Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
P DENGAN
G1P1A0 DENGAN POSTPARTUS SPONTAN DI RUANG
SAKINAH RS PKU MUHAMMADIYAH
YOGYAKARTA
Disusun oleh:
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2018
Pengertian: masa sesudah persalinan dapat juga disebut Komplikasi
MIND MAP masa nifas (puerperium) yaitu masa sesudah persalinan perdarahan
yang diperlukan untuk pulihnya kembali alat kandungan
trauma jalan lahir
yang lamanya 6 minggu.Postpartum adalah masa 6 minggu
sejak bayi lahir sampai organ-organ reproduksi sampai penyakit darah
kembali ke keadaan normal sebelum hamil (Bobak,2010). infeksi
post partum blues
Etiologi:
Teori penurunan hormone Pemeriksaan Penunjang
Teori placenta menjadi tua Pemeriksaan umum
Teori distensi rahim Urine lengkap
Teori iritasi mekanik ultrasonografi
Induksi partus
POSTPARTUS
SPONTAN
Tanda dan gejala:
Perubahan fisik
Involusi uterus
Kontraksi uterus
After pain
Endometrium
Ovarium
Lochia Penatalaksanaan Medis
Serviks dan vagina Observasi ketat 2 jam post partum
Perubahan pada dinding abdomen Observasi 6-8 jam persalinan: istirahat, miring kanan dan kiri
Perubahan pada sistem kardiovaskuler Hari ke 1-2 : memberikan KIE mengenai kebersihan diri, cara
Perubahan sistem urinaria menyusui yang benar
Perubahan sistem gastrointestina Hari ke 2 : latihan duduk
Perubahan pada mammae Hari ke 3 : latihan berdiri dan jalan
Laktasi d.
Temperatur
Nadi
Tekanan darah dan hormon
LAPORAN PENDAHULUAN
A. PENGERTIAN
Post partum adalah masa sesudah persalinan dapat juga disebut masa nifas (puerperium)
yaitu masa sesudah persalinan yang diperlukan untuk pulihnya kembali alat kandungan
yang lamanya 6 minggu.Postpartum adalah masa 6 minggu sejak bayi lahir sampai organ-
organ reproduksi sampai kembali ke keadaan normal sebelum hamil (Bobak,2010).
Partus di anggap spontan atau normal jika wanita berada dalam masa aterm, tidak terjadi
komplikasi, terdapat satu janin presentasi puncak kepala dan persalinana selesai dalam 24
jam (Bobak, 2005).
B. ETIOLOGI
1-2 minggu sebelum partus mulai, terjadi penurunan hormone progesterone dan
estrogen. Fungsi progesterone sebagai penenang otot –otot polos rahim dan akan
menyebabkan kekejangan pembuluh darah sehingga timbul his bila progesterone turun.
Rahim yang menjadi besar dan merenggang menyebabkan iskemik otot-otot rahim
sehingga mengganggu sirkulasi utero-plasenta.
e. Induksi partus
Dapat pula ditimbulkan dengan jalan gagang laminaria yang dimasukan dalam kanalis
servikalis dengan tujuan merangsang pleksus frankenhauser, amniotomi pemecahan
ketuban), oksitosin drip yaitu pemberian oksitosin menurut tetesan perinfus.
a. Perubahan fisik
1. Involusi uterus
Adalah proses kembalinya alat kandungan uterus dan jalan lahir setelah bayi
dilahirkan sehingga mencapai keadaan seperti sebelum hamil. Setelah plasenta lahir,
uterus merupakan alat yang keras, karena kontraksi ini menyebabkan rasa
nyeri/mules-mules yang disebut after pain post partum terjadi pada hari ke – 2-3 hari.
2. Kontraksi uterus
3. After pain
Terjadi karena pengaruh kontraksi uterus, normal sampai hari ke -3. After pain
meningkat karena adanya sisa plasenta pada cavum uteri, dan gumpalan darah (stoll
cell) dalam cavum uteri .
4. Endometrium
Pelepasan plasenta dan selaput janin dari dinding rahim terjadi pada stratum
spunglosum, bagian atas setelah 2 – 3 hari tampak bahwa lapisan atas dari stratum
sponglosum yang tinggal menjadi nekrosis keluar dari lochia. Epitelisasi
endometrium siap dalam 10 hari, dan setelah 8 minggu endometrium tumbuh
kembali. Epitelisasi tempat plasenta + 3 minggu tidak menimbulkan jaringan parut,
tetapi endometrium baru, tumbuh di bawah permukaan dari pinggir luka.
