar air bahan yang diinginkan. Hal ini sesuai 25
dengan pendapat (Nurdahlia, 2015) yang Rak Atas
20
menyatakan bahwa semakin tinggi suhu ruang Rak Tengah
15
Berat (gr)

pengering semakin cepat kadar air bahan 10 Rak Bawah


mengalami penurunan. 5
Semakin tinggi suhu ruang pengering 0
juga akan mempengaruhi sifat fisik dari jahe
9.15

11.15

14.15
10.15

12.15
13.15

15.15
16.15
yaitu bahan akan mengalami perubahan warna
dari kuning hingga kecoklatan serta susut Waktu (jam)
geometri seperti susut permukaan bahan Gambar 3. Grafik Massa Bahan selama
semakin kecil dan berat yang semakin Pengeringan
menurun. Karena dalam proses pengeringan
bahan mengalami beberapa laju proses serta Selama proses pengeringan akan
transformasi fisik. Pengeringan bahan pangan
menyebabkan susut pasca panen seperti susut
ini sangat penting untuk penanganan fisik yang diukur dengan berat. Hasil penelitian
pascapanen.
ini menunjukkan rak bawah mengalami
Proses pengeringan jahe sebaiknya
penurunan terendah yaitu 1,91 gram selama
dilakukan dengan suhu antara 40-60oC proses 8 jam proses pengeringan. Di karenakan
(Sembiring, 2005). Dari hasil penelitian
dekatnya bahan dengan sumber pemanas dari
tersebut suhu rak bawah menunjukkan nilai tungku biomassa sehingga air dalam bahan
yang paling tinggi yaitu dengan suhu awal terus menguap dengan cepat maka akan
42,95oC dibandingkan dengan rak atas dan rak
memmpengaruhi berat bahan pangan yang
tengah. Hal ini disebabkan oleh dekatnya diakibatkan oleh suhu dalam ruang pengering
tungku biomassa menuju ruang pengering dan
yang semakin tinggi. Hal ini sesuai dengan
sumber panas dari kolektor. Untuk suhu awal
pernyataan Tanggasari (2014) yang
rak atas 36,25oC lebih tinggi dari rak tengah
menyatakan bahwa semakin tinggi suhu udara
35,2oC disebabkan oleh kaca yang dipasang pemanas maka semakin cepat bahan
pada bagian atapnya menambah panas pada mengalami pengeringan. Hal ini akan
ruang pengering. Hal ini sesuai dengan
mendorong makin cepatnya proses pemindahan
pernyataan (Nurdahlia, 2015) pada suhu ruang atau penguapan air sehingga waktu
pengering dipengaruhi oleh panas sinar
pengeringan akan menjadi lebih singkat.
matahari. Energi radiasi matahari sebagian

278
Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem, Vol.4, No. 2, September 2016

Kadar Air pengeringan untuk mengetahui perubahan


Jumlah air yang terkandung dalam ukuran luas permukan, karena dalam proses
bahan pangan secara total biasanya dinyatakan pengeringan mengalami banyak perubahan
dalam persen berat bahan pangan tersebut dan fisik.
disebut kadar air (Nurdahlia, 2015). Kadar air Jahe memiliki luas penampang yang
merupakan salah satu sifat fisik bahan pangan tidak beraturan bentuknya, untuk itu diperlukan
yang menunjukkan banyaknya air terkandung pendekatan metode integrasi numerik sebagai
dalam bahan persatuan bobot bahan. penyelesainnya. Metode integral numerik
merupakan integral tertentu yang didasarkan
pada hitungan perkiraan. Integrasi numerik ini
120.00
Kadar Air bb (%)

Rak Atas
100.00 merupakan pendekatan dari integrasi analitis
Rak Tengah
80.00 untuk mempermudah mendapatkan solusinya,
60.00 Rak Bawah
dimana suatu integral sulit diselesaikan secara
40.00
20.00 analitis. Integrasi numerik merupakan integral
0.00 tertentu yang didasarkan pada perkiraan
9.15

