Sunteți pe pagina 1din 24

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menstruasi atau haid mengacu kepada pengeluaran secara periodik

darah dan sel-sel tubuh dari vagina yang berasal dari dinding rahim

wanita. Menstruasi dimulai saat pubertas dan menandai kemampuan

seorang wanita untuk mengandung anak, walaupun mungkin faktor-

faktor kesehatan lain dapat membatasi kapasitas ini. Menstruasi

biasanya dimulai antara umur 10 dan 16 tahun, tergantung pada

berbagai faktor, termasuk kesehatan wanita, status nutrisi, dan berat

tubuh relatif terhadap tinggi tubuh. Menstruasi berlangsung kira-kira

sekali sebulan sampai wanita mencapai usia 45 – 50 tahun, sekali lagi

tergantung pada kesehatan dan pengaruh-pengaruh lainnya. Akhir dari

kemampuan wanita untuk bermenstruasi disebut menopause dan

menandai akhir dari masa-masa kehamilan seorang wanita. Panjang

rata-rata daur menstruasi adalah 28 hari, namun berkisar antara 21

hingga 40 hari. Panjang daur dapat bervariasi pada satu wanita selama

saat-saat yang berbeda dalam hidupnya, dan bahkan dari bulan ke

bulan tergantung pada berbagai hal, termasuk kesehatan fisik, emosi,

dan nutrisi wanita tersebut.

Menstruasi merupakan bagian dari proses reguler yang

mempersiapkan tubuh wanita setiap bulannya untuk kehamilan. Daur

1
ini melibatkan beberapa tahap yang dikendalikan oleh interaksi

hormon yang dikeluarkan oleh hipotalamus, kelenjar dibawah otak

depan, dan indung telur. Pada permulaan daur, lapisan sel rahim mulai

berkembang dan menebal. Lapisan ini berperan sebagai penyokong

bagi janin yang sedang tumbuh bila wanita tersebut hamil. Hormon

memberi sinyal pada telur di dalam indung telur untuk mulai

berkembang. Tak lama kemudian, sebuah telur dilepaskan dari indung

telur wanita dan mulai bergerak menuju tuba Falopii terus ke rahim.

Bila telur tidak dibuahi oleh sperma pada saat berhubungan intim

(atau saat inseminasi buatan), lapisan rahim akan berpisah dari dinding

uterus dan mulai luruh serta akan dikeluarkan melalui vagina. Periode

pengeluaran darah, dikenal sebagai periode menstruasi (atau mens,

atau haid), berlangsung selama tiga hingga tujuh hari. Bila seorang

wanita menjadi hamil, menstruasi bulanannya akan berhenti. Oleh

karena itu, menghilangnya menstruasi bulanan merupakan tanda

(walaupun tidak selalu) bahwa seorang wanita sedang hamil.

Kehamilan dapat di konfirmasi dengan pemeriksaan darah sederhana.

B. Rumusan Masalah

1. Mengetahui definisi menstruasi

2. Mengetahui Bagaimana siklus menstruasi

3. Mengetahui definisi dari gangguan dalam menstruasi

2
4. Mengetahui definisi dari macam – macam gangguan dalam

menstruasi

5. Mengetahui Bagaimana patofisiologi dari macam – macam

gangguan dalam menstruasi

6. Mengetahui Bagaimana manifestasi klinis gangguan dalam

mentruasi

7. Mengetahui Bagaimana penatalaksanaan medis dari macam –

macam gangguan dalam mentruasi

8. Mengetahui Bagaimana Web of Caution dari macam – macam

gangguan dalam menstruasi

9. Mengetahui Bagaimana Asuhan Keperawatan klien dengan

gangguan dalam menstruasi

C. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Menjelaskan patofisiologi dan asuhan keperawatan gangguan

dalam menstruasi.

