Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
Disusun oleh:
1. Aulyana Dewi Safitri (1810206048)
2. Ayu Ningtyas Andriani (1810206099)
3. Windah Roh Ekawati (1810206025)
4. Yunita Nugraheni (1810206047)
5. Aulia Kentri Fazareni (1810206012)
6. Nur Sufiati (1810206014)
Disusun oleh:
1. Aulyana Dewi Safitri (1810206048)
2. Ayu Ningtyas Andriani (1810206099)
3. Windah Roh Ekawati (1810206025)
4. Yunita Nugraheni (1810206047)
5. Aulia Kentri Fazareni (1810206012)
6. Nur Sufiati (1810206014)
Disusun oleh:
1. Aulyana Dewi Safitri (1810206048)
2. Ayu Ningtyas Andriani (1810206099)
3. Windah Roh Ekawati (1810206025)
4. Yunita Nugraheni (1810206047)
5. Aulia Kentri Fazareni (1810206012)
6. Nur Sufiati (1810206014)
Disusun Oleh:
Disusun oleh Kelompok Al-Ikhlas:
1. Aulyana Dewi Safitri (1810206048)
2. Ayu Ningtyas Andriani (1810206099)
3. Windah Roh Ekawati (1810206025)
4. Yunita Nugraheni (1810206047)
5. Aulia Kentri Fazareni (1810206012)
6. Nur Sufiati (1810206014)
Disahkan oleh:
Pada hari/ tanggal: .................................
Mengetahui,
Pembimbing Akademik
Penulis
DAFTAR ISI
A. LATAR BELAKANG
Salah satu bentuk organisasi pelayanan kesehatan yang memberikan pelayanan
kesehatan yang komprehensif mencakup aspek promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif bagi seluruh lapisan masyarakat merupakan rumah sakit (Hidayah, 2014).
Pelayanan kesehatan di rumah sakit merupakan bentuk pelayanan yang dberikan kepada
klien oleh suatu tim multidisiplin termasuk tim keperawatan. Menyelenggarakan
pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai standar kesehatan rumah sakit adalah salah
satu fungsi rumah sakit (UU RI no. 44 tahun 2009). Pelayanan kesehatan di rumah sakit
meliputi pelayanan medik, pelayanan penunjang medik, rehabilitasi medik dan pelayanan
keperawatan. Pelayanan tersebut dilaksanakan melalui unit gawat darurat, unit rawat jalan
dan unit rawat inap. Sasaran pelayanan kesehatan rumah sakit bukan hanya untuk
individu pasien tetapi juga berkembang untuk keluarga pasien dan masyarakat umum.
Fokus perhatian pada pasien yang datang atau yang dirawat sebagai individu dan bagian
dari keluarga, atas dasar sikap seperti itu, pelayanan kesehatan di rumah sakit merupakan
pelayanan kesehatan yang paripurna (Herlambang & Murwani, 2012).
Hal ini menunjukkan bahwa keperawatan merupakan bagian integral yang
tidak dapat dipisahkan dari upaya pelayanan kesehatan secara keseluruhan. Sehingga
asuhan keperawatan jika diaplikasikan secara optimal akan memberikan kontribusi yang
positif bagi pelayanan dan pengembangan rumah sakit. Kualitas rumah sakit akan
semakin bagus apabila terdapat manajemen yang bagus didalamnya. Sering kali
pelayanan rumah sakit mengalami permasalahan baik yang menyangkut tentang
ketidakpuasan masyarakat terhadap mutu pelayanan rumah sakit yang dianggap kurang
memadai atau memuaskan maupun keselamatan pasien sendiri (Hidayah, 2014). Proses
yang dinamis, yang senantiasa berubah sesuai dengan tuntutan perkembangan serta proses
mengorganisir sumber-sumber untuk mencapai tujuan dimana arah tujuan yang akan
dicapai ditetapkan berdasarkan visi, misi, filosofi organisasi adalah manajemen
(Mugianti, 2016). Di dalam manajemen keperawatan perawat dapat mengetahui peran dan
fungsinya, sehingga perawat dapat memberikan pelayanan profesional yang merupakan
bagian integral dari pelayanan kesehatan berdasarkan pada ilmu keperawatan (Pertiwi,
2012).
