Sunteți pe pagina 1din 43

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masa remaja ditandai dengan kematangan fungsi reproduksi atau disebut
dengan masa pubertas. Periode ini dilihat sebagai transisi masa kanak - kanak
memasuki masa dewasa. Menurut Ratrioso (2008:10) masa remaja adalah
“Kelanjutan dari masa pubertas dimana ciri-ciri yang menonjol dari masa ini
adalah masa peralihan yang penuh dengan gejolak dan ruang ketidak pastian serta
ketidak jelasan”. Maksudnya remaja bisa dikatakan masa yang serba nanggung,
dibilang manusia dewasa tapi terlihat masih bersifat kekanakkanakan, dibilang
masih anak-anak tetapi ukuran tubuhnya sudah sangat besar.Sebagai masa
peralihan, maka dapat dimaklumi jika masa remaja adalah masa yang penuh
dengan masalah. Menurut Asrori, (2008:8) mengatakan bahwa “Remaja
berlangsung antara umur 12 tahun sampai dengan 21 tahun bagi wanita dan 13
tahun sampai dengan 22 tahun bagi pria. Rentang usia remaja ini dapat dibagi
menjadi 2 bagian, yaitu usia 12/13 tahun sampai 17/18 tahun adalah remaja awal
dan usia 17/18 tahun sampai dengan 21/22 tahun adalah remaja akhir”.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan remaja ?
2. Apa saja ciri - ciri masa remaja ?
3. Apa saja tugas perkembangan pada masa remaja ?
4. Apa saja perubahan pada masa remaja ?
5. Apa saja masalah yang dihadapi remaja ?
6. Bagaimana asuhan keperawatan pada anak remaja ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari remaja.
2. Untuk mengetahui ciri - ciri masa remaja.
3. Untuk mengetahui tugas perkembangan pada masa remaja.
4. Untuk mengetahui perubahan pada masa remaja.
5. Untuk mengetahui masalah yang dihadapi remaja.
6. Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada anak remaja.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Defenisi Remaja
Remaja adalah periode perkembangan selama dimana individu mengalami
perubahan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa, biasanya antara usia 13
dan 20 tahun.
Menurut Papalia dan Olds, masa remaja adalah masa transisi perkembangan
antara masa kanak-kanak dan dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia 12
atau 13 tahun dan berakhir pada usia akhir belasan tahun atau awal dua puluh
tahun. Sedangkan Anna Freud, berpendapat bahwa pada masa remaja terjadi
proses perkembangan meliputi perubahan-perubahan yang berhubungan dengan
perkembangan psikoseksual, dan juga terjadi perubahan dalam hubungan dengan
orangtua dan cita-cita mereka, di mana pembentukan cita-cita merupakan proses
pembentukan orientasi masa depan.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) memberikan batasan mengenai siapa
remaja secara konseptual. Dikemukakannya oleh WHO ada tiga kriteria yang
digunakan; biologis, psikologis, dan sosial ekonomi, yakni: (1) individu yang
berkembang saat pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda seksual sekundernya
sampai saat ia mencapai kematangan seksual, (2) individu yang mengalami
perkembangan psikologis dan pola identifikasi dari anak-anak menjadi dewasa,
dan (3) terjadi peralihan dari ketergantungan sosial ekonomi yang penuh kepada
keadaan yang lebih mandiri.

Menurut Depkes RI (1999) dalam Purwanto (1999) dijelaskan bahwa


perkembangan psikososial remaja dibagi menjadi tiga bagian, yaitu
perkembangan psikososial remaja awal (10-14 tahun), remaja pertengahan (15-16
tahun), dan remaja akhir (17-19 tahun).
1. Remaja Awal (10 -14 tahun)
Masa remaja awal merupakan masa transisi dari masa anak-anak yang
biasanya tidak menyenangkan, dimana dengan meningkatnya kesadaran diri
(self consciousness) terjadi juga perubahan secara fisik, psikis maupun sosial
pada remaja sehingga remaja mengalami perubahan emosi ke arah yang
negatif menjadi mudah marah, tersinggung bahkan agresif. Selain hal
tersebut, remaja juga menjadi sulit bertoleransi dan berkompromi dengan
lingkungan sekitar sehingga cenderung memberontak dan terjadi konflik.
Masa remaja awal ini juga remaja senang bereksperimen dalam pakaian, gaya
yang dianggap tidak ketinggalan zaman dan senang membentuk kelompok
sebaya yang sesuai dengan mereka. Rasa keterikatan dengan kelompoknya ini
sangat penting bagi remaja, sehingga cenderung mengikuti apa yang dipakai
oleh kelompoknya karena keinginan untuk tampak sama dan dianggap dalam
kelompok pergaulan. Konsumsi obat (narkoba) juga dapat berkaitan dengan
alasan sosial, yang membantu remaja merasa lebih nyaman dan menikmati
kebersamaan dengan orang lain.

2. Remaja Pertengahan (15 – 16 tahun)


Remaja pertengahan terjadi pada usia 15-16 tahun, pada tahap ini biasanya
remaja lebih mudah untuk diajak bekerjasama karena mampu berkompromi,
tenang, sabar, lebih toleran untuk menerima pendapat orang lain. Saat ini
remaja lebih belajar untuk berfikir independen dan menolak campur tangan
orang lain termasuk orang tua. Remaja juga mulai terfokus pada diri sendiri,
mudah bersosialisasi, tidak lagi pemalu dan mulai membutuhkan lebih
banyak teman bersifat solidaritas bahkan mulai membina hubungan dengan
lawan jenis sehingga lebih memilih untuk menghabiskan waktu dengan
teman-teman dibandingkan keluarga. Remaja mulai memiliki minat yang
besar dalam seni, olah raga, organisasi, dan sebagainya seiring dengan
berkembangnya intelektualitas mereka. Pada masa ini remaja mampu berfikir
abstrak, berhipotesa dan peduli untuk mendiskusikan atau berdebat terhadap
permasalahannya sehingga remaja sering bereksperimen untuk mendapatkan
citra diri yang dirasakan nyaman bagi mereka walaupun berisiko. Beberapa
remaja menyalahgunakan narkoba karena tertarik dengan keterangan yang
diberikan oleh media mengenai sensasi yang dihasilkan, mereka bertanya-
tanya seandainya obat yang dideskripsikan dapat memberikan pengalaman
yang sangat unik.

3. Remaja Akhir (17 – 19 tahun)


Masa remaja akhir ini, remaja lebih berkembang dalam intelektualitasnya
sehingga mulai menggeluti masalah sosial, politik, agama. Remaja yang
tumbuh dengan baik dan tanpa masalah akan mulai belajar mandiri baik
secara finansial maupun emosional dengan lebih baik mengatasi stress
sehingga pada tahap ini remaja ingin diakui sudah menjadi seseorang yang
dewasa dan dapat menentukan keputusan hidupnya sendiri. Remaja juga
mulai menjalin hubungan yang serius dengan temantemannya, khususnya
lawan jenis sehingga semakin sulit untuk diajak dalam acara keluarga.
Keluarga diharapkan terus memantau perkembangan remaja di tahap ini tanpa
memberikan banyak peraturan
karena mereka sudah ingin dianggap dewasa.

