Sunteți pe pagina 1din 11

JURNAL ILMIAH KOHESI Vol. 1 No.

1 April 2017
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU POST PARTUM TENTANG KEBUTUHAN DASAR
SELAMA MASA NIFAS DI RUMAH BERSALIN SRIKABAN BINJAI TAHUN 2016

DONA SENIORITA
DOSEN TETAP AKADEMI KEBIDANAN KHARISMA HUSADA BINJAI

ABSTRACT
Partum (puerperal), starts after the placenta is born and ends when the means of
content as in ancient times (Ambarwaty, 2010). Time is very important to continue to be
monitored. Childbirth is the time cleaning the uterus, such as the menstrual period. During
the recovery period lasts, the mother will undergo many changes, both physical and
psychological although some are physiological, but if it is not done through the assistance of
midwifery care then it is possible impending situation patologis.Banyak mothers who did not
know the importance of post-natal care because the mother did not understand and do not
know how theneeds that should be required in the recovery process for reproduction to the
original before birth. The study was descriptive method that aims to describe post partum
knowledge about basic needs during childbirth in maternity home Srikaban Binjai. The
population in this study were all post-partum mothers who are at home Maternity Srikaban
Binjai total of 30 respondents with the technique of sampling with accidental sampling.
The results showed that the majority of post partum enough that 19 respondents
(63.3%), good minority of 4 respondents (13.3%)%) and less knowledge that 7 respondents
(23.3%). In the post-partum mothers are advised to adhere to the advice provided midwives
useful to accelerate the healing process at the time of childbirth, the midwifeis expected to
continue to provide education on basicneeds during childbirth so that mothers understand
them.

Keywords : Knowledge Capital, Basic Needs Time Ruling

PENDAHULUAN
Masa nifas (puerperium), dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat
kandungan kembali seperti keadaan semula (Ambarwaty, 2010). Masa ini sangat penting
sekali untuk terus dipantau. Nifas merupakan masa pembersihan rahim, seperti masa haid
(Saleha, 2009). Periode masa nifas (pureperium) adalah periode waktu selama 6-8 minggu
setelah persalinan dan berakhir setelah alat-alat reproduksi kembali seperti keadaan
sebelum hamil/tidak hamil sebagai akibat dari adanya perubahan fisiologis dan psikologis
karena proses persalinan (Saleha, 2009). Batasan waktu paling singkat tidak ada batasan
waktunya, bahkan bisa jadi dalam waktu yang relatif pendek darah sudah keluar, sedangkan
batasan minimumnya adalah 40 hari (Ambarwaty, 2010).Periode pasca persalinan ialah
masa waktu antara kelahiran plasenta dan membran yang menandai berakhirnya periode
intrapartum sampai waktu menuju kembalinya system reproduksi ibu kekondisi tidak hamil
(Anggraini, 2010). Pada permulaan abad ke-20, angka kematian ibu adalah 4/1000
kelahiran, yang sebagian besar disebabkan oleh infeksi puerperium (Towler dan Brammal,
1986). The Central Midwives Board (CMB) menetapkan banyaknya kunjungan wanita dan
pembahasan dalam setiap kunjungan post partum. Kunjungan ini diorientasikan untuk
pencegahan atau penatalaksanan infeksi dalam asuhan keperawatan tingkat tinggi. Asuhan
pascanatal tetap memiliki ketentuan yang luas, meskipun kesehatan wanita telah meningkat
secara umum dan kenyataan bahwa kematian ibu kini sudah jarang terjadi (Christine
Henderson, 2006). Menurut World Health Organization (WHO), setiap tahun terdapat 13.778
kematian ibu, atau setiap 2 jam terdapat 2 ibu hamil atau ibu nifas yang meninggal karena
berbagai faktor penyebabnya. Penyebab langsung yang berkaitan dengan kematian ibu
adalah komplikasi pada kehamilan, persalinan dan nifas yang tidak tertangani dengan baik
dan tepat waktu (Ratna,S 2013).Menurut BKKBN (2011) angka kematian ibu masih tinggi
sebesar 228/100.000 kelahiran hidup,sedangkan target nasional yang harus dicapai pada
tahun 2015 adalah 102/100.000 kelahiran hidup.Dari jumlah rekap ibu nifas di Kecamatan

