Sunteți pe pagina 1din 16

LAPORAN TUTORIAL

KEPERAWATAN JIWA II

Scenario 1

Pertemuan 1 Pertemuan 2

Ketua : Syafrina Arbaani Djuria Ketua : Sari Sekar Prasetyo

NIM : 20090320097 NIM : 20090320098

Sekretaris: Sari Sekar Prasetyo Sekretaris : Syafrina Arbaani Djuria

NIM : 20090320098 NIM : 20090320097

Anggota :

1. Titok Seftiadinata 20090320059


2. Sabniyanto 20090320060
3. Lena Pratiwi 20090320069
4. Subliansyah 20090320071
5. Nurmaida Sukma Herdianti 20090320113
6. Edwindra Virgiyantoro 20090320119
7. Umu Fatima 20090320120

PROGRAM STUDY ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

2011/2012
CASE 1 : PSYCHOTIC DISORDER PERSON

General Instructional Objective :

After this tutorial student shall be able to understand the medical treatment and
describe nursing care management for client with psychotic disorder comprehensively.

Scenario :

“ I AM NOT USEFUL ANYMORE..”

A man (45 years old 0is bought to the Mental hospital. His family said that, he had
behavio changes since a month ago. It is happened after he had lost his job. Heoften lock
himself, refusing to bath, wouldnot talk and refuse to eat. His family have found him
alone, talking as if he chat with someone. During this time in the hospital, he tends to
lock himself in hisroom, sleeping like a baby, head down posture, no eye contact,
aphaty, blunted effect. Whwn client was asked why he perfers to stay in his room, the
client says that none like him, everyone ignores him because he felt useless after he lost
job. The client was dirty, had black, long fingernails and foul breath. Client was injected
with 1ml lodomer in ER.

Step 1

1. Apathy
 Kepasifan sikap , tidak interest terhadap lingkungan
2. Lodomer
 Obat untuk memblok reseptor dopaminergik (sinap neutransmiter) di post
sinaptik > mesolimbik otak mengatur emosi, fungsinya untuk menekan
hipotalamus.
 Lodomer mengandung haloperidol untuk gangguan tingkah laku ( cemas
,depersi, takut)
3. Afek tumpul
 Memerlukan impuls lebih untuk bereaksi
 Tidak mau berbicara karena HDR
 Sedikit berekspresi
4. IGD/ER
 Ruang untuk pasien yan gawat darurat untuk pasien baru masuk
 Langkah awal masuk RSJ untuk pasien kritis

Step 2

1. Mengapa pasien depresi menyendiri ?


2. Apa yang haru perawat lakukan ?
3. Pengkajian yang harus dilakukan perawat?
4. Peran perawat untuk terapi pasien tersebut ?
5. Faktor yang menyebabkan pasien HDR ?
6. Hubungan dengan metabolisme (nafas busuk ) ?
7. Pasien mengalami gangguan jiwa apa ?
8. Diagnosa keperawatan yang harus diprioritaskan ?
9. Tingkat keparahan gangguan jiwa pasien ?
10. Obat yang harus diberikan selain Lodomer ?
11. Bagaimana proses perubahan tingkah lakunya selama 1 bulan itu ?
12. Apakah gender dan faktor usia mempengaruhi ?

Step 3

1. > Pasien merasa bingung


 Pasien merasa tidak berguna
 Pasien mengalami HDR
2. > pengkajian
 Terapi medis
3. > observasi
 Wawancara
 Fisik
 Status mental
4. > membina hubungan saling percaya
 Meningkatkan kepercayaan diri denga TAK
 Hipnoterapi dan konseling
 Terapi kognitif
5. > faktor psikologis pasien
 Faktor lingkungan / sosial
 Faktor budaya
 Faktor perubahan peran
6. > Kurang perwatan diri
 Metabolisme yang kurang seimbang
7. > gangguan konsep diri
> isolasi sosial ; menarik diri b.d HDR

8. > sindrom defisit perawatan diri b.d intoleransi aktivitas

9. Maintenance

10. Antidepresan

11. -stress > HDR > depresi > isolasi sosial

- mengalami stresor yang kritis

12. Gender : iya ( laki-laki )

Step 4

1. Merasa curiga dan tidak ada rasa percaya dan membuat nya bingung

2&3. > pengkajian untuk mengetahui penyebab

 Observasi keadaan pasien


 Pemeriksaan fisik dengan CT scan , untuk melihat adanya perilaku kekerasan
 Wawancara untuk mengetahi penyebab
4.> terapi kognitif paling efektif untuk gangguan jiwa, kerena diterapi secara individual
untuk memicu keaktifan pasien
 hipnoterapi merupakan sugesti untuk meningkatkan daya guna dan kepercayaan
dengan pikiran positif
5. > psikologis ; kehilangan pekerjaan
 Lingkungan / kultur ; dikucilkan
6. Ketidakseimbangan otak (limbik)
7. Konsep tentang dirinya yang negatif, merasa tidak berguna dan dibenci

Step 5

LO

1. DEFINISI DAN PENJELASAN GANGGUAN JIWA PSIKOTIK DISORDER


2. TANDA DAN GEJALA GANGGUAN JIWA PSIKOTIK DISORDER
3. FAKTOR PREDISPOSISI DAN PRESPITASI GANGGUAN JIWA PSIKOTIK DISORDER
4. MEKANISME KOPING
5. ASKEP PSIKOTIK DISORDER
6. PSIKOFARMAKA
7. IRK
Step 7

1. DEFINISI DAN PENJELASAN GANGGUAN JIWA PSIKOTIK DISORDER

Psikotik adalah gangguan jiwa yang ditandai dengan ketidak mampuan individu menilai
kenyataan yang terjadi, misalnya terdapat halusinasi, waham atau perilaku kacau/aneh.
Psikotik yang dibahas pada modul ini yaitu psikotik akut dan kronik.( www.wordpress.com)

Psikosis berarti kondisi abnormal dari pikiran, dan jiwa adalah istilah generik untuk keadaan
mental sering digambarkan sebagai yang melibatkan "hilangnya kontak dengan realitas".
Orang yang menderita psikosis dikatakan psikotik. (www.wikipedia.com)

Psikosis merupakan gangguan tilikan pribadi yang menyebabkan ketidakmampuan


seseorang menilai realita dengan fantasi dirinya. Hasilnya, terdapat realita baru versi orang
psikosis tersebut. Psikosis adalah suatu kumpulan gejala atau sindrom yang berhubungan
gangguan psikiatri lainnya, tetapi gejala tersebut bukan merupakan gejala spesifik
penyakit tersebut, seperti yang tercantum dalam kriteria diagnostik DSM-IV (Diagnostic
and Statistical Manual of Mental Disorders) maupun ICD-10 (The International Statistical
Classification of Diseases) atau menggunakan kriteria diagnostik PPDGJ- III (Pedoman
Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa). Arti psikosis sebenarnya masih bersifat
sempit dan bias yang berarti waham dan halusinasi, selain itu juga ditemukan gejala lain
termasuk di antaranya pembicaraan dan tingkah laku yang kacau, dan gangguan daya nilai
realitas yang berat. Oleh karena itu psikosis dapat pula diartikan sebagai suatu kumpulan
gejala/terdapatnya gangguan fungsi mental, respon perasaan, daya nilai realitas,
komunikasi dan hubungan antara individu dengan lingkungannya.
(www.medicinenet.com)

Gangguan psikotik singkat didefinisikan sebagai suatu gangguan kejiwaan yang terjadi
selama 1 hari sampai kurang dari 1 bulan, dengan gejala psikosis, dan dapat kembali ke
tingkat fungsional premorbid.2,3. . (www.medicinenet.com)

2. TANDA DAN GEJALA GANGGUAN JIWA PSIKOTIK DISORDER

Gangguan Psikotik Akut


Gambaran utama perilaku:
Perilaku yang diperlihatkan oleh pasien yaitu :
 Mendengar suara-suara yang tidak ada sumbernya
 Keyakinan atau ketakutan yang aneh/tidak masuk akal
 Kebingungan atau disorientasi
 Perubahan perilaku; menjadi aneh atau menakutkan seperti menyendiri,
kecurigaan berlebihan, mengancam diri sendiri, orang lain atau lingkungan, bicara
dan tertawa serta marah-marah atau memukul tanpa alasan.
Gejala yang paling jelas meliputi:

 Halusinasi: persepsi sensorik Halusinasi adalah hal yang tidak benar-benar hadir,
seperti mendengar suara-suara, melihat hal-hal yang tidak ada atau perasaan sensasi
pada kulit Anda meskipun tidak ada yang menyentuh tubuh Anda.
 Delusi: Ini adalah keyakinan yang salah bahwa orang yang menolak untuk menyerah,
bahkan dalam menghadapi fakta-fakta bertentangan.

