Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
Menurut Nana Sudjana penilaian adalah proses memberikan atau menentukan nilai kepada objek tertentu
berdasarkan suatu kriteria tertentu.
Menurut Gronlund (1984) dalam Asep Jihad dan Abdul Haris, menyatakan penilaian sebagai proses
sistematik pengumpulan, penganalisaan, dan penafsiran informasi untuk menentukan sejauh mana siswa
mencapai tujuan.
Menurut The Task Group on Assesment and Testing (TGAT) dalam Griffin & Nix (1991 : 3) dalam Eko
Putro Widoyoko mendeskripsikan assessment sebagai
semua cara yang digunakan untuk menilai unjuk kerja individu atau kelompok.
Meurut Boyer & Ewel mendefenisikan assessment sebagai proses yang menyediakan informasi tentang
individu siswa, tentang kurikulum atau program, tentang institusi atau segala sesuatu yang berkaitan
dengan system institusi.
Menurut Eko Putro Widoyoko assessment atau penilaian dapat diartikan sebagai kegiatan menafsirkan
data hasil pengukuran berdasarkan kriteria maupun aturan-aturan tertentu.
Dari defenisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa, assessment atau penilaianmerupakan suatu
tindakan memilih, menentukan, dan menilai suatu objek tertentu secara kualitatif (baik-buruk, tinggi-
pendek, besar-kecil, dll) berdasarkan atas beberapa standar atau kriteria tertentu.
c) Measurment (Pengukuran)
Beberapa pengertian menurut para pakar diantaranya :
Menurut Anas Sudijono mengartikan measurement atau pengukuran sebagai kegiatan yang dilakukan
untuk mengukur sesuatu. Mengukur pada haikatnya adalah membandingkan sesuatu dengan atau atas
dasar ukuran tertentu.
Menurut Kerlinger (1996 : 687) dalam Purwanto, pengukuran (measurement) adalah membandingkan
sesuatu yang diukur dengan alat ukurnya dan kemudian menerakan angka menurut sistem aturan tertentu.
Menurut Zaenal Arifin pengukuran adalah suatu proses atau kegiatan untuk menentukan kuantitas sesuatu.
Dari pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa, measurement atau pengukuran merupakan
suatu kegiatan membandingkan sesuatu dengan ukuran tertentu untuk mendapatkan nilai atau
akurasi suatu objek. Pengukuran dalam praktiknya lebih bersifat kuantitatif.
d) Evaluation (Evaluasi)
Beberapa pengertian menurut para pakar diantaranya :
Menurut (Mehrens dan Lehman, 1978) dalam Ngalim Purwanto mendefenisikan evaluasi dalam arti luas
sebagai suatu proses merencanakan, memperoleh, dan menyediakan informasi yang sangat diperlukan
untuk membuat alternatif-alternatif keputusan.
Menurut kamus Oxford Advanced Learner’s Dictionary Of Current English (AS Hornby, 1986), evaluasi
adalah to find out, decide the amaunt or value. Yang artinya suatu upaya untuk menentukan nilai atau
jumlah.
1
Menurut Suchman, 1961 dalam Anderson, 1975 sebagaimana yang dikutip Suharsimi Arikunto dan Cepi
Safrudin Abdul Jabar menuliskan evaluasi sebagai sebuah proses menentukan hasil yang telah dicapai
eberapa kegiatan yang telah direncanakan untuk mendukung tercapainya tujuan.
Menurut Joint Committee on Standards For Educational Evaluation (1994) dalam Stufflebeam and
Shinkfield mengungkapkan bahwa “ evaluation is the systematic assessment of the wort or merit of an
object”. Kemudian Anas Sujidono juga memberikan pengertian evaluasi sebagai suatu kegiatan atau
proses untuk menilai sesuatu.
Dari defenisi diatas dapat disimpulakan bahwa evaluasi merupakan suatu proses atau kegiatan yang
dilakukan secara sistematis dan terencana dengan menggunakan beberapa metode tertentu untuk
mengukur dan menilai suatu program atau kegiatan dalam rangka mencapai suatu tujuan.