2. Tujuan khusus

1. Menjelaskan definisi dari menstruasi

2. Menjelaskan siklus menstruasi

3. Menjelaskan definisi dari gangguan dalam menstruasi

3
4. Menjelaskan definisi dari macam – macam gangguan dalam

menstruasi

5. Menjelaskan patofisiologi dari macam – macam gangguan

dalam menstruasi

6. Menjelaskan manifestasi klinis gangguan dalam mentruasi

7. Menjelaskan penatalaksanaan medis dari macam – macam

gangguan dalam mentruasi

8. Menjelaskan Web of Caution dari macam – macam gangguan

dalam menstruasi

9. Menjelaskan Asuhan Keperawatan klien dengan gangguan

dalam menstruasi

D. Manfaat Penulisan

1. Pembaca dapat memahami definisi, etiologi, manifestasi klinis,

penatalaksanaan medis, serta patofisiologi gangguan yang terjadi

pada saat menstruasi.

2. Pembaca khususnya mahasiswa keperawatan dapat memahami

asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan pada saat

menstruasi.

3. Perawat dapat menerapkan asuhan keperawatan yang tepat pada

klien dengan gangguan dalam menstruasi.

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Menstruasi

Menstruasi adalah perdarahan vagina secara berkala akibat

terlepasnya lapisan endometrium uterus. Fungsi menstruasi normal

merupakan hasil interaksi antara hipotalamus, hipofisis, dan ovarium

dengan perubahan terkait pada jaringan sasaran pada saluran

reproduksi normal, ovarium memainkan peranan penting dalam proses

ini, karena tampaknya bertanggung jawab dalam pengaturan perubahan

– perubahan siklik maupun lama siklus menstruasi (Greenspan et al,

1998).

Menstruasi adalah keluarnya darah melalui vagina, yang berasal dari

rahim, berlangsung secara teratur, sebagai aspek dari kerja hormon-

hormon retorik (Yanto Kadarusman,2000).

Menstruasi adalah pelepasan dinding rahim (endometrium) yang

disertai dengan pendarahan dan terjadi setiap bulannya kecuali pada

saat kehamilan. Menstruasi yang terjadi terus menerus setiap bulannya

disebut sebagai siklus menstruasi. menstruasi biasanya terjadi pada

usia 11 tahun dan berlangsung hingga anda menopause (biasanya

terjadi sekitar usia 45 – 55 tahun). Normalnya, menstruasi berlangsung

selama 3 – 7 hari.

5
B. Siklus Menstruasi

Siklus menstruasi bervariasi pada tiap wanita dan hampir 90%

wanita memiliki siklus 25 – 35 hari dan hanya 10-15% yang memiliki

panjang siklus 28 hari, namun beberapa wanita memiliki siklus yang

tidak teratur dan hal ini bisa menjadi indikasi adanya masalah

kesuburan. Panjang siklus menstruasi dihitung dari hari pertama

periode menstruasi hari dimana pendarahan dimulai disebut sebagai

hari pertama yang kemudian dihitung sampai dengan hari terakhir –

yaitu 1 hari sebelum perdarahan menstruasi bulan berikutnya dimulai.

Seorang wanita memiliki 2 ovarium dimana masing-masing

menyimpan sekitar 200.000 hingga 400.000 telur yang belum

matang/folikel (follicles). Normalnya, hanya satu atau beberapa sel

telur yang tumbuh setiap periode menstruasi dan sekitar hari ke 14

sebelum menstruasi berikutnya, ketika sel telur tersebut telah matang

maka sel telur tersebut akan dilepaskan dari ovarium dan kemudian

berjalan menuju tuba falopi untuk kemudian dibuahi. Proses pelepasan

ini disebut dengan “OVULASI”.

Pada permulaan siklus, sebuah kelenjar didalam otak

melepaskan hormon yang disebut Follicle Stimulating Hormone (FSH)

kedalam aliran darah sehingga membuat sel-sel telur tersebut tumbuh

didalam ovarium. Salah satu atau beberapa sel telur kemudian tumbuh

lebih cepat daripada sel telur lainnya dan menjadi dominant hingga

6
kemudian mulai memproduksi hormon yang disebut estrogen yang

dilepaskan kedalam aliran darah. Hormone estrogen bekerjasama

dengan hormone FSH membantu sel telur yang dominan tersebut

tumbuh dan kemudian memberi signal kepada rahim agar

mempersiapkan diri untuk menerima sel telur tersebut. Hormone

estrogen tersebut juga menghasilkan lendir yang lebih banyak di

vagina untuk membantu kelangsungan hidup sperma setelah

berhubungan intim.

