Sunteți pe pagina 1din 17

1

‘’ ASUHAN KEPERAWATAN KiSTA ovARiUm ’’

MATA KULIAH : KEPERAWATAN MATERNITAS


DOSEN MK : D.P. Tetelepta.,S,Kep.,Ns.,M,Kes

DISUSUN OLEH KELOMPOK 10 :


1. Harima peirissa
2. Ramon adi
3. Yosinta waleuru

Tingkat ii a

KEMENTRIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALUKU
PRODI KEPERAWATAN MASOHI
TA 2018/2019
2

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
A. BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan
B. BAB II PEMBAHASAN
1. Konsep Medis
a. Defenisi
b. Anatomi fisiologi
c. Etiologi
d. Klasifikasi
e. Patofisologi
f. Manifestasi klinis
g. Komplikasi
h. Pemeriksaan penunjang
i. Penatalaksanaan medis

2. Konsep Keperawatan
a. Pengkajian
b. Diagnosa keperawatan
c. Perencanaan
d. Pelaksanaan
e. Evaluasi
C. BAB III PENUTUP
1. Kesimpulan
2. Saran

DAFTAR PUSTAKA
3

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Ovarium merupakan tempat yang umum bagi kista, yang dapat merupakan
pembesaran sederhana konstituen ovarium normal, folikel graft, atau korpus luteum, atau
kista ovarium dapat timbul akibat pertumbuhan abdomen dari epithelium ovarium. Pasien
dapat melaporkan atau tidak melaporkan nyeri abdomen akut atau kronik. Gejal-gejala
tentang rupture kista menstimulasi berbagai kedaruratan abdomen akut, seperti apendisitis,
atau kehamilan ektopik. Kista yang lebih besar dapat menyebabkan pembengkakan
abdomen dan penekanan pada organ-organ abdomen yang berdekatan.
Pengobatan kista ovarium yang besar biasanya adalah melalui tindakan bedah. Jika
ukuran lebar kista kurang dari 5 cm, dan tampak terisi oleh cairan atau fisilogis pada pasien
muda yang sehat, kontrasepsi oral dapat digunakan untuk menekan aktivitas ovarium dan
menghilangkan kista. Sekitar 98 % lesi yang terjadi pada wanita yang berumur 29 tahun dan
yang lebih muda adalah jinak. Setelah usia 50 tahun, hanya 50 % yang jinak. Perawatan
pascaoperatif setelah pembedahan untuk mengangkat kista ovarium adalah serupa dengan
perawatan setelah pembedahan abdomen, dengan satu pengecualian. Penurunan tekanan
intraabdomen yang diakibatkan oleh pengangkatan kista yang besar biasanya mengarah
pada distensi abdomen yang berat. Komplikasi ini dapat dicegah sampai suatu tingkat
dengan memberikan gurita abdomen yang ketat
(http://lpkeperawatan.blogspot.com/2013/11/laporan-pendahuluan-kista-ovarium.html).

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa definisi kista ovarium?
2. Apa anatomi fisiologi kista ovarium?
3. Apa etiologi kista ovarium?
4. Apa klasifikasi kista ovarium?
5. Apa patofisiologi kista ovarium?
6. Apa manifestasi klinis kista ovarium?
7. Apa komplikasi kista ovarium?
8. Apa pemeriksaan penunjang kista ovarium?
9. Apa penatalaksanaan medis kista ovarium?
4

C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Membantu mahasiswa dalam memahami secara umum konsep dari kista ovarium.
2. Tujuan Khusus
1. Mengetahui definisi kista ovarium
2. Mengetahui etiologi kista ovarium
3. Mengetahui patofisiologi kista ovarium
4. Mengetahui manifestasi klinis kista ovarium
5. Mengetahui komplikasi kista ovarium
6. Mengetahui pemeriksaan penunjang kista ovarium
7. Mengetahui penatalaksanaan kista ovarium
5

BAB II
PEMBAHASAN
A. KONSEP MEDIS

1. DEFINISI
Kista adalah kantong berisi cairan, kista seperti balon berisi air, dapat tumbuh di mana
saja dan jenisnya bermacam-macam (Jacoeb, 2007). Kista adalah suatu bentukan yang
kurang lebih bulat dengan dinding tipis, berisi cairan atau bahan setengah cair (Soemadi,
2006).
Kista ovarium merupakan suatu pengumpulan cairan yang terjadi pada
indung telur atau ovarium. Cairan yang terkumpul ini dibungkus oleh semacam
selaput yang terbentuk dari lapisan terluar dari ovarium ( Agusfarly, 2008).
Kista ovarium adalah pertumbuhan sel yang berlebihan/abnormal pada ovarium yang
membentuk seperti kantong. Kista ovarium secara fungsional adalah kista yang dapat
bertahan dari pengaruh hormonal dengan siklus mentsruasi. (Lowdermilk, dkk. 2005)

2. ANATOMI FISIOLOGI
Sebuah ovarium terletak disetiap sisi uterus, di bawah dan di belakang tuba falopii. Dua
ligamen mengikat ovarium pada tempatnya, yakni bagian messovarium ligamen lebar
uterus, yang memisahkan ovarium dari sisi dinding pelvis lateral kira-kira setinggi spina
illiaka anterior superior, dan ligamentum ovarii propium, yang mengikat ovarium ke uterus.
Pada palpasi,ovarium dapat digerakkan.Ovarium memiliki asal yang sama (homolog)
dengan testis pada pria. Ukuran dan bentuk ovarium menyerupai sebuah almond berukuran
besar. Saat ovulasi, ukuran ovarium dapat berubah menjadi dua kali lipat untuk sementara.
Ovarium yang berbentuk oval ini memiliki konsistensi yang padat dan sedikit kenyal.
Sebelum menarche, permukaan ovarium licin. Setelah maturasi seksual, luka parut akibat
ovulasi dan ruptur folikel yang berulang membuat permukaan nodular menjadi kasar.
Ovarium terdiri dari dua bagian:
a. Korteks Ovarii
1) Mengandung folikel primordiaL
2) Berbagai fase pertumbuhan folikel menuju folikel degraf
3) Terdapat korpus luteum dan albicantes
b. Medula Ovarii
1) Terdapat pembuluh darah dan limfe
2) Terdapat serat saraf
6

Dua fungsi ovarium ialah menyelenggarakan ovulasi dan memproduksi hormon. Saat
lahir, ovarium wanita normal mengandung sangat banyak ovum primordial (primitive). Di
antara interval selama masa suburnya (umumnya setiap bulan), satu atau lebih ovum matur
dan mengalami ovulasi. Ovarium juga merupakan tempatutama produksi hormone seks
steroid (estrogen, progesterone, dan androgen) dalam jumlah banyak yang dibutuhkan
untuk pertumbuhan, perkembangan dan fungsi wanita normal.

3. ETIOLOGI
Kista ovarium terbentuk oleh bermacam sebab. Penyebab inilah yang
nantinya akan menentukan tipe dari kista. Diantara beberapa tipe kista ovarium, tipe folikuler
merupakan tipe kista yang paling banyak ditemukan. Kista jenis ini terbentuk oleh karena
pertumbuhan folikel ovarium yang tidak terkontrol. Folikel adalah suatu rongga cairan yang
normal terdapat dalam ovarium. Pada keadaan normal, folikel yang berisi sel telur ini
akan terbuka saat siklus menstruasi untuk melepaskan sel telur. Namun pada beberapa
kasus, folikel ini tidak terbuka sehingga menimbulkan bendungan carian yang nantinya akan menjadi
kista. Cairan yang mengisi kista sebagian besar berupa darah yang keluar akibat dari
perlukaan yang terjadi pada pembuluh darah kecil ovarium. Pada beberapa kasus, kista
dapat pula diisi oleh jaringan abnormal tubuh seperti rambut dan gigi. Kista jenis ini disebut
dengan Kista Dermoid.
Penyebab dari kista belum diketahui secara pasti tapi ada beberapa factor pemicu yaitu :
a. Gaya hidup tidak sehat. diantaranya
1) Konsumsi makanan yang tinggi lemak dan kurang serat
2) Zat tambahan pada makanan
3) Kurang olah raga
4) Merokok dan konsumsi alkohol
5) Terpapar dengan polusi dan agen infeksius
6) Sering stress
7) Zat polutan
b. Faktor genetik
Dalam tubuh kita terdapat gen gen yang berpotensi memicu kanker, yaitu yang
disebut protoonkogen, karena suatu sebab tertentu, misalnya karena makanan yang bersifat
karsinogen , polusi, atau terpapar zat kimia tertentu atau karena radiasi, protoonkogen ini
dapat berubah menjadi onkogen, yaitu gen pemicu kanker.

4. KLASIFIKASI
a. Kista folikel
7

Kista folikel berkembang pada wanita muda wanita muda sebagian akibat folikel de
graft yang matang karena tidak dapat meyerap cairan setelah ovulsi.kista ini bisanya
asimptomotik keculi jika robek.dimana kasus ini paraf jika tedapat nyeri pada
panggul.jika kista tidak robek,bisanya meyusut setelah 2-3 siklus menstrusi.
b. Kista corpus luteum
Terjadi setelah ovulasi dan karena peningkatan sekresi dari progesterone akibat dari
peningkatan cairan di korpus luteum ditandai dengan nyeri, tendenderness pada
ovari, keterlambatan mens dan siklus mens yang tidak teratur atau terlalu panjang.
Rupture dapat mengakibatkan haemoraghe intraperitoneal. Biasanya kista corpus
luteum hilang dengan selama 1-2 siklus menstruasi.
c. Syndroma rolycystik ovarium
Terjadi ketika endocrine tidak seimbang sebagai akibat dari estrogen yang terlalu
tinggi, testosoron dan luteinizing hormone dan penurunan sekresi fsh. Tanda dan
gejala terdiri dari obesitas, hirsurism (kelebihan rambut di badan) mens tidak teratur,
infertelitas.
d. Kista Theca- lutein
Biasanya bersama dangan mola hydatidosa. Kista ini berkembang akibat lamanya
stimulasi ovarium dari human chorionik gonadotropine( HCG ). (
Lowdermik,dkk. 2005:273 ).
5. PATOFISIOLOGI
Setiap hari, ovarium normal akan membentuk beberapa kista kecil yang
disebut Folikel de Graff. Pada pertengahan siklus, folikel dominan dengan diameter
lebih dari 2.8 cm akan melepaskan oosit mature. Folikel yang rupture akan menjadi
korpus luteum, yang pada saat matang memiliki struktur 1,5 – 2 cm dengan kista
ditengah-tengah. Bila tidak terjadi fertilisasi pada oosit, korpus luteum akan mengalami
fibrosis dan pengerutan secara progresif. Namun bila terjadi fertilisasi, korpus luteum
mula-mula akan membesar kemudian secara gradual akan mengecil selama
kehamilan.
Kista ovari yang berasal dari proses ovulasi normal disebut kista fungsional
dan selalu jinak. Kista dapat berupa folikular dan luteal yang kadang-kadang disebut
kista theca-lutein. Kista tersebut dapat distimulasi oleh gonadotropin, termasuk FSH
dan HCG. Kista fungsional multiple dapat terbentuk karena stimulasi gonadotropin
atau sensitivitas terhadap gonadotropin yang berlebih. Pada neoplasia tropoblastik
gestasional (hydatidiform mole dan choriocarcinoma) dan kadang-kadang pada
kehamilan multiple dengan diabetes, HCg menyebabkan kondisi yang disebut
hiperreaktif lutein. Pasien dalam terapi infertilitas, induksi ovulasi dengan
menggunakan gonadotropin (FSH dan LH) atau terkadang clomiphene citrate, dapat
8

menyebabkan sindrom hiperstimulasi ovari, terutama bila disertai dengan pemberian


HCG.
Kista neoplasia dapat tumbuh dari proliferasi sel yang berlebih dan tidak
terkontrol dalam ovarium serta dapat bersifat ganas atau jinak. Neoplasia yang ganas
dapat berasal dari semua jenis sel dan jaringan ovarium. Sejauh ini, keganasan paling
sering berasal dari epitel permukaan (mesotelium) dan sebagian besar lesi kistik
parsial. Jenis kista jinak yang serupa dengan keganasan ini adalah kistadenoma
serosa dan mucinous. Tumor ovari ganas yang lain dapat terdiri dari area kistik,
termasuk jenis ini adalah tumor sel granulosa dari sex cord
sel dan germ cel tumor dari germ sel
primordial. Endometrioma adalah kista berisi darah dari endometrium ektopik. Pada
sindroma ovari pilokistik, ovarium biasanya terdiri folikel-folikel dengan multipel kistik
berdiameter 2-5 mm, seperti terlihat dalam sonogram. Kista-kista itu sendiri bukan
menjadi problem utama dan diskusi tentang penyakit tersebut diluar cakupan artikel
ini.

6. MANIFESTASI KLINIS
Seperti pada penyakit ganas, tumor ovarium dapat tumbuh dengan tenang dan jarang
penyebab gejala sampai setelah mencapai ukuran besar. Ketika tumor berkembang akan
terjadi distensi abdominal. Pengaruh berat tekanan terhadap usus dan kandung kemih.
Pertumbuhan tumor ovarium dapat memberikan gejala karena besarnya, terdapat
perubahan hormonal atau penyulit yang terjadi. Tumor jinak ovarium diameternya kecil
sering ditemukan secara kebetulan dan tidak memberikan gejala klinik yang berarti.
Sebagian besar tanda dan gejala adalah akibat dari :
a. Gejala akibat pertumbuhan
1) Menimbulkan rasa berat di abdomen bagian bawah
2) Mengganggu miksi atau defekasi
3) Tekanan tumor dapat menimbulkan konstipasi atau edema pada tungkai bawah
b. Gejala akibat perubahan hormonal
Ovarium merupakan sumber hormon utama wanita, sehingga bila berhubungan
dengan tumor menimbulkan gangguan menstruasi, tumor sel granulase
c. Gejala klinik akibat komplikasi yang terjadi pada tumor
1) Perdarahan ke dalam kista (intra tumor)
Bila terjadi perdarahan dalam jumlah yang banyak dapat menimbulkan nyeri
abdomen mendadak dan memerlukan tindakan cepat.
2) Robek dinding kista
9

Pada torsi tangkai kista ada kemungkinan terjadi robekan sehingga isi kista tumpah
ke dalam ruang abdomen.
3) Degenerasi ganas kista ovarium
Keganasan kista ovarium sering dijumpai :
a) Kista pada usia sebelum menarche
b) Kista pada usia diatas 48 tahun
c) Sindrome Meigs
Sindrom yang ditemukan oleh meigs menyebutkan terdapat fibroma ovari,
acites dan hidrothorak dengan tindakan operasi fibroma ovari maka sindroma
akan menghilang dengan sendirinya.

Sebagian besar kista ovarium tidak menimbulkan gejala, atau hanya sedikit nyeri yang
tidak berbahaya. Tetapi ada pula kista yang berkembang menjadi besar dan menimpulkan
nyeri yang tajam. Pemastian penyakit tidak bisa dilihat dari gejala-gejala saja karena
mungkin gejalanya mirip dengan keadaan lain seperti endometriosis, radang panggul,
kehamilan ektopik (di luar rahim) atau kanker ovarium.
Meski demikian, penting untuk memperhatikan setiap gejala atau perubahan ditubuh
Anda untuk mengetahui gejala mana yang serius. Gejala-gejala berikut mungkin muncul bila
anda mempunyai kista ovarium :
a. Perut terasa penuh, berat, kembung
b. Tekanan pada dubur dan kandung kemih (sulit buang air kecil)
c. Haid tidak teratur
d. Nyeri panggul yang menetap atau kambuhan yang dapat menyebar ke punggung
bawah dan paha.
e. Nyeri sanggama
f. Mual, ingin muntah, atau pengerasan payudara mirip seperti pada saat hamil.
Gejala-gejala berikut memberikan petunjuk diperlukan penanganan kesehatan segera:
1) Nyeri perut yang tajam dan tiba-tiba
2) Nyeri bersamaan dengan demam
3) Rasa ingin muntah

7. KOMPLIKASI
Menurut manuaba ( 1998:417 ) komplikasi dari kista ovarium yaitu :
a. Perdarahan intra tumor
10

b. Perdarahan menimbulkan gejala klinik nyeri abdomen mendadak dan


memerlukan tindakan yang cepat.
a. Perputaran tangkai
c. Tumor bertangkai mendadak menimbulkan nyeri abdomen.
a. Infeksi pada tumor
d. Menimbulkan gejala: badan panas, nyeri pada abdomen, mengganggu aktifitas
sehari-hari.
e. Robekan dinding kista
f. Pada torsi tangkai ada kemungkinan terjadi robekan sehingga isi kista tumpah
kedalam rungan abdomen.
g. Keganasan kista ovarium
h. Terjadi pada kista pada usia sebelum menarche dan pada usia diatas 45 tahun.

9. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemastian diagnosis untuk kista ovarium dapat dilakukan dengan pemeriksaan:
a. Ultrasonografi (USG)
Tindakan ini tidak menyakitkan, alat peraba (transducer) digunakan untuk mengirim
dan menerima gelombang suara frekuensi tinggi (ultrasound) yang menembus
bagian panggul, dan menampilkan gambaran rahim dan ovarium di layar monitor.
Gambaran ini dapat dicetak dan dianalisis oleh dokter untuk memastikan keberadaan
kista, membantu mengenali lokasinya dan menentukan apakah isi kista cairan atau
padat. Kista berisi cairan cenderung lebih jinak, kista berisi material padat
memerlukan pemeriksaan lebih lanjut.
b. Laparoskopi
Dengan laparoskopi (alat teropong ringan dan tipis dimasukkan melalui
pembedahan kecil di bawah pusar) dokter dapat melihat ovarium, menghisap cairan
dari kista atau mengambil bahan percontoh untuk biopsi.
c. Hitung darah lengkap
Penurunan Hb dapat menunjukkan anemia kronis.
d. Foto Rongent
Berguna untuk menentukan adanya hidrothoraks, selanjutnya pada kista dermoid
kadang-kadang dapat dilihat adanya gigi pada kista.

10. PENATALAKSANAAN MEDIS


a. Pengangkatan kista ovarium yang besar biasanya adalah melalui tindakan
bedah, misal laparatomi, kistektomi atau laparatomi salpingooforektomi.
11

b. Kontrasepsi oral dapat digunakan untuk menekan aktivitas ovarium dan


menghilangkan kista.
c. Perawatan pasca operasi setelah pembedahan untuk mengangkat kista
ovarium adalah serupa dengan perawatan setelah pembedahan abdomen
dengan satu pengecualian penurunan tekanan intra abdomen yang
diakibatkan oleh pengangkatan kista yang besar biasanya mengarah pada
distensi abdomen yang berat. Hal ini dapat dicegah dengan memberikan
gurita abdomen sebagai penyangga.
d. Tindakan keperawatan berikut pada pendidikan kepada klien tentang pilihan
pengobatan dan manajemen nyeri dengan analgetik / tindakan kenyamanan seperti
kompres hangat pada abdomen atau teknik relaksasi napas dalam, informasikan
tentang perubahan yang akan terjadi seperti tanda – tanda infeksi, perawatan insisi
luka operasi. ( Lowdermilk.dkk. 2005:273 ).
12

BAB III
KONSEP KEPERAWATAN

A. PENGAKAJIAN
Menurut doenges ( 2000.997 ) hal - hal yang terus terkaji pada klien dengan post
operasi laparatomi adalah :
1. Data biografi klien
2. Aktivitas/Istirahat
Kelemahan atau keletihan. perubahan pola istirahat dan jam kebisaan tidur, adanya
faktor-faktor yang mempengaruhi tidur misal : nyeri, ansietas, keterbatasan, partisipasi
dalam hobi dan latihan.
3. Sirkulasi
Palpitasi, nyeri dada, perubahan pada TD
4. Integritas ego
Faktor stress dan cara mengatasi stress, masalah tentang perubahan dalam penampilan
insisi pembedahan, perasaan tidak berdaya, putus asa,depresi,menarik diri.
5. Eliminasi
Perubahan pada pola defekasi misal:darah pada feces,nyeri pada defekasi, perubahan
eliminasi urinarius misalnya: nyeri, perubahan pada bising usus.
6. Makanan/cairan
Anoreksia, mual / muntah.intoleransi makanan, perubahan pada berat badan penurunan
BB, perubahan pada kelembaban / turgor kulit, edema.
7. Neurosensori
Pusing, sinkop
8. Nyeri / kenyamanan
Tidak ada nyeri / derajat bervariasi misalnya : ketidaknyamanan ringan sampai nyeri
berat ( dihubungkan dengan proses penyakit ).
9. Pernapasan
Merokok, pemajanan abses
10. Keamanan
Pemajanan pada kimia toksik, karsinogen, pemajanan matahari lama, berlebihan,
demam, ruam kulit / ulserasi.
11. Seksualitas
Perubahan pada tingkat kepuasan
12. Interaksi social
13

Ketidak adekuatan / kelemahan system pendukung, riwayat perkawinan, masalah


tentang fungsi / tanggung jawab peran.
13. Penyuluhan / pembelajaran
Riwayat penyakit pada kelurga, riwayat pengobatan, pengobatan sebelumnya atau
operasi.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan gejala penyakit
2. Resiko infeksi berhubungan dengan penyakit kronis
3. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologi

C. INTERVENSI

NO DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN DAN KRITERIA HASIL INTERVENSI


1 Gangguan rasa nyaman Setelah dilakukan tindakan Manajemen nyeri
berhubungan dengan gejala keperawatan selama 1x24 jam 1. kolaborasi dengan pasien,
penyakit ditandai dengan : diharapkan hipertermia dapat orang terdekat dan tim
DS: Mengeluh tidak nyaman teratasi dengan KH : kesehatan lainnya untuk
DO: Gelisa (NOC) memilh dan
Gangguan rasa nyaman adalah Status Kenyamanan mengimplementasikan
perasaan kurang senang, lega 1. Kesejahteraan fisik tindakan penurunan nyeri
dan sempurna dalam dimensi (tidak terganggu) nonfarmakologi, sesuai
fisik, psikospritual, lingkungan 2. Kontrol terhadap gejala kebutuhan
dan sosial. (tidak terganggu) 2. ajarkan teknik nonfarmakologi
3. Kesejahteraan untuk menurunkan nyeri
psikologis 3. berikan individu penurunan
4. (tidak terganggu) nyeri yang optimal dengan
5. 4.) lingkungan fisik peresepan analgesik
(tidak terganggu) 4. informasikan tim kesehatan
lain/ anggota mengenai strategi
non farmakologi yang sedang
digunakan untuk mendorong
pendekatan preventif terkait
dengan manajemen nyeri
14

2 Nyeri akut berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan INTERVESI


fisiologi ditandai dengan : keperawatan selama 1x24 jam (NIC)
DS: Mengeluh nyeri diharapkan hipertermia dapat Manajemen nyeri
DO: teratasi dengan KH : 1. anjarkan prinsip-prinsip
 Wajah tampak meringis (NOC) manajemen nyeri
 Bersikap protektif( mis, Kontrol nyeri 2. observasi adanya petunjuk
waspada, posisi 1. secara konsisten nonverbal mengenai
menghindari nyeri) menujukan mengenali ketidaknyamanan terutama
 Gelisa kapan nyeri terjadi pada mereka yang tidak
 Frekuensi nadi meningkat 2. secara konsisten dapat berkomunikasi secara

 Sulit tidur menunjukan efektif


menggambarkan faktor 3. berikan informasi mengenai
penyebab nyeri, seperti penyebab nyeri
3. secara konsisten berapa lama nyeri akan
menunjukan menggunakan dirasakan, dan antisipasi dari
tndakan pengurangan ketidak nyamanan akibat
(nyeri) tanpa analgesik prosedur
4. kolaborasi dengan pasien,
orang terdekat dan tim
kesehatan lainnya untuk
memilih dan
mengimplementasikan
tindakan penurunan nyeri
nonfarmakologi, sesuai
kebutuhan
3 Resiko infeksi berhubungan Setelah dilakukan tindakan INTERVENSI
dengan penyakit kronis ditandai keperawatan selama 1x24 jam (NIC)
dengan : diharapkan hipertermia dapat Kontrol infeksi
DS: - teratasi dengan KH : 1. Batasi jumlah pengunjung
DO: - (NOC) 2. Pertahankan teknik isolasi
Resiko infeksi adala beresiko Kontrol resiko proses yang sesuai
mengalami peningkatan terserang infeksi 3. Anjurkan pasien mengenai
organisme patogenik. 1. Mencari informasi teknik mencuci tangan
terkait kontrol infeksi dengan tepat
(secara konsisten 4. Isolasi orang yang terkena
menunjukan) penyakit menular
15

2. Mengidentifikasi faktor
resiko infeksi (secara
konsisten menunjukan)
3. Mengenali faktor resiko
individu terkait infeksi
(secara konsisten
menunjukan)
4. Mengetahui
konsekuensi terkait
infeksi (secara
konsisten meunjukan)

D. Implementasi
Implementasi merupakan tindakan yang sudah direncanakan dalam
rencana keperawatan. Tindakan keperawatan mencakup tindakan mandiri
(indenpenden) dan tindakan kolaborasi (tarwoto dan wartona 2010)
Fase implementasi dari proses keperawatan mengikuti rumusan
rencana keperawatan.implementasi mencakup pelaksanaan intervensi yang
sudah ditujukan untuk mengatasi diagnosa keperawatan.(smeltzher dan bare
2001)implementasi dilakukan berdasarkan rencana keperawatan yang telah
dibuat dan disesuaikan dengan kondisi klien

E. Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap akhir yang bertujuan untuk menilai apakah
tindakan keperawatan yang telah dilakukan tercapai atau tidak untuk
mengatasi suatu masalah.(meirisa 2013) pada tahap evaluasi,perawat dapat
mengetahui seberapa jauh diagnosa keperawatan,rencana tindakan,dan
pelaksanaan telah tercapai.
Evaluasi perkembangan kesehatan pasien dapat dilihat dari hasilnya
tujuannya,untuk mengetahui sejauh mana tujuan perawatan dapat dicapai
dan memberikan umpan balik terhadap asuhan keperawatan yang
diberikan(tarwoto dan wartona 2010).
16

BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa: Kista ovarium adalah pertumbuhan sel yang
berlebihan/abnormal pada ovarium yang membentuk seperti kantong. Kista ovarium secara
fungsional adalah kista yang dapat bertahan dari pengaruh hormonal dengan siklus
mentsruasi. Kista ovarium terbentuk oleh bermacam sebab. Penyebab inilah yang
nantinya akan menentukan tipe dari kista. Diantara beberapa tipe kista ovarium, tipe folikuler
merupakan tipe kista yang paling banyak ditemukan. Kista jenis ini terbentuk oleh karena
pertumbuhan folikel ovarium yang tidak terkontrol. Folikel adalah suatu rongga cairan yang
normal terdapat dalam ovarium. Pada keadaan normal, folikel yang berisi sel telur ini
akan terbuka saat siklus menstruasi untuk melepaskan sel telur. Namun pada beberapa
kasus, folikel ini tidak terbuka sehingga menimbulkan bendungan carian yang nantinya akan menjadi
kista.
Beberapa ahli mencurigai kista ovarium bertanggung jawab atas terjadinya kanker
ovarium pada wanita diatas 40 tahun. Mekanisme terjadinya kanker masih belum jelas
namun dianjurkan pada wanita yang berusia diatas 40 tahun untuk melakukan skrining atau
deteksi dini terhadap kemungkinan terjadinya kanker ovarium.

B. SARAN
1. Perawat
Diharapkan perawat mampu lebih aktif dalam memberikan penyuluhan kesehatan
tentang kista ovarium.
2. Mahasiswa
Diharapkan mahasiswa/i dapat lebih memahami dan mengerti dalam memberikan
asuhan keperawatan pada klien dengan kista ovarium.
17

DAFTAR PUSTAKA

A.Price, Sylvia. (2006). Patofisiologi, kosep klinis proses-proses penyakit. Jakarta : EGC.
Doengoes, Marylinn. E (2000). Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. Jakarta:EGC
Lowdermilk, Perta. (2005). Maternity Women’s Health Care. Seventh edit.
Mansjoer, Arief dkk. (2001). Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapus.
Manuaba. (2008). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana.
Jakarta:EGC.
Mc Closky & Bulechek. (2000). Nursing Intervention Classification (NIC). United States of
America:Mosby.
Meidian, JM. (2000). Nursing Outcomes Classification (NOC). United States of
America:Mosby.
William Helm, C. Ovarian Cysts. (2005). American College of Obstetricians and
Gynecologists ( cited 2005 September 16 ). Available at http://emedicine.com
Winknjosastro, Hanifa. (2005). Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.
PPNI. T.P. (2016-2017) Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia Jakarta

Selatan. Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia

Bulchek. G.M.& dkk (2013) Nursing Intervention Elasification (NIC) (6

ed). Singapore : Elsevier

Moorhead. S.& dkk (2013) Nursing Out Comes Elasification (Noc) (5

ed). Singapore : Elsevier

S-ar putea să vă placă și