Sunteți pe pagina 1din 13

MANAJEMEN PERKOTAAN

(STUDI KASUS PENATAAN DRAINASE DI KOTA PEKANBARU)

Ahmad Fawahid
Email : achmadfawahid@ymail.com

Pembimbing : Dadang Mashur, S.Sos, M.Si

Jurusan Ilmu Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik


Universitas Riau

Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP Universitas Riau


Kampus Bina Widya Jl. H.R. Soebrantas Km. 12,5 Simp. Baru Pekanbaru 28293-
Telp/Fax. 0761-63277

Abstract

The system to distribute rain called drainage. This system plays an


important function to createa healthy environment and reduces the overbalance of
water. The capacity of drainage is smaller than seedlings flood and it makes
confusion of water from the canal because the drainage was stepped up and
unequal structuring construction of drainage. Based on Ministry of Public Works
of Indonesian Republic No.12/2014 about the implementation of drainage of
urban system. The purpose of this study is to identify the drainage structuring
management in Pekanbaru, Riau. The writer uses the theory from Prajudi
Atmosudirdjo on M. Manulang which explains about drainage structuring
management, it is includes planning, organizing, directing and controlling. This
study used descriptive qualitative method. In collecting the data, the writer was
used interview, observation, and documentation. The finding of this study shows
that the urban management of drainage arrangement in Pekanbaru city has gone
well, it can be seen from the planning, directing, and controlling system. Due to
some factors which influence sustainability of governments’’ work in handling the
drainage problem, it makes the result of the governments’effort was not going
well and still going flood when it rain.

Keyword : Urban Management, StructuringDrainage, in the public works


department of housing, settlements and copyrights of pekanbaru
city.

JOM FISIP Vol. 3 No. 2 – Oktober 2016


Page | 1
PENDAHULUAN Provinsi Riau, pusat perdagangan,
serta pusat pelayanan jasa baik skala
Pembangunan infrastuktur lokal maupun regional, oleh
merupakan salah satu pembangunan karenannya perkembangan Kota
yang memiliki aspek penting dan vital Pekanbaru segera akan menjadi salah
untuk mempercepat suatu peroses satu kota yang cukup strategis dari
pembangunan nasional. Infrastruktur sudut pandang ekonomi sehingga
juga memegagan peran penting aktifitas pergerakan pola aliran
sebagai salah satu roda penggerak barang jasa baik dari dalam kota
pertumbuhan ekonimi yang ada di sampai luar kota volumenya semakin
indonesia. Infrastruktur adalah sarana meningkat.
yang terkait langsung dengan Pesatnya pembangunan dikota
kehidupn masyarakat dan memiliki pekanbaru ini belum diimbangi oleh
peran penting dalam mendukung pembangunan fasilitas pendukung
ekonomi, sosial budaya dan kesatuan yang memadai, dalam penyediaan
yang mengikat dan menghubungkan jaringan drainase. Saat terjadinya
antara daerah dengan daerah lainya. musim hujan Limpahan air hujan dari
Pembangunan infrastruktur kawasan permukiman dan badan jalan
mempunyai peran dalam tidak dapat dialirkan dengan lancar,
mewujudkan hak pada rakyat seperti, sehingga genangan air setiap
pangan, sandang, papan, kesehatan, tahunnya tinggi dan lama-kelamaan
pendidikan dan lain-lain. Infrastrutur genangan air hujan semakin
pusat adalah infrastruktur yang bertambah.
dibangun pemerintah pusat untuk Permasalahan banjir atau
melayani kebutuhan masyarakat genangan air di Kota Pekanbaru
dalam skala nasional, sehingga salah sampai saat ini merupakan masalah
satu pembangunan yang butuhkan yang cukup serius karena akan
seperti penataan drainase. mempengaruhi kehidupan kota baik
Undang – undang No 23 tahun dari segi sosial ekonomi maupun
2014 menjelaskan bahwa Kota budaya. Kota Pekanbaru sampai saat
merupakan tempat bagi banyak orang ini masih sering dilanda banjir serta
untuk melakukan berbagai aktivitas, mengalami genangan yang cukup luas
maka untuk menjamin kesehatan dan dan lama di setiap musim hujan maka
kenyamanan penduduknya harus ada di perlukaan penataan drainase yang
sanitasi yang memadai, misalnya lebih baik lagi segingga bisa
drainase. Dengan adanya drainase menceggah terjdinya banjir.
tersebut genangan air hujan dapat Dari kondisi yang ada pada saat
disalurkan sehingga banjir dapat ini, kondisi jaringan drainase di Kota
dihindari dan tidak akan Pekanbaru belum cukup tersedia dan
menimbulkan dampak ganguan memadai baik pada ruas jalan utama
kesehatan pada masyarakat serta di kota maupun di unit lingkungan
aktivitas masyarakat tidak akan permukiman. Kenyataan di lapangan
terganggu. terjadi banjir/genangan air di
Kota Pekanbaru terkenal beberapa lokasi yang cukup luas, hal
sebagai pusat pemerintahan di ini menunjukkan bahwa sistem

