Sunteți pe pagina 1din 11

HUBUNGAN ANTARA STRESOR KERJA DENGAN INSOMNIA PADA PEKERJA

BERGILIR BAGIAN CENTRAL PROCESSING AREA DI JOB P-PEJ TUBAN

Finanta Gaffar Rifa’i, Tri Martiana


Departemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga
Email: finanta7@gmail.com

ABSTRACT
Joint Operating Body Pertamina-Petrochina East Java (JOB P-PEJ) is one of the Cooperation
Contract in the oil and gas exploration of the region of East Java Soko District of Tuban. In the
Central Processing Area (CPA), JOB P-PEJ shift system imposes on its workers. Job rotation or shift
has the potential for the occurrence of stress and other health disorders. The purpose of this research
analyzed the relationship between job stressors with insomnia in shift workers Central Processing
Area (CPA) Joint Operating Body Pertamina-Petrochina East Java (JOB P-PEJ) Tuban. This
research used cross sectional design and used analytic analysis. This research used primary data from
result of the Diagnostic of Stress and Insomnia Severity Index questionnaire and also secondary data
from the company. The results showed that there was relationship between job stressors role conflict
and overload qualitative with insomnia while working the day shift with a value of 0,034 and 0,010
significancy. There was also a relationship between job stressors were overload quantitative and
qualitative with insomnia while working the night shift with a value of 0,038 and 0,013 significancy.
And there was a statistically significant difference between insomnia while working the day shift and
night shift with a value of 0,000 significancy. Suggestions are given for the company is to make
counseling program, analyze or review existing job description, hold meetings and refreshing
programs regularly to increase motivation to work. And suggestions given to the worker include:
exercise regularly, use the time off to bed early, and plan the daily agenda so that the task can be
completed earlier.

Keywords: job stressor, insomnia, shift worker

ABSTRAK
Joint Operating Body Pertamina-Petrochina East Java (JOB P-PEJ) merupakan salah satu perusahaan
Kontraktor Kerja Sama minyak dan gas bumi dalam bidang eksplorasi yang terdapat di daerah Jawa
Timur Kecamatan Soko Kabupaten Tuban. Pada bagian Central Processing Area (CPA), JOB P-PEJ
memberlakukan sistem shift pada pekerjanya. Pekerjaan bergilir atau shift memiliki potensi untuk
terjadinya stres dan gangguan kesehatan kerja lainnya. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis
hubungan antara stresor kerja dengan insomnia pada pekerja bergilir bagian Central Processing Area
(CPA) Joint Operating Body Pertamina-Petrochina East Java (JOB P-PEJ) Tuban. Penelitian ini
menggunakan rancangan cross sectional dan dianalisis secara analitik. Data yang digunakan adalah
data primer berdasarkan hasil kuesioner Diagnosis Stres dan Insomnia Severity Index serta data
sekunder yang diperoleh dari perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara
stessor kerja yaitu konflik peran dan beban kerja berlebih kualitatif dengan insomnia saat bekerja shift
siang dengan nilai signifikansi 0,034 dan 0,010. Selain itu juga ada hubungan antara stresor kerja yaitu
beban kerja berlebih kuantitatif dan kualitatif dengan insomnia saat bekerja shift malam dengan nilai
signifikansi 0,038 dan 0,013. Secara statistik terdapat perbedaan antara insomnia saat bekerja shift
siang dan shift malam dengan nilai signifikansi 0,000. Saran yang diberikan bagi perusahaan adalah
membuat program konseling, menganalisis atau mengkaji ulang job description yang telah ada,
mengadakan pertemuan dan program refreshing secara rutin agar meningkatkan kembali semangat
dalam bekerja. Saran yang diberikan bagi pekerja antara lain: melakukan olahraga secara rutin,
menggunakan waktu istirahat untuk tidur lebih awal, dan merencanakan agenda harian agar tugas
dapat diselesaikan lebih awal.

Kata kunci: stresor kerja, insomnia, pekerja bergilir

35
36 The Indonesian Journal of Occupational Safety and Health, Vol. 3, No. 1 Jan-Jun 2014: 35-45

PENDAHULUAN cacat permanen setiap tahun dan karyawan


melaporkan lebih dari 5 juta kecelakaan
Industrialisasi yang berkembang yang terjadi tiap tahunnya (Gibson et al,
dengan pesat menuntut perusahaan untuk 1995). Sebuah studi yang dilakukan oleh
meningkatkan efisiensi terhadap Nugrahani (2008) pada pekerja bagian
penggunaan sumber produksi dan operasional PT Gunze menyatakan hasil
produktivitas tenaga kerja. Oleh karena itu bahwa dari 100 responden yang diteliti,
keberadaan tenaga kerja sangat perlu sebesar 37% (37 orang) menganggap
dilindungi agar tercapai tenaga kerja yang bahwa beban kerja mereka berat dan
sehat dan produktif (Suma’mur, 1994). 45,9% dari mereka mengalami stres tingkat
Dalam pelaksanaan kerja di perusahaan, sedang.
untuk meningkatkan produktivitas adalah Joint Operating Body Pertamina-
dengan menambah jam kerja dengan Petrochina East Java (JOB P-PEJ)
memberlakukan kerja bergilir (shift work). merupakan salah satu perusahaan
Kerja bergilir sebagai suatu pola waktu Kontraktor Kerja Sama (KKKS) minyak
kerja yaitu bekerja selama 24 jam terus dan gas bumi dalam bidang eksplorasi
menerus yang diterapkan oleh perusahaan yang terdapat di daerah Jawa Timur
dan dapat memberikan dampak yang besar Kecamatan Soko Kabupaten Tuban. Pada
terhadap tenaga kerja. bagian Central Processing Area (CPA) di
Sistem shift kerja terdapat dampak JOB P-PEJ, diberlakukan sistem rotasi,
positif dan dampak negatif (Scott, 2011). yaitu tenaga kerja bekerja tidak terus-
Dampak positifnya adalah dapat menerus di tempatkan pada shift yang
meningkatkan dan mengoptimalkan tetap. Model shift yang diberlakukan
sumber daya yang ada, selain itu adalam membagi menjadi 2 shift (jam
memberikan lingkungan kerja yang sepi 06.00-18.00 WIB dan 18.00-06.00 WIB)
khususnya shift malam serta memberikan dengan menggunakan sistem kerja 2:1
waktu libur yang banyak bagi tenaga kerja. yaitu 2 minggu on (masuk kerja) dan 1
Sedangkan dampak negatifnya adalah minggu off (libur). Dari hasil wawancara
penurunan kinerja, keselamatan kerja dan dengan beberapa pekerja di bagian
masalah kesehatan. Tidak semua tenaga tersebut, banyak ditemui beberapa keluhan
kerja dapat menyesuaikan dirinya dengan dan hambatan dalam pekerjaannya. Mereka
sistem shift kerja karena membutuhkan juga merasakan seperti jenuh, mudah lelah,
banyak penyesuaian waktu, seperti waktu mengantuk pada siang hari, dan keluhan
untuk tidur. Seperti yang dikutip dalam yang menandakan terjadinya stres dan
Hediyani (2012) bahwa Didi Purwanto gejala insomnia. Belum pernah ada
menemukan prevalensi insomnia (sulit penelitian khusus mengenai stres kerja dan
tidur) 48,1% dimana prevalensi pada insomnia yang dilakukan oleh pihak
pekerja gilir hampir dua kali lebih tinggi manajemen di JOB P-PEJ maupun pihak
dibandingkan pekerja non gilir. Kondisi lain. Dari hal tersebut memunculkan
sulit tidur akan sangat mengganggu bagi keinginan peneliti untuk menganalisis
para pekerja. Umumnya seseorang hubungan antara stresor kerja dengan
membutuhkan sekitar 6-8 jam tidur dalam insomnia pada pekerja bergilir bagian CPA
sehari, kondisi ini sulit tercapai pada di JOB P-PEJ Tuban.
pekerja yang mengalami gangguan tidur
akibat shift kerja. METODE
Akibat stres kerja lebih dari 14.000
tenaga kerja mati tiap tahun dalam Berdasarkan metode dalam
kecelakaan industri (hampir 55 orang per pengumpulan data, penelitian ini bersifat
hari atau 7 orang per jam kerja) dan lebih observasional analitik. Penelitian ini
dari 100.000 orang tenaga kerja menjadi termasuk cross sectional bila ditinjau dari
Finanta G.R dan Tri Martiana, Hubungan Antara Stresor Kerja…37

desain studinya. Penelitian dilakukan Pengumpulan data dilakukan dengan


pada bagian Central Processing Area wawancara kuesioner Diagnosis Stres dan
(CPA) di Joint Operating Body Pertamina- Insomnia Severity Index (ISI) kepada
Petrochina East Java (JOB-P-PEJ) yang responden. Kuesioner ini sudah divalidasi
berlokasi di Jl. Lingkar Pertamina, Desa dan dinilai cukup akurat dan dapat
Rahayu, Kecamatan Soko, Kabupaten dipercaya sehingga bisa digunakan di
Tuban, Jawa Timur. Indonesia. Data yang diperoleh kemudian
Populasi penelitian yang digunakan dianalisis secara deskriptif dengan
adalah seluruh pekerja shift bagian CPA di penyajian distribusi frekuensi dengan
JOB P-PEJ. Besar sampel diambil dengan bentuk angka mutlak dan presentase serta
cara menggunakan kriteria inklusi dan secara analitik menggunakan statistik uji
eksklusi. Adapun kriteria inklusi sebagai Korelasi Spearman untuk mencari
berikut: berusia antara 18-40 tahun, hubungan antar variabel independen dan
berjenis kelamin laki-laki, telah bekerja dependen dan uji beda Wilcoxon Signed
paling sedikit selama 1 tahun, dan bersedia Ranks Test untuk melihat perbedaan
berpartisipasi dalam penelitian dengan variabel insomnia saat bekerja shift siang
menandatangani lembar persetujuan dan shift malam.
tertulis.
Kriteria eksklusi dalam penelitian ini HASIL
antara lain: sedang menggunakan obat
psikotropik, sedang menderita penyakit Karakteristik Responden
asma kronis, jantung, hipertiroid, diabetes Karakteristik responden meliputi:
mellitus, demensia, dan parkinson usia, masa kerja, tingkat pendidikan, dan
syndrome, serta sedang dalam penanganan status perkawinan.
dokter spesialis jiwa karena stres atau
depresi. Tabel 1. Karakteristik Responden
Perhitungan besar sampel yang
menggunakan rumus Slovin dalam Umar Variabel Hasil Frekuensi Persen
(2004) dan pengambilan sampel dilakukan (%)
Usia 26-35 33 71,7
secara Simple Random Sampling. tahun
Didapatkan besar sampel 46 orang yang Masa Kerja < 6 tahun 17 37,0
terdiri dari: 6 orang Fire section, 2 orang Tingkat SMA/ 39 84,8
H2S section, 18 orang Production section, Pendidikan sederajat
10 orang Security section, dan 10 orang Status Menikah 42 91,3
Power Gen section. Perkawinan
Variabel independen yang diteliti
antara lain: ketidakjelasan peran (role of Dari Tabel 1. dapat diketahui bahwa
ambiguity), konflik peran (role of conflict), sebagian besar pekerja tergolong masa
beban kerja berlebih kuantitatif (overload dewasa awal yaitu 26-35 tahun (71,7%),
quantitative), beban kerja berlebih memiliki masa kerja kurang dari 6 tahun
kualitatif (overload qualitative), (37,0%), memiliki tingkat pendidikan
pengembangan karir (career development), setara SMA atau sederajat (84,8%), dan
tanggung jawab terhadap orang lain berstatus telah menikah (91,3%).
(responsibility to person). Sedangkan
variabel dependen yang diteliti adalah Tingkat Stres Kerja Berdasarkan
insomnia. Stresor Kerja
38 The Indonesian Journal of Occupational Safety and Health, Vol. 3, No. 1 Jan-Jun 2014: 35-45

Tabel 2. Tingkat Stres Kerja Berdasarkan Stresor Kerja


Tingkat Stres
Stresor Kerja
Ringan Sedang Berat
Ketidakjelasan peran (role of ambiguity) 32 (69,6%) 14 (30,4%) 0 (0%)
Konflik peran (role of conflict) 20 (43,5%) 26 (56,5%) 0 (0%)
Beban kerja berlebih kuantitatif (overload quantitative) 20 (43,5) 26 (56,5%) 0 (0%)
Beban kerja berlebih kualitatif (overload qualitative) 9 (19,6%) 36 (78,3%) 1 (2,2%)
Pengembangan karir (career development) 14 (30,4%) 31 (67,4%) 1 (2,2%)
Tanggung jawab terhadap orang lain (responsibility to
14 (30,4%) 30 (65,2%) 2 (4,3%)
person)

Dari Tabel 2. dapat diketahui bahwa Tabel 3. Tingkat Insomnia Saat Bekerja
berdasarkan stresor ketidakjelasan peran Shift Siang dan Malam
(role of ambiguity), sebagian besar pekerja Waktu Bekerja
mengalami stres ringan (69,6%). Shift Siang Shift Malam
Tingkat
(06.00-18.00 (18.00-06.00
Berdasarkan stresor konflik peran (role of Insomnia
WIB) WIB)
conflict), sebagian besar pekerja n % n %
mengalami stres sedang (56,5%). Tidak 21 45,7 11 23,9
Berdasarkan stresor beban kerja berlebih insomnia
kuantitatif (overload quantitative), Insomnia 20 43,5 21 45,7
sebagian besar pekerja mengalami stres ringan
Insomnia 5 10,9 14 30,4
sedang (56,5%). Berdasarkan stresor beban sedang
kerja berlebih kualitatif (overload Insomnia 0 0 0 0
qualitative), sebagian besar responden berat
mengalami stres sedang (78,3%). Total 46 100 46 100
Berdasarkan stresor kerja pengembangan
karir (career development), sebagian besar Hubungan Antara Stresor Kerja dengan
responden mengalami stres sedang Insomnia Saat Bekerja Shift Siang
(67,4%). Berdasarkan stresor tanggung Hasil penelitian dari Tabel 4
jawab terhadap orang lain (responsibility to menunjukkan bahwa tidak ada hubungan
person), sebagian besar responden yang signifikan antara ketidakjelasan peran
mengalami stres sedang (65,2%). (role of ambiguity) dengan insomnia saat
bekerja shift siang, karena nilai p value >
Tingkat Insomnia Saat Bekerja Shift 0,05. Namun ada hubungan yang
Siang dan Malam signifikan antara konflik peran (role of
Dari Tabel 3. dapat diketahui bahwa conflict) dengan insomnia saat bekerja shift
pada saat bekerja shift siang, responden siang, karena nilai p value < 0,05. Tidak
yang tidak insomnia sebanyak 21 orang ada hubungan antara beban kerja berlebih
(45,7%), yang mengalami insomnia ringan kuantitatif (overload quantitative) dengan
sebanyak 20 orang (43,5%), dan yang insomnia saat bekerja shift siang, karena
mengalami insomnia sedang sebanyak 5 nilai p value > 0,05. Namun ada hubungan
orang (10,9%). Sedangkan pada saat yang signifikan antara beban kerja berlebih
bekerja shift malam, sebagian besar kualitatif (overload qualitative) dengan
responden mengalami insomnia ringan insomnia saat bekerja shift siang, karena
sebanyak 21 orang (45,7%), yang nilai p value < 0,05. Tidak ada hubungan
mengalami insomnia sedang sebanyak 14 yang signifikan antara pengembangan karir
orang (30,4%) dan yang tidak insomnia (career development) dengan insomnia
sebanyak 11 orang (23,9%).
Finanta G.R dan Tri Martiana, Hubungan Antara Stresor Kerja…39

saat bekerja shift siang, karena nilai p orang lain (responsibility to person)
value > 0,05. Tidak ada hubungan yang dengan insomnia saat bekerja shift siang,
signifikan antara tanggung jawab terhadap karena nilai p value > 0,05.

Tabel 4. Hubungan Antara Stresor Kerja dengan Insomnia


Insomnia
Saat Bekerja Pada Shift Saat Bekerja Pada Shift
Stresor Kerja
Siang Malam n
(06.00-18.00 WIB) (18.00-06.00 WIB)
r P-value r P-value
Ketidakjelasan peran (role of ambiguity) 0,216 0,150 0,071 0,640 46
Konflik peran (role of conflict) 0,313 0,034 0,194 0,197 46
Beban kerja berlebih kuantitatif (overload
0,251 0,092 0,307 0,038 46
quantitative)
Beban kerja kualitatif (overload qualitative) 0,378 0,010 0,365 0,013 46
Pengembangan karir (career development) 0,216 0,149 0,051 0,736 46
Tanggung jawab terhadap orang lain
0,056 0,709 -0,013 0,934 46
(responsibility to person)

Hubungan Antara Stresor Kerja dengan lain: usia, masa kerja, tingkat pendidikan,
Insomnia Saat Bekerja Shift Malam dan status perkawinan. Penentuan sampel
Dari Tabel 4. dapat diketahui bahwa untuk responden dalam penelitian ini
tidak ada hubungan yang signifikan antara menggunakan kriteria inklusi dan eksklusi.
ketidakjelasan peran (role of ambiguity) Tujuan kriteria inklusi dan ekslusi dibuat
dengan insomnia saat bekerja shift malam, karena untuk menghindari adanya bias
karena nilai p value > 0,05. Hubungan dalam penelitian. Kriteria tersebut dibuat
konflik peran (role of conflict) dengan berdasarkan teori dan penelitian yang ada
insomnia saat bekerja shift malam juga serta kondisi yang ada di tempat penelitian.
tidak signifikan, karena nilai p value >
0,05. Namun ada hubungan yang Hubungan Antara Stresor Kerja dengan
signifikan antara beban kerja berlebih Insomnia Saat Bekerja Shift Siang
kuantitatif (overload quantitative) dengan Menurut Margiati (1999)
insomnia saat bekerja shift malam, karena ketidakjelasan peran dirasakan jika seorang
nilai p value < 0,05. Selain itu ada tenaga kerja tidak memiliki cukup
hubungan yang signifikan antara beban informasi untuk melaksanakan tugasnya,
beban kerja berlebih kualitatif (overload atau tidak mengerti atau tidak
qualitative) dengan insomnia saat bekerja merealisasikan harapan-harapan yang
shift malam, karena nilai p value < 0,05. berkaitan dengan peran tertentu. Seringkali
Tidak ada hubungan yang signifikan antara pekerja merasa kurang mengerti dengan
pengembangan karir (career development) tanggung jawab dan fungsi kerjanya.
dengan insomnia saat bekerja shift malam, Ketidakjelasan peran adalah kurangnya
karena nilai p value > 0,05. Tidak ada pemahaman atas hak-hak, hak-hak
hubungan yang signifikan antara tanggung istimewa dan kewajiban yang dimiliki
jawab terhadap orang lain (responsibility to seseorang untuk melakukan pekerjaan
person) dengan insomnia saat bekerja shift (Gibson, 1997). Dari hasil analisis statistik
malam, karena nilai p value > 0,05. menunjukkan ketidakjelasan peran (role of
ambiguity) tidak berhubungan dengan
PEMBAHASAN insomnia saat bekerja pada shift siang. Ini
menunjukkan bahwa pekerja bergilir
Karakteristik Responden bagian Central Processing Area di JOB P-
Beberapa karakteristik responden PEJ telah melakukan beberapa tugas dan
yang dibahas dalam penelitian ini antara pekerjaan yang seharusnya dikerjakan pada
40 The Indonesian Journal of Occupational Safety and Health, Vol. 3, No. 1 Jan-Jun 2014: 35-45

saat shift siang. Beberapa tugas yang quantitative) tidak berhubungan dengan
dikerjakan pun telah dilaporkan kepada insomnia saat bekerja pada shift siang. Ini
orang yang benar. Selain itu para pekerja menunjukkan bahwa pekerja bergilir
mengerti tujuan pekerjaannya dalam bagian Central Processing Area di JOB P-
mencapai tujuan perusahaan. Dengan PEJ pada saat bekerja shift siang
demikian resiko terjadi insomnia pada mendapatkan tugas-tugas sesuai dengan
pekerja semakin rendah. job description. Waktu yang tersedia
Role conflict atau konflik peran cukup untuk menyelesaikan tugas yang
didefinisikan oleh Brief et al. dalam dibebankan sehingga pekerja tidak
Nimran (1999) sebagai "the incongruity of memiliki tanggungan pekerjaan. Dengan
expectations associated with a role". Jadi, demikian pekerja memiliki waktu untuk
konflik peran itu adalah adanya beristirahat yang cukup dan resiko terjadi
ketidakcocokan antara harapan-harapan insomnia pada pekerja semakin rendah.
yang berkaitan dengan suatu peran. Dari Menurut Jewell dan Siegall (1990)
hasil analisis statistik menunjukkan konflik jika tuntutan pekerjaan melebihi
peran (role of conflict) berhubungan kemampuan individu maka akan terjadi
dengan insomnia saat bekerja pada shift perilaku berbahaya yang dapat
siang. Ini menunjukkan bahwa konflik menyebabkan kecelakaan kerja. Dari hasil
peran seperti mengerjakan tugas-tugas analisis statistik menunjukkan beban kerja
yang tidak perlu pada pekerja bergilir berlebih kualitatif (overload qualitative)
bagian Central Processing Area di JOB P- berhubungan dengan insomnia saat bekerja
PEJ terjadi pada saat shift siang. Seringkali pada shift siang. Ini menunjukkan bahwa
pekerja juga tidak dapat memihak di antara pekerja bergilir bagian Central Processing
beberapa atasan mereka. Sehingga Area di JOB P-PEJ pada saat bekerja shift
menghasilkan emosi negatif yang kuat. siang mendapatkan tuntutan mengenai
Reaksi emosional ini merupakan tanda mutu pekerjaan yang terlalu berlebihan
awal akan munculnya rantai reaksi yang Tugas-tugas yang dibebankan seringkali
dapat berbahaya dalam sebuah organisasi terlalu sulit dan melebihi kemampuan
atau perusahaan. Selain reaksi negatif pekerja. Hal ini dapat menyebabkan
tersebut, dapat menimbulkan ketegangan, semangat kerja menjadi rendah, pikiran
mudah marah, sulit berkonsentrasi hingga tertekan karena tuntutan kerja, kelelahan
kesulitan untuk tidur. hingga kesulitan untuk tidur.
Penelitian yang dilakukan oleh Menurut Hurrel (1997) dalam
Mayan, Kalsum dan Halinda (2013) yang Munandar (2001) pengembangan karir
berjudul “Perbedaan Stres Kerja merupakan pembangkit stres yang
Berdasarkan Shift Kerja Pada Pekerja potensial yang mencakup ketidakpastian
Bagian Electrical Field Service di PT. pekerjaan, tidak adanya penghargaan,
Baker Hughes Indonesia Duri-Riau” promosi yang berlebih atau promosi yang
menyebutkan bahwa pada pekerja kurang. Peluang yang kecil untuk
electrical field service dimana beban kerja berkembang atau adanya promosi suatu
terlampau banyak ataupun beban jabatan, baik karena keadaan tidak
berlebihan dirasakan pada saat shift pagi, mengijinkan maupun karena tidak adanya
hal ini dikarenakan pengecekan yang rotasi jabatan, dapat menjadikan stresor
dilakukan oleh seorang pumper (pengecek bagi tenaga kerja yang ingin berkembang
pompa) lebih sering dilakukan pada pagi ataupun mendapatkan promosi jabatan.
hari, sehingga banyaknya pekerjaan yang Dari hasil analisis statistik menunjukkan
seharusnya dikerjakan pada malam hari pengembangan karir (career development)
menjadi bertumpuk pada pagi hari. Dari tidak berhubungan dengan insomnia saat
hasil analisis statistik menunjukkan beban bekerja pada shift siang. Ini menunjukkan
kerja berlebih kuantitatif (overload bahwa stresor pengembangan karir tidak
Finanta G.R dan Tri Martiana, Hubungan Antara Stresor Kerja…41

terlalu berpengaruh bagi pekerja bergilir diharapkan dari mereka dan bagaimana
bagian Central Processing Area di JOB P- mereka harus melakukan pekerjaannya.
PEJ. Berdasarkan hasil pengamatan Peraturan dan tuntutan dalam pekerjaan
peneliti, walaupun sebagian besar yang tidak jelas dalam suatu organisasi
responden menginginkan adanya promosi akan mempengaruhi peranan seorang
jabatan atau berkembang dalam pekerja untuk memberikan hasil akhir yang
perusahaan tersebut namun hal tersebut ingin dicapai bersama dalam suatu
bukan suatu masalah dalam karirnya. organisasi tersebut. Dari hasil analisis
Dengan demikian resiko terjadi insomnia statistik menunjukkan ketidakjelasan peran
pada pekerja semakin rendah. (role of ambiguity) tidak berhubungan
Menurut Grandjean (1988) kondisi dengan insomnia saat bekerja pada shift
yang bisa menjadi stresor di dalam malam. Insomnia yang dialami pekerja
lingkungan kerja salah satunya adalah bergilir bagian Central Processing Area di
responsibility atau tanggung jawab pada JOB P-PEJ saat bekerja shift malam lebih
hidup dan kesejahteraan orang lain. banyak dialami daripada yang terjadi saat
Tanggung jawab terhadap orang lain bisa pekerja bekerja dalam shift siang, namun
menjadi tanggung jawab mental yang stresor ketidakjelasan peran (role of
berat. Sama halnya bahwa pekerjaan yang ambiguity) bukan penyebab utama
ada tanggung jawabnya yang sangat besar insomnia tersebut. Hal ini dapat dilihat dari
dihubungkan dengan meningkatnya pekerja yang sudah mengerti mengenai
kecenderungan untuk radang lambung dan tugas dan tanggung jawabnya sesuai
tekanan darah tinggi. Dari hasil analisis bagiannya masing-masing sehingga
statistik menunjukkan tanggung jawab mereka mengerjakan apa yang dikerjakan
terhadap orang lain (responsibility to sesuai tujuan dan target yang ingin dicapai
person) tidak berhubungan dengan perusahaan.
insomnia saat bekerja pada shift siang. Teori peran menyatakan bahwa
Pekerja bergilir bagian Central Processing individu akan mengalami konflik peran
Area di JOB P-PEJ memiliki tanggung apabila ada dua tekanan atau lebih yang
jawab yang besar terkait dengan terjadi secara bersamaan yang ditujukan
keselamatan nyawa orang lain, baik bagi pada seseorang, sehingga apabila individu
pekerja lain maupun warga di sekitar tersebut mematuhi satu diantaranya akan
perusahaan. Hal ini dikarenakan di wilayah mengalami kesulitan atau tidak mungkin
Central Processing Area terdapat resiko mematuhi yang lainnya (Wolfe dan Snoek,
bahaya yang cukup tinggi seperti gas H2S 1962). Konflik peran terjadi jika individu
yang dapat berpengaruh terhadap mempunyai peran ganda yang
kesehatan dan bahaya kebakaran. Resiko bertentangan atau menerima berbagai
bahaya tersebut dapat dicegah dengan kerja pengharapan atas peran yang bertentangan
tim yang baik dari masing-masing section. pada jabatan tertentu. Dari hasil analisis
Dengan demikian tangung jawab terkait statistik menunjukkan konflik peran (role
dengan keselamatan orang lain tidak of conflict) tidak berhubungan dengan
menjadi beban pikiran bagi para pekerja insomnia saat bekerja pada shift malam.
dan resiko untuk insomnia sangat kecil Hasil ini berbeda dengan stresor konflik
untuk terjadi. peran yang berhubungan dengan insomnia
saat bekerja pada shift siang. Ini
Hubungan Antara Stresor Kerja dengan menunjukkan bahwa konflik peran pada
Insomnia Saat Bekerja Shift Malam saat pekerja bekerja shift malam tidak
Menurut George dan Jones (2002) terjadi. Pekerja menjadi sedikit ringan
ambiguitas atau ketidakjelasan peran dalam mengerjakan tugas dan tanggung
merupakan ketidakpastian yang timbul saat jawabnya sesuai dengan bagiannya
pekerja tidak jelas mengenai apa yang masing-masing karena tidak ada konflik-
42 The Indonesian Journal of Occupational Safety and Health, Vol. 3, No. 1 Jan-Jun 2014: 35-45

konflik yang mengganggu pikiran pekerja. yang belum terselesaikan menyebabkan


Pekerja lebih mudah untuk berkonsentrasi stresor tersendiri misalnya tugas yang
dengan tugasnya sehingga bisa rumit untuk dikerjakan atau tuntutan
meminimalisir terjadinya kesulitan untuk pekerjaan yang melebihi kemampuan
tidur. pekerja. Stresor tersebut menyebabkan
Unsur yang menimbulkan beban ketidaktenangan di pikiran individu.
kerja berlebih kuantitatif adalah desakan Ketidaktenangan di pikiran individu
waktu, yaitu setiap tugas diharapkan dapat berdampak pada reaksi fisiologis yang
diselesaikan secepat mungkin secara tepat berlebihan seperti jantung berdebar
dan cermat sehingga meningkatkan berlebihan, kepala pusing, gerakan badan
motivasi dan menghasilkan prestasi kerja tidak bisa diam dan sebagainya. Dan pada
yang tinggi. Karena desakan waktu akhirnya karena reaksi fisiologis tersebut,
menyebabkan banyaknya kesalahan dan pekerja menjadi sulit tidur serta
menyebabkan kondisi kesehatan seseorang mempengaruhi kualitas tidur.
berkurang. Dari hasil analisis statistik Studi yang dilakukan oleh Slocum
menunjukkan beban kerja berlebih dan Hellriegel (2009) mengidentifikasi
kuantitatif (overload quantitative) penyebab utama terjadinya stres salah
berhubungan dengan insomnia saat bekerja satunya adalah organizational sources.
pada shift siang. Hasil ini berbeda dengan Stres yang disebabkan oleh organizational
stresor beban kerja berlebih kuantitatif saat sources memiliki beragam bentuk, salah
bekerja pada shift siang. Ini menunjukkan satunya adalah pengembangan karir
bahwa pekerja bergilir bagian Central (career development). Pengembangan karir
Processing Area di JOB P-PEJ pada saat sebagian besar dapat mencakup
bekerja shift malam memiliki tugas-tugas keselamatan kerja (job security), promosi
yang lebih banyak dari biasanya sehingga (promotion), pemindahan (transfer) dan
waktu untuk istirahat menjadi tidak teratur peluang-peluang pengembangan
hingga menyebabkan pekerja sulit untuk (developmental opportunities). Seorang
memulai tidur dan kesulitan untuk karyawan bisa merasa stres oleh karena
mempertahankan agar bisa tidur saat underpromotion (kurang adanya promosi
mereka beristirahat di luar jam kerja. jabatan) atau overpromotion (promosi
Nishitani dan Sakakibara (2009) jabatan yang melebihi kompetensi dirinya).
dalam penelitiannya yang berjudul Job Dari hasil analisis statistik menunjukkan
Stress Factors, Stress Response, and Social pengembangan karir (career development)
Support in Association with Insomnia of tidak berhubungan dengan insomnia saat
Japanese Male Workers, menyatakan bekerja pada shift malam. Sebagian besar
bahwa insomnia berhubungan dengan responden mengaku kurang adanya
faktor stres kerja psikologis kesesuaian kesempatan untuk mendapatkan promosi
kerja dan beban kerja kualitatif. Hubungan jabatan yang lebih baik walaupun masa
yang erat ditunjukkan antara insomnia, kerja mereka lebih dari 10 tahun.
kepuasan kerja dan kesulitan pekerjaan, Kesempatan untuk mempelajari hal-hal
yang dapat menyebabkan gangguan kinerja yang baru untuk pengembangan
dalam pekerjaan. Hal tersebut sesuai kemampuan para pekerja pun kurang
dengan hasil penelitian ini, beban kerja didapatkan. Namun hal-hal tersebut tidak
berlebih kualitatif mencerminkan perasaan mempengaruhi dalam karir para pekerja
kesulitan kerja yang tinggi yang dapat sehingga resiko terjadi insomnia pada
dianggap sebagai semacam respon stres pekerja bagian Central Processing Area di
kerja sehingga menimbulkan dampak JOB P-PEJ semakin rendah.
pekerja kesulitan untuk memulai dan Berdasarkan penelitian yang
mempertahankan tidur. Pekerja yang sulit dilakukan Aznida Nefliwati yang berjudul
tidur diakibatkan karena pikiran tertentu “Hubungan Stresor Kerja dengan
Finanta G.R dan Tri Martiana, Hubungan Antara Stresor Kerja…43

Prevalensi Stres di PT. Actavis Indonesia” dan Hasanah (2013) didapatkan hasil
menunjukkan bahwa stresor tanggung bahwa perawat yang mengalami gangguan
jawab terhadap orang lain (responsibility to tidur paling banyak terjadi pada shift
person) tidak berpengaruh terhadap stres. malam yaitu 75,8% dibandingkan shift
Dari hasil analisis statistik menunjukkan pagi dan shift sore. Fungsi tubuh yang
tanggung jawab terhadap orang lain sangat dipengaruhi oleh ritme sirkadian
(responsibility to person) tidak atau circadian rhythm adalah pola tidur,
berhubungan dengan insomnia saat bekerja kesiapan bekerja, beberapa fungsi otonom,
pada shift malam. Hal ini menunjukkan proses metabolisme, suhu tubuh, denyut
bahwa setiap masalah yang ada di masing- jantung dan tekanan darah. Setiap siang
masing section dapat diatasi dengan baik hari meningkat dan pada malam hari
dengan cara mengingatkan satu sama lain menurun (Kodrat, 2009).
melalui sebuah meeting atau pertemuan di Bekerja selama berjam-jam mulai
awal sebelum melakukan pekerjaan. Segala dari jam enam petang hingga jam enam
macam kekurangan maupun masalah pagi berpeluang mengganggu ritme
dalam pekerjaan dibahas pada pertemuan sirkadia atau circadian rhythm (siklus
tersebut sehingga mendapatkan solusi bangun dan tidur normal). Hal ini bisa
untuk mengatasi masalah dalam pekerjaan. membuat pekerja terus terjaga saat
Dengan demikian tidak terjadi beban waktunya tidur keesokan hari, dan juga
pikiran terhadap pekerja hingga membuat jatuh tertidur di tengah pekerjaan
menimbulkan insomnia dan pekerjaan selanjutnya. Ritme sirkadia yang telah
dapat terlaksana dengan baik. tertanam alamiah dalam tubuh telah
terganggu dan tubuh pekerja perlu
Analisis Perbedaan Insomnia Saat beberapa hari untuk menyesuaikan
Bekerja Shift Siang dengan Shift Malam kembali. Tidur yang terganggu berarti
Berdasarkan hasil penelitian dan rendahnya kualitas tidur. Hal ini bisa
hasil uji statistik dapat disimpulkan bahwa menghambat pemulihan stres kerja.
terdapat perbedaan antara insomnia yang Tubuh manusia secara alamiah
dialami pekerja bergilir saat bekerja shift mengikuti periode 24 jam untuk mengatur
siang dengan shift malam. Josling dalam masa terjaga dan masa tidur, yang diatur
Nurmianto (2004), dalam artikelnya yang oleh jam sirkadia internal. Jam sirkadia
berjudul Shift Work and III-Health dengan berkaitan dengan siklus cahaya alamiah
menyebutkan hasil penelitian yang pada terang dan gelap. Jam ini mengatur
dilakukan oleh The Circadian Learning siklus tubuh, hormon, denyut jantung, dan
Centre di Amerika Serikat yang fungsi tubuh lainnya. Pada manusia,
menyatakan bahwa para pekerja shift, keinginan untuk tidur menguat di saat
terutama yang bekerja di malam hari, dapat tengah malam dan jam enam pagi. Tetapi
terkena beberapa permasalahan kesehatan. banyak orang juga merasa waspada di pagi
Permasalahan kesehatan ini antara lain: hari.
gangguan tidur, kelelahan, penyakit Tidur bukan semata "rehat yang
jantung, tekanan darah tinggi, dan nyaman" bagi tubuh, namun juga
gangguan gastrointestinal. Segala membantu penataan dan pertumbuhan
gangguan kesehatan tersebut, ditambah sistem otak dan organ tubuh sehingga bisa
dengan tekanan stres yang besar dapat berfungsi sempurna. Kekurangan tidur
secara otomatis meningkatkan resiko yang kronis bisa membahayakan kesehatan
terjadinya kecelakaan pada para pekerja seseorang, keselamatan saat bekerja,
shift malam. mengurangi konsentrasi, mengganggu
Hasil ini juga sesuai dengan kestabilan memori dan mood
penelitian yang dilakukan oleh Saftarina (Rafknowledge, 2004).
44 The Indonesian Journal of Occupational Safety and Health, Vol. 3, No. 1 Jan-Jun 2014: 35-45

KESIMPULAN insomnia saat bekerja shift siang dan shift


malam pada pekerja bergilir bagian
Dari hasil penelitian yang telah Central Processing Area (CPA) Joint
dilakukan terhadap pekerja bergilir pada Operating Body Pertamina-Petrochina East
Central Processing Area di Joint Java (JOB P-PEJ) Tuban.
Operating Body Pertamina-Petrochina East
Java (JOB P-PEJ) Tuban, didapatkan DAFTAR PUSTAKA
kesimpulan sebagai berikut: (1)
Karakteristik responden menunjukkan Aznida, Nefliwati. 2009. Hubungan Stresor
bahwa usia responden tergolong masa Kerja Dengan Prevalensi Stres di PT
dewasa awal (26-35 tahun), memiliki masa Actavis Indonesia. [Accessed 30
kerja rata-rata kurang dari 6 tahun, September 2013].
sebagian besar berpendidikan SMA/ http://www.pustaka.ut.ac.id/pdftesis/
sederajat, dan telah menikah. (2) Tingkat 40298.pdf
stres kerja pekerja bergilir pada bagian George, J., and Jones, G. 2002.
CPA di JOB P-PEJ sebagian besar Organizational Behavior (3rd ed.).
tergolong stres ringan dan sedang. (3) USA: Prentice-Hall
Tingkat insomnia pekerja bergilir pada Gibson, James .L. 1997. Manajemen. Alih
bagian CPA di JOB P-PEJ sebagian besar bahasa Zuhad Ichyandin: Edisi 9.
tergolong tidak mengalami insomnia dan Jakarta: Erlangga.
insomnia ringan saat bekerja pada shift Gibson, J.L, Ivancevich and Donelly.
siang, sedangkan saat bekerja pada shift 1995. Organisasi dan Manajemen:
malam sebagian besar mengalami Perilaku, Struktur, dan Proses.
insomnia ringan dan sedang. (4) Tidak ada Terjemahan. Jakarta: Erlangga.
hubungan antara ketidakjelasan peran (role Grandjean, E. 1988. Fitting The Task to
of ambiguity) dengan insomnia saat bekerja The Man, A Text book of
shift siang maupun shift malam. (5) Ada Occupational Ergonomics, 4 th
hubungan antara antara konflik peran (role edition. London: Taylor and Francis
of conflict) dengan insomnia saat bekerja Ltd.
shift siang, dan tidak ada hubungan antara Hediyani, Novie. 2012. Dampak bagi
antara konflik peran (role of conflict) pekerja shift (gilir). http://dokterku-
dengan insomnia saat bekerja shift malam. online.com (sitasi 30 September
(6) Tidak ada hubungan antara beban kerja 2013).
berlebih kuantitatif (overload quantitative) Jewell dan Siegall. 1990. Psikologi
dengan insomnia saat bekerja shift siang Industri atau Organisasi Modern
dan Ada hubungan antara beban kerja Edisi 2. Jakarta: Arcan.
berlebih kuantitatif (overload quantitative) Kodrat, Kimberly Febrina. 2009. Pengaruh
dengan insomnia saat bekerja shift malam. Shift Kerja Terhadap Kemungkinan
(7) Ada hubungan antara beban kerja Terjadinya Kelelahan Pada Pekerja
berlebih kualitatif (overload qualitative) Pabrik Kelapa Sawit PT. X Labuhan
dengan insomnia saat bekerja shift siang Batu. Tesis. Medan, Universitas
maupun shift malam. (8) Tidak ada Sumatera Utara.
hubungan antara pengembangan karir Margiati, Lulus. 1999. Stres Kerja: Latar
(career development) dengan insomnia Belakang Penyebab dan Alternatif
saat bekerja shift siang maupun shift Pemecahannya. Jurnal Masyarakat,
malam. (9) Tidak ada hubungan antara Kebudayaan dan Politik,3:71-80.
tanggung jawab terhadap orang lain Mayan S.H, Kalsum & Halinda S.L. 2013.
(responsibility to person) dengan insomnia Perbedaan Stres Kerja Berdasarkan
saat bekerja shift siang maupun shift Shift Kerja Pada Pekerja Bagian
malam. (10) Ada perbedaan antara Electrical Field Service di PT. Baker
Finanta G.R dan Tri Martiana, Hubungan Antara Stresor Kerja…45

Hughes Indonesia Duri-Riau Tahun PT Elex Komputindo.


2013. Artikel Ilmiah. [Accessed 25 Saftarina F & Hasanah L. 2013. Hubungan
April 2014] Repository Universitas Shift Kerja dengan Gangguan Pola
Sumatera Utara (repository.usu.ac.id) Tidur pada Perawat Instalasi Rawat
Munandar, A.S. 2001. Psikologi Industri Inap di RSUD Abdul Moeloek
dan Organisasi. Jakarta: UI Press. Bandar Lampung 2013. Jurnal
Nimran, Umar. 1999. Perilaku Organisasi. Medula Volume 2 Nomor 2, Februari
Surabaya: Citra Media. 2014.
Nishitani, N and Hisataka Sakakibara. Scott, G.E. 2001. The Psychology of Safety
2009. Job Stress Factors, Stress Handbook. Boca Raton: Lewish
Response, and Social Support in Publisher.
Association with Insomnia of Slocum, John W. and Don Hellriegel.
Japanese Male Workers. Journal of 2009. Principle’s of Organizational
Industrial Health 2010, 48, 178-184. Behavior. China: Cengage Learning.
Nugrahani, Slafi. 2008. Faktor-Faktor yang Suma’mur P.K. 1994. Hygene Perusahaan
Berhubungan Dengan Tingkat Stres dan Kesehatan Kerja. Cetakan
Kerja Pada Pekerja Bagian kesebelas. Jakarta: Haji Masagung.
Operasional PT.Gunze Indonesia. Umar, Husein. 2004. Metode Penelitian
Skripsi. Jakarta, Universitas Untuk Skripsi Dan Tesis Bisnis
Indonesia. Cetakan ke 6. Jakarta: PT Raja
Nurmianto, E. 2004. Ergonomi Konsep Grafindo Persada.
Dasar dan Aplikasinya Edisi Kedua. Wolfe D.M. and J.D. Snoek. 1962. A
Surabaya: Penerbit Guna Widya. Study of Tension and Adjustment
Rafknowledge. 2004. Insomnia dan Under Role Conflict. Journal of
Gangguan Tidur Lainnya. Jakarta: Social Issue July: 102-121

S-ar putea să vă placă și