Sunteți pe pagina 1din 30

BAB III

PEMBAHASAN

A. DEFIBRILATOR

Gambar 3.1. Defibliator defigard 5000

3.1. Spesifikasi Alat


3.1.1. Informasi Umum Alat
Nama Alat : defibliator
Merk : SCHILLER
Type : DEFIGARD 5000
No. Serial : 101992007131
Letak Ruangan : Ruang OK cathlab RSUD dr. Iskak Tulungagung
Input maks : 120 VA
Frekuensi : 50 Hz - 60 Hz
Tegangan : ~ 100 V - 1240 V
Baterai : Lithium / ion 10,8 V 4,3 A.

108
3.1.2. Spesifikasi Alat
3.1.2.1. Kondisi Dioperasikan

Suhu Lingkungan + 10 °C to + 40 °C

Kelembapan Relatif 0 % to 95 %

Tekanan Udara 700 hPa − 1060 hPa

3.1.2.2. Kondisi Penyimpanan

Toleransi Temperatur - 10 °C - + 50 °C

Kelembapan Relatif 25 % - 85 %

Tekanan Udara 650 hPa - 1100 hPa

3.1.2.3. Design

Berat Alat 5,3 kg

Dimensi ( p x t x l ) 289 x 271 x 177 mm (height x width x depth)

3.1.2.4. Display unit

Display type High resolution colour LCD (800 X 600) with


backlight

Dimensi 214 mm x 158,4 mm (10,4")

109
3.1.2.5. Printer unit

printer resolusi 8 dots / mm (amplitude-axis), 40 dots / mm (time-


axis) at 25 mm / s

Thermoreactive, Z-foldet, 72 mm width, length


paper
approx. 20 m.

25, 50 mm / s
Print speed

Recording track 3-channel display, with optimal width of 72 mm.

3.1.2.6. Conecction and interface

Connection ECG patient cable, SPO2, PNI.

Interface RS-232

3.1.3. Parameter Dasar defibrillator


Nilai penyesuaian standar

Adult 130-130-150 J

Pediatric 15-3015 J

Toleransi 30 J atau 15%

Adult 130 -130 -150 J (configurable)


Paediatric 15 -30 -50 J (configurable)
Paddle 0 - 2 - 4 - 8 - 15 - 30 - 50 - 90 - 130 - 180 J.

110
Adhesive electrodes 2 - 4 - 8 - 15 - 30 - 50 - 70 - 90 - 110 - 130 - 150 -
180 J.
Internal 2 - 4 - 6 - 8 - 15 - 30 J.
Tolerance 50 Ω : ± 3 J or ± 15 %
Parameter Pulsa

Nilai ECG

Leads : Simultaneous, synchronous recording 12 leads


Patient cable : 3-,4-, 10-lead cable, type CF
Heart rate : 30 – 300 beats/min
Lead display : Selection of 1 to 12 simultaneous leads
Band pass : 0.5...35 Hz or 0.05...150 Hz

Nilai NIBP

Measurement : Automatic or manual


Measuring method : Oscillometric
Connection : Type CF
Measurement range
Adults : Sys 30...255 mmHg, dia 15...220 mmHg
Neonates : Sys 30...135 mmHg, dia 15...110 mmHg
Accuracy : ± 3 mmHg et ± 2 B/min

111
Nilai SPO2

Amplifier : Masimo
Using the Monitor : Normal and sensitive
Accuracy : - SPO2 Adults 1…100% ± 2 Neonates
70…100% ± 3 – PP 25 …240/min ± 4
Calibration range : 70…100%
Connection : Type CF
Measurement range : SPO2 1…100%
: PP 25 …240/min
Displayed range : 1…100%