12.15
10.15
11.15

13.15
14.15
15.15
16.15
17.15
dengan membagi luasan dalam sejumlah kolom
kecil. Luas totalnya adalah jumlah dari luas
Waktu (jam) kolom semuanya. Metode integrasi numerik
yang digunakan yaitu metode trapezoidal dan
Gambar 4. Grafik Hubungan Waktu
metode simpson.
Pengeringan terhadap Kadar Air (%) Bahan
Selama pengeringan berlangsung jahe
akan banyak mengalami perubahan fisik dan
Berdasarkan Gambar 4, kadar air rak
kimia. Hasil penelitian menunjukkan luas
bawah menunjukkan penurunan yang paling
permukaan sampel jahe selama pengeringan,
rendah yaitu 5,66%, dikarenakan dekatnya
disajikan pada Gambar 5 sebagai berikut:
sumber pemanas dengan rak sehingga langsung
mengenai bahan dan yang paling tinggi yaitu
Rak Atas
rak atas 13,93%. Penurunan kadar air ini
Luas Permukaan (cm2)

30.00
Rak Teng ah
menunjukkan terjadinya penguapan air ke 25.00
udara karena perbedaan kandungan uap air 20.00 Rak Baw ah
antara udara dan bahan yang dikeringkan. 15.00
Semakin tinggi suhu pengeringan maka waktu 10.00
yang dibutuhkan untuk mengeringkan bahan 5.00
akan semakin cepat. Karena pada proses 0.00
pengeringan dengan alat pengering hybrid ini
digunakan kombinasi surya dan biomassa
sebagai medium pemanas menyebabkan Waktu (jam)
penurunan kadar air yang cepat. Hal ini sesuai Gambar 5. Grafik Hubungan Waktu
dengan pernyataan Tanggasari (2014) yang Pengeringan terhadap Perubahan Luas
menyatakan bahwa semakin tinggi suhu udara Permukaan Jahe dengan Metode Trapezoidal
pemanas maka semakin cepat bahan
mengalami pengeringan, hal ini akan Berdasarkan grafik pada Gambar 5,
mendorong makin cepatnya proses pemindahan hasil penelitian menunjukkan bahwa luas
atau penguapan air sehingga waktu permukaan bahan jahe semakin menurun yang
pengeringan akan menjadi lebih singkat. disebabkan oleh suhu udara ruang pengering,
Lama proses pengeringan dan luas permukaan
Luas Permukaan yang lebih luas membuat jahe akan lebih cepat
Luas, luasan atau area adalah besaran dikeringkan, sehingga untuk mempercepat
yang menyatakan ukuran dua dimensi suatu pengeringan bahan jahe diiris agar air menguap
bagian permukaan yang dibatasi dengan jelas, lebih cepat. Dengan menggunakan data diatas
biasanya suatu daerah yang dibatasi oleh kurva diperoleh nilai penurunan luas permukaan
tertutup. Luas permukaan menyatakan luasan dengan metode trapezoidal dari rak atas 27,77-
permukaan suatu benda pada tiga dimensi. 10,07 cm2, rak tengah 22,80-10,30 cm2 dan rak
Pada penelitian ini dilakukan pengukuran luas bawah 25,30-8,90 cm2. Dapat disimpulkan
permukaan sampel jahe selama proses bahwa penurunan luas permukaan bahan

279
Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem, Vol.4, No. 2, September 2016

tersebut berbanding lurus dengan penurunan menunjukkan penurunan yang paling rendah
massa bahan serta kadar air, sehingga jahe juga 8,73 cm2. Menurut (Christiano, 2013) Metode
akan mengalami penyusutan luas permukaan simpson pada umumnya memiliki banyak
dan rak bawah mempunyai nilai yang paling persamaan dengan metode trapezoidal yang
rendah yaitu 8,90 cm2. Metode trapezoidal ini sudah dijelaskan sebelumnya, hanya saja
dapat dapat digunakan untuk mengukur luas perhitungannya dilakukan untuk setiap pasang
permukaan jahe yang memiliki penampang kolom yang bersebelahan.
tidak beraturan. Menurut Christiano (2013),
metode trapezoidal merupakan integral tertentu 50000 Rak Atas

Luas Permukaan (piksel)


yang didasarkan pada perkiraan dengan 40000 Rak Tengah
membagi luasan dalam sejumlah kolom kecil. Rak Bawah
Luas totalnya adalah jumlah dari luas kolom 30000
semuanya. Akurasi metode trapezoidal ini 20000
dapat ditingkatkan dengan membagi rentang 10000
integrasi menjadi beberapa bagian kolom yang 0
lebih kecil. Metode trapezoidal dinamakan
solusi pendekatan yang digunakan untuk
menyelesaikan perhitungan luas permukaan
suatu bahan yang tidak bisa diselesaikan secara Waktu (jam)
analitik. Gambar 7. Grafik Hubungan Waktu
Pengeringan terhadap Perubahan Luas
Permukaan Jahe dengan Metode Image
30.00
Luas Permukaan(cm 2 )

Rak Atas Analysis


25.00
Rak Tengah
20.00 Grafik Gambar 7 menunjukkan hasil
Rak Bawah
15.00 pengukuran luas permukaan bahan dengan
10.00 menggunakan pengolahan citra digital yang
5.00 merupakan teknik mengolah citra. Citra yang
0.00 digunakan pada penelitian ini berbentuk
gambar yang berasal dari sensor kamera.
14.15
09.15
10.15
11.15
12.15
13.15

15.15
16.15

Dalam pengolahan citra ini digunakan software


Waktu (jam) visual basic yang merupakan salah satu
aplikasi yang dapat menyelesaikan perhitungan
Gambar 6. Grafik Hubungan Waktu luas permukaan bahan jahe yang tidak
Pengeringan terhadap Perubahan Luas beraturan dan hanya menggunakan gambar
Permukaan Jahe dengan Metode Simpson sebuah objek.
Hasil yang diperoleh dalam penelitian
Grafik pada Gambar 6 menunjukkan ini juga menunjukkan perubahan yang
bahwa penurunan luas permukaan bahan yang menurun, yaitu rak atas 37548-17201 piksel,
semakin menurun juga sama seperti metode rak tengah 42653-20897 piksel, dan rak bawah
trapezoidal. Dapat diperoleh nilai penurunan 36721-17724 piksel. Oleh karena itu,
atau susut luas permukaan bahan dari rak atas perhitungan luas permukaan bahan dengan
27,53-10,37 cm2, 22,33-10,20 cm2 dan rak menggunakan image analysis maupun secara
bawah 24,83-8,73 cm2. Dapat disimpulkan manual menggunakan integrasi numerik dapat
bahwa metode ini juga digunakan untuk dilakukan dengan memperoleh akurasi yang
mengukur luas permukaan jahe yang tidak baik. Tetapi akurasi dengan menggunakan
beraturan penampangnya memiliki akurasi image analysis lebih akurat karena
yang sama dengan metode trapezoidal. menggunakan seperangkat komputer yang
Penurunan luas permukaan dari rak atas, rak memiliki presisi yang lebih tinggi.
tengah dan rak bawah sama selama 8 jam
proses pengeringan. Lama proses pengeringan, Perbandingan Pengukuran Geometrik
suhu udara ruang pengering yang Aktual dan Image Analysis
mempengaruhi luas permukaan bahan dan Pada penelitian ini dilakukan
berbanding lurus dengan penurunan massa pengukuran luas permukaan bahan dengan
bahan serta kadar air dan rak bawah

280
Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem, Vol.4, No. 2, September 2016

menggunakan metode integrasi numerik dan gambar yang ada di dalam komputer adalah
image analysis. kumpulan dari ribuan titik yang sangat kecil
Hasil penelitian menunjukkan susut sehingga perbedaan nilai perhitungan luas
permukaan sampel jahe selama pengeringan permukaan jahe lebih banyak nominalnya
mengalami perubahan, hal ini berbanding lurus daripada integrasi numerik tersebut yang suatu
dengan penurunan massa bahan dan kadar air pengukuran objeknya menggunakan
sehingga terjadi penyusutan permukan bahan, milimeterblok. Pengukuran luas permukaan
disajikan pada Tabel 1 sebagai berikut: bahan sangat penting karena merupakan salah
satu faktor penting dalam pengeringan yang
Tabel 1. Perbandingan Luas Permukaan Bahan menyangkut salah satu sifat fisik bahan hasil
Dengan Menggunakan Metode pertanian.
Trapezoidal, Simpson Dan Image
Analysis Pengolahan Warna Digital
Image Menurut (Ahmad, 2005) pengolahan
Trapezoidal Simpson
Waktu 2 2 Analysis citra dimulai dengan proses thresholding, yaitu
(cm ) (cm )
(piksel) proses pemisahan citra berdasarkan batas nilai
9.15 27.77 27.53 37548 tertentu. Dalam proses thresholding citra warna
diubah menjadi citra biner. Tujuan proses
10.15 24.17 24.10 35767 thresholding adalah untuk membedakan objek
11.15 22.00 22.40 34262 dengan latar belakangnya.
12.15 18.75 18.90 31726 Setelah proses thresholding proses
13.15 15.19 15.20 28477 selanjutnya adalah proses penghitungan nilai-
nilai parameter antara lain R, G, B, RGB rata-
14.15 13.43 13.53 25506 rata (color value), indeks R (Ired), indeks G
15.15 11.80 12.07 22377 (Igreen), indeks B (Iblue). Berikut tampilan
16.15 10.07 10.37 17201 program pengolahan citra digital:

Berdasarkan Tabel 1 dapat


disimpulkan bahwa ketiga metode tersebut
menunjukkan hasil yang tidak jauh berbeda,
yaitu sama menunjukkan penurunan susut
permukaan bahan jahe setiap interval waktu
selama proses pengeringan berlangsung.
Integrasi numerik trapezoidal dan simpson
merupakan metode pendekatan yang digunakan
untuk menyelesaikan permasalahan yang tidak
dapat diselesaikan secara analitik serta
memiliki banyak kesamaan dan terbukti dari
hasil yang diperoleh tidak terlalu jauh Gambar 8. Tampilan Program Pengolahan
perbedaannya, yaitu pada waktu 9.15 luas Citra Digital
permukaan bahan dengan metode trapezoidal
pada menunjukkan hasil 27,77-10,07 cm2 dan Penelitian ini menunjukkan perbaikan
untuk metode simpson 27,53-10,37 cm2. Tetapi citra dengan mengukur perubahan geometri
untuk pengukuran luas permukaan dengan dan analisis warna RGB Image dari jahe kering
image analysis yaitu hanya mengolah citra yang pengambilan citranya dengan camera di
(gambar) menggunakan visual basic. dalam box yang kemudian disimpan dalam
Perhitungan luas permukaan bahan bentuk file bitmap dengan ukuran 400 x 300
dengan menggunakan image analysis atau pixel. Kemudian dilakukan proses binerisasi
secara manual menggunakan integrasi numerik dengan invert biner menggunakan citra
dapat dilakukan dengan memperoleh akurasi thresholding grayscale yang merupakan rata-
yang baik, tetapi akurasi dengan menggunakan rata dari sinyal R (warna merah), G (warna
image analysis lebih akurat karena hijau) dan B (warna biru). Setelah itu
menggunakan seperangkat komputer yang dilakukan analisis warna RGB.
memiliki presisi yang lebih tinggi. Aplikasi ini
menggunakan satuan pixel dimana suatu

281
Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem, Vol.4, No. 2, September 2016

Citra Threshold Rak Tengah


Citra threshold dilakukan dengan 0.50

Nilai rata-rata RGB


mempertegas citra dengan cara mengubah citra 0.40
hasil yang memiliki derajat keabuan 255 (8 0.30
bit), menjadi dua yaitu hitam dan putih. Hal 0.20
yang perlu diperhatikan pada proses threshold 0.10
adalah memilih sebuah nilai threshold (T) 0.00

9.15
10.15
11.15
12.15
13.15
14.15
15.15
16.15
dimana piksel yang bernilai dibawah nilai
threshold akan diset menjadi hitam dan piksel
yang bernilai diatas nilai threshold akan diset Waktu (jam)
R (Red) G (Green) B (Blue)
menjadi putih.
Operasi thresholding dapat dilakukan Rak Bawah
dengan hanya melihat nilai-nilai intensitas
sinyal merah, sinyal hijau atau sinyal biru.
0.50
Thresholding dengan cara yang terakhir ini

Nilai rata-rata RGB


0.40
sama saja dengan melakukan thresholding 0.30
terhadap citra grayscale, karena citra grayscale 0.20
dihasilkan dengan merata-ratakan nilai 0.10
intensitas ketiga sinyal merah, hijau dan biru 0.00

9.15
10.15

14.15
11.15
12.15
13.15

15.15
16.15
(Ahmad, 2005).

