Sunteți pe pagina 1din 7

IDENTIFIKASI AGEN PENYEBAB INFEKSI MENULAR SEKSUAL

Ida Ayu Made Sri Arjani1


1
Dosen Jurusan Analis Kesehatan Politeknik Kesehatan Denpasar
sri_arjani62@yahoo.com
Abstract. Sexually transmitted infection is a group of a disease affecting humans through
sexual intercourse. This relationship including sex through the coitus , the mouth (oral) , or
rectal (anal). During the last decade, the insidens of sexually transmitted infections is
increasing rapidly in various countries around the world. The risk factors for sexually
transmitted infection are multipartner sexual intercourse, blood transfusion and the use of
needles not according medical indications , and a lack of knowledge reproductive health.
The causes of sexually transmitted infection is very diverse and will create the different
specific clinical symptoms. The classifications of sexually transmitted infection based on
causative agent are Bacteria (Neisseria gonorrhoeae, Treponema pallidum, Chlamydia
trachomatis, Haemophilus ducreyi, Calymmatobacterium granulomatis, Ureaplasma
urealyticum, Mycoplasma hominis, Gardnerella vaginalis, Salmonella sp, Shigella sp,
Campylobacter sp, Streptococcus grup B, Mobiluncus sp), Protozoa (Trichomonas vaginalis,
Entamoeba histolytica, Giardia lamblia), Viral (Type 1 and 2 of Human Immunodeficiency
Virus , Type 1 and 2 of Herpes Simplex Virus, Human Papiloma Virus, Cytomegalovirus,
Epstein-Barr Virus, Molluscum contagiosum virus), Echoparasit (Pthirus pubis, Sarcoptes
scabei) and Fungi (Candida albicans). Considering the high incidence of the sexually
transmitted infection, prevention and comprehensive treatment must be done. The health
public provider must be improve the information by doing counseling, spreading some
leaflet about prevention and comprehensive treatment of sexually transmitted infections.
Keywords: Agent, Sexually Transmitted Infection
Abstrak. Infeksi Menular Seksual (IMS) adalah suatu kelompok penyakit yang menyerang
manusia melalui hubungan seksual. Hubungan ini termasuk hubungan seks melalui liang
senggama, mulut (oral), atau dubur (anal). IMS selama dekade terakhir ini mengalami
peningkatan insiden yang cukup pesat di berbagai negara di seluruh dunia. Faktor resiko
terjadinya IMS karena hubungan seksual dengan multipartner, transfusi darah dan
penggunaan jarum tidak sesuai indikasi medis, dan kurangnya pengetahuan kesehatan
reproduksi. Tujuan penulisan ini adalah untuk mengidentifikasi penyebab dari pada IMS.
Penyebab IMS ini sangat beragam dan setiap penyebab tersebut akan menimbulkan gejala
klinis atau penyakit spesifik yang beragam pula. IMS dapat diklasifikasikan menurut agen
penyebabnya, yaitu dari golongan bakteri: Neisseria gonorrhoeae, Treponema pallidum,
Chlamydia trachomatis, Haemophilus ducreyi, Calymmatobacterium granulomatis,
Ureaplasma urealyticum, Mycoplasma hominis, Gardnerella vaginalis, Salmonella sp, Shig-
ella sp, Campylobacter sp, Streptococcus grup B, Mobiluncus sp. Dari golongan protozoa:
Trichomonas vaginalis, Entamoeba histolytica, Giardia lamblia, dan protozoa enterik
lainnya. Dari golongan virus : Human Immunodeficiency Virus (tipe 1 dan 2), Herpes Sim-
plex Virus (tipe 1 dan 2), Human Papiloma Virus (banyak tipe), Cytomegalovirus, Epstein-
Barr Virus, Molluscum contagiosum virus, dan virus-virus enterik lainnya. Dari golongan
ekoparasit: Pthirus pubis, Sarcoptes scabei. Dari golongan jamur : Candida albicans.
Mengingat tingginya kejadian IMS tersebut maka perlu dilakukan upaya perlindungan,
pencegahan dan penanggulangan IMS secara intensif dan komprehensif. Kepada pihak
penyelenggara dan pelaksana pelayanan kesehatan agar lebih meningkatkan memberi
informasi dengan memberikan penyuluhan dan penyebaran leflet tentang pentingnya dan
cara pencegahan serta pengobatan IMS secara berkelanjutan.
Kata Kunci : Agen, Infeksi Menular Seksual
Penyakit kelamin merupakan suatu Di kalangan remaja penyakit ini sudah
fenomena yang telah lama kita kenal dan banyak ditemukan. Bukan hal yang ajaib
beberapa diantaranya sangat populer seperti melihat fenomena tersebut, kerasnya arus
sifilis, gonore maupun herpes. media massa ditambah dengan kurangnya