3.1.4. Aksesoris

Aksesoris Umum Kabel Utama

Fuse Cadangan

Loundspeaker

Buku Manual

Tanda untuk output kabel

Tombol on off

Microphone

Printer

Rs 232

Petunjuk pemakaian
Aksesoris defibliator
Tombol shock

112
Shock Paddle kanan

Shock Paddle kiri

Conector NIBP

Manset dan selang

Coneector SP02

Proube SPO2

Connector ECG

Kebel pasien ECG

Elektroda poin

Kabel interface

3.1.5. Elektroda Defibrillation


3.1.4.1 Type elektrode

Electrode dewasa : 78 cm2 Permukaan aktif


Electrode anak anak : 28 cm2 Permukaan aktif
Panjang kabel electrode :2m

3.1.6. Informasi Ruangan


Nama Ruangan : Ruang ICU-3 RSUD dr. Iskak,
Tulungagung
Suhu Lingkugan :
Kelembaban :
Tekanan Atmosfer :-
Tegangan Sumber : 226 V

113
3.2. Teori Dasar Alat
3.2.1. Pengertian Defibrillator
Defibrillator adalah alat yang digunakan untuk memberikan terapi energi
listrik dengan dosis tertentu ke jantung pasien melalui electrode (pedal) yang
ditempatkan di permukaan dinding dada pasien. Sedangkan tindakan
pengobatan definitif untuk mengancam jantung aritmia-hidup, fibrilasi
ventrikel dan takikardi ventrikel pulseless disebut defibrillasi. Ini merupakan
depolarizes massa kritis dari otot jantung, mengakhiri aritmia, dan
memungkinkan irama sinus normal untuk dibangun kembali dengan alat pacu
jantung alami tubuh, di node sinoatrial jantung
3.2.2. Prinsip Dasar Defibrillator
Pada prinsipnya pesawat defibrillator adalah Pengisian kondensator dan
pemberian tenaga shock jantung yang dilakukan pada saat jantung
menguncup. Dengan cara memberikan DISCHARGE CAPASITOR
melewati dada pasien yang langsung di exposure ke jantung. Jadi melalui
dada pasien secara langsung capasitor memeberikan discharge sehingga efek
discharge muatan capasitor tersebut akan memberikan impuls yang kuat
dengan harapan agar aktifitas jantung yang semula lemas akan timbul
aktifitas kembali. Besar kecilnya setting energy joule juga tergantung besar
kecilnya setting energi yaitu (0-400 joule).
Disamping besar kecilnya setting energi dalam joule juga tergantung pada
kondisi pasien, maksudnya semakin gemuk seseorang pasien maka semakin
besar energi yang diperlukan.

 Elektroda-elektroda pada pesawat defibrillator


 External Elektroda
Elektroda yang ditempelkan di permukaan tubuh pasien.
- Anterior-anterior elektroda (depan-depan).
- Posterior-posterior elektroda (belakang-depan).
 Internal Elektroda
Ditempelkan pada jantung saat operasi dimana tenaganya 1/10
tenaga external elektroda, maximum tenaga 400 joule.
114
 Charging Sistem
Proses pengisian kapasitor seperti pproses pengisian kapasitor biasa.
Dari tegangan supply menuju ke trafo dan menuju drive circuit dan
menuju ke kapasitor utama untuk melakukan pengisian
 Discharging Sistem
Proses pengosongan capasitor yaitu dengan cara menekan tombol
discharge pada paddle electrode dan akan terjadi pengeshortan
kapasitor.
Pada dasarnya juga penganalisa defibrillator menjalankan prinsip
energy di dalam debaran jantung yang kondisi dan waktunya dapat
berubah, yaitu
E= e(t), i(t) dt

Dimana :
E = energi (watt/detik)
e(t) = tegangan dalam fungsi waktu
I(t) = arus dalam fungsi waktu
T = durasi waktu debaran jantung
Ketika adanya tegangan diseluruh resistansi tetap, energi yang hilang di
dalam resistansi didefinisikan sebagai
E= [e(t)]2dt Dimana R adalah nilai resitansi.

3.2.3. Indikasi Defibrillation


1. Kardioversi darurat / gagal jantung kongestif
a. Takikardi supraventricular, flunter atrial, dan fibralisi dengan
hipotensi, hipoperfusi sistemik, gagal jantung kongesif, atau
iskemia miokard
b. Takikardia ventrikel dengan nadi palpasi gagal berubah ke irama
sinus dengan lidokain atau amiodarone

115
2. Kardioversi elektif
a. Kardioversi dilakukan elektif pada takikardia supraventricular,
flunter atrial, dan fibrilasi atrial, yang gagal berubah ke irama
sinus dengan digitalis, propranolol, adrofonium, kuinidin atau
verapamil. Irama sinus lebih baik dari pada aritma karena curah
jantung lebih banyak dan lebih rendah angka embolisme

3.2.4. Kontra Indikasi Defibrillation


1. Intoksikasi diditalis fibrilasi ventrikel dapat terjadi walaupun dilakukan
kardioversi sinkron, stimulasi cepat atrium dengan pemacu temporer
dapat merubah atritmia supraventrikular
2. Penyakit system konduksi
3. Pasien tidak mampu bertahan pada irama sinus
4. Fibrilasi atrial yang telah lama atau bertahun tahun
5. Kardioversi dengan fibrilasi atrial cepat berulang, dengan dosis kuinidin
profilaktif
6. Post operasi baru katup jantung, kardioversi ditunda 10-14 hari, TPM
dapat menghentikan takiaritmia
3.3. Timing diagram proses SHOCK
Pengoperasian dan analisis pada saat pengoprasian DC shock

116
117
Penjelasan

Energi yang dipilih secara otomatis oleh sistem sesuai dengan protocol
ini sebuah contoh timing diagram dan proses analisis selama proses
dilakukannya SHOCK contoh pengoperasian pada para meter adult
Urutan tersedia:
Syok 1: Energi yang dipilih 130 J
Syok 2: Energi yang dipilih 130 J
Syok 3: Energi yang dipilih 150 J

Syok 3: Energi yang dipilih 150 J


Jika VF dikenali pada saat analisis , perangkat lunak secara otomatis
mulai pengisian kapasitor dengan energi yang dipilih pada saat setting an .
Jika pengisian atau charging berlangsung terlalu lama, energy akan dibuang
secara internal. shock dilakukan secara manual dengan Menekan tombol
charging energy akan mulai melakukan pengisian pada kapasitor. System
pada defigrad akan mendeteksi apabila energy telah terpenuhi sesuai setting
akan memberikan kode untuk segera melakukan discharging/ pembunagn
muatan kapasitor ke pasien . Jika shock tidak diberikan dalam waktu tertentu
energy akan secara otomatis akan dibuang melalui pembuangan otomatis
secara internal.

118
3.4. Bagian – bagian Alat
a. Bagian Depan

Gambar 3.2. Bagian depan BTL 5000

Keterangan :

1 looundspeaker

2 Tombol ON/OFF

3 Tombol analisa

4 Tombol shock

5 Mikrophone

6 Navigasi dab programmi

7 Softkeys

8 Elektrode peadle kanan

9 Conector kabel ECG

10 Conecctor NIBP

119
11 Conecctor SPO2

12 Elektrode peadle kiri

13 Tombol printer

14 Printer

15 Modul adapter untuk electrode yang berbeda

b. Bagian Belakang

Gambar 3.3. Bagian Belakang BTL-5000

Keterangan :
19 Swing out
20 Battray tambahan / cadangan
21 Sinyal output
22 Conector USB
23 Conecctor power
24 Coneector ground
25 Connector eksterbal 9….48 VDC
26 RS 232 interface
27 Conector etherma

120
C Bagian atas

Keterangan:

16. Indicator power ON/OFF


17. Indicator carging battray
18. Indicator alat terhubung dengan listrik

3.5. Proses pemasangan alat dan penggantian bagian


3.5.1 Prosedur pemasangan alat
sebelum melakukan pemasangan alat pastikan kabel kabel yang terlepas
pada setiap conecctor sudah terpasang kembali .

 Menempatkan perangkat pada posisi yang benar serta hubungkan


kembali kabel pada konector

121
 Mengatur posisi alat tegak lurus serta menempatkan papan bord dengan
benar
 Perhatiakn peletakan battray harus sesuai dengan tempatnya
 Konecctor VDC posisi berada pada bagian bawah alat

 Tempatkan papan board pada 3 sisi

122
 Perhatikan posisi kabel jangan ada yang terjepit pada saat alat sudah
tertutup
 Perhatikan battray posisi harus , posisi battray harus berbaring
disamping alat

123
3.5.2 Penggantian bagian
Perhatikan sebelum melakukan pergantian bagian / komponen identifikasi
terlebih dahulu dan liat kode yang tertera pada servis manual pada kode berapa
bagian yang mengalami kerusakan tersebut dan komponen apa . bagian yang
diganti harus komponen asli dari SCHILLER.

124
125
3.6. Prosedur Pengoperasian Defibrillator

Cara Pemakaian Alat


Schiller Defibrillator DEFIGARD 5000
1. Monitoring Pasien:
a. Pasang aksesoris pada unit DEFIGARD 5000 sesuai dengan parameter yang
akan dimonitor (ECG & lainnya jika ada)
b. Pasang aksesoris ke pasien pada posisi/penempatan yang telah ditentukan
untuk masing-masing parameter
c. Hubungkan kabel listrik ke sumber tegangan (Stop kontak PLN).
d. Nyalakan unit dengan memutar knob selektor ke tanda sinyal ECG
e. Pada layar akan muncul nilai pengukuran dan grafik ECG .
f. Untuk pengaturan parameter ECG, tekan tombom “menu” kemudian pilih
parameter yang akan diatur/dirubah settingnya

g. Tekan tombol “menu” kemudian tekan tombol printer untuk


mendapatkan hasil cetakan/print.
2. Non-Synchronized Defibrillation
a. Ambil kedua paddle dari tempatnya dan beri electrode cream/gel secukupnya
pada permukaan kedua paddle.
b. Pilih energy dengan memutar knob selektor ke nilai energy yang diinginkan
c. Posisikan kedua paddle pada dada pasien (Sternum dan Apex
d. Tekan salah satu tombol (warna orange) yang terletak pada paddle untuk
memulai pengisian energi
e. Tunggu hingga ada sinyal audio dan muncul pesan ‘Defibrillator Ready’
pada layar
f. Beri peringatan kepada orang yang ada didekat pasien agar jangan ada yang
menyentuh pasien lagi lalu tekan kedua tombol (warna orange) yang terletak
masing-masing paddle secara bersamaan
g. Amati sinyal ECG, jika perlu pemberian shock berikutnya, ulangi prosedur
yang sama (point b-e)

126
h. Putar kembali knob selektor energi ke posisi “sinyal ecg” atau matikan unit
DEFIGARD 4000 bila tidak digunakan dengan memutar knob selector pada
posisi “OFF”
i. Bersihkan Paddle.
3. Synchronized Defibrillation
Note: - Pasien kabel ECG dipasang di posisi yang jauh dari penempatan
Defibrillator paddle/pad

a. Bila Mode operating belum Syncronize, pilih Synchronized Defibrillation


dengan menekan tombol “Menu” kemudian tekan tombol sync.
b. Ambil kedua paddle dari tempatnya dan beri electrode cream secukupnya
pada permukaan kedua paddle.
c. Pilih energy dengan memutar knob selektor ke nilai energy yang diinginkan
d. Posisikan kedua paddle pada dada pasien (Sternum dan Apex
e. Tekan salah satu tombol (warna orange) yang terletak pada paddle untuk
memulai pengisian energi
f. Tunggu hingga ada sinyal audio dan muncul pesan ‘Defibrillator Ready’
pada layar
g. Beri peringatan kepada orang yang ada didekat pasien agar jangan ada yang
menyentuh pasien lagi lalu tekan kedua tombol (warna orange) yang terletak
masing-masing paddle secara bersamaan
h. Amati sinyal ECG, jika perlu pemberian shock berikutnya, ulangi prosedur
yang sama (point b-e)
i. Putar kembali knob selektor energi ke posisi “sinyal ecg” atau matikan unit
DEFIGARD 4000 bila tidak digunakan dengan memutar knob selector pada
posisi “OFF”
j. Bersihkan Paddle.

127
3.7. Blok Diagram

Gambar 3.4. Blok Diagram BTL-5000

Power Supply

Blok CPU

Blok Prosesing(ANA)

128
3.7.1. Cara blok Kerja Keseluruhan
Tegangan dari jala-jala PLN masuk melalui kabel powe sebagai tegangan
sumber daya kinerja alat. Ketika Tombol Switch ditekan maka tegangan dari
jala-jala listrik akan masuk ke travo, tetapi sebelum itu tegangan dari PLN
lebih dahulu melalui fuse yang berfungsi sebagai pengaman ketika terjadi
hubung singkat pada alat. Setelah trafo tegangan akan masuk pada blok power
supplay untuk membagi tegangan ke rangkian disini output dari power suuplay
di bagi nmenjadi 4 outpuat 3,3V, 5V, 12V, 24V
Ketika tegangan dari power supplay masuk pada blok CPU , maka
otomatis buzzer dan layar pada monitor alat akan bekerja. Blog CPU berfungsi
untuk mengatur kinerja keseluruhan dari alat, seperti saat user mengatur akan
melakukan shock, sat memonitor ECG, NIBP, SPO2, waktu dan output sesuai
kebutuhan maka mikrokontroller pada CPU akan bekerja merubah perintah
setting yang berupa analog menjadi bahasa digital yang bisa dipahami oleh
CPU. CPU akan memberi perintah pada rangkaian terkait agar rangkaian
tersebut bekerja sesuai keinginan user.
Dari pilihan output yang dipilih oleh user akan memberikan perintah
pada rangkaian untuk bekerja . Pada alat ini terdapat empat parameter yaitu
DCshock, NIBP, SPO2 dan ECG yang berfungsi sebagai stimulus kejut pada
jantung dan memonitor kondisi pasien, semua jenis sinyal akan menjadi output
alat sesuai dengan kebutuhan user sebagai hasil dari kerja alat. Output akan
keluar dari berbagai jenis elektrode(peaddle) yang ditempel pada tubuh pasien.

3.7.2. Cara Kerja Blok Power Supply


Tegangan dari jala-jala PLN masuk melalui kabel powe sebagai tegangan
sumber daya kinerja alat. Ketika Tombol Switch ditekan maka tegangan dari
jala-jala listrik akan masuk ke travo, tetapi sebelum itu tegangan dari PLN lebih
dahulu melalui fuse yang berfungsi sebagai pengaman ketika terjadi hubung
singkat pada alat. Setelah trafo tegangan akan masuk pada blok power supplay
untuk membagi tegangan ke rangkian disini output dari power suuplay di bagi
menjadi 4 outpuat 3,3V, 5V, 12V, 24V

129
3.7.3. Cara Kerja Blok CPU

Ketika tegangan dari power supplay masuk pada blok CPU , maka otomatis
buzzer dan layar pada monitor alat akan bekerja. Blog CPU berfungsi untuk
mengatur kinerja keseluruhan dari alat, seperti saat user mengatur akan
melakukan shock, sat memonitor ECG, NIBP, SPO2, waktu dan output sesuai
kebutuhan maka mikrokontroller pada CPU akan bekerja merubah perintah
setting yang berupa analog menjadi bahasa digital yang bisa dipahami oleh
CPU. CPU akan memberi perintah pada rangkaian terkait agar rangkaian
tersebut bekerja sesuai keinginan user.

3.7.4. Cara Kerja Blok ANA


Pada alat ini terdapat empat parameter yang tersedia yang berfungsi
sebagai pembangkit gelombang yang berguna untuk membuat gelombang
terapi seperti rectangular, triangular, kombinasi, dll. Generator ini juga dapat
berfungsi sebagai pembangkit gelombang lain yang dapat digunakan untuk
membangkitkan gelombang elektro, laser dan ultrasound, semua jenis
gelombang akan menjadi output alat sesuai dengan kebutuhan user sebagai
hasil dari kerja generator. Output akan keluar dari berbagai jenis elektrode
yang ditempel pada tubuh pasien.

130
3.8. Cara Kerja Rangkaian

3.8.1. Cara Kerja

Pertama listrik masuk melalui kabel power lalu menuju pada blok rangkaian
power suuplay. Pada rangkaian ini listrik PLN dibagi dan ubah sesuai dengan
kebutuhan untuk menspuplay kebutuhan setiap blok rangakain. Pada output an
power supplay dicabang menjadi ke beberaba yang pertama tegangan masuk
pada battray lalu masuk pada rangkaian defibliator dan pada rangakain CPU
lalu pada rangkaian ini terdapat battray ke2 yang mendapat input an dari power
suuplay yang bertujuan untuk memberikan suoolay tegangan pada blok
rangkaian printer. Kemudian power supplay memberiakn inputan suuplay pada
rangkaian CPU pada rangkian ini tempat terjadinyan pemrosesan data,
beberapa data analog akan di proses pada rangkaian ini data ECG, SPO2, NIBP
akan diproses pada rangkaian CPU ini dan akan di tampilkan menjadi sebuah

131
data yang berbentuk data maupun grafik untuk ditampilkan pada display.
Rangakain CPU juga akan mendapat inputan dari rangkaian keybord kemudian
pada rangakain CPU ini akan memerintahkan buzzer untuk bekerja jika ada
data perintah. Lalu output dari CPU masuk pada blok rangkaian display yang
berfungsi untuk menampilkan data yang telah diproses dari rangkaian CPU.
Kemudian masuk pada rangkaian defibrillator disini tempat terjadinya proses
pengisian kapasitor Selanjutnya mengatur joule melalui charge control untuk
pengisian capasitor dengan menekan tombol charge pada output rangkain. Pada
output rangkaian defiblirrtor ini terdapat peeadle yang berfungsi sebagai media
untuk menghantarkan buangan capasitor ke tubuh pasien

3.9. Teknik Pemeliharaan


3.9.1. Pemeliharaan berkala
Alat harus dilakukan pemeliharaan secara berkala. Hasil pengujian/ atau
kalibrasi harus sesuai dengan standar dokumen yang ada, table berikut ini
menunjukan skala pemeliharaan dan kebutuhan alat yang dibutuhka

Skala Pemeliharaan Penanggung jawab

Sebelum digunakan Pemeriksaaan kelengkapan alat serta elektroda User

Pemeriksaaan kelengkapan alat serta kondisi User

Bulanan elektroda

Cek lifetime elektroda(peaddle)

Cek Fungsi kondisi alat sesuai dengan User


Setiap 4 bulan
petunjuk

Semua pemeriksaan pengukuran dan kalibrasi User


Setiap 12 bulan
sesuai dengan petunjuk dalam buku layanan

Teknisi resmi
Setiap 5 tahun Penggantian battray
schiller

132
3.9.2. Pemeriksaan perangkat alat
Visual Satuan Periksa
Periksa perangkat dan elektroda untuk berikut:
 Pemeriksaan Perangkat casing tidak cacat
 Pemeriksanaan nkoneksi
 Pemeriksaan Elektroda
 Pemeriksaan Tanggal kadaluarsa pada elektroda
 unit yang rusak atau kabel yang rusak harus segera diganti

3.9.3. Defibrillator Test


Pengujian ini hanya dapat dilakukan dengan menggunakan peeadle
 Menghubungkan peeadle dan mengatur energi untuk 90 joule.
 Pegang peeadle bersama-sama dan memicu shock ke dalam perangkat.
 printout Recorder dengan pesan: DEFIBRILLATOR TES - Tanggal -
OK.
3.9.4. Pemeliharaan battray
Yang harus diperhatikan pada battray, baterai bebas perawatan selama hidup
normal dan baterai harus diganti setelah lima tahun,walaupun battray itu
digunakan atau tidak.

3.10. Teknik pembersihan


3.9.1 Pembersihan pada chasing
 Lap casing alat dengan tisu basah dengan mencampurkan larutan
pembersih atau disinfeksi(Alkohol 70%). Pastikan bahwa tidak ada
cairan memasuki unit.
 Electrode dapat dibersihkan dengan menggunan air sabun atau
disinfektan agar konsinya tetap bersih dan tidak kering
 Sebelum membersihkan elektroda atau sensor lead, lepaskan unit dari
perangkat.

133
 Tidak dianjurkan dengan merendam jenis kabel apapun yang terdapat
pada perangkat alat
 Elektroda sendok dapat dibersihkan dengan cara yang sama, elektroda
ini dan kabel koneksi dapat disterilkan dengan etilen oksida, uap (134 °
C) atau radiasi pengion. Pastikan bahwa elektroda defibrilasi internal
disterilkan sebelum digunakan

3.9.2 Accesoris dissposibble

Selalu gunakan spert part asli SCHILLER sebagai pengganti


apapun yang sekali pakai,atau produk disetujui oleh Schiller.
Kegagalan atau kerusakan yang terjadi akibat pemakaina spare part
dapat membahayakan alat dan dapat membatalkan garansi dari
SCHILLER

134
3.11. Error dan Trouble Shooting

Error Penyebab Tindakan

Board error Periksa pada bord ECG


(in the ECG Terdapat masalah pada bord ECG
window)

Board error Periksa pada bord SPO2


(in the SPO2 Terdpat masalh pada bord SPO2
window)

Board error Periksa pada bord NIBP


(in the NIBP Terdapat masalah pada board NIBP
window)

SHOCK Terdapat masalh pada heandle catridge Ganti catridge

BUTTON peadle

ERROR

Power board Cek pada bord power


Terdapat kesalahan pada bord power
error

Board error Cek pada bord defib


(in DEFI Terdapat masalah pada bord defib
window)

Terdapat masalh program dalam bord defib Restart ulang program


Program error

PROCESSOR Terdapat kesalah pada board defib Cek pada bord defib.
ERROR

135
3.12. Analisa lingkungan

Parameter Spesifikasi Terukur

Suhu Lingkungan + 10 °C to + 40 °C 20,7ᵒC

Kelembapan Relatif 0 % to 95 % 66%

Tekanan Udara 700 hPa − 1060 hPa -

Voltase 240 V 225 V

Dari data di atas dapat dilihat bahwa kondisi lingkungan ruangan serta besar
tegangan sumber yang masuk masih dalam batas rentang yang disarankan
sehingga masih baik untuk alat ini. Kondisi lingkungan juga berpengaruh pada
kinerja alat, apabila kondisi lingkungan tidak sesuai dengan spesifikasi yang
tertera kemungkinan kinerja alat tidak maksimal dan kemungkinan terburuk
akan terjadi kerusakan pada komponen tertentu.

3.13. Kesimpulan

Dari data alat Defibrillator defigard - 5000 di atas dapat disimpulkan bahwa
Alat yang multifungsi. Selain untuk DC shock alat ini juga dapat digunakan
untuk memonitor kondisi tubuh seseorang/ pasien yang dilengkapi dengan
beberapa parameter yaitu SPO2, ECG dan NIBP hal ini dapat memudahkan
perawat atau dokter untuk memonitor kondisi pasien ketika dilakukan tindakan
.

136
137

S-ar putea să vă placă și