Sunteți pe pagina 1din 27

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ibu hamil merupakan salah satu kelompok penderita anemia dan ketuban pecah
dini (KPD). Angka anemia pada ibu hamil tetap saja masih tinggi meskipun sudah
dilakukan pemeriksaan kehamilan dan pelayanan kesehatan. Berdasarkan data SKRT
tahun 1995 dan 2001, anemia pada ibu hamil sempat mengalami penurunan dari 50,9%
menjadi 40,1% (Amirudidin, 2007).
Kejadian anemia pada ibu hamil harus selalu diwaspadai mengingat anemia dapat
meningkatkan resiko kematian pada ibu hamil, angka premature, BBLR dan angka
kematian bayi. Untuk mengenali kejadian anemia pada kehamilan, seorang ibu harus
memengetahui gejala anemia pada ibu hamil seperti cepat lelah, sering pusing, mata
berkunang-kunang, malaise, lidah luka, nafsu makan menurun (anoreksia), konsentrasi
hilang, nafas pendek (pada anemia parah) dan mual muntah pada kehamilan muda.
Begitu pula dengan KPD yang sampai saat ini masih banyak ditemukan dikalangan
masyarakat yang mana kejadian tersebut mendekati 10% dari semua persalinan.
Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda-tanda
persalinan dan ditunggu satu jam sebelum dimulainya tanda persalinan. Ketuban pecah
dini merupakan penyebab terbesar persalinan premature dengan berbagai akibatnya.

1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep asuhan keperawatan pada ibu hamil dengan masalah
anemia.
2. Untuk mengetahui konsep asuhan keperawatan pada ibu hamil dengan masalah
ketuban pecah dini.

1
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. ASUHAN KEPERAWATAN IBU HAMIL DENGAN ANEMIA

1. Definisi

Anemia adalah gejala dari kondisi yang mendasari seperti kehilangan komponen darah,
elemen tak adekuat atau kuragnya nutrisi yang di butuhkan untuk membuat sel darah merah,
yang mengakibatkan penurunan kapasitas pengangkut oksigen darah (doenges,1997).

Anemia merupakan suatu kondisi pada ibu hamil dimana kadar hemoglobin (Hb) yang
lebih rendah dari 11g/dL pada trisemester pertama dan ketiga, dan kurang dari 10,5 g/dL pada
trisemester kedua (Cunningham, 2009). Berdasarkan WHO batas normal hemoglobin untuk ibu
hamil adalah 11gr%. Anemia adalah konsentrasi hemoglobin kurang dari 12gr/dL pada wanita
yang tidak hamil dan kurang dari 10gr/dL pada wanita hamil dan nifas.

Dapat disimpulkan Anemia adalah penurunan kadar hemoglobin pada trimester pertama,
kedua, dan ketiga yang di sebabkan berkurangnya cadangann zat besi yang di butuhkan janin
sehingga membahayakan ibu dan janin.

2. Etiologi

Penyebab tersering dari anemia adalah kekurangan zat gizi yang di perlukan untuk
sintesis eritrosit, antara lain besi, vitamin B12,dan asam folat selebihnya merupakan akibat dari
beragam kondisi seperti pendarahan kelainan ginetik, penyakit keronik, keracunan obat, dan
sebagainya (mochtar 1998).

Pada umumumnya anemia ibu hamil di sebabkan oleh kurang gizi(malnutrisi),kurang zat
besi dari diit,malabsorpsi, perdarahan antepartum kehilangan darah banyak seperti persalinan
yang lalu, haid, dan penyakit penyakit keronok seperti TBC paru, cacing usus, malaria, dan lain
lain (safudin,2002).

2
3. Manifestasi Klinis

Gejala anemia pada kehamilan diantaranya yaitu, Ibu mengeluh cepat lelah. sering
pusing, mata berkunang-kunang, malaise, lidah dan bibir pucat, nafsu makan turun (anoreksia),
konsentrasi hilang, dan keluhan mual muntah pada hamil muda,

4. Patofisiologi

Perubahan hematologi sehubungan dengan kehamilan adalah oleh karena perubahan


sirkulasi yang maikn meningkat terhadap plasenta dari pertumbuhan payudara. Volume plasma
meningkat 45-65% dimulai pada trisemster ke 2 kehamilan dan maksimum terjadi pada bulan ke
9 dan meningkatnya sekitar 1000 ml, menurun sedikit menjelang aterem serta kembali normal 3
bulan setelah partus. Stimulasi yang meningkatkan volume plasma seperti laktogen plasenta,
yang menyebabkan peningkatan ekresi aldesteron.

5. Klasifikasi

a. Anemia Defisiensi Besi

Anemia dalam kehamilan yang sering di jumpai ialah anemia akibat kekurangan
besi. Yang disebabkan oleh kurang masuknya unsur besi dan makanan, karena gangguan
resorbsi, gangguan penggunaan atau karena terlampau banyak zat besi keluar dari badan
misalnya pendarahan. (Wiknjosastro,2006).

b. Anemia Megaloblastik

Anemia megaloblastik ialah anemia yang khas di tandai oleh adanya sel megaloblast
dalam sumsum tulang. Sel megaloblast adalah sel precursor eritrosit dengan bentuk sel yang
besar, dimana maturase sitoplasma normal tetapi inti besar dengan susunan kromosom yang
longgar. (Haribowo, 2008 : 54).

3
c. Anemia Hipoplastik

Anemia pada wanita hamil yang disebabkan sumsum tulang kurang mampu membuat
se-sel darah baru, yang disebabkan karena kehamilan hingga kini belum diketahui dengan
pasti, kecuali yang disebabkan oleh sinar rontgen, racun atau obat-obatan. Semua itu
dianggap sebagai komplikasi kehamilan (Wiknjosastro,2006).

d. Anemia Hemolitik

Anemia hemolitik disebabkan karena penghancur sel darah merah berlangsung lebih
cepat dari pembuatannya, sehingga sulit untuk hamil.(Wiknjosastro, 2006).

6. Komplikasi
Anemia dapat terjadi pada setiap ibu hamil, karena itulah kejadian ini harus selalu
diwaspadai.
a. Anemia yang terjadi saat ibu hamil Trimester I akan dapat mengakibatkan :
abortus, missed abortus dan kelainan kongenital.
b. Anemia pada kehamilan trimester II dapat menyebabkan : persalinan prematur,
perdarahan antepartum, gangguan pertumbuhan janin dalam rahim, asfiksia
aintrauterin sampai kematian, BBLR, gestosis dan mudah terkena infeksi, IQ
rendah dan bahkan bisa mengakibatkan kematian.
c. Saat inpartu, anemia dapat menimbulkan gangguan his baik primer maupun
sekunder, janin akan lahir dengan anemia, dan persalinan dengan tindakan yang
disebabkan karena ibu cepat lelah. Saat post partum anemia dapat menyebabkan:
tonia uteri, rtensio placenta, pelukaan sukar sembuh, mudah terjadi febris
puerpuralis dan gangguan involusio uteri.

7. Pemeriksaan Diagnostik
Untuk menegakkan diagnose anemia defisiensi besi dapat dilakukan dengan
anamnesa. Hasil anamnesa didapatkan keluhan cepat lelah, sering pusing berkunang-
kunang dan keluhan mual muntah pada hamilmuda.

4
Pada pemeriksaan dan pengawasan Hb dapat dilakukan dengan menggunakan alat
sachi dilakukan 2 kali selama kehamilan yaitu trisemsester I dan III. Hasil pemeriksaan
Hb denga sachli dapat digolongkan sebagai berikut :
a. Hb 11 gr% : tidak anemia
b. Hb 9-10gr% : anemia ringan
c. Hb 7-8 gr5 : anemia sedang
d. Hb < 7gr% : anemia berat

8. Pathway Anemia pada ibu hamil

9. Penatalaksanaan
 Meningkatkan konsumsi makanan yang mengandung zat hewani seperti hati, ikan,
daging dan usmber nabati seperti : sayuran hijau, tempe, tahu dan buah buahan yang
berwarna.
 Hindarkan pantangan terhadap makanan yang keliru yang dapat merugikan kesehatan
ibu seperti ikan , telur, buah buahan tertentu.

5
 Bila nafsu makan ibu berkurang , makanlah makanan yang segar seperti buah, sayur
bening, sayur segar lainnya.
 Selama hamil makanlah beraneka ragam setiap harinya dalam jumlah cukup dan
makanan yang aman bagi kesehatan.
 Ibu hamil harus makan dan minum lebih banyak dari pada saat tidak hamil.
 Selama hamil sebaiknya tidak melakukan pekerjaan yang berat.

10. Tinjauan Kasus

Ny. S datang kerumah sakitpada tanggal 05 Februari 2019 dengan keluhan pusing dan
sering terasa sakit pada pinggang, badan terasa cepat letih ketika melakukan aktivitas
seperti mencuci dan membersihkan rumah, pasien mengatakan jarang mengkonsumsi
buah dan sayur. Pasien mengatakan cemas dengan keadaan janinnya apabila tubuhnya
mengalami perubahan berat badan. Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat
penyakit keturunan.

Pengkajian
Tanggal Masuk : 05 Februari 2019
Pukul : 08.00 WIB
Ruang : Mawar
Tanggal pengkajian : 06 Februari 2019
Pukul : 10.00 WIB

1. Identitas Pasien
Nama : Ny. S
Umur : 26 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Status perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Suku : Sunda
Pendidikan : Tamat SLTP

6
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Tanggal masuk Rumah Sakit : 05 Februari 2019
Tanggal Pengkajian : 06 Februari 2019
Alamat : Jln. Cinangka 9 no 64

2. Identitas Penanggungjawab

Nama : Tn.K

Umur : 28 tahun

Jenis kelamin : Laki-laki

Pendidikan : Tamat SLTA

Pekerjaan : Pegawai swasta

Hubungan dengan pasien : Suami

Alamat : Jln. Cinangka 9 no 64

3. Riwayat Keperawatan
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pasien mengeluh pusing dan sering terasa sakit pada pinggang, badan terasa
cepat letih ketika melakukan aktivitas seperti mencuci dan membersihkan
rumah, pasien mengatakan jarang mengkonsumsi buah dan sayur. Pasien
mengatakan cemas dengan keadaan janinnya apabila tubuhnya mengalami
perubahan berat badan.

b. Riwayat Kesehatan Masa Lalu


Pasien mengatakan belum pernah menderita penyakit kurang darah
sebelumnya dan klien rutin kontrol kehamilan ke pelayanan kesehatan
setiap 1 kali sebulan. Pasien mengatakan tidak ada mempunyai penyakit
keturunan seperti hipertensi dan DM.

7
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
Pasien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit
kurang darah sebelumnya dan tidak ada menderita penyakit keturunan
seperti hipertensi dan DM.

d. Riwayat Obstetri
 Riwayat Menstruasi
• Umur : 12 tahun
• Siklus : teratur (28 hari)
• Lamanya : 6 hari
• Banyaknya : 3x ganti pembalut dalam sehari
• Konsistensi : merah encer
• Keluhan (disminore,dll) : sakit perut
 Perkawinan
• Lamanya Perkawinan : 1 tahun 5 bulan
• Berapa Kali Kawin : 1 kali

e. Data Keluarga Berencana


Ibu mengatakan tidak pernah mengikuti KB sebelunya dan ada rencana
ikut KB karena ingin membesarkan anaknya terlebih dahulu.

f. Kehamilan Sekarang
Ibu mengatakaan saat hamil sering merasa mual dan muntah.

4. Data Psikologi
Ibu mengatakan kehamilan sekarang merupakan kehamilan yang diinginkan
dan anak yang lahir sekarang akan disusui selama 6 bulan, dan adanya
Dukungan Suami Untuk Menyusui, selama Interaksi antara ibu dengan bayi
serta suami sangat baik.

8
5. Data Spiritual
Pasien seorang beragama islam dan percaya dengan Allah.

6. Data Sosial-Ekonomi
Pasien tinggal bersama keluarganya dan merupakan keluarga kurang mampu
sehingga sulit untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

7. Aktivitas Sehari-hari
- Dapat menolong diri sendiri : Mandiri
- Ditolong dengan bantuan minimum : Tidak ada
- Ditolong dengan bantuan maksimum : Tidak ada
- Makan dan minum : Sebelum sakit pasien makan
3x sehari habis satu porsi,
minum sekitar 5-6 gelas,
setelah sakit pasien kurang
nafsu makan
- Istirahat dan pola tidur : Pasien tidur 8 jam perhari
tidak ditambah tidur siang
- BAB dan BAK : Pasien BAB normal 1 kali
sehari, dan BAK normal 4-5
kali sehari

8. Pemeriksaan Fisik
 Pemeriksaan Umum
Keadaan umum
- Tinggi/Berat badan : 155 cm / 66 kg
- Tekanan darah : 100/70 mmHg
- Suhu : 36,5o C
- Nadi : 80 x/menit
- Pernapasan : 23 x/menit

9
 Pemeriksaan head to toe
 Kepala : Bersih, rambut tidak mudah rontok
 Muka : Wajah tampak sedikit pucat dan tidak tampak bintik-
bintik hitam
 Mata : Konjungtiva tampak pucat, sklera tidak ikterik
 Hidung : Simetris kiri kanan, tidak ada pernapasan cuping hidung
 Mulut : Bibir tampak pucat, mulut bersih, mukosa bibir lembab
 Telingga : Simetris kiri kanan, tidak ada pus keluar dari telingga
 Leher : Tidak ada pembesaran kelenjer getah bening dan vena
jugularis
 Payudara : Simetris kiri kanan, papila mamae menonjol, tidak ada
lecet, tidak ada pembengkakan dan tampak bersih.
 Abdomen
 Leopold I : TFU 3 jari pertengahan pusat dan px, teraba bundar,
lunak dan tidak melenting kemungkinan bokong janin
 Leopold II : bagian kiri perut ibu teraba panjang dan keras seperti
papan kemungkinan punggung janin dan bagian kanan perut ibu
teraba tonjolan-tonjolan kecil kemungkinan ekstremitas janin
 Leopold III : pada perut ibu bagian bawah teraba bulat, keras, dan
masih bisa digoyangkan, kepala janin belum masuk PAP.
 Leopold IV : pada bagian bawah perut ibu teraba bulat, melenting
dan belum masuk PAP
 Auskultasi : Pada bagian kiri perut ibu terdengar detak jantung janin
135 x/i
 Perkusi : Reflek patela positif

10
9. Data Penunjang

INDIKATOR HASIL RENTANG NORMAL

Hemoglobin 10,5 gr/dL 14 – 18 gr/dL

Hematokrit 40,1 % 40 – 48%

Leukosit 4800 mg/dl 4700 – 10300 µ/l

Trombosit 200.000 mg/dl 150.000 – 450.000

Erytrosit 4.380.000 mg/dL 4 – 5,5 jt µ/l

10. Program Terapi Dokter

Nama Obat Dosis Cara Pemberian


Ferrous Sulfate 1 x 1 / 325 mg Per oral
Vitamin C 2 x 1 / 40 mg Per oral

11. Analisa Data


No Data Etiologi Masalah
1. Data Subyektif: Transfor O2 menurun Keletihan
- Pasien mengatakan cepat lelah saat
melakukan aktifitas Kebutuhan O2 tidak
terpenuhi
Data Objektif:
- Pasien tampak lemah dan pucat Aliran darah ke
- Hb 10,5 g/dL jaringan menurun

Lemah, pucat

Keletihan

11
2. Data Subyektif:
Malnutrisi pada ibu Ketidakseimbangan
- Pasien mengatakan kurang nafsu
hamil Nutrisi Kurang
makan dan kurang mengkonsumsi
Dari Kebutuhan
sayuran dan buah-buahan Intake nurtisi kurang

Ketidakseimbangan
Data Obyektif: Nutrisi Kurang Dari
- Pasien terlihat kurang tertarik Kebutuhan
dengan menu makan

12. Masalah Keperawatan


1) Keletihan
2) Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan

13. Intervensi Keperawatan

Masalah Keperawatan NOC NIC


Keletihan Setelah dilakukan 1. Tentukan jenis dan
tindakan keperawatan 1 x banyaknya aktivitas
24 jam, keletihan dapat yang dibutuhkan untuk
teratasi dengan kriteria menjaga ketahanan,
hasil: 2. Bantu pasien untuk
- Tidak terjadi memilih aktivitas-
kelelahan aktivitas yang akan
- Tidak terjadi nyeri dilakukan,
otot 3. Bantu pasien untuk
menjadwalkan periode
istirahat.

12
Ketidakseimbangan Setelah dilakukan 1. Tentukan jumlah
Nutrisi Kurang dari tindakan keperawatan 1 x kalori dan jenis nutrisi
Kebutuhan 24 jam, yang dibutuhkan untuk
ketidakseimbangan nutrisi memenuhi persyaratan
kurang dari kebutuhan gizi,
dapat teratasi dengan 2. Monitor
kriteria hasil: kecendrungan
- Tidak ada terjadinya penurunan
penurunan berat dan kenaikan berat
badan badan.

14. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan

Masalah Implementasi Evaluasi


Keletihan 1. Menentukan jenis dan S: Pasien mengatakan
banyaknya aktivitas yang sudah tidak merasa lelah
dibutuhkan untuk menjaga
ketahanan, O: Pasien tampak lebih
2. Membantu pasien untuk segar, TD: 120/80
memilih aktivitas-aktivitas mmHg
yang akan dilakukan,
3. Membantu pasien untuk A: Keletihan teratasi
menjadwalkan periode
istirahat. P: Intervensi dihentikan
Ketidakseimbangan 1. Menentukan jumlah S: Pasien mengatakan
Nutrisi Kurang dari kalori dan jenis nutrisi sudah mulai mau
Kebutuhan yang dibutuhkan untuk mengkonsumsi sayuran
memenuhi persyaratan dan buah-buahan
gizi,
2. Memonitor O: Pasien terlihat nafsu

13
kecendrungan terjadinya makan, habis 1 porsi,
penurunan dan kenaikan tidak ada penurunan
berat badan. berat badan, BB: 66 kg

A: Ketidakseimbangan
Nutrisi Kurang dari
Kebutuhan belum
teratasi

P: Intervensi dilanjutkan
- Menentukan
jumlah kalori
dan jenis nutrisi
yang dibutuhkan
untuk memenuhi
persyaratan gizi,

B. ASUHAN KEPERAWATAN IBU HAMIL DENGAN KPD

1. Definisi

Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda persalinan dan
ditunggu 1 jam belum dimulai tanda persalinan.

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa ketuban pecah dini adalah
pecahnya selaput ketuban secara spontan sebelum pembukaan pada primi kurang dari 3
cm dan multi para kurang dari 5 cm atau sebelum tanda-tanda persalinan.

2. Etiologi

Penyebab dari ketuban pecah dini belum diketahui secara pasti. Penyebab ketuban pecah
dini mempunyai dimensi multi factorial yang dapat dijabarkan sebagai berikut :

14
a. Serviks inkompeten

b. Ketegangan Rahim berlebihan : kehamilan ganda , hidroamnion

c. Kelainan letak janin dalam Rahim : letak sungsang, letak lintang

d. Kemungkinan kesempitan panggul : perut gantung, bagian terendah belum masuk


PAP

e. Selaput bawaan dari selaput ketuban

f. Infeksi yang menyebabkan terjadinya proses biomekanik pada selaput ketuban


sehingga memudahkan ketuban pecah

g. Sebab primer : adanya pertumbuhan amnion yang kurang baik

h. Sebab skunder : misalnya pada ketuban pecah dini (PROM : premature of the
membrane).

3. Manifestasi Klinis

Tanda dan gejala klinis KPD adalah :

a. Perut ibu kelihatan kurang membesar.

b. Ibu merasa nyeri diperut pada setiap pergerakan anak.

c. Persalinan lebih lama dari biasanya.

d. Sewaktu HIS akan terasa sakit sekali.

15
4. Patogenesis

Pada kehamilan trimester III selaput ketuban amnion terdiri dari sel selapis, sedangkan
selaput korion lebih tebal dari 4-6 sel,lapisan basal diantaranya selaput amnion dengan
korion. Makin tua usia kehamilan semakin besar tekanan pada selaput ketuban, tekanan
pada permukaan janin besar daripada tekanan pada permukaan uterus. Selaput ketuban
tidak kuat sebagai akibat kurangnya jaringan ikat dan vaskularisasi, bila pembukaan
serviks,maka selaput ketuban sangat lemah dan mudah pecah. Ketuban pecah dini belum
diketahui penyebabnya yang jelas sampai saat ini, ada hubungannya dengan ha-hal
berikutnya :

a. Adanya hiper mortilitas Rahim yang sudah lama terjadi sebelum ketuban pecah.

b. Ketuban terlalu tipis (kelainan ketuban)

c. Infeksi (amnionitis/khorioamnionitis)

d. Faktor-faktor predisposisi seperti : multipara,dll

5. Komplikasi yang timbul

Komplikasi yang paling sering terjadi pada ketuban pecah dini sebelum usia
kehamilan 37 minggu adalah sindrom distress pernapasan, yang terjadi pada 10-40% bayi
baru lahir. Resiko infeksi meningkat pada kejadian ketuban pecah dini. Semua ibu hamil
dengan ketuban pecah dini prematur sebaiknya dievaluasi untuk kemungkinan terjadinya
korioamnionitis (radang pada korion dan amnion). Selain itu kejadian prolaps atau
keluarnya tali pusat dapat terjadi pada ketuban pecah dini.

16
6. Pathway ibu hamil dengan KPD

7. Penatalaksanaan

Sebagai gambaran umum untuk tatalaksana ketuban pecah dini dapat dijabarkan sebagai
berikut :

a. Mempertahankan kehamilan sampai cukup matur khususnya maturitas paru


sehingga mengurangi kejadian kegagalan perkembangan paru yang sehat.

b. Terjadi infeksi dalam rahim, yaitu korioamnionitis yang menjadi pemicu sepsis,
meningitis janin, dan persalinan prematuritas.

17
c. Dengan perkiraan janin yang sudah cukup besar dan persalinan diharapkan
berlangsung dalam waktu 72 jam dapat diberikan kortikosteroid, sehingga kematangan
paru janin dapat terjamin.

d. Pada umum kehamilan 24 sampai 32 minggu yang menyebabkan menunggu berat


janin cukup, perlu di pertimbangkan untuk melakukan induksi persalinan dengan
kemungkinan janin tidak dapat di selamatkan.

e. Pemeriksaan yang penting dilakukan USG untuk mengukur distansia biparietal dan
perlu melakukan aspirasi air ketuban untuk melakukan, pemeriksaan kematangan paru
melalui perbandingan L/S.

8. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang pada ibu hamil adalah :

a. Pemeriksaan leukosit darah, bila > 15.10³ /mm³, kemungkinan ada infeksi

b. USG: membantu dalam menentukan usia kehamilan, letak janin, berat janin, letak
plasenta, serta jumlah air ketuban.

c. Nilai bunyi jantung, dengan stetoskope laenec atau dengan foetalphone.

9. Tinjauan kasus dan pembahasan


Ny. S masuk ke rumah sakit dengan keluhan lemah, perut terasa sakit, keluar cairan
pervaginam berwarna putih keruh ± 1 hari. klien mengatakan usia kehamilan ± 9 bulan
(36 – 37 minggu). Klien mengatakan nyeri pada daerah abdomen, nyeri berkurang di saat
istirahat, dan nyeri meningkat apabila klien melakukan pergerakan atau aktivitas. Skala
nyeri 4. Nyeri seperti ditusuk-tusuk.

1. Pengkajian : 6 november 2012

Tanggal : 6 november 2012

Tanggal pengkajian : 6 November 2012

Jam masuk : 03.00

18
Ruangan/kelas : VK

Diagnose medis : Ketuban Pecah Dini

a. Biodata

Nama ibu : Ny.S

Umur : 24 tahun

Agama : Islam

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Buruh

Suku/bangsa : Melayu/Indonesia

Alamat rumah : Mekarsari (MA. Jambi )

Nama suami : Tn.A

Agama : islam

Pekerjaan : Wiraswasta

Suku/bangsa : Melayu/Indonesia

Alamat rumah : Mekarsari ( MA. Jambi )

b. Riwayat kesehatan
1) Alasan masuk rumah sakit

Klien masuk dengan keluhan lemah, perut terasa sakit, keluar cairan pervaginam
berwarna putih keruh ± 1 hari. klien mengatakan usia kehamilan ± 9 bulan (36 – 37
minggu).

19
2) Riwayat masuk sekarang

Klien mengatakan nyeri pada daerah abdomen, nyeri berkurang di saat istirahat, dan
nyeri meningkat apabila klien melakukan pergerakan atau aktivitas. Dan merupakan
kehamilan primi gravida, dengan usia kehamilan 37 minggu.

3) Riwayat kesehatan masa lalu

Klien mengatakan belum pernah mengalami kejadian seperti ini karena ini adalah
kehamilan pertama (primi gravida) selain itu klien tidak pernah mengalami penyakit
kronis.

4) Riwayat haid

Menarche pada umum 14 tahun, siklus haid 28 hari, teratur lamanya 7 hari, keluar
darah haid, sebanyak 3-4 kali ganti pembalut sehari, keluhan waktu haid : nyeri dan
mulas – mulas. HPHT 16-03-2012

5) Riwayat kontasepsi

Klien mengatakn belum pernah mengguankan alat kontrasepsi sebelum nya.

6) Riwayat kehamilan

Usia kehamilan ± 9 bulan ( 36 – 37 minggu)

Gravida: 1 partus : 0 abortus :0

c. Keadaan umum

Keadaan umum : baik,

kesadaran : composmentis

Tanda-tanda vital : tekanan darah : 120/90 mmHg, nadi 84x/I, pernapasan 20x/I, suhu
36 °C.

d. Pemeriksaan fisik

1) Kulit

Warna kulit sawo matang, turgor kulit baik dan kekenyalan kulit baik.
20
2) Rambut

Rambut merta, rambut warna hitam, tidak mudah dicabut, tidak berketombe.

3) Leher

Bentuk leher simetris, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan vena jugularis

4) Mata

Konjungtiva warna merah, an anemia, sclera an ikterik.

5) Gigi dan mulut

Mukosa mulut lembab, gigi utuh, caries tidak ada, keadaan mulut bersih.

6) Dada

Simetris kiri , tidak sesak napas

7) Payudara

Bentuk payudara simetris, konsitensi kenyal, ada pembesaran, putting susu menonjol,
tidak ada pelebaran vena sekitar payudara, colostrum ada, aerola berwarna
kehitaman.colostrum keluar sejak usia kehamilan 8 bulan.

8) Ekstremitas atas dan bawah

Ekstremitas atas pada tangan kiri terpasang infus Dextrose + ½ amp piton gtt: 8
tetes/menit sedangkan ekstremitas bawah varises oedema tidak ada.

9) Abdomen

a) Inspeksi

Bentuk perut bundar, posisi menonjol kedepan

b) Palpasi

Pada pemeriksaan secara leopold ditemukan:

Leopold I : Tinggi fundus Uteri ¾ antara pusat dengan procesus xypodseus


atau 32 cm dari simpisis pubis sampai procesus xypoideus.

21
Leopold II : Letak janin punggung kanan ( PUKA )

Leopold III : Bagian terbawah janin adalah letak kepala

Leopold IV : Janin belum masuk pintu atas panggul (konvergen) atau hanya
sebagian kecil dari kepala turun kedalam rongga panggul.

c) Auskultasi

Dengan mwenggunakan dopler vetal terdengar denyut jantung janin ( 136 / menit
teratur )

d) Genetalia

Pada vulva terdapat oedema, tidak terdapat varises serta tidak ditemukan tanda tanda
infeksi tapi keluar cairan pervaginam berwarna putih keabu - abuan.

e. Data biologis

1) Istirahat dan tidur

Klien mnegatakan tidak biasa istirahat karena rasa mulas yang kadang – kadang
hilang timbul, dank arena air yang keluar, bokong basah, sehingga mengganggu rasa
nyaman klien, lama tidur ± 5 jam perhari selama dirawat.

2) Makan dan minum

Klien mnegatakan tidak ada keluhan dengan nafsu makan, klkien mengatakan tidak
ada makanan pantangan, minum 8-9 gelas/hari.

3) Pola eliminasi

a) BAB

Frekuensi BAB 1x/hari, konsitensi lunak, warna kuning kecoklatan

b) BAK

Frekuensi BAK 6-7 kali/hari

22
c) Seksual

Selama klien hamil tua sampai saat ini klien tidak pernah melakukan hubungan
seksual.

f. Data psikologis

1) Status perkawinan

Klien mengatakan menikah 12 bulan, dan ini adlah pernikahan pertamanya.

2) Perilaku verbal

Klien dapat menjawab pertanyaan yang diajukan, klien sering bertanya tentang
penyakitnya

3) Perilaku non verbal

Perilaku non verbal baik, tampak terkoordianasi

4) Pola komunikasi

Pola komunikasi baik, komunikasi dua arah

5) Orang yang memberi rasa aman

Klien mengatakan orang yang sangat berarti bagi dirinya adalah suaminya dan orang
tuanya.bersama suami klien merasa dilindungi.

