Sunteți pe pagina 1din 5

a) Examination (Ujian)

Fajar Suharmanto menuliskan beberapa pengertian examination (evaluasi) diantaranya :


 Menurut Suharsimi Arikunto (2007), ujian adalah kegiatan untuk mengetahui seberapa tinggi tingkat
keberhasilan siswa.
 Menurut Sugiyono (1996), ujian adalah kegiatan untuk mengetahui totalitas dan dari segi itemnya yang tak
terpisahkan dari tes.
 Menurut Wayan Nurkancana dan Sumartana (1986), ujian adalah waktu yang dilakukan untuk
memperoleh hasil tes.
 Menurut Martin H. Manser (1996), examination is test of knowledge or ability.
Dari pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa, examination (ujian) merupakan kegiatan atau
aktivitas yang diselenggarakan oleh individu maupun kelompok berupa tes sebagai alat dengan
maksud untuk mengukur sejauh mana pengetahuan dan kemampuan seseorang/siswa.
b) Assesment (Penilaian)
Beberapa pengertian menurut para pakar diantaranya :

 Menurut Nana Sudjana penilaian adalah proses memberikan atau menentukan nilai kepada objek tertentu
berdasarkan suatu kriteria tertentu.
 Menurut Gronlund (1984) dalam Asep Jihad dan Abdul Haris, menyatakan penilaian sebagai proses
sistematik pengumpulan, penganalisaan, dan penafsiran informasi untuk menentukan sejauh mana siswa
mencapai tujuan.
 Menurut The Task Group on Assesment and Testing (TGAT) dalam Griffin & Nix (1991 : 3) dalam Eko
Putro Widoyoko mendeskripsikan assessment sebagai
 semua cara yang digunakan untuk menilai unjuk kerja individu atau kelompok.
 Meurut Boyer & Ewel mendefenisikan assessment sebagai proses yang menyediakan informasi tentang
individu siswa, tentang kurikulum atau program, tentang institusi atau segala sesuatu yang berkaitan
dengan system institusi.
 Menurut Eko Putro Widoyoko assessment atau penilaian dapat diartikan sebagai kegiatan menafsirkan
data hasil pengukuran berdasarkan kriteria maupun aturan-aturan tertentu.
Dari defenisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa, assessment atau penilaianmerupakan suatu
tindakan memilih, menentukan, dan menilai suatu objek tertentu secara kualitatif (baik-buruk, tinggi-
pendek, besar-kecil, dll) berdasarkan atas beberapa standar atau kriteria tertentu.
c) Measurment (Pengukuran)
Beberapa pengertian menurut para pakar diantaranya :

 Menurut Anas Sudijono mengartikan measurement atau pengukuran sebagai kegiatan yang dilakukan
untuk mengukur sesuatu. Mengukur pada haikatnya adalah membandingkan sesuatu dengan atau atas
dasar ukuran tertentu.
 Menurut Kerlinger (1996 : 687) dalam Purwanto, pengukuran (measurement) adalah membandingkan
sesuatu yang diukur dengan alat ukurnya dan kemudian menerakan angka menurut sistem aturan tertentu.
 Menurut Zaenal Arifin pengukuran adalah suatu proses atau kegiatan untuk menentukan kuantitas sesuatu.
Dari pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa, measurement atau pengukuran merupakan
suatu kegiatan membandingkan sesuatu dengan ukuran tertentu untuk mendapatkan nilai atau
akurasi suatu objek. Pengukuran dalam praktiknya lebih bersifat kuantitatif.
d) Evaluation (Evaluasi)
Beberapa pengertian menurut para pakar diantaranya :

 Menurut (Mehrens dan Lehman, 1978) dalam Ngalim Purwanto mendefenisikan evaluasi dalam arti luas
sebagai suatu proses merencanakan, memperoleh, dan menyediakan informasi yang sangat diperlukan
untuk membuat alternatif-alternatif keputusan.
 Menurut kamus Oxford Advanced Learner’s Dictionary Of Current English (AS Hornby, 1986), evaluasi
adalah to find out, decide the amaunt or value. Yang artinya suatu upaya untuk menentukan nilai atau
jumlah.

1
 Menurut Suchman, 1961 dalam Anderson, 1975 sebagaimana yang dikutip Suharsimi Arikunto dan Cepi
Safrudin Abdul Jabar menuliskan evaluasi sebagai sebuah proses menentukan hasil yang telah dicapai
eberapa kegiatan yang telah direncanakan untuk mendukung tercapainya tujuan.
 Menurut Joint Committee on Standards For Educational Evaluation (1994) dalam Stufflebeam and
Shinkfield mengungkapkan bahwa “ evaluation is the systematic assessment of the wort or merit of an
object”. Kemudian Anas Sujidono juga memberikan pengertian evaluasi sebagai suatu kegiatan atau
proses untuk menilai sesuatu.
Dari defenisi diatas dapat disimpulakan bahwa evaluasi merupakan suatu proses atau kegiatan yang
dilakukan secara sistematis dan terencana dengan menggunakan beberapa metode tertentu untuk
mengukur dan menilai suatu program atau kegiatan dalam rangka mencapai suatu tujuan.
Daftar Pustaka
Fajar Suharmanto dalam : http://bangfajars.wordpress.com, diakses tgl 10 November 2010
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, cetakan keempat belas,
(Bandung : Rosda Karya, 2009)

