Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
Iin Indrawati
ABSTRACT
INTRODUCTION Posyandu sejahtera 2 and 3 Pudak are Community self-help groups that manage
the efforts of public health, especially the elderly. This posyandu has been established since 2010 but
to date, the activities realized only the normal routine so less attractive to the elderly to come there.
Visiting of elderly about 15 - 20 people of the total 600 people.
METHOD This is a qualitative research, it was conducted at posyandu sejahtera 2 and 3 pudak
villages by total informant 7 people. The main instrument is the researcher. The research was
conducted during 6 months.
RESULT The findings indicated that the implementation of posyandu activities in elderly are more
enthused by elderly after the cadres obtain in training of Guidance on the implementation of
Posyandu activities. The cadres indicated that they are more understanding of role and function as a
cadre, determining of posyandu activities by 5 tables systems. Visiting the elderly increased by 2
times more than usual. It was built posyandu sejahtera 3 building with village funds. Head of the
public health center and holders of the elderly program also have a commitment to Supports the
elderly posyandu activities.
CONCLUSION AND RECOMMENDATION The overall of general describing in pos yandu
sejahtera 2 and 3 has been better that visible from cadre competence, increasing posyandu activity
and increasing number of visiting elderly. For posyandu activities to continue well and continuously
should be continued to realize refreshment knowledge cadre, socialization about the benefit of
posyandu in elderly and also a commitment from society also village apparatus to extend special
attention to the smoothness of posyandu activity.
Keywords: Implementation of activities, elderly posyandu
Pendahuluan
Upaya peningkatan kesejahteraan sosial fasilitas pelayanan kesehatan bagi lanjut usia
lanjut usia diarahkan agar lanjut usia tetap dapat agar tetap hidup mandiri dan produktif secara
diberdayakan sehingga berperan dalam kegiatan social ekonomis (Kemenkes RI, 2012).
pembangunan. Sejalan dengan hal tersebut, UU Menurut dokumen pelembagaan lanjut
no 36 tahun 2009 tentang kesehatan masyarakat usia dalam kehidupan bangsa yang diterbitkan
dilaksanakan berdasarkan prinsip non oleh Departemen sosial dalam rangka
diskriminatif, partisipatif dan berkelanjutan serta pencanangan hari lanjut usia nasional tanggal 29
upaya untuk peningkatan derajat kesehatan mei 2006 oleh Presiden RI, Batas umur lanjut
masyarakat merupakan investasi bagi usia adalah 60 tahun atau lebih. Secara
pembangunan negara. Pasal 138 Undang - demografi berdasarkan sensus penduduk tahun
Undang kesehatan menyebutkan bahwa upaya 1980 penduduk 60 tahun ke atas sebesar 8 juta
pemeliharaan kesehatan untuk lanjut usia atau 5,5% dari jumlah penduduk dan 11,3 juta
ditujukan untuk menjaga agar tetap hidup sehat atau 6,4% pada tahun 1990. Indonesia
dan produktif secara sosial dan ekonomis dan memasuki era penduduk berstruktur tua pada
pemerintah wajib menjamin ketersediaan tahun 2000 dengan proporsi lanjut usia
mencapai 14,4 juta jiwa atau 7,18% dari total posyandu ini dibentuk sejak tahun 2010 oleh
jumlah penduduk (BPS, Sensus penduduk masyarakat desa Pudak yang peduli terhadap
Indonesia, 2000). kesehatan lanjut usia. Posyandu lansia in I
Kondisi pendidikan berkelompok lanjut terbentuk berkat kerjasama dan dukungan antara
usia masih sangat memprihatinkan karena masyarakat, pihak pemerintah Desa Pudak dan
sebagian besar lanjut usia berpendidikan sekolah petugas kesehatan puskesmas Muara Kumpeh.
dasar ke bawah, lanjut usia yang tidak pernah Kegiatan posyandu lansia ini dilakukan
sekolah 38,06%, yang tidak tamat sekolah dasar setiap 1 bulan sekali, setiap tanggal 9 untuk
28,7% dan sisanya tamat sekolah dasar posyandu lansia Sejahtera 2 dan setiap tanggal
(Dokumen rencana aksi nasionall tahun 2003). 15 untuk kegiatan posyandu Sejahtera 3.
Pelayanan kesehatan lanjut usia Kegiatan posyandu tersebut baru sebatas
dilakukan mulai dari tingkat masyarakat pemeriksaan tekanan darah, konsultasi
dikelompok- kelompok lanjut usia, dan kesehatan, pengobatan sederhana yang
pelayanan disana. Pelayanan kesehatan dasar dilakukan oleh bidan yang bertanggung jawab
dengan mengembangkan puskesmas santun membina puskesmas tersebut, sehingga belum
lanjut usia serta pelayanan rujukannya di RS. semua kegiatan posyandu dapat dilakukan.