JOM FISIP Vol. 3 No. 2 – Oktober 2016


Page | 2
jaringan drainase di Kota Pekanbaru 5. Meningkatnya pembangunan
masih belum tersedia dan berfungsi infrastruktur perkotaan tidak
secara maksimal. diimbangi dengan pembangunan
Banyaknya daerah/lokasi ruas saluran pembuang (drainase)
jalan dan lingkungan permukiman yang sesuai dengan standar teknis
yang mengalami banjir/tergenang air yang telah ditentukan.
hujan karena Kapasitas saluran air 6. Belum adanya suatu perencanaan
lebih kecil dari bibit banjir yang drainase yang komprehensif yang
terjadi sehingga melimpahnya air dari dapat dijadikan dasar
seluran karena adanya penyempitan pembangunan saluran drainase
salura air yang terjadi di Kota dan bangunan-bangunan
Pekanbaru merupakan masalah yang pendukung lainnya di kota
sampai saat ini belum dapat teratasi Pekanbaru.
secara maksimal dan tetap menjadi Permasalahan penataan drainase
pemikiran untuk penanggulangannya. di Wilayah kota pekanbaru pada
Permasalahan banjir tersebut umumnya tidak terlepas dari system
disebabkan beberapa faktor antara pengelolaan drainase. Akumidasi
lain: sampah dan sedimentasi serta
1. Secara fisik alami jenis tanah di perubahan fimgsi latum dari dari
Kota Pekanbaru adalah jenis hutan menjadi kawasan permukiman
tanah sendimentasi yang dan industri menyebabkan kapasitas
mempunyai daya resapan air saluran drainase yang ada tidak dapat
rendah. lagi menampung lagi limpasan air
2. Geomorfologi dataran Pekanbaru hujan dan buangan kegiatan rumah
yang merupakan delta hasil tangga. Permasalahan tersebut pada
endapan tanah alluvial yang hakekatnya berakar pada aspek teknis
sangat rata dan pada beberapa yang tidak memadai,
lokasi menyulitkan aliran air organisasi/lembaga yang lemah,
secara gravitasi. flnansial yang tidak cukup dan
3. Kurangnya pemeliharaan kewenangnya peran serta masyarakat
drainase yang ada oleh dinas dalam penataan drainase.
terkait maupun rendahnya Berdasarkan dari uraian yang
kesadaran masyarakat untuk ikut dituangkan dalam latar belakang
menjaga kondisi drainase diatas, maka penulis dapat
dilingkungannya. merumuskan permasalahan sebagai
4. Perkembangan kota yang mulai berikut:
terjadi menyebabkan perubahan 1. Bagaimana manajemen perkotaan
fungsi tata guna lahan dari daerah (Studi Kasus Penataan Drainse di
tak terbangun (tanah kosong) Kota Pekanbaru)?
menjadi daerah terbangun 2. Apa faktor-faktor yang
(menjadi bangunan gedung, mempengaruhi manajemen
perumahan, jalan dan fasilitas perkotaan (Studi Kasus Penataan
fisik lainnya), sehingga daerah Drainase di Kota Pekanbaru)?
resapan air permukaan dan Tujuan penulisan ini yaitu
daerah tampungan air sementara untuk mengetahui Bagaimana
semakin berkurang. manajemen perkotaan (Studi Kasus

JOM FISIP Vol. 3 No. 2 – Oktober 2016


Page | 3
Penataan Drainse di Kota Pekanbaru) seni yang dibutuhkan dalam proses
serta untuk memngetahui faktor- kegiatan pencapaian tujuan dengan
faktor apa yang mempengaruhinya. menggunakan kegiatan orang lain.
Dengan demikian manajemen adalah
KONSEP TEORI proses kegiatan yang harus dilakukan
Dalam rangka teori ini penulis dalam suatu organisasi.
akan mengemukakan beberapa teori Menurut Prajudi Atmolah
yang mendukung permasalahan yang sudirdjo dalam (M.Manulang 2012
akan dibahas. G.R Terry (2006:4) : 3) fungi manajemen meliputi :
mendefinisikan manajemen sebagai 1. Perencanaan adalah penentuan
proses yang khas yang terdiri dari serangkaian tindakan untuk
tindakan-tindakan, perencanaan, mencapai suatu hasil yang
pengorganisasian, penggerakan dan diinginkan oleh karenanya lebih
pengawasan. yang dilakukan untuk tepat bila perencanaan di
menentukan sasaran-saran yang telah rumuskan sebagai penetapan
ditetapkan melalui pemanfaatan tujuan, kebijakan, prosedur dan
sumber daya manusia serta sumber program dari suatu organisasi.
daya lainya 2. Pengorganisasian dapat pula
Manajemen menurut dirumuskan sebagai keseluruhan
Abdurrahmat Fathonin (2006 : 27) aktivitas manajemen dalam
adalah proses yang khas terdiri dari mengelompokkan orang-orang
tindakan – tindakan yang dimulai dari serta penetapan tugas,
penentuan tujuan sampai pengawasan wewenang, serta tangung jawab
dimasing- masing bidang digunakan masing-masing dengan tujuan
baik itu ilmu pengetahuan maupun terciptanya aktivitas-aktivitas
keahlian yang diikuti serta berurutan yang berdaya guna dan berhasil
dalam rangka berusaha mencapai guna dalam mencapai tujuan
sasaran yang ditetapkan semula. yang telah ditentukan terlebih
John D. Millet dalam Inu dahulu.
Kencana Syafiie (2004:101) juga 3. Directing adalah fungsi
menyatakan bahwa manajemen manajemen yang berhubungan
adalah proses kepemimpinan dan dengan usaha memberi
pemberian arah terhadap pekerjaan bimbingan,saran,perintah-
yang terorganisir dalam kelompok perintah atau intruksi kepada
formal untuk mencapai tujuan yang bawahan dalam melaksanakan
dikehendaki. tugas masing-masing, agar tugas
Menurut Siswanto (2005:7) dapat dilaksanakana dengan baik
mengatakan manajemen adalah ilmu dan benar tertuju pada tujuan
dan seni untuk melakukan tindakan yang telah ditetapkan semula.
guna mencapai tujuan. Manajemen 4. Pengawasan, dalam pelaksanaan
sebagai suatu ilmu adalah akumulasi tugas pengawasan untuk
pengetahuan yang di sistematiskan mempermudahnya pelaksanaan
atau kesatuan pengetahuan yang dalam merealisasi tujuan harus
terorganisasi. Berdasarkan pendapat pula dilalui beberapa fase atau
para ahli tersebut dapat di simpulkan urutan pelaksanaan. Proses
manajemen adalah suatu ilmu dan pengawasan dimanapun juga atau

JOM FISIP Vol. 3 No. 2 – Oktober 2016


Page | 4
pengawasan yang berobjektifkan yang mayoritas wilayahnya
apapun terdiri dari fase sebagai merupakan daerah perkotaan.
berikut : menetapkan alat Wilayah kota secara administratif
pengukur ( standar), tidak selalu semuanya berupa daerah
mengandalkan penilaian ( terbangun perkotaan (urban), tetapi
evaluation ), mengadalkan umumnya juga masih mempunyai
tindakan perbaikan ( coorective bagian wilayah yang berciri pedesaan
action) (rural).
Menurut Surat Keputusan
Kota menurut Alan S. Burger Mentri dalam neggri No. 65 tahun
“The City” yang diterjemahkan oleh 1995. Manajemen perkotaan adalah
Dyayadi dalam bukunya Tata Kota pengelolaan sumber daya perkotaan
menurut Islam adalah suatu yang berkaitan dengan bidang-bidang
permukiman yang menetap tata ruang, lahan, ekonomi, keuangan,
(permanen) dengan penduduk yang lingkungan hidup, pelayanan jasa,
heterogen, dimana di kota itu investasi, prasarana dan sarana
dilengkapi dengan berbagai fasilitas perkotaan; serta di sebutkan pula
yang terintegrasi membentuk suatu bahwa pengelola perkotaan adalah
sistem sosial dan seterusnya. para pejabat (Pemerintah) pengelola
Menurut Prof. Bintarto perkotaan. Dengan demikian, menurut
(1983) dari segi geografis kota apa yang secara formal didefinisikan
diartikan sebagai suatu sistim jaringan oleh Pemerintah, manajemen
kehidupan yang ditandai dengan perkotaan meliputi hal yang cukup
kepadatan penduduk yang tinggi dan luas, dan Nampak menekankan pada
diwarnai dengan strata ekonomi yang aspek perkembangan kota dan
heterogen dan bercorak materialistis perkembangan ekonomi kota.
atau dapat pula diartikan sebagai Manajemen perkotaan dapat
bentang budaya yang ditimbulkan diartikan sebagai suatu upaya untuk
oleh unsur-unsur alami dan non alami melakukan suatu proses manajemen,
dengan gejala-gejala pemusatan yaitu mengorganisasikan dan
penduduk yang cukup besar dengan mengkoordinasikan kondisi atau
corak kehidupan yang bersifat sistem kota yang ada saat ini yaitu
heterogen dan materialistis faktor-faktor produksi di dalam kota
dibandingkan dengan daerah baik yang berupa tanah, tenaga kerja,
dibelakangnya. modal maupun kewiraswastaan,
Menurut John Brickerhoff supaya dapat dicapai hasil yang
Jackson (1984) kota adalah suatu maksimal dan efisien untuk menuju
tempat tinggal manusia yang ke arah sistem kota yang dikehendaki
merupakan manifestasi dari bedasarkan pada tujuan idela dan
perencanaan dan perancangan yang dinamis.
dipenuhi oleh berbagi unsur seperti Manajemen perkotaan menurut
bangunan, jalan dan ruang terbuka Richard E. Stren, mencakup :
hijau. 1. Proyek pembangunan perkotaan
Kota dalam pengertian dalam konteks wilayah kota dan
administrasi pemerintah diartikan pertimbangan kelembagaan.
suatu bentuk pemerintahan daerah