Perawat juga mempunyai fungsi autonomi yang didefinisikan sebagai fungsi
profesional yang membantu mengenali dan menemukan kebutuhan pasien yang bersifat
segera, hal tersebut merupakan tanggung jawab perawat untuk mengetahui kebutuhan
pasien dan membantu memenuhinya (Ratnasari, 2009). Salah Satu bagian dari
manajemen keperawatan yaitu MPKP (Model Praktek Keperawatan Professional) di
Indonesia pertama kali dikembangkan oleh FIK-UI-RSUPNCM pada tahun 1997 oleh
Sitorus. Model ini merupakan penataan struktur dan proses pemberian asuhan
keperawatan pada tingkat ruang rawat sehingga memungkinkan pemberian asuhan
keperawatan profesional. Pada aspek struktur ditetepkan jumlah tenaga keperawatan
berdasarkan jumlah klien sesuai dengan derajat ketergantungan klien. Penetapan jumlah
perawat sesuai dengan kebutuhan menjadi hal yang penting, karena bila jumlah perawat
tidak sesuai dengan kebutuhan klien, tidak ada waktu perawat untuk melakukan tindakan
keperawatan yang seharusnya dilakukan sesuai dengan rencana asuhan keperawatan
(renpra). Akibatnya waktu perawat hanya cukup untuk melakukan tindakan kolaborsi.
Dalam rangka meningkatkan mutu dan kepuasan pasien di RSU PKU
Muhammadiyah Bantul, maka perlu dikembangkan suatu model yang dianggap cocok
untuk diterapkan sebagai model peraktek keperawatan di RSU PKU Muhammadiyah
Bantul. Sebagai suatu sistem (struktur, proses dan nilai- nilai) yang memungkinkan
perawat profesional mengatur pemberian asuhan keperawatan termasuk lingkungan untuk
menopang pemberian asuhan tersebut adalah model Asuhan Keperawatan Profesional
(Hamid, 2001 dalam Mugianti, 2016). Berbagai upaya telah dilakukan untuk
meningkatkan mutu pelayanan sebagai suatu wujud nyata dalam merespon tuntutan
masyarakat pengguna jasa pelayanan kesehatan di RSU PKU Muhammadiyah Bantul
yang semakin tinggi diantaranya adalah jenis dan jumlah pelayanan yang diberikan,
sarana dan prasarana, serta jumlah dan jenis SDM guna untuk memenuhi standar
pelayanan yang optimal, sehingga diharapkan selalu mendapatkan kepercayaan dari
masyarakat luas sebagai salah satu rumah sakit unggulan di wilayah bantul dan
sekitarnya.
Selain itu, komponen penting dan vital dalam asuhan keperawatan yang
berkualitas merupakan patient safety. Hal ini menjadi penting karena Patient safety
merupakan suatu langkah untuk memperbaiki mutu pelayanan dalam memberikan asuhan
keperawatan (Cahyono, 2008 dalam Mugianti, 2016). Inti dari patient safety yaitu
penghindaran, pencegahan dan perbaikan dari kejadian yang tidak diharapkan atau
mengatasi cedera-cedera dari proses pelayanan kesehatan (Ballard, 2003). Sehingga,
program utama patient safety yaitu suatu usaha untuk menurunkan angka kejadian tidak
diharapkan (KTD) yang sering terjadi pada pasien selama dirawat di rumah sakit yang
sangat merugikan baik pasien maupun pihak rumah sakit. (Ballard, 2003 dalam Mugianti,
2016). Komunikasi terhadap berbagai informasi mengenai perkembangan pasien antar
profesi kesehatan di rumah sakit merupakan komponen yang fundamental dalam
perawatan pasien (Riesenberg, 2010).
Secara legalitas Rumah Sakit RSU PKU Muhammadiyah Bantul dimiliki oleh
Pemimpin Pusat Muhammadiyah dalam hal ini Pimpinan Daerah Muhammadiyah
Kabupaten Bantul. Dengan memulai pengadaan fasilitas yang JU semakin lengkap
diharapkan mampu memberikan pelayanan kesehatan secara optimal kepada masyarakat.
