Sunteți pe pagina 1din 15

PENINGKATAN PENGETAHUAN SISWA MENGENAI JAJANAN

SEHAT MENGGUNAKAN MEDIA MINICARD

Andini Santoso, Mazarina Devi1, Agung Kurniawan2


1
Dosen Fakultas Teknik Universitas Negeri Malang
2
Dosen Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Malang
Email: andinsantoso@gmail.com

Abstract: Snacks are holding an important role in providing energy and nutrients intake among
school-aged children. Snacks at school that is health less well-guaranteed will potentially bring
some effects, which are poisoning, indigestion, and in a long time causing malnutrition.
Knowledge enhancement in healthy snacks around children can be done through the health
education by using nutritional counseling methods. Nutrition counseling methods in this research
were given through the minicard media that is flashcard media that has been modified its size to 12
cm x 10 cm. This research aims to determine students’ knowledge in healthy snacks in SDN 02
Mulyoagung, and also created minicard as a counseling media. This research is a quantitative
research by using pre-experiment in one group pre-test post-test model. The sample totals are 30
students, whose are 16 students in V grade and 14 students in IV grade that obtained by purposive
sampling technique. Data collection that was used is a questionnaire and data analysis which
utilized a sample test of nonparametric 2 methods related to Wilcoxon. The results obtained Sig.
(2-tailed) of 0,000 which means less than α (0.025). The average value is increased on post-test
after giving intervention in nutritional counseling by using minicard media, so it can be concluded
that counseling with the minicard media can improve students’ knowledge in healthy snacks in
SDN 02 Mulyoagung, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang.

Keywords: Minicard Media, Knowledge, Healthy Snacks, Elementary Students

Abstrak: Makanan jajanan memegang peranan yang cukup penting dalam memberikan asupan
energi dan zat gizi lain bagi anak-anak usia sekolah. Peningkatan pengetahuan tentang jajanan
sehat pada anak dapat dilakukan melalui pendidikan kesehatan dengan metode penyuluhan gizi.
Metode penyuluhan gizi pada penelitian ini diberikan melalui media minicard, yaitu media
flashcard yang telah dimodifikasi ukurannya menjadi 12 cm × 10 cm. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui pengetahuan siswa mengenai jajanan sehat di SDN 02 Mulyoagung, serta
menciptakan media penyuluhan minicard. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif
menggunakan pre experiment dengan model one grup pre-test post-test. Sampel berjumlah 30
siswa 16 siswa kelas V dan 14 siswa kelas IV yang diperoleh dengan teknik purposive sampling.
Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan analisis data menggunakan metode nonparametrik
uji 2 sampel berhubungan Wilcoxon. Hasil penelitian didapatkan Sig. (2-tailed) sebesar 0,000 yang
berarti kurang dari α (0,025). Terjadi peningkatan rata-rata nilai pengetahuan pada post-test setelah
diberikan intervensi berupa penyuluhan gizi dengan minicard, sehingga dapat disimpulkan bahwa
penyuluhan menggunakan media minicard efektif dalam meningkatkan pengetahuan siswa tentang
jajanan sehat di SDN 02 Mulyoagung Kecamatan Dau Kabupaten Malang. Setelah diadakannya
penyuluhan ini diharapkan siswa dapat mengingat informasi yang telah diberikan sehingga
mengurangi paparan anak sekolah terhadap makanan jajanan yang tidak sehat dan tidak aman.

Kata Kunci: Media Minicard, Pengetahuan, Jajanan Sehat, Siswa Sekolah Dasar

1
Santoso, dkk, Peningkatan Pengetahuan Siswa Mengenai Jajanan Sehat |2

Salah satu sasaran pokok karena masih rendahnya pengetahuan


Rencana Pembangunan Jangka mereka tentang keamanan pangan (Nam,
Menengah Nasional (RPJM) 2010).
Kementerian Kesehatan pada Program Makanan jajanan menurut Food
Indonesia Sehat 2015-2019 adalah Agricultural and Organization (FAO)
meningkatnya status kesehatan gizi ibu makanan jajanan adalah makanan dan
dan anak. Menurut Hasdianah (2012) minuman yang dipersiapkan atau dijual
sumber daya manusia yang berkualitas oleh pedagang kaki lima di jalanan dan
sangat dipengaruhi oleh asupan gizi. di tempat-tempat umum yang langsung
Gizi menjadi bagian sangat penting dikonsumsi tanpa pengolahan atau
dalam pertumbuhan dan perkembangan. persiapan lebih lanjut (WHO, 2006).
Gizi di dalamnya memiliki keterkaitan Makanan jajanan merupakan faktor yang
yang erat dengan kesehatan dan penting bagi pertumbuhan anak, karena
kecerdasan. Status gizi yang baik pada jajanan menyumbangkan energi dan zat
anak-anak perlu mendapatkan perhatian gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan
lebih karena ketika status gizi anak anak, sehingga jajanan yang berkualitas
buruk dapat menghambat pertumbuhan baik akan mempengaruhi kualitas
fisik, mental maupun kemampuan makanan anak (Murphy, 2007). Kajian
berfikir. makanan jajanan di Afrika menyebutkan
Menurut Fudyartanta (2012) bahwa makanan jajanan memberikan
anak Sekolah Dasar adalah anak yang kontribusi energi sepertiga dan
berumur 7-13 tahun yang telah memiliki seperempat vitamin dan mineral dari
kesadaran dan kewajiban akan aturan, konsumsi harian (Bremmer dll. 1990
kemampuan bergaul, dan haus akan Pratap & Booluck 2006). Oleh sebab itu,
pengetahuan baru. Anak Sekolah Dasar makanan jajanan menjadi salah satu
seringkali membeli jajanan di sekolah. penentu kecukupan gizi pada anak.
Kebiasaan jajan di sekolah terjadi Pada tahun 2007, Badan
karena 3-4 jam setelah makan pagi perut Pengawas Obat dan Makanan (BPOM)
akan terasa lapar kembali (Sihadi, melakukan survei dengan melibatkan
2004). Anak cenderung untuk membeli 4.500 sekolah di Indonesia dan
jajanan yang tersedia paling dekat membuktikan bahwa 45% jajanan anak
dengan keberadaannya (Peilin, 2004). berbahaya. Sebesar 45% produk pangan
Anak Sekolah Dasar belum mengerti olahan siap saji di lingkungan sekolah
cara memilih jajanan yang sehat tercemar baik fisik, mikrobiologis,
sehingga berakibat buruk pada maupun kimia. Selain tercemar mikroba,
kesehatannya. Jajanan anak sekolah banyak produk pangan mengandung
yang kurang terjamin kesehatannya formalin, boraks, dan zat pewarna
berpotensi menyebabkan keracunan, tekstil. Pusat Pengembangan Kualitas
gangguan pencernaan, dan jika Jasmani Departemen Pendidikan
berlangsung dalam waktu yang lama Nasional mengakui bahwa selama ini
akan menyebabkan status gizi yang masih banyak jajanan sekolah yang
buruk (Suci, 2009). kurang terjamin kesehatannya dan
Meningkatnya waktu anak yang berpotensi menyebabkan keracunan
dihabiskan di sekolah membuat anak (Suci, 2009).
lebih terpengaruh oleh lingkungan yang Temuan BPOM dalam sepuluh
mendorong anak harus memiliki tahun terakhir (2006-2010)
keputusan yang baik dalam memilih menunjukkan, sebanyak 48% jajanan
makanannya (Lindsay, 2006). Berbagai anak sekolah tidak memenuhi syarat
studi menunjukkan konsumsi makanan keamanan pangan karena mengandung
ringan yang tidak sehat, fast food, dan bahan kimia berbahaya. Bahan
minuman ringan meningkat (Lin W et tambahan pangan (BTP) dalam jajanan
al, 2007). Oleh karena itu, anak sekolah sekolah telah melebihi batas aman serta
menjadi kelompok yang paling rentan cemaran mikrobiologi. Sedangkan
3 | Jurnal Preventia

berdasarkan pengambilan sampel Purwodadi pada tahun 2015 dengan


pangan jajanan anak sekolah yang jumlah korban 18 anak. Kemudian pada
dilakukan di 6 ibukota provinsi (DKI tahun 2013 terjadi 3 kasus keracunan di
Jakarta, Serang, Bandung, Semarang, SDN Gunung Ronggo Tajinan, SDN 2
Yogyakarta dan Surabaya), ditemukan Mulyoagung Dau , dan MI Wahid
72,08% positif mengandung zat Hasyim Gondanglegi dengan masing-
berbahaya. Temuan lain yang lebih masing korban 21 anak, 13 anak, dan 8
mencengangkan lagi, berdasarkan data anak.
kejadian luar biasa (KLB) keracunan Menurut data tersebut dapat
pangan yang dihimpun oleh Direktorat disimpulkan bahwa keracunan pada
Surveilan dan Penyuluhan Keamanan anak yang terjadi diakibatkan kurangnya
Pangan – BPOM RI dari Balai Besar / pengetahuan anak tentang jajanan /
Balai POM di seluruh Indonesia pada makanan yang sehat. Kurangnya
tahun 2008-2010 menunjukkan bahwa pengetahuan dapat mempengaruhi
17,26%-25,15% kasus terjadi di perilaku seseorang termasuk perilaku
lingkungan sekolah dengan kelompk kesehatan, sehingga bisa menjadi
tertinggi siswa SD (Badan Intelegen penyebab tingginya angka kejadian
Negara, 2012). suatu penyakit. Pemberian pengetahuan
Tahun 2011, Badan POM juga kepada anak sekolah dasar dapat
telah melakukan sampling dan pengujian dilakukan dengan cara penyuluhan
laboratorium terhadap Pangan Jajanan kesehatan (Maulana, 2012). Penyuluhan
Anak Sekolah (PJAS) yang diambil dari kesehatan adalah kegiatan pendidikan
866 Sekolah Dasar / Madrasah yang dilakukan dengan menyebarkan
Ibtidaiyah yang tersebar di 30 kota di pesan, menanamkan keyakinan,
Indonesia. Dari 4.808 sampel pangan sehingga masyarakat tidak hanya sadar,
jajanan anak sekolah, 1.705 (35,46%) tahu, dan mengerti, tetapi juga mau dan
sampel diantaranya tidak memenuhi dapat melaksanakan suatu anjuran yang
persyaratan keamanan dan atau mutu ada hubungannya dengan kesehatan.
pangan (Safitri, 2014). Menurut data (Supariasa, 2014).
dari bidang Pencegahan dan Observasi awal yang telah
Pemberantasan Penyakit (P2P) Dinas dilakukan di SDN 2 Mulyoagung
Kesehatan Kabupaten Malang tahun Kecamatan Dau Kabupaten Malang,
2016, lima tahun terakhir ini terjadi ditemukan bahwa banyak pedagang kaki
enam kasus keracunan anak yang terjadi lima yang berjualan di sekitar sekolah.
di lingkup sekolah. Kasus tersebut Setiap harinya tidak kurang dari 8
terjadi di Kecamatan Turen, Ngantang, pedagang kaki lima yang berjualan di
Tirtoyudo, Tajinan, Dau, dan halaman depan SDN 02 Mulyoagung.
Gondanglegi. Keracunan tersebut terjadi Sebagian besar siswa membeli jajanan
dikarenakan anak mengkonsumsi tersebut pada jam istirahat. Selain itu,
jajanan di sekitar sekolah antara lain, jajanan yang dijual kebanyakan terbuka
keracunan rumput laut di toko sekitar dan tidak ditutup ketika dijajakan, serta
sekolah, konsumsi cilok dan martabak saus dan bumbu yang digunakan juga
mini, konsumsi sate usus, konsumsi mie menggunakan warna yang mencolok.
pangsit, konsumsi biskuit yang sudah Berdasarkan uraian diatas, penulis
kadaluwarsa, serta konsumsi mie sedap melakukan penelitian mengenai
dan telur ceplok. pendidikan kesehatan melalui
Data sekolah yang terdapat penyuluhan gizi dengan media minicard
kasus keracunan selama 5 tahun terakhir terhadap pengetahuan jajanan sehat pada
pada tahun 2016 terjadi di SDN 2 Turen siswa SDN 02 Mulyoagung.
dengan jumlah korban 6 anak, kedua
terjadi pada tahun 2015 terjadi di SDN METODE
03 Ngantang dengan jumlah korban 11 Penelitian ini merupakan penelitian
anak. Kasus ketiga terjadi di SDN 03 kuantitatif dengan rancangan penelitian
Santoso, dkk, Peningkatan Pengetahuan Siswa Mengenai Jajanan Sehat |4