JOM FISIP Vol. 3 No. 2 – Oktober 2016


Page | 5
2. Memusatkan perhatian pada atau keadaan kelembagaan,
sumber daya keuangan local masyarakat. Informan penelitian
untuk memperkuat desentralisasi menggunakan metode Snowball
3. Memusatkan perhatian pada Sampling adalah teknik penentuan
berbagai alternatif untuk sampel yang mula-mula jumlahnya
mengorganisir dan membiayai kecil kemudian membesar. Key
pelayanan kota seperti : air informan adalah Kepala Dinas
bersih, transprtasi, listrik sampah, Perumahan, Pemukiman dan Cipta
kesehatan, dan lain-lain. Karya, informan lainnya adalah
4. Perhatian untuk mencari dan Bidang Perencanaan dan Pengawasan,
mempromosikan partisipasi Seksi perencanaan teknis, Seksi
masyarakat dalam pelayanan Evaluasi,Monitoring dan Plaporan.
infrastruktur kota. Jenis dan sumber data yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu :
METODE PENELITIAN a. Data Primer
Data primer ini yaitu data
Metode penelitian yang mengenai tetntang manajemen
digunakan adalah diskriptif dengan perkotaan yang diperoleh secara
pendekatan penelitian kualitatif. langsung dari informen. Data primer
penelitian diskriptif yaitu dalam penelitian ini adalah data hasil
menggambarkan atau melukiskan wawancara dan obsaversi langsung
keadaan objek atau subjek, baik mengenai tentang manajamen
seseorangan, lembaga, masyarakat, perkotaan di kota pekanbaru.
dan lain sebagainya, serta didasarkan b. Data Sekunder
atas hasil observarsi yang Data sekunder adalah data yang
dilaksanakan serta memberikan diperoleh dari peneliti dari berbagai
argumentasi terhadap apa yang sumber yang telah ada yang dapat
ditemukan dilapangan dan menujukkan objek yang di teliti
dihubungkan dengan konsep teori, berupa:
yaitu tentang manajemen perkotaan 1. keadaan geografis di provinsi riau
studi kasus penataan drainase di Kota 2. struktur dinas perumahan,
Pekanbaru. pemukiman, dan cipta karya kota
pekanbaru
Lokasi penelitian ini 3. literatur – literatur, peraturan
dilaksanakan di kantor Dinas perundang-undangan yang berlaku,
Perumahan, Pemukiman, dan Cipta skripsi, dan tesis serta informasi
Karya Kota Pekanbaru. Pemilihan yang sesuai dengan masalah yang
lokasi penelitian ini dimaksudkan diteliti.
untuk mengetetahui penyelenggaraan
sistem drainase perkotaan di kota Metode pengambilan data
pekanbaru. adalah tatancara atau teknik pencarian
Informan penelitian yaitu data, baik yang berasal dari objek
subjek atau seseorang yang penelitian. untuk memperoleh data
mempunyai pengetahuan (informasi) yang diingginkan dalam penelitian
tentang objek (sasaran) penelitian, ini, maka pengumpulan data
yang lazimnya berkaitan dengan sifat dilakukan dengan cara, yaitu;

