Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
Abstract - The main source of air pollution in urban areas is motor vehicle emissions, which account for 90% of air
pollution in big cities. Satya Widya Yudha as Vice Chairman of the Energy Commission of The House of
Representatives of the Republic of Indonesia estimates that there will be an increase of up to 50% of motor vehicle
use in the next 12 years. This will trigger a rise of pollutant levels in the air. CO is one of the most emitted
pollutants by motor vehicles with a relatively long lifetime for up to one month. Excessive CO in the atmosphere will
cause a greenhouse effect that has an impact on global warming. Therefore, we need an effort to overcome the
upcoming impacts. The writing of this paper aims to explain the X-Pollution system as an effective method in
overcoming the effects of air pollution. It works by integrating the X-Pollution application that is connected to the
speed sensor installed on the vehicle. This sensor will detect the distance traveled by the vehicle, the data further is
calculated to CO levels that have been emitted. After that, X-Pollution will provide a notification if the vehicle has
contributed emissions exceeding the daily threshold. X-Pollution will collect CO data produced every week so that
users can find out the level of CO that has been released into the environment. With this application users are
expected to grow awareness to minimize air pollution due to the use of motorized vehicles that they use.
Keywords : X-Pollution, Sensor, Air Pollution,CO, Motor Vehicle, Application
Abstrak - Sumber utama pencemaran udara di daerah perkotaan adalah emisi kendaraan bermotor, yang menyumbang
90% dari polusi udara di kota besar. Satya Widya Yudha selaku Wakil Ketua Komisi Energi DPR RI memperkirakan
akan terjadi peningkatan penggunaan kendaraan bermotor hingga 50% dalam kurun waktu 12 tahun ke depan. Hal ini
akan memicu peningkatan kadar polutan di udara. CO merupakan salah satu polutan yang paling banyak diemisikan
oleh kendaraan bermotor dengan lifetime yang cukup panjang hingga satu bulan. Kelebihan CO di atmosfer akan
menyebabkan efek rumah kaca yang berdampak pada pemanasan global. Maka dari itu, perlu adanya upaya untuk
menanggulangi dampak yang akan terjadi. Penulisan karya tulis ini bertujuan untuk menjelaskan sistem X-Pollution
sebagai metode yang efektif dalam penanggulangan dampak polusi udara. Cara kerjanya adalah dengan
mengintegrasikan aplikasi X-Pollution yang dihubungkan dengan sensor kecepatan yang dipasang pada kendaraan.
Sensor ini akan mendeteksi jarak yang telah ditempuh oleh kendaraan tersebut, kemudian data tersebut dikalkulasikan
menjadi kadar CO yang telah diemisikan. Setelah itu, X-Pollution akan memberikan notifikasi apabila kendaraan
tersebut telah menyumbang emisi melebihi ambang batas harian. X-Pollution akan mengakumulasikan data CO yang
dihasilkan tiap satu minggu sehingga pengguna dapat mengetahui tingkat CO yang telah dikeluarkan ke lingkungan,
dengan ini diharapkan pengguna aplikasi memiliki kesadaran untuk meminimalisir polusi udara akibat penggunaan
kendaraan bermotor yang ia gunakan.
Kata kunci : X-Pollution, Sensor, Polusi Udara, CO, Kendaraan Bermotor, Aplikasi
1. PENDAHULUAN
Salah satu indikator untuk mengukur keberhasilan pembangunan suatu negara adalah pertumbuhan
ekonomi. Infrastruktur merupakan roda penggerak pertumbuhan ekonomi, mulai dari alokasi
pembiayaan publik hingga swasta, infrastruktur dipandang sebagai lokomotif pembangunan nasional
dan daerah. Salah satu infrastruktur yang memiliki peran penting dalam mendukung manusia untuk
dapat melakukan aktivitasnya adalah transportasi. Seiring dengan pertumbuhan perekonomian di
Indonesia yang cukup meningkat,maka aktivitas berkendara khususnya di kota-kota besarpun
meningkat6. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik, jumlah kendaraan bermotor di Indonesia telah
mengalami peningkatan dari 36,6 juta unit pada tahun 2005 menjadi 138,5 juta unit pada 2017. Satya
Widya Yudha selaku Wakil Ketua Komisi Energi DPR RI memperkirakan akan terjadi peningkatan
penggunaan kendaraan bermotor hingga 50% dalam kurun waktu 12 tahun ke depan 10. Aktivitas
tersebut tentunya akan meningkatkan produksi gas emisi dari kendaraan yang dapat menyebabkan
polusi udara6.
Peningkatan polusi udara dari sektor transportasi sangat signifikan dan berdampak pada kehidupan
dan lingkungan saat ini. Salah satu polutan udara yang berbahaya dan jumlahnya sangat dominan adalah
gas Karbon Monoksida (CO) yang dihasilkan dari proses pembakaran bahan bakar yang tidak sempurna
dari kendaraan bermotor. Gas karbon monoksida (CO) merupakan gas yang tidak berwarna, tidak
berbau, tidak berasa, tidak mengiritasi , mudah terbakar, sangat beracun, serta tidak larut dalam air.
Senyawa CO mempunyai potensi bersifat racun yang berbahaya terhadap manusia, karena mampu
membentuk ikatan yang kuat dengan pigmen darah yaitu haemoglobin (Dharmawan dan Susanti, 2012).