32
JURNAL ILMIAH KOHESI Vol. 1 No. 1 April 2017
Semarang Utara sejumlah 2116 orang masalah yang berkaitan dengan masa nifas
diantaranya perdarahan sejumlah 27 orang (1,28%), infeksi laserasi 13 orang (0,6%) dan
lain-lain sebanyak 51 orang (2,4%) (Data Puskesmas Kecamatan Semarang Utara, 2010).
Selama masa pemulihan tersebut berlangsung, ibu akan mengalami banyak
perubahan, baik fisik maupun psikologi walaupun sebenarnya sebagian bersifat fisiologis,
namun jika tidak dilakukan pendampingan melalui asuhan kebidanan maka tidak menutup
kemungkinan akan terjadinya keadaan patologis. Banyak para ibu yang tidak mengetahui
pentingnya perawatan pasca melahirkan dikarenakan para ibu tidak begitu memahami dan
tidak tahu bagaimana kebutuhan yang seharusnya diperlukan dalam proses pemulihan alat
reproduksi ke semula sebelum melahirkan. Seperti pentingnya kebutuhan kebersihan yang
sangat membantu proses pemulihan alat genitalia, agar tidak terjadi infeksi (Saleha, 2011).
Pada Etnis Tionghoa, yang merupakan salah satu Etnis pendatang di Indonesia yang
jumlahnya cukup besar dibandingkan masyarakat pendatang lainnya, yang memiliki aturan
bagi perempuan selama masa nifas meliputi pantangan bagi wanita nifas untuk keluar
rumah selama satu bulan, tidak boleh mandi dan keramas selama satu bulan dengan alasan
kondisi ibu yang dianggap dingin yang akan menyebabkan masuk angin. Pantangan makan
makanan yang bersifat dingin, kekhususan dalam menggolah makanan, juga penyajian
makanan yang juga dilakukan secara khusus (Mahriani, 2009). Kebutuhan nutrisi yang
sangat diperlukan untuk pemenuhan gizi ibu agar proses pemberian ASI lancar, dan yang
tak kalah penting yang menjadi perhatian khusus adalah banyak ibu yang malas atau
bahkan terlalu dini melakukan ambulasi (Pergerakan), padahal ambulasi dibenarkan jika ibu
sedang dalam keadaan post partum normal dalam keadaan tidak mengalami anemia,
penyakit jantung, paru-paru dan demam (Saleha, 2010). Kebutuhan adalah salah satu
aspek psikologis yang menggerakkan mahluk hidup dalam aktivitas-aktifitasnya dan menjadi
dasar (alasan) berusaha (Wikipedia, 2010). Kebutuhan dasar masa nifas meliputi, nutrisi
dan cairan, kebersihan diri, ambulasi, eliminasi, istirahat, seksual dan senam nifas
(Sulistyawati, 2009).Nutrisi dan cairan yang dibutuhkan ibu harus bermutu tinggi dan cukup
kalori untuk sebagai proses metabolisme tubuh, kerja organ tubuh dan proses pembentukan
ASI. Kebutuhan masa nifas seperti, kebersihan diri dimana pada masa ini vagina akan terus-
menerus mengeluarkan darah karena pada masa inilah pentingnya menjaga kebersihan
vagina secara seksama. Dan untuk kebutuhan ambulasi selama postpartum dibutuhkan
seorang ibu sebagai pencegahan agar tidak terjadinya pembengkakan akibat tersumbatnya
pembuluh darah ibu. Pada persalinan normal jika gerak ibu tidak terhalang, ibu
diperbolehkan untuk mandi setelah satu atau dua jam (Sulistyawati, 2010).Pada masyarakat
Aceh yang memiliki aturan berupa pantangan meninggalkan rumah selama 44 hari bagi
wanita yang baru melahirkan . anjuran untuk berbaring selama masa nifas, perawatan nifas
dengan pengurutan, penghangatan badan, mengkonsumsi minuman berupa jamu-jamuan
dan pantangan makanan-makanan tertentu (Swasono, 2009). Kebutuhan istirahat ibu post
partum sangat membutuhkan istirahat yang berkualitas untuk memulihkan kembali keadaan
fisiknya. Keluarga disarankan untuk beristirahat yang cukup sebagai persiapan untuk energi
menyusui bayinya nanti. Sedangkan untuk seksualitas merupakan hal yang lumrah
dilakukan pada pasangan. Akan tetapi, secara fisik aman untuk melakukan hubungan
seksual begitu darah merah berhenti dan ibu dapat memasukkan satu atau dua jarinya ke
dalam vagina tanpa nyeri. Dan kebutuhan akan senam masa nifas dilakukan seawal
mungkin dengan catatan ibu menjalani persalinan dengan normal dan tidak ada penyulit
post partum (Sulistyawati, 2009).Berdasarkan observasi lapangan yang dilakukan oleh
peneliti di Rumah Bersalin Srikaban Binjai pada bulan Januari - Juni2017, terdapat 37 ibu
nifas dan 15 diantaranya yang belum mengerti tentang kebutuhan dasar selama nifas, ibu
tidak mengerti tentang ambulasi, eliminasi dan kebersihan diri yang penting dalam proses
pemulihan masa nifas.Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian ini dengan judul penelitian tentang “Gambaran Pengetahuan Ibu Post
Partum Tentang Kebutuhan Dasar selama Masa Nifas di Rumah Bersalin Srikaban Binjai
pada bulan Januari – Juni 2017”.

33
JURNAL ILMIAH KOHESI Vol. 1 No. 1 April 2017

TINJAUAN PUSTAKA

Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan
pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui pancaindra
manusia, yakni indra pengelihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian
besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan pengetahuan kognitif merupakan
domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2010).
Tingkat Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2010), pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif
mempunyai tingkatan yaitu :
Tahu (know)diartikan sebagai mengigat suatu materi yang telah dipelajari sebulumnya,
termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang
spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang diterima. Oleh sebab itu,
tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur
bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan,
mendefinisikan, menyatakan dan sebagainya.
Memahami (comprehension)diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan
secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut
secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat
menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap
objek yang dipelajari.
Aplikasi (application)diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang
telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Aplikasi di sini dapat diartikan
sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya
dalam konteks atau situasi yang lain.
Analisis (analysis)adalah kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke
dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu sruktur organisasi, dan masih ada
kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja,
seperti dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan,
mengelompokkan, dan sebagainya.
Sintesis (synthesis)menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata
lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-
formulasi yang ada. Misalnya, dapat menyusun, dapat merencanakan, dapat meringkas,
dapat menyesuaikan dan sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang
telah ada.
Evaluasi (evaluation)ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi
atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian ini didasarkan pada
suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan Ibu
UmurSemakin tua umur seseorang maka proses-proses perkembangan mentalnya
bertambah baik, akan tetapi pada umur tertentu, bertambahnya proses perkembangan
mental ini tidak secepat seperti ketika berumur belasan tahun. Memang daya ingat
seseorang itu salah satunya dipengaruhi oleh umur. Dari uraian ini maka dapat kita
simpulkan bahwa bertambahnya umur seseorang dapat berpengaruh pada pertambahan
pengetahuan yang diperolehnya, akan tetapi pada umur-umur tertentu atau menjelang usia
lanjut kemampuan penerimaan atau mengingat suatu pengetahuan akan berkurang
(Hendra, 2010).Pendidikanadalah suatu kegiatan atau proses pembelajaran untuk atau
meningkatkan kemampuan tertentu sehingga sasaran pendidikan itu dapat berdiri sendiri.
Tingkat pendidikan turut pula menentukan mudah tidaknya seseorang menyerap dan
memahami pengetahuan yang mereka peroleh, pada umumnya semakin tinggi pendidikan
seseorang semakin baik pula pengetahuannya. Paritasadalah jumlah anak yang