Ketika sel telur telah matang, sebuah hormon dilepaskan dari

dalam otak yang disebut dengan Luteinizing Hormone (LH). Hormone

ini dilepas dalam jumlah banyak dan memicu terjadinya pelepasan sel

telur yang telah matang dari dalam ovarium menuju tuba falopi. Jika

pada saat ini, sperma yang sehat masuk kedalam tuba falopi tersebut,

maka sel telur tersebut memiliki kesempatan yang besar untuk dibuahi.

Sel telur yang telah dibuahi memerlukan beberapa hari untuk

berjalan menuju tuba falopi, mencapai rahim dan pada akhirnya

“menanamkan diri” didalam rahim. Kemudian, sel telur tersebut akan

membelah diri dan memproduksi hormon Human Chorionic

Gonadotrophin (HCG). Hormone tersebut membantu pertumbuhan

embrio didalam rahim.

Jika sel telur yang telah dilepaskan tersebut tidak dibuahi, maka

endometrium akan meluruh dan terjadilah proses menstruasi.

7
C. Gangguan dalam Menstruasi

Definisi Gangguan menstruasi adalah kelainan-kelainan pada

keadaan menstruasi yang dapat berupa kelainan atau kelainan dari

jumlah darah yang dikeluarkan dan lamanya perdarahan.

D. Disminorea

Disminorea adalah nyeri haid menjelang atau selama haid, sampai

membuat wanita tersebut tidak dapat bekerja dan harus tidur. Nyeri

sering bersamaan dengan rasa mual, sakit kepala, perasaan mau

pingsan, lekas marah. Dikenal adanya disminore primer dan sekunder.

Nyeri haid atau disminorea ada dua macam :

1. Nyeri haid primer

Timbul sejak haid pertama dan akan pulih sendiri dengan

berjalannya waktu, tepatnya setelah stabilnya hormon tubuh atau

perubahan posisi rahim setelah menikah dan melahirkan. Nyeri

haid itu normal, namun dapat berlebihan jika dipengaruhi oleh

faktor psikis dan fisik, dan seperti stres, shock, penyempitan

pembuluh darah, penyakit yang menahun, kurang darah, dan

kondisi tubuh yang menurun. Gejala tersebut tidak membahayakan

kesehatan.

8
2. Nyeri haid sekunder

Biasanya baru muncul kemudian, yaitu jika ada penyakit atau

kelainan yang menetap seperti infeksi rahim, kista atau polip,

tumor sekitar kandungan, kelainan kedudukan rahim yang

mengganggu organ dan jaringan di sekitarnya.

E. . Etiologi Disminorea

Penyebab pasti disminore primer belum diketahui. Diduga

faktor psikis sangat berperan terhadap timbulnya nyeri. Disminore

primer umumnya dijumpai pada wanita dengan siklus haid berovulasi.

Penyebab tersering disminore sekunder adalah endometriosis dan

infeksi kronik genitalia interna

F. Patofisiologi Disminore

1. Pada disminorea primer :

Bila tidak terjadi kehamilan, maka korpus luteum akan

mengalami regresi dan hal ini akan mengakibatkan penurunan kadar

progesteron. Penurunan ini akan mengakibatkan labilisasi membran

lisosom, sehingga mudah pecah dan melepaskan enzim fosfolipase

A2. Fosfolipase A2 ini akan menghidrolisis senyawa fosfolipid yang

ada di membran sel endometrium menghasilkan asam arakhidonat.

Adanya asam arakhidonat bersama dengan kerusakan endometrium

akan merangsang kaskade asam arakhidonat yang akan

9
menghasilkan prostaglandin, antara lain PGE2 dan PGF2 alfa.

Wanita dengan disminorea primer didapatkan adanya peningkatan

kadar PGE dan PGF2 alfa di dalam darahnya, yang akan merangsang

miometrium dengan akibat terjadinya peningkatan kontraksi dan

distrimi uterus. Akibatnya akan terjadi penurunan aliran darah ke

uterus dan ini akan mengakibatkan iskemia. Prostaglandin sendiri

dan endoperoksid juga menyebabkan sensitisasi dan selanjutnya

menurunkan ambang rasa sakit pada ujung-ujung syaraf aferen

nervus pelvicus terhadap rangsang fisik dan kimia.