15
Jurnal Skala Husada Volume 12 Nomor 1 April 2015 : 15 - 21

informasi mengenai seksologi membuat menunjukkan prevalensi infeksi gonore dan


fenomena ini bagaikan bom waktu1. klamidia yang tinggi antara 20%-35%.
Semakin berkembangnya ilmu pengetahuan Prevalensi IMS tertinggi terdapat di daerah
dan seiring banyaknya penelitian tentang DKI Jakarta yakni klamidia 6,0 persen;
penyakit kelamin maka ditemukan bahwa gonore 1,3 persen dan sifilis 0,8 persen.
penyakit ini tidak hanya menimbulkan gejala Kemudian, Surabaya 5,7 persen klamidia;
klinis pada alat kelamin saja, tetapi juga 1,2 persen gonore, 1,6 persen sifilis.
dapat menimbulkan gangguan pada organ- Sedangkan Medan memiliki prevalensi
organ tubuh lainnya. Oleh karena itu, klamidia 5,3 persen dan sifilis 2,4 persen5.
penggunaan istilah penyakit kelamin menjadi IMS adalah infeksi yang penularannya
tidak sesuai lagi dan diubah menjadi terutama melalui hubungan seksual yang
Penyakit Menular Seksual (PMS). Namun mencakup infeksi yang disertai gejala-gejala
sejak tahun 1998, istilah PMS ini kembali klinis maupun asimptomatis. Penyebab
diganti menjadi Infeksi Menular Seksual infeksi menular seksual ini sangat beragam
(IMS) untuk menjangkau penderita dan setiap penyebab tersebut akan
asimptomatik yang ternyata banyak terjadi, menimbulkan gejala klinis atau penyakit
terutama pada wanita2. spesifik yang beragam pula1. Infeksi menular
Dewasa ini tidak dipungkiri bahwa cendrung seksual dapat diklasifikasikan menurut agen
terjadi tren pergaulan remaja yang mengarah penyebabnya, yaitu dari golongan bakteri,
ke pergaulan bebas yang ditandai perilaku yakni Neisseria gonorrhoeae, Treponema
seks pranikah yang kadang-kadang dengan pallidum, Chlamydia trachomatis,
pasangan yang berganti-ganti. Gaya hidup Haemophilus ducreyi, Calymmatobacte-
yang demikian sangat berisiko terjadinya rium granulomatis, Ureaplasma
penularan penyakit. Apalagi perilaku seks urealyticum, Mycoplasma hominis,
bebas yang dilakukan tanpa menggunakan Gardnerella vaginalis, Salmonella sp,
pengaman seperti alat kontrasepsi3. IMS Shigella sp, Campylobacter sp, Strepto-
merupakan salah satu dari sepuluh penyebab coccus grup B, Mobiluncus sp. Dari
pertama penyakit dewasa muda laki-laki dan golongan protozoa, yakni Trichomonas
penyebab kedua terbesar pada dewasa vaginalis, Entamoeba histolytica, Giardia
muda perempuan di negara berkembang. lamblia, dan protozoa enterik lainnya. Dari
Dewasa dan remaja (15-24 tahun) golongan virus, yakni Human Immunode-
merupakan 25% dari semua populasi yang ficiency Virus (tipe 1 dan 2), Herpes Sim-
aktif secara seksual, tetapi memberikan plex Virus (tipe 1 dan 2), Human
kontribusi hampir 50% dari semua kasus Papiloma Virus (banyak tipe), Cytomega-
IMS baru yang didapat. Kasus-kasus IMS lovirus, Epstein-Barr Virus, Molluscum
yang terdeteksi hanya menggambarkan contagiosum virus, dan virus-virus enterik
50%-80% dari semua kasus IMS yang lainnya. Dari golongan ekoparasit, yakni
muncul mencerminkan keterbatasan Pthirus pubis, Sarcoptes scabei. Dari
“screening” dan rendahnya pemberitaan golongan jamur Candida albican6.
akan IMS4.
IMS selama dekade terakhir ini mengalami Pembahasan
peningkatan insidensi yang cukup pesat di Bakteri Penyebab IMS
berbagai negara di seluruh dunia. Di Indo- Neisseria gonorrhoeae adalah salah satu
nesia sendiri, telah banyak laporan mengenai jenis bakteri penyebab IMS merupakan
prevalensi infeksi menular seksual ini. kuman gram negatif berbentuk diplokokus
Beberapa laporan yang ada dari beberapa yang merupakan penyebab infeksi saluran
lokasi antara tahun 1999 sampai 2001 urogenitalis. Kuman ini bersifat fastidious dan
16
Sri Arjani, IAM (Identifikasi Agen Penyebab...)