pre-experiment untuk mengukur yang berjumlah 111 siswa. Sedangkan


seberapa efektif perlakuan yang sudah sampel dalam penelitian ini adalah siswa
diberikan, sedangkan model yang kelas IV dan V SDN 02 Mulyoagung
digunakan adalah one grup pretest sebesar 30 siswa. Teknik yang
posttest. Tidak ada kelompok digunakan untuk menentukan sampel
pembanding (kontrol) dalam penelitian adalah purposive sampling. Instrumen
ini, tetapi sudah dilakukan observasi yang digunakan dalam penelitian ini
pertama dengan pretest sehingga adalah alat penelitian (minicard) dan
memungkinkan adanya perubahan kuesioner. Pengumpulan data dalam
setelah adanya perlakuan. Dalam penelitian ini menggunkan hasil
penelitian ini terdapat dua variabel yaitu pengamatan (observasi awal),
variabel bebas berupa penyuluhan gizi wawancara, dan tes pengetahuan
menggunakan media minicard dan menggunakan kuesioner. Analisis data
variabel bebterikat berupa pengetahuan yang digunakan adalah uji statistik Two
mengenai jajanan sehat. Related Sampel (Wilcoxon).
Populasi dalam penelitian adalah
seluruh siswa SDN 02 Mulyoagung
Kecamatan Dau Kabupaten Malang

HASIL
Identitas Responden

Tabel 1 Hasil Pengukuran Tingkat Kebisingan Ekivalen (Leq)


Umur Frekuensi Persentase
9 4 13.3
10 14 46.7
11 10 33.3
12 2 6.7
Total 30 100.0

Penellitian ini dilakukan pada responden tersebut, 13,3% berumur 9


siswa kelas IV dan kelas V SDN 02 tahun yaitu sebanyak 4 responden;
Mulyoagung Kecamatan Dau Kabupaten 46,7% berumur 10 tahun yaitu sebanyak
Malang. Berdasarkan Tabel 4.1 dapat 14 responden; 33,3% berumur 11 tahun
diketahui bahwa jumlah responden (n) yaitu sebanyak 10 responden; dan 6,7%
adalah sebesar 30. Dari 30 responden, berumur 12 tahun yaitu sebanyak 2
paling muda berumur 9 tahun dan paling responden.
tua berumur 12 tahun. Dari data umur

Tabel 4.2 Jenis Kelamin


Jenis Kelamin Frekuensi Persentase
Laki-laki 19 63.3
Perempuan 11 36.7
Total 30 100.0

Dari Tabel 4.2 dapat diketahui 36,7% perempuan yaitu sebanyak 11


bahwa responden terdiri atas 63,3% laki- responden.
laki yaitu sebanyak 19 responden dan
5 | Jurnal Preventia

Tabel 4.3 Kelas Responden


Kelas Frekuensi Persentase
4 14 46.7
5 16 53.3
Total 30 100.0

Dari Tabel 4.3 dapat diketahui responden yaitu sebanyak 16 siswa dari
bahwa 46,7% responden yaitu sebanyak kelas 5.
14 siswa dari kelas 4 dan 53,3%

Data Skor Pre-test


Data pre-test didapatkan test), hanya ada 4 orang yang
sebelum perlakuan menggunakan media mendapatkan nilai baik (>75) dan
minicard. Diberikan soal dengan jumlah antusias dalam menjawab pertanyaan
22 butir soal. Subjek pre-test berjumlah kuesioner dari peneliti. Jawaban yang
30 responden. Dari hasil tes diberikan oleh siswapun juga banyak
pengetahuan tentang jajanan sehat yang belum tepat sesuai dengan
didapatkan nilai rata-rata 60,6. Skor informasi yang akan diberikan dalam
tertinggi yang didapatkan oleh penyuluhan gizi menggunakan media
responden penyuluhan adalah 82 dan minicard. Berikut adalah tabel frekuensi
skor terendah yang didapatkan adalah skor pre-test yang didapatkan.
36. Pada pengukuran awal test (pre-

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Skor Pre-test


Nilai Frekuensi Persentase

36 1 3.3
41 2 6.7

45 5 16.7

55 3 10.0

59 3 10.0

64 4 13.3

68 4 13.3

73 4 13.3

77 3 10.0

82 1 3.3

Total 30 100.0

Data Skor Post-test


Data post-test didapatkan diberikan perlakuan. Setelah dilakukan
setelah diberikan perlakuan intervensi hanya ada 2 siswa yang
menggunakan media minicard. Hasil mendapatkan nilai (<75), sedangkan 28
dari post-test inilah yang nantinya siswa lain mengalami peningkatan nilai
menjadi indikator peningkatan setelah pada pengukuran tes akhir (post-test).
Santoso, dkk, Peningkatan Pengetahuan Siswa Mengenai Jajanan Sehat |6

Alat peraga minicard meningkatkan Skor tertinggi yang didapatkan oleh


pengetahuan yang baik pada siswa kelas responden penyuluhan adalah 100 dan
IV & V SDN 02 Mulyoagung mengenai skor terendah yang didapatkan adalah
materi jajanan sehat. Dari hasil tes 73. Berikut adalah tabel frekuensi skor
pengetahuan tentang jajanan sehat, pre-test yang didapatkan
didapatkan nilai rata-rata sebesar 91,9.

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Skor Post-test


Nilai Frekuensi Persentase

73 2 6.7
82 3 10.0

86 4 13.3

91 6 20.0

95 5 16.7

100 10 33.3

Total 30 100.0

Dalam uji normalitas, terdapat maka H0 ditolak dan Ha diterima. H0


dua hipotesis, yaitu (a) Hipotesis nihil dalam penelitan ini adalah tidak terdapat
(H0), yang berbunyi ‘data berdistribusi peningkatan pengetahuan siswa SDN 02
normal’; dan (b) Hipotesis alternatif Mulyoagung yang diberi penyuluhan
(Ha), yang berbunyi ‘data tidak mengenai jajanan sehat menggunakan
berdistribusi normal’. minicard. Sedangkan Ha dalam
Pengambilan keputusan menggunakan penelitian ini berbunyi terdapat
nilai Asymp. Sig atau signifikansi (α) peningkatan pengetahuan siswa SDN 02
0,05. Apabila nilai signifikansi (α) > Mulyoagung yang diberi penyuluhan
0,05 maka H0 diterima dan Ha ditolak, mengenai jajanan sehat menggunakan
dan apabila nilai signifikansi (α) < 0,05 minicard

Tabel 4.6 Normalitas Data


Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic Df Sig.
Nilai_Pre-test .153 30 .071 .941 30 .094
Nilai_Post-test .178 30 .017 .871 30 .002

Uji normalitas dalam penelitian Sig. post-test sebesar 0,017. Hal ini
ini menggunakan Kolmogorov-Smirnov berarti nilai tersebut kurang dari 0,05
Test karena jumlah sampel ≤ 30 sampel. sehingga H0 ditolak dan Ha diterima.
Dari Tabel 4.6 diketahui bahwa nilai Data post-test tidak berdistribusi normal.
Sig. pre-test sebesar 0,071. Hal ini Dengan demikian, uji hubungan
berarti nilai tersebut lebih dari 0,05 dilakukan dengan menggunakan metode
sehingga H0 diterima dan Ha ditolak. nonparametrik Wilcoxon.
Data tersebut berdistribusi normal. Nilai
7 | Jurnal Preventia

Tabel 4.7 Ranks


N Mean Rank Sum of Ranks

Negative Ranks 0a .00 .00


Positive Ranks 30b 15.50 465.00
Nilai_Post - Nilai_Pre
c
Ties 0
Total 30

Tabel 4.7 memaparkan nilai ranks menunjukkan angka 0, yang


Mean Rank dan nilai Sum Rank dari berarti tidak ada penurunan nilai dalam
data sampel. Dari data sampel terlihat post-test penelitian ini. Selanjutnya nilai
semua sampel atau 30 sampel bernilai yang sama (ties) yaitu 0, artinya tidak
positif (positive rank) sebesar 30. ada responden yang nilai pre-test dan
Artinya nilai post-test 30 responden post-test sama atau tidak mengalami
dalam penelitian ini mengalami peningkatan maupun penurunan nilai.
peningkatan. Kemudian untuk negative

Tabel 4.8 Tes Statistik


Nilai_Post - Nilai_Pre

Asymp. Sig. (2-tailed) .000

Kriteria pengujian dalam uji Wilcoxon tersebut kurang dari α (0,025) sehingga
adalah H0 ditolak jika analisis statistik H0 ditolak dan Ha diterima. Dengan
hitung < α (0,025) dan H0 diterima jika demikian, terdapat peningkatan
analisis statistik hitung > α (0,025). pengetahuan siswa SDN 02
Tabel 4.8 memaparkan hasil analisis Mulyoagung yang diberi penyuluhan
hipotesis. Tabel tersebut menunjukkan mengenai jajanan sehat menggunakan
bahwa nilai signifikansi yang dihasilkan minicard.
adalah 0,000. Hal ini berarti nilai

PEMBAHASAN sekitar lokasi sekolah masih dicampur


Insiden keracunan nasional yang dengan berbagai zat berbahaya (Muhilal,
terjadi pada tahun 2014 terbanyak 2006).
disebabkan oleh makanan, dengan Penelitian yang dilakukan oleh
jumlah insiden 98 dari 120 insiden yang Putra (2009) 92,2% responden membeli
terjadi (BPOM, 2015). Menurut Koukel makanan jajanan pada saat jam istirahat
S, (2009) banyak iklan makanan yang sekolah. Hal ini berkaitan dengan salah
menawarkan jajanan seperti keripik, kue satu alasan responden mengkonsumsi
kering, permen, dan minuman soda yang jajanan untuk mengurangi rasa lapar
tidak termasuk pilihan jajanan yang setelah beberapa jam belajar di kelas.
baik. Penelitian yang dilakukan oleh Rasa lapar mengurangi kemampuan
Safriana (2012) menunjukkan bahwa 95 anak untuk merespon lingkungan,
responden siswa Sekolah Dasar (SD) memperhatikan, dan memperoleh
(64%) mengaku terpengaruh dengan informasi (Chitra, 2006). Maka dari itu
media iklan makanan. Hasil penelitian dibutuhkan pengetahuan yang baik
Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia tentang jajanan sehat agar anak bisa
(YLKI) menyebutkan bahwa makanan memilih jajanan sehat dengan tepat.
jajanan anak SD yang berharga murah Pengetahuan manusia diperoleh
dan berbentuk makanan basah siap melalui persepsinya terhadap stimulus
dikonsumsi yang dijual pedagang di dengan menggunakan alat indera
Santoso, dkk, Peningkatan Pengetahuan Siswa Mengenai Jajanan Sehat |8

(Hamida, 2012). Salah satu cara untuk hanya dapat meningkatkan niat siswa
dapat meningkatkan pengetahuan adalah dan siswa belum mengaplikasikan dalam
dengan pendidikan kesehatan. praktik memilih pangan jajanan mereka.
Pendekatan dalam pemberian Kartu merupakan salah satu media
pendidikan kesehatan sangat banyak visual yang dapat membantu dan
macamnya antara lain metode ceramah, menstimuasi indera mata (penglihatan).
demonstrasi, diskusi kelompok, dan Oleh karena itu, maka dibentuklah suatu
lain-lain. Kegiatan penyuluhan inovasi media penyuluhan gizi yaitu
merupakan salah satu upaya yang dengan menggunakan media flashcard
dilakukan dalam memberikan (kartu bergambar).
pendidikan kesehatan. Untuk membantu Penelitian yang dilakukan oleh
dan memperagakan dalam proses Dwi tahun 2010, pada pembahasannya
pendidikan kesehatan perlu adanya suatu menyebutkan dalam penelitian
media. Media dapat diketahui sangat sebelumnya masih ada beberapa
membantu sasaran didik dalam kelemahan, yaitu menggunakan
menerima informasi berdasarkan flashcard yang tidak disertai dengan
kemampuan penangkapan panca indera gambar atau malah menggunakan
(Wulandari, 2016). gambar yang terlalu besar dan kata yang
Pendidikan gizi yang sering terlalu kecil. Dalam hal ini indera
dilakukan masih dengan cara penglihatan anak akan terfokus pada
konvensional yaitu dengan metode gambar yang bentuknya jauh lebih
ceramah karena menjadi dasar dari menarik daripada deretan huruf, materi
semua metode pembelajaran lain dan yang seharusnya memberikan informasi
memiliki pengaruh yang signifikan tidak bisa diterima secara optimal.
terhadap peningkatan pengetahuan Sehingga dalam penelitian ini
(Wulandari, 2007), namun cara ini menggunakan media minicard, yaitu
terkadang membosankan sehingga media flashcard yang telah dimodifikasi
diperlukan keterampilan dalam (diubah) ukurannya dan disesuaikan
pelaksanaannya (Suryani, 2013). Pada penggunaannya.
metode ceramah ini pemateri Menurut penelitian Sartika yang
memberikan presentasi secara lisan dilakukan tahun 2011 tentang Pengaruh
kemudian responden mencatat dan Pendidikan Gizi Terhadap Perilaku
menanggapi penjelasan, sehingga Konsumsi Serat Pada Siswa dengan
responden cenderung pasif hasil penelitian yang menyatakan bahwa
(Mulyatiningsih, 2010). pendidikan gizi menggunakan
Peneltian yang dilakukan oleh kombinasi penyuluhan dan permainan
Rawati (2014), diketahui tingkat dapat meningkatkan skor pengetahuan
pengetahuan siswa/I SDN Tanjung dan skor perilaku siswa. Media yang
Selamat setelah dilakukan penyuluhan cocok digunakan adalah kartu
dengan media kesehatan tentang bergambar (flashcard), cari kata (word
pengetahuan kebersihan gigi mengalami search), dan simulasi makanan sumber
peningkatan. Hasil penelitian lain oleh serat. Hal ini sejalan dengan penelitian
Ida (2015), menyebutkan bahwa terjadi Sartika (2014) bahwa permainan
peningkatan nilai pengetahuan siswa edukatif seperti kartu bergambar
kelas III SD yang mendapatkan (flashcard), alat menggambar,
penyuluhan dengan media kartu menggunting, menggambar, simulasi
dibandingkan dengan siswa yang tidak alat kebersihan diri dan bahan makanan
mendapat penyuluhan. Hal tersebut dapat meningkatkan skor pengetahuan
menunjukkan bahwa kartu merupakan anak tentang praktek kebersihan diri dan
salah satu media yang baik dalam suatu makanan sehat bergizi.
pendidikan kesehatan. Menurut Selain itu, Pratiwi (2015) juga
penelitian Maduretno (2015) diketahui menunjukkan hasil meningkatnya
bahwa penggunaan metode ceramah pengetahuan pada dua kelompok
9 | Jurnal Preventia

responden dalam penelitiannya setelah sebagai stimulus. Setelah dilakukan


diberikan penyuluhan kesehatan pengukuran awal terhadap pengetahuan
menggunakan metode permainan siswa tentang jajanan sehat, dilakukan
edukatif maupun menggunakan metode penyuluhan gizi dengan menggunakan
ceramah. Peningkatan pengetahuan pada media minicard, dan dilakukan
responden dikarenakan adanya kemauan pengukuran kembali terhadap
responden untuk mengetahui tentang pengetahuan untuk melihat apakah ada
materi yang diberikan dengan lebih perubahan peningkatan atau tidak. Pada
rinci,sehingga mereka antusias tahap akhir penilaian, semua responden
mengikuti penyuluhan tersebut. dalam penelitian ini menunjukkan
Penelitian ini memperlihatkan peningkatan pengetahuan yang sudah
peningkatan nilai pengetahuan dibuktikan dengan meningkatnya nilai
responden setelah dilakukan pre-test ke post-test.
penyuluhan. Salah satu faktor yang Media ini dapat meningkatkan
mempengaruhi meningkatnya perhatian, konsentrasi, dan ingatan anak.
pengetahuan adalah adanya informasi Sehingga anak tersebut diharapkan
yang telah diterima (Lestari, 2015). mulai belajar menerapkan hal yang
Media massa dapat membawa pesan- dipelajari dan akhirnya dapat
pesan yang sugesti yang dapat membentuk pengetahuan yang baik
mengarahkan opini seseorang. Informasi dalam pemilihan jajanan sehat. Hal ini
baru yang didapatkan dari media massa dikarenakan kesadaran dan ketertarikan
dan lembaga pendidikan dapat siswa terhadap media minicard tentang
mengarahkan pendapat seseorang jajanan sehat, materi yang diberikan
sehingga dapat memberikan landasan sesuai dengan kebutuhan siswa, dan
kognitif baru bagi terbentuknya sikap metode serta media penyampaian
yang positif (Tampubolon, 2009). informasi yang jelas.
Penelitian Rogers (1983) dalam Hasil nilai pengetahuan dari
Hafni (2011) mengungkapkan bahwa penelitian ini dapat disimpulkan bahwa
keputusan tentang inovasi yaitu: rata-rata skor pengetahuan pada pada
pengetahuan, persuasi, keputusan, pengukuran awal (pre-test) < rata-rata
pelaksanaan, dan konfirmasi. Melalui skor pengetahuan pada pada pengukuran
pendidikan kesehatan dengan alat awal (post-test). Berdasarkan hasil nilai
permainan minicard ini dapat pengetahuan siswa terdapat peningkatan
meningkatkan pengetahuan dimana rerata (mean) pengetahuan setelah
responden diarahkan untuk memahami diberikan penyuluhan gizi dengan media
eksistensi. Pada tahap ini, responden minicard dari yang awalnya nilai rata-
diberikan informasi mengenai jajanan rata sebesar 60, 6 menjadi 91,9 . Setelah
sehat agar pengetahuannya dapat dilakukan intervensi responden telah
meningkat. Setelah pengetahuannya mengetahui pengertian jajanan sehat,
meningkat diharapkan sikap dan ciri jajanan sehat, jenis jajanan sehat,
tindakannya juga meningkat kearah cara memilih jajanan sehat, dampak
yang positif. jajanan yang tidak sehat, menghindari
Melalui pendidikan kesehatan jajanan yang tidak sehat, dan cara
yaitu penyuluhan gizi ini, setelah mencuci tangan yang benar. Hal ini
mendapat informasi mengenai jajanan sejalan dengan penelitian yang
sehat responden mulai tertarik untuk dilakukan oleh Wulandari (2016),
lebih lanjut mengetahui manfaat bahwa ada peningkatan pengetahuan,
mengkonsumsi jajanan sehat melalui sikap, dan praktik pemilihan pangan
media minicard. Untuk dapat jajanan anak sekolah dasar sebelum dan
mengetahui manfaat tersebut apa saja, sesudah pemberian media smartcards
individu yang bersangkutan harus pada siswa SDN Sekaran 02.
mampu menyerap, mengolah, dan Peningkatan pengetahuan yang
memahami informasi yang diterima lebih besar pada nilai posttest dengan
Santoso, dkk, Peningkatan Pengetahuan Siswa Mengenai Jajanan Sehat |10

selisih nilai sebesar 31,3 disebabkan berperan aktif dalam upaya mewujudkan
adanya hubungan penggunaan media derajat kesehatan yang optimal.
minicard sebagai media pendidikan Peningkatan pengetahuan responden
kesehatan melalui penyuluhan gizi. setelah diberikan penyuluhan
Menurut Arsyad (2010), melalui gambar dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah
siswa mampu mengenal dan satunya adalah informasi. J. Guilbert
menanggapi masalah kesehatan yang menyebutkan ada 4 faktor yang
ada sesuai dengan informasi yang mempengaruhi proses belajar yaitu
didapatkan melalui media. Media berupa materi yang dipelajari, lingkungan,
kartu bergambar merupakan hal positif instrumen, dan kondisi penerima materi
dalam mendorong peningkatan (Nursalam dan Efendi, 2008).
pengetahuan dan sikap terhadap objek Syofia (2014) dalam penelitian yang
tertentu (Tatminingsih, 2010), dalam dilakukannya juga menyimpulkan
penelitian ini objek adalah jajanan sehat. bahwa terjadi peningkatan pengetahuan
Hal ini didukung oleh hasil penelitian siswa setelah dilakukan penyuluhan
Setiyono (2010), yang menyimpulkan dengan flashcard. Perubahan
bahwa penggunaan media bergambar pengetahuan yang diperoleh merupakan
efektif dalam promosi kesehatan hasil dari penyuluhan dengan media
pencegahan dini kelainan refraksi pada minicard. Media minicard ini sudah
siswa sekolah dasar. dimodifikasi berisi gambar dan
Penelitian yang dilakukan oleh informasi tentang jajanan sehat sehingga
Wulandari, dkk (2007) membuktikan anak mengalami ketertarikan untuk
bahwa flashcard efektif untuk memahami. Menurut penelitian Saputri
menyampaikan pesan atau informasi (2011) pemberian informasi dengan
kesehatan tentang penyakit kecacingan. media yang menarik dan suasana yang
Presska (2012) dalam penelitiannya juga menyenangkan sesuai dengan tahap
menjelaskan bahwa dengan metode perkembangan kognitif anak usia
cerita bergambar dan ceramah juga sekolah yang mayoritas respondennya
meningkatkan pengetahuan responden berumur 10 & 11 tahun berada dalam
tentang kecacingan. Selain itu Marlyn, tahap operasional konkrit artinya
dkk (2012) pada penelitiannya aktivitas mental yang difokuskan pada
menyimpulkan bahwa penggunaan objek-objek peristiwa nyata atau
media flashcard lebih efektif daripada konkrit.
penggunaan media kartu kata sebagai
media promosi kesehatan dalam KESIMPULAN
meningkatkan pengetahuan dan sikap Berdasarkan hasil penelitian dan
tentang penyakit cacingan pada anak analisis data mengenai efektivitas
SDN 01 Karangduren di desa penyuluhan menggunakan media
Karangduren. minicard, kesimpulan dalam penelitian
Hasil penelitian lain yaitu ini adalah terjadi peningkatan nilai rata-
Aprilaz (2016), menunjukkan bahwa rata nilai pengetahuan pada post-test
pendidikan kesehatan dengan metode setelah diberikan intervensi berupa
atau media apapun dapat meningkatkan penyuluhan gizi dengan minicard,
pengetahuan responden. Peningkatan sehingga penyuluhan menggunakan
pengetahuan setelah diberikan media minicard efektif dalam
penyuluhan gizi sesuai dengan tujuan meningkatkan pengetahuan tentang
pendidikan kesehatan yaitu terjadi jajanan sehat pada siswa kelas IV &
perubahan pengetahuan yang nantinya kelas V SDN 02 Mulyoagung. Selain
diharapkan diiringi dengan perubahan itu, juga menciptakan media minicard
sikap, dan tingkah laku individu, dengan materi jenis dan ciri jajanan
keluarga, kelompok khusus, dan sehat pada siswa kelas IV & V SDN 02
masyarakat dalam membina serta Mulyoagung.
memelihara perilaku hidup sehat serta
11 | Jurnal Preventia

SARAN Kemampuan Membaca Anak


Setelah diadakannya Cerebral Palsy di SLB D YPAC
penyuluhan ini diharapkan siswa dapat Surakarta Tahun ajaran
mengingat informasi yang telah 2009/2010. Skripsi. Fakultas
diberikan dan nantinya memberikan Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
sikap yang positif dalam memilih Universitas Sebelas Maret.
jajanan yang ada di sekolah sehingga Surakarta
mengurangi paparan anak sekolah Fudyartanta, Ki. 2012. Psikologi
terhadap makanan jajanan yang tidak Perkembangan. Pustaka Pelajar.
sehat dan tidak aman. Yogyakarta
Hafni, Z. 2011. Pengaruh karakteristik
DAFTAR PUSTAKA Inovasi Dan Sistem Sosial
Aprilaz, Istiqomah. 2016. Perbandingan Terhadap Adopsi Inovasi
Efektivitas Antara Metode Video Program Bina Keluarga Balita
Dan Cerita Boneka dalam (BKB) di Kelurahan Kwala
Pendidikan Seksual Terhadap Bingai Kecamatan Stabat
Pengetahuan Anak Prasekolah Kabupaten Langkat. Diakses
Tentang Personal Safety Skill. pada tanggal 13 Agustus 2017
Skripsi. Program Studi Ilmu online dalam
Keperawatan Fakultas http://www.respository.isi.ac.id/
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan bitstream/123456789/30598/3/C
Universitas Islam Negeri Syarif hapter%20II.pdf
Hidayatullah Jakarta Hamida, Khairuna. 2012. Penyuluhan
Arsyad, A. 2010. Media Pembelajaran. Gizi dengan Media Komik
Raja Grafindo Persada. Jakarta Untuk Meningkatkan
Badan Intelegen Negara. 2012. Pengetahuan Tentang
Penyuluhan Keamanan Pangan. Keamanan Makanan Jajanan,
Diakses pada 20 Oktober 2016 Jurnal Kesehatan Masyarakat
online dalam Fakultas Ilmu Kesehatan
http://www.bin.go.id Universitas Muhammadiyah
Badan Pengawas Obat dan Makanan RI. Surakarta KEMAS volume 8 (1)
2010. Sistem Keamanan Pangan (2012) hal. 67-73
Terpadu. Diakses pada 20 Hasdianah, dkk. 2012. Gizi,
Oktober 2016 online dalam Pemanfaatan Gizi, Diet, dan
http://www.pom.go.id Obesitas. Nuha Medika.
Badan Pengawas Obat dan Makanan RI. Yogyakarta
2015. Insiden Keracunan Kementerian Kesehatan RI. 2015.
Nasional Tahun 2014. Diakses Rencana Strategis Kementerian
pada 13 Agustus 2017. Online Kesehatan Tahun 2015-2019.
dalam http://www.pom.go.id Jakarta
Chitra U., Reddy CR. 2006. The Role of Koukel S. 2009. Choosing Health
Breakfast In Nutrient Intake of Snacks For Children. Extension
Urban School Children. Public Faculty Health, Home, and
Health Nutrition Volume 10 (1) Family Development University
hal. 55-58 of Alaska Fairbanks. Diakses
Dinas Kesehatan Kabupaten Malang. tanggal 13 Agustus 2017 online
2016. Data Keracunan Anak dalam http://www.uaf.edu
Sekolah 5 Tahun Terakhir. Lestari, Shinta Asih Witha. 2015.
Malang Pengaruh Penyuluhan Jajanan
Dwi, Selvy. 2010. Efektivitas Sehat Terhadap Pengetahuan
Penggunaan Metode Glenn dan Sikap Siswa di Madrasah
Doman dalam Bentuk Flashcard Ibtidaiyah Gonilan Kartasura,
terhadap Peningkatan Naskah Publikasi. Fakultas
Santoso, dkk, Peningkatan Pengetahuan Siswa Mengenai Jajanan Sehat |12

Kedokteran Universitas Grillenberger, M., Bwibo, NO.,


Muhammadiyah Surakarta. Neumann, CG. 2007.
Lindsay AC., Sussber KM., Kim J., Designing, Snacks to Address
Gortmaker S. 2006. The Role of Micronutrient Deficiencies in
Parents in PreventingChilhood Rural Kenyan Schoolchildren. J.
Obesity, Harvard School of Nutr. 137 : 1093-1096
Public Health Volume 16 No 1 Nam-E Kang. 2010. Food Safety
Spring. Diakses pada 13 Knowledge And Practice by the
Agustus 2017 online dalam Stages of Change Model in
http://www.Futureofchildren.org School Children, Nutrition
/usr_doc/08_5562_lindsay- Research and Practice, Volume
etal.pdf 4 (6), hal 535-540
Lin W., Yang HC., and Pan WH. 2007. Nursalam dan Efendi, Ferry. 2008.
Nutrition Knowledge, Attitude, Pendidikan dalam
and Behaviour of Taiwanese Keperawatan. Salemba Medika.
Elementary School Children, Jakarta.
Asia Pacific Journal Clinical Peilin, H. 2004. Factors Influecing
Nutrition Volume 16 (S2) : 534- Students Decisions To Choose
546. Diakses pada tanggal 13 Healthy Or Unhealthy Snacks At
Agustus 2017 online dalam The University Of Newcastle,
http://www.apjen.nhri.org.tw/ser Australia. Journal of Nursing
ver/APJN/Volume16/Vol16supp Research, Vol. 12 no 2 hal. 83-
l.2/(534-546)weilin.pdf 91.
Maduretno, I.S. 2015. Niat dan Perilaku Pratap BO, Booluck BJH. 2006.
Pemilihan Jajanan Anak Children’s Consumption of
Sekolah yang Mendapat Snack at School in Mauritius.
Pendidikan Gizi Metode Nutrition and Food Science, 35
Ceramah dan TGT. Indonesian : 15-19
Journal of Human Nutrition, Pratiwi, Dita Anugrah. 2015. Pengaruh
Volume 2 (1) Penyuluhan Metode Edukatif
Maulana, Heri. D. J. 2012. Promosi dan Metode Ceramah Terhadap
Kesehatan. EGC. Jakarta Pengetahuan, Sikap, dan
Marlyn, Maisje. 2012. Efektivitas Tindakan Tentang Pencegahan
Flashcard dan Kartu Kata Penyakit Diare Pada Murid SD
dalam Meningkatkan di Kecamatan Poasia Kota
Pengetahuan dan Sikap tentang Kendari Tahun 2015. Jurnal
Penyakit Cacingan di Sekolah Ilmiah Fakultas Kesehatan
Dasar di Desa Karang Duren Masyarakat Universitas Halu
Kecamatan Sokaraja Banyumas Oleo 2015 : 2-3
Muhilal, Damayanti D. 2006. Gizi Presska, Cecilia. 2012. Pengaruh
Seimbang Untuk Anak Sekolah Penyuluhan Kesehatan Tentang
Dasar Dalam Hidup Sehat Kecacingan Terhadap
Dalam Siklus Kehidupan Pengetahuan dan Sikap Siswa
Manusia. Gramedia Pustaka Madrasah Ibtidaiyah An Nur
Utama. Jakarta. Kelurahan Pedurungan Kidul
Mulyatiningsih, E. 2010. Pembelajaran Kota Semarang, Jurnal Promosi
Aktif, Kreatif, Inovatif, Efektif, Kesehatan Indonesia VII (2)
dan Menyenangkan (PAIKEM) hal. 184-190
hal. 14-21. Universitas Negeri Putra, Andhika Eka. 2009. Gambaran
Yogyakarta. Diakses 12 Agustus Kebiasaan Jajan Siswa di
2017 online pada Sekolah Dasar Hj. Isriati
http://www.staff.uny.ac.id Semarang, Artikel Penelitian.
Murphy , SP., Constance Gewa, C. Program Studi Ilmu Gizi
13 | Jurnal Preventia

Fakultas Kedokteran Universitas Suci, Eunike S.T. 2009. Gambaran


Diponegoro Perilaku Jajan Murid Sekolah
Rawati, Siregar. 2014. Efektivitas Dasar di Jakarta. Jurnal Vol 1
Penyuluhan dengan Media No. 1 : hal 29-30 Diakses pada
Poster Terhadap Peningkatan 22 Oktober 2016 online dalam
Pengetahuan Tentang http://www.lib.ui.ac.id
Kesehatan Gigi pada Siswa Supariasa, I Dewa N. 2014. Pendidikan
SDN Tanjung Selamat, Jurnal & Konsultasi Gizi. EGC. Jakarta
Ilmiah PANNMED, Volume 9 Suryani. 2013. Efektivitas Pembelajaran
(2), hal 166-169 Kooperatif Tipe Team Game
Safitri, Cynthia H. 2014. Perbedaan Tournament (TGT) dan
Metode Team Game Numbered Heads Together
Tournament dan Ceramah (NHT) Terhadap Keaktifan dan
Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Matematika Siswa
Pengetahuan Pemilihan Jajanan Kelas VII SMP Muhammadiyah
Sehat, Indonesian Journal of 8 Yogyakarta, Skripsi. Fakultas
Human Nutrition, Vol. 1 No.2 : Sains dan Teknologi Universitas
89-105 Islam Negeri Sunan Kalijaga
Safriana. 2012. Perilaku Memilih Yogyakarta. Diakses pada 12
Jajanan pada Siswa Sekolah Agustus 2017 online dalam
Dasar di SDN Gorot Kecamatan http://www.digilib.uin-
Darul Imalah Kabupaten Aceh suka.ac.id
Saputri, Lila Oktania. 2011. Syofia. 2014. Pengaruh Penyuluhan
Peningkatan Pengetahuan dan Makanan Bergizi Beragam
Sikap dalam Pemilihan Jajanan Seimbang dan Aman dengan
Sehat Menggunakan Alat Menggunakan Flash Card
Permainan Edukatif Ular dalam Meningkatkan
Tangga. Fakultas Keperawatan Pengetahuan dan Sikap Anak
Universitas Airlangga. Surabaya Kelas 1-3 SD Islam Titi
Sartika, Ratu A.D. 2011. Pengaruh Berdikari Kecamatan Medan
Pendidikan Gizi Terhadap Labuhan Tahun 2014.
Pengetahuan dan Perilaku Departemen Gizi Masyarakat.
Konsumsi Serat Pada Siswa, Fakultas Kesehatan Masyarakat
Jurnal Ilmu Pendidikan, Jilid Universitas Sumatera Utara.
17, Nomor 4 : hal 329-330 Medan
Sartika, 2014. Peningkatan Tampubolon, F 2009, Pengaruh
Pengetahuan Dan Sikap Dalam Media Visual Poster Dan
Pemilihan Jajanan Sehat Leaflet Makanan Sehat
Menggunakan Alat Permainan Terhadap Perilaku Konsumsi
Edukatif Ular Tangga. Artikel Makanan Jajanan Pelajar Kelas
Ilmiah, Fakultas Keperawatan Khusus SMAN 1 Panyabungan
Universitas Airlangga, Mandailing Natal, diakses 13
Surabaya. Agustus 2017 online dalam
Setiyono, B. 2010. Efektivitas Media http://repository.usu.ac.id/handl
Komik dalam Promosi e/123456789/25162?mode=full
Pencegahan Dini Kelainan &submit_simple=Show+full+ite
Refraksi pada Siswa Sekolah m+record
Dasar. Sekolah Pascasarjana Tatminingsih, S. 2010. Permainan
Universitas Gadjah Mada. Sederhana Berguna Luar Biasa
Yogyakarta (Modifikasi Permainan
Sihadi. 2004. Makanan Jajanan Bagi Tradisional sebagai Sarana
Anak Sekolah. Jurnal Kesehatan Pengembangan Kemampuan
YARSI
Santoso, dkk, Peningkatan Pengetahuan Siswa Mengenai Jajanan Sehat |14

Anak), Jendela , Jurnal


Psikologi Anak Indonesia , Edisi
02 hal. 3
WHO. 2006. Consultation to Develop a
Strategy to Estimate the Global
Burden of Foodborn Disease.
Diakses pada tanggal 13
Agustus 2017 online dalam
http://www.who.int
Wulandari A. 2007. Peningkatan
Pengetahuan Gizi pada Anak
Sekolah Dengan Metode
Ceramah dan Role Play,
Skripsi. Fakultas Kedokteran
Universitas Diponegoro.
Semarang. Diakses pada tanggal
12 Agustus 2017 online dalam
http://eprints.undip.ac.id
Wulandari, D., Trianisa K., Abswari,
FR., Fendi R. 2007. Flashcard
Klasifikasi Dengan Sistem
Permainan Bridge Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar
Sistem Klasifikasi Makhluk
Hidup Pada Siswa SMA
Wulandari, Ratna. 2016. Efek
Smartcards Dalam
Meningkatkan Pengetahuan,
Sikap, Dan Praktik Dalam
Memilih Pangan Jajanan.
Journal Of Health Education.
Unnes Journal Of Public
Health. JHE 1 (1) 2016
Santoso, dkk, Peningkatan Pengetahuan Siswa Mengenai Jajanan Sehat |14

S-ar putea să vă placă și