34
JURNAL ILMIAH KOHESI Vol. 1 No. 1 April 2017
dilahirkan oleh seorang ibu. Dimana primigravida wanita yang hamil untuk pertama kali, para
wanita yang melahirkan aterem, primipara wanita yang melahirkan bayi aterem sebanyak
satu kali, multipara wanita yang telah pernah melahirkan anak hidup beberapa kali,dimana
persalinan tersebut tidak lebih dari lima kali, grandemultipara adalah wanita yang telah
melahirkan bayi aterem lebih dari lima kali (Manuaba, 2008).

Masa Nifas
Masa nifas (puerperium) adalah masa yang dimulai setelah plasenta keluar dan
berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan semula (sebelum hamil). Masa
nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu (Sulistyawati, 2009).
Post partum adalah masa waktu antara kelahiran plasenta dan membrane yang
menandai berakhirnya periode intrapartum sampai waktu menuju kembalinya system
reproduksi wanita tersebut kekondisi tidak hamil (Anggraini, 2010).
Tahapan Masa Nifas
Puerperium dini merupakan masa kepulihan, yang dalam hal ini ibu telah
diperbolehkan berdiriri dan berjalan-jalan. Dalam agama islam, dianggap bersih dan boleh
bekerja setelah 40 hari.Puerperium intermedial merupakan masa kepulihan menyeluruh alat-
alat genetalia, yang lamanya sekitar 6-8 minggu. Remote puerperium merupakan masa
yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna, terutama bila selama hamil atau waktu
persalinan mempunyai komplikasi. Waktu untuk sehat sempurna dapat berlangsung selama
berminggu-minggu, bulanan, bahkan tahunan (Sulistyawati, 2009).
Perubahan Sistem Reproduksi Pada Masa nifas
Uterus Pengerutan Rahim (involusio)Involusio merupakan suatu proses kembalinya
uterus pada kondisi sebelum hamil. Dengan involusi uterus ini, lapisan luar dari desidua
yang mengelilingi situs plasenta akan menjadi neurotic (layu/mati) (Sulistyawati, 2009).
Lochea adalah ekskresi cairan rahim selama masa nifas. Lochea mengandung darah
dan sisa jaringan desidua yang nekrotik dari dalam uterus. Lochea mempunyai reaksi
basa/alkalis yang dapat membuat organisme berkembang lebih cepat dari pada kondisi
asam yang ada pada vagina normal. Lochea mempunyai bau yang amis (anyir) meskipun
tidak terlalu menyengat dan voumenya berbeda-beda pada setiap wanita. Lochea yang
berbau tidak sedap menandakan adanya infeksi. Lochea mengalami perubahan karena
proses involusi. Pengeluaran lochea dapat dibagi berdasarkan waktu dan warnanya
(Anggraini, 2010).Lochea dibedakan menjadi beberapa jenis berdasarkan warna dan waktu
keluarnya yaitu :
Lochea Rubra/merah Lochea ini keluar pada hari pertama sampai hari ke-4 masa
postpartum. Cairan yang keluar berwarna merah Karena terisi darah segar, jaringan sisa-
sisa plasenta, dinding rahim, lemak bayi, lanogo (rambut bayi), dan mekonium.
Lochea SanguinolentaLochea ini bewarna merah kecoklatan dan berlendir, serta
berlangsung dari hari ke-4 sampai hari ke-7 postpartum.
Lochea Serosa Lochea ini berwarna kuning kecokelatan karena mengandung serum,
leukosit, dan robekan atau laserasi plasenta. Keluar pada hari ke-7 sampai hari ke-14.
Lochea Alba/putih Lochea ini mengandung leukosit, sel desidua, sel epitel, selaput
ledir serviks, dan serabut jaringan yang mati. Lochea alba ini dapat berlangsung selama 2-6
minggu postpartum.
Lochea yang menetap pada awal periode postpartum menunjukkan adanya tanda-
tanda perdarahan sekunder yang mungkin disebabkan oleh tertinggalnya sisa atau selaput
palsenta. Lochea alba atau serosa yang berlanjut dapat menandakan adanya endometritis,
terutama bila disertai dengan nyeri pada abdomen dan demam. Bila terjadi infeksi, akan
keluar cairan nanah berbau busuk yang disebut dengan “lochea purulenta”. Pengeluaran
lochea yang tidak lancar disebut dengan “lochea statis”.

Kebutuhan Dasar Selama Masa Nifas


Nutrisi dan Cairan

35
JURNAL ILMIAH KOHESI Vol. 1 No. 1 April 2017
Pada masa nifas masalah diet perlu mendapat perhatian yang serius, karena dengan
nutrisi yang baik dapat mempercepat penyebuhan ibu dan sangat memengaruhi susunan air
susu. Diet yang diberikan harus bermutu, bergizi tinggi, cukup kalori, tinggi protein, dan
banyak mengandung cairan (Saleha, 2011). Kebutuhan nutrisi pada masa menyusui
meningkat 25% yaitu untuk produksi ASI dan memenuhi kebutuhan cairan yang meningkat
tiga kali dari biasanya. Penambahan kalori pada ibu menyusui sebanyak 500 kkal tiap hari.
Makanan yang dikonsumsi ibu berguna untuk melakukan aktivitas, metabolisme, cadangan
dalam tubuh, proses produksi ASI serta sebagai ASI itu sendiri yang akan dikonsumsi juga
perlu memenuhi syarat, seperti susunanya harus seimbang, porsinya cukup dan teratur,
tidak terlalu asin dan berlemak, tiding mengandung alkohol, nikotin, serta bahan pengawet
dan pewarna. Menu makanan seimbang mengandung unsur-unsur, seperti sumber tenaga,
pembangun, pengatur dan pelindung. Sumber Tenaga (energi)yang diperlukan untuk
pembakaran tubuh dan pembentukan jaringan baru. Zat nutrisi yang termasuk sumber
energi adalah karbohidrat berasal dari padi-padian, yaitu mentega dan keju. Lemak nabati
berasal dari minyak kelapa sawit, minyak sayur dan margarin (Anggraini, 2010).
Penambahan kalori sepanjang 3 bulan pertama pasca partum mencapai 500 kkal.
Rekomendasi ini berdasarkan pada asumsi bahwa tiap 100 cc ASI berkemampuan
memasok 67-77 kkal. Efisiensi konversi energi yang terkandung dalam makanan menjadi
energi susu sebesar rata-rata 80% dengan kisaran 76-94% sehingga dapat diperkirakan
besaran energi yang diperlukan untuk menghasilkan 100 cc susu sekitar 85 kkal. Untuk
menghasilkan 850 cc ASI, dibutuhkan energi 680- 807 kkal (rata-rata 750 kkal) energi.
Dengan memberikan ASI, berat badan ibu akan kembali normal dengan cepat dan menipis
isu bahwa menyusui bayi akan membuat badan ibu menjadi tambun (Sulityawati, 2009).
Sumber pembangun (protein)diperlukan untuk pertumbuhan dan penggantian sel-sel
yang rusak atau mati. Sumber protein dapat diperoleh dari protein hewani dan protein
nabati. Protein hewani antara lain telur, daging, ikan, udang kerang, susu, dan keju.
Sedangakan protein nabati banyak terkandung dalam tahu, tempe dan kacang-kacangan,
dan lain-lain (Anggraini, 2010).Selama menyusui, ibu membutukan tambahan protein di atas
normal sebesar 20 gram/hari. Dasar ketentuan ini adalah tiap 100 cc ASI mengandung 1,2
gram protein. Dengan demikian, 830 cc ASI mengandung 10 gram protein. Efisiensi konversi
protein makanan menjadi protein susu hanya 70% (dengan variasi perorangan).
Peningkatan kebutuhan ini di tujukan bukan hanya untuk transformasi menjadi protein susu,
tetapi juga untuk sintesis hormone yang memproduksi (prolaktin), serta yang mengeluarkan
ASI (oksitosin).Sumber pengatur dan pelindung (mineral, air dan vitamin). Mineral air dan
vitamin digunakan untuk melindungi tubuh dari serangan penyakit dan mengatur kelancaran
metabolisme di dalam tubuh. Sumber zat pengatur bisa diperoleh dari semua jenis sayur
dan buah-buahan segar. Beberapa mineral yang penting, antara lain. Zat kapur untuk
membetuk tulang. Sumbernya berasal dari susu, keju, kacang-kacangan, dan sayur sayuran
berdaun hijau.Fosfor untuk membentuk tulang dan gigi. Sumbernya berasal dari susu, keju,
dan daging.Zat besi untuk menambah sel darah merah. Sumbernya berasal dari kuning
telur, hati, daging, kerang, kacang-kacangan dan sayuran.Yodium untuk mencegah
timbulnya kelemahan mental. Sumber berasal dari ikan, ikat laut dan garam
beryodium.Kalsium merupakan salah satu bahan mineral ASI dan juga untuk pertumbuhan
gigi anak. Sumber berasal dari susu, keju, dan lain-lain.
Kebutuhan akan vitamin pada masa menyusui meningkat untuk memenuhi kebutuhan
bayinya. Beberapa vitamin yang penting antara lain seperti, Vitamin A untuk pengelihatan
berasal dari kuning telur, hati, mentega, sayuran berwarna hijau, wortel, tomat dan
nangka.Vitamin B1 agar napsu makan baik yang berasal dari hati, kuning telur, tomat, jeruk,
nanas.Vitamin B2 untuk pertumbuhan dan pencernaan berasal dari hati, kuning telur, susu,
keju, sayuran hijau.Vitamin B3 untuk memproses pencernaan, kesehatan kulit, jaringan
saraf dan pertumbuhan. Sumbernya antara lain susu, kuning telur daging, hati, beras merah,
jamur dan tomat.Vitamin B6 untuk membentuk sel darah merah serta kesehatan gigi dan
gusi. Sumbrnya antara lain gandum, jagung, hati, dan daging.Vitamin B12 untuk
pembentukan sel darah merah dan kesehatan jaringan saraf. Sumbernya antara lain telur,

36
JURNAL ILMIAH KOHESI Vol. 1 No. 1 April 2017
daging, hati, keju, ikan laut, dan kerang laut.Vitamin C untuk pembetukan jaringan ikat dan
bahan semua jaringan ikat (untuk penyembuhan luka), pertumbuhan tulang gigi dan gusi,
daya tahan terhadap infeksi dan memeriksa kekuatan pada pembuluh darah. Sumbernya
berasal dari jeruk, tomat, melon, mangga, papaya dan sayuran.Vitamin D untuk
pertumbuhan dan pembentukan tulang dan gigi serta penyerapan kalsium dan fosfor.
Sumbernya beasal dari minyak ikan, ikan, susu, margarine dan penyinaran kulit dengan
matahari pagi sebelum jam Sembilan. Vitamin K untuk mencegah perdarahan. Sumbernya
berasal dari hati, brokoli, bayam dan kuning telur (Anggraini, 2010).
Kebutuhan air pada ibu menyusui minimal 3 liter sehari, dengan asumsi 1 liter setiap 8
jam dalam beberapa kali minum, terutama setelah menyusui bayinya (Sulistyawati, 2009).
Ambulasi Dini
Ambulasi dini (early ambulation) merupakan kebijaksanaan agar secepat mungkin
bidan membimbing ibu postpartum bangun dari tempat tidurnya dan membimbing ibu
secepat mungkin untuk berjalan. Sekarang tidak perlu lagi menahan ibu postpartum
terlentang di tempat tidurnya selama 7-14 hari setelah melahirkan. Ibu postpartum sudah
diperbolehkan bangun dan tempat tidur dalam 24-48 jam postpartum.
Ambulasi dini tentu tidak dibenarkan pada ibu postpartum dengan penyulit, misalnya
anemia, penyakit jantung, penyakit paru-paru, demam dan sebagainya. Penambahan
kegiatan dengan ambulasi dini harus berangsur-angsur, bukan berarti ibu di segera setelah
bangun dibenarkan mencuci, memasak, dan sebagainya (Saleha, 2010).
Gangguan berkemih dan buang air besar juga dapat teratasi. Mobilisasi sangat
bervariasi, tergantung pada komplikasi persalinan, nifas atau sembuhnya luka (jika ada
luka). Jika tidak ada kelainan, lakukan mobilisasi sedini mungkin, yaitu dua jam setelah
perslinan normal. Ini berguna untuk memperlancan sirkulasi darah dan mengeluarkan
caiaran vagina (Anggraini, 2010). Ambulasi dini akan meningkatkan sirkulasi dan
mencegah risiko tromboflebitis, meningkatkan fungsi kerja peristaltik dan kandung kemih,
sehingga mencegah distensi abdominal dan konstipasi. Ambulasi ini dilakukan secara
bertahap sesuai kekuatan ibu. Terkadang ibu nifas enggan untuk banyak bergerak karena
merasa letih dan sakit. Jika keadaan tersebut tidak segera diatasi, ibu akan terancam
mengalami thrombosis vena. Pada persalinan normal dan keadaan ibu normal, biasa ibu
diperbolehkan untuk mandi dan ke WC dengan bantuan orang lain, yaitu pada 1 atau 2 jam
setelah persalinan. Sebelum waktu ini, ibu harus diminta untuk melakukan latihan menarik
napas dalam serta latihan tungkai yang sederhana dan harus duduk serta mengayunkan
tungkainya di tepi tempat tidur. Sebaiknya, ibu nifas turun dari tempat tidur sedini
mungkin setelah persalinan. Ambulasi dini dapat mengurangi kejadian komplikasi kandung
kemih, konstipasi, thrombosis vena puerperalis, dan emboli pulmonal. Dan ibu merasa lebih
sehat dan kuat serta dapat segera merawat bayinya. Ibu harus didorong untuk berjalan dan
tidak hanya duduk di tempat tidur. Pada ambulasi pertama, sebaiknya ibu dibantu karena
pada saat ini biasanya ibu merasa pusing ketika pertama kali bangun setelah melahirkan
(Bahiyatum, 2009). Keuntungan Ambulasi diniyaitu, Ibu merasa lebih sehat, dan kuat
dengan Ambulasi dini. Faal usus dan kandung kemih lebih baik.
Ambulasi dini memungkinkan kita mengajarkan ibu cara merawat anaknya selama ibu masih
di rumah sakit. Misalnya memandikan, mengganti pakaian, dan memberi makan.Lebih
sesuai dengan keadaan Indonesia (social ekonomi). Ambulasi dini tidak mempunyai
pengaruh yang buruk, tidak menyebabkan perdarahan yang abnormal, tidak mempengaruhi
penyembuhan luka episiotomi atau luka diperut, serta tidak memperbesar kemungkinan
prolapsus atau retrotexto uteri (Saleha, 2009).
2.3.3 Kebersihan Diri
Pada masa postpartum, seorang ibu sangat rentan terhadap infeksi. Oleh karena itu,
kebersihan diri sangat penting untuk mencegah terjadinya infeksi. Kebersihan tubuh,
pakaian, tempat tidur, dan lingkungan sangat penting untuk tetap dijaga (Sulistiyawati,
2009). Sering membersihkan area perineum akan meningkatkan kenyamanan dan
mencegah infeksi. Tindakan ini paling sering menggunakan air hangat yang dialirkan (dapat
ditambah larutan antiseptic) ke atas vulva perineum setelah berkemih atau defekasi, hindari

37
JURNAL ILMIAH KOHESI Vol. 1 No. 1 April 2017
penyemprotan langsung. Pasien yang harus istirahat tidur (mis, hipertensi, post-seksio
sesaria)harus dibantu mandi setiap hari dan mencuci daerah perineum dua kali sehari dan
setiap selesai eliminasi. Setelah ibu mampu mandi sendiri (dua kali sehari), daerah
perineum dicuci sendiri. Pengantian pembalut hendaknya sering dilakukan, setidaknya
setelah membersihkan perineum atau setelah berkemih atau defekasi (Bahiyatum, 2009).
Kebersihan Alat GenitaliaMenjaga kebersihan alat genitalia dengan mencucinya
mengunakan sabun dan air, kemudian daerah vulva sampai anus kering sebelum memakai
pembalut wanita, setiap kali selesai buang air besar atau kecil, pembalut diganti minimal 3
kali sehari.Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebrlum dan sesudah membersihkan
daerah genetalia. Mengajarkan ibu membersihakn daerah kelamin dengan cara
membersihkan daerah disekitar vulva terlebih dahulu, dari depan kebelakang, baru
membersihkan derah sekitar anus. Sarankan ibu untuk mengganti pembalut atau kain
pembalut setidaknya dua kali sehari. Dapat digunakan ulang jika talah dicuci dengan baik
dan dikeringakn di bawah matahari atau disetrika. Jika ibu mempunyai luka episiotomy atau
laserasi, sarankan kepada ibu untuk menhindari menyentuh luka, cebok dengana air dingin
atau cuci dengan menggunakan sabun.Langkah-langkah untuk menjaga kebersihan vagina
yang benar adalahSiram mulut vagina hingga bersih dengan air setiap kali habis BAK dan
BAB. Air yang digunakan tak perlu matang asalkan bersih. Basuh dari arah depan ke
belakang hingga tidak ada sisa-sisa kotoran yang menempel di sekitar vagina baik itu dari
air seni maupun faeses yang mengandung kuman dan sisa menimbulkan infeksi pada luka
jahitan. Vagina boleh dicuci menggunakan sabun maupun cairan antiseptik karena dapat
berfungsi sebagai penghilanh kuman.Yang penting jangan takut memegang daerah tersebut
dengan saksama.Bila ibu benar-benar takut menyentuh luka jahitan, upaya menjaga
kebersihan vagina dapat dilakukan dengan cara duduk berendam dalam cairan antiseptik
selama 10 menit. Lakukan setelah BAK atau BAB.Setelah dibasuh, keringkan perineum
dengan handuk lembut, lalu kenakan pembalut baru. Ingat pembalut mesti diganti sehabis
BAK atau BAB atau minimal 3 jam sekali atau bila sudah dirasa tak nyaman.Setelah semua
langakah tadi dilakukan, perineum dapat diolesi salep antibiotik yang diresepkan oleh
dokter. PakaianSebaiknya pakaian tebuat dari bahan yang mudah menyerap keringat
karena produksi keringat menjadi banyak. Produksi keringat yang tinggi berguna untuk
menghilangkan ekstra volume saat hamil. Pakaian yang longgar di daerah dada sehingga
payudara tidak tertekan dan kering. Demikian juga dengan pakaian dalam, agar tidak terjadi
iritasi (lecet) pada daerah sekitarnya akibat lochea. Pakaian yang digunakan harus longgar,
dalam keadaan kering dan juga terbuat dari bahan yang mudah menyerap keringat karena
produksi keringat menjadi banyak (disanping urin). Produksi keringat yang tinggi berguna
untuk menghilangkan ekstr volume saat hamil.Kebersihan Rambut Setelah bayi lahir, ibu
biasanya akan mengalami kerontokan rambut akibat gangguan perubahan hormone
sehingga rambut menjadi lebih tipis dibandingkan keadaan normal. Meskipun demikian
kebanyakan akan pulih kembali setelah beberapa bulan. Perawatan rambut perlu
diperhatikan oleh ibu yaitu mencuci rambut dengan conditioner yang cukup, lalu
mengunakan sisir yang lembut dan hindari penggunaan pengering ranbut.Kebersihan kulit
Setelah persalinan, ekstra cairan tubuh yang dibutuhkan hamil akan dikeluarkan kembali
melalui air seni dan keringat untuk menghilangkan pembengkakan pada wajah, kaki, betis,
dan tangan oleh ibu. Oleh karena itu, dalam minggu-minggu pertama setalah melahirkan,
ibu akan merasa jumlah keringat yang lebih banyak dari biasanya. Usahakan mandi lebih
kering dan menjaga agar kulit tertap dalam keadaan kering. Vulva harus selalu dibersihkan
dari belakang. Tidak perlu khawatir jahitan akan terlepas. Justru vulva yang tidak
dibersihkan akan meningkatkan risiko terjadinya infeksi. Apabila ada pembengkakan dapat
dikompres dengan es dan untuk mengurangi rasa tidak nyaman dapat dengan duduk
berenddam di air hangat setelah 24 jam pasca persalinan. Bila tidak terjadi infeksi tidak
diperlukan penggunaan antiseptik, cukup dengan air bersih saja (Anggraini, 2010).

METODE PENELITIAN

38
JURNAL ILMIAH KOHESI Vol. 1 No. 1 April 2017
Kerangka Konsep
Adapun jenis penelitian ini bersifat deskriptif dengan judul “ Gambaran Pengetahuan
Ibu Post Partum Tentang Kebutuhan Dasar Selama Masa Nifas di Rumah Bersalin Srikaban
tahun 2016”.

Variabel Penelitian
Pengetahuan Ibu Post Partum
Tentang Kebutuhan dasar selama
masa Nifas

Lokasi dan Waktu Penelitian


Lokasi Penelitian
Lokasi Penelitian dilakukan di Wilayah Rumah Bersalin Srikaban Binjai tahun 2016.
Waktu Penelitian
waktu yang dilakukan dalam penelitian ini adalah selama 6 bulan yang di mulai dari
periode Januari sampai Juni 2016.

Populasi dan Sampel


Populasi
Populasi adalah keseluruhan dari unit dalam pengamatan yang akan dilakukan.
Populasi pada penelitian ini adalah semua Ibu-Ibu dalam masa nifas di Rumah Bersalin
Binjai pada bulan Januari sampai dengan Juni 2016. Yang dilakukan dengan pembagian
kusioner pada ibu-ibu diRumah Bersalin Binjai.

Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah total sampling.
Metode Penggumpulan Data
Metode pengumpulan data uji dilakukan dengan menggunakan data sekunder yang
diambil dari pengumpulan data yang dilakukan diRumah Bersalin Binjai Tahun 2015.
Teknik Pengolahan Data
Metode Pengumpulan data merupakan cara peneliti untuk mengumpulak data yang
dilakukan dalam penelitian. data yang terkumpul di olah secara manual dengan langkah-
langkah sebagai berikut :
Editing adalah upaya untuk memeriksakan kembali kebenaran data yang diperoleh
atau dikumpulkan.Editing dapat dilakukan pada tahap pengumpulan data atau setelah data
terkumpul.
CodingData telah diedit dalam bentuk angka (kode), maka responden telahdiubah
menjadi nomor responden.
Tabulating Untuk mempermudah analis data serta mengambil kesimpulan, data telah
dimasukkan kedalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan telah dihitung persentasenya
untuk setiap variabel yang diisi.

Teknik Analisa Data

Analisa data yang dilakukan dengan melihat persentase data yang terkumpul
yang disajikan dalam bentuk table distribusi frekuensi yang dilakukan dengan membahas
hasil penelitian berdasarkan teori dan kepastian yang ada (Hidayat,2010).

HASIL PENELITIAN

Telah dilakukan penelitian tentang gambaran pengetahuan ibu post partum tentang
kebutuhan dasar selama masa nifas diRumah Bersalin Binjai tahun 2017, didapatkan hasil
penelitian bahwa ibu-ibu dalam keadaan masa nifas adalah sebanyak 30 pasang. Dari 30
pasang ditemukan 16 (53,3%) ibu yang belum mengetahui kebutuhan dasar masa nifas dan

39
JURNAL ILMIAH KOHESI Vol. 1 No. 1 April 2017
14 (46,7%) ibu yang sudah mengerti kebutuhan dasar masa nifas. Dari hasil tersebut maka
diperoleh data sebagai berikut.

Tabel Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden diRumah Bersalin Srikaban


Binjai tahun 2016.
Tabel.Karakteristik Responden diRumah Bersalin Srikaban Binjai.
No Umur Frekuensi Persentase
1. ≤ 20 tahun 4 13,3
2. 21-35 tahun 16 53,3
3. ≥ 36 tahun 10 33,3

Jumlah 30 100
Pendidikan
1. Tinggi 2 6,7
2. Menengah 12 40
3. Dasar 16 53,3
Jumlah 30 100
Paritas
1. Primipara 11 36,7
2. Scundipara 14 46,7
3. Multipara 5 16,6

Jumlah 30 100

Berdasarkan Tabel diatas dapat diketahui bahwa karakteristik responden berdasarkan


usia mayoritas 21-35 tahun yaitu 16 responden (53,3%), berdasarkan pendidikan mayoritas
dasar (SD/SMP) yaitu 16 responden (53,3%), berdasarkan paritas mayoritas scundipara
yaitu 14 responden (46,7%).
Distribusi Frekuensi Pengetahuan ibu Post PartumTentangKebutuhan
Dasar Selama Masa Nifas diRumah Bersalin Srikaban Binjai tahun 2016
Pengetahuan Ibu Post Partum.

No Kategori Frekuensi Persentase(%)


1 Baik 4 13.3
2 Cukup 19 63.3
3 Kurang 7 23.3
Jumlah 30 100.0

Berdasarkan Tabel dapat dilihat bahwa dari 30 responden,berdasarkan pengetahuan


ibu post partum mayoritas berpengetahuan cukup yaitu 19 responden (63.3.0%) dan
minoritas berpengetahuan kurang yaitu 7 responden (23.0%), dan minoritas
berpengetahuan baik yaitu 4 responden (13.3%).

Pembahasan
Pengetahuan Ibu Post Partum Tentang Kebutuhan Dasar selama Masa Nifas
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap 30 ibu post partum
tentang kebutuhan dasar selama masa nifas adalah responden yang berkategori baik yaitu
4 orang (13.3%).Hal ini di pengaruhi oleh pengetahuan ibu post partum yang baik dan lebih
banyak mendapat informasi yang diperoleh, dimana ibu mengetahui apa dampak jika
kebutuhan dasar selama masa nifas tidak terpenuhi adalah dapat mengakibatkan ibu tidak

40
JURNAL ILMIAH KOHESI Vol. 1 No. 1 April 2017
dapat memberikan ASI apda bayinya dialibatkan karena kurangnya asupan gizi, kebutuhan
dasar yang lain adalah perawatan perineum yaitu apabila perineum tidak dirawat maka
dapat mengakibatkan pengeluaran lohcea tidak lancar dna dapat terjadi infeksi perineum.
Pada masa nifas seorang ibu sangat rentang terhadap infeksi. Oleh karena itu, kebersihan
diri sangat penting untuk mencegah terjadinya infeksi. Konseling dengan tenaga kesehatan
yang mereka percayai dapat membantu mengatasi masalah. Dimana hal ini dipengaruhi
oleh minat ibu post partum dalam mengikuti penyuluhan-penyuluhan dari tenaga kesehatan
sehingga informasi yang didapat tentang perawatan masa nifas sudah baik.
Responden yang berkategori minoritas kurang yaitu 7 orang (23,3%), ibu yang dalam
masa nifas butuh perawatan khusus. maka dari itu sangat diperlukan perawatan masa nifas,
dimana ibu kurang mengerti cara mengatasi pembengkakan payudara dan cara merawat
perineum yang baik. Dimana kesibukan ibu mengurus anak dan ketidak pedulian ibu
bagaimana cara perawatan payudara dan perineum yang di sebabkan kurangnya informasi
yang didapat dari tenaga kesehatan.Penulis berpendapat rendahnya pengetahuan ibu post
partum tentang kebutuhan dasar selama masa nifas di Wilayah Puskesmas Kilometer 11
karena Bidan yang bertugas kesehatan tidak pernah menjelaskan kepada ibu post partum
tentang kebutuhan dasar selama masa nifas, pada hal ini sangat penting di ketahui. Ibu
tidak boleh menyentuh daerah luka kecuali waktu membersihkannya. Untuk menghindari
terjadinya infeksi dan abses berlanjut pada luka kembali. Kasa diganti setiap kali habis
BAB/BAK. Setiap kali BAB/BAK, perineum harus dibersihkan secara rutin dengan sabun
yang lembut minimal 1x sehari mulai dari simfisis sampai ke anus dan ibu harus mengganti
pembalut minimal 4x sehari sesudah atau sebelum mengganti pembalut harus cuci tangan
terlebih dahulu. Karena informasi yang di dapat suami kurang tidak mengetahui kebersihan
diri sangat mempengaruhi proses penyembuhan pada masa nifas. Ibu juga kurang mengerti
bagaimana cara merawat payudara yang benar karena ibu disaat ibu ingin memberi ASInya
kepada anaknya tidak pernah membersihkan payudaranya terlebih dahulu dan mencuci
tangannya sebelum membersihkan kemaluannya.