Pelayanan di puskesmas lebih mengutamakan Disamping itu kunjungan lansia yang dating ke
upaya promotif dan preventif harus di utamakan posyandu juga sangat minim yaitu sekitar 15 –
tanpa mengabaikan upaya kuratif dan 20 orang dengan jumlah lansia di desa Pudak
rehabilitative bagi lanjut usia yang mempunyai yang berkisar 600 orang.
masalah kesehatan. Puskesmas merupakan Pelaksanaan posyandu yang dirasa
ujung tombak dari pelayanan kesehatan masih kurang inilah yang membuat peneliti
masyarakat, dimana puskesmas dapat merasa perlu untuk melihat langsung kondisi
menyentuh langsung masyarakat sampai yang sebenarnya. Hal ini dilakukan untuk
ketatanan kelurga dan masyarakat, dengan melihat keberhasilan kegiatan pelatihan
adanya jenjang puskesmas di masyarakat seperti pelatihan kader dan dilaksanakannya
posyandu, puskesmas keliling, puskesmas serangkaian kegiatan pengabdian masyarakat
pembantu dan bidan desa (Kemenkes RI, 2012). yang telah dilakukan bersama tim pengabdian
Lansia memerlukan pemeliharaan kesehatan masyarakat Stikes Baiturrahim (STIKBA).
yang terjangkau untuk mengatasi masalah
kesehatannya. Posyandu lansia merupakan Metode
alternative saran untuk memenuhi kebutuhan Penelitian ini dilakukan dengan
kesehatan lansia (Surniati, 2012). pendekatan kualitatif, informan berjumlah 7
Pengetahuan lansia tentang posyandu orang yang terdiri dari lansia, kader, bidan desa
lansia mempengaruhi keaktifan lansia dalam serta supervisor program dari puskesmas dan
memanfaatkan posyandu lansia. Ini sesuai dinas kesehatan muaro Jambi. Dalam penelitian
dengan hasil penelitian Maria (2008) yang ini yang akan diamati adalah posyandu lansia
menyatakan bahwa dukungan kader sebagai sebuah wadah pelayanan kesehatan
mempengaruhi keaktifan kunjungan lansia ke lansia yang digerakkan oleh masyarakat, dibina
posyandu. Lansia memerlukan pemeliharaan oleh tenaga kesehatan dalam wilayah kerja
kesehatan yang terjangkau untuk mengatasi puskesmas. Kader juga termasuk komponen
masalah kesehatannya. Posyandu lansia yang akan diamati sebagai tenaga penggerak
merupakan alternatif sarana untuk memenuhi langsung kegiatan posyandu, lansia merupakan
kebutuhan kesehatan lansia. Pengetahuan informan inti dalam penelitian ini, infoman
posyandu lansia dimulai dari sumber informasi, lainnya yang ikut mendukung yaitu pemegang
pengertian, pelayanan, status lansia, manfaat program lansia di puskesmas Muaro kumpeh
posyandu lansia, orang yang berutgas di dan kasi Dinkes Muaro Jambi bidang kesehatan
posyandu, dan peranan lansia sehingga lansia. , informan sebagai sumber data dipilih
mempengaruhi kualitas pelayanan kesehatan dan mengutamakan perfektif emic, dengan
lansia. teknik purposif.
Posyandu sejahtera 2 RT 07 dan Instrumen utama adalah peneliti sendiri
Posyandu sejahtera 3 RT 10 desa Pudak dengan dibantu oleh daftar pertanyaan yang
merupakan suatu kelompok swadaya bersifat terbuka. Penelitian dilakukan dalam
masyarakat yang mengelola upaya kesehatan kurun waktu 6 bulan yang dilakukan di
masyarakat khususnya usia lanjut. Kedua
posyandu sejahtera 2 dan 3 desa Pudak sederhana yang dilakukan oleh bidan desa
Kabupaten Muaro Jambi. selaku coordinator program posyandu. Seperti
dapat dilihat pada kutipan berikut :
Hasil
Hasil penelitian berdasarkan hasil “Posyandu sejahtera 3 belum pun ya
wawancara mendalam dan observasi profil gedung, masih pinjam rumah warga, peralatan
posyandu, kompetensi kader dapat disimpulkan posyandu tidak ada…kalau kegiatan hanya
bahwa pada pelaksanaan kegiatan posyandu rutin…biasanya pengobatan sederhana…” (If4,
lansia saat ini sedang pada proses mengarah ke If 5, If 6)
sistem 5 meja, gedung dan sarana posyandu
sudah mulai lengkap untuk mengoptimalkan Kegiatan rutin yang biasa dilakukan
kegiatan posyandu, kader sudah cukup adalah penimbangan, pencatatan, tensi dan
kompeten karena sudah mendapatkan pelatihan, pengobatan sederhana. Namun setelah kader
jumlah kunjungan ponsyandu lansia meningkat mendapat pelatihan kegiatan sudah mengarah
dikarenakan kegiatan posyandu lansia tidak dengan menggunakan system 5 meja meskipun
monoton dimana saat ini kegiatan lansia juga belum sesuai dengan standar teori yang ada tapi
diselingi dengan pemeriksaan kesehatan dan sudah ada perubahan kearah yang lebih baik.
