Sunteți pe pagina 1din 8

Pengaruh latihan core-strengthening terhadap stabilitas trunkus dan

keseimbangan pasien pasca stroke

Paulina E. Wowiling
Lidwina S. Sengkey
Julius H. Lolombulan

Program Studi Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi


Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado
Email: paulinawowiling@gmail.com

Abstract: This study aimed to analyze whether core-strengthening exercise could correct
trunk stability and increase balance in post stroke patients. This was an experimental study
with a pretest – posttest group design. Subjects were trained to perform the core
strengthening exercise for 12 sessions. The trunk stability was evaluated with trunk
impairment scale (TIS) and the balance was evaluated with Berg balance scale (BBS) and
timed up and go test (TUG). Data were analyzed with the paired T-test and the Wilcoxon test.
The results showed that there were 23 subjects that met the inclusion criteria. Of the 23
subjects, only 19 subjects completed the 12 sessions of exercise. The statistical analysis
showed that there were significant increases of TIS (P <0.0001), BBS (P <0.0001), and TUG
(P <0.0001) after the whole exercise. Conclusion: Core-strengthening exercise improved
trunk stability as wel as static and dynamic balance in post stroke patients.
Keywords: core-strengthening exercise, trunk stability, static and dynamic balance

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sejauh mana latihan core-strengthening
memperbaiki stabilitas trunkus dan meningkatkan keseimbangan pada pasien pascastroke.
Jenis penelitian ini ialah eksperimental dengan pretest–posttest group design. Subjek
penelitian ialah 23 pasien pasca stroke yang memenuhi kriteria inklusi. Perlakuan yang
diberikan ialah latihan core-strengthening sebanyak12 sesi. Penilaian stabilitas trunkus
menggunakan trunk impairment scale (TIS) sedangkan keseimbangan diukur dengan Berg
balance scale (BBS) dan timed up and go test (TUG). Data dianalisis menggunakan uji T
berpasangan dan uji Wilcoxon. Hasil penelitian memperlihatkan dari 23 subjek penelitian
hanya 19 yang menyelesaian 12 sesi latihan, Analisis statistik menunjukkan bahwa setelah
dilakukan latihan penguatan trunkus sebanyak 12 sesi didapatkan peningkatan bermakna dari
TIS (P <0,0001), BBS (P <0,0001), dan TUG (P <0,0001). Simpulan: Latihan core-
strengthening dapat memperbaiki stabilitas trunkus serta keseimbangan statik dan dinamik
pada pasien pasca stroke.
Kata kunci: Latihan core-strengthening, stabilitas trunkus, keseimbangan statik dan dinamik

Stroke sampai saat ini masih merupakan Di sisi lain, kemajuan ini meningkatkan
penyakit kronik utama yang menjadi jumlah pasien pasca stroke dengan berbagai
masalah di seluruh dunia yang menyebab- jenis disabilitas2 yang mencapai 66%.1
kan disabilitas.1 Dewasa ini, penanganan Sebagian besar pasien pasca stroke
stroke telah berkembang pesat di seluruh mengalami kelumpuhan unilateral yang
pusat stroke seluruh dunia sehingga akan mengurangi kontrol otot, gerakan
meningkatkan jumlah pasien hidup dan tubuh, postur, dan keseimbangan tubuh
penurunan angka mortalitas sebanyak 40%. sehingga pasien kehilangan kemampuan
43
44 Jurnal Biomedik (JBM), Volume 8, Nomor 1, Maret 2016, hlm. 43-50

untuk melakukan tugas rumit dan stabilitas trunkus ialah otot multifidus,
mengalami kesulitan saat berdiri atau transversus abdominis, oblikus internal dan
berjalan.3 Pasien pasca stroke dengan eksternal, paraspinalis, gluteus, dan
kelumpuhan unilateral mengalami kesulitan diafragma bagian belakang yang akan
mengontrol trunkus saat akan berkontraksi secara terkoordinasi.3
menyesuaikan postur.3,4 Saat ini mayoritas latihan core-
Trunkus adalah bagian terbesar tubuh strengthening diberikan pada pasien-pasien
dan memiliki peran penting pada stabilisasi nyeri punggung bawah. Berdasarkan
dan gerakan dari tubuh yang fungsinya temuan yang diuraikan di atas, peneliti
sering dilupakan saat penanganan stroke.4 tertarik untuk mengetahui efektifitas latihan
Trunkus memungkinkan seseorang untuk core-strengthening terhadap perbaikan
mempertahankan postur dan membantu stabilitas trunkus dan keseimbangan pasien
gerakan ekstremitas melawan gravitasi. pasca stroke.
Selain itu trunkus akan membantu gerakan
seluruh tubuh untuk menyesuaikan dengan METODE PENELITIAN
perubahan postur secara halus.3,4 Kontrol Jenis penelitian yang dilakukan ialah
trunkus merupakan komponen penting eksperimental dengan pretest–posttest
dalam melakukan aktivitas kehidupan group design. Penelitian ini dilakukan di
sehari-hari (AKS). Beberapa penelitian Instalasi/SMF Rehabilitasi Medik RSUP
menunjukkan bahwa kontrol trunkus dan Prof. Dr. R. D. Kandou Manado selama 3
keseimbangan duduk pada tahap awal bulan dimulai dari bulan Juli 2015 sampai
pasca stroke dapat memrediksi hasil akhir Oktober 2015. Subjek penelitian ialah
AKS pada masa yang akan datang.5 pasien pasca stroke yang memenuhi kriteria
Banyak skala yang digunakan untuk penelitian
memrediksi stabilitas trunkus. Sampai saat Kriteria inklusi: 1) Hemiparesis akibat
ini belum ada konsensus yang menyatakan serangan stroke iskemik lebih dari 3 bulan;
pengukuran kestabilan trunkus yang paling 2) Laki-laki dan perempuan berusia 45-65
unggul.6 Contoh skala yang dapat tahun; 3) Kekuatan otot ≥3; 4) Trunk
impairment scale (TIS) <12; 5) Berg
mengukur kestabilan trunkus ialah postural
balance scale (BBS) <40; 6) Keadaan
assessment scale for stroke (PASS),7 trunk
medis stabil untuk mengikuti protokol tes
control test (TCT),8 function in sitting test
dan intervensi; 7) Mampu memahami dan
(FIST),9 dan trunk impairment scale
mengikuti intruksi; dan 8) Bersedia
(TIS).3,10 mengikuti penelitian dengan menanda-
Rehabilitasi pasca stroke selama ini tangani formulir persetujuan mengikuti
ditekankan pada pengembalian penelitian. Kriteria eksklusi ialah: 1) Tidak
kemandirian dari fungsi berjalan dan fungsi bisa berjalan dengan/tanpa alat bantu; 2)
lengan. Stabilitas trunkus sering diabaikan Gangguan penglihatan yang tidak
pada proses ini padahal stabilitas trunkus terkoreksi; 3) Gangguan pendengaran yang
diper-lukan pada saat persiapan untuk tidak terkoreksi; 4) Nyeri disertai kekakuan
melakukan AKS. Semakin lama pada tulang belakang dan anggota gerak; 5)
ketidakstabilan trunkus dibiarkan, maka Riwayat penyakit kardiovaskuler, diabetes
akan muncul berbagai pola kompensatorik melitus, atau hipertensi yang tidak
yang sulit untuk dikoreksi.4 terkontrol; dan 6) Gangguan kognitif.
Latihan core-strengthening biasanya
digunakan untuk memperkuat otot-otot di Latihan core-strengthening
sekitar daerah abdomen, lumbal, dan Latihan core-strengthening adalah
pelvis. Otot-otot di daerah tersebut akan latihan yang dilakukan dengan
ber-kontraksi untuk mengontrol postur mengaktivasi otot-otot abdomen dan
lumbal. Otot yang berhubungan dengan paraspinal sebagai satu unit gerak. Satu sesi
Wowiling, Sengkey, Lolombulan; Pengaruh Latihan Core... 45