Citra Biner Waktu (jam)


Citra biner adalah citra dimana piksel- R (Red) G (Green) B (Blue)
pikselnya hanya memiliki dua buah nilai Gambar 9. Perubahan Nilai R, G, B selama
intensitas yaitu bernilai 0 dan 1 dimana 0 Pengeringan
menyatakan latar belakang (background) dan 1
menyatakan warna tinta/objek (foreground) Berdasarkan Gambar 9 hasil penelitian
atau dalam bentuk angka 0 untuk warna hitam tersebut menunjukkan kombinasi warna
dan angka 255 untuk warna putih. memberikan rentang warna terlebar yaitu red
Pada proses ini merupakan pemisahan (R), green (G) dan blue (B). Warna lain yang
antara warna objek dengan backgorund dimana dapat diperoleh dengan mencampurkan ketiga
warna hitam adalah background dan warna warna tersebut dengan perbandingan tertentu.
putih merupakan objek. Sebelum jahe Setiap warna pokok mempunyai intensitas
dikeringkan warnanya putih kuning dan selama sendiri dengan nilai maksimum 255 (8-bit).
proses pengeringan terjadi perubahan warna Perolehan nilai pada program
kecoklatan yang artinya dominan degradasi pengolahan citra digital tersebut dimulai
antara warna merah dan hijau. dengan melakukan proses thresholding yang
kemudian dilakukan invert citra biner.
Indeks Warna R, G, B Thresholding merupakan salah satu teknik
segmentasi yang baik digunakan untuk citra
Rak Atas dengan perbedaan nilai intensitas yang
0.60
signifikan antara latar belakang dan objek
Nilai rata-rata RGB

0.40 utama (Ahmad, 2005). Dalam pelaksanaannya


0.20 Thresholding membutuhkan suatu nilai yang
digunakan sebagai nilai pembatas antara objek
0.00 utama dengan latar belakang, dan nilai tersebut
dinamakan dengan threshold. Thresholding
digunakan untuk mempartisi citra dengan
Waktu (jam) mengatur nilai intensitas semua pixel yang
R (Red) G (Green) B (Blue) lebih besar dari nilai threshold T sebagai latar
depan dan yang lebih kecil dari nilai threshold
T sebagai latar belakang. Biasanya pengaturan
nilai threshold dilakukan berdasarkan
histogram grayscale.

282
Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem, Vol.4, No. 2, September 2016

