Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
ABSTRACT
Joint Operating Body Pertamina-Petrochina East Java (JOB P-PEJ) is one of the Cooperation
Contract in the oil and gas exploration of the region of East Java Soko District of Tuban. In the
Central Processing Area (CPA), JOB P-PEJ shift system imposes on its workers. Job rotation or shift
has the potential for the occurrence of stress and other health disorders. The purpose of this research
analyzed the relationship between job stressors with insomnia in shift workers Central Processing
Area (CPA) Joint Operating Body Pertamina-Petrochina East Java (JOB P-PEJ) Tuban. This
research used cross sectional design and used analytic analysis. This research used primary data from
result of the Diagnostic of Stress and Insomnia Severity Index questionnaire and also secondary data
from the company. The results showed that there was relationship between job stressors role conflict
and overload qualitative with insomnia while working the day shift with a value of 0,034 and 0,010
significancy. There was also a relationship between job stressors were overload quantitative and
qualitative with insomnia while working the night shift with a value of 0,038 and 0,013 significancy.
And there was a statistically significant difference between insomnia while working the day shift and
night shift with a value of 0,000 significancy. Suggestions are given for the company is to make
counseling program, analyze or review existing job description, hold meetings and refreshing
programs regularly to increase motivation to work. And suggestions given to the worker include:
exercise regularly, use the time off to bed early, and plan the daily agenda so that the task can be
completed earlier.
ABSTRAK
Joint Operating Body Pertamina-Petrochina East Java (JOB P-PEJ) merupakan salah satu perusahaan
Kontraktor Kerja Sama minyak dan gas bumi dalam bidang eksplorasi yang terdapat di daerah Jawa
Timur Kecamatan Soko Kabupaten Tuban. Pada bagian Central Processing Area (CPA), JOB P-PEJ
memberlakukan sistem shift pada pekerjanya. Pekerjaan bergilir atau shift memiliki potensi untuk
terjadinya stres dan gangguan kesehatan kerja lainnya. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis
hubungan antara stresor kerja dengan insomnia pada pekerja bergilir bagian Central Processing Area
(CPA) Joint Operating Body Pertamina-Petrochina East Java (JOB P-PEJ) Tuban. Penelitian ini
menggunakan rancangan cross sectional dan dianalisis secara analitik. Data yang digunakan adalah
data primer berdasarkan hasil kuesioner Diagnosis Stres dan Insomnia Severity Index serta data
sekunder yang diperoleh dari perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara
stessor kerja yaitu konflik peran dan beban kerja berlebih kualitatif dengan insomnia saat bekerja shift
siang dengan nilai signifikansi 0,034 dan 0,010. Selain itu juga ada hubungan antara stresor kerja yaitu
beban kerja berlebih kuantitatif dan kualitatif dengan insomnia saat bekerja shift malam dengan nilai
signifikansi 0,038 dan 0,013. Secara statistik terdapat perbedaan antara insomnia saat bekerja shift
siang dan shift malam dengan nilai signifikansi 0,000. Saran yang diberikan bagi perusahaan adalah
membuat program konseling, menganalisis atau mengkaji ulang job description yang telah ada,
mengadakan pertemuan dan program refreshing secara rutin agar meningkatkan kembali semangat
dalam bekerja. Saran yang diberikan bagi pekerja antara lain: melakukan olahraga secara rutin,
menggunakan waktu istirahat untuk tidur lebih awal, dan merencanakan agenda harian agar tugas
dapat diselesaikan lebih awal.