latihan terdiri dari gerakan-gerakan yang Repetisi dimulai dari 4-6 kali,
dilakukan dalam posisi duduk dan sebanyak 1-2 set dan dinaikkan berkala
berbaring. Latihan dalam posisi supinasi hingga menjadi 8-10 kali, sebanyak 3-4 set.
terdiri dari bridging pelvis dan abdominal Latihan dimulai dengan bantuan sedang
crunch. Latihan dalam posisi duduk berupa untuk mencapai kualitas gerakan yang
fleksi lateral trunkus, rotasi trunkus, dan cukup dan secara bertahap ditingkatkan
reverse abdominal crunch/cycling (Gambar hingga melakukan latihan tanpa bantuan.
1, 2, dan 3).
Trunk impairment scale
Trunk impairment scale untuk pasien
pasca stroke didesain untuk menilai AKS
yang berhubungan dengan beberapa
gerakan trunkus.
Pemeriksaan TIS menilai keseim-
bangan statis dan dinamis saat duduk serta
koordinasi trunkus.10 Setiap skala memuat
tiga sampai sepuluh butir. Nilai TIS
berkisar antara 0 (minimum) hinga 23
untuk nilai maksimum.8 Skala ini menilai
Gambar 1. Latihan bridging beberapa gerakan spesifik trunkus bagian
atas dan bawah yang tidak diukur oleh
penilaian fungsional yang sering dipakai
seperti IB.4 Reliabilitas dari setiap butir
dalam TIS sebesar 86-100%.8

Berg balance scale


Skala ini menilai keseimbangan dalam
posisi berdiri dan duduk. Tes ini terdiri dari
14 pernyataan yang dinilai dengan 5 poin
skala ordinal (0-4). Penilaian ini memberi
gambaran kemungkinan pasien akan
Gambar 2. Latihan abdominal crunch jatuh.11

Analisis data
Uji statistik menggunakan SPSS.
Untuk pengambilan kesimpulan, dilakukan
analisis data: 1) Analisis deskriptif untuk
karakteristik pasien; 2) Uji normalitas
dengan signifikansi P >0,05 untuk
pengamatan statistik parametrik; 3)
Analisis inferensial dengan uji komparatif
untuk mengetahui perbedaan variabel
sebelum dan setelah perlakuan pada
kelompok terapi dengan uji t berpasangan
untuk data yang berdistribusi normal dan
uji Wilcoxon Signed Rank Test untuk data
yang tidak berdistribusi normal.

Gambar 3. Latihan dalam posisi duduk


46 Jurnal Biomedik (JBM), Volume 8, Nomor 1, Maret 2016, hlm. 43-50

HASIL PENELITIAN sesudah minggu ke-4 pemberian latihan


core-strengthening (P <0,0001)
Karakteristik subjek penelitian
3. Terdapat perbedaan yang sangat
Subjek penelitian merupakan pasien
bermakna stabilitas trunkus sesudah
stroke kronik yang datang ke Instalasi
minggu ke-2 dan ke-4 pemberian
Rehabilitasi Medik RSUP Dr. R. D.
latihan core-strengthening (P <0,0001)
Kandou Manado dari bulan Juli sampai
dengan bulan September 2015. Subjek Jadi dapat disimpulkan pemberian
yang memenuhi kriteria inklusi dan latihan core-strengthening 3 kali seminggu
bersedia mengikuti penelitian ini sebanyak dapat meningkatkan kestabilan trunkus.
23 orang tetapi hanya 19 subyek yang
menyelesaikan terapi latihan. Perlakuan Pengaruh latihan core-strengthening
yang diberikan berupa latihan penguatan terhadap keseimbangan statik dan
trunkus 3 kali seminggu selama 4 minggu. dinamik
Sebagian besar subjek penelitian ialah Tabel 4 memperlihatkan hasil uji
wanita dengan jumlah 13 orang (68,4%) pengaruh latihan core-strengthening
dan kelompok usia subjek yang mengikuti terhadap keseimbangan statik dan dinamik.
penelitian ialah 56-60 tahun sebanyak 9 1. Terdapat perbedaan yang sangat
orang (47,37%) (Tabel 1 dan 2). bermakna keseimbangan statik dan
dinamik awal dan sesudah minggu ke-2
pemberian latihan core-strengthening
Tabel 1. Distribusi subjek penelitian menurut (p<0,0001).
jenis kelamin 2. Terdapat perbedaan yang sangat
Jenis Jumlah Persentase bermakna keseimbangan statik dan
kelamin (%) dinamik awal dan sesudah minggu ke-4
Pria 6 31,6 pemberian latihan core-strengthening
Wanita 13 68,4 (p<0,0001)
Total 19 100 3. Terdapat perbedaan yang sangat
bermakna keseimbangan statik dan
dinamik sesudah minggu ke-2 dan ke-4
Tabel 2. Distribusi subjek penelitian menurut pemberian latihan core-strengthening
usia (p<0,0001)
Usia Jumlah Persentase Jadi dapat disimpulkan pemberian
(tahun) (%) latihan core-strengthening 3 kali seminggu
51-55 8 42,10 dapat meningkatkan keseimbangan statik
56-60 9 47,37 dan dinamik.
61-65 2 10,53
Total 19 100 BAHASAN
Dalam penelitian ini didapatkan 23
subjek penelitian yang mendapat perlakuan
Pengaruh latihan core-strengthening berupa latihan penguatan trunkus. Dari 23
terhadap stabilitas trunkus subjek tersebut, 19 subjek menyelesaikan
Tabel 3 memperlihatkan hasil uji keseluruhan penelitian sedangkan 4 subjek
pengaruh latihan core-strengthening tidak dapat menyelesaikan keseluruhan
terhadap stabilitas trunkus. perlakuan (3 pasien tidak mengikuti latihan
1. Terdapat perbedaan yang sangat selama 2 kali berturut-turut dan 1 pasien
bermakna stabilitas trunkus awal dan melanjutkan terapi di rumah sakit lain).
sesudah minggu ke-2 pemberian latihan Dari karakteristik subjek didapatkan bahwa
core-strengthening (P <0,0001). sebagian besar subjek ialah wanita
2. Terdapat perbedaan yang sangat sebanyak 13 orang (68.4%) dan sisanya 6
bermakna stabilitas trunkus awal dan orang ialah pria (31,6%).
Wowiling, Sengkey, Lolombulan; Pengaruh Latihan Core... 47