JOM FISIP Vol. 3 No. 2 – Oktober 2016


Page | 6
1. Wawancara perkotaan menurut Prajudi Atmolah
Wawancara merupakan teknik Sudirdjo, yaitu
pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara tanya jawab secara 1. Perencanaan
langsung kepada informen yang Perencanaan adalah proses
berhubungan dengan penelitian, baik mendefinisikan tujuan organisasi,
secara struktur maupun tidak membuat strategi untuk mencapai
terstruktur guna untuk mendapat tujuan itu, dan mengembangkan
informasi yang di ingginkan oleh rencana aktivitas kerja organisasi.
peneliti. Perencanaan merupakan proses
2. Obsarvarsi terpenting dari semua fungsi
Peneliti mengamati lapangan, manajemen karena tanpa perencanaan
yaitu turun secara langsung fungsi-fungsi lain pengorganisasian,
kelapangan untuk mengetahui atau pengarahan, dan pengontrolan tidak
mengamati gejala-gejala apa yang akan dapat berjalan.
terjadi dilapangan. Perencanaan yang dilakukan
3. Dokumentasi oleh dinas Perumahan Permukiman
Merupakan studi yang dan Cipta Karya sebagai dasar dalam
dilakukan dengan mengumpulkan melaksanakan sebuah pembangunan
data melalui catatan, arsip yang ada penataan drainase di Pekanbaru.
pada kantor dinas perumahan, Kemampuan dalam melakukan
pemukiman, dan cipta karya kota sebuah perencanaan pada awal tidak
pekanbaru. Guna untuk mendapatkan terlepas dari pengetahuan dan
informasi untuk hasil penelitian keahlian pengelola program itu
penulis. Dokumentasi dilakukan sendiri mengenai tujuan dan sasaran
dengan pihak Dinas Perumahan yang akan diperoleh. Sebab
Permukiman dan Cipta Karya Kota perencanaan pada awal akan
Pekanbaru. memberikan kontribusi sangan
Dalam menganalisi data yang penting yang positif bagi pengelola
peneliti peroleh data primer maupun dalam mewujudkan visi dan misi
data sekunder, peneliti mengunakan tersebut.
teknik diskriptif kualitatif, yaitu a. Penetapan tujuan
dengan mengumpulkan data, Didalam penetapan tujuan
mengklafikasikan, menghubungkan perencanaan yang dilakukan oleh
dengan teori yang berhubungan dengn Dinas Perumahan Permukiman dan
masalah kemudian mearik Cipta Karya Kota Pekanbaru. Tujuan
kesimpulan untuk menentukan hasil yang ingin dicapai dari rencana kerja
berdasarkan hasil penelitian. adalah untuk mencegah terjadinya
banjir yang sering terjadi di kota
HASIL PENELITIAN DAN pekanbaru dan tujuan dari penataan
PEMBAHASAN drainase itu sendiri yaitu supaya
untuk menghiindari kerusakan
Berdasarkan hasil penelitian material dan memperbaiki kualitas
dan pembahasan yang telah di uraikan lingkungan, tetapi dilapangan masih
terdapat empat fungsi manajemen terjadinya hambatan dalam proses
pembangunan.

JOM FISIP Vol. 3 No. 2 – Oktober 2016


Page | 7
b. Kebijakan pembangunan penataan drainase
Untuk membangun perkotaan di kota pekanbaru sudah
pembangunan yang baik maka di jelas dan terarah dengan adanya
perlukan suatu kebijakan dalam (Tufoksi) Tugas Pokok Dan Fungsi
perencanaan pembangunan sehingga dari dinas Perumahan Permukiman
ada peraturan atau pedoman yang dan Cipta Karya Hal ini dapat dilihat
digariskan bagi tindakan dinas untuk dari adanya struktur organisasi dinas
mencapai tujuan hasil yang baik. yang ada di Kantor Dinas Perumahan
Dinas perumahan permukiman Permukiman dan Cipta karya.
dan Cipta Karya belum bekerja a. Penempatan tugas dan fungsi
sepenuhnya setiap tahunya karena Pembagian kerja harus
terkendala oleh kebijakan master plan disesuaikan dengan kemampuan dan
untuk seluruh kota pekanbaru. keahlian bagi masing-masing,
Namun, itu tidak menjadi hambatan sehingga pembagian pekerjaan dapat
bagi dinas Perumahan Permuiman berjalan secara efektif dan efesien.
dan Cipta Karya untuk bekerja, Penetapaan tugas yang ada di
mereka tetap bekerja setiap tahunya dinas sudah jelas sesuai setiap
sesuai dengan DED drainase secara anggota, dan pemetapaan tugas yang
bertahap. ada di dinas sudah jelas sesuai setiap
c. Prosedur anggota dinas sudah mengetahui dan
Dalam pembangunan di mengerti tugasnya masing-masing,
butuhkan prosedur yang sesuai bahwa pengorganisasian dilakukan
sehingga di dalam perencanaan tidak agar setiap pegawai tau dengan tugas
terjadi ke salahan, maka Dinas dan tanggung jawabnya masing-
perumahan permukiman dan Cipta masing dengan penempatan dan
Karya dalam perencanaan pembagian tugas yang sesuai dengan
pembangunan mengunakan prosedur keahliannya dan kemampuannya
awal yaitu prosedur yang ada di dengan begitu tujuan dapat tercapai
dalam master plan sehingga dalan secara maksimal.
perencanaan bisa berjalan dengan b. Penetapan wewenang
baik. Didalam sebuah organiasi
d. Program sanggat di butuhkan wewenang atau
Program yang ada berdasarkan hak melakukan sesuatu atau
master plan,sebelum di lakukan memerintah orang lain untuk
perencana yang di buat oleh dinas melakukan suatu kegiatana agar
makan dinas harus surve di tercapai tujuan tertentu.
lapanagan terlebih dahulu sehingga penetapaan wewenang yang
rencana pembuatan drainase sesuai ada di dinas sudah jelas sesuai dengan
dengan kebutuhan masyarakat. wewenang dalam melaksanakan
Perencanaan yang dimaksud adalah tugasnya. Setiap anggota dinas yang
perencanaan yang baik akan di kasi wewenang mengetahui dan
mempengaruhi hasil atau pencapaian mengerti tugasnya masing-masing,
tujuan yang telah ditetapkan. dan pegawai yang menangani maslah
2. Pengorganisasian drainase ini sudah di pilih sesuai
Pengorganisasian dalam dengan ke ahlianya supaya bisa
tangung jawab kerja dalam hal