2. Pada disminorea sekunder :

Adanya kelainan pelvis, misalnya : endometriosis, mioma uteri,

stenosis serviks, malposisi uterus atau adanya IUD dapat

menyebabkan kram pada uterus sehingga timbul rasa nyeri

G. Manifestasi klinis

1. Disminore Primer

a. Usia lebih muda

b. Timbul setelah terjadinya siklus haid yang teratur

c. Sering pada nulipara

d. Nyeri sering terasa sebagai kejang uterus dan spastik

e. Nyeri timbul mendahului haid

f. Nyeri meningkat pada hari pertama dan kedua saat haid

g. Tidak dijumpai keadaan patologi pelvik

10
h. Hanya terjadi pada siklus haid yang ovulatorik

i. Sering memberikan respons terhadap pengobatan

medikamentosa

j. Pemeriksaan pelvik normal

k. Sering disertai nausea, muntah, diare, kelelahan, dan nyeri

kepala

2. Disminore Sekunder

a. Usia lebih tua

b. Cenderung timbul setelah 2 tahun siklus haid teratur

c. Tidak berhubungan dengan paritas

d. Nyeri sering terasa terus-menerus dan tumpul

e. Neri dimulai saat haid dan meningkat bersamaan dengan

keluarnya darah

f. Berhubungan dengan kelainan pelvik

g. Tidak berhubungan dengan adanya ovulasi

h. Seringkali memerlikan tindakan operatif

i. Terdapat kelainan pelvik

H. Terapi

1. Penerangan dan nasihat

Perlu dijelaskan kepada penderita bahwa disminore adalah gangguan

yang tidak berbahaya untuk kesehatan. Hendaknya diadakan

penjelasan dan diskusi mengenai cara hidup, pekerjaan, kegiatan,


11
lingkungan penderita. Nasihat-nasihat mengenai makanan sehat,

istirahat yang cukup, dan olahraga mungkin berguna. Kadang-kadang

diperlukan psikoterapi.

2. Pemberian obat analgesik

Dewasa ini telah banyak beredar obat-obat analgesik yang dapat

diberikan sebagai terapi simptomatik. Jika rasa nyerinya berat,

diperlukan istirahat di tempat tidur dan kompres panas pada perut

bawah untuk mengurangi penderitaan.

Obat analgesik yang sering diberikan adalah preparat kombinasi

aspirin, fenasetin, dan kafein. Obat-obat paten beredar di pasaran ialah

antara novalgin, ponstan, acet-aminophen dan sebagainya.

3. Terapi hormonal

Tujuan terapi hormonal ialah menekan ovulasi. Tindakan ini bersifat

sementara dengan maksud untuk membuktikan bahwa gangguan

benar-benar disminore primer, atau untuk memungkinkan penderita

melaksanakan pekerjaan penting pada waktu haid tanpa gangguan.

Tujuan ini dapat dicapai dengan pemberian salah satu jenis pil

kombinasi kontrasepsi.

4. Terapi dengan obat nonstreoid antiprostaglandin

Memegang peranan yang makin penting terhadap disminore primer.

Termasuk disini indometasin, ibuprofen, dan naproksen dalam kurang

lebih 70% penderita dapat disembuhkan atau mengalami banyak

12
perbaikan. Hendaknya pengobatan diberikan sebelum haid mulai 1

sampai 3 hari sebelum haid dan pada hari pertama haid.

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

Contoh Kasus

Nn.N berumur 19 th, belum kawin, datang ke dokter dengan keluhan

kolik abdomen pada hari pertama, kedua dan ketiga menstruasi, mudah

13
merasa lelah, tekanan darah 90/60 mmHg, merasa gelisah, pada saat

melakukan aktivitas nyeri abdomen bertambah, terlihat pucat dan lemas.

A. Pengkajian

Keluhan utama: nyeri abdomen

Riwayat penyakit saat ini:

Pasien mengeluh nyeri abdomen pada saat menstruasi hari pertama sampai

ketiga, pasien mengeluh lemas dan tidak bisa melakukan aktivitas sehari –

hari.

Riwayat menstruasi:

Menarche usia: 12 th Siklus: 28 hari

Banyaknya: normal Lamanya: 7 hari

HPHT: 2 hari yg lalu Keluhan: disminore

Pemeriksaan fisik

Observasi pemeriksaan fisik (ROS: Review of System): Keadaan umum,

kesadaran, TTV: TD, nadi, suhu badan, RR.

1. Breath

14
Pola nafas: teratur, Jenis: normal, Suara nafas: vesikuler, tidak terdapat

sesak nafas.

2. Blood

Tekanan darah rendah (90/60 mmHg), Akral basah dan dingin

3. Brain

Penurunan konsentrasi, Pusing, Sklera/ konjungtiva anemia

4. Bladder

Warna kuning dan volume 1,5 L/hari

5. Bowel

Nafsu makan: baik, Porsi makan habis, Minum (1500cc/hari),

Kebersihan mulut: bersih, Mukosa: lembab, Tenggorokan: normal,

Peristaltik (9x/menit), BAB (1x/hari), Konsistensi: padat, Bau: Khas,

Kuning kecoklatan.

6. Bone

Badan mudah capek, Nyeri pada punggung.

B. Analisis Data

MASALAH

No. DATA ETIOLOGI KEPERAWATAN

1 DS: Menstruasi Nyeri akut

15
• Penyebab timbulnya ↓

nyeri: disminore.
Regresi korpus luteum
• Nyeri dirasakan

meningkat saat aktivitas



• Lokasi nyeri abdomen

• Skala nyeri menunjukkan progesteron↓

lebih dari

• Nyeri sering dan terus –

menerus
Miometrium terangsang
DO:


• Wajah tampak menahan

nyeri Kontraksi&disritmia uterus↑

Aliran darah ke uterus↓

Iskemia

DS:
2 Nyeri haid

• Pasien menyatakan

16
mudah lelah ↓

DO:
Menstruasi

• Nadi lemah (TD 90/60


↓ Intoleran aktivitas
mmHg)

• Px. terlihat pucat


Pendarahan
• Sclera/ konjungtiva

anemi ↓

Anemia

Kelemahan

Intoleran aktivitas

DS:
3 Menstruasi

• Px. menyatakan merasa



gelisah

DO:
Nyeri haid Ansietas

• Pucat

17
Memperlihatkan kurang inisiatif ↓

Kurang pengetahuan

Ansietas

C. Diagnosa keperawatan

1. Nyeri akut b.d peningkatan kontraksi uterus saat menstruasi

2. Intoleran aktivitas b.d kelemahan akibat anemia

3. Ansietas b.d ketidaktahuan penyebab nyeri abdomen

D. Intervensi keperawatan

1. Nyeri akut b.d peningkatan kontraksi uterus saat menstruasi

a. Tujuan:

18
Nyeri dapat diadaptasi oleh pasien

b. Kriteria hasil:

1) Skala nyeri 0-1

2) Pasien tampak rileks

INTERVENSI RASIONAL

1. Meningkatkan istirahat dan

1. Beri linkungan tenang dan kurangi meningkatkan kemampuan koping

rangsangan penuh stress 2. Analgesik dapat menurunkan nyeri

2. Kolaborasi dengan dokter dalam

pemberian analgesic
3. Memudahkan relaksasi, terapi non
3. Ajarkan strategi relaksasi (misalnya
farmakologi tambahan
nafas berirama lambat, nafas dalam,
4. Penggunaan persepsi sendiri atau
bimbingan imajinasi
prilaku untuk menghilangkan nyeri
4. Evaluasi dan dukung mekanisme koping
dapat membantu mengatasinya lebih
px
efektif

5. Mengurangi rasa nyeri dan

5. Kompres hangat memperlancar aliran darah

2. Intoleran aktivitas b.d kelemahan akibat nyeri abdomen

a. Tujuan:

Pasien dapat beraktivitas seperti semula

19
b. Kriteria hasil:

1) Pasien dapat mengidentifikasi faktor – faktor yang

memperberat dan memperingan intoleran aktivitas

2) Pasien mampu beraktivitas

INTERVENSI RASIONAL

1. Beri lingkungan tenang dan perode

istirahat tanpa gangguan, dorong

istirahat sebelum makan

2. Tingkatkan aktivitas secara bertahap 1. Menghemat energi untuk aktivitas dan

regenerasi seluler/ penyembuhan jaringan

2. Tirah baring lama dapat menurunkan


3. Berikan bantuan sesuai kebutuhan
kemampuan

3. Menurunkan penggunaan energi dan

membantu keseimbangan supply dan

kebutuhan oksigen

3. Ansietas b.d ketidaktahuan penyebab nyeri abdomen

a. Tujuan:

Pasien bisa kembali

20
b. Kriteria hasil:

1) Pasien menyatakan kesadaran perasaan ansietas

2) Pasien menunjukkan relaksasi

3) Pasien menunjukkan perilaku untuk menangani stres

INTERVENSI RASIONAL

1. Keterlibatan akan membantu pasien

merasa stres berkurang,memungkinkan

energi untuk ditujukan pada

penyembuhan
1. Libatkan pasien/ orang terdekat dalam

rencana perawatan

2. Memindahkan pasien dari stress luar

meningkatkan relaksasi; membantu


2. Berikan lingkungan tenang dan istirahat
menurunkan ansietas

3. Perilaku yang berhasil dapat dikuatkan

3. Bantu pasien untuk mengidentifikasi/ pada penerimaan masalah stress saat ini,

memerlukan perilaku koping yang meningkatkan rasa control diri pasien

digunakan pada masa lalu 4. Belajar cara baru untuk mengatasi

4. Bantu pasien belajar mekanisme koping masalah dapat membantu dalam

baru, misalnya teknik mengatasi stres menurunkan stress dan ansietas

21
BAB IV

PENUTUP

22
A. Simpulan

Menstruasi adalah perdarahan vagina secara berkala akibat

terlepasnya lapisan endometrium uterus. Fungsi menstruasi normal

merupakan hasil interaksi antara hipotalamus, hipofisis, dan ovarium

dengan perubahan terkait pada jaringan sasaran pada saluran

reproduksi normal, ovarium memainkan peranan penting dalam proses

ini, karena tampaknya bertanggung jawab dalam pengaturan perubahan

– perubahan siklik maupun lama siklus menstruasi.

Gangguan menstruasi adalah kelainan-kelainan pada keadaan

menstruasi yang dapat berupa kelainan atau kelainan dari jumlah darah

yang dikeluarkan dan lamanya perdarahan.

Macam – macam gangguan menstruasi :

1. Menurut gangguan siklusnya :

a. polimenore (sering)

b. oligomenore (jarang)

c. tidak teratur

d. amenore (tidak haid)

2. Menurut gangguan perdarahan :

a. hypermenore (banyak)

b. hypomenore (sedikit)

c. spotting (perdarahan bercak)

d. Perdarahan diluar haid (metroragia)

23
B. Saran

Agar lebih meningkatkan dan mengembangkan lagi pengetahuan tentang

menstruasi terutama disminorea sehingga kedepannya dapan memberikan

asuhan keperawatan yang komperhensif dan meningkatkan pelayanan

keperawatan yang professional dan berkualitas

24

S-ar putea să vă placă și

  • Document PDF
    Document PDF
    Document18 pagini
    Document PDF
    fairuz
    Încă nu există evaluări
  • Document PDF
    Document PDF
    Document18 pagini
    Document PDF
    fairuz
    Încă nu există evaluări
  • Document PDF
    Document PDF
    Document18 pagini
    Document PDF
    fairuz
    Încă nu există evaluări
  • Document PDF
    Document PDF
    Document18 pagini
    Document PDF
    fairuz
    Încă nu există evaluări
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Document2 pagini
    Daftar Isi
    fairuz
    Încă nu există evaluări
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Document3 pagini
    Daftar Pustaka
    fairuz
    Încă nu există evaluări
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Document1 pagină
    Daftar Pustaka
    fairuz
    Încă nu există evaluări
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Document1 pagină
    Daftar Pustaka
    fairuz
    Încă nu există evaluări
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Document24 pagini
    Bab Ii
    fairuz
    Încă nu există evaluări
  • Bab I
    Bab I
    Document4 pagini
    Bab I
    fairuz
    Încă nu există evaluări
  • Askep Dismenore
    Askep Dismenore
    Document24 pagini
    Askep Dismenore
    fairuz
    Încă nu există evaluări
  • BAB I Fix
    BAB I Fix
    Document4 pagini
    BAB I Fix
    fairuz
    Încă nu există evaluări