Gejala lain dari gangguan psikotik singkat meliputi:


 Berpikir tidak teratur
 bicara atau bahasa yang tidak masuk akal
 Biasa perilaku dan pakaian
 Masalah dengan memori
 Disorientasi atau kebingungan
 Perubahan dalam kebiasaan makan atau tidur, tingkat energi, atau berat
 Ketidakmampuan untuk membuat keputusan
(www.medicinenet.com)

3. FAKTOR PREDISPOSISI DAN PRESPITASI GANGGUAN JIWA PSIKOTIK DISORDER

Faktor-faktor predisposisi :

1. Teori predisposisi genetik

 10% resiko bila dalam anggota keluarga terdekat mengalami psikosis

 40% jika penyakit mempengaruhi kedua orangtua atau bayi kembar identik.

 60% pasien dengan psikosis mempunyai anggota keluarga yang tidak mengalami
psikosis.

2. Teori Neurostructural dan biochemical

 Meningkatnya dopamin yang bisa menyebabkan halusinasi dan delusi .

 Perubahan acids glycine dan glutamate.

 Bentuk otak yang abnormal.

3. Organic or psychophysiologic theory

Adanya deficit fungsi yang terjadi akibat stresor misal infeksi virus, racun, trauma, dan
gangguan metabolik.

4. Teori lingkungan dan budaya


Adanya reaksi yang salah terhadap lingkungan atau tidak mampu merespon secara
selektif sejumlah rangsangan sosial.

5. Teori perinatal

 Adanya kekurangan oksigen pada perkembangan fetus, bayi baru lahir atau ibu hamil
yang malnutrisi dan kelaparan selama trimester 1.

 Adanya gangguan saat perkembangan otak janin pada minggu ke 34 – 35 kehamilan

 Adanya trauma dan kecelakaan selama trimester 2 an kelahiran.

6. Teori pychologis dan pengalaman

 Adanya pengaruh stress lingkungan yang direspon oleh lobus prefrontal.

 Adanya hubungan anak dan orang tua yang tidak harmonis, hubungan interpersonal
dalam keluarga yang terganggu, ganguan bodi image dan identitas sexual, adanya
situasi double bind.

Etiologi psikotik

Penyebab gejala penyakit mental yang lazim diklasifikasikan sebagai "organik" atau
"fungsional". Kondisi organik terutama medis atau patofisiologi, sedangkan, kondisi
fungsional terutama psikiatris atau psikologis.

DSM-IV-TR tidak lagi mengklasifikasikan gangguan psikotik sebagai fungsional atau


organik. Melainkan daftar penyakit psikotik tradisional, psikosis karena kondisi
Kedokteran Umum, dan psikosis yang diinduksi Zat.

Psikiatrik

Penyebab psikosis fungsional meliputi:

 tumor otak
 obat amfetamin penyalahgunaan, kokain, alkohol antara lain
 kerusakan otak
 skizofrenia, gangguan schizophreniform, gangguan schizoafektif, gangguan psikotik
singkat
 gangguan bipolar (manik depresi)
 parah klinis depresi
 parah stres psikososial
 kurang tidur
 beberapa gangguan epilepsi fokal terutama jika lobus temporal dipengaruhi
 paparan beberapa peristiwa traumatik (kematian kekerasan, dll)
 tiba-tiba atau over-cepat menarik diri dari obat rekreasi atau diresepkan tertentu
Sebuah episode psikotik dapat secara signifikan dipengaruhi oleh suasana hati. Sebagai
contoh, orang yang mengalami episode psikotik dalam konteks depresi mungkin
mengalami delusi persecutory atau diri menyalahkan atau halusinasi, sementara orang-
orang mengalami episode psikotik dalam konteks mania dapat membentuk delusi
megah.

Stres diketahui untuk berkontribusi dan memicu negara psikotik. Riwayat psikologis
peristiwa traumatik, dan pengalaman baru-baru ini peristiwa stres, dapat baik
berkontribusi pada pengembangan psikosis.

Psikosis singkat dipicu oleh stres yang dikenal sebagai psikosis reaktif singkat, dan pasien
dapat pulih secara spontan berfungsi normal dalam waktu dua minggu.