Daftar Pustaka
Fajar Suharmanto dalam : http://bangfajars.wordpress.com, diakses tgl 10 November 2010
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, cetakan keempat belas,
(Bandung : Rosda Karya, 2009)
Asep Jihad dan Abdul Haris, Evaluasi Pembelajaran, cetakan ketiga, (Yogyakarta : Multi Pressindo,
2010)
Eko Putro Widoyoko, Evaluasi Program Pembelajaran : Panduan Praktis Bagi Pendidik dan Calon
Pendidik, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2009)
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, cetakan keempat, (Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada, 2003)
Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2009)
Zaenal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2009)
Ngalim Purwanto, Prinsio-Prinsip Evaluasi Pengajaran, cetakan kelimabelas, (Bandung : Remaja
Rosdakarya, 2009)
Suharsimi Arikunto dan Cepi Safrudin Abdul Jabar, Evaluasi Program Pendidikan : Pedoman Teoritis
Praktis Bagi Mahasiswa dan Praktisi Pendidikan, cetakan ketiga, (Jakarta : Bumi Akasara, 2009)
Daniel L. Stufflebeam and Antony J. Shinkfield, Evaluation Theory, Models, & Aplications, First Edition,
(United State Of Amarica : Jossey Bass, 2007)
2
AfL merupakan penilaian yang bertujuan untuk menyediakan feedback kepada
siswa agar progress/tujuan belajar mereka dapat tercapai secara lebih efektif2.
Pelaksanaan AfL bukan berarti guru sebagai sumber feedback utama, tetapi
menempatkan guru sebagai system control yang memfasilitasi siswa belajar
lebih efektif. Selama AfL, guru memberikan penjelasan, mengarahkan
pembelajaran, dan meningkatkan motivasi siswa, sehingga fungsi guru sebagai
fasilitator dapat tercapai. AfL juga memberikan peluang untuk meningkatkan
kemampuan siswa dalam hal berbicara di kelas dan keberanian mengungkapkan
pendapatnya. AfL memberikan gambaran bagaimana proses siswa belajar dan
mencapai tujuan pembelajaran secara efektif yang dapat dilaporkan kepada
orang tua siswa.
Pendekatan autentik merupakan satu kaedah yang dikenali sebagai problem solving.
Pendekatan tradisional merupakan satu kaedah yang berupa soalan aneka pilihan. Pelajar
terpaksa memilih satu pilihan jawapan yang betul.
5. Penilaian dibuat berdasarkan pendekatan ini ialah penilaian formatif dan sumatif.
Penilaian formatif merupakan satu penilaian yang memberi maklum balas, diubah suai
berdasarkan pengajaran dan pembelajaran PdPc. Penilaian jenis ini dibuat dalam jangka masa
pendek.
Penilaian sumatif merupakan satu kaedah yang digunakan dalam jangka masa panjang.
Penilaian akan dibuat pada akhir pembelajaran.
3
6. Pendekatan AFL mengandungi satu pentaksiran yang dikenali sebagai Pentaksiran
Berasaskan Sekolah (PBS). Pentaksiran ini dirancang diperingkat sekolah dan guru diberi
keutamaan dan kebebasan untuk memilih instrument penilaian. Antara ciri-ciri penilaian ini
adalah dengan campur tangan pentadbiran sekolah sebagai rujukan secara tidak langsung.
4
Pendekatan Assesment of Learning (AOL)/ Pentaksiran bagi Pembelajaran
PERSAMAAN
AFL AAL AOL
Sebuah pentaksiran yang Sebuah pentaksiran yang Sebuah pentaksiran yang
digunakan di sekolah. digunakan di sekolah. digunakan di sekolah.
PERBEZAAN
Istilah : Pentaksiran untuk Istilah : Pentaksiran sebagai Istilah : Pentaksiran bagi
pembelajaran pembelajaran pembelajaran
Pentaksiran tertumpu Pentaksiran tertumpu Pentaksiran dan penilaian
kepada guru kepada pelajar setelah selesai pembelajaran
Guru membina objektif Pelajar boleh membina Guru membina ujian kepada
pembelajaran dan murid objektif pembelajaran sendiri pelajar setelah pembelajaran
hanya mengikutinya. dengan bantuan guru. selesai