Sunteți pe pagina 1din 11

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/319064082

STUDI PEMANFAATAN LIMBAH B3 KARBIT DAN FLY ASH SEBAGAI BAHAN


CAMPURAN BETON SIAP PAKAI (BSP) (STUDI KASUS : PT. VARIA USAHA
BETON)

Article · March 2016


DOI: 10.14710/presipitasi.v13i1.34-43

CITATIONS READS

0 1,388

3 authors, including:

Denny Dermawan Mochammad Luqman Ashari


Shipbuilding Institute of Polytechnic Surabaya Surabaya Shipbuilding State Polytechnic
9 PUBLICATIONS   4 CITATIONS    6 PUBLICATIONS   0 CITATIONS   

SEE PROFILE SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

EVALUASI EMERGENCY RESPONS PLAN PADA KAPAL 42M CREW BOAT BERDASARKAN IMO INTERIM GUIDILINES View project

Studi Komparasi Kelayakan Teknis dan Lingkungan Pemanfaatan Limbah B3 Sandblasting terhadap Limbah B3 Sandblasting dan Fly Ash sebagai Campuran Beton
View project

All content following this page was uploaded by Denny Dermawan on 11 December 2017.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


STUDI PEMANFAATAN LIMBAH B3 KARBIT DAN FLY ASH SEBAGAI
BAHAN CAMPURAN BETON SIAP PAKAI (BSP)
(STUDI KASUS : PT. VARIA USAHA BETON)

Nindya Rossavina Dewi, Denny Dermawan *, Moch. Luqman Ashari


Program Studi Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya
E-mail: denny.dermawan@ppns.ac.id

ABSTRACT
Fly ash is widely used as concrete’s builder because it contains quite high silica (SiO2)
approximately 58,20%. Fly ash can increase concrete power pressure and contains
characteristic like cement. Fly ash contains low CaO approximately 3,30% so it needs other
material to increase CaO on concrete. CaO found on karbit waste it contained CaO
approximately 56,5%. Method of concrete making and technical feasibility test on this research
use SNI standar (SNI 03-2834-2000). Environmental feasibility test use Toxicity Characteristic
Leaching Procedur (TCLP) according PP No. 101 tahun 2014. The results of this research show
that the use of karbit waste and fly ash can increase concrete power pressure at age of
immersion 28 days. Concrete power pressure with 25% fly ash addition and carbide waste
2,5%;5%;10%; and 15% are 22,05 MPa, 19,43 MPa, 18,59 MPa, 16.09 MPa. Concrete power
pressure increase 34,2%; 18,25%; dan 13,14%. Heavy metal concentration at concrete with fly
ash 25% and carbide waste 2,5% ; 5% ; 10% are below standard. The best composition is the
mixing between 25% fly ash dan10% carbide waste which has Concrete power pressure 18,59
MPa.

Keywords: concrete, fly ash, carbide waste, power pressure

PENDAHULUAN limbah karbit karena dianggap tidak bernilai


ekonomis. Limbah karbit dibiarkan
Latar Belakang menggunung begitu saja atau langsung
PT. Varia Usaha Beton (VUB) adalah dibuang menuju TPS. Menurut PP RI No.
industri berskala nasional yang bergerak 101 tahun 2014 tentang pengelolaan
dalam bidang pengadaan beton dan limbah B3, limbah karbit termasuk dalam
bangunan. PT Varia Usaha Beton telah golongan limbah B3 dari sumber yang
memperoleh sertifikat Sistem Mutu ISO 9002 spesifik yakni kode D243.
dari Lloyds Register Quality Assurance Fly ash atau abu terbang merupakan
(LRQA) pada tahun 1997 sehingga semakin limbah sisa-sisa pembakaran batubara,
memperkuat kedudukannya dalam bidang yang dialirkan dari ruang pembakaran. Fly
konstruksi di Indonesia. Usaha utama PT. VUB ash berupa serbuk yang sangat ringan dan
adalah pembuatan Beton Siap Pakai (BSP). berwarna keabu - abuan. Fly ash
Beton adalah bahan yang diperoleh dengan merupakan material oksida anorganik yang
mencampurkan agregat halus, agregat mengandung silika (SiO2) sebanyak
kasar, semen dan air (Peraturan Beton 58,20%, Fly Ash termasuk dalam limbah B3
Bertulang Indonesia, 1971). Pembuatan dengan kode D223 dengan pencemaran
beton pada saat ini telah banyak utama logam berat.
mengalami modifikasi seperti penggunaan Penggunaan limbah karbit dan Fly Ash
material lain seperti fly ash , silica fume, diharapkan dapat digunakan sebagai
sandblasting dll sebagai bahan pengganti bahan substitusi semen sebagai bahan
semen maupun agregat. campuran beton yang menghasilkan beton
Limbah karbit adalah sisa dari reaksi dengan kualitas yang tinggi dan ramah bagi
karbit terhadap air yang menghasilkan gas lingkungan.
acyetilene. Pada bengkel-bengkel las
acyetilene di daerah waru pada umumnya
tidak dilakukan pengolahan terhadap