untuk tumbuhnya perlu media yang lengkap dapat menyerupai banyak penyakit. Masa
serta baik. Akan tetapi, ia juga rentan tunas berkisar antara 10-90 hari. Stadium I
terhadap kepanasan dan kekeringan (sifilis primer) timbul antara 2-4 minggu
sehingga tidak dapat bertahan hidup lama setelah kuman masuk. Ditandai dengan
di luar host-nya. Penularan umumnya terjadi adanya benjolan kecil merah, kemudian
secara kontak seksual dan masa inkubasi menjadi luka atau koreng yang tidak disertai
terjadi sekitar 2–5 hari, dengan gejala dan rasa nyeri. Pada stadium ini biasanya disertai
tanda pada laki-laki dapat muncul 2 hari pembengkakan kelenjar getah bening re-
setelah pajanan dan mulai dengan uretritis, gional. Luka atau koreng tersebut akan
diikuti oleh secret purulen, disuria dan sering hilang secara spontan meski tanpa
berkemih serta melese. pengobatan dalam waktu 3-10 minggu,
Pada perempuan gejala dan tanda timbul tetapi penyakitnya akan berlanjut ke stadium
dalam 7-21 hari, dimulai dengan secret va- II (sifilis sekunder). Stadium ini terjadi
gina. Pada pemeriksaan, serviks yang setelah 6-8 minggu dan bisa berlangsung
terinfeksi tampak edematosa dan rapuh sampai 9 bulan. Kelainan dimulai dengan
dengan drainase mukopurulen dari ostium2. adanya gejala nafsu makan yang menurun,
Infeksi genital nonspesifik (IGNS) demam, sakit kepala, nyeri sendi. Pada sta-
merupakan infeksi traktus genital yang dium ini juga muncul gejala menyerupai
disebabkan oleh penyebab yang tidak penyakit kulit lain berupa bercak merah,
spesifik. Paling banyak disebabkan oleh benjolan kecil-kecil seluruh tubuh, tidak
Chlamydia trachomatis dan ureaplasma gatal, kebotakan rambut dan juga dapat
ureallyticum. Istilah ini lebih sering dipakai disertai pembesaran kelenjar getah bening
untuk wanita, sedangkan untuk pria dipakai yang bersifat menyeluruh. Stadium laten dini
istilah uretritis nonspesifik (UNS). Masa tu- terjadi apabila sifilis sekunder tidak diobati,
nas biasanya lebih lama dibandingkan dengan setelah beberapa minggu atau bulan gejala-
gonore, yakni 1-3 minggu atau lebih. gejala akan hilang seakan-akan sembuh
Keluhan pada laki-laki, adalah duh tubuh spontan. Namun infeksi masih berlangsung
tidak begitu banyak dan lebih encer, terus dan masuk ke stadium laten lanjut.
keluarnya cairan dari saluran kencing yang Stadium laten lanjut. Setelah 1 tahun, sifilis
bersifat encer terutama pada pagi hari, masuk ke stadium laten lanjut yang dapat
kadang disertai rasa sakit saat kencing dan berlangsung bertahun-tahun. Stadium III
bila infeksi berlanjut akan keluar cairan (sifilis tersier) umumnya timbul antara 3-10
bercampur darah. Keluhan pada perempuan tahun setelah infeksi. Ditandai dengan
sebagian besar tidak menimbulkan keluhan, kelainan yang bersifat destruktif pada kulit,
kadang-kadang ada keluhan keputihan, selaput lendir, tulang sendi serta adanya
nyeri pada daerah rongga panggul, radang yang terjadi secara perlahan-lahan
perdarahan setelah berhubungan seksual. pada jantung, sistim pembuluh darah dan
Komplikasi pada laki-laki adalah adanya syaraf. Pada kehamilan terjadi sifilis
interaksi saluran air mani/kemandulan, sakit kongenital7.
buang air kecil. Sedangkan komplikasi pada Ulkus mole/chanroid adalah ulkus mole ialah
perempuan adalah infeksi saluran telur/ infeksi genital akut, setempat, yang
kemandulan, radang saluran kencing, disebabkan ioleh haemophylus ducreyi.
ketuban pecah dini/bayi premature Masa tunas berkisar antara 2-35 hari,
(kehamilan)3. dengan waktu rata-rata 7 hari. Tidak
Sifilis adalah infeksi yang disebabkan oleh didahului dengan gejala prodromal sebelum
treponema pallidum dan bersifat kronis, timbulnya luka atau ulkus. Luka biasanya
dapat menyerang semua organ tubuh dan lebih nyeri , dengan tanda radang yang jelas,

17
Jurnal Skala Husada Volume 12 Nomor 1 April 2015 : 15 - 21

benjolan di lipatan paha, meninggalkan ulkus menular seksual yang disebabkan oleh Hu-
dan terjadi kematian jaringan disekitarnya. man Papilloma Virus (HPV). Masa tunas
Komplikasi ulkus mole adalah abses kelenjar berkisar antara 1-8 bulan (rata-rata 2-3
lipat paha, fistula uretra8. bulan). Keluhan dirasakan pada daerah
Vaginalis bakterial adalah gejala klinis akibat yang sering terkena t rauma saat
pergantian lactobacillus spp yang merupakan berhubungan seksual tumbuh bintil bintil yang
flora normal vagina, dengan bakteri anaerob runcing seperti kutil, dapat membesar
dalam konsentrasi tinggi. Masa tunas sulit sehingga menyerupai jengger ayam. Pada
ditentukan, karena penyebabnya bukan or- wanita, sering bersamaan dengan gejala
ganism tunggal. Keluhan vaginosis bacterial keputihan sedangkan pada pria terutama
adalah gejala klinis akibat pergantian lacto- dijumpai pada yang tidak disirkulasi atau
bacillus spp yang merupakan flora normal dengan imunitas terganggu. Komplikasi
vagina, dengan bakteri anaerob dalam kondiloma akuminata adalah kanker leher
konsentrasi tinggi. Gejala dapat tanpa gejala rahim atau kanker kulit disekitar kulit
keputihan atau dengan sedikit keputihan kelamin10.
yang mempunyai bau amis seperti ikan, Protozoa Penyebab IMS
terutama setelah berhubungan seksual8.
Trichomonas vaginalis adalah anaerobik,
Virus Penyebab IMS protozoa flagellated, bentuk mikro
Salah satu golongan virus penyebab IMS organisme. Parasit mikroorganisme adalah
adalah herpes. Saat ini dikenal dua macam agen penyebab trikomoniasis dan yang
herpes yaitu herpes zoster dan herpes paling umum infeksi protozoa patogen
simplek. Kedua herpes ini berasal dari vi- manusia di negara-negara industri. Tingkat
rus berbeda. Herpes zoster disebabkan oleh infeksi antara pria dan wanita adalah sama
virus varicella, sedangkan herpes simpleks dengan perempuan menunjukkan gejala
disebabkan oleh herper simplex virus sementara infeksi pada pria biasanya
(HSV). Herpes genitalis ialah infeksi pada asimptomatik. Transmisi terjadi secara
genital yang disebabkan oleh herpes sim- langsung karena trofozoit tidak memiliki
plex virus (HSV), terutama HSV tipe 2, yang kista. WHO memperkirakan bahwa 160
sering bersifat berulang. Masa tunas berkisar juta kasus infeksi diperoleh setiap tahunnya
antara 3-7 hari, tetapi dapat lebih lama. di seluruh dunia. Perkiraan kasus
Keluhan seperti sensasi terbakar dan gatal, Trikomonaiasis adalah antara 5 dan 8 juta
beberapa jam sebelum timbul lesi, terkadang infeksi baru setiap tahun, dengan tingkat
disertai gejala umum, misalnya lemas, estimasi kasus asimtomatik setinggi 50%.
demam dan nyeri otot. Timbul gelembung- Biasanya pengo batan terdiri dari
gelembung yang berkelompok dengan metronidazol dan tinidazol8.
mudah pecah. Gejala lesi awal dapat lebih Trichomonas vaginalis adalah infeksi
berat dan lama. Pada bentuk ulang menular seksual (IMS). Hal ini kadang-
(rekurens), biasanya didahului oleh faktor kadang disebut sebagai trichomonas atau
pencetus seperti stress psikis, trauma, koitus trichomoniasis, atau disingkat menjadi TV.
yang berlebihan, makanan yang sulit Trikomoniasis adalah penyakit yang sangat
merangsang, alcohol, obat-obatan dan umum menular seksual (PMS) yang
beberapa hal yang sulit diketahui. disebabkan oleh Trichomonas vaginalis,
Komplikasi herpes genitalis adalah kanker motil sebuah, golongan protozoa10. Gejala
leher rahim, kehamilan lahir muda, kelainan lebih sering t erjadi pada wanita
congenital dan kematian9. dibandingkan pada pria, meskipun
Kondiloma akuminata adalah infeksi perempuan dan laki-laki mungkin