JOM FISIP Vol. 3 No. 2 – Oktober 2016


Page | 8
bekerja dengan baik dan tidak terjadi bawahanya agar segala sesuatu yang
berantakan nantinya. harus di kerjakan sesuai dengan apa
c. Tanggung Jawab yang di perintahkan oleh atasan
Dinas Perumahan Permukiman sehingga tidak terjadi kesalahan.
dan Cipta Karya setiap pegawai
mempunyai tangung jawab masing- 4. Pengawasan
masing dalam melaksanakan Pengawasan pada dasarnya
pembangunan drainase di Kota diarahkan sepenuhnya untuk
Pekanbaru. Dinas Perumahan menghindari adanya kemungkinan
Permukiman dan Cipta Karya penyelewengan atau penyimpangan
mempunyai tim tersendiri untuk atas tujuan yang akan dicapai. melalui
mengawasi pelaksanaan penataan pengawasan diharapkan dapat
drainase di lapangan dan 1 tim membantu melaksanakan kebijakan
konsultan pengawas yang gunanya yang telah ditetapkan untuk mencapai
untuk mengawasi agar tidak terjadi tujuan yang telah direncanakan secara
penyimpangan. efektif dan efisien.
a. Menetapkan Alat Ukur
3. Directing Dinas Perumahan Permukiman
Directing adalah fungsi dan Cipta Karya dalam pembangunan
manajemen yang berhubungan drainase adalah dengan mengunakan
dengan usaha memberi tipikal drainase yang dimana dalam
bimbingan,saran,perintah-perintah pembuatan drainase harus disesuaikan
atau intruksi kepada bawahan dalam dengan lingkungan setempat yang
melaksanakan tugas masing-masing, ingin dibangun drainase. Pengawasan
agar tugas dapat dilaksanakana dilakukan dengan cara turun
dengan baik dan benar tertuju pada langsung kelapangan dengan melihat
tujuan yang telah ditetapkan semula. pembangunan drainase yang sedang
a. Bimbingan berjalan. Pengawasan yang baik
Dinas Perumahan Permukiman diharapkan agar dapat mengurangi
dan Cipta Karya setiap pegawai di penyimpangan yang terjadi.
bimbing untuk giat bekerja dan harus b. Mengandalkan Penilaian
bisa menyelesaikan permasalahan Penilaian terhadap pekerjaan
yang terjadi baik di lapangan maupun yang telah dilakukan guna untuk
di kantor. mengetahui penyimpangan yang telah
b. Saran terjadi terhadap standar yang telah di
Dinas Perumahan Permukiman tetapkan oleh Dinas Perumahan
dan Cipta Karya Kepala Dinas selalu Permukiman dan Cipta
memberi saran kepada bawahan agar Karya.Penilaian pekerjaan yang telah
segala sesuatu harus di laporkan ke dilakukan juga bermanfaat untuk
pada atasan agar tidak terjadi menentukan langkah apa yang akan
kesalahan dalam berkerja di lapangan. diambil untuk mencegah terjadinya
c. Perintah penyimpangan yang sama.
Dinas Perumahan Permukiman Standar drainase yang di
dan Cipta Karya Kepala Dinas selalu gunakan menguanaka sistem tipikal
memberi perintah kepada kepala dan pengawasan di lakukan secara
bagian untuk di sampaikan kepada langsung dengan terjun kelapanagan

JOM FISIP Vol. 3 No. 2 – Oktober 2016


Page | 9
supata tidak terjadi penyimpangan di penting dalam membangun sebuah
lapangan. pembangunan yang akan di di
c. Mengadakan tindakan perbaikan bangun. Selain partisipasi kondisi
Untuk dapat melaksanakan alam dan masyrakat sangat
tindakan perbaikan, maka pertama- berpengaruh dalam berlangsungnya
tama haruslah dianalisis apa yang pelaksanaan di lapangan.
menyebabkan terjadinya perbedaan. Sampai saat sekarang masih
Bila pimpinan sudah dapat banyaknya wilayah di kota
menetapkan dengan pasti apa sebab pekanbaru belum adanya
terjadinya penyimpangan barulah drainase,selain itu juga masih banyak
diambil tindakan perbaikan. masyarakat yang belum sepenuhnya
Apabila terjadi penyimpangan- mendukung program pemerintah
penyimpangan maka di perlukan untuk pembangunan drainase.
tindakan perbaikan yang dilakukan 3. Infrastruktur
dengan cara tindakan yang dilakukan Infrastruktur adalah sarana yang
oleh pelaksana pembangunan untuk terkait langsung dengan kehidupan
mengetahui bahwa pelaksanaan atau masyarakat dan memiliki peran
hasil program tidak sesuai dengan apa penting dalam mendukung ekonomi,
yang telah direncanakan sebelumnya, sosial budaya dan kesatuan yang
sehingga apabila terjadi mengikat dan menghubungkan
penyimpangan-penyimpangan dapat antara daerah dengan daerah lainya.
diketahui atau dapat ditanggulangi. Kondisi dilapangan atau
kondisi masyarakat yang masih belum
Ada beberapa faktor yang mendukung sepenuhnya terhadap
mempengaruhi manaejemen pembangunan yang ada sehingga
perkotaan di Pekanbaru, yaitu: memperlambat pembangunan
1. Anggaran drainase.
Angaran merupakan rencana 4. Koordinasi
keuangan periodik yang disusun Koordinasi yang terjadi antara
berdasarkan program yang telah Dinas dengan pihak masyarakat
disahkan, karena anggaran di sini berkurang karena masih adanya
sangat berpengaruh pada hasil kerja masyarakat yang tidak mau melepas
dinas tersebut untuk dapat dinikmati tanahnya untuk pembanguna drainase.
masyarakat. Oleh karena itu dibutuhkan
Dalam satu tahun anggaran pemimpin yang tegas dan andil dalam
yang di butuhkan seharusnya 3 pelaksanaan di lapangan dan bisa
milyar namun angaran terbatas, jadi mempertegas bawahanya untuk
pihak dinas Perumahan Permukiman berkoordinasi yang baik dengan
dan Cipta Karya menyeseuaikan saja masyarakatserta dinas terkait supaya
dengan kondisi yang ada dianggaran tidak ada terjadi permasalahan dalam
dengan yang ada dilapanagan. pembangunan drainase.
2. Partisipasi
Dalam melaksanakan
pembangunan maka sangat di
perlukan partisipasi karena dengan
adanya partisipasi sangat berperan

JOM FISIP Vol. 3 No. 2 – Oktober 2016


Page | 10
PENUTUP tetapi masih adanya terjadi
A. Kesimpulan miskomunikasi serta belum
1. Dalam manajemen perkotaan maksimalnya koordinasi
pada drainase kota Pekanbaru antara dinas dengan pekerja
dapat disimpulkan : lapangan tetapi dalam
a. Perencanaan yang dilakukan perintah atau instruksi telah
oleh Dinas Perumahan dilakukan sesuai dengan
permukiman Dan Cipta prosesnya atau prosedurnya.
Karya yang mana d. Pengawasan yang dilakukan
berpedoman kepada standar oleh Dinas Perumahan
drainase lingkungan dengan Permukiman Dan Cipta
memiliki tujuan untuk Karya terjun langsung
menata serta memperbaiki kelapangan, baik dari segi
kualitas lingkungan, tetapi perencanaan, pelaksanaanya
pada kenyataannya dalam dan hasil nantinya, tetapi
melaksanakan perencanaan masih ada terjadinya
itu sendiri masih terdapatnya penyimpangan atau kendala
kendala-kendala yang dilapangan maka dilakukan
ditemui dilapangan. dan dicari solusi, tindakan
sedangkan kebijakan, serta penyelesaiannya.
prosedur dan program pada
Master Plan secara 2. Faktor yang mempengaruhi
keseluruhan belum ada yang keberlangsungan kerja dinas
mengatur tentang drainase di dalam permasalahan penataan
Kota Pekanbaru hanya saja drainase yang membuat hasil
Master Plan secara bertahap kerja tidak terlihat maksimal
yang di laksanakan atau mugkin, yaitu anggaran yang
DED Drainase. menjadi kendala bahwa dana
b. Dalam penetapan tugas, yang diberikan tidak secara
fungsi telah dilakukan oleh langsung tetapi secara bertahap
Dinas Perumahan dengan keuangan daerah yang
Permukiman Dan Cipta mengakibatkan penataan
Karya sesuai dengan bidang drainasenya sendiri juga
dan keahliannya masing- bertahap, masih banyaknya
masing tetapi dalam masyarakat yang kurang
pembagian wewenang mendukung dalam pembangunan
kepada bawahan dianggap dan berpartisipasi untuk
sudah bisa bertanggung melepaskan lahannya demi
jawab dalam melaksanakan pembuatan drainase, kondisi
tugasnya. alam dan koordinasi.
c. Directing yang dilakukan
oleh Dinas Perumahan B. Saran
Permukiman Dan Cipta 1. Diharapkan untuk manajemen
Karya dalam memberikan drainase perkotaan yang
saran dan pembinaan sering dilakukan oleh Dinas Perumahan
dilakukan setiap minggunya Pemukiman dan Cipta Karya kota