34
Jurnal PRESIPITASI
Vol. 13 No.1 Maret 2016, ISSN 1907-187X

TINJAUAN PUSTAKA Tabel 2. Unsur Kimia Pada Fly Ash


Limbah Karbit Komponen Persentase (%)
Limbah karbit adalah sebuah produk SiO2 58.20
dari produksi gas acetylene. Gas ini Al2O3 18.40
digunakan di seluruh dunia untuk Fe2O3 9.30
penerangan, pengelasan, pemotongan CaO 3.30
besi, juga untuk mematangkan buah. Karbit MgO 3.90
dibuat dengan proses yang sangat K2O 0.60
sederhana. Dimana terjadi reaksi antara SO2 Na2O 0.07
kalsium karbida (CaC2) dengan air H2O Sumber: Gunawan, 2011.
untuk menghasilkan gas acetylene (C2H2)
dan calcium hydroxide Ca(OH)2. Kalsium Beton
karbit yang merupakan hasil sampingan Beton adalah bahan yang diperoleh
pembuatan gas acetelin adalah berupa dengan mencampurkan agregat halus,
padatan berwarna putih kehitaman atau agregat kasar, semen dan air. Pembuatan
keabu-abuan. Awal dihasilkannya limbah beton pada saat ini telah banyak
karbit berupa koloid (semi cair) karena gas mengalami modifikasi seperti pembuatan
ini mengandung gas dan air. Setelah 3-7 beton dengan campuran bahan pembantu
hari, gas yang terkandung menguap bdimana mengalami peningkatan kuat
perlahan seiring dengan penguapan gas tekan terhadap beton normal
dan air kapur limbah karbit mulai
Semen
mengering, berubah menjadi gumpalan-
Semen Portland adalah bahan pengikat
gumpalan yang rapuh dan mudah di
hidrolis berupa bubuk halus yang dihasilkan
hancurkan serta dapat menjadi serbuk.
dengan menghaluskan klinker (bahan ini
(Utomo, 2010)
terutama terdiri dari silikat-silikat kalsium
Penambahan limbah karbit merupakan
yang bersifat hidrolis), dengan batu gibs
upaya untuk meningkatkan unsur kalsium
sebagai bahan tambahan. Fungsi semen
yang diperlukan dalam terjadinya reaksi
portland adalah sebagai perekat butir-butir
pozzolanic bila tercampur dengan SiO2
agregat sehingga terjadi suatu massa yang
dalam fly ash. Reaksi pozzolanic
padat. Jika semen portland dicampur
merupakan reaksi antara kalsium, silika
dengan air, dalam beberapa waktu dapat
atau aluminat dengan air sehingga
menjadi keras. Campuran antara air
membentuk suatu massa yang keras dan
dengan semen portland tersebut
kaku yang hampir sama dengan proses
dinamakan pasta semen. Semen portland
hidrasi pada Portland Cement. (Aswad,
dibuat dengan memanaskan suatu
2013)
campuran yang terdiri dari bahan-bahan
yang mengandung kapur, silika, alumina,
Tabel 1. Kandungan Limbah Karbit
oksida, besi, dan oksida-oksida lain secara
Komposisi kimia Kandungan % baik dan merata (Utomo, 2010)
SiO2 4.3
Fe2O3 0.9 Agregat Halus
Al2O3 0.4 Pasir yang digunakan dalam campurna
CaO 56.5 beton jika dilihat dari sumbernya dapat
MgO 1.7 berasal dari sungai atau dari galian
SO3 0.06 tambang (quarry). Butir-butir agregat halus
LOI 36.1 harus bersifat kekal, artinya tidak pecah
Sumber : Makaratat, 2010. atau hancur oleh pengaruh-pengaruh
cuaca, seperti terik matahari dan hujan.
Fly Ash (Peraturan Beton Bertulang Indonesia,
Fly ash atau abu terbang 1971).
merupakan limbah sisa-sisa pembakaran Agregat Kasar
batubara, yang dialirkan dari ruang Agregat kasar untuk beton dapat
pembakaran. Fly ash berupa serbuk yang berupa kerikil sebagai hasil desintegrasi
sangat ringan dan berwarna keabu - abuan. alami dari batu-batuan atau berupa batu
Fly ash merupakan material oksida pecah yang diperoleh dari pemecahan batu
anorganik yang mengandung silika (SiO2) dengan agregat kasar adalah agregat
sebanyak 58,20%. dengan besar butir lebih dari 5mm.

35
Dewi, N. R., Dermawan, D., Ashari, M.L.
Studi Pemanfaatan Limbah B3 Karbit Dan Fly Ash
Sebagai Bahan Campuran Beton Siap Pakai (Bsp)

Air Pada tahap ini akan ditetapkan jenis


Agar kestabilan dan kekuatan agregat halus dan agregat kasar yang
campuran beton terpenuhi, maka salah akan digunakan. Agregat halus
satu cara adalah dengan meninjau atau menggunakan pasir lumajang dengan
menetapkan faktor air semen (fas) yang lolos ayakan 0,15 mm dan agregat
digunakan dalam adukan. Air berfungsi kasar dari paserpan dengan ukuran
untuk reaksi semen memulai pengikatan 10-20 mm.
serta menjadi pelumas antara butir-butir 5. Menetapkan Faktor Air Semen
agregat agar dapat mudah dikerjakan dan
Menurut SNI 03-2834-2000, Factor Air
di padatkan.
Semen (FAS) adalah angka
Perencanaan Campuran Beton perbandingan antara berat air bebas
Perencanaan campuran beton pada dan berat semen dalam beton. Factor
penelitian ini menggunakan metode air semen yang diperlukan untuk
Development of the Environment (DOE) mencapai kuat tekan rata-rata yang
1975. DOE sudah digunakan secara luas ditargetkan didasarkan:
sehingga standart ini telah digunakan i. Hubungan kuat tekan dan factor air
sebagai acuan dalam pekerjaan beton. semen yang diperoleh dari
Dalam melaksanakan pekerjaan beton PT. penelitian lapangan sesuai dengan
Varia Usaha Beton menggunakan SNI 03- bahan dan kondisi pekerjaan yang
2834-2000 yang mengacu pada DOE diusulkan. Bila tidak tersedia data
1975. Adapun langkah-langkah hasil penelitian sebagai pedoman
perencanaan campuran beton adalah : dapat dipergunakan dan Gambar 1.
ii. Untuk lingkungan khusus, faktor air
1. Penetapan kuat tekan yang
semen maksimum harus memenuhi
disyaratkan. (benda uji silinder/kubus).
SNI 03-1915-1992 tentang
Penetapan mutu rencana dengan spesifikasi beton tahan sulfat dan
menentukan kuat tekan f’c . f’c adalah SNI 03-2914-1994 tentang
kuat tekan yang ditetapkan oleh spesifikasi beton bertulang kedap
perencana struktur berdasarkan benda air
uji berbentuk silinder dengan ukuran Nilai faktor air-semen merupakan
15 cm x 30 cm. faktor utama dalam menghasilkan
kekuatan tekan beton. Penggunaan
2. Perhitungan Kuat Tekan Rata-Rata nilai factor air-semen yang berlainan
Bila data uji lapangan untuk akan memberikan kekuatan yang
menghitung deviasi standar tidak berbeda. Nilai faktor air semen
tersedia, maka kuat tekan rata-rata maksimum dalam PBI 1971 adalah
yang ditargetkan( f c+12 MPa) berkisar antara 0,52 sampai 0,6 dan
Menetapkan kuat tekan rata-rata nilai slump test berkisar antara 2,5 –
Kuat tekan rata-rata dihitung melalui 12,5 cm dengan harapan mutu beton
rumus berikut : yang disyaratkan terpenuhi, tidak
f’cr = f’c + M (1) terjadi pemisahan dari adukan dan
M = 1,64 x sr beton dapat dikerjakan dengan baik,
Keterangan : M = nilai tambah nilai faktor air-semen adalah
1,64 = tetapan statistik tergantung kepada kandungan semen
yang nilainya tergantung pada yang diperlukan untuk menyelimuti
presentasi kegagalan hasil uji batu pecah dengan baik. Umumnya,
maksimum 5% nilai faktor air-semen yang digunakan
Sr = deviasi standart adalah di antara 0,38 hingga 0,52
rencana (Setyawan, 2012).
3. Penetapan Jenis Semen 6. Slump
Slump adalah salah satu ukuran
Jenis semen dibagi atas lima tipe yaitu kekentalan adukan beton dinyatakan
tipe I, II, III, IV, atau V. Pada dalam mm ditentukan dengan alat
penelitian ini semen yang digunakan kerucut abram.
adalah semen portland tipe 1 dengan 7. Penetapan Ukuran Agregat Maksimum
merk semen Indonesia.
4. Penetapan Jenis Agregat

36
Jurnal PRESIPITASI
Vol. 13 No.1 Maret 2016, ISSN 1907-187X

9. Menetapan Kebutuhan Semen


� �
�ℎ �� � = (3)
� � �

10. Penentuan Susunan Besar Agregat


Halus
Gradasi ditentukan berdasarkan hasil
ayakan pada nomor ayakan yang telah
ditentukan kemudian hasilnya
disesuaikan pada Tabel 6, untuk
menentukan zona yang sesuai

Tabel 3. Perkiraan Kadar Air Bebas


3
(kg/m )
Besar Butir Slump (mm)
Jenis
Maksimum 10- 30- 60-
Agregat 0-10
(mm) 30 60 180
Alami 150 180 205 225

10
Batu 180 205 230 250
Pecah
Alami 135 160 180 195

20
Gambar 1. Hubungan Antara Kuat Batu 170 190 210 225
Tekan Dengan Faktor Air Semen Pecah
(FAS) untuk Benda Uji Silinder Alami 115 140 160 175
Sumber : Badan Standarisasi Nasional, 40
2000. Batu 135 175 190 205
8. Menetapkan Kebutuhan Air Pecah
Kadar air bebas ditentukan sebagai Sumber: Badan Pengendalian Dampak
berikut : Lingkungan, 2002.
At = 0,67 Ah + 0,33 Ak (2)

Tabel 4. Gradasi Pasir


Prosentase Lolos Ayakan
Ukuran Ayakan Gradasi Zona
Gradasi Zona Gradasi Zona Gradasi Zona
4 (Sangat
1 (Kasar) 2 (Sedang) 3 (Halus)
(in) (mm) Halus)
3/8” 9,5 100 100 100 100
No. 4 4,75 90-100 90-100 90-100 95-100
No. 8 2,36 60-95 75-100 85-100 95-100
No.16 1,18 30-70 55-90 75-100 90-100
No.30 0,6 15-34 35-59 60-79 80-100
No.50 0,3 5-20 8-30 12-40 15-50
No.100 0,15 0-10 0-10 0-10 0-15
Modulus Kehalusan 4,00-2,27 3,37-2,1 2,78-1,71 2,25-1,35
Sumber: Badan Pengendalian Dampak Lingkungan, 2002

37
Dewi, N. R., Dermawan, D., Ashari, M.L.
Studi Pemanfaatan Limbah B3 Karbit Dan Fly Ash
Sebagai Bahan Campuran Beton Siap Pakai (Bsp)

Menentukan Persen Agregat Halus


terhadap agregat total Penentuan
persentasi agregat halus ditentukan
berdasarkan zona dari agregat halus
kemudian diperoleh presentasi agregat
halus berdasarkan Gambar 2.

Gambar 3. Grafik Perkiraan Berat Isi Beton


Basah
Sumber : Badan Standarisasi Nasional, 2000.

13. Menghitung Kandungan Kebutuhan


Agregat Total
Kebutuhan agregat total (halus dan
kasar) dihitung dengan Persamaan 5.
Bag = BJbeton – jumlah semen – jumlah
Gambar 2. Grafik Prosentase Agregat 3
air (kg/m ) (5)
Halus Terhadap Agregat Keseluruhan
dengan Ukuran Butir Maksimal 20 mm 14. Menghitung Kandungan Agregat Halus
Sumber : Badan Standarisasi Nasional, 2000. dan Kasar.
Kandungan agregat halus/ pasir dan
11. Menghitung Berat Jenis Campuran agregat kasar/ batu pecah dihitung
Agregat dengan Persamaan 6 dan 7.
Berat jenis campuran dibutuhkan Bh = Bag x Ph (6)
untuk menentukan kebutuhan agregat. Bk = Bag - Bh (7)
Berat jenis campuran dapat ditentukan Keterangan:
dengan : 3
Bag= berat agregat total (kg/m )
Gv = (Ph x BJh) + (Pk + BJk) (4) Bh= berat agregat halus (kg/m )
3
Keterangan: Bk= berat agregat kasar (kg/m )
3
Gv=Berat jenis campuran agregat Ph= prosentase agregat halus (%)
3
(kg/m )
Ph= Prosentase berat agregat halus
Pk= Prosentase agregat kasar 15. Koreksi Proporsi Campuran
BJh= Berat jenis agregat halus Apabila agregat halus dan agregat
BJk=Berat jenis agregat kasar ] kasar dalam keadaan jenuh kering
12. Menentukan Berat Isi Beton Segar permukaan (SSD), proporsi campuran
Menentukan berat isi beton menurut harus dikoreksi dalam agregat. Koreksi
Gambar 2 sesuai dengan kadar air proporsi campuran dilakukan terhadap
bebas yang sudah ditemukan dari kadar air dalam halus dan agregat
Tabel 5 dan berat jenis agregat kasar menggunakan persamaan 8, 9,
gabungan. dan 10.
�� = −( �− � � )−

( �− � � ) (8)

�� ��� �� = + ( Ck − Ca x ) (9)

�� ��� � � = + ( Dk − Da x )(10)

Keterangan:
3
B= jumlah air (kg/m )
3
C= jumlah agregat halus (kg/m )

38
Jurnal PRESIPITASI
Vol. 13 No.1 Maret 2016, ISSN 1907-187X

3
D= jumlah agregat kasar (kg/m ) pretreatment limbah sebelum di landfill
Ca= resapan air pada agregat halus (ditimbun dalam tanah) dalam proses
(%) stabilisasi/solidifikasi (S/S). Setelah
Da= resapan air pada agregat kasar dilakukan solidifikasi, selanjutnya terhadap
(%) hasil olahan tersebut dilakukan uji TCLP
Ck= kadar air dalam agregat halus (%) untuk mengukur kadar/konsentrasi
Dk= kadar air dalam agregat kasar (%) parameter dalam lindi (extract/eluate).
Tujuan dari uji TCLP ini adalah membatasi
Kuat Tekan Beton adanya lindi (leaching) berbahaya yang
dihasilkan dari penimbunan (landfilling)
Kuat tekan beban beton adalah
setelah limbah di solidifikasi.
besarnya beban per satuan luas, yang
menyebabkan benda uji beton hancur bila
METODE PENELITIAN
dibebani dengan gaya tekan tertentu yang
Langkah langkah yang dilakukan dalam
dihasilkan oleh mesin tekan. pemeriksaan
penelitian pemanfaatan limbah B3 karbit
kekuatan tekan beton biasanya pada umur
dan fly ash sebagai bahan campuran beton
3 hari, 7 hari, dan 28 hari. Kuat tekan
siap pakai adalah sebagai berikut:
beton adalah kuat tekan yang ditetapkan
oleh perencana struktur (berdasarkan a. Mengidentifikasikan potensi
benda uji berbentuk silinder diameter 150 pemanfaatan limbah B3 karbit dan fly
mm, tinggi 300 mm). ash sebagai bahan campuran beton
P siap pakai di PT. Varia Usaha Beton.
Kuat tekan beton = (11) Komposisi utama beton di PT. Varia (2.11)
A Usaha Beton masih memakai semen,
Keterangan : sehingga pemanfaatan limbah B3 bisa
P = beban maksimum (N) menjadi inovasi penggunaan limbah
2
A = luas penampang (mm ) sebagai bahan baku.
Kuat tekan rata-rata yang ditargetkan b. Mempersiapkan alat-alat yang
dihitung dari deviasi standar yang digunakan dalam penelitian ini.
didapat dari pengalaman di lapangan Persiapan meliputi mempersiapkan
selama produksi beton menurut rumus cetakan silinder dengan ukuran 15 cm
12 dan 13 berikut. x 30 cm sebanyak 30 buah, mesin uji
kuat tekan, dan peralatan uji TCLP.

s
 ( f ' ci  f ' cr ) 2
(12)
c. Memeriksa bahan-bahan yang akan
digunakan meliputi:
n 1
1. Pemilihan agregat halus. Agregat
halus dipilih dengan cara diayak
S = Standart deviasi dengan menggunakan ayakan
f’ci = Kekuatan tekan beton 4.75mm, 2.36mm, 1.19mm,
yang didapat dari masing-masing 0.60mm, 0.30mm, 0.15mm,
benda uji. 0.075mm. Pemilihan agregat halus
f’cr
2
= Kekuatan tekan beton ini disesuaikan dengan standart
rata-rata (MPa) yang berlaku pada PT. Varia Usaha
Beton yakni PBI 1971.
f’c = f’cr -1,64 s (13) 2. Pemilihan agregat kasar. Agregat
kasar yang dipilih berasal dari
Dengan: n adalah jumlah nilai hasil uji, paserpan dengan ukuran 5-10 mm
yang harus diambil minimum 30 buah dan 10-20 mm.
(satu hasil uji adalah nilai uji rata-rata 3. Pemilihan fly ash. Fly ash yang
dari 2 buah benda uji). dipilih adalah yang berwarna abu-
abu dan mengandung unsur silika
Uji TCLP yang baik.
Uji Toxicity Characteristic Leaching 4. Pemilihan limbah karbit. Limbah
Procedure (TCLP) merupakan uji karbit diperoleh dari bengkel-
perlucutan yang digunakan sebagai bengkel las. Limbah tersebut masih
penentuan salah satu sifat berbahaya atau mengandung air, maka dikeringkan
beracun suatu limbah dan juga dapat menggunakan sinar matahari
digunakan dalam mengevaluasi produk selama 1 minggu. Setelah itu,

39
Dewi, N. R., Dermawan, D., Ashari, M.L.
Studi Pemanfaatan Limbah B3 Karbit Dan Fly Ash
Sebagai Bahan Campuran Beton Siap Pakai (Bsp)

limbah karbit dihaluskan dengan uji bagi lingkungan sesuai dengan


ditumbuk-tumbuk sampai halus. PP 101 tahun 2014.
5. Perencanaan komposisi. Komposisi
yang digunakan ada lima. Tujuan HASIL DAN PEMBAHASAN
dari adanya variasi ini adalah untuk
Perencanaan campuran beton pada
mengetahui komposisi yang terbaik
penelitian ini menggunakan metode SNI 03-
guna menghasilkan kuat tekan yang
2834-2000 yang telah diadopsi dari metode
sesuai dengan SNI 03-2834-2000.
DOE 1975.
Adapun komposisi yang akan
digunakan adalah sebagaimana
Analisa Kuat Tekan Beton
terdapat pada Tabel 6 berikut.
Pengujian kuat tekan beton
dilakukan setelah beton mengalami
Tabel 6. Variasi Komposisi
perawatan pada umur 7 hari dan 28 hari.
Kode Fly Limbah Semen
Hal ini ditunjukkan pada Grafik 1 pada SNI
Ash Karbit
03-2834-2000. Uji kuat tekan bertujuan
AAA 0% 0% 100 %
untuk mengontrol komposisi bahan
BBB 25 2,5 % 72,5 %
penyusun terutama penambahan limbah
CCC 25% 5% 70% karbit dan fly ash tersebut sudah memenuhi
DDD 25% 10 % 65%
mutu yang direncanakan yaitu beton
EEE 25 % 15 % 60% dengan kuat tekan karakteristik 15 MPa.
Hasil uji Kuat Tekan Beton Umur 7 Hari
dapat dilihat pada Gambar 5.
6. Pembuatan benda uji. Benda uji
dibuat dengan cara mencampurkan
semen, agregat kasar, agregat
halus, air dan limbah sesuai
komposisi yang telah ditentukan.
Semua bahan dicampur dengan
rata lalu isikan campuran beton
yang akan dibuat benda ujinya ke
dalam cetakan secara bertahap 3
(tiga) lapis. Masing-masing
ditumbuk sebanyak 25 kali. Beton
dikeringkan dengan cara di angin-
anginkan dan tandai masing- Gambar 5. Grafik Kuat Tekan Beton
masing sampel. Pada Umur 7 Hari
7. Perendaman. Kegiatan dilakukan Sumber : Pengujian Kuat Tekan, 2015.
pada bak-bak perendaman yang
ada pada laboratorium PT. Varia Pada kode BBB, CCC, DDD, dan EEE
Usaha Beton yang terhindar dari menunjukkan bahwa penambahan fly ash
matahari dengan tujuan sebanyak 25% serta limbah karbit sebesar
mengurangi penguapan dan 2,5%, 5%, 10%, 15% menghasilkan kuat
menghindari keretakan pada beton. tekan beton pada umur 7 hari berturut-turut
Perendaman dilakukan selama 7 sebesar 14,13 MPa; 13,37 MPa; 13,73
dan 28 hari. MPa; 10,98 MPa. Penurunan kuat tekan
8. Pengujian kuat tekan. Kegiatan beton berturut-turut sebesar 2,95% ; 8,17%
dilakukan menggunakan alat ; 8,44% ; dan 24,5% dari beton normal.
universal testing machine. Beton campuran mengalami penurunan
Pembebenan dilakukan hingga kuat tekan dibandingkan dengan beton
benda uji retak/ hancur sehingga normal karena adanya penambahan fly ash
didapatkan kekuatan maksimal dari pada beton memerlukan waktu pengikatan
beton yang relatif lebih lama daripada waktu
9. Pengujian kadar logam berat. Kadar pengikatan semen. Sedangkan
logam berat dalam benda uji penambahan limbah karbit pada beton
dianalisis konsentrasinya dengan uji menunjukkan bahwa semakin banyak
TCLP. Kegiatan ini bertujuan untuk limbah karbit yang digunakan maka akan
mengetahui tingkat bahaya benda semakin rendah kuat tekannya. Hal ini
dipengaruhi oleh sifat limbah karbit yang

40
Jurnal PRESIPITASI
Vol. 13 No.1 Maret 2016, ISSN 1907-187X

mudah menyerap air sehingga terlalu tekan lebih tinggi dari beton normal
banyak kandungan air pada campuran digunakan sebagai sampel dalam analisa
beton dan dapat memperlemah beton. TCLP untuk kandungan logam berat Cu,
Pada Gambar 6, Grafik Kuat Tekan Cr, Pb dan dibandingkan dengan baku
Beton pada Umur 28 Hari menunjukkan mutu pada Peraturan Pemerintah No.101
bahwa pada kode BBB, CCC, DDD, dan tahun 2014. Hasil kandungan logam berat
EEE menghasilkan kuat tekan beton pada pada fly ash dan limbah karbit sebelum
umur 28 hari berturut-turut sebesar 22,05 dimanfaatkan menjadi beton terdapat pada
MPa; 19,43 MPa; 18,59 MPa; 16.09 MPa. Tabel 7 dan 8 berikut.
Beton campuran limbah mengalami
kenaikan berturut-turut untuk beton kode Tabel 7. Hasil Kandungan Logam Berat
BBB, CCC, DDD sebesar 34,2%, 18,25%, pada Fly Ash
dan 13,14%. Sedangkan beton campuran Parameter Hasil Analisa (ppm)
fly ash dan limbah karbit EEE mengalami Cu 7,978
penurunan kuat tekan sebesar 20,6%
terhadap beton normal. Beton campuran Cr 5,735
mengalami penambahan kuat tekan Pb 8,9
dibandingkan dengan beton normal Sumber : Hamidi, 2011.
karena adanya penambahan Fly ash pada
beton. Fly ash memerlukan waktu Tabel 8. Hasil Kandungan Logam Berat
pengikatan yang relatif lebih lama daripada pada Limbah Karbit
waktu pengikatan semen. Pada umur 28 Parameter Hasil Analisa (ppm)
hari fly ash yang mengandung silika atau Cu Tidak terdeteksi
alumina dan bersama-sama dengan air Cr Tidak terdeteksi
akan membentuk bahan yang mempunyai Pb 0,861
daya sementasi melalui reaksi pozzolanic.
Sumber : Analisa Data, 2015.
Fly ash baik digunakan sebagai bahan
campuran beton dengan periode
Kandungan logam berat Cu, Cr, Pb
perendaman lebih dari 7 hari. pada fly ash melampaui baku mutu pada
PP 85 tahun 1999 yakni berturut-turut
sebesar Cu 7,978 ppm, Cr 5,635 ppm, Pb
8,9 ppm. Sedangkan kandungan logam
berat pada limbah karbit diketahui tidak
melebihi baku mutu pada PP 85 tahun 1999
yakni untuk Pb sebesar 0,861 ppm. Beton
yang mempunyai nilai diatas beton normal
dilakukan uji TCLP. Uji TCLP dilakukan
untuk mengetahui seberapa besar logam
berat Cu, Cr, Pb yang masih terlepas atau
terpapar ke lingkungan setelah fly ash dan
limbah karbit dimanfaatkan menjadi beton.
Hasil dari pengujian ini diperoleh kadar Cu,
Cr, Pb pada sampel terdapat dalam Tabel 9
Gambar 6. Grafik Kuat Tekan Beton berikut.
Pada Umur 28 Hari Tabel 9. Hasil Kandungan Logam Berat
Sumber : Pengujian Kuat Tekan, 2015. Pada Beton
Kode Cu Cr Pb
Analisa Uji TCLP (ppm)* (ppm)* (ppm)*
BBB 0,245 0,087 1,310
Pada pengujian kuat tekan beton CCC 0,152 0,055 1,232
campuran limbah dengan umur 28 hari, DDD 0,261 0,043 0,969
diperoleh hasil yakni beton campuran PP No. 10 5 5
dengan penambahan fly ash sebanyak 25% 101
serta limbah karbit berturut-turut sebesar tahun
2,5% ; 5% ; 10% mengalami peningkatan 2014
kuat tekan sebesar 34,2% ; 18,25% ; dan Sumber : Analisa Data, 2015.
13,14% dibandingkan dengan beton *Keterangan: 1 ppm = 1 mg/l
normal. Beton yang mempunyai nilai kuat

41
Dewi, N. R., Dermawan, D., Ashari, M.L.
Studi Pemanfaatan Limbah B3 Karbit Dan Fly Ash
Sebagai Bahan Campuran Beton Siap Pakai (Bsp)

28 hari. Beton dengan kandungan fly


Pada Tabel 9 menunjukkan, bahwa ash 25% dan limbah karbit 15%
kandungan logam berat pada beton mengalami penurunan kuat tekan
campuran fly ash 25% dan limbah karbit sebesar 20,6% dibandingkan beton
2,5% ; 5% ; 10% mempunyai nilai dibawah normal. Pada umur beton 7 hari
baku mutu pada Peraturan Pemerintah mengalami penurunan kuat tekan dari
No.101 tahun 2014. Hal ini dapat terjadi beton normal karena adanya fly ash
karena pada saat dilakukan perendaman yang mengalami pengikatan yang
pada beton terjadi pembentukan ikatan relatif lambat.
pada semen, fly ash, limbah karbit, pasir, 2. Hasil uji TCLP pada beton campuran
serta air dimana semakin lama periode fly ash 25% dan limbah karbit 2,5% ;
waktu perendaman pada beton maka akan 5% ; 10% berada di bawah baku mutu
semakin memperkuat beton sehingga pada PP No. 85 tahun 1999 untuk
kandungan logam berat Cu, Cr, Pb terjebak logam berat Tembaga (Cu), Chromium
dalam ikatan dan sulit untuk keluar. (Cr), Lead/ timbal (Pb) yakni kode BBB
Fly ash mempunyai kandungan logam sebesar 0,245 ppm ; 0,087 ppm ; 1,310
berat Cu, Cr, dan Pb lebih tinggi ppm, CCC sebesar 0,152 ppm; 0,055
dibandingkan kandungan logam berat Cu, ppm ; 1,232 ppm, DDD sebesar 0,261
Cr, dan Pb pada limbah karbit. Logam berat ppm ; 0,043 ppm ; dan 0,969 ppm.
Pb mempunyai sifat yang lebih berbahaya Hasil tersebut berada di bawah baku
dibandingkan logam Cu dan Cr karena mutu yakni kurang dari 10 ppm, 5 ppm
logam Pb termasuk dalam logam berat non dan 5 ppm sehingga dinyatakan aman
esensial dimana keberadaannya dalam bagi lingkungan dan dapat digunakan
tubuh dapat bersifat racun, sehingga sebagai alternatif penggunaan beton
semakin besar kandungan Pb dalam suatu untuk pekerjaan pelat, balok, kolom
bahan maka akan semakin berbahaya bagi dan dinding dengan mutu fc 15 MPa.
tubuh. Berdasarkan Tabel 7 diketahui 3. Komposisi terbaik pada pembuatan
bahwa kandungan terbesar logam berat Pb beton campuran fly ash dan limbah
terdapat pada kode BBB yakni sebesar karbit ini adalah pada komposisi fly ash
1,310 ppm, sedangkan kandungan 25% dan limbah karbit 10% dengan
terendah terdapat pada kode DDD sebesar kuat tekan sebesar 18,59 MPa dengan
0,969 ppm. Berdasarkan uraian tersebut kenaikan sebesar 13,14% dibanding
dapat disimpulkan bahwa beton DDD beton normal serta kandungan logam
memiliki tingkat keamanan yang lebih baik berat Tembaga (Cu), Chromium (Cr),
dibandingkan dengan beton BBB dan CCC dan Lead/ timbal (Pb) mempunyai
walaupun memiliki nilai kuat tekan yang keamanan yang yang paling baik yakni
lebih rendah dari keduanya. nilai Pb sebesar 0.969 ppm berada di
Berdasarkan standar baku mutu yang bawah baku mutu sesuai dengan
diizinkan pada Peraturan Pemerintah Peraturan Pemerintah No. 85 tahun
No.101 tahun 2014, kadar maksimum dari 1999.
Cu, Cr, Pb berturut-turut adalah 10 ppm, 5
ppm, 5 ppm. sehingga beton campuran fly Saran
ash 25% dan limbah karbit 2,5% ; 5% ;
Saran untuk penelitian selanjutnya
10% dinyatakan aman bagi lingkungan dan
adalah
dapat digunakan sebagai alternatif
1. Dikembangkan penelitian dengan
penggunaan beton untuk pekerjaan pelat,
membuat beton dengan variasi fly ash
balok, kolom dan dinding dengan mutu fc
yang berubah - ubah dan limbah karbit
15 MPa.
yang konstan, serta menggunakan
variasi fly ash dan limbah karbit yang
PENUTUP
berubah-ubah.
Kesimpulan 2. Dikembangkan penelitian dengan
Kesimpulan dari penelitian ini adalah: membuat beton dengan variasi faktor
1. Kuat tekan beton campuran fly ash air semen dan variasi umur yang
25% dan limbah karbit 2,5% ; 5% ; berbeda.
10% mengalami kenaikan berturut- 3. Melakukan penelitian untuk uji selain
turut sebesar 34,2% ; 18,25% ; dan kuat tekan dan uji TCLP seperti kuat
13,14% dari beton normal pada umur tarik dan setting time.

42
Jurnal PRESIPITASI
Vol. 13 No.1 Maret 2016, ISSN 1907-187X

4. Dikembangkan penelitian pembuatan Muthoharoh, I (2012). Self Healing


beton terhadap limbah B3 lain. Agar Capability Beton Dengan Fly Ash
limbah B3 dapat dimanfaatkan dan Sebagai Pengganti Sebagian
tidak mencemari lingkungan hidup. Semen Ditinjau Dari Workability,
Kuat Tekan, dan Permeabilitas.
DAFTAR PUSTAKA Universitas Sebelas Maret.
Departemen Pemukiman dan
Aswad, N. (2013). Penggunaan Limbah
Prasarana Wilayah, Badan
Las Karbit Dan Fly ash Sebagai
Penelitian dan Pengembangan,
Bahan Subtitusi Semen Pada
(2002). Metode,Spesifikasi, dan
Paving Block. Metropilar, Vol. 11.
Tata Cara bagian 3 : Beton, Semen,
Badan Standarisasi Nasional, (2000),
Pengkerasan Beton Semen.
Standart Nasional Indonesia nomor
Jakarta.
03-2834-2000 tentang Tata Cara
Peraturan Beton Bertulang Indonesia.
Pembuatan Rencana Campuran
(1971). Bandung: Departemen
Baton Normal. Jakarta: Republik
Pekerjaan Umum.
Indonesia.
Peraturan Pemerintah Nomor 101
Badan Standarisasi Nasional, (2000),
Tahun 2014 Tentang Pengelolaan
Standart Nasional Indonesia nomor
Limbah Bahan Berbahaya dan
03-2847-2002 tentang Tata Cara
Beracun. (2014). Jakarta: Republik
Perhitungan Struktur Beton Untuk
Indonesia.
Bangunan Gedung. (2002). Jakarta:
Persyaratan Teknis dan Pengolahan
Republik Indonesia.
Limbah Bahan Beracun. (1995).
Building Code Requirement for
Jakarta: Badan Pengendalian
Structural Concrete (ACI 318-08)
Dampak Lingkungan.
and commentary. (2008). U.S.A:
Setyawan, D. (2012). Pemanfaatan
American Concrete Institute.
Beton Ringan Dari Agregat Pumice
Gunawan., S. F. (2011). Pemanfaatan
Dengan Penambahan Fly ash
Limbah Abu Terbang yang Ramah
Sebagai Pengganti Beton Biasa
Lingkungan Sebagai Bahan
Untuk Struktur Bangunan. Wahana
Stabilisasi Tanah Dasar.
Teknik Sipil vol. 17 No.2 .
Pusbalitbang Jalan dan Jembatan .
Sudarmaji, (2006).Toksikologi Logam
Hadiwijojo M. (2012). Pengolahan Air
Berat B3 Dan Dampaknya. Jurnal
Lindi Dengan Proses Kombinasi
Kesehatan Lingkungan, Vol. 2, No.
Biofilter Anaerob-Aerob Dan
2 , Januari 2006:129 -142 .
Wetland. Jurnal PRESIPITASI .
Susanti, R. (2011). Teknologi Bahan
Hazardous Substance Fact Sheet.
Konstruksi. Medan: Institut
(2009). United States: New Jersey
Teknologi Medan.
Departemen of Health.
Makaratat, N. E. (2010). Effects of
Calcium Carbide Residue–Fly Ash
Binder on Mechanical Properties of
Concrete. Journal of Materials in
Civil .

43

View publication stats

S-ar putea să vă placă și