a. Data Penunjang

INDIKATOR HASIL RENTANG NORMAL

Hemoglobin 11 gr/dL 14 – 18 gr/dL

Hematokrit 40,8 % 40 – 48%

Leukosit 4800 µ/l 4700 – 10300 µ/l

Trombosit 350.000 mg/dl 150.000 – 450.000

Erytrosit 4.880.000 mg/dL 4 – 5,5 jt µ/l

23
b. Program Terapi Dokter

Nama Obat Dosis Cara Pemberian


Amoxcan 1 cc IV
Seloxy 2x1 Per oral
Duphaston 3x1 Per oral
Buvadilon 3x1 Per oral

c. Analisa Data

No. Data Etiologi Masalah


1. DS: Klien mengatakan Tidak adanya pelindung Resiko Infeksi
keluarnya cairan dunia luar dengan daerah
pervagina 18 jam rahim
sebelum di rujuk ke
rumah sakit Mudahnya mikroorganisme
masuk secara asendens
DO: Keadaan umum
lemah, pada pemeriksaan Resiko Infeksi
dalam ketuban sudah
tidak ada, pembukaan 3-
4 cm, leukosit: 4800,
Suhu: 36oC
2. DS: klien mengatakan Peningkatan persepsi dan Nyeri Akut
nyeri pada bagian perut, pembukaan serviks uteri
klien mengatakan nyeri
seperti ditusuk-tusuk Mengiritasi nervus
pudendalis
DO: Pasien tampak
meringis, skala nyeri 4 Stimulus nyeri
TD: 120/90 mmHg,
Nadi: 84x/menit Nyeri Akut
Pernapasan: 20x/menit
Suhu: 36 °C

24
d. Masalah Keperawatan
1) Resiko Infeksi
2) Nyeri Akut

e. Intervensi Keperawatan

Masalah Keperawatan NOC NIC


Resiko Infeksi Setelah dilakukan tindakan 1. Pertahankan tehnik aseptik
keperawatan 1 x 24 jam, 2. Cuci tangan sebelum dan
resiko infeksi dapat teratasi sesudah tindakan keperawatan
dengan kriteria hasil: 3. Monitor tanda dan gejala infeksi
- Pasien terbebas dari sistemik dan lokal
tanda dan gejala 4. Kaji suhu badan pada pasien
infeksi setiap 4 jam
Nyeri Akut Setelah dilakukan tindakan 1. Lakukan pengkajian nyeri secara
keperawatan 1 x 24 jam, komprehensif
nyeri akut dapat teratasi 2. Ajarkan tentang tehnik relaksasi
dengan kriteria hasil: napas dalam
- Mampu mengontrol 3. Monitor tanda-tanda vital
nyeri
- TTV dalam rentang
normal

15. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan

Masalah Implementasi Evaluasi


Resiko tinggi terhadap infeksi 1. Mempertahankan S: Pasien tidak merasa
tehnik aseptik menggigil
2. Mencuci tangan
b. Gangguan rasa
sebelum dan sesudah O: Tidak ada gejala infeksi,
nyaman nyeri tindakan keperawatan Suhu tubuh dalam rentang
Evaluasi : 3. Memonitor tanda dan normal: 36,5oC
gejala infeksi sistemik
1) Klien mengatakan
dan lokal A: Resiko Infeksi belum
tidak nyeri lagi 4. Mengkaji suhu badan teratasi
2) Klien tampak lebih pada pasien setiap 4
P: Intervensi dilanjutkan
nyaman jam

25
Mengkaji suhu badan pada
pasien setiap 4 jam

Nyeri Akut 1. Melakukan S: Pasien mengatakan nyeri


pengkajian nyeri secara berkurang
komprehensif
2. Mengajarkan tentang O: Skala nyeri 3, TD:
tehnik relaksasi napas 120/80 mmHg, N: 90
dalam x/menit, RR: 21x/menit,
3. Memonitor tanda- S: 36,5oC
tanda vital A: Nyeri teratasi

P: P: Intervensi dihentikan

26
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa pada masa kehamilan tidak
menutup kemungkinan akan adanya gangguan atau juga penghambat kehamilan dan
proses kelahiran. Seperti adanya gangguan berupa anemia atau kekurangan darah yang
dapat mempengaruhi proses kehamilan dan kesehatan ibu dan janin. Juga masalah
ketuban pecah dini yang dapat membuat proses kelahiran menjadi beresiko. Selain itu
pembahasan diatas pula membagi pengetahuan tentang asuhan keperawatan kepada ibu
hamil baik dengan anemia maupun dengan ketuban pecah dini mulai dari definisi, tanda
dan gejala, hingga tinjauan kasus.

27

S-ar putea să vă placă și