5. Ovarium
Selama hamil tidak terjadi pematangan sel telur. Masa nifa terjadi pematangan sel
telur, ovulasi tidak dibuahi terjadi mentruasi, ibu menyusui mentruasinya terlambat
karena pengaruh hormon prolaktin.
6. Lochia
Adalah cairan yang dikeluarkan dari uterus melalui vagina dalam masa nifas, sifat
lochia alkalis sehingga memudahkan kuman penyakit berkembang biak. Jumlah
lebih banyak dari pengeluaran darah dan lendir waktu menstruasi, berbau anyir, tetapi
tidak busuk.
Lochia dibagi dalam beberapa jenis :
Lochia rubra
Pada hari 1 – 2 berwarna merah, berisi lapisan decidua, sisa-sisa chorion, liguor
amni, rambut lanugo, verniks caseosa sel darah merah.
Lochia sanguinolenta
Lochia serosa
Dikeluarkan hari ke 7 – 10, setelah satu minggu berwarna agak kuning cair dan
tidak berdarah lagi.
Lochia alba
Beberapa hari setelah persalinan, osteum externum dapat dilalui oleh 2 jari dan
pinggirnya tidak rata (retak-retak). Pada akhir minggu pertama hanya dapat dilalui
oleh 1 jari saja. Vagina saat persalinan sangat diregang lambat laun mencapai ukuran
normal dan tonus otot kembali seperti biasa, pada minggu ke-3 post partum, rugae
mulai nampak kembali.
Hari pertama post partum dinding perut melipat dan longgar karena diregang begitu
lama. Setelah 2 – 3 minggu dinding perut akan kembali kuat, terdapat striae melipat,
dastosis recti abdominalis (pelebaran otot rectus/perut) akibat janin yang terlalu besar
atau bayi kembar.
Volume darah tergantung pada jumlah kehilangan darah selama partus dan eksresi
cairan extra vasculer. Curah jantung/cardiac output kembali normal setelah partus
Fungsi ginjal normal, dinding kandung kemih memperlihatkan oedema dan hiperemi
karena desakan pada waktu janin dilahirkan. Kadang-kadang oedema trigonum,
menimbulkan obstruksi dari uretra sehingga terjadi retensio urin. Pengaruh
laserasi/episiotomi yang menyebabkan refleks miksi menurun.
Hari pertama bila mammae ditekan sudah mengeluarkan colustrum. Hari ketiga
produksi ASI sudah mulai dan jaringan mammae menjadi tegang, membengkak,
lebut, hangat dipermukaan kulit (vasokongesti vaskuler)
13.Laktasi
Pada waktu dua hari pertama nifas keadaan buah dada sama dengan kehamilan.
Buah dada belum mengandung susu melainkan colustrum yang dapat dikeluarkan
dengan memijat areola mammae.
Colustrum yaitu cairan kuning dengan berat jenis 1.030 – 1,035 reaksi alkalis dan
mengandung protein dan garam, juga euglobin yang mengandung antibodi. bayi yang
terbaik dan harus dianjurkan kalau tidak ada kontra indikasi
14.Temperatur
Temperatur pada post partum dapat mencapai 38 0C dan normal kembali dalam 24
jam. Kenaikan suhu ini disebabkan karena hilangnya cairan melalui vagina ataupun
keringat, dan infeksi yang disebabkan terkontaminasinya vagina.
15.Nadi
Umumnya denyut nadi pada masa nifas turun di bawah normal. Penurunan ini akibat
dari bertambahnya jumlah darah kembali pada sirkulasi seiring lepasnya placenta.
Bertambahnya volume darah menaikkan tekanan darah sebagai mekanisme
kompensasi dari jantung dan akan normal pada akhir minggu pertama.
16.Tekanan Darah
Keadaan tensi dengan sistole 140 dan diastole 90 mmHg baik saat kehamilan ataupun
post partum merupakan tanda-tanda suatu keadaan yang harus diperhatikan secara
serius.
17.Hormon
Hormon kehamilan mulai berkurang dalam urine hampir tidak ada dalam 24 hari,
setelah 1 minggu hormon kehamilan juga menurun sedangkan prolaktin meningkat
untuk proses laktasi
D. PATOFISIOLOGI
Dalam masa post partum atau masa nifas, alat-alat genetalia interna maupun eksterna
akan berangsur-angsur pulih kembali seperti keadaan sebelum hamil. Perubahan-perubahan
alat genetal ini dalam keseluruhannya disebut “involusi”. Disamping involusi terjadi
perubahan-perubahan penting lain yakni memokonsentrasi dan timbulnya laktasi yang
terakhir ini karena pengaruh hormon laktogen dari kelenjar hipofisis terhadap kelenjar-
kelenjar mamae.
Otot-otot uterus berkontraksi segera post psrtum, pembuluh-pembuluh darah yang ada
antara nyaman otot-otot uretus akan terjepit. Proses ini akan menghentikan pendarahan
setelah plasenta lahir. Perubahan-perubahan yang terdapat pada serviks ialah segera post
partum bentuk serviks agak menganga seperti corong, bentuk ini disebabkan oleh korpus
uteri terbentuk semacam cincin. Peruabahan-perubahan yang terdapat pada endometrium
ialah timbulnya trombosis, degenerasi dan nekrosis ditempat implantasi plasenta pada hari
pertama endometrium yang kira-kira setebal 2-5 mm itu mempunyai permukaan yang kasar
akibat pelepasan desidua dan selaput janin regenerasi endometrium terjadi dari sisa-sisa sel
desidua basalis yang memakai waktu 2 sampai 3 minggu. Ligamen-ligamen dan diafragma
pelvis serta fasia yang merenggang sewaktu kehamilan dan pertu setelah janin lahir
berangsur-angsur kembali seperti sedia kala.
E. MANIFESTASI KLINIKS
1. Lightening atau setting atau droping yaitu kepala turun memasuki pintu atas panggul
terutama pada primigravida pada multipara tidak begitu kentara.
3. Perasaan sering atau susah kencing (potakisurla) karena kandung kemih tertekan oleh
bagian terbawa janin.
4. Perasaan sakit perut dan dipinggang oleh adanya kontraksi lemah dari uterus, kadang
disebut “false labor pains”.
5. Serviks menjadi lembek, mulai melebar dan sekresinya bertambah dan bisa bercampur
darah (bloody shoe).
Late Postpartum : Terjadi lebih dari 24 jam pertama setelah bayi lahir
Tiga hal yang harus diperhatikan dalam menolong persalinan dengan komplikasi
perdarahan post partum :
Menghentikan perdarahan.
Atonia Uteri
Retensi Plasenta
Rupture uteri
c. Penyakit darah
Masuknya secara eksogen dan menyebabkan infeksi berat. Infeksi ini biasanya
eksogen (ditularkan dari penderita lain, alat-alat yang tidak suci hama, tangan
penolong, infeksi tenggorokan orang lain).
Staphylococcus aureus
Escherichia Coli
Sering berasal dari kandung kemih dan rektum, menyebabkan infeksi terbatas pada
perineum, vulva, dan endometriurn. Kuman ini merupakan sebab penting dari infeksi
traktus urinarius.
Clostridium Welchii
Kuman ini bersifat anaerob, jarang ditemukan akan tetapi sangat berbahaya. Infeksi ini
lebih sering terjadi pada abortus kriminalis dan partus yang ditolong oleh dukun dari
luar rumah sakit.
Baby blues adalah keadaan di mana seorang ibu mengalami perasaan tidak nyaman
(kesedihan atau kemurungan)/gangguan suasana hati setelah persalinan, yang berkaitan
dengan hubungannya dengan si bayi, atau pun dengan dirinya sendiri.
Etiologi atau penyebab pasti terjadinya postpartum blues sampai saat ini belum
diketahui. Namun, banyak faktor yang diduga berperan terhadap terjadinya postpartum
blues, antara lain:
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
H. PENATALAKSANAAN MEDIS
1. Penatalaksanaan Medis
6 – 8 jam pasca persalinan : istirahat dan tidur tenang, usahakan miring kanan kiri
Hari ke 1 – 2 : memberikan KIE kebersihan diri, cara menyusui yang benar dan
perawatan payudara, perubahan-perubahan yang terjadi pada masa nifas,
pemberian informasi tentang senam nifas.
I. PENGKAJIAN
Keluhan yang dirasakan ibu saat ini, adakah afterpains, nyeri luka jahitan perineum,
adakah perdarahan.
Riwayat kehamilan meliputi umur kehamilan serta riwayat penyakit yang menyertai.
Riwayat obstetric terdahulu, adakah komplikasi saat nifas, apakah ibu menyusui bayinya
secara eksklusif, adakah masalah waktu laktasi.
Riwayat kesehatan ibu dan keluarga, adakah penyakit menular maupun menurun.