Dalam beberapa kasus yang jarang terjadi, individu dapat tetap dalam keadaan full-
blown psikosis selama bertahun-tahun, atau mungkin memiliki gejala psikotik
dilemahkan (seperti halusinasi intensitas rendah) hadir paling banyak kali.

Kurang tidur telah dikaitkan dengan psikosis. Namun, ini bukan resiko bagi kebanyakan
orang, yang hanya mengalami halusinasi hypnagogic atau hypnopompic, yaitu
pengalaman indrawi yang tidak biasa atau pikiran yang muncul saat bangun tidur atau
tertidur. Ini adalah fenomena tidur normal dan tidak dianggap tanda-tanda psikosis.

Kekurangan vitamin B12 juga dapat menyebabkan gejala mania dan psikosis.

Kekurangan vitamin D dapat menyebabkan berpikir diubah dan psikosis.

Genetika juga mungkin memiliki peran dalam psikosis. Para kembar empat Genain
adalah identik kembar empat yang semuanya didiagnosis dengan skizofrenia.
(www.wordpress.com)

Penyebab pasti gangguan psikotik singkat tidak diketahui. Satu teori menunjukkan
hubungan genetik. Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa gangguan yang lebih
umum pada orang yang memiliki anggota keluarga dengan gangguan mood, seperti
gangguan bipolar. Teori lain menunjukkan bahwa gangguan tersebut disebabkan oleh
keterampilan koping yang buruk, sebagai pertahanan melawan atau melarikan diri
dari situasi yang sangat menakutkan atau stres. Faktor-faktor ini dapat menciptakan
kerentanan untuk mengembangkan gangguan psikotik singkat.Dalam kebanyakan
kasus, gangguan ini kemudian dipicu oleh stres besar atau peristiwa
traumatis. Melahirkan dapat memicu gangguan pada beberapa
perempuan. (www.medicinenet.com)

Faktor-faktor Presipitasi

stresos pencetus adalah peristiwa kehidupan yang besar yang dapat menyebabkan
kemarahan emosional yang bermakna pada tiap orang. Peristiwa tersebut adalah kematian
anggota keluarga dekat dan kecelakaan kendaraan yang berat. Beberapa klinis berpendapat
bahwa keparahan peristiwa harus dipertimbangkan didalam hubungan dengan kehidupan
pasien. Walaupun pandangan tersebut memiliki alasan, tetapi mungkin memperluas definisi
stressor pencetus dengan memasukkan peristiwa yang tidak berhubungan dengan episode
psikotik. Klinisi lain berpendapat bahwa stressor mungkin merupakan urutan peristiwa yang
menimbulkan stress sedang, bukannya peristiwa tunggal yang menimbulakan stress dengan
jelas. Tetapi penjumlahan derajat stress yang disebabkan oleh urutan peristiwa memerlukan
suatu derajat pertimbangan klinis yang hampir tidak mungkin. Menurut definisinya,
perjalanan penyakit gangguan psikotik singkat adalah kurang dari satu bulan. Namun
demikian, perkembangan gangguan psikiatrik bermakna tertentu dapat menyatakan suatu
kerentanan mental pada pasien. Sejumlah pasien dengan persentasi yang tidak
diketahui, yang pertama kali di klasifikasikan menderita gangguan psikotik singkat
selanjutnya menunjukkan sindroma psikiatrik kronis, seperti skizofrenia dan gangguan
mood. Tetapi, pada umumnya pasien dengan gangguan psikotik singkat memiliki prognosis
yang baik, dan penelitian di Eropa telah menyatakan bahwa 50 sampai 80 persen dari semua
pasien tidak memilki masalah psikiatrik berat lebih lanjut.

Lamanya gejala akut dan residual sering kali hanya beberapa hari. Kadang-kadang, gejala
depresif mengikuti resolusi gejala psikotik. Bunuh diri adalah suatu keprihatinan pada fase
psikotik maupun fase depresif pascapsikotik. Sejumlah indikator telah dihubungkan dengan
prognosis yang baik.