35
36 The Indonesian Journal of Occupational Safety and Health, Vol. 3, No. 1 Jan-Jun 2014: 35-45
Dari Tabel 2. dapat diketahui bahwa Tabel 3. Tingkat Insomnia Saat Bekerja
berdasarkan stresor ketidakjelasan peran Shift Siang dan Malam
(role of ambiguity), sebagian besar pekerja Waktu Bekerja
mengalami stres ringan (69,6%). Shift Siang Shift Malam
Tingkat
(06.00-18.00 (18.00-06.00
Berdasarkan stresor konflik peran (role of Insomnia
WIB) WIB)
conflict), sebagian besar pekerja n % n %
mengalami stres sedang (56,5%). Tidak 21 45,7 11 23,9
Berdasarkan stresor beban kerja berlebih insomnia
kuantitatif (overload quantitative), Insomnia 20 43,5 21 45,7
sebagian besar pekerja mengalami stres ringan
Insomnia 5 10,9 14 30,4
sedang (56,5%). Berdasarkan stresor beban sedang
kerja berlebih kualitatif (overload Insomnia 0 0 0 0
qualitative), sebagian besar responden berat
mengalami stres sedang (78,3%). Total 46 100 46 100
Berdasarkan stresor kerja pengembangan
karir (career development), sebagian besar Hubungan Antara Stresor Kerja dengan
responden mengalami stres sedang Insomnia Saat Bekerja Shift Siang
(67,4%). Berdasarkan stresor tanggung Hasil penelitian dari Tabel 4
jawab terhadap orang lain (responsibility to menunjukkan bahwa tidak ada hubungan
person), sebagian besar responden yang signifikan antara ketidakjelasan peran
mengalami stres sedang (65,2%). (role of ambiguity) dengan insomnia saat
bekerja shift siang, karena nilai p value >
Tingkat Insomnia Saat Bekerja Shift 0,05. Namun ada hubungan yang
Siang dan Malam signifikan antara konflik peran (role of
Dari Tabel 3. dapat diketahui bahwa conflict) dengan insomnia saat bekerja shift
pada saat bekerja shift siang, responden siang, karena nilai p value < 0,05. Tidak
yang tidak insomnia sebanyak 21 orang ada hubungan antara beban kerja berlebih
(45,7%), yang mengalami insomnia ringan kuantitatif (overload quantitative) dengan
sebanyak 20 orang (43,5%), dan yang insomnia saat bekerja shift siang, karena
mengalami insomnia sedang sebanyak 5 nilai p value > 0,05. Namun ada hubungan
orang (10,9%). Sedangkan pada saat yang signifikan antara beban kerja berlebih
bekerja shift malam, sebagian besar kualitatif (overload qualitative) dengan
responden mengalami insomnia ringan insomnia saat bekerja shift siang, karena
sebanyak 21 orang (45,7%), yang nilai p value < 0,05. Tidak ada hubungan
mengalami insomnia sedang sebanyak 14 yang signifikan antara pengembangan karir
orang (30,4%) dan yang tidak insomnia (career development) dengan insomnia
sebanyak 11 orang (23,9%).
Finanta G.R dan Tri Martiana, Hubungan Antara Stresor Kerja…39
saat bekerja shift siang, karena nilai p orang lain (responsibility to person)
value > 0,05. Tidak ada hubungan yang dengan insomnia saat bekerja shift siang,
signifikan antara tanggung jawab terhadap karena nilai p value > 0,05.
Hubungan Antara Stresor Kerja dengan lain: usia, masa kerja, tingkat pendidikan,
Insomnia Saat Bekerja Shift Malam dan status perkawinan. Penentuan sampel
Dari Tabel 4. dapat diketahui bahwa untuk responden dalam penelitian ini
tidak ada hubungan yang signifikan antara menggunakan kriteria inklusi dan eksklusi.
ketidakjelasan peran (role of ambiguity) Tujuan kriteria inklusi dan ekslusi dibuat
dengan insomnia saat bekerja shift malam, karena untuk menghindari adanya bias
karena nilai p value > 0,05. Hubungan dalam penelitian. Kriteria tersebut dibuat
konflik peran (role of conflict) dengan berdasarkan teori dan penelitian yang ada
insomnia saat bekerja shift malam juga serta kondisi yang ada di tempat penelitian.