Paparan udara dengan gas CO dapat mengakibatkan keracunan sistem saraf pusat dan jantung.
Keracunan ini terjadi jika paparan gas CO melampaui batas dari yang bisa di toleransi tubuh, yaitu
lebih dari 250 ppm (Rezki, 2012)4.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti merancang sebuah aplikasi yang diberi nama X-POLLUTION.
Aplikasi ini bertujuan untuk meminimalkan produksi CO berlebih di udara. Dalam penelitian ini
memberikan luaran prototype berupa sebuah aplikasi yang digunakan untuk memonitor produksi CO
pada setiap kendaraan8. Kemudian, aplikasi akan memberikan early warning apabila pengguna
kendaraan bermotor telah menempuh jarak berkendara yang menyebabkan produksi CO di udara
melewati ambang batas harian.
2. METODE
CATATAN:
L1 : Kendaraan bermotor beroda 2 dengan kapasitas silinder mesin tidak lebih dari 50 cm3 dan
dengan desain kecepatan maksimum tidak lebih dari 50 km/jam apapun jenis tenaga penggeraknya.
L2 : Kendaraan bermotor beroda 3 dengan susunan roda sembarang dengan kapasitas silinder mesin
tidak lebih dari 50 cm3 dan dengan desain kecepatan maksimum tidak lebih dari 50 km/jam apapun
jenis tenaga penggeraknya.
L3 : Kendaraan bermotor beroda 2 dengan kapasitas silinder lebih dari 50 cm3 atau dengan desain
kecepatan maksimum lebih dari 50 km/jam apapun jenis tenaga penggeraknya.
L4 : Kendaraan bermotor beroda 3 dengan susunan roda asimetris dengan kapasitas silinder mesin
lebih dari 50 cm3 atau dengan desain kecepatan maksimum lebih dari 50 km/jam apapun jenis
tenaga penggeraknya (sepeda motor dengan kereta).
L5 : Kendaraan bermotor beroda 3 dengan susunan roda simetris dengan kapasitas silinder mesin
lebih dari 50 cm3 atau dengan desain kecepatan maksimum lebih dari 50 km/jam apapun jenis
tenaga penggeraknya7.
Pada penelitian ini digunakan sampel kendaraan bermotor kategori L3 merk Honda Beat
(2015) dengan kapasitas mesin 108 cm3 dengan jarak tempuh pada masing-masing percobaan
adalah 5 km. Dilakukan dua kali percobaan pada kendaraan ini dengan parameter yang berubah
adalah kecepatan, dengan perolehan data sebagai berikut :
6. DAFTAR PUSTAKA
1
Bani, T.C, 2013. Studi Pengaruh Jarak Tempuh dan Umur Mesin Kendaraan Bermotor Roda
Empat Terhadap Konsentrasi Emisi Karbon Monoksida (CO) Dan Nitrogen Oksida (NOx) (Studi
Kasus : Toyota Avanza Berbahan Bakar Premium).
2
Eslami, A. dan Ghalsemi, 2018. Determination of The Best Interpolation Method in Estimating
The Concentration of Environmental Air Pollutants In Tehran City In 2015. Journal of Air
Pollution and Health (Autumn 2018); 3(4): 187-198.
3
Jumlah Kendaraan Bermotor Umum dan Bukan Umum Untuk BPKB Menurut Cabang Pelayanan
di Jawa Barat, 2016 – 2018. (https://jabar.bps.go.id/statictable/2018/03/19/416/
jumlah-kendaraan-bermotor-umum-dan-bukan-umum-untuk-bpkb-menurut-cabang-pelayanan-di-
jawa-barat-2016.html)
4
Keracunan yang Disebabkan Gas Karbon Monoksida – 2005.
(https://www.pom.go.id/mobile/index.php/view/berita/76/Keracunan-yang-Disebabkan-Gas-
Karbon-Monoksida.html)
5
Muziansyah, D, 2015. Model Emisi Gas Buangan Kendaraan Bermotor Akibat Aktivitas
Transportasi (Studi Kasus: Terminal Pasar Bawah Ramayana Koita Bandar Lampung). Bandar
Lampung : JRSDD.
6
Perkembangan Jumlah Kendaraan Bermotor Menurut Jenis, 1949-2017 – 2017.
(https://www.bps.go.id/linkTableDinamis/view/id/1133)
7
Republik Indonesia,2009. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 04 Tahun 2009
Tentang Ambang Batas Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor Tipe Baru. Jakarta: Menteri
Lingkungan Hidup
8
Rezki, N., Yusfi, M. dan Yendri, D., (2012). Rancang Bangun Prototipe Pengurang Bahaya
Gas Polutan Dalam Ruangan Dengan Metode Elektrolisis Berbasis Mikrokontroler. Padang :
FTI Unand.
9
Sengkey, S.L, 2011. Tingkat Pencemaran Udara Co Akibat Lalu Lintas dengan Model Prediksi
Polusi Udara Skala Mikro. Jurnal Ilmiah MEDIA ENGINEERING Vol. 1, No. 2 (119-126)
10
Yudha, S.W, 2017. Air Pollution and It’s Implication for Indonesia: Challenges and Imperative
for Change. Jakarta : DPR RI.