Adakah kesulitan atau gangguan dalam pemenuhan kebutuhan sehari – hari misalnya
pola makan, BAK, BAB, personal hygiene, istirahat maupun mobilisasi.
Perasaan ibu saat ini berkaitan dengan kelahiran bayi, penerimaan terhadap peran baru
sebagai orang tua termasuk suasana hati yang dirasakan ibu sekarang, kecemasan,
kekhawatiran.
Adakah kesulitan dalam pemberian ASI dan perawatan bayi sehari – hari.
Bagaimana rencana menyusui nanti ( ASI eksklusif atau tidak) , rencana merawat bayi
dirumah ( dilakukan ibu sendiri atau dibantu orangtua / mertua )
Bagaimana dukungan suami atau keluarga terhadap ibu.
2. Pemeriksaan Fisik
Tanda – tanda vital, meliputi : tekanan darah, suhu, nadi, dan pernafasan.
Antopometri, meliputi : tinggi badan, berat badan sebelum hamil, berat badan setelah
hamil, dan total kenaikan berat badan.
a. Wajah
Chloasma gravidarum.
c. Mulut dan gigi, meliputi adakah bau mulut, sariawan, caries, dan karang gigi.
e. Payudara.
Bagaimana keadaan putting susu ( menonjol / mendatar, adakah nyeri dan lecet
putting )
Kebersihan payudara.
Adakah pembengkakan.
f. Abdomen.
Palpasi : ukur tinggi fundus uteri, kontraksi uterus, posisi diastesis rekti.
Kaji striae.
g. Kandung kemih.
Adakah peradangan.
Adakah nyeri.
Adakah nanah.
Kebersihan perineum.
i. Ekstremitas bawah.
Pergerakan.
J. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Kekurangan volume cairan b.d pembatasan masukan cairan salama proses persalinan.
4.Gangguan pola tidur b.d respon hormonal dan psikologis, nyeri atau ketidaknyamanan,
proses persalinan dan kelahiran melelahkan.
Retno Setyo, Handayani. 2011. Asuhan Kebidanan Ibu Masa Nifas. Yogyakarta : Gosyen
Publishing
Sujiyatini, Nurjanah, Kurniati Ana. 2010. Asuhan Ibu Nifas Askeb Iii. Yogyakarta : Cyrillus
Publisher
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA NY. P DENGAN POSTPARTUS SPONTAN
Riwayat Ginekologi
1. Riwayat Menstruasi
Ibu mengalami menarche pada usia 14 tahun, lama menstruasi 6-7 hari. Dengan
siklus 30 hari. Darah yang keluar biasanya cukup banyak, encer, berwarna merah dan
terkadang terdapat gumpalan. Ganti pembalut sekitar 3-4x/hari dan mengalami
disminore pada hari pertama.
2. Riwayat KB
Ibu mengatakan tidak pernah menggunakan KB apapun sebelumnya.
3. Penyakit Ginekologi
Ibu mengatakan tidak pernah memiliki riwayat penyakit kandungan atau gangguan
menstruasi sebelumnya.
Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, penglihatan normal, tidak terdapat
secret pada mata, mata simetris antara kiri dan kanan, lapang pandang normal.
Hidung : Bentuk hidung simetris, tidak ada benjolan, tidak ada sekret dan tidak ada
perdarahan pada hidung.
Mulut : Bersih, tidak terdapat karies gigi, tidak ada stomatitis, fungsi baik, gigi lengkap,
tidak menggunakan gigi palsu, napas tidak bau.
Telinga : Bersih, Klien mampu mendengar suara dengan jelas, tidak ada sekret, letak
telinga simetris antara kanan dan kiri, tidak ada nyeri tekan pada tulang mastoid,
warna kulit telinga sama dengan warna sekitarnya.
Leher : Tidak ada oedema, kelenjar tiroid tidak membesar, tidak ada hiperpigmentasi,
tidak ada peningkatan JVP.
Dada : Simetris kanan-kiri, tidak ada ketinggalan gerak, tidak ada kemerahan, oedema
atau nyeri tekan.
Paru : Paru dalam batas normal, tidak terdengar suara nafas tambahan.
Payudara : Lunak, simetris, tidak ada kemerahan, benjolan, puting susu menonjol keluar,
areola berwarna gelap, ASI sudah keluar sedikit dan sedikit demi sedikit
melakukan pompa ASI.
Lokia : Lochia jumlahnya sedang, warna merah gelap, cair dan berbau amis tetapi
tidak terlalu menyengat, jumlah ±50cc
Hemorhoid : Tidak ada hemorrhoid
Ekstremitas
Ekstremitas atas : Tidak ada edema
Ekstremitas : Tidak ada edema
bawah
Edema : Tidak ada
Varises : Tidak ada
Tanda human : Negatif
Pola Kebiasaan Sehari-Hari
Eliminasi
Urin : BAK 5-6 kali sehari selama hamil.
BAB : Biasanya ibu BAB 1 kali sehari dengan konsistensi lunak.
Masalah khusus : Tidak ada
Pola tidur saat ini : Ibu mengatakan bahwa saat ini pola tidurnya jadi berkurang menjadi 4
jam, tidur tidak nyenyak, karena adanya nyeri pada bagian vagina.
Keluhan : Terdapat keluhan ketidaknyamanan yaitu nyeri pada bagian jahitan.
ketidaknyamana P : Nyeri saat bergerak
Q: Nyeri cengkring-cengkring dan seperti di sayat
n
R: Nyeri di bagian vagina dan tidak menjalar ke tubuh lain
S: Skala nyeri pada skala 3
T: Nyeri hilang timbul
Masalah Khusus : Tidak ada
Keadaan mental
Adaptasi psikologis : Ibu mengatakan bahwa merasa bahagia atas kelahiran anak
Pertamanya
Kehamilan yang : Ibu mengatakan bahwa kehamilan ini merupakan kehamilan yang
direncanakan/tidak? direncanakan sebelumnya dengan sang suami.
Aspek sosial dan budaya pada periode nifas dan perawatan bayi baru lahir
Ibu mengatakan bahwa menurut adat istiadat dalam keluarganya: tidak ada
makanan pantangan dari keluarga maupun dari budaya, selalu disarankan untuk
memakan makanan yang banyak mengandung protein.
Kemampuan menyusui
Ibu mengatakan bahwa ASInya sudah keluar sedikit dan sedikit demi sedikit
melakukan pompa ASI .
Ny. P dan keluarga memiliki pengetahuan yang belum baik mengenai nutrisi
postpartum, pengetahuan ibu tentang perawatan payudara, menyusui, KB, personal
hygiene masih kurang memahami karena persalinan ini merupakan persalinan
pertamanya.
Hasil USG :-
ANALISA DATA
Prioritas Diagnosa:
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri fisik
2. Risiko infeksi berhubungan dengan tindakan invasif
3. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi
RENCANA KEPERAWATAN
Rencana Keperawatan
No Diagnosa
Tujuan dan Kriteria Intervensi
1. Nyeri akut berhubungan NOC : NIC :
dengan agens injury fisik Pain control Pain management
Setelah dilakukan tindakan keperawatan - Kaji nyeri secara komprehensif termasuk
selama 3x8 jam, nyeri yang dialami klien presipitasi, karakteristik, lokasi, skala,
berkurang, dengan kriteria hasil: frekuensi, dan waktu serta situasi yang
1. Klien mengatakan nyeri menimbulkan nyeri
berkurang - Observasi reaksi nonverbal klien
2. Skala nyeri berkurang dari 4 - Ciptakan lingkungan yang sejuk, tenang,
ke 2 tidak berisik
3. Klien tampak tenang - Berikan informasi kepada klien dan
4. Klien mampu mengontrol keluarga tentang penyebab nyeri dan
nyeri dengan menggunakan tehnik berapa lama nyeri akan berkurang
nonfarmakologi/teknik relaksasi nafas - Ajarkan tentang teknik non farmakologi:
dalam napas dalam untuk mengurangi nyeri
- Anjurkan klien untuk istirahat
- Evaluasi manajemen nyeri yang dilakukan
klien
- Berikan terapi analgetik sesuai instruksi
dokter
2. Risiko infeksi, faktor NOC : NIC :
risiko : prosedur invasif Risk control Infection control and management
(luka jahitan di perineum) Setelah dilakukan tindakan keperawatan - Kaji adanya tanda infeksi pada luka
selama 3 x 8 jam klien tidak mengalami jahitan daerah jalan lahir
infeksi dengan kriteria hasil: - Kaji vital sign (tekanan darah, suhu, nadi
(Afnilia Yulaihah)
S:
Hari :
Tanggal :
Telah memenuhi persyaratan dan disetujui Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Melengkapi
Tugas Laporan Pada Program Profesi Ners Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
‘Aisyiyah Yogyakarta
( ) ( )
Pembimbing Pendidikan
( )