tidak signifikan, karena nilai p value >
0,05. Namun ada hubungan yang Hubungan Antara Stresor Kerja dengan
signifikan antara beban kerja berlebih Insomnia Saat Bekerja Shift Siang
kuantitatif (overload quantitative) dengan Menurut Margiati (1999)
insomnia saat bekerja shift malam, karena ketidakjelasan peran dirasakan jika seorang
nilai p value < 0,05. Selain itu ada tenaga kerja tidak memiliki cukup
hubungan yang signifikan antara beban informasi untuk melaksanakan tugasnya,
beban kerja berlebih kualitatif (overload atau tidak mengerti atau tidak
qualitative) dengan insomnia saat bekerja merealisasikan harapan-harapan yang
shift malam, karena nilai p value < 0,05. berkaitan dengan peran tertentu. Seringkali
Tidak ada hubungan yang signifikan antara pekerja merasa kurang mengerti dengan
pengembangan karir (career development) tanggung jawab dan fungsi kerjanya.
dengan insomnia saat bekerja shift malam, Ketidakjelasan peran adalah kurangnya
karena nilai p value > 0,05. Tidak ada pemahaman atas hak-hak, hak-hak
hubungan yang signifikan antara tanggung istimewa dan kewajiban yang dimiliki
jawab terhadap orang lain (responsibility to seseorang untuk melakukan pekerjaan
person) dengan insomnia saat bekerja shift (Gibson, 1997). Dari hasil analisis statistik
malam, karena nilai p value > 0,05. menunjukkan ketidakjelasan peran (role of
ambiguity) tidak berhubungan dengan
PEMBAHASAN insomnia saat bekerja pada shift siang. Ini
menunjukkan bahwa pekerja bergilir
Karakteristik Responden bagian Central Processing Area di JOB P-
Beberapa karakteristik responden PEJ telah melakukan beberapa tugas dan
yang dibahas dalam penelitian ini antara pekerjaan yang seharusnya dikerjakan pada
40 The Indonesian Journal of Occupational Safety and Health, Vol. 3, No. 1 Jan-Jun 2014: 35-45
saat shift siang. Beberapa tugas yang quantitative) tidak berhubungan dengan
dikerjakan pun telah dilaporkan kepada insomnia saat bekerja pada shift siang. Ini
orang yang benar. Selain itu para pekerja menunjukkan bahwa pekerja bergilir
mengerti tujuan pekerjaannya dalam bagian Central Processing Area di JOB P-
mencapai tujuan perusahaan. Dengan PEJ pada saat bekerja shift siang
demikian resiko terjadi insomnia pada mendapatkan tugas-tugas sesuai dengan
pekerja semakin rendah. job description. Waktu yang tersedia
Role conflict atau konflik peran cukup untuk menyelesaikan tugas yang
didefinisikan oleh Brief et al. dalam dibebankan sehingga pekerja tidak
Nimran (1999) sebagai "the incongruity of memiliki tanggungan pekerjaan. Dengan
expectations associated with a role". Jadi, demikian pekerja memiliki waktu untuk
konflik peran itu adalah adanya beristirahat yang cukup dan resiko terjadi
ketidakcocokan antara harapan-harapan insomnia pada pekerja semakin rendah.