Tabel 3. Perbandingan stabilitas trunkus sesudah pemberian latihan core-strengthening


Stabilitas Trunkus Rerata Median Simpangan Kemaknaan
Baku
Awal 9,32 9,00 1,565
Setelah minggu ke-2 14,74 15,00 1,968 p<0.0001*
Awal 9,32 9,00 1,565
Setelah minggu ke-4 20,63 22,00 2,793 p<0.0001**
Setelah minggu ke-2 14,74 15,00 1,968
Setelah minggu ke-4 20,63 22,00 2,793 p<0.0001**
*Uji t berpasangan
** Uji Wilcoxon Signed Rank

Tabel 4. Perbandingan keseimbangan sebelum dan sesudah pemberian latihan core-strengthening


Keseimbangan Rerata Median Simpangan Baku Kemaknaan
Awal 37,21 38,00 1,653
Setelah minggu ke-2 45,58 46,00 1,610 p<0,0001*
Awal 37,21 38,00 1,653
Setelah minggu ke-4 50,95 51,00 2,041 p<0,0001*
Setelah minggu ke-2 45,58 46,00 1,610
p<0,0001*
Setelah minggu ke-4 50,95 51,00 2,041
* Uji Wilcoxon Signed Rank

Dari karakteristik subjek didapatkan namun otot-otot trunkus juga akan


bahwa sebagian besar subjek ialah wanita mengalami kelumpuhan.10,13 Keadaan ini
sebanyak 13 orang (68.4%) dan sisanya 6 biasanya mengalami berbagai derajat
orang ialah pria (31,6%). Hal ini tidak perbaikan dalam beberapa minggu sampai
berarti kejadian stroke lebih sering terjadi beberapa bulan pasca stroke. Kelemahan
pada wanita, tapi mungkin disebabkan trunkus biasanya lebih ringan daripada
karena wanita lebih cenderung untuk otot-otot yang lebih distal karena otot-otot
mencari perawatan medis berkaitan dengan trunkus memiliki inervasi bilateral.13
problem yang dirasakannya. Data Kelumpuhan ini akan memengaruhi postur
epidemiologi menunjukkan bahwa stroke pasien saat duduk maupun berdiri. Hasil
lebih banyak didapatkan pada pria akhirnya ialah munculnya pola kompensasi
dibandingkan dengan wanita.12 Subjek yang akan mengubah pola gerakan tubuh
penelitian yang terbanyak didapatkan pada secara umum, muncul disabilitas berat yang
kelompok usia 56-60 tahun yaitu sebanyak akan mengganggu AKS pasien.10,13
9 orang (47,37%). Kelompok usia subjek Trunkus berperan penting dalam
yang diteliti ialah di atas usia 50 tahun. mempertahankan postur yang stabil
Alasan pengambilan sampel dengan melawan gravitasi sehingga dapat
kelompok usia tersebut berdasarkan temuan memberi-kan kestabilan pada bagian
epidemiologi yang menyatakan bahwa proksimal dari ekstremitas dan kepala.4,10,14
risiko terserang stroke meningkat dua kali Kestabilan proksimal merupakan prasyarat
lipat setiap dekade setelah usia 50 tahun.12 untuk terjadinya gerakan leher dan
Stroke yang terjadi di korteks motorik ekstremitas yang baik.10 Trunkus juga
menyebabkan kelemahan dan kelumpuhan berperan penting dalam menstabilisasi
di seluruh tubuh kontralateral dari lesi. ekstremitas bawah dan gerakan lutut saat
Pasien pasca stroke tidak hanya mengalami melakukan berbagai aktivitas. Otot
kelumpuhan otot-otot di ekstremitas, transversus abdominis dan oblikus internal
48 Jurnal Biomedik (JBM), Volume 8, Nomor 1,Maret 2016, hlm. 43-50

ialah otot yang menstabilisasi tulang untuk meningkatkan aktivitas otot-otot


belakang, daerah lumbopelvik, dan semua trunkus tersebut.3 Latihan core-
segmen trunkus-pelvis saat menapakkan strengthening juga tidak hanya meningkat-
kaki. Otot transversus abdominis ialah otot kan kekuatan otot-otot trunkus. Penurunan
yang diaktifkan pertama kali saat gerakan koordinasi pada otot-otot trunkus pasca
tubuh bagian bawah. Kelemahan otot ini stroke akan menurunkan efisiensi
meningkatkan kemungkinan cedera di pergerakan yang dapat menyebabkan
daerah ekstremitas bawah saat bergerak. cedera. Efek positif lain dari latihan core-
Gerakan ekstremitas bawah menjadi lebih strengthening ialah motor relearning yang
baik jika pasien mengaktifkan otot-otot akan mengurangi ketidakseimbangan kerja
trunkusnya terlebih dahulu.15 otot sehingga meningkatkan efisiensi
Kontrol trunkus adalah kemampuan gerakan.6
otot-otot trunkus untuk menjaga tubuh tetap Pada penelitian ini, pengaruh latihan
tegak, menyesuaikan pergeseran berat core-strengthening terhadap kestabilan
badan, dan melakukan gerakan-gerakan trunkus dievaluasi dengan menggunakan
selektif dari trunkus untuk TIS. Pada baseline diambil nilai TIS <12
mempertahankan pusat beban selama yang menunjukkan instabilitas trunkus.
penyesuaian postur statis dan dinamis.11 Pada semua subjek yang melakukan latihan
Pasien-pasien pasca stroke mengalami core-strengthening didapatkan hasil
kesulitan mengontrol postur karena peningkatan kestabilan trunkus (nilai rerata
aktivitas otot trunkus terganggu.3 TIS pada pengukuran pertama =9,32 dan
Ketidakstabilan trunkus memengaruhi pada pengukuran terakhir =20,63)) yang
pusat gravitasi tubuh. Semua perubahan sangat bermakna (P <0,0001). Latihan
pada pusat gravitasi akan meningkatkan core-strengthening memberikan efek
aktivitas otot dan pada akhirnya akan positif pada kemampuan pasien mengontrol
menganggu AKS yang normal.10,14 trunkusnya. Verheyden et al.10
Pada terapi rehabilitasi pasca stroke, merekomendasikan pemberian latihan core-
kontrol postur diperlukan untuk gerakan strengthening untuk meningkatkan kualitas
fungsional dan volunter saat memper- gerakan trunkus pada pasien-pasien pasca
tahankan posisi tegak.3 Masalah yang stroke.8 Pemeriksaan TIS akan menilai
umum dialami oleh pasien pasca stroke keseimbangan statis dan dinamis saat
ialah gangguan keseimbangan duduk, duduk serta koordinasi trunkus.
sedangkan posisi duduk yang baik Keunggulan dari TIS ialah skala ini
diperlukan untuk eksekusi berbagai dirancang untuk pasien pasca stroke dan
gerakan yang aman. Keseimbangan duduk dapat menilai AKS yang berhubungan
memengaruhi hasil akhir fungsional setelah dengan beberapa gerakan trunkus.
stroke.16 Analisis elektromiografi Pada penelitian ini dilakukan
menunjukkan penyesuaian postur intervensi latihan sepanjang 4 minggu
terganggu pada pasien pasca stroke. dengan frekuensi 3 kali seminggu.
Kontrol trunkus merupakan prediktor awal Peningkatan nilai TIS yang bermakna
yang penting dari hasil fungsional akhir sudah didapatkan sejak akhir minggu
pasca stroke.4 kedua. Peningkatan TIS yang bermakna
Latihan core-strengthening akan juga didapatkan pada akhir periode latihan.
meningkatkan kekuatan otot-otot Penelitian oleh Yu et al. menunjukkan
stabilisator trunkus seperti otot multifidus, bahwa terjadi peningkatan aktivitas otot-
erektor spinae, dan abdominal (transversus, otot trunkus setelah dilakukan latihan
rektus, dan oblikus). Penelitian oleh Yu et penguatan. Yu et al.3 menyarankan
al.. menunjukkan peningkatan amplitudo pemberian latihan sepanjang 4 minggu
pada otot-otot erektor spinae, multifidus, untuk memaksimalkan aktivasi dari otot-
dan abdominal. Selanjutnya latihan ini juga otot trunkus terutama otot rektus
memberikan input pada sistem saraf pusat abdominis, abdominal internal dan
Wowiling, Sengkey, Lolombulan; Pengaruh Latihan Core... 49

eksternal, dan erektor spinae. Keseimbangan dinamik pada bidang sagital


Menurut penelitian yang dilakukan dicapai dengan adanya kerja otot-otot
oleh Massion et al.,17 sistem kontrol postur panggul yang baik. Penguatan otot trunkus
akan memengaruhi keseimbangan dan kompartemen lateral dapat meningkatkan
posisi manusia. Berdasarkan pernyataan keseimbangan arah posteromedial.15
tersebut maka instabilitas trunkus pasca
stroke akan mengurangi keseimbangan SIMPULAN
pasien. Pada penelitian ini dihipotesiskan Latihan core-strengthening 3 kali
bahwa latihan core-strengthening juga akan seminggu dapat memperbaiki stabilitas
memperbaiki keseimbangan pasien-pasien trunkus dan keseimbangan pasien pasca
pasca stroke. Pada semua subyek yang stroke dan perbaikan yang signifikan dalam
mengikuti penelitian sampai selesai hal stabilitas trunkus dan keseimbangan
didapatkan perbaikan keseimbangan yang mulai tampak setelah latihan selama 2
sangat bermakna setelah 6 dan 12 kali minggu.
perlakuan (P <0,0001). Hal ini sesuai
dengan temuan pada penelitian Verheyden DAFTAR PUSTAKA
et al. yaitu keseimbangan mengalami 1. Patel MD, Tilling K, Lawrence E, Rudd
perbaikan setelah dilakukan latihan core- AG, Wolfe CDE, McKevitt C.
strengthening.16 Penelitian lainnya dari Lee Relationships between long-term stroke
dan Baek18 menyatakan bahwa latihan disability, handicap and health-related
penguatan trunkus efektif meningkatkan quality of life. Age and Ageing.
kemampuan untuk mempertahankan posisi 2006;35:273-79.
stasioner dan keseimbangan setelah suatu 2. Brewer L, Horgan F, Hickey A, Williams
postur dinamik.18 Shirleyet al.19 meneliti D. Stroke rehabilitation: recent
aktivasi otot-otot trunkus saat single-leg advances and future therapies. Q J Med.
squat dan melaporkan bahwa subjek yang 2013;106:11-25.
3. Yu SH, Park SD. The effects of core
bisa mengaktivasi otot-otot trunkusnya
stability strength exercise on muscle
dapat melakukan gerakan kinematik activity and trunk impairment scale in
ekstremitas bawah di bidang frontal dengan stroke patients. Journal of Exercise
lebih baik dibandingkan dengan yang tidak Rehabilitation. 2013;9(3):362-7.
bisa. 4. Ryerson S, Byl NN, Brown DA, Wong RA,
Pada penelitian ini digunakan Hidler JM. Altered trunk position
penilaian keseimbangan menggunakan sense and its relation to balance
BBS. Skala ini tidak hanya menguji functions in people post-stroke. JNPT.
keseimbangan statik, namun juga menilai 2008;32:14-20.
keseimbangan dinamik. Keseimbangan 5. Hsieh CL, Sheu CF, Hsueh IP, Wang CH.
statik dan dinamik merupa-kan salah satu Trunk control as an early predictor of
comprehensive activities of daily living
faktor yang menentukan terjadinya proses
function in stroke patients. Stroke.
ambulasi yang sempurna. Untuk mencapai 2002;33:2626-30.
kemandirian dalam berjalan dan gerakan 6. Akuthota V, Ferreiro A, Moore T,
lengan, rehabilitasi motorik seringkali Fredericson M. Core stability exercise
mengabaikan pengemba-lian kekuatan principles. Curr. Sports med.
trunkus sedangkan stabilitas trunkus 2008;7(1):39-44.
diperlukan untuk mempersiapkan pasien 7. Persson CA, Hansson PO, Danielsson A,
untuk melakukan AKS yang mandiri.4 Sunnerhagen KS. A validation study
Peningkatan dan perbaikan aktivitas otot- using a modified version of Postural
otot penggerak panggul, otot-otot abdomen, Assessment Scale for Stroke Patients:
dan otot-otot paraspinalis ialah dasar Postural Stroke Study in Gothenburg
(POSTGOT). Journal of
terjadinya peningkatan stabilitas trunkus
NeuroEngineering and Rehabilitation.
yang pada akhirnya memperbaiki 2011;8:57.
keseimbangan dan mobilitas.
50 Jurnal Biomedik (JBM), Volume 8, Nomor 1,Maret 2016, hlm. 43-50

8. Verheyden G, Nieuwboer A, Martin J, among patients with stroke. J Rehabil


Preger R, Kiekens C, de Weerdt W. Med. 2001;33: 249-55.
The Trunk Impairment Scale: a new 14. Kim JH, Lee LK, Lee JU, Kim MY,
tool to measure motor impairment of Yang SM, Jeon HJ et al. A pilot study
the trunk after stroke. Clinical on the effect of functional electrical
Rehabilitation. 2004;18:326-34. stimulation of stroke patients in a
9. Gorman SL, Rivera M, McCarthy L. sitting position on balance and activities
Reliability of the Function in sitting of daily living. J Phys Ther Sci.
Test (FIST). Rehabil Res Pract. 2014; 2013;25:1097-101.
Article ID 593280. 15. Ambegaonkar JP, Mettinger LM,
10. Verheyden G, Nieuwboer A, de Wit L, Caswell SV, Burtt A. Relationships
Feys H, Schuback B, Baert I et al. between core endurance, hip strength,
Trunk performance after stroke: an eye and balance in collegiate female
catching predictor of functional athletes. The International Journal of
outcome. J Neurol Neurosurg Sports Physical Therapy.
Psychiatry. 2007;78:694-8. 2014;9(5):615.
11. Horstman A, de Haan A, Konijnenbelt 16. Choi SJ, Shin WS, Oh BK, Shim JK,
M, Janssen T, Gerrits K. Functional Bang DH. Effect of training with whole
recovery and muscle properties after body vibration on the sitting balance of
stroke: a preliminary longitudinal study. stroke patients. J Phys Ther Sci.
In: Kim CT, editor. Rehabilitation 2014;26:1411-4.
Medicine. Croatia: InTech, 2012; p.67- 17. Massion J. Postural control system. Curr
8. Opin Neurobiol. 2014;4:877-87.
12. Zorowitz RD, Baerga E, Cuccurullo SJ. 18. Lee BH, Baek JY. The effects of core
Stroke. In: Cuccurullo SJ, editor. stability training on static and dynamic
Physical Medicine and Rehabilitation balance of stroke patients. J Kor Spor
Board Review (2nd ed). New York: Health 2007;18:623-34.
Demos Medical Publishing, 2010; p. 1- 19. Shirey M, Hurlbutt M, Johansen N, King
48. GW, Wilkinson SG, Hoover DL. The
13. Fujiwara T, Sonoda S, Okajima Y, influence of core musculature
Chino N. The relationships between engagement on hip and knee kinematics
trunk function and the findings of in women during a single leg squat. Int
transcranial magnetic stimulation J Sports Phys Ther. 2012;7(1):1-12.

S-ar putea să vă placă și