B. Ciri - Ciri Masa Remaja


1. Masa remaja sebagai periode yang penting
Pada periode remaja, baik akibat langsung maupun akibat jangka panjang
tetaplah penting. Perkembangan fisik yang begitu cepat disertai dengan
cepatnya perkembangan mental, terutama pada masa awal remaja. Semua
perkembangan ini menimbulkan perlunya penyesuaian mental serta
perlunya membentuk sikap, nilai, dan minat baru.

2. Masa remaja sebagai periode peralihan


Pada fase ini, remaja bukan lagi seorang anak dan bukan juga orang dewasa.
Kalau remaja berperilaku seperti anak-anak, ia akan diajari untuk bertindak
sesuai dengan umurnya. Kalau remaja berusaha berperilaku sebagaimana
orang dewasa, remaja seringkali dituduh terlalu besar ukurannya dan
dimarahi karena mencoba bertindak seperti orang dewasa. Di lain pihak,
status remaja yang tidak jelas ini juga menguntungkan karena status
memberi waktu kepadanya untuk mencoba gaya hidup yang berbeda dan
menentukan pola perilaku, nilai, dan sifat yang paling sesuai bagi dirinya.

3. Masa remaja sebagai periode perubahan


Tingkat perubahan dalam sikap dan perilaku selama masa remaja sejajar
dengan tingkat perubahan fisik. Selama awal masa remaja, ketika perubahan
fisik terjadi dengan pesat, perubahan perilaku dan sikap juga berlangsung
pesat. Kalau perubahan fisik menurun, maka perubahan sikap dan perilaku
juga menurun.

4. Masa remaja sebagai usia bermasalah


Setiap periode perkembangan mempunyai masalahnya sendiri-sendiri,
namun masalah masa remaja sering menjadi persoalan yang sulit diatasi
baik oleh anak laki-laki maupun anak perempuan. Ketidakmampuan mereka
untuk mengatasi sendiri masalahnya menurut cara yang mereka yakini,
banyak remaja akhirnya menemukan bahwa penyelesaiannya tidak selalu
sesuai dengan harapan mereka.

5. Masa remaja sebagai masa mencari identitas


Pada tahun-tahun awal masa remaja, penyesuaian diri terhadap kelompok
masih tetap penting bagi anak laki-laki dan perempuan. Lambat laun mereka
mulai mendambakan identitas diri dan tidak puas lagi dengan menjadi sama
dengan teman-teman dalam segala hal, seperti sebelumnya. Status remaja
yang mendua ini menimbulkan suatu dilema yang menyebabkan remaja
mengalami “krisis identitas” atau masalah-masalah identitas-ego pada
remaja.

6. Masa remaja sebagai usia yang menimbulkan ketakutan


Anggapan stereotip budaya bahwa remaja suka berbuat semaunya sendiri
atau “semau gue”, yang tidak dapat dipercaya dan cenderung berperilaku
merusak, menyebabkan orang dewasa yang harus membimbing dan
mengawasi kehidupan remaja yang takut bertanggung jawab dan bersikap
tidak simpatik terhadap perilaku remaja yang normal.

7. Masa remaja sebagai masa yang tidak realistik


Masa remaja cenderung memandang kehidupan melalui kacamata berwarna
merah jambu. Ia melihat dirinya sendiri dan orang lain sebagaimana yang ia
inginkan dan bukan sebagaimana adanya, terlebih dalam hal harapan dan
cita-cita. Harapan dan cita-cita yang tidak realistik ini, tidak hanya bagi
dirinya sendiri tetapi juga bagi keluarga dan teman-temannya, menyebabkan
meningginya emosi yang merupakan ciri dari awal masa remaja. Remaja
akan sakit hati dan kecewa apabila orang lain mengecewakannya atau kalau
ia tidak berhasil mencapai tujuan yang telah ditetapkannya sendiri.

8. Masa remaja sebagai ambang masa dewasa


Semakin mendekatnya usia kematangan yang sah, para remaja menjadi
gelisah untuk meninggalkan stereotip belasan tahun dan untuk memberikan
kesan bahwa mereka sudah hampir dewasa. Berpakaian dan bertindak
seperti orang dewasa ternyata belumlah cukup. Oleh karena itu, remaja
mulai memusatkan diri pada perilaku yang dihubungkan dengan status
dewasa, yaitu merokok, minum-minuman keras, menggunakan obat-obatan,
dan terlibat dalam perbuatan seks bebas yang cukup meresahkan. Mereka
menganggap bahwa perilaku yang seperti ini akan memberikan citra yang
sesuai dengan yang diharapkan mereka.

Menurut Gunarsa dan Mappiare ciri-ciri remaja terdiri atas :


1. Masa remaja awal. Biasanya duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama,
dengan ciri-ciri: (1) tidak stabil keadaannya, lebih emosional, (2)
mempunyai banyak masalah, (3) masa yang kritis, (4) mulai tertarik pada
lawan jenis, (5) munculnya rasa kurang percaya diri, dan (6) suka
mengembangkan pikiran baru, gelisah, suka berkhayal dan suka menyendiri.
2. Masa remaja madya (pertengahan). Biasanya duduk di bangku Sekolah
Menengah Atas dengan ciri-ciri: (1) sangat membutuhkan teman, (2)
cenderung bersifat narsistik/kecintaan pada diri sendiri, (3) berada dalam
kondisi keresahan dan kebingungan, karena pertentangan yang terjadi dalam
diri, (4) berkenginan besar mencoba segala hal yang belum diketahuinya,
dan (5) keinginan menjelajah ke alam sekitar yang lebih luas.
3. Masa remaja akhir. Ditandai dengan ciri-ciri: (1) aspek-aspek psikis dan
fisiknya mulai stabil, (2) meningkatnya berfikir realistis, memiliki sikap
pandang yang sudah baik, (3) lebih matang dalam cara menghadapi
masalah, (4) ketenangan emosional bertambah, lebih mampu menguasai
perasaan, (5) sudah terbentuk identitas seksual yang tidak akan berubah lagi,
dan (6) lebih banyak perhatian terhadap lamabang-lambang kematangan.

C. Tugas Perkembangan Pada Masa Remaja


a. Menerima citra tubuh
Seringkali sulit bagi remaja untuk menerima keadaan fisiknya bila sejak
kanak-kanak mereka telah mengagungkan konsep mereka tentang penampilan
diri pada waktu dewasa nantinya. Diperlukan waktu untuk memperbaiki
konsep ini dan untuk mempelajari caracara memperbaiki penampilan diri
sehingga lebih sesuai dengan apa yang dicita-citakan.

b. Menerima identitas seksual


Menerima peran seks dewasa yang diakui masyarakat tidaklah mempunyai
banyak kesulitan bagi anak laki-laki, mereka telah didorong dan diarahkan
sejak awal masa kanak-kanak. Tetapi berbeda bagi anak perempuan, mereka
didorong untuk memainkan peran sederajat sehingga usaha untuk
mempelajari peran feminim dewasa memerlukan penyesuaian diri selama
bertahun-tahun.
c. Mengembangkan sisitem nilai personal
Remaja megembangkan sistem nilai yang baru misalnya remaja
mempelajari hubungan baru dengan lawan jenis berarti harus mulai dari nol
dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana harus bergaul dengan mereka.

d. Membuat persiapan untuk hidup mandiri


Bagi remaja yang sangat mendambakan kemandirian, usaha untuk mandiri
harus didukung oleh orang terdekat.

e. Menjadi mandiri atau bebas dari orang tua


Kemandirian emosi berbeda dengan kemandirian perilaku. Banyak remaja
yang ingin mandiri, tetapi juga membutuhkan rasa aman yang diperoleh dari
orang tua atau orang dewasa lain. Hal ini menonjol pada remaja yang
statusnya dalam kelompok sebaya yang mempunyai hubungan akrab dengan
anggota kelompok dapat mengurangi ketergantungan remaja pada orang tua

f. Mengembangkan keterampilan mengambil keputusan


Ketrampilan mengambil keputusan dipengaruhi oleh perkembangan
ketrampilan intelektual remaja itu sendiri, misal dalam mengambil keputusan
untuk menikah di usia remaja.

g. Mengembangkan identitas seseorang yang dewasa


Remaja erat hubungannya dengan masalah pengembangan nilai - nilai
yang selaras dengan dunia orang dewasa yang akan dimasuki, adalah tugas
untuk mengembangkan perilaku sosial yang bertanggung jawab.

Tugas-tugas perkembangan masa remaja menurut Havighurst sebagaimana


dikutip Gunarsa18, sebagai berikut:
1. Menerima kenyataan terjadinya perubahan fisik yang dialaminya dan dapat
melakukan peran sesuai dengan jenisnya secara efektif dan merasa puas
terhadap keadaan tersebut.
2. Belajar memiliki peranan sosial dengan teman sebaya, baik teman sejenis
maupun lawan jenis sesuai dengan jenis kelamin masing-masing.
3. Mencapai kebebasan dari ketergantungan terhadap orangtua dan orang dewasa
lainnya.
4. Mengembangkan kecakapan intelektual dan konsep-konsep tentang kehidupan
bermasyarakat.
5. Mencari jaminan bahwa suatu saat harus mampu berdiri sendiri dalam bidang
ekonomi guna mencapai kebebasan ekonomi.
6. Mempersiapkan diri untuk menentukan suatu pekerjaan yang sesuai dengan
bakat dan kesanggupannya.
7. Memahami dan mampu bertingkah laku yang dapat dipertanggungjawabkan
sesuai dengan norma-norma dan nilai-nilai yang berlaku.
8. Memperoleh informasi tentang pernikahan dan mempersiapkan diri untuk
berkeluarga.

D. Perubahan Pada Masa Remaja


1. Perubahan fisik
Perubahan fisik ini berhubungan dengan aspek-aspek anatomik maupun
aspek-aspek fisiologis. Hal ini di pengaruhi oleh adanya percepatan
pertumbuhan karena adanya koordinasi yang baik antara kelenjar/hormon
dalam tubuh, diantaranya adalah hormon kelamin, yaitu testoteron pada
laki-laki dan estrogen pada wanita. Perubahan fisik pada laki-laki di tandai
dengan terjadinya wet dream (mimpi basah) yaitu mimpi mengadakan
senggama yang pertama kali sehingga terjadi polutsio yaitu memancarnya
sel mani/sperma yang mulai di produksi, tumbuh bulu di tubuh (misalnya:
kumis, jenggot, bulu ketiak, bulu pada kemaluan), bahu bertambah lebar dan
terjadi perubahan suara. Perubahan fisik pada wanita ditandai dengan
terjadinya menarche (menstruasi yang pertama), tumbuh bulu di ketiak dan
kemaluan, panggul bertambah lebar dan tumbuhnya payudara.
2. Perubahan emosi
Mulai memasuki “masa trotz II”, dimana anak mulai menunjukkan rasa
“aku” nya, melalui tindakan - tindakan yang menurut pendapatnya adalah
benar, walaupun kenyataannya mungkin tindakan itu cenderung kearah
negatif. Juga pada masa ini mereka sedang mengalami disequilibrium, yaitu
ketidakseimbangan emosi yang mengakibatkan emosi mereka mudah
berubah, mudah bergolak dan tidak menentu. Tindakan - tindakan yang
sering nampak antara lain: merasa rendah diri, menarik diri dari lingkungan,
merasa dirinya tidak mampu dan tidak berguna, berdiam diri (pasif), suka
menentang, ingin menang sendiri dan kadang-kadang agresif. Pada masa
remaja ini bentuk manifestasi emosi marah akan dapat berupa sikap agresif
baik bersifat verbal (menentang, mendebat) maupun bersifat fisik
(membanting, berkelahi).

3. Perubahan sosial
Mengalami dua macam gerak yaitu memisahkan diri dari orang tua dan
menuju kearah teman sebaya. Dalam masa remaja, seseorang berusaha
untuk melepaskan diri dari orang tuanya dengan maksud untuk
menunjukkan dirinya. Hal tersebut sebagai proses mencari identitas ego
yaitu pembentukan identitas kearah individualitas yang mantap.

E. Masalah Yang Di Hadapi Remaja


1. Masalah yang berhubungan dengan teman sebaya dan peranannya sebagai
pria atau wanita, antara lain:
 Pergaulan dengan teman sebaya menimbulkan permasalahan bagi remaja.
Yang dipikirkan : bagaimana supaya bisa diterima, populer dan
menunjukkan kemampuan-kemampuan dalam kelompoknya.
 Pergaulan dengan teman sebaya lain jenis mendatangkan permasalahan
antara lain: bagaimana menarik perhatian lawan jenis, bagaimana
menghilangkan rasa malu, akan pergi kemana sebaiknya dalam kencan,
berapa lama saya pergi, bagaimana tingkah laku yang baik dalam
berkencan, tidakkah saya telah melampaui batas?.
 Peranan diri sebagai wanita atau pria merupakan permasalahan yang
timbul sebagai akibat tugas-tugas perkembangan, permasalahannya yaitu:
apakah sesungguhnya peranan benar wanita dan pria, tidaklah saya
berbuat yang salah, sebagai wanita tidakkah saya terlalu terbuka, sebagai
pria tidakkah saya terlalu cengeng, orang yang semacam apakah yang
sebaiknya sebagai teman hidup saya.

2. Masalah yang berhubungan dengan orang tua, antara lain:


 Pelaksanaan tugas perkembangan dalam hal mendapatkan kebebasan
emosional dari orang tua. Remaja ingin diakui sebagai orang dewasa
sementara orang tua masih tidak melepaskannya sebab belum cukup
untuk diberi kebebasan.
 Kebutuhan-kebutuhan akan perhatian, kasih-sayang dari orang tua tidak
selamanya dapat terpenuhi karena kesibukan dalam soal-soal ekonomis.
 Tugas-tugas perkembangan yang bertentangan dengan kebergantungan
secara ekonomis, khususnya dalam kelangsungan pendidikan/sekolah.

3. Masalah yang berhubungan dengan masyarakat luas, yaitu:


 Pergaulan sehari-hari dalam masyarakat luas. Remaja memikirkan cara -
cara bertingkah laku yang sewajarnya dalam menghadapi pergaulan
dengan orang dewasa lain. Persoalan tentang perlakuan yang berlebihan
atau perlakuan yang menarik diri serta rasa rendah diri dalam masyarakat
luas.
 Persiapan dalam masa depan, sekolah dan jabatan. Remaja awal sering
mempertanyakan guna sekolah terhadap lapangan kerja yang ada.
Sesuaikah sekolah ini dengan diri dan masa depan serta pentingnya
menurut pandangan orang lain ?, apakah dengan sekolah ini saya dapat
mencapai status sosial ekonomi yang memuaskan kelak ?
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK REMAJA

Kasus :

Tn. E (50 th) suami dari Ny.N (40 th) mempumnyai dua orang anak, An.W
(14 th) laki-laki kelas 2 SMP. Dan anak ke dua, An.S ( 6th) perempuan kelas 1
SD.
Ibu mengatakan bahwa, An.W sering ketahuan merokok dirumah. An W
juga jarang dirumah dan sering bermain dengan teman-temannya di luar.
Penuturan ibu mengatakan karena ibu seorang pengusaha dagang, dan suaminya
pengusaha aluminium, dan hanya dirumah waktu pagi sebelum bekerja dan sore
hari ketika pulang kerja, oleh karena itu An W jarang dapat perhatian dari orang
tua. Karena kurangnya perhatian orang tua kepada anak, ibu mengatakan
seringkali muncul konflik antara orang tua dan An W karena anak menginginkan
kebebasan untuk melakukan aktivitasnya.

Masalah lain, Ny N mengatakan sangat mengatur (otoriter) dalam mendidik


anaknya, karena pendidikan sangat diprioritaskan oleh Ny N. meskipun Ny N
waktu untuk anak tidak penuh 24 jam untuk menemani anak memantau
perkembanganya, namun Ny N tetap memantau belajar An W, kadang ibu
memarahi An W ketika An W tidak mau belajar atau nilai peringkatnya menurun.
Ibu juga tidak segan-segan marah ketika An W sering bermain keluar dengan
teman-temanya kadang kalau An W membangkang ibu bisa memukulnya. . Ny N
mengatakan “sikap ibu seperti itu karena ibu takut An W terjerumus ke dalam
pergaulan bebas karena sepengetahuan ibu, usia remaja adalah penentu masa
depanya nanti”. Karena sikap Ny N yang seperti itu, penerimaan An W, dia
merasa terkekang. An W mengatakan” saya jarang mendapatkan perhatian dari
orangtua, giliran dirumah bisanya hanya marah-marah terus, aku merasa
terkekang tidak bisa mengembangkan diriku dengan bebas, aku sudah remaja
punya otonomi kalau itu semua terdukung aku akan bisa menjadi anak yang sesuia
dengan keinginan orang tua”. Oleh karena itu, An W berperilaku sebaliknya dari
harapan oramgtua, dia menjadi nakal, jarang belajar dan sering keluar rumah
bersama teman-temanya.

Selain itu Ny N juga mengatakan sedikit resah dengan lingkungan


rumahnya yang dekat dengan pembuangan sampah, bau bakaran sampah yang
menyengat membuat Ny N takut akan dampak dengan kesehatan keluarganya
karena sudah terdapat bukti anak tetangganya terkena diare akibat sering
berinteraksi bermain dengan teman-temanya dilingkungan tempat sampah
tersebut.

A. Pengkajian
1. Identitas Umum Keluarga
a. Identitas Kepala Keluarga
 Nama : Tn E
 Umur : 50 tahun
 Agama : Islam
 Suku : Jawa
 Pendidikan : SMA
 Pekerjaan : Bisnis alumunium
 Alamat : Lamongan

b. Komposisi keluarga

Nama L/P Umur Hub. Keluarga Pekerjaan Pend. terakhir


Tn. E L 50 tahun Kepala keluarga Bisnis SMA
Ny.N P 40 tahun Istri Bisnis SMA
An.W L 14 tahun Anak Pelajar SMP
An, S P 6 tahun Anak Pelajar SD
c. Tipe keluarga
1) Jenis tipe keluarga
Tipe keluarga Tn.E adalah tipe keluarga inti atau nuclear family
yang terdiri ayah, ibu, dan anak yang tinggal dalam satu rumah

2) Masalah yang terjadi dengan tipe tersebut


 Ketidaktahuan orang tua akan masalah kesehatan yang sedang
dialami anaknya
 Keresahan keluarga akan sanitasi yang buruk disekitar
rumahnya yang dekat dengan pembuangan sampah
 Ketidaktahuan orangtua akan pemenuhan kebutuhan anak
akan pertumbuhan dan perkembanganya sesuai dengan tahap
usianya.

d. Status sosial ekonomi Keluarga


1) Anggota keluarga yang mencari nafkah
Adalah Tn.E (Kepala Keluarga ) seorang pengusaha alumunium,
dan Ny N (istri) seorang pedagang.

2) Penghasilan
Penghasilan keluaraga Tn. E setiap bulan sekitar Rp 30.000.000

3) Upaya Lain
Tn E selain pengusaha juga mempunyai sampingan kerja membuat
usaha lapangan footsal, usaha itu Tn E berkolaborasi dengan direktur
yang mengelola WBL (Wisata Bahari Lamongan).

4) Harta benda yang dimiliki


Tn E mempunyai alat transportasi pribadi (mobil) untuk kebutuhan
keluarganya, dan perabotan rumah yang memadai.
5) Kebutuhan yang dikeluarkan tiap bulan
Pada keluarga Tn.E pengeluaran tiap bulannya untuk mencukupi
kebutuhan keluarga sekitar Rp. 5.000.000 ini untuk membayar rekening
listrik, air dan belanja bahan makanan sebulan, biaya sekolah anak tiap
bulannya, dan uang saku buat anak tiap harinya.

6) Aktivitas rekreasi keluarga


Keluarga jarang melakukan rekreasi hanya saat cuti bersama saja
Tn E menyempatkan waktu bersama keluaganya untuk rekreasi ke
tempat - tempat wisata. Rekreasi yang biasa dilakukan dirumah adalah
menonton TV bersama anak dan istrinya sepulang kerjanya.

2. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga


a. Tahap perkembangan keluarga saat ini adalah
Tahap perkembangan keluarga dengan anak remaja. Tn.E berumur 50
tahun dan memiliki anak berusia 14 tahun yang sudah menginjak masa
remaja.

b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi dan kendalanya


Tahap perkembangan keluarga dengan anak remaja yeng belum
terpenuhi adalah defisit perhatian (kurangnya perhatian) keluarga baik ibu
maupun ayah untuk memperhatikan pola tumbuh kembang anak yang
seharusnya harus dipenuhi anak menginjak usia remaja sehingga terkesan
kurangnya kasih sayang orang tua kepada anak. Selama ini orang tua hanya
menyerahkan anak nya ketika mereka sedang bekerja dengan nenek (ibu
dari Tn E) yang rumahnya juga bersebelahan dengan Tn E.

c. Riwayat kesehatan keluarga Inti


1) Riwayat kesehatan keluarga saat ini
Tn E dan Ny N tidak menderita penyakit apapun. Dan An.W
menderita penyakit sesak sesuai dengan diagnosa dokter An W terkena
asma alergi bronchial.
2) Riwayat penyakit sebelumnya
Tidak ada riwayat penyakit sebelumnya pada keluarga Tn.E

3) Pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan


Pelayanan kesehatan yang digunakan oleh Tn.E ini adalah
puskesmas yang jaraknya tidak begitu jauh dari rumahnya

4) Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya


Keluarga tidak memiliki riwayat penyakit yang berbahaya apapun.

5) Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga

Imunisasi
BB Masalah Tindakan yang telah
No Nama Umur (BCG/POLIO/DP
(Kg) Kesehatan dilakukan
T/HB/CAMPAK
1. Tn E 50 th 70 Lengkap Sehat
Membantu pemenuhan
2 Ny N 40 th 60 Lengkap Sehat
kebutuhan oksigenasi An
Gangguan
3. An W 14 th 27 Lengkap W dengan membawanya
Pola Napas
ke puskesmas
4. An S 6 th 20 Lengkap Sehat

3. Pengkajian Lingkungan
a. Karakteristik Rumah
1) Luas rumah : 15X9 m2

2) Type rumah :
Permanen, dua tingkat, terbuat dari semen, berpagar, dan sudah
memilik ventilasi yang bagus.
3) Kepemilikan :
Tanah rumahnya sudah milik pribadi Tn E, hal ini dibuktikan dengan
surat tanah atas nama kepemilikan Tn E.

4) Jumlah dan rasio kamar/ruangan:


Terdapat 4 kamar, 2 kamar di tingkat satu, dan 2 kamar di tingkat dua

5) Ventilasi/jendela:
Ventilasi mamadai, jendela ada disetiap ruangan rumah.

6) Pemanfaatan ruangan:
Setiap ruangan tertata dengan baik : bagian depan ada ruang tamu,
bagian tengah ada tempat ibadah, tempat istirahat bersama keluarga, tempat
tidur, bagian belakang ada dapur dan wc. Dan yang paling belakang
terdapat kolam ikan.

7) Septic tank: ada


Letak : bagian belakang didalam rumah bersebelahan dengan dapur
rumah.

8) Sumber air minum:


Dibelakang rumah terdapat sumur

9) Kamar mandi/WC:
Ada 2 kamar mandi, tingkat bawah satu dan tingkat atas satu

10) Sampah:
Sampah dibuang disamping rumahnya yang juga tempat pembuangan
sampah yang nantinya akan dibakar.
11) Kebersihan lingkungan:
Rumah tampak terlihat bersih, hal ini dikuatkan dengan Ny N
mengatakan setiap pagi selalu membersihkan rumahnya, menyiram halaman
rumah dan tanaman yang tumbuh hijau didepan rumahnya.

b. Stress dan Koping Keluarga


1) Stressor Jangka Pendek
Masalah yang dihadapi oleh Tn.E dan Ny N dalam waktu pendek
adalah khawatir dan cemas dengan An W akan pertumbuhan dan
perkembangan anak yang seharusnya sangat butuh pengawasan dari orang
tua. Akibat orang tua yang sibuk dengan pekerjaanya, An W sering terlihat
merokok dirumah dan sering keluyuran ketika orangtua tidak drumah.

2) Stressor jangka panjang


Tn E dan Ny N resah dengan masa depan An W nanti kalau An W
masih memiliki kebiasaan yang sama seperti saat ini: keluyuran, merokok,
dan setiap arahan dari orangtua masuk telinga kanan dan keluar telinga kiri.

3) Respon keluarga terhadap stressor


Tn E dan Ny N selalu berdo’a untuk anaknya menjadi anaknyang
berbakti dan menyakini bahwa anaknya mampu mengerti kondisi orangtua
dan belajar menjadi anak yang dewasa dan mandiri.

4) Strategi Koping
Keluarga dalam menangani masalah, mereka menyempatkan waktu
untuk memusyawarahkan masalah dan mengambil solusi bersama-sama.

5) Strategi adaptasi fungsional


Meskipun An W sedikit sulit untuk diberi arahan oleh orang tua, Ny N
sealau memantau perkembangan anak dirumah melalui ibu Tn E (nenek)
yang rumahnya sebelahan dengan rumah Tn E untuk selalu memantau
apapun yang dilakukan anak setiap harinya.
4. Keadaan Gizi Keluarga
a. Pemenuhan gizi
Ny N mengatakan selalu memperhatikan pemenuhan gizi anak sejak
anak masih kecil, oleh karena itu, masing-masing anggota keluarga sangat
menyukai berbagai macam sayuran dan buah-buahan terutama susu.

5. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik pada An W:
a. Identitas
 Nama : An W
 Umur : 14 tahun
 L/P : Laki-laki
 Pendidikan : SMP
 Pekerjaan : Pelajar

b. Keluhan/Riwayat Penyakit saat ini:


Keluarga mengatakan An W mengeluh sesak hilang timbul

c. Riwayat penyakit sekarang


Keluarga mengatakan sejak 5 hari yang lalu An.W sering mengalami
sesak sehingga dadanya terasa berat, namun sesak sering hilang timbul,
batuk kadang-kadang muncul terutama pada malam dan pagi hari, ketika
tidur nafas anak sering keluar suara ngik-ngik (mengi).

d. Riwayat penyakit keluarga


Keluarga mengatakan tidak mempunyai riwayat penyakit seperti ini
sebelumnya

e. Riwayat Penyakit Sebelumnya


Keluarga mengatakan An W tidak mempunyai riwayat penyakit seperti
ini sebelumnya
f. Tanda-tanda vital:
TD: 100/90 mmHg RR: 30 x/mnt
N : 75 x/mnt S : 37,0 oC

g. System Cardio Vascular


 Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat
 Palpasi : PMI teraba
 Perkusi : pekak
 Auskultasi : S1, S2 terdengar bunyi tunggal

h. System Respirasi
 Inspeksi : dada datar, simetris, terdapat penggunaan otot
bantu napas
 Palpasi : fokal fremitus kanan kiri sama
 Perkusi : sonor
 Auskultasi : suara tambahan wheezing

i. System Gastrointestinal (GI Tract)


 Inspeksi : Simetris, umbilicus masuk ke dalam, tidak ada
bekas operasi, tidak terlihat pembuluh darah
 Auskultasi : bissing usus positif
 Perkusi : timpani
 Palpasi : hepar lien tidak tetaba, gastritis negative, apendisitis
negative
6. Analisa Data

No DATA ETIOLOGI PROBLEM

1. DS: Ketidakmampuan Perubahan


Ny N mengatakan An.W keluarga mengenal pertumbuhan dan
sering ketahuan merokok masalah tumbuh perkembangan
dirumah. An W juga jarang kembang anak anak
dirumah dan sering bermain
dengan teman-temannya di
luar. Ny N Cuma titip
kepada nenek untuk
memantau perilaku An W
disaat mereka berangkat
kerja
DO:
Dari hasil pengkajian
didapatkan:
 Orang tua An W sibuk
bekerja, hanya dirumah
saat pagi sebelum
berangkat kerja dan
sore sepulang bekerja.
 Orangtua An. W jarang
memperhatikan pola
tumbuh kembang anak
hanya menyerahkan
tanggung jawabnya
kepada nenek yang
rumahnya bersebelahan
disaat mereka bekerja.
2. DS: Ketidaktahuan Perubahan
Ny N mengatakan sangat keluarga mengenal perilaku anak
mengatur (otoriter) dalam kebutuhan dalam
mendidik anaknya, karena pengembangan
pendidikan sangat remaja
diprioritaskan oleh Ny N,
kadang ibu memarahi An W
ketika An W tidak mahu
belajar atau nilai
peringkatnya menurun. Ibu
juga tidak segan-segan
marah ketika An W sering
bermain keluar dengan
teman-temanya kadang kalau
An W membangkang ibu
bisa memukulnya.
DO:
 Ny N mengatakan
“sikap ibu seperti itu
karena ibu takut An W
terjerumus ke dalam
pergaulan bebas karena
sepengetahuan ibu, usia
remaja adalah penentu
masa depanya nanti”.
- Karena sikap Ny N yang
seperti itu, penerimaan
An W, dia merasa
terkekang.
 An W mengatakan” saya
jarang mendapatkan
perhatian dari orangtua,
mereka dirumah bisanya
hanya marah-marah
terus, aku merasa
terkekang tidak bisa
mengembangkan diriku
dengan bebas, aku sudah
remaja punya otonomi
kalau itu semua
terdukung aku akan bisa
menjadi anak yang
sesuia dengan keinginan
orang tuak”. Oleh
karena itu, An W
berperilaku sebaliknya
dari harapan oramgtua,
dia menjadi nakal,
jarang belajar dan sering
keluar rumah bersama
teman-temanya.

3. DS: Ketidaktahuan Resiko penularan


 Ny N mengatakan resah keluarga merawat penyakit
dengan lingkungan lingkungan rumah
rumahnya yang dekat yang dekat dekat
dengan pembuangan pembuangan
sampah, bau bakaran sampah
sampah yang menyengat
membuat Ny N takut
akan dampak dengan
kesehatan keluarganya.
DO:
Dari hasil pengkajian:
 Samping kiri rumah
Ny N adalah tempat
pembuangan sampah,
namun sampai saat ini
masih belum
menandakan ada
dampak terhadap
kesehatan keluarga
akibat rumah Ny N
yang dekat dengan
pembuangan sampah
tapi anak tetangganya
terkena diare dan gatal-
gatal akibat anaknya
sering bermain diarea
itu.

B. Diagnosa Keperawatan
1. Perubahan pertumbuhan dan perkembangan anak berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga mengenal masalah tumbuh kembang anak
2. Perubahan perilaku anak berhubungan dengan ketidaktahuan keluarga
mengenal kebutuhan dalam pengembangan remaja
3. Resiko penularan penyakit berhubungan dengan ketidaktahuan keluarga
merawat lingkungan rumah yang dekat dengan pembuangan sampah
C. Prioritas Masalah
1. Diagnosa Keperawatan :
Perubahan pertumbuhan dan perkembanagan anak berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga mengenal masalah tumbuh kembang anak

Bobot
Skala
No. Kriteria Skoring Pembenaran

1 Sifat masalah: 2 1 2/3 X 1 = 2/3  Ny N dan Tn E


Ancaman kesehatan/resiko mengatakan jarang
memantau kondisi anak
karena kesibukan
dalam pekerjaanya.
 An.W sering ketahuan
merokok dirumah, dan
jarang dirumah.
 Ny N kawatir An N
terjerumus kedalam
pergaulan bebas dan
kebiasaan merokoknya
berakibat terhadap
kesehatan paru -
parunya.
2 Kemungkinan masalah 1 2 1/2 X 2 = 2/2  Ny N mengatakan
dapat diubah : Sebagian =1 sering memberikan
petunjuk kepada An W
namun seakan tidak
dipedulikan .
 Ny N juga sudah
menyerahkan tanggung
jawabnya kepada nenek
An W yang ruamhnya
dekat dengan Ny N
untuk memantau
pergerakan An W
ketika Ny N sedang
bekerja, dan
memberikan teguran
apabila An W merokok
atau main keluar
rumah. Namun An W
masih tidak
dipedulikan
3 Potensi masalah untuk 3 1 3/3 X 1 = 1  Ny N mengatakan
dicegah : Tinggi resah dengan kondisi
An W berdampak
terhadap masa depan
dan kesehatan An W
4 Menonjolnya maslaah : 2 1 2/2 X 1 = 1  Ny N berusaha untuk
- Masalah berat harus diatasi mengatasimasalah
An W, apabila tidak
segera diatasi akan
berdampak berat
terhadap masa depan
dan kesehatannya
TOTAL 11/3 = 3,67
2. Diagnosa Keperawatan :
Perubahan perilaku anak berhubungan dengan ketidaktahuan keluarga
mengenal kebutuhan dalam pengembangan remaja

Bobot
Skala
No. Kriteria Skoring Pembenaran

1 Sifat masalah: 2 1 2/3 X 1 = 2/3  An W merasan”


Ancaman kesehatan/resiko akibat kurang
mendapatkan
perhatian dari
orangtua, giliran
dirumah bisanya
hanya marah-
marah terus, An W
berperilaku
sebaliknya dari
harapan orangtua,
dia menjadi nakal,
jarang belajar dan
sering keluar
rumah bersama
teman-temanya.

2 Kemungkinan maslaah 1 2 1/2 X 2 = 2/2 =1  Persepsi Ny N


dapat diubah : Sebagian dengan
pengetahuanya
yang terbatas
tentang
pengembangan
anak remaja
 Ny N mendidik An
W selama ini
karena Ny N takut
An W terjerumus
ke dalam
pergaulan bebas
karena
sepengetahuan ibu,
usia remaja adalah
penentu masa
depanya nanti”.
3 Potensi masalah untuk 3 1 3/3 X 1 = 1  Ny N tetap
dicegah : Tinggi memantau belajar
An W, kadang ibu
memarahi An W
ketika An W tidak
mahu belajar atau
nilai peringkatnya
menurun.
 Ibu juga tidak
segan-segan marah
ketika An W sering
bermain keluar
dengan teman-
temanya kadang
kalau An W
membangkang ibu
bisa memukulnya.
4 Menonjolnya maslaah : 2 1 2/2 X 1 = 1  Penerimaan An W
Masalah berat harus diatasi terhadap sikap
yang diberikan
Ny N kepadanya
tidak membuat
An W jenuh.
Namun, perilaku
An W semkain
menyimpang dari
harapan orang tua
TOTAL 11/3 = 3,67

3. Diagnosa keperawatan
Resiko penularan penyakit berhubungan dengan ketidaktahuan keluarga
merawat lingkungan rumah yang dekat dengan pembuangan sampah
Bobot
Skala

No. Kriteria Skoring Pembenaran

1 Sifat masalah : 2 1 2/3 X 1 = 2/3  Ny N mengatakan


Ancaman kesehatan/resiko sedikit resah
dengan lingkungan
rumahnya yang
dekat dengan
pembuangan
sampah, bau bakar
sampah yang
menyengat
membuat Ny N
takut akan dampak
dengan kesehatan
keluarganya
Namun sampai
saat ini masih
belum menandakan
ada dampak
terhadap kesehatan
keluarga tapi anak
tetangganya
terkena diare dan
gatal - gatal akibat
anaknya sering
bermain diarea itu.
2 Kemungkinan maslaah 1 2 1/2 X 2= 2/2 = 1  Ny N mengatakan
dapat diubah : Sebagian sulit untk
mengatasi tempat
pembuangan
sampah itu, karena
itu adalah fasilitas
tempat
pembuangan
sampah untuk
warga kampung di
desa Ny. N
3 Potensi masalah untuk 3 1 3/3 X 1 = 1  Ny N mengatakan
dicegah : Tinggi tempat
pembuangan itu
untuk segera
dipindah atau
ditangani karena
berdampak pada
ketidaknyamanan
keluarganya serta
kesehatan
keluarganya.
4 Menonjolnya maslaah: 2 1 2/2 X 1 = 1  Akibat dampak
Masalah berat harus diatasi negatif dari tempat
itu lebih besar
khususnya untuk
kalangan anak-
anak, maka
setidaknya
pembuangan
tersebut dipindah
ketempat yang
lebih asing dari
pemukiman warga
TOTAL 11/3 = 3,67

D. Intervensi
1. Diagnos keperawatan 1
Perubahan pertumbuhan dan perkembangan anak berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga mengenal masalah tumbuh kembang anak.

Tujuan Khusus Kriteria Standar Hasil Intervensi


Setelah dilakukan tindakan Verbal  Keluarga dapat: a. Kontrak dengan
keperawatan selama 1X pengetahuan menjelaskan tahap keluarga
kunjungan diharapkan : pertumbuhan dan b. Kaji tingkat
 Keluarga mengetahui perkembangan pengetahuan
tahap tumbuh kembang sesuai usia anak keluarga tentang:
anak menyebutkan tahapan
 Keluarga mengutamakan dampak dari pertumbuhan dan
kebutuhan anak akan kurangnya perhatian perkembangan
masa depan dan orangtua terhadap anak sesuai
kesehatanya perilaku anak usianya.
 Keluarga memenuhi hak menjelaskan c. Kaji dampak dari
anak akan kasih sayang pengertian dari kurangnya
dan perhatian dari pergaulan bebas perhatian oramgtua
orangtua menjelaskan terhadap perilaku
dampak dari anak
pergaulan bebas d. Lakukan
menjelaskan pertemuan dengan
pengertian dan keluarga dan
bahaya merokok membahas tentang:
terhadap kesehatan  Kebutuhan anak
sesuai tahap
tumbuh
kembangnya
diusia remaja.
 Dampak dari
kurangnya
perhatian dari
orang tua
terhadap
perilaku anak.
 Pengertian
pergaulan bebas
 Dampak
pergaulan bebas
terhadap masa
depan anak
 Pengertian
merokok
 Dampak
merokok
terhadap
kesehatan
e. Berikan
kesempatan
keluarga untuk
menanyakan
penjelasan yang
telah didiskusikan
f. Berikan pujian
terhadap
kemampuan
memahami materi
yang diberikan
g. Berikan penjelasan
ulang bila ada
materi yang belum
dipahami
h. Evaluasi secara
singkat terhadap
topic yang
diberikan
i. Pantau respon
terhadap materi
yang disampaikan
2. Diagnosa Keperwatan 2
Perubahan perilaku anak berhubungan dengan ketidaktahuan keluarga
mengenal kebutuhan dalam pengembangan remaja.

Tujuan Khusus Kriteria Standar Hasil Intervensi


Setelah dilakukan Verbal Keluarga dapat: a. Kontrak dengan
tindakan keperawatan pengetahuan  Menjelaskan keluarga
selama 1X kunjungn tahap - tahap b. Kaji tingkat
diharapkan: dalam pengetahuan keluarga
 Keluarga mengetahui pengembangan tentang : tahapan
tahap-tahap dalam usia remaja pengembangan anak
pengembangan usia  Mengetahui sesuai usianya.
remaja sikap mendidik c. Pertemuan dengan
 Keluarga mengerti anak yang benar keluarga dan
sikap mendidik anak di usia remaja membahas tentang :
yang benar di usia sikap orang tua dalam
remaja mendidik anak di usia
remaja dan dampak
didikan yang terlalu
otoriter
d. Berikan kesempatan
keluarga untuk
menanyakan
penjelasan yang telah
didiskusikan
e. Beri pujian terhadap
kemampuan
memahami materi
yang diberikan
f. Berikan penjelasan
ulang bila ada materi
yang belum dipahami
g. Evluasi secara singkat
terhadap topic yang
diberikan
h. Pantau respon
terhadap materi yang
disampaikan

3. Diagnosa keperawatan 3
Resiko penularan penyakit berhubungan dengan ketidaktahuan keluarga
merawat lingkungan rumah yang dekat dengan pembuangan sampah.