yang berkaitan dengan suatu peran. Dari Menurut Jewell dan Siegall (1990)
hasil analisis statistik menunjukkan konflik jika tuntutan pekerjaan melebihi
peran (role of conflict) berhubungan kemampuan individu maka akan terjadi
dengan insomnia saat bekerja pada shift perilaku berbahaya yang dapat
siang. Ini menunjukkan bahwa konflik menyebabkan kecelakaan kerja. Dari hasil
peran seperti mengerjakan tugas-tugas analisis statistik menunjukkan beban kerja
yang tidak perlu pada pekerja bergilir berlebih kualitatif (overload qualitative)
bagian Central Processing Area di JOB P- berhubungan dengan insomnia saat bekerja
PEJ terjadi pada saat shift siang. Seringkali pada shift siang. Ini menunjukkan bahwa
pekerja juga tidak dapat memihak di antara pekerja bergilir bagian Central Processing
beberapa atasan mereka. Sehingga Area di JOB P-PEJ pada saat bekerja shift
menghasilkan emosi negatif yang kuat. siang mendapatkan tuntutan mengenai
Reaksi emosional ini merupakan tanda mutu pekerjaan yang terlalu berlebihan
awal akan munculnya rantai reaksi yang Tugas-tugas yang dibebankan seringkali
dapat berbahaya dalam sebuah organisasi terlalu sulit dan melebihi kemampuan
atau perusahaan. Selain reaksi negatif pekerja. Hal ini dapat menyebabkan
tersebut, dapat menimbulkan ketegangan, semangat kerja menjadi rendah, pikiran
mudah marah, sulit berkonsentrasi hingga tertekan karena tuntutan kerja, kelelahan
kesulitan untuk tidur. hingga kesulitan untuk tidur.
Penelitian yang dilakukan oleh Menurut Hurrel (1997) dalam
Mayan, Kalsum dan Halinda (2013) yang Munandar (2001) pengembangan karir
berjudul “Perbedaan Stres Kerja merupakan pembangkit stres yang
Berdasarkan Shift Kerja Pada Pekerja potensial yang mencakup ketidakpastian
Bagian Electrical Field Service di PT. pekerjaan, tidak adanya penghargaan,
Baker Hughes Indonesia Duri-Riau” promosi yang berlebih atau promosi yang
menyebutkan bahwa pada pekerja kurang. Peluang yang kecil untuk
electrical field service dimana beban kerja berkembang atau adanya promosi suatu
terlampau banyak ataupun beban jabatan, baik karena keadaan tidak
berlebihan dirasakan pada saat shift pagi, mengijinkan maupun karena tidak adanya
hal ini dikarenakan pengecekan yang rotasi jabatan, dapat menjadikan stresor
dilakukan oleh seorang pumper (pengecek bagi tenaga kerja yang ingin berkembang
pompa) lebih sering dilakukan pada pagi ataupun mendapatkan promosi jabatan.
hari, sehingga banyaknya pekerjaan yang Dari hasil analisis statistik menunjukkan
seharusnya dikerjakan pada malam hari pengembangan karir (career development)
menjadi bertumpuk pada pagi hari. Dari tidak berhubungan dengan insomnia saat
hasil analisis statistik menunjukkan beban bekerja pada shift siang. Ini menunjukkan
kerja berlebih kuantitatif (overload bahwa stresor pengembangan karir tidak
Finanta G.R dan Tri Martiana, Hubungan Antara Stresor Kerja…41
terlalu berpengaruh bagi pekerja bergilir diharapkan dari mereka dan bagaimana
bagian Central Processing Area di JOB P- mereka harus melakukan pekerjaannya.