lansia juga sudah mulai menyadarai pentingnya Saat ini telah dimotivasi para kader untuk
posyandu bagi lansia. membuat program tambahan agar para lansia
Adapun kutipan wawancara sebagai lebih tertarik untuk datang.
berikut : Posyandu lansia merupakan wujud dari
pelaksanaan program pengembangan dari
Profil posyandu lansia Sejahtera 2 dan kebijakan pemerintah melalui pelayanan
Sejahtera 3 kesehatan bagi lansia, sebagai suatu forum
Hasil wawancara mendalam dan komunikasi dalam bentuk peran serta
observasi tentang profil posyandu sejahtera 2 masyarakat usia lanjut, kel;uarga, tokoh
dan Sejahtera 3 tergambar bahwa posyandu masyarakat dan organisasi social dalam
Sejahtera 2 telah memiliki gedung sendiri serta penyelenggaraannya, dalam upaya peningkatan
terdapat beberapa beberapa fasilitas posyandu tingkat kesehatan secara optimal. (Azisah L,
namun masih sangat kurang, gedung posyandu 2011). Berdasarkan hasil wawancara mendalam
kesehariannya diperuntukkan untuk PAUD desa dan observasi posyandu lansia Sejahtera 2 dan
tersebut. Letaknyapun bukan ditengah-tengah Sejahtera 3 telah berjalan selama ini namun
masyarakat namun masih terjangkau karena ada belum optimal. Kader ada, cukup aktif namun
beberapa rumah warga yang dekat dengan fasilitas masih minim . Untuk 2 posyandu ini
posyandu. Kader berjumlah 5 orang dan desa baru menyiapkan 1 gedung yaitu untuk
semuanya cukup aktif. Program yang dijalankan posyandu Sejahtera 2 sedangkan untuk
di posyandu sebelumnya tidak mengikuti posyandu Sejahtera 3 masih menggunakan
standar system posyandu 5 meja namun setelah rumah warga. Baru diakhir pelaksanaan
para kader diberi pelatihan program sudah mulai penelitian ini desa telah berhasil mendirikan
diarahkan untuk memakai system posyandu 5 bangunan posyandu sejahtera 2 namun untuk
meja. Kegiatan yang dilakukan hanya kegiatan peralatan masih sangat minim. Sehingga perlu
rutin posyandu saja dengan pengobatan tetap menjadi perhtian desa untuk melengkapi
sederhana yang dilakukan oleh bidan desa. menyediakan dana khusus bagi terselenggaranya
Profil posyandu tergambar seperti posyandu ini secara berkelanjutan . Pihak
kutipan berikut : puskesmas juga harus lebih berininsiatif untuk
“Gedung kami sudah ada tapi sehari- meningkatkan program posyandu dengan
harinya digunakan untuk PAUD, peralatan pemberdayaan kekuatan yang ada di masyarakat
masih kurang …bentuk program rutin dengan itu sendiri .
pengobatan sederhana….” (If 3, If 5, If6)
Kompetensi Kader setelah diberikan
Sedangkan untuk posyandu Sejahtera 3 pelatihan
belum memiliki gedung sendiri, peralatan masih Dalam rangka peningkatan kompetensi
pinjam dengan bidan, kader 5 orang dan cukup kader osyandu lansia tim pengabmas STIKBA
aktif. Program posyandu yang dijalankan hanya Jambi telah melakukan kegiatan peltihan untuk
program rutin saja dengan pengobatan kader posyandu Sejahtera 2 dan Sejahtera 3,
pelatihan diadakan di Balai Desa. Masing- warga ni maunya kalau ada pemeriksaan gratis
masing posyandu mengirimkan 5 orang di luar dari yang rutin….” (If 3, If 4, If 5)
kadernya. Setelah mengukuti pelatihan kader
memiliki kompetensi yang lebih baik dari Kunjungan warga biasanya dimotivasi
sebelumnya, seperti terlihat pada kutipan berikut karena ada program tambahan dari kegiatan
: rutin di posyandu. Saat ini telah dibangun
“Sudah mulai mengerti saya,…kader gedung posyandu untuk posyandu Sejahtera 3
mulai mengerti dengan system 5 meja namun dengan bantuan dana desa.
pelaksanaannya belum penuh, nmun sudah Kader sebagai ujung tombak pelaksana
berangsur lebih baik…mereka sekarang sudah kegiatan posyandu di masyrakat harus di
lebih semangat…” (IF 3, If 4, If 5) motivasi agar dapat melaksanakan tugasnya
sebaik mungkin. Pihak terkait seperti desa dan
Ada perbedaan yang dirasakan oleh puskesmas harus sensitive terhadap
kader dan bidan desa terhadap kompetensi para permasalahan-permasalah yang ditemui kader
kader antara sebelum dengan sesudah pelatihan pada saat melaksanakan tugasnya. Seseorang
kader. Petanyaan yang diajukan peneliti tentang akan mampu melaksanakan tugasnya dengan
rangkaian system posyandu 5 meja dapat baik biasanya karena ditunjang oleh adanya
dijawab oleh kader walaupun belum lancer. sarana dan prasanana yang cukup. Hal yang
Dukungan kader mempengaruhi ditemui dsebagai kendala kader dilapangan
keaktifan kunjungan lansia ke posyandu. adalah kompetensi kader yang masih kurang,
Sasaran posyandu lansia yang dipahami lansia peralatan yang minim dan gedung sebagai
adalah hanya untuk para lansia itu sendiri. tempat kegiatan juga yang belum ada. Kader
Berdasarkan hasil wawancara mendalam dan harus terus diberikan motivasi agar tetap mau
observasi didapat data bahwa sebelum kader menjalankan tugas secara berkelanjutan dapat
mendapatkan pelatihan jumlah kunjungan masih mempertahankan kompetensi bahkan terus
rendah namun setelah kader mendapat pelatihan meningkatkannya.
jumalah kunjungan jauh meningkat. Kaderjadi
lebih mampu untuk memotivasi warga, lebih Motivasi lansia untuk dating ke posyandu
semangat dalam bekerja. Kader juga mampu Motivasi lansia untuk datang ke
menjelaskan system posyandu 5 meja meskipun posyandu sebelumnya masih sangat kurang,
sebelum lancar. Penting sekali memperhatikan kunjungan sebelum dilakukannya pelatihan
kompetensi seseorang agar orang tersebut kader ± 10 orang namun saat ini kunjungan ± 25
mampu melaksanakan fungsinya dengan baik. orang setiap kali kunjungan untuk masing-
Sebaiknya hal ini menjadi perhatian desa dan masing posyandunya. Para lansia mau datang
pihak Dinas Kesehatan. karena adanya kegiatan tambahan pada
posyandu seperti adanya pemeriksaan gratis
Kendala kader dalam melaksanakan untuk gula darah, asam urat dan kolesterol.
kegiatan posyandu sesuai teori yang ada Letak posyandu sejahtera 2 yang posisinya
Dalam pelaksanaan kegiatan posyandu sedikit jauh dari rumah warga juga menjadi
kendala yang didapat oleh kader adalah salah satu kendala lansia untuk datang ke
kurangnya fasilitas penunjang kegiatan seperti posyandu. Hal tersebut dapat dilihat pada
meja posyandu, buku pencatatan, sedangkan alat kutipan berikut :
pemeriksaan saat ini masih dipinjam dari
puskesmas melalui bidan desa yang terlibat “Macam-macam alasan lansia tidak
langsung dalam kegiatan tersebut, jumlah daiang…posyandu kami agak jauh…kadang
kunjungan yang masih sedikit saat belum mau datang kalau ada pemeriksaan gratis sepeti
dilakukannya pelatihan yaitu ± 10 orang saat ini periksa gula darah, asam urat, kolesterol…kalo
sudah bertambah ± 25 orang untuk setiap diminta bayaran mereka jadi dak mau datang..”
posyandu dalam setiap kali kegiatannya. Kader (If3, If 4, If 5)
sudah cukup aktif untuk memotivasi lansia agar
datang ke posyandu. Hal tersebut dapat dilihat Motivasi lansia untuk dating ke
pada kutipan berikut: posyandu pada umumnya karena kegiatan
posyandu yang variatif, jika kegiatan rutin
“Kendala rasonyo masalah kurang diminati.
fasilitas….kader aktif…tapi kunjungan sedikit,