Tujuan Khusus Kriteria Standar Hasil Intervensi


Setelah dilakukan Verbal Keluarga dapat: a. Kontrak dengan
tindakan keperatawan pengetahuan  Menjelaskan. keluarga
selama 1X kunjungan penularan b. Kaji tingkat
diharapkan kelurarga: penyakit pengetahuan keluarga
 Keluarga merasa  Manjelaskan tentang hygine
nyaman pengertian personal dan
 Keluarga hygine lingkungan
mengetahui personal dan c. Pertemuan dengan
pencegahan lingkunga keluarga dan
terhadap penularan  Menjelaskan membahas tentang
penyakit manfaat hygine personal dan
hygine lingkungan:
personal dan  Pengertian hygine
lingkungan personal dan
 Menyebutka lingkungan
n  Manfaat dari
penatalaksan hygine personal
aan hygine dan lingkungan
personal dan  Penatalaksanaan
lingkungan hygine personal
dan lingkungan
d. Berikan kesempatan
keluarga untuk
menanyakan
penjelasan yang telah
didiskusikan
e. Beri pujian terhadap
kemampuan
memahami materi
yang diberikan
f. Berikan penjelasan
ulang bila ada materi
yang belum dipahami
g. Evaluasi secara
singkat terhadap topic
yang diberikan
h. Pantau respon
terhadap materi yang
diberikan
E. Implementasi dan Evaluasi

No. Diagnosa Implementasi Evaluasi


1. Perubahan a. Melakukan kontrak dengan S :
pertumbuhan dan keluarga  Ny. N mengatakan
perkembangan anak b. Mengkaji tingkat paham dengan apa
berhubungan dengan pengetahuan keluarga yang telah di
ketidakmampuan tentang: tahapan diskusikan.
keluarga mengenal pertumbuhan dan  Ny N mengatakan
masalah tumbuh perkembangan anak sesuai akan membicrakan
kembang anak. usianya. dengan suaminya
c. Mengkaji dampak dari untuk mengutamakan
kurangnya perhatian kebutuhan anak akan
orangtua terhadap perilaku masa depan dan
anak kesehatanya
d. Melakukan pertemuan  Ny N mengatakan
dengan keluarga dan akan memenuhi hak
membahas tentang: anak akan kasih
 Kebutuhan anak sesuai sayang dan perhatian
tahap tumbuh dari orangtua
kembangnya diusia O : Ny N terlihat aktif
remaja. dalam memberikan
 Dampak dari respon dan paham
kurangnya perhatian dengan materi yang
dari orang tua terhadap telah didiskusikan
perilaku anak. A : Masalah teratasi
 Pengertian pergaulan sebagian
bebas P : Evaluasi pada
 Dampak pergaulan pertemuan
bebas terhadap masa berikutnya
depan anak
 Pengertian merokok
 Dampak merokok
terhadap kesehatan
e. Memberikan kesempatan
keluarga untuk
menanyakan penjelasan
yang telah didiskusikan
f. Memberikan pujian
terhadap kemampuan
memahami materi yang
diberikan
g. Memberikan penjelasan
ulang bila ada materi yang
belum dipahami
h. Mengevaluasi secara
singkat terhadap topic
yang diberikan
i. Memantau respon
terhadap materi yang
disampaikan
2. Perubahan perilaku a. Melakukan kontrak S :
anak berhubungan dengan keluarga  Ny N mengatakan
dengan ketidaktahuan b. Mengkaji tingkat paham dengan materi
keluarga mengenal pengetahuan keluarga yang telah di
kebutuhan dalam tentang : tahapan diskusikan
pengembangan remaja. pengembangan anak  Ny N mengatakan
sesuai usianya. akan membicrakan
c. Melakukan pertemuan dengan suaminya
dengan keluarga dan untuk memperbaiki
membahas tentang : sikap cara mendidik anak
orang tua dalam mendidik yang benar di usia
anak di usia remaja dan remaja
dampak didikan yang O:
terlalu otoriter  Ny N terlihat aktif
d. Memberikan kesempatan dalam memberikan
keluarga untuk respon dalam diskusi
menanyakan penjelasan dan paham dengan
yang telah didiskusikan penjelasan yang telah
e. Memberi pujian terhadap disampaikan.
kemampuan memahami A : Masalah teratasi
materi yang diberikan sebagian
f. Memberikan penjelasan P : Evaluasi pada
ulang bila ada materi yang pertemuan berikutnya
belum dipahami
g. Mengevaluasi secara
singkat terhadap topic
yang diberikan
h. Memantau respon
terhadap materi yang
disampaikan
3. Resiko penularan a. Melakukan kontrak S:
penyakit berhubungan dengan keluarga  Ny N mengatakan
dengan ketidaktahuan b. Mengkaji tingkat paham dengan
keluarga merawat pengetahuan keluarga materi yang telah
lingkungan rumah yang tentang hygine personal didiskusikan
dekat dengan dan lingkungan  Ny N mengatakan
pembuangan sampah. c. Melakukan pertemuan akan lebih giat lagi
dengan keluarga dan dalam menjaga
membahas tentang hygine kebersihan
personal dan lingkungan: lingkungan
 Pengertian hygine rumahnya
personal dan O : Ny N terlihat aktif
lingkungan dalam memberikan
 Manfaat dari hygine respon dan paham
personal dan dengan materi yang
lingkungan telah dijelaskan
 Penatalaksanaan A : masalah teratasi
hygine personal dan sebagian
lingkungan P : evaluasi pada
d. Memberikan kesempatan pertemuan berikutnya
keluarga untuk
menanyakan penjelasan
yang telah didiskusikan
e. Memberi pujian terhadap
kemampuan memahami
materi yang diberikan
f. Memberikan penjelasan
ulang bila ada materi yang
belum dipahami
g. Mengevaluasi secara
singkat terhadap topic
yang diberikan
h. Memantau respon
terhadap materi yang
diberikan
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Remaja adalah periode perkembangan selama dimana individu mengalami
perubahan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa, biasanya antara usia 13
dan 20 tahun.
Ciri - ciri masa remaja
9. Masa remaja sebagai periode yang penting
10. Masa remaja sebagai periode peralihan
11. Masa remaja sebagai periode perubahan
12. Masa remaja sebagai usia bermasalah
13. Masa remaja sebagai masa mencari identitas
14. Masa remaja sebagai usia yang menimbulkan ketakutan
15. Masa remaja sebagai masa yang tidak realistik
16. Masa remaja sebagai ambang masa dewasa

B. Saran
Kami menyadari bahwa dalam penulisan tugas makalah ini masih banyak
memiliki kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun
sangat kami harapkan demi kesempurnaan dalam penulisan tugas selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Zarkasih, Khamim Putro. Memahami Ciri dan Tugas Perkembangan Masa


Remaja. Jurnal Aplikasi Ilmu - Ilmu Agama. Volume 17, Nomor 1, 2017 /
Page 25 - 32.

Azizah, Kebahagiaan dan Permasalahan di Usia Remaja. Jurnal Bimbingan


Konseling Islam. Vol. 4, No. 2, Desember 2013.

http://nabila-aidillah.blogspot.com/2017/05/asuhan-keperawatan-keluarga
dengan-anak.html. Diakses pada tanggal 30 November 2018.

S-ar putea să vă placă și