PEJ. Berdasarkan hasil pengamatan Peraturan dan tuntutan dalam pekerjaan
peneliti, walaupun sebagian besar yang tidak jelas dalam suatu organisasi
responden menginginkan adanya promosi akan mempengaruhi peranan seorang
jabatan atau berkembang dalam pekerja untuk memberikan hasil akhir yang
perusahaan tersebut namun hal tersebut ingin dicapai bersama dalam suatu
bukan suatu masalah dalam karirnya. organisasi tersebut. Dari hasil analisis
Dengan demikian resiko terjadi insomnia statistik menunjukkan ketidakjelasan peran
pada pekerja semakin rendah. (role of ambiguity) tidak berhubungan
Menurut Grandjean (1988) kondisi dengan insomnia saat bekerja pada shift
yang bisa menjadi stresor di dalam malam. Insomnia yang dialami pekerja
lingkungan kerja salah satunya adalah bergilir bagian Central Processing Area di
responsibility atau tanggung jawab pada JOB P-PEJ saat bekerja shift malam lebih
hidup dan kesejahteraan orang lain. banyak dialami daripada yang terjadi saat
Tanggung jawab terhadap orang lain bisa pekerja bekerja dalam shift siang, namun
menjadi tanggung jawab mental yang stresor ketidakjelasan peran (role of
berat. Sama halnya bahwa pekerjaan yang ambiguity) bukan penyebab utama
ada tanggung jawabnya yang sangat besar insomnia tersebut. Hal ini dapat dilihat dari
dihubungkan dengan meningkatnya pekerja yang sudah mengerti mengenai
kecenderungan untuk radang lambung dan tugas dan tanggung jawabnya sesuai
tekanan darah tinggi. Dari hasil analisis bagiannya masing-masing sehingga
statistik menunjukkan tanggung jawab mereka mengerjakan apa yang dikerjakan
terhadap orang lain (responsibility to sesuai tujuan dan target yang ingin dicapai
person) tidak berhubungan dengan perusahaan.
insomnia saat bekerja pada shift siang. Teori peran menyatakan bahwa
Pekerja bergilir bagian Central Processing individu akan mengalami konflik peran
Area di JOB P-PEJ memiliki tanggung apabila ada dua tekanan atau lebih yang
jawab yang besar terkait dengan terjadi secara bersamaan yang ditujukan
keselamatan nyawa orang lain, baik bagi pada seseorang, sehingga apabila individu
pekerja lain maupun warga di sekitar tersebut mematuhi satu diantaranya akan
perusahaan. Hal ini dikarenakan di wilayah mengalami kesulitan atau tidak mungkin
Central Processing Area terdapat resiko mematuhi yang lainnya (Wolfe dan Snoek,
bahaya yang cukup tinggi seperti gas H2S 1962). Konflik peran terjadi jika individu
yang dapat berpengaruh terhadap mempunyai peran ganda yang
kesehatan dan bahaya kebakaran. Resiko bertentangan atau menerima berbagai
bahaya tersebut dapat dicegah dengan kerja pengharapan atas peran yang bertentangan
tim yang baik dari masing-masing section. pada jabatan tertentu. Dari hasil analisis
Dengan demikian tangung jawab terkait statistik menunjukkan konflik peran (role
dengan keselamatan orang lain tidak of conflict) tidak berhubungan dengan
menjadi beban pikiran bagi para pekerja insomnia saat bekerja pada shift malam.
dan resiko untuk insomnia sangat kecil Hasil ini berbeda dengan stresor konflik
untuk terjadi. peran yang berhubungan dengan insomnia
saat bekerja pada shift siang. Ini
Hubungan Antara Stresor Kerja dengan menunjukkan bahwa konflik peran pada
Insomnia Saat Bekerja Shift Malam saat pekerja bekerja shift malam tidak
Menurut George dan Jones (2002) terjadi. Pekerja menjadi sedikit ringan
ambiguitas atau ketidakjelasan peran dalam mengerjakan tugas dan tanggung
merupakan ketidakpastian yang timbul saat jawabnya sesuai dengan bagiannya
pekerja tidak jelas mengenai apa yang masing-masing karena tidak ada konflik-
42 The Indonesian Journal of Occupational Safety and Health, Vol. 3, No. 1 Jan-Jun 2014: 35-45
Prevalensi Stres di PT. Actavis Indonesia” dan Hasanah (2013) didapatkan hasil
menunjukkan bahwa stresor tanggung bahwa perawat yang mengalami gangguan
jawab terhadap orang lain (responsibility to tidur paling banyak terjadi pada shift
person) tidak berpengaruh terhadap stres. malam yaitu 75,8% dibandingkan shift
Dari hasil analisis statistik menunjukkan pagi dan shift sore. Fungsi tubuh yang
tanggung jawab terhadap orang lain sangat dipengaruhi oleh ritme sirkadian
(responsibility to person) tidak atau circadian rhythm adalah pola tidur,
berhubungan dengan insomnia saat bekerja kesiapan bekerja, beberapa fungsi otonom,
pada shift malam. Hal ini menunjukkan proses metabolisme, suhu tubuh, denyut
bahwa setiap masalah yang ada di masing- jantung dan tekanan darah. Setiap siang
masing section dapat diatasi dengan baik hari meningkat dan pada malam hari
dengan cara mengingatkan satu sama lain menurun (Kodrat, 2009).
melalui sebuah meeting atau pertemuan di Bekerja selama berjam-jam mulai
awal sebelum melakukan pekerjaan. Segala dari jam enam petang hingga jam enam
macam kekurangan maupun masalah pagi berpeluang mengganggu ritme
dalam pekerjaan dibahas pada pertemuan sirkadia atau circadian rhythm (siklus
tersebut sehingga mendapatkan solusi bangun dan tidur normal). Hal ini bisa
untuk mengatasi masalah dalam pekerjaan. membuat pekerja terus terjaga saat
Dengan demikian tidak terjadi beban waktunya tidur keesokan hari, dan juga
pikiran terhadap pekerja hingga membuat jatuh tertidur di tengah pekerjaan
menimbulkan insomnia dan pekerjaan selanjutnya. Ritme sirkadia yang telah
dapat terlaksana dengan baik. tertanam alamiah dalam tubuh telah
terganggu dan tubuh pekerja perlu
Analisis Perbedaan Insomnia Saat beberapa hari untuk menyesuaikan
Bekerja Shift Siang dengan Shift Malam kembali. Tidur yang terganggu berarti
Berdasarkan hasil penelitian dan rendahnya kualitas tidur. Hal ini bisa
hasil uji statistik dapat disimpulkan bahwa menghambat pemulihan stres kerja.
terdapat perbedaan antara insomnia yang Tubuh manusia secara alamiah
dialami pekerja bergilir saat bekerja shift mengikuti periode 24 jam untuk mengatur
siang dengan shift malam. Josling dalam masa terjaga dan masa tidur, yang diatur
Nurmianto (2004), dalam artikelnya yang oleh jam sirkadia internal. Jam sirkadia
berjudul Shift Work and III-Health dengan berkaitan dengan siklus cahaya alamiah
menyebutkan hasil penelitian yang pada terang dan gelap. Jam ini mengatur
dilakukan oleh The Circadian Learning siklus tubuh, hormon, denyut jantung, dan
Centre di Amerika Serikat yang fungsi tubuh lainnya. Pada manusia,
menyatakan bahwa para pekerja shift, keinginan untuk tidur menguat di saat
terutama yang bekerja di malam hari, dapat tengah malam dan jam enam pagi. Tetapi
terkena beberapa permasalahan kesehatan. banyak orang juga merasa waspada di pagi
Permasalahan kesehatan ini antara lain: hari.
gangguan tidur, kelelahan, penyakit Tidur bukan semata "rehat yang
jantung, tekanan darah tinggi, dan nyaman" bagi tubuh, namun juga
gangguan gastrointestinal. Segala membantu penataan dan pertumbuhan
gangguan kesehatan tersebut, ditambah sistem otak dan organ tubuh sehingga bisa
dengan tekanan stres yang besar dapat berfungsi sempurna. Kekurangan tidur
secara otomatis meningkatkan resiko yang kronis bisa membahayakan kesehatan
terjadinya kecelakaan pada para pekerja seseorang, keselamatan saat bekerja,
shift malam. mengurangi konsentrasi, mengganggu
Hasil ini juga sesuai dengan kestabilan memori dan mood
penelitian yang dilakukan oleh Saftarina (Rafknowledge, 2004).
44 The Indonesian Journal of Occupational Safety and Health, Vol. 3, No. 1 Jan-Jun 2014: 35-45