4. MEKANISME KOPING
Mekanisme koping adalah setiap upaya yang diarahkan pada tindakan untuk
menghadapi stress, termasuk upaya penyelesaian masalah yang secara langsung dan
mekanisme pertahanan yang digunakan untuk melindungi diri dari pengalaman yang
menakutkan berhubungan dengan respons neurobiologik. Menurut Lazarus dan
Folkman (1984), dan Rice (2000), koping mempunyai dua fungsi utama yaitu
mengatasi emosi yang menekan dan mengubah masalah antara individu dan
lingkungan yang menimbulkan tekanan. JIka seorang individu mendapatkan tekanan
emosi maka individu tersebut akan berusaha mengubah permasalahan yang
dihadapi atau mengubah leigkungan sekitarnya. Freud (1953 dalam Townsend, 2005)
menyatakan bahwa mekanisme koping itu meliputi : kompensasi, denial,
displacement, intelektualisasi, introyeksi, isolasi, proyeksi, rasionalisasi, reaksi
formasi, regresi, represi, subliamasi, supresi, undoing.
Ada dua strategi yang dapat dilakukan :
1. Koping yang berfokus pada masalah
Problem focused coping, yaitu usaha mengatasi stress dengan cara mengatur
atau mengubah masalah yang dihadapi dan lingkungan sekitarnya ang
menyebabkan terjadinya tekanan.
2. Emotion Focused koping
Emotion Focused koping yaitu usaha mengatasi stress dengan cara mengatur
respons emosional dalam rangka menyesuaikan diri dengan dampak yang akan
ditimbulkan oleh suatu kondisi atau situasi yang dianggap penuh tekanan.

5. ASKEP PSIKOTIK DISORDER


Pengkajian

Riwayat penyakit, pemeriksaan fisik, atau tes laboratorium dapat membantu untuk
membedakan gangguan psikotik singkat dari gangguan psikotik gangguan lainnya sekunder
untuk delirium umum medis, kondisi, dan sebagainya. Pertimbangkan pengujian lebih lanjut
dengan modalitas seperti CT scan, MRI, atau EEG. Gangguan psikotik akibat zat, dan
keracunan zat dibedakan dari gangguan psikotik singkat dengan mempertimbangkan onset,
skrining urin narkoba, dan kadar alkohol dalam darah. Terjadinya episode psikotik selama
episode afektif penuh termasuk diagnosis gangguan psikotik singkat. Jika gejala psikotik
bertahan lebih lama dari sebulan, diagnosa gangguan schizophreniform, gangguan
schizoaffective, skizofrenia, gangguan delusi, gangguan mood dengan fitur psikotik, atau
gangguan psikotik NOS adalah gangguan yang paling penting untuk dipertimbangkan. Cepat
berubah delusi dan cepat berubah mood juga membantu membedakan dari skizofrenia,
gangguan schizoaffective, dan gangguan delusi

Untuk menegakkan diagnosis gejala pasti gangguan psikotik akut adalah sebagai
berikut :
 Halusinasi (persepsi indera yang salah atau yang dibayangkan : misalnya,
mendengar suara yang tak ada sumbernya atau melihat sesuatu yang tidak ada
bendanya)
 Waham (ide yang dipegang teguh yang nyata salah dan tidak dapat diterima oleh
kelompok sosial pasien, misalnya pasien percaya bahwa mereka diracuni oleh
tetangga, menerima pesan dari televisi, atau merasa diamati/diawasi oleh orang
lain)
 Agitasi atau perilaku aneh (bizar)
 Pembicaraan aneh atau kacau (disorganisasi)
 Keadaan emosional yang labil dan ekstrim (iritabel)
Diagnosis banding
Selain diagnosis pasti, ada diagnosis banding untuk psikotik akut ini karena
dimungkinkan adanya gangguan fisik yang bisa menimbulkan gejala psikotik.
 Epilepsi
 Intoksikasi atau putus zat karena obat atau alcohol
 Febris karena infeksi
 Demensia dan delirium atau keduanya
 Jika gejala psikotik berulang atau kronik, kemungkinan skizofrenia dan gangguan
psikotik kronik lain
 Jika terlihat gejala mania (suasana perasaan meninggi, percepatan bicara atau proses
pikir, harga diri berlebihan), pasien mungkin sedang mengalami suatu episode
maniak
 Jika suasana perasaan menurun atau sedih, pasien mungkin sedang mengalami
depresi
Pemeriksaan status mental biasanya hadir dengan agitasi psikotik parah yang mungkin
terkait dengan perilaku aneh, tidak kooperatif, agresif fisik atau verbal, tidak teratur
berbicara, berteriak atau kebisuan, suasana hati labil atau depresi, bunuh diri, membunuh
pikiran atau perilaku, kegelisahan , halusinasi, delusi, disorientasi, perhatian terganggu,
konsentrasi terganggu, gangguan memori, dan wawasan miskin.

Seperti pada pasien psikiatrik akut, riwayat yang diperlukan untuk membuat diagnosis
mungkin tidak dapat diperoleh hanya dari pasien. Walaupun adanya gejala psikotik
mungkin jelas, informasi mengenai gejala prodromal, episode suatu gangguan mood
sebelumnya, dan riwayat ingesti zat psikotomimetik yang belum lama mungkin tidak
dapat diperoleh dari wawancara klinis saja. Disamping itu, klinis mungkin tidak mampu
memperoleh informasi yang akurat tentang ada atau tidaknya stressor pencetus

Penatalaksanaan
Pertama, saudara harus dapat memberikan informasi kepada pasien dan keluarga
tentang psikotik akut berikut hak dan kewajibannya
Informasi yang perlu untuk pasien dan keluarga
Untuk lebih memahami dan memperjelas isi dan metode pemberian informasi yang
akan disampaikan saudara dapat dibaca lebih lengkap pada modul VI B tentang
asuhan keperawatan pasien halusinasi, waham, isolasi sosial. Beberapa informasi
yang perlu disampaikan pada pasien dan keluarga antara lain tentang :

 Episode akut sering mempunyai prognosis yang baik, tetapi lama perjalanan penyakit
sukar diramalkan hanya dengan melihat dari satu episode akut saja
 Agitasi yang membahayakan pasien, keluarga atau masyarakat, memerlukan
hospitalisasi atau pengawasan ketat di suatu tempat yang aman. Jika pasien menolak
pengobatan, mungkin diperlukan tindakan dengan bantuan perawat kesehatan jiwa
masyarakat dan perangkat desa serta keamanan setempat
 Menjaga keamanan pasien dan individu yang merawatnya:

1. Keluarga atau teman harus mendampingi pasien


2. Kebutuhan dasar pasien terpenuhi (misalnya, makan, minum, eliminasi dan
kebersihan)
3. Hati-hati agar pasien tidak mengalami cedera

Konseling pasien dan keluarga


1. Bantu keluarga mengenal aspek hukum yang berkaitan dengan pengobatan psikiatrik
antara lain : hak pasien, kewajiban dan tanggung jawab keluarga dalam pengobatan
pasien
2. Dampingi pasien dan keluarga untuk mengurangi stress dan kontak dengan stresor
3. Motivasi pasien agar melakukan aktivitas sehari-hari setelah gejala membaik

6. PSIKOFARMAKA

Program pengobatan untuk psikotik akut :

1. Berikan obat antipsikotik untuk mengurangi gejala psikotik :


 Haloperidol 2-5 mg, 1 sampai 3 kali sehari, atau
 Chlorpromazine 100-200 mg, 1 sampai 3 kali sehari
 Dosis harus diberikan serendah mungkin untuk mengurangi efek
samping, walaupun beberapa pasien mungkin memerlukan dosis yang
lebih tinggi
2. Obat antiansietas juga bisa digunakan bersama dengan neuroleptika untuk
mengendalikan agitasi akut (misalnya: lorazepam 1-2 mg, 1 sampai 3 kali
sehari)
3. Lanjutkan obat antipsikotik selama sekurang-kurangnya 3 bulan sesudah
gejala hilang.
Apabila saudara menemukan pasien gangguan jiwa di rumah dengan perilaku
di bawah ini, lakukan kolaborasi dengan tim untuk mengatasinya.
 Kekakuan otot (Distonia atau spasme akut), bisa ditanggulangi dengan
suntikan benzodiazepine atau obat antiparkinson
 Kegelisahan motorik berat (Akatisia), bisa ditanggulangi dengan
pengurangan dosis terapi atau pemberian beta-bloker
 Gejala parkinson (tremor/gemetar, akinesia), bisa ditanggulangi
dengan obat antiparkinson oral (misalnya, trihexyphenidil 2 mg 3 kali
sehari)

Program pengobatan untuk psikotik kronik :


1. Antipsikotik yang mengurangi gejala psikotik :
 Haloperidol 2-5 mg; 1 – 3 kali sehari
 Chlorpromazine 100-200 mg ; 1 – 3 kali sehari
Dosis harus serendah mungkin; hanya untuk menghilangkan
gejala, walaupun beberapa pasien mungkin membutuhkan
dosis yang lebih tinggi
2. Obat anti psikotik diberikan sekurang-kurangnya 3 bulan sesudah
episode pertama penyakitnya dan lebih lama sesudah episode
berikutnya
3. Obat antipsikotik mempunyai efek jangka panjang yang disuntikkan
jika pasien gagal untuk minum obat oral
4. Berikan terapi untuk mengatasi efek samping yang mungkin timbul :
 Kekakuan otot (distonis dan spasme akut), yang dapat diatasi
dengan obat anti parkinson atau benzodiazepine yang
disuntikkan
 Kegelisahan motorik yang berat (Akatisia) yang dapat diatasi
dengan pengurangan dosis terapi atau pemberian beta-bloker
 Obat anti Parkinson yang dapat mengatasi gejala parkinson
(antara lain trihexyphenidil 2 mg sampai 3 kali sehari, ekstrak
belladonna 10-20 mg 3x sehari, diphenhydramine 50 mg 3 x
sehari)

Terapi Psikofarmaka :

Golongan antipsikotik

Beberapa intervensi efek samping dari antipsikotik

Reaksi alergi

 Ajari klien untuk mencatat adanya rash, edema , reaksi alergi lainnya.

Mulut kering

 Dorong klien menggunakan rendah kalori atau makanan rendah gula,

Menstruasi yang tidak teratur

 Informasikan adanya menstruasi yang iregular

 Mendorong klien untuk mencatat perubahan dalam menstruasi termasuk kehamilan.

Somnolence or lethargy
 Menjelaskan “ drowsiness” yang merupakan gejala transient

 Anjurkan klien untuk menghindari mengendari kendaraan dan alat yang berbahaya

Disfungsi Sexual

 Informasikan klien bahwa “sexual dysfunction” yang diidentifikasi efek samping

 Mengkaji “sexual history” dan berikan dulungan emosional

Bertambah BB

 Anjurkan klien untuk memonitor berat badan setiap minggu dan periodik

 Anjurkan klien untuk mengukur diit dan menghindari kelebihan berat badan.

Ektra Piramidal Symptom ( EPS)

 EPS merupakan efek samping yang sering terjadi akibat penggunaan antipsikotik

 EPS bisa diberikan obat penawar :

Generik : Triheksyphedil HCl, Benzhexol HCl, Levodopa + Benserazide dan


Bromocriptine Mesilate, Sulfas atropin, Dipenhidramin.

Nama dagang : Arkine, Artane, Madopar, Parlodel

7. IRK

Dan dari Wabishah bin Ma’bad rodhiallohu ‘anhu dia berkata: Aku datang kepada
Rasulullah sholallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Apakah engkau datang untuk
bertanya tentang kebajikan?” Aku berkata,” Ya.” Beliau bersabda, “Bertanyalah kepada
hatimu. Kebajikan adalah apa yang menjadikan tenang jiwa dan hati, sedangkan dosa
adalah apa yang menggelisahkan jiwa dan menimbulkan keraguan dalam hati, meskipun
orang-orang terus membenarkanmu.” (Hadits hasan yang kami riwayatkan dari Musnad
Imam Ahmad bin Hambal dan Musnad Imam Ad-Darimi dengan sanad hasan)

      


     
  
51. Katakanlah: "Sekali-kali tidak akan menimpa Kami melainkan apa yang telah
ditetapkan Allah untuk kami. Dialah pelindung Kami, dan hanya kepada Allah orang-
orang yang beriman harus bertawakal."
DAFTAR PUSTAKA

 Kaplan, H.I., Sadocks, B.J., Grebb, J.A. : Gangguan Psikotik Singkat, dalam Sinopsis,
edisi 7, jilid 1, Jakarta, hal: 771-775.
 Memon, M.A. : Brief Psychotic Disorders. Medical Director of Geriatric Psychiatry,
Department of Psychiatry, Spartanburg Regional HospitalSystem. 2009. available
fromhttp://emedicine.medscape.com/article/294416-print
 www.wikipedia.com
 www.wordpress.com
 www.medicinenet.com
 Nasir, Abdul dan Muhith, Abdul, 2011.Dasar-dasar Keperawatan Jiwa. Salemba
Medika: Jakarta

S-ar putea să vă placă și