JOM FISIP Vol. 3 No. 2 – Oktober 2016


Page | 11
Pekanbaru agar dapat dilakukan Edisi kedua Yogyakarta;
semaksimal mungkin karena BPFE.Yogyakarta.
drainase itu sendiri merupakan Hasibuan, H. Malayu.2005.
suatu hal terpenting dalam Manajemen.PT. Bumi Aksara,
lingkungan yang berhubungan Jakarta.
dengan kehidupan masyarakat, Handoko, 2000, Manajemen, Jakarta
serta dihaapkan dalam proses :Sukakarya
penataan dan pembangunan H.R. Siswanto, 2005, Pengantar
drainase ini harus memiliki Manajemen, Ikrar Mandiri
Master Plasn secara kelesuruhan Abadi, Jakarta.
supaya mempermudah Indrajit, 2004, Analisis dan
pembangunan serta penataan Perencanaan Sistem Birokrasi
drainase demi terciptanya Objek. Bandung : Informatika.
kehidupan dan lingkungan yang Jogianto,2005,Model Kesuksesan :
sehat. Sistem Teknologi Informasi.
2. Diharapkan dalam penataan dan Yogyakarta : Graha Ilmu.
pembangunan drainase ini Kasim, Iskandar, 2005. Manajemen
didukung oleh sumber daya yang Perubahan, CV. Alfabeta,
ada seperti dana atau anggaran Bandung.
dan juga manusianya, dengan Manullang, 2008, Dasar-Dasar
adanya sumber daya tersebut menejemen, Bumi Aksara,
semua perencanaan yang telah Jakarta.
disusun dapat terimplementasi Manullang, 2012.Dasar-
dengan baik serta juga DasarManajemen.UGM
dibutuhkan pendekatan dari :Yogyakarta.
pemerintah kota dengan Siagian, Sondang P. 2001.
masyarakat untuk dapat Administrasi Pembangunan
berpartisipasi dalam melakukan Konsep Dimensi dan
penataan dan pembangunan Strateginya.Bumi Aksara :
drainase ini dengan menyerahkan Jakarta.
atau menghibahkan sebagian Siswanto, HB.Dr. 2007.Pengantar
tanah mereka untuk manajemen, Jakarta : Bumi
pembangunan drainase agar tidak Aksara.
terjadinya bencana yang Sugiyono. 2013.
disebabkan oleh mereka sendiri MetodePenelitianAdministrasi.
dan dapat hidup dengan sehat dan Alfabeta: Bandung.
lingkungan yang bersih. Sugiono.2007.Metode Penelitian
Administrasi. Bandung :
DAFTAR PUSTAKA Penerbit Alumni.
Suwadi.2008. Memahami Penelitian
Hasibun, Melayu, 2004. Manajemen kualitatif. Jakarta : Renika
Dasar, Pengertian dan Cipta.
Masalah. Jakarta:Bumi Aksara Syafiie, Inu Kencana, 2004,
Handoko, T. Hani. 2001. Manajemen Manajemen Pemerintahan.
Personalia dan Sumber Daya Jakarta : Perca
Manusia.

JOM FISIP Vol. 3 No. 2 – Oktober 2016


Page | 12
Syafiie, Inu Kencana,2006, Ilmu Dokumen :
Administrasi Publik. Jakarta :
Rinake Cipta Dokumen Review Master Plan Tahap
Terry G.R. 006. Dasar-Dasar II pada Dinas Perumahan
Manajemen.PT. Renika Cipta. Permukiman dan Cipta Karya
Jakarta.
Winardi, 2006, Asas – Asas Peraturan perudang – undangan :
Menejemen, P.T. Alumni,
Bandung. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
Yahya, Yohannes, 2006, Pengantar Republik Indonesia Nomor 12
Manajemen, Pustaka Pelajar, Tahun 2014 Tentang
Yogyakarta. Penyelenggaraan Sistem
Drainase Pekotaan
Internet :

Administrator. 2009. Drainase.


[online]. Tersedia:
http://one.indoskripsi.
com/node/6063. [22 Oktober 2014].
Administrator. 2010. Sejarah
Drainase. [online]. Tersedia:
http://kmit.faperta.ugm.
ac.id/2010/03/25/sejarah-
drainase/. [22 Oktober 2014].
Azwaruddin. 2008. Pemahaman
Umum Drainase. [online].
Tersedia:
http://azwaruddin.blogspot.com
/2008/05/pemahaman-umum-
drainase.html. [22 juli 2015].
Tata Ruang Air, Oleh: Robert J.
Kodoatie & Roestam Sjarief,
Penerbit: C.V Andi Offset:
http://rathocivil02.wordpress.co
m/2007/12/23/tugas-drainase/.
[Di unduh juli 2015].
Jenis Drainase dan Permasalahanya.
[online]. Tersedia:
http://rathocivil02.wordpress.co
m/2007/12/23/tugas-drainase/.
[9 juli 2015].

JOM FISIP Vol. 3 No. 2 – Oktober 2016


Page | 13

S-ar putea să vă placă și