18
Sri Arjani, IAM (Identifikasi Agen Penyebab...)

asimtomatik. Peradangan kelamin yang kulosida yang efektif membunuh baik kutu
berhubungan dengan infeksi Trichomonas dewasa maupun telurnya, untuk itu biasanya
vaginalis memfasilitasi human immunode- dibutuhkan waktu kontak minimal 1 jam.
ficiency virus (HIV) transmisi, dan penyakit Juga kontak di rumah yang lain harus diamati
ini juga diakui sebagai penyebab potensial sehingga baik sumber maupun penye-
dari hasil kehamilan, infertilitas pria dan barannya dapat diobati. Obat bebas yang
wanita, dan atipikal radang panggul7. paling efektif mengandung piretrin dan
Ekoparasit Penyebab IMS piperonibutoksida, sedangkan obatetikal
yang banyak digunakan adalah y
Ektoparasit jarang menyebabkan infeksi benzenheksaklorida 1 % di samping sulfur
saluran kelamin, tetapi ditularkan dari orang petrolatum 6%, tiabendazol 5-10%, DDT
ke orang melalui hubungan erat, khususnya dan malathion. Yang paling baru adalah
hubungan seksual. Ordo Anaplura primetrin yang secara kimia mirip piretrin
mencakup lebih dari 400 spesies kutu tetapi bersifat termo dan fotostabil, efek
penghisap yang merupakan ektoparasit toksis rendah serta spektrum aktivitas
mammalia dan dari tiga spesies kutu pada insektisida lebar. Semua pedikulosida
manusia yaitu Phtirius pubis (kutu pubis), mengganggu fungsi ganglion saraf kutu
Pediculus humanis capitis (kutu kepala) dan hingga menyebabkan paralisa pernapasan
P. humanus humanus (kutu badan) spesies dan kematian. Kadang-kadang gatal yang
yang sering ditularkan melalui hubungan merupakan gejala penting semua infestasi
seksual adalah kutu pubis atau crabs. Kutu kutu tidak hilang dengan pedikulosida
memiliki 5 tahap kehidupan yang semuanya karena faktor reaksi alergi dan / atau iritasi
terjadi pada tuan rumah yaitu telur, tiga tahap sehingga dibutuhkan antipruritus /
nymphal dan tahap dewasa. Penularan dari antiinflamasi. Pakaian harus dicuci dengan
orang ke orang terutama melalui hubungan air panas atau dry cleaning dan yang tidak
intim. Kutu pubis tidak menyebar secepat bisa dicuci harus diberi disinfektan8.
kutu manusia lain di luar tuan rumah karena
jangka hidupnya lebih singkat (24 jam Jamur Penyebab IMS
dibandingkan beberapa hari untuk yang Kandidiasis adalah infeksi primer atau
lain), penularan seksual lebih dominan. sekunder dari genus Candida, terutama
Populasi dengan insiden tertinggi kutu pubis Candida albicans (C.albicans).
sama dengan gonore dan sifilis yaitu Manifestasi klinisnya sangat bervariasi dari
bujangan antara 15-25 tahun8. akut, subakut dan kronis ke episodik.
Kepekaan terhadap efek gigitan kutu Kelainan dapat lokal di mulut, tenggorokan,
bervariasi antar individu. Bila baru pertama kulit, kepala, vagina, jari-jari tangan, kuku,
kali mungkin butuh 5 hari sebelum gejala bronkhi, paru, atau saluran pencernaan
sensitisasi alergis terjadi dan gejala yang makanan, atau menjadi sistemik misalnya
utama adalah gatal, luka eritema, iritasi dan septikemia, endokarditis dan meningitis.
inflamasi. Diagnosis infestasi kutu dilakukan Proses patologis yang timbul juga bervariasi
dengan (1) sejarah terinci dari penderita, (2) dari iritasi dan inflamasi sampai supurasi
kemungkinan infestasi kutu dan akut, kronis atau reaksi granulomatosis.
pertimbangan tanda dan gejala penderita Karena Candida albicans merupakan
serta (3) pengamatan teliti penderita. Baik spesies endogen, maka penyakitnya
kutu dewasa maupun telurnya mudah dilihat merupakan infeksi oportunistik
dengan mata telanjang7. (Dwidjoseputro, 2009). Candidiasis juga
Penatalaksanaan dan disinfeksi harus dikenal dengan nama moniliasis, thrush
diindividulisasi. Idealnya digunakan pedi- atau infeksi yeast disebabkan oleh jamur