Asep Jihad dan Abdul Haris, Evaluasi Pembelajaran, cetakan ketiga, (Yogyakarta : Multi Pressindo,
2010)
Eko Putro Widoyoko, Evaluasi Program Pembelajaran : Panduan Praktis Bagi Pendidik dan Calon
Pendidik, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2009)

Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, cetakan keempat, (Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada, 2003)
Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2009)
Zaenal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2009)
Ngalim Purwanto, Prinsio-Prinsip Evaluasi Pengajaran, cetakan kelimabelas, (Bandung : Remaja
Rosdakarya, 2009)
Suharsimi Arikunto dan Cepi Safrudin Abdul Jabar, Evaluasi Program Pendidikan : Pedoman Teoritis
Praktis Bagi Mahasiswa dan Praktisi Pendidikan, cetakan ketiga, (Jakarta : Bumi Akasara, 2009)
Daniel L. Stufflebeam and Antony J. Shinkfield, Evaluation Theory, Models, & Aplications, First Edition,
(United State Of Amarica : Jossey Bass, 2007)

Pembelajaran di kelas disusun dengan strategi menerapkan literasi sebelum


belajar. Literasi yang dimaksud yaitu salah satunya dengan memberikan tugas
rumah berupa membaca dan menulis apa yang dipahami dari yang dibaca. Guru
mengidentifikasi kebutuhan pembelajaran siswa dan segera merespon apa yang
menjadi pertanyaan siswa saat belajar. Proses untuk meningkatkan
pembelajaran melalui identifikasi kebutuhan dan pemberian feedback yang
tepat sasaran merupakan salah satu bagian dari assessment for learning(AfL).

2
AfL merupakan penilaian yang bertujuan untuk menyediakan feedback kepada
siswa agar progress/tujuan belajar mereka dapat tercapai secara lebih efektif2.
Pelaksanaan AfL bukan berarti guru sebagai sumber feedback utama, tetapi
menempatkan guru sebagai system control yang memfasilitasi siswa belajar
lebih efektif. Selama AfL, guru memberikan penjelasan, mengarahkan
pembelajaran, dan meningkatkan motivasi siswa, sehingga fungsi guru sebagai
fasilitator dapat tercapai. AfL juga memberikan peluang untuk meningkatkan
kemampuan siswa dalam hal berbicara di kelas dan keberanian mengungkapkan
pendapatnya. AfL memberikan gambaran bagaimana proses siswa belajar dan
mencapai tujuan pembelajaran secara efektif yang dapat dilaporkan kepada
orang tua siswa.

Apakah yang dimaksudkan dengan AOL,AFL DAN AAL?

AFL AAL AOL

A : Assement A : Assement A : Assement


O : for A : as F : of
L : Learning L : Learning L : Learning

Pendekatan Assesment For Learning (AFL)/ Pentaksiran untuk Pembelajaran


1. Merupakan satu proses pembelajaran yang berterusan .
2. Pendekatan ini merupakan maklum cara atau kebiasaan pembelajaran pelajar.
3. Pendekatan ini lebih tertumpu kepada guru. Guru mendapatkan informasi bagi tujuan
memodifikasikan dan mempelbagaikan aktiviti pembelajaran dan pembelajaran.
4. Pendekatan ini juga mengandungi dua pendekatan lain yang terkandung iaitu pendekatan
autentik dan pendekatan tradisional.

Pendekatan autentik merupakan satu kaedah yang dikenali sebagai problem solving.
Pendekatan tradisional merupakan satu kaedah yang berupa soalan aneka pilihan. Pelajar
terpaksa memilih satu pilihan jawapan yang betul.

5. Penilaian dibuat berdasarkan pendekatan ini ialah penilaian formatif dan sumatif.

Penilaian formatif merupakan satu penilaian yang memberi maklum balas, diubah suai
berdasarkan pengajaran dan pembelajaran PdPc. Penilaian jenis ini dibuat dalam jangka masa
pendek.
Penilaian sumatif merupakan satu kaedah yang digunakan dalam jangka masa panjang.
Penilaian akan dibuat pada akhir pembelajaran.

3
6. Pendekatan AFL mengandungi satu pentaksiran yang dikenali sebagai Pentaksiran
Berasaskan Sekolah (PBS). Pentaksiran ini dirancang diperingkat sekolah dan guru diberi
keutamaan dan kebebasan untuk memilih instrument penilaian. Antara ciri-ciri penilaian ini
adalah dengan campur tangan pentadbiran sekolah sebagai rujukan secara tidak langsung.

Pendekatan Assesment As Learning (AAL)/ Pentaksiran sebagai Pembelajaran


1. Pentaksiran sebagai pembelajaran merupakan pendekatan yang tertumpu kepada murid
sepenuhnya.
2. Pendekatan ini bertujuan untuk meningkatkan autonomi pelajar. Pemahaman sesuatu topik
akan lebih cepat berbanding dengan orang lain.
3. Pendekatan ini juga membantu pelajar daripada seorang yang pasif kepada aktif.
4. Pendekatan ini menekankan kepada penglibatan pelajar dengan refleksi secara kritikal.
5. Pelajar juga dapat membina objektif pembelajaran mereka sendiri dan menentukan strategi
mana yang hendak digunakan.
6. Guru berperanan hanya untuk menentukan objektif pembelajaran jangka masa pendek dan
panajang. Malah, guru juga membantu murid dalam membina objektif pembelajaran serta
menyediakan struktur dan proses untuk menyokong pelajar dengan bertanyakan soalan-soalan
yang membina pendapat dan jawapannya.
7. Pendekatan ini juga mengandungi kandungan strategi yang akan membantu pelajar membina
pembelajarannya sendiri. Sebagai contohnya, membina soalan metakognitif, membina abahan
grafik, perbincangan lisan dan lampu trafik. Kandungan strategi ini bertujuan untuk
mengalakkan pentaksiran .
8. Kandungan strategi AAL :
i. Pentaksiran kendiri seperti penulisan bebas dalam buku log mereka untuk mencapai
matlamat pembelajaran.
ii. Menulis refleksi tentang perkara yang perlu mereka ingatkan diri sendiri dan mengulas
lebih mendalam tentang sesuatu perkara.
iii. Perbincangan lisan secara dua mata antara pelajar dengan pelajar dan pelajar dengan
guru.
iv. Guna senarai semak dan rubrik.
v. Soalan – soalan berbentuk metakognitif
vi. Guna pengurusan grafik seperti peta konsep.
vii. Menggalakkan pentaksiran tentang perasaan seperti pemilihan dan melakukan sendiri
kerana kajian menunjukkan penglibatan emosi boleh menjadikan “learning stick”.
9. Penilaian kendiri pelajar:
i. Refleksi terhadap pengalaman lalu.
ii. Mencari sendiri cara untuk mengingat dan memahami apa yang perlu dilakukan.
iii. Berusaha mendapatkan idea yang jelas tentang apa yang mereka pelajari dan telah capai.
iv. Berkongsi tanggunjawab dengan organisasi di mana mereka belajar.
v. Menyimpan rekod aktiviti yang telah dilakukan.
vi. Membuat keputusan tentang perkara dan target yang perlu dilakukan dan ditetapkan pada
masa datang.
10. Faktor gender dalam pentaksiran kendiri dan berkumpulan :
i. Terdapat perbezaan gender dari segi kerjasama ketika aktiviti berkumpulan atau kendiri
sewaktu pentaksiran AAL.
ii. Pelajar lelaki selalunya bersikap lebih mudah terhadap dirinya sendiri dan bersikapagak
ridak ambil peduli jika melakukan aktiviti berpasangan atau berkumpulan.
iii. Pelajar perempuan lebih bersikap cerewet terhadap aktiviti ini.

4
Pendekatan Assesment of Learning (AOL)/ Pentaksiran bagi Pembelajaran

1. Assessment of learning merupakan penilaian yang dilaksanakan setelah proses pembelajaran


selesai.
2. Proses pembelajaran selesai tidak selalu terjadi di akhir tahun atau di akhir pelajar
menyelesaikan pembelajaran pada masa tertentu.
3. Guru melakukan penilaian yang dimaksudkan untuk memberikan pengakuan terhadap
pencapaian hasil belajar setelah proses pembelajaran selesai, bererti pendidik tersebut
melakukan assessment of learning.
4. Ujian bentuk penilaian sumatif merupakan assessment of learning (penilaian hasil belajar).

PERSAMAAN
AFL AAL AOL
Sebuah pentaksiran yang Sebuah pentaksiran yang Sebuah pentaksiran yang
digunakan di sekolah. digunakan di sekolah. digunakan di sekolah.
PERBEZAAN
Istilah : Pentaksiran untuk Istilah : Pentaksiran sebagai Istilah : Pentaksiran bagi
pembelajaran pembelajaran pembelajaran
Pentaksiran tertumpu Pentaksiran tertumpu Pentaksiran dan penilaian
kepada guru kepada pelajar setelah selesai pembelajaran

Guru membina objektif Pelajar boleh membina Guru membina ujian kepada
pembelajaran dan murid objektif pembelajaran sendiri pelajar setelah pembelajaran
hanya mengikutinya. dengan bantuan guru. selesai

S-ar putea să vă placă și