Karakteristik nilai RGB untuk kombinasi antara warna merah dan hijau
perubahan warna jahe selama pengeringan dimana rentan nilai warna tersebut
menunjukkan rata-rata untuk warna merah, menunjukkan hasil lebih tinggi dari warna biru.
hijau, dan biru dimana sebaran nilai sampel
jahe dari pukul 9:15-16:15. Untuk nilai rak atas KESIMPULAN DAN SARAN
R (warna merah) memiliki nilai yang paling
tinggi yaitu 0,43 dan G (warna hijau) 0,39 Kesimpulan
begitu juga dengan rak tengah memiliki nilai R Berdasarkan hasil pengamatan dan
0,42; G 0,39; B 0,1 dan rak bawah 0,20 tidak pembahasan yang terbatas pada ruang lingkup
jauh berbeda pada pengolahan citra digital. penelitian ini, maka dapat ditarik kesimpulan
Dari hasil penelitian selama pengeringan warna sebagai berikut:
jahe kering menunjukkan perubahan dari 1. Hasil penelitian menunjukkan ada
warna putih kekuningan menjadi kuning perubahan fisik jahe selama pengeringan
kecoklatan yang dipengaruhi oleh suhu udara yang meliputi perubahan geometrik dan
dalam ruang pengering serta lama proses warna.
pengeringan.
Satu dari karakteristik penting produk 2. Massa rak bawah memiliki nilai terendah
hortikultura adalah warnanya, baik eksternal yaitu 1,91 dan rak atas 3,21 gram
maupun internal, yang dalam banyak hal dapat berbanding lurus dengan suhu ruang
menentukan dengan jelas tingkat kematangan pengering yang semakin tinggi.
dan kualitasnya. Klasifikasi buah-buahan dan
sayuran berdasarkan warna saat ini telah 3. Kadar air rak bawah berbanding lurus
berkembang secara luas. Disamping warna, dengan penurunan massa bahan yaitu rak
sifat optik lain seperti sifat penyerapan cahaya bawah 5,66%, dikarenakan dekatnya
(absorbance), sifat penerusan (transmittance) sumber pemanas dengan rak sehingga
dan sifat pemantulan (reflectance) cahaya juga langsung mengenai bahan dan yang paling
penting untuk evaluasi kuantitatif berbagai tinggi yaitu rak atas 13,93%.
sifat bahan. Dengan perubahan warna,
kemampuan penerusan dan pemantulan dari 4. Pengukuran penyusutan permukaan
produk juga berubah (Ahmad. 2005). menunjukkan penurunan selama 8 jam
pengeringan secara aktual dan
Perbandingan Nilai R, G, B Pengolahan menggunakan image analysis berkisar
Citra Digital dan Manual dari 37548 sampai 17201 piksel
menggunakan metode image analysis,
Tabel 2. Perbandingan Nilai R, G, B Digital 27,77 cm2 sampai 10,07 cm2 pada rak atas
dan Manual dengan integrasi numerik trapezoidal dan
Red Green Blue 27,3 cm2 sampai 10,37 cm2 rak atas
mengggunakan metode Simpson.
M D M D M D
254 0,43 246 0,39 87 0,17 5. Berdasarkan penelitian tersebut image
Keterangan: M = manual analysis ini dapat digunakan untuk
D = Digital mengukur warna jahe yang menghasilkan
dari putih kekuningan menjadi kuning
Berdasarkan Tabel 2 dapat dilihat kecoklatan dan pengukuran penyusutan
bawah perbandingan pengukuran nilai R, G, B permukaan.
warna kuning untuk kecoklatan penelitian
warna jahe selama proses pengeringan dengan Saran
menggunakan pengolahan citra digital dan Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
manual yaitu R (warna merah) sama dengan pengaruh ketebalan irisan jahe yang
memberikan rentang warna terlebar dengan bervariasi untuk dapat menentukan perbedaan
nilai yang paling tinggi yaitu 0,43 digital dan disetiap perubahan sifat fisik secara aktual dan
254 manual begitu juga dengan G (warna menggunakan kamera standar untuk
hijau) 0,42 digital dan 246 manual serta B pengambilan gambar dalam pengolahan citra
(warna biru) 0,17 digital dan 87 manual. Untuk digital.
warna kuning merupakan merupakan

283
Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem, Vol.4, No. 2, September 2016

DAFTAR PUSTAKA Hasibuan, R., 2004. Mekanisme Pengeringan.


USU Digital Library. Medan.
Ahmad, U. 2005. Pengolahan Citra Digital dan
Teknik Pemrogramannya. Penerbit Murhananto, F.B. 1991. Budidaya,
Graha Ilmu. Jakarta. Pengolahan, Perdagangan Jahe, Edisi
Revisi. Penebar Swadaya.
Anton, Irawan. 2011. Modul Laboraturium
Pengeringan. Sultan Ageng Tirtayasa Nurdahlia. 2015. Karakteristik Pengeringan
Press. Pisang Sale Menggunakan Alat
Pengering Hybrid Tipe Rak. Program
Cahyawan, C.E.M., dkk. 2010. Buku Petunjuk Studi Teknik Pertanian. Universitas
Praktikum Teknik Pengolahan Hasil Mataram. Mataram.
Pertanian. Mataram.
Sembiring. 2005. Ekstraksi Tanaman Kunyit,
Christiano. 2013. Penggunaan Metode Temulawak, Pegagan, Mengkudu, Jahe
Numerik. Institut Teknologi Bandung. dan Cabe Jawa. Teknologi penyiapan
Bandung. bahan baku tanaman obat terstandar
untuk produk obat bahan alam (OBA).
Culver, Catherine A. and R. E. Wrolstad. 2008. Bogor.
Color Quality of Fresh and Processed
Foods. ACS Symposium Series 983. Tanggasari, Devi, 2014. Sifat Teknik dan
ACS Division of Agricultural and Karakteristik Pengeringan Biji Jagung
Food Chemistry, Inc. Oxford (Zea Mays L.) Pada Alat Pengering
University Press. American Chemical Fluidized Beds. Skripsi. Program Studi
Society. Washington, DC. Teknik Pertanian. Universitas
Mataram. Mataram

284

S-ar putea să vă placă și