Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
Disusun Oleh:
Puji dan syukur kami panjatakan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya
makalah yang berjudul “Asuhan Keperawatan Anemia pada Ibu Hamil”. Atas
dukungan moral dan materi yang diberiakan dalam penyusunan makalah ini, maka
kami mengucapkan banyak terimakasih kepada :
Penulis menyadari bahwa makalah ini belum sempurna. Oleh karena itu, saran dan
kritik yang membangun dari rekan-rekan sangat dibutuhkan untuk penyempurna
makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
Bab I
Pendahuluan
A. Latar Belakang...............................................................................................
B. B. Rumusan Masalah.....................................................................................
C. Tujuan ............................................................................................................
Bab II
Tujuan Teori
A. Definisi ..........................................................................................................
B. Derajat Anemia.............................................................................................
C. Etiologi...........................................................................................................
D. Patofisiologi...................................................................................................
E. Elasifikasi Anemia Dalam Kehamilan........................................................
F. Manegfistasi Klinis Anemia pada Ibu Hamil.............................................
G. Pemeriksaan Diagnostik..............................................................................
H. Komplikasi....................................................................................................
I. Penatalaksanaan...........................................................................................
Bab III
Konsep Asuhan Keperawatan Ibu Hamil dengan Anemia
A. Pengkajian...................................................................................................
B. Analisa Data ...............................................................................................
C. Diaknosa Keperawatan.............................................................................
D. Intervensi Keperawatan............................................................................
Bab IV
Penutup
A. Kesimpulan.............................................................................................
B. Saran.......................................................................................................
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kondisi medis dapat memperburuk kehamilan. Kondisi medis yang paling sering muncul
ialah anemia, khususnya anemia yang disebabkan oleh defisiensi besi atau asam fola,
penyakit atau galur sel sabit (sickle cell trait) dan talasemia. Gangguan autoimun,
pulmoner, saluran cerna, integument, dan neorologi juga dapat ditemukan. Aspek – aspek
terkait kehamilan pada kondisi ini dibahas dalam bagian berikut.
Anemia pada kehamilan di Indonesia masih tinggi, dengan angka nosional 65% yang
setiap daerah mempunyai variasi berbeda.
Anemia, gangguan medis yang paling umum ditemui pada masa hamil, mempengaruhi
sekurang – kurangnya 20% wanita hamil. Wanita ini memiliki insiden komplikasi
puerperal yang lebih tinggi, seperti infeksi, daripada wanita hamil dengan nilai hematologi
normal.
Apabila seorang wanita mengalami anemia selama hamil, kehilangan darah pada saat ia
melahirkan, bahkan kalaupun minimal, tidak ditoleransi dengan baik. Ia berisiko
membutuhkan transfusi darah. Sekitar 80% kasus anemia pada masa hamil merupakan
anemia tipe defisiensi besi (Arias, 1993). Dua puluh persen (20%) sisanya mencakup kasus
anemia herediter dan berbagai variasi anemia didapat, termasuk anemia defisiensi asam
folat
B. Rumusan Masalah
Apa Perioritas masalah penyakit anemia pada ibu Hamil?
C. Tujuan
a. Tujuan Umum
Mahasiswa dapat menjelaskan mengenai anemia pada ibu hamilTujuan Khusus
TINJAUAN TEORI
A. DEFINISI
Anemia adalah suatu keadaan di mana jumlah eritrosit yang beredar atau konsentraisi
hemoglobin menurun. Sehingga kapasitas day angkut oksigen untuk kebutuhan organ-
organ vital pada ibu dan janin menjadi berkurang.selama kehamilan,indikasi anemia adalah
jika konsentrasi HB kurang dari 10,5-11,0 g/dl(laros dalam trula myers,1998)
Anemia defisiensi besi yang terjadi akibat difisiensi makanan adalah bentuk anemia yang
paling umum pada ibu hamil(varney et al.,2004)
Anemia dapat mempengaruhi oksigen ibu dan janin dan dapat mengakibatkan
berkurangnya pertumbuhan janin,kelelahan ibu,dan komplikasi terkait,seperti
prematuritas(graves & barger .2001)
B. DERAJAT ANEMIA
C. ETIOLOGI
1. Genetik
Hemoglobinopati
Thalasinia
Abnormal enzim glikolitik
Panconi anemia
1. Nutrisi
1. Perdarahan
2. Immonologi
3. Infeksi
Hepatitits
Cytomegalo virus
Parvovirus
Crostidia
Sepsis gram negative
Malaria
Toksoplasmosis
Agen chemotrapi
Anticonvulsant
Anti metabolis
Kontrasepsi
Zat kimia toksik
Troma
Luka bakar
Gigitan ular
1. penyakit kronis dan malikna
D. PATOFISIOLOGI
Kekurangan nutrisi
Pendarahan hemolysis
Anemia (Hb)
Penurunan transport O2
Resiko infeksi
Hipoksia
Lemah lesu
Intoleransi aktivitas
Pusing
Nyeri akut
Anemia defisiensi besi disebabkan karena kekurangan asupan besi dalam gizi atau akibat
pendarahan.normalnya zat besi di keluarkan tidak lebih dari 1 mg setiap melalui urine,kulit
dan fese .pada wanita selama menstruasi akan kehilangan kurang lebih 15 mg dan kurang
lebih 500 mg kehilangan besi selama kehamilan normal ( joyce m black,2001 )
Asam folat merupakan satu-satunya vitamin yang di butuhkan selama hamil . asam folat
berfungsi untuk metabolism makanan menjadi energy ,sintesis DNA , pematangan sel
darah merah ,pertumbuhan sel janin dan plasenta
Pada wanita tidak hamil kebutuhan asam folat sekitar 50-100 mg/hari,peningkatan
menjadi 200- 400 mg/hari ,pada wanita hamil terjadi peningkatan menjadi 200-400 mg/hari
,peningkatan kebutuhan ini di akibatkan meningkatnya sintesis jarigan pada ibu dan
janinnya. Normalnya kadar serum folat ibu hamil > 6.0 ng/ml,jika kurang dari 2.0 ng/ml
indikasi anemia.pada anemia defisiensi asam folat ,karakteristik sel darah merah lebih
besar dan matur sehingga di sebut megaloblastik
1. LABORATORIUM
2. Hitung darah lengkap ( HDL ) dengan indeks
mikrositik
hipokrom
ferritin serum berkurang
kapasitas peningkatan zat besi total meningkat
1. pemeriksaan feses untuk mengetahui adanya darah samar ,telur dan parasite (CDC,
1998 )
H. KOMPLIKASI
I. PENATALAKSANAAN
Nutrisi pada ibu hamil sangat menentukan status kesehatan ibu dan janinnya. Beberapa
factor yang mempengaruhi status gizi ibu hamil menurut arisman 2004 adalah =
Keadaan social ekonomi keluarga ibu hamil, untuk memenuhi kebutuhan gizi di
perlukan sumber keuangan yang memadai. Daya beli keluarga yang rendah dalam
memenuhi kebutuhan gizi sudah barang tentu asupan nutrisi juga berkurang
Keadaan kesehatan gizi ibu, ibu dalam keadaan sakit kemampuan mengkonsumsi zat
gizi berkurang di tambah lagi pada keadaan sakit terjadi peningkatan metabolism tubuh,
sehingga di perlukan asupan yang lebih banyak
Jarak kelahiran yang di kandung bukan anak pertama, jarak kelahiran yang pendek
mengakibatkan pungsi alat reproduksi masih belum oktimal
Usia kehamilan pertama, usia di atas 35 tahun merupakan resiko penyulit persalinan
dan mulai terjadinya penurunan fungsi-fungsi organ reproduksi
Kebiasaan ibu hamil mengkonsumsi obat-obatan, alcohol, rokok, pengguna kopi
Kecukupan akan zat gizi pada ibu hamil dapat di pantau melalui keadaan kesehatannya
dan janin saat lahir. Adanya penambahan berat badan yang sesuai standar ibu hamil
merupakan salah satu indicator kecukupan gizi. Pada trimester pertama sebaiknya kenaikan
berat badan 1-2 kg, triulan kedua dan ketiga sekitar 0.34-0.50 kg tiap minggu.
Total berat komulatif pada wanita hamil dengan tinggi 150 cm sekitar 8.8 kg dan hamil
kembar 15.4 kg-20.4 kg (Arisman, 2004).
Selama hamil kebutuhan gizi meningkat dibandingkan dengan kebutuhan sebelum hamil
minsalnya kebutuhan protein meningkat 68 %, asam folat 100 % dan besi 200 – 300 %.
DENGAN ANEMIA
A. PENGKAJIAN
1. Data Demografi
1. Nama
2. Umur :
3. Jenis kelamin
Biasanya wanita lebih cenderung mengalami anemia ,disebabkan oleh kebutuhan zat besi
wanita yang lebih banyak dari pria terutama pada saat hamil.
2. Pekerjaan
Pekerja berat dan super ekstra dapat menyebabkan seseorang terkena anemia dengan
cepat seiring dengan kondisi tubuh yang benar-benar tidak fit.
Keluhan utama meliputi 5L, letih, lesu, lemah, lelah lalai, pandangan berkunang-kunang
dan pusing.
Pengumpulan data yang dilakukan untuk menentukan sebab dari anemia, yang nantinya
membantu dalam membuat rencana tindakan terhadap klien. Ini bisa berupa kronologi
terjadinya penyakit tersebut sehingga nantinya bisa ditentukan apa yang terjadi.
Penyakit keluarga yang berhubungan dengan penyakit darah merupakan salah satu faktor
predisposisi terjadinya anemia yang cenderung diturunkan secara genetik
6. Bio psikososial
1. Aktivitas / istirahat
Tanda : takikardia/ takipnae ; dispnea pada waktu bekerja atau istirahat. Letargi,
menarik diri, apatis, lesu, dan kurang tertarik pada sekitarnya. Kelemahan otot, dan
penurunan kekuatan. Ataksia, tubuh tidak tegak. Bahu menurun, postur lunglai, berjalan
lambat, dan tanda-tanda lain yang menunujukkan keletihan.
1. Sirkulasi
Tanda : TD : peningkatan sistolik dengan diastolik stabil dan tekanan nadi melebar,
hipotensi postural. Disritmia : abnormalitas EKG, depresi segmen ST dan pendataran atau
depresi gelombang T; takikardia. Bunyi jantung : murmur sistolik (DB). Ekstremitas
(warna) : pucat pada kulit dan membrane mukosa (konjuntiva, mulut, faring, bibir) dan
dasar kuku. (catatan: pada pasien kulit hitam, pucat dapat tampak sebagai keabu-abuan).
Kulit seperti berlilin, pucat (aplastik, AP) atau kuning lemon terang (AP). Sklera : biru atau
putih seperti mutiara (DB). Pengisian kapiler melambat (penurunan aliran darah ke kapiler
dan vasokontriksi kompensasi) kuku : mudah patah, berbentuk seperti sendok (koilonikia)
(DB). Rambut : kering, mudah putus, menipis, tumbuh uban secara premature (AP).
1. Integritas ego
Tanda : depresi.
1 Eleminasi
1. Makanan/cairan
Gejala : penurunan masukan diet, masukan diet protein hewani rendah/masukan produk
sereal tinggi (DB). Nyeri mulut atau lidah, kesulitan menelan (ulkus pada faring).
Mual/muntah, dyspepsia, anoreksia. Adanya penurunan berat badan. Tidak pernah puas
mengunyah atau peka terhadap es, kotoran, tepung jagung, cat, tanah liat, dan sebagainya
(DB).
Tanda : lidah tampak merah daging/halus (AP; defisiensi asam folat dan vitamin B12).
Membrane mukosa kering, pucat. Turgor kulit : buruk, kering, tampak kisut/hilang
elastisitas (DB). Stomatitis dan glositis (status defisiensi). Bibir : selitis, misalnya inflamasi
bibir dengan sudut mulut pecah. (DB).
1. Neurosensori
Tanda : peka rangsang, gelisah, depresi cenderung tidur, apatis. Mental : tak mampu
berespons, lambat dan dangkal. Oftalmik : hemoragis retina (aplastik, AP). Epitaksis :
perdarahan dari lubang-lubang (aplastik). Gangguan koordinasi, ataksia, penurunan rasa
getar, dan posisi, tanda Romberg positif, paralysis (AP).
1. Nyeri/kenyamanan
Gejala : nyeri abdomen samara : sakit kepala (DB)
2. Pernapasan
Gejala : riwayat TB, abses paru. Napas pendek pada istirahat dan aktivitas.
Tanda : takipnea, ortopnea, dan dispnea.
3. Keamanan
Gejala : riwayat pekerjaan terpajan terhadap bahan kimia,. Riwayat terpajan pada radiasi;
baik terhadap pengobatan atau kecelekaan. Riwayat kanker, terapi kanker. Tidak
toleran terhadap dingin dan panas. Transfusi darah sebelumnya. Gangguan
penglihatan, penyembuhan luka buruk, sering infeksi.
Tanda : demam rendah, menggigil, berkeringat malam, limfadenopati umum. Ptekie dan
ekimosis (aplastik).
1. Eksualitas
Gejala : perubahan aliran menstruasi, misalnya menoragia atau amenore (DB). Hilang
libido (pria dan wanita). Imppoten.
7. Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum
Tanda-tanda vital:
1. TD :
2. Nadi :
3. Suhu :
4. RR :
1. Kepala Tidak ada gangguan yaitu, normo cephalik, simetris, tidak ada penonjolan,
tidak ada nyeri kepala
2. Leher Tidak ada gangguan yaitu simetris, tidak ada penonjolan, reflek menelan ada.
3. Muka Wajah terlihat menahan sakit, lain-lain tidak ada perubahan fungsi maupun
bentuk. Tak ada lesi, simetris, tak oedema.
4. Mata Tidak ada gangguan seperti konjungtiva tidak anemis (karena tidak terjadi
perdarahan)
5. Telinga Tes bisik atau weber masih dalam keadaan normal. Tidak ada lesi atau nyeri
tekan
6. Hidung tak ada pernafasan cuping hidung.
7. Mulut dan Faring Tak ada pembesaran tonsil, gusi tidak terjadi perdarahan, mukosa
mulut tidak pucat.
8. Thoraks Tak ada pergerakan otot intercostae, gerakan dada simetris.
9. Paru Inspeksi ; Pernafasan meningkat, reguler atau tidaknya tergantung pada riwayat
penyakit klien yang berhubungan dengan paru. palpasi ;Pergerakan sama atau simetris,
fermitus raba sama. Perkusi ;Suara ketok sonor, tak ada erdup atau suara tambahan
lainnya.
Auskultasi ; Suara nafas normal, tak ada wheezing, atau suara tambahan lainnya seperti
stridor dan ronchi.
1. Jantung
1. Abdomen
Inspeksi; Bentuk datar, simetris, tidak ada hernia.
Palpasi; Tugor baik, tidak ada defands muskuler, hepar tidak teraba. Perkusi; Suara
thympani, ada pantulan gelombang cairan. 20 kali/menit.Auskultasi ; Peristaltik usus
normal
1. Inguinal - Genetalia-Anus
Tak ada hernia, tak ada pembesaran lymphe, tak ada kesulitan BAB.
1. Ekstremitas ;
2. Pemeriksaan Diagnostik
3. Jumlah darah rutin. Sampel darah yang diambil dari urat di lengan dinilai untuk darah
hitungan. Anemia terdeteksi jika tingkat hemoglobin lebih rendah daripada normal.
4. Mungkin ada lebih sedikit sel darah merah daripada normal. Di bawah mikroskop sel
mungkin tampak kecil dan pucat daripada biasanya dalam kasus besi kekurangan
anemia.
5. Ukuran kecil disebut microcytic anemia. Dalam vitamin B12 folat kekurangan sel
mungkin tampak pucat tetapi lebih besar daripada ukuran mereka biasa. Ini disebut
macrocytic anemia.
6. Feritin toko-feritin adalah protein yang toko besi. Jika tingkat darah feritin rendah
menunjukkan rendah besi toko dalam tubuh dan membantu mendeteksi besi
kekurangan anemia.
7. Tes darah termasuk berarti sel volume (MCV) dan lebar distribusi sel darah merah
(RDW).
8. Retikulosit adalah ukuran dari sel muda. Ini menunjukkan jika produksi RBC tingkat
normal.
9. Vitamin B12 dan folat tingkat dalam darah-ini membantu mendeteksi jika anemia jika
karena kekurangan vitamin ini.
10. Analisis sumsum tulang untuk mendeteksi sel dewasa terlalu banyak seperti yang
terlihat dalam aplastic anemia atau kanker darah. Kurangnya besi dalam sumsum
tulang juga menunjuk ke arah besi kekurangan anemia.
B. Analis Data
Pengelompokan
No Masalah Etiologi
data
Kegagalan sumsum
tulang belakang
Anemia Hb menurun
DS;
Klien mengatakan
lemah dan lesu.
Lemah lesu
Intoleransi Aktivitas
Pengelompokan
No Masalah Etiologi
data
Kekurangan nutrisi
Kegagalan sumsum
tulang belakang
Anemia Hb menurun
DS;
Pasien
mengatakan tidak
ada nafsu makan Resistensi aliran darah
perifer
DO;
Ketidakseimbang
-Tampak kurang an nutrisi kurang
2 minat terhadap Penurunan transportasi
dari kebutuhan
makanan tubuh O2
– membran
mukosa pucat Hipoksia
– bising usus
Anoreksia
Ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan
tubuh
Pengelompokan
No Masalah Etiologi
data
Resiko Infeksi
DS; Hb menurun
Klien mengatakan
badannya lemes,
Resistensi aliran darah
DO; perifer
-tampak warna
kulit membiru Penurut transport O2
-TD menurun
D. INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosa Tujuan
No Keperawa /Kriteria Intevensi Rasional
tan hasil
1. Kaji
kemampuan 1. Mempengaruhi pilihan
pasien untuk intervensi/bantuan
melakukan untuk 2. Menunjukkan perubahan
melakukan neurologi karena defesiensi
tugas/AKS vitamin B12 mempengaruhi
normal. keamanan pasien/resiko
2. Kaji cedera.
kehilangan/gangg 3. Manifestasi
Intoleransi uan kardiopulmonal dari upaya
aktivitas Melaporka keseimbangan jantung dan paru untuk
berhubunga n gaya jalan, membawa jumlah oksigen
n dengan peningkatan kelemahan otot. adekuat ke jaringan.
ketidakseim toleransi 3. Awasi tekanan 4. Meningkatkan istirahat
1
bangan aktivitas(ter darah, nadi, untuk menurunkan
antara masuk pernapasan kebutuhan oksigen tubuh
suplai dan aktivitas selama dan dan menurunkan regangan
kebutuhan sehari-hari. sesudah aktivitas. jantung dan paru.
oksigen. 4. Berikan 5. Hipotensi postural atau
lingkungan hipoksia serebral dapat
tenang menyebabkan pusing,
5. Ubah posisi berdenyut dan peningkatan
pasien dengan resiko cedera.
perlahan dan 6. Regangan/stres
pantau terhadap kardiopulmonal
pusing. berlebihan/stres dapat
6. Anjurkan menimbulkan kegagalan.
pasien untuk
menghentikan
Diagnosa Tujuan
No Keperawa /Kriteria Intevensi Rasional
tan hasil
aktivitas bila
palpitasi.
3. Mengawasi
penurunan berat badan atau
3. Timbang berat
efektivitas intervensi
Ketidaks badan tiap hari.
nutrisi.
eimbangan
nutrisi: 4. Berikan makan
Menunjuk 4. Makan sedikit dapat
kurang sedikit dan
kan menurunkan kelemahan
dari frekuensi sering
peningkatan dan meningkatkan
kebutuhan dan/atau makan
berat badan pemasukan juga mencegah
2 tubuh diantara waktu
atau berat distensi gaster.
. berhubung makan.
badan stabil
an dengan
dengan nilai
ketidakma 5. Gejala GI dapat
laboratoriu 5. Observasi dan
mpuan menunjukkan efek anemia
m normal. catat kejadian
untuk (hipoksia) pada organ.
mencerna mual/muntah,
makanan. flatus dan gejala
lain yang
berhubungan.
6. Berikan dan
bantu hygiene
6. Meningkatkan nafsu
mulut yang baik
makan dan pemasukan
sebelum dan
oral, menurunkan
sesudah makan,
pertumbuhan bakteri,
gunakan sikat
meminimalkan
gigi halus untuk
kemungkinan infeksi.
penyikatan yang
lembut. Berikan
Diagnosa Tujuan
No Keperawa /Kriteria Intevensi Rasional
tan hasil
pencuci mulut
yang diencerkan
bila mukosa oral
luka.
Kolaborasi :
7. Berikan
obat sesuai
indikasi, 7. Teknik perawatan
mis.Vitamin dan mulut khusus mungkin
suplemen diperlukan bila jaringan
mineral, seperti rapuh/luka/perdarahan dan
sianokobalamin nyeri berat.
(vitamin B12),
asam folat
Kolaborasi :
(Flovite); asam
askorbat
(vitamin Kebutuhan penggantian
C),.Besi dextran tergantung pada tipe
(IM/IV.) anemia dan/atau adanya
masukan oral yang buruk
dan defisiensi yag
diidentifikasi.
2. Diberikan sampai
defisit diperkirakan teratasi
dan disimpan untuk yang
tak dapat diabsorpsi atau
terapi besi oral, atau bila
kehilangan darah terlalu
cepat untuk penggantian
oral menjadi efektif.
5. Mungkin digunakan
5. Kolaborasi:
secara propilaktik untuk
berikan
menurunkan kolonisasi
antiseptic
atau untuk pengobatan
topical,
proses infeksi local.
antibiotic
sistemik.
E. IMPLEMENTASI
Implementasi adalah suatu proses tindakan keperawatan dan di laksanakan sesuai dengan
intervensi yang sudah di rencanakan
F. EVALUASI
N
Diagnosa Evaluasi Ttd
o.
P: Intervensi dilanjutkan
P Intervensi dilanjutkan
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Anemia adalah suatu keadaan di mana jumlah eritrosit yang beredar atau konsentraisi
hemoglobin menurun. Sehingga kapasitas day angkut oksigen untuk kebutuhan organ-
organ vital pada ibu dan janin menjadi berkurang.selama kehamilan,indikasi anemia adalah
jika konsentrasi HB kurang dari 10,5-11,0 g/dl(laros dalam trula myers,1998)
Anemia defisiensi besi yang terjadi akibat difisiensi makanan adalah bentuk anemia yang
paling umumapada ibu hamil(varney et al.,2004)
Anemia dapat mempengaruhi oksigen ibu dan janin dan dapat mengakibatkan
berkurangnya pertumbuhan janin,kelelahan ibu,dan komplikasi terkait,seperti
prematuritas(graves & barger .2001)
Derajat Anemia
B. SARAN
Hendaknya pelajar selalu menggali ilmu pengetahuan yang baru tentang ilmu
keperawatan lainnya yang menunjang bidang keperawatan serta dapat memanfaatkan
buku-buku yang ada di perpustakaan untuk menambah ilmu dan wawasan akan dunia
keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA
Kusmiran Eny. 2014. Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita. Jakarta: Salemba
Medika