PEMBAHASAN
Pembahasan
Setelah dilakukan penelitian mengenai gambaran pengetahuan ibu post partum
tentang kebutuhan dasar selama masa nifas di Rumah Bersalin Srikaban Binjai tahun 2017.
Maka diambil kesimpulan pengetahuan ibu post partum mayoritas berpengetahuan cukup
yaitu 63,3%.
Faktor umur yang mempengaruhi kebutuhan dasar masa nifas.
Hasil Penelitian menunjukkan bahwa dari 30 pasang ditemukan 21-35 tahun 16
(53,3%) ibu yang belum mengetahui kebutuhan dasar masa nifas dan skundipara 14
(46,7%) ibu yang sudah mengerti kebutuhan dasar masa nifas.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh RSUD pandan
Arang Boyali , bahwa 53,3% ibu yang belum mengetahui kebutuhan dasar masa nifas dan
46,7% ibu yang sudah mengerti kebutuhan dasar masa nifas.
Faktor pendidikan yang mempengaruhi kebutuhan dasar masa nifas.
Hasil Penelitian menunjukkan bahwa dari 30 pasang ditemukan16 (53,3%) ibu yang
belum mengetahui kebutuhan dasar masa nifas dan skundipara 14 (46,7%) ibu yang sudah
mengerti kebutuhan dasar masa nifas. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh RSUD pandan Arang Boyali bahwa 16 (53,3%) ibu yang belum mengetahui
kebutuhan dasar masa nifas dan 14 (46,7%) ibu yang sudah mengerti kebutuhan dasar
masa nifas.

Faktor paritas yang mempengaruhi kebutuhan dasar masa nifas.

Hasil Penelitian menunjukkan bahwa dari 30 pasang ditemukan16 (53,3%) ibu yang
belum mengetahui kebutuhan dasar masa nifas dan skundipara 14 (46,7%) ibu yang sudah
mengerti kebutuhan dasar masa nifas.

41
JURNAL ILMIAH KOHESI Vol. 1 No. 1 April 2017
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh RSUD pandan
Arang Boyali bahwa 16 (53,3%) ibu yang belum mengetahui kebutuhan dasar masa nifas
dan 14 (46,7%) ibu yang sudah mengerti kebutuhan dasar masa nifas.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
Setelah dilaksanakan penelitian tentang gambaran pengetahuan ibu postpartum
tentang kebutuhan dasar selama masa nifas di Rumah Bersalin Srikban Binjai tahun 2016
maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Mayoritas kebutuhan dasar masa nifas berdasarakan faktor Umur terdapat pada
tingkat bawah yaitu sebanyak 16 (53,3 %), tingkat menengah 10 (33,3%) tingkat atas
sebanyak 4 (13,3%).
2. Mayoritas kebutuhan dasar masa nifas berdasarakan faktor pendidikan terdapat
pada tingkat bawah yaitu sebanyak 16 (53,3 %), tingkat menengah 12 (39,9%)
tingkat atas sebanyak 2 (6,6%).
3. Mayoritas penyebab Diare berdasarakan tingkat paritas terdapat pada tingkat
skundipara yaitu sebanyak 14 (46,6 %), tingkat primipara sebanyak 11 (36,6%) , Dan
Minoritas multipara 5 (16,6%).

Saran

Setelah penulis menyimpulkan penelitian tentang “gambaran pengetahuan ibu


postpartum tentang kebutuhan dasar selama masa nifas di Rumah Bersalin Srikban Binjai
tahun 2016 “. saran yang dapat penulis sampaikan adalah :

1. Bagi Masyarakat
Diharapkan kepada seluruh masyarakat, khususnya di rumah Bersalin Srikaban agar
memantau kebutuhan dasar ibu dalam masa nifas.

2. Bagi Institusi Akademik Kebidanan Kharisma Husada Binjai


Dapat digunakan sebagai tambahan informasi dan sumbangan pemikiran di bidang
Kesehatan serta sebagai masukan bagi Mahasiswa Akbid Kharisma Husada Binjai
serta bagi peneliti selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Ambarwaty, 2010, Asuhan Kebidanan Nifas, Salemba Medika, Jakarta.


Anggraini Yetti, 2010,Asuhan Kebidanan Masa Nifas, Pustaka Rihana,Yogyakarta.
Arikunto, 2006, Prosedur Penelitian, Rineka Cipta, Jakarta.
Bahiyatum, 2009, Asuhan Kebidanan Masa Nifas Normal, EGC, Jakarta
Henderson Christine,2013, Konsep Kebidanan,EGC, Jakarta.
Notoatmodjo, 2010, Promosi Kesehatan dan Pengetahuan, Rineka Cipta,Jakarta.
Rahmawati Anita, dkk, 2009, Perawatan Masa Nifas, Fitramaya,Yogyakarta.
Saleha Sitti, 2009, Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas,Salemba Medika.
Sulistyawati Ari, 2009, Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. ANDI, Yogyakarta.

42

S-ar putea să vă placă și