19
Jurnal Skala Husada Volume 12 Nomor 1 April 2015 : 15 - 21

Candida albicans. Candidiasis biasanya (+) tanpa kultur (32,1%), kondiloma


menimbulkan gejala peradangan, gatal, dan akuminata (15,7%), kandidosis vaginitis
perih didaerah kemaluan. Juga terdapat (14,9%), sifilis (11,7%), gonorrhea dengan
keluarnya cairan vagina yang menyerupai kultur positif (9,6%)12.
bubur. Walaupun fungus selalu terdapat Penyebab terbanyak IMS oleh kuman Neis-
sampai taraf tertentu, biasanya tidak seria gonorrhoea yang dapat ditemukan
menimbulkan gejala selama lingkungan pada segala go longan usia, meski
vagina terjaga normal. Pada wanita kebanyakan kasus dialami golongan dewasa
pengobatan dilakukan melalui pencucian muda. Penyakit ini terjadi di seluruh dunia,
vagina dengan sabun dan air, tidak hanya pada kaum pria, tetapi juga
mengeringkannya dengan handuk dan menyerang wanita. Kebanyakan kasus
kemudian mengoleskan krim anti jamur yang gonore pada wanita muncul akibat penularan
mengandung klotrimazol, mikonazol, oleh pria penderita yang menjadi pasangan
flukonazol atau tiokonazol dan terkonazol. seksualnya. Bayi yang baru lahir pun dapat
Pada pria penis, (dan kulitnya pada laki-laki terinfeksi gonore bawaan dari ibunya13.
yang tidak disunat) harus dicuci dan Beberapa laporan yang ada dari beberapa
dikeringkan sebelum diolesin dengan krim lokasi antara tahun 1999 sampai 2001
anti jamur (misalnya yang mengandung menunjukkan prevalensi infeksi gonore dan
nistatin)10. klamidia yang tinggi antara 20%-35%.
Menurut WHO terdapat lebih kurang 30 Berdasarkan data Direktorat Jenderal P2PL
jenis mikroba (bakteri, virus, dan parasit) Departemen Kesehatan R.I tahun 2009
yang dapat ditularkan melalui hubungan tercatat prevalensi IMS tertinggi terdapat di
seksual. Kondisi yang paling sering daerah DKI Jakarta yakni klamidia 6,0
ditemukan adalah infeksi gonorrhoeae, persen; gonore 1,3 persen dan sifilis 0,8
chlamydia, syphilis, trichomoniasis, persen. Kemudian, Surabaya 5,7 persen
chancroid, herpes genitalis, infeksi hu- klamidia; 1,2 persen gonore, 1,6 persen
man immunodeficiency virus (HIV) dan sifilis, sedangkan Medan memiliki prevalensi
hepatitis B4. Infeksi Menular Seksual (IMS) klamidia 5,3 persen dan sifilis 2,4 persen14.
merupakan penyakit yang paling sering dari Hasil Penelitian tentang gambaran IMS pada
semua infeksi9. Berbagai usaha pencegahan pekerja seks komersil didapatkan dari 54
penularan IMS telah digalakkan baik oleh responden sebanyak 45 orang (83,3%)
pemerintah Indonesia maupun oleh WHO. penyebab IMS adalah Neisseria gonor-
Namun meskipun pemerintah telah rhoea15.
mengupayakan usaha-usaha tersebut,
insidensi IMS tetap meningkat dari tahun ke Kesimpulan
tahun. Seperti yang dikemukakan dalam Faktor risiko terjadinya suatu IMS seperti
hasil sebuah penelitian retrospektif deskriptif hubungan seksual dengan multipartner,
yang berjudul “Pola Penyakit Menular transfusi darah dan penggunaan jarum tidak
Seksual (PMS) di Poliklinik Penyakit Kulit sesuai indikasi medis, dan kurangnya
dan Kelamin RSUP Sanglah Denpasar pengetahuan kesehatan reproduksi.
periode Januari 2006 - Desember 2010” Kurangnya pengetahuan remaja tentang
yang menunjukkan selama rentang waktu reproduksi sehat dan penyakit menular
lima tahun didapatkan 809 kasus baru IMS seksual adalah akibat informasi yang sering
yang memiliki kecenderungan meningkat salah disamping adanya pergeseran nilai dan
setiap tahunnya, 15,3% pada tahun 2006 perilaku seks ke arah seks bebas terutama
dan 27,9 % pada tahun 2010 11. Lima di kalangan generasi muda. Oleh sebab itu
kelompok IMS terbanyak adalah gonorrhea perlu dilakukan upaya perlindungan,

20
Sri Arjani, IAM (Identifikasi Agen Penyebab...)

pencegahan dan penanggulangan IMS 9. Berhman. Pemeriksaan Klinis


secara intensif dan komprehensif. Berbagai pada Infeksi Menular Seksual,
bentuk pendidikan kesehatan telah Jakarta: Balai Penerbitan FKUI.
dilakukan selama ini baik secara langsung 2009.
melalui ceramah, seminar, metode diskusi 10. Holmes, N.O. Sifilis, Jakarta: Balai
ataupun secara tidak langsung melalui me- Penerbitan FKUI. 2005.
dia cetak dan elektronik5. 11. Rosyanti, L.M, 2011, Pola
Penyakit Menular Seksual (PMS)
Daftar Pustaka Wanita di Poliklinik Penyakit
1. Fahmi, L. Epidemiologi dan Kulit dan Kelamin RS Umum
Penyebab Infeksi Menular Pusat Sanglah Denpasar Periode
Seksual, Jakarta: Balai Penerbitan Januari 2010 – Desember 2010,
FKUI. 2008. Fakultas Kedokteran Universitas
2. Daili, S.F. Gonore, Infeksi Udayana. Departemen Kesehatan
Menular Seksual, Edisi 4, Jakarta: Republik Indonesia, Badan Litbang
Balai Penerbitan FKUI. 2009. Kesehatan.
3. Mantra. Ilmu Perkembangan 12. Anonim, 2007, Komulatif Kasus
Remaja, Jakarta: EGC. 2004. Penyakit Menular Seksual,
4. World Health Organization, 2008, Direktorat Jenderal Pengendalian
Sexually Transmitted Infections, Penyakit dan Penyehatan
(Online), Available from: http:// Lingkungan.
www.who.int/mediacentre/ 13. Baktiar, 2009, IMS, Penyebab
factsheets/fs110/en/ [accessed 22 dan Pengobatannya, (Online),
Januari 2015]. Available: http://
5. Ditjen PPM dan PLP. Modul medicine.medscape.ims.penyebab
Penatalaksanaan Infeksi Menular dan pengobatannya.com/article/7
Seksual (untuk Petugas [accessed 28 Januari 2015].
Laboratorium), Jakarta : 14. Departemen Kesehatan Republik
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2006, Manual
Indonesia. 2007. Pemberantasan Penyakit
6. Jazan, S. Prevalensi Infeksi Menular, Direktorat Jenderal
Saluran Reproduksi pada Wanita Pengendalian Penyakit dan
Indonesia. Jakarta: Direktorat Penyehatan Lingkungan.
Jenderal PPM & PPL. 2003. 15. Susyanto, 2012, Infeksi Menular
7. Holmes, N.O. Sifilis, Jakarta: Balai Seksual, (Online), Available: Http://
Penerbitan FKUI. 2005, www.juraganmedis/gejala-fisik-
8. Notoatmodjo, S. Infeksi menular ims.com [accessed 2 Februari
seksual. Jakarta: PT Rineka Cipta. 2015].
2005.

21

S-ar putea să vă placă și