RSU PKU Muhammadiyah Bantul memiliki ruang rawat inap. Salah satu diantaranya
adalah bangsal Al-Ikhlas dengan ruang VIP 1 dan 2, kelas 1; 2; 3 yang berada di sebelah
selatan dan barat nurse station, 1 sebagai ruang utama dan 1 sebagai ruang observasi.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah melaksanakan Praktek Profesi Ners (PPN) stase manajemen
keperawatan selama 3 minggu di Ruang Al-Ikhlas di RSU PKU Muhammadiyah
Bantul, mahasiswa mampu memahami dan menerapkan model praktek keperawatan
profesional, patient safety, gaya kepemimpinan serta proses manajemen keperawatan
2. Tujuan Khusus
Setelah menyelesaikan praktik manajemen keperawatan diharapkan
mahasiswa mampu:
a. Mengkaji lingkungan untuk menemukan data-data baik primer maupun sekunder
mengenai Ruang Al-Ikhlas di RSU PKU Muhammadiyah Bantul
b. Menganalisa lingkungan, menemukan masalah dan memahami masalah-masalah
yang ada di ruang Al-Ikhlas di RSU PKU Muhammadiyah Bantul yang
berhubungan dengan proses manajemen keperawatan.
c. Mengidentifikasi, menganalisis serta menetapkan masalah dan prioritas masalah.
d. Merencanakan alternatif pemecahan masalah serta menyusun rencana kegiatan
atau POA berdasarkan prioritas masalah.
e. Memilih dan menetapkan gaya kepemimpinan yang sesuai.
f. Mengorganisasi kegiatan berdasarkan perencanaan yang ditetapkan.
g. Menciptakan perubahan pada sistem pelayanan keperawatan di ruang Al-Ikhlas di
RSU PKU Muhammadiyah Bantul
h. Melaksanakan dan mengevaluasi pelaksanaan rencana kegiatan yang telah
disusun.
C. MANFAAT
1. Bagi institusi bidang Perawatan Rumah Sakit
Khususnya dalam bidang keperawatan data yang diperoleh dari hasil pengkajian akan
membantu sebagai bahan masukan bagi Rumah Sakit dalam upaya peningkatan mutu
manajerial pelayanan rumah sakit.
2. Bagi profesi (mahasiswa praktikan)
a. Mahasiswa lebih terampil dalam penerapan aplikasi prinsip-prinsip manajemen
keperawatan di lapangan.
b. Mahasiswa mendapatkan pengalaman baru di lapangan dalam hal penerapan
manajemen keperawatan.
3. Bagi Perawat
Menambah pengetahuan tentang manajemen pelayanan dan manajemen asuhan
keperawatan melalui bermain peran oleh mahasiswa (role play) dan penyegaran
yang diberikan sesuai dengan masalah yang ditemukan.
F. KATEGORI PENILAIAN
Penilaian yang diambil sebagai panduan dalam laporan ini yaitu menggunakan
kriteria penilaian menurut Gillies (1994) dengan rentang sebagai berikut:
1. Kategori baik adalah 100-76% (Keterangan: dipertahankan)
2. Kategori cukup adalah 75-56% (Keterangan: ditingkatkan)
3. Kategori kurang adalah 55-40% (Keterangan: perlu dilakukan tindakan).
G. PESERTA PRAKTIK
Mahasiswa program Pendidikan Profesi Ners, jurusan Ilmu Keperawatan
Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta stase Manajemen Keperawatan tahun 2019, kelompok
D1 dan D2 manajemen yang terdiri dari :
1. Aulyana Dewi Safitri (1810206048)
2. Ayu Ningtyas Andriani (1810206099)
3. Windah Roh Ekawati (1810206025)
4. Yunita Nugraheni (1810206047)
5. Aulia Kentri Fazareni (1810206012)
6. Nur Sufiati (1810206014)
BAB II
TINJAUAN TEORI DAN DATA
K. mandi
11 10 9 8
1 2 3
Kelas 2 Ruang
13 Kelas 14 jaga Ruang
4 5 6 7 3 perawat
U
12 15 perawat
R.
Observasi
(18-19)
16
R.
Kelas 3 Utama
17
MASJID VIP 2
K.1 (1-2)
VIP 1
Koordinator Shift Koordinator Shift Koordinator Shift Koordinator Shift Koordinator Shift
TIM A TIM B
Perawat Pelaksana
Perawat Pelaksana
Dari tabel 2.3 didapatkan jumlah pasien terbanyak yaitu pada bulan
Desember yaitu sebanyak 180 pasien, sedangkan jumlah pasien
paling sedikit pada bulan Juli yaitu sebanyak 126 pasien.
(2) Distribusi pasien berdasarkan 10 penyakit terbanyak di bangsal
Bangsal Al Ikhlas memberikan pelayanan khusus bedah dan penyakit
dalam pada pasien. Berdasarkan buku registrasi pasien bangsal Al
Ikhlas didapatkan berbagai penyakit yang ditemukan dan setelah
kami rangkum didapatkan 10 penyakit terbanyak antara lain sebagai
berikut:
Tabel 2.4 Sepuluh Kasus Penyakit Terbanyak di Bangsal
Al Ikhlas RSU PKU Muhammadiyah Bantul
pada bulan Juli-Desember 2018
NO PENYAKIT N
1 ISK 150
2 Broncopneumonia 107
3 GEA 94
4 Fraktur 64
5 TF 63
6 DF 28
7 CKR 26
8 TE 25
9 DHF 13
10 Tonsilitis 8
Total 578
Sumber: Data Primer Register Pasien RSU PKU Muhammadiyah
Bantul 2018
Dari tabel 2.4 dapat dilihat bahwa penyakit yang paling banyak
terdapat di bangsal Al-Ikhlas pada bulan Juli-Desember 2018 adalah
ISK sebanyak 150, sedangkan penyakit yang paling sedikit yaitu
Tonsilitis sebanyak 8.
(3) Distribusi pasien berdasarkan tempat tinggal
Pasien yang datang di RSU PKU Muhammadiyah Bantul berasal dari
berbagai kecamatan baik dalam lingkup daerah Bantul maupun luar
daerah Bantul, sehingga didapatkan distribusi pasien bangsal Al-
Ikhlas berdasarkan kecamatan sebagai berikut:
Tabel 2.5 Distribusi Pasien Berdasarkan Kecamatan di Bangsal
Al-Ikhlas RSU PKU Muhammadiyah Bantul pada Bulan
Juni-November 2018
No Asal Daerah Jumlah Persentase %
1 Sewon 116 19,7
2 Bantul 110 18,7
3 Kasihan 68 11,5
4 Panjangan 67 11,3
5 Pandak 63 10,7
6 Sanden 48 8,1
7 Bambanglipuro 41 7,0
8 Imogiri 38 6,4
9 Pundong 24 4,0
10 Dlingo 16 3,0
Total 591 100%
Sumber: Buku Registerasi Rawat Inap Berdasarkan Alamat Pasien
RSU PKU Muhammadiyah Bantul 2018
kebutuhan SDM
Kuantitas Kegiatan Pokok
=
Standar Beban Kerja
+ 𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 𝐾𝑒𝑙𝑜𝑛𝑔𝑔𝑎𝑟𝑎𝑛
5) Machine/mesin
a) Tinjauan Teori
Dua komponen penting yang menjadi fokus utama pada rumah sakit atau
puskesmas yaitu: mutu atau kualitas dan pembiayaan. Pelayanan
keperawatan merupakan bagian integral dari sistem pelayanan kesehatan
di rumah sakit dan puskesmas, sehingga mutu pelayanan kesehatan rumah
sakit atau Puskesmas juga ditentukan oleh mutu pelayanan keperawatan
yang perlu dikelola secara profesional sehingga dapat memberikan
kontribusi terhadap citra rumah sakit atau Puskesmas melalui pemberian
jasa pelayanan kesehatan yang menyeluruh.
Pelayanan keperawatan merupakan bagian integral dari sistem pelayanan
kesehatan di rumah sakit dan puskesmas sehingga mutu pelayanan
kesehatan rumah sakit atau puskesmas juga ditentukan oleh mutu
pelayanan keperawatan secara professional. Mutu pelayanan secara
professional ini dapat memberikan kontribusi terhadap citra rumah sakit
atau puskesmas melalui pemberian jasa pelayanan kesehatan yang
menyeluruh.
Manajemen keperawatan sangat memerlukan adanya pengelolaan
peralatan sebagai faktor pendukung atau penunjang terlaksananya
pelayanan keperawatan. Peralatan kesehatan untuk pelayanan
keperawatan merupakan semua bentuk alat kesehatan atau peralatan lain
yang dipergunakan untuk melaksanakan asuhan keperawatan untuk
menunjang kelancaran pelaksanaan sehingga diperoleh tujuan pelayanan
keperawatan efisien dan efektif.
b) Tinjauan Data
Tabel 2.18 Alat Per Januari RSU PKU
Muhammadiyah Bantul
No Alat Jumlah
1 Termo Digital 4
2 Tensi elektrik 2
3 Nebulizer 7
4 Oxymetri 1
5 Infus pump 2
6 Syrinc pump 2
Sumber: Buku Inventaris ruang Al-Ikhlas 2019
2. Unsur Proses
a. Proses Manajemen Asuhan Keperawatan
1) Penerapan Standar Asuhan Keperawatan
Metode studi dokumentasi menggunakan instrumen A
a) Tinjauan Teori
Proses adalah suatu rangkaian tindakan yang mengarah pada suatu tujuan.
Proses akhir dari proses keperawatan dapat berupa sebuah pembebasan
dari gejala, eliminasi resiko, pencegahan komplikasi, argumentasi
pengetahuan atau keterampilan kesehatan dan kemudahan dari kebebasan
maksimal (Nursalam, 2008). Proses keperawatan merupakan pemberian
asuhan keperawatan yang logis, sistematis, dinamis dan teratur. Langkah -
langkah proses keperawatan dilakukan secara berurutan sebagai berikut:
(1) Pengkajian
Pengkajian adalah langkah awal dan dasar dalam proses keperawatan
secara keseluruhan. Asuhan keperawatan memerlukan data yang
lengkap dan dikumpulkan secara terus menerus untuk menentukan
kebutuhan dan masalah kesehatan atau keperawatan yang dialami
pasien. Tahap penganalisis data terdiri dari tiga kegiatan yaitu:
(a) Pengumpulan data keperawatan
(b) Pengelompokan data atau analisa data
(c) Perumusan diagnosa
(2) Diagnosa
Diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan dari masalah pasien
yang nyata maupun potensial berdasarkan data yang dikumpulkan,
yang pemecahanya dapat dilakukan dalam batas wewenang perawat
melakukanya. Perumusan diagnose keperawatan mengacu pada
toksonomi NANDA 2018-2020:
(a) Rumus PES untuk diagnose aktual: problem (masalah), etiologi
(penyebab)dan syimptoms (gejala,tanda).
(b) Rumus PE untuk diagnose resiko: problem (masalah), etiologi
(penyebab).
(c) Rumus P untuk masalah kolaboratif: Problem (masalah).
(3) Perencanaan
Perencanaan keperawatan adalah penyusunan rencana tindakan
keperawatan yang akan menanggulangi masalah sesuai dengan
diagnose keeprawatan yang telah ditentukan dengan tujuan memenuhi
kebutuhan pasien. Perumusan tujuan diutamakan menggunakan NOC
dan perumusan perencanaan diutamakan menggunakan NIC.
Langkah-langkah penyusunan perencanaan keperawatan terdiri dari
tiga kegiatan:
(a) Menetapkan urutan prioritasmasalah.
(b) Merumuskan tujuan keperawatan yang akan dicapai.
(c) Menentukan rencana tindakan keperawatan.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam merumuskan tujuan adalah
sebagai berikut:
(a) Spesifik (Specific) artinya pernyataan tujuan harus merupakan
perilaku pasien yang menunjukkan berkurangnya masalah pasien.
Masalah tersebut telah diidentifikasi dalam diagnosa keperawatan.
(b) Measurable yaitu ditulis secara singkat dan jelas sehingga mudah
dimengerti oleh perawat atau tenaga kesehatan lainnya.
(c) Dapat diukur (achievable) artinya dapat diamati, ditafsirkan dan
dinilai. Hindari penggunaan kata-kata baik, cukup, normal, dll.
(d) Realitas (reality) artinya dapat dilaksanakan dengan tenaga dan
fasilitas yang tersedia serta realistis untuk kemampuan pasien
pada waktu yang telah ditetapkan.
(e) Time yaitu tujuan di tegakan berdasarkan diagnosis keperawatan
dan kriteria waktu tertentu.
(f) Rumusan penulisan tujuan menggunakan formula
T = S + P + K + KO
Keterangan:
T : tujuan S : subjek
P : predikat K : kriteria
KO : kondisi
(4) Tindakan
Tindakan keperawatan adalah pelaksanaan rencana tindakan yang telah
ditentukan, dengan maksud agar kebutuhan pasien terpenuhi secara
optimal. Tindakan keperawatan dapat dilaksanakan sebagian oleh pasien
itu sendiri, perawat secara mandiri atau mungkin dilakukan secara
kerjasama dengan anggota tim kesehatan lainya.
(5) Evaluasi
Evaluasi adalah proses penilaian pencapaian tujuan serta pengkajian
ulang rencana keperawatan. Tujuan evaluasi adalah untuk menilai
seberapa jauh staf mampu melaksanakan peranya sesuai dengan tujuan
yang telah ditentukan serta mengidentifikasi faktor-faktor yang
menghambat dan mendukung dalam pelaksanaan (Nursalam,2012).
Kriteria evaluasi keperawatan meliputi:
(a) Setiap tindakan keperawatan harus dilakukan evaluasi.
(b) Evaluasi hasil menggunakan indicator perubahan fisiologis dan
tingkah laku pasien.
(c) Hasil evaluasi segera dicatat dan ditindak lanjuti.
(d) Evaluasi melibatkan keluarga, pasien dan tim kesehatan lainya.
(e) Evaluasi dilakukan sesuai dengan standar (tujuan yang ingin dicapai
dan standar praktik keperawatan).
Ruang lingkup standar praktik keperawata nmenurut PPNI (1999):
(a) Standart 1 : ilmu pengetahuan
(b) Standart 2 : akuntabilitas profesional
(c) Standart 3 : pengkajian
(d) Standart 4 : perencanaan
(e) Standart 5 : pelaksanaan
(f) Standart 6 : evaluasi
Metode Pengumpulan Data
Metode studi dokumentasi menggunakan instrumen A. Instrumen A
merupakan evaluasi terhadap pendokumentasian asuhan keperawatan yang
telah baku. Evaluasi dilakukan terhadap dokumentasi asuhan pasien yang
dirawat minimal 3 hari. Prosentase dari masing-masing instrumen akan
menentukan tingkat mutu asuhan keperawatan yang dilakukan. Rentang
nilai untuk instrumen A adalah:
(a) 76-100% adalah baik. Keterangan: Dipertahankan.
(b) 56-75% adalah cukup. Keterangan: Ditingkatkan.
(c) 40-55% adalah kurang. Keterangan: Perlu dilakukan pelatihan
(d) 0-39% adalah sangat kurang. Keterangan: Perlu dilakukan pelatihan
dan pendidikan khusus. Penerapan SAK dengan metode studi
dokumentasi menggunakan instrumen A. Berdasarkan hasil studi
dokumentasi diperoleh data tentang pendokumentasian asuhan
keperawatan.
b) Tinjauan Data
(1) Pengkajian
Bangsal Al-Ikhlas memiliki 21 Rekam Medis sesuai dengan jumlah bed
yang ada akan tetapi ketika pengkajian hanya 12 RM pasien sehingga
kami mengambil 12 RM tersebut sebagai sampel dalam penilaian
pendokumentasian Asuhan Keperawatan. Adapun hasilnya sebagai
berikut:
Tabel 2.19 Pengkajian Unsur Proses (Manajemen Asuhan Keperawatan)
tentang Analisa Pengkajian Di Bangsal
Al-Ikhlas RSU PKU Muhammadiyah Bantul
No Kriteria Ya Tidak
1 Apakah perawat melarang anda/ pengunjung 12 0
merokok di ruangan
2 Apakah perawat selalu menanyakan bagaimana 12 0
nafsu makan Anda/Keluarga
3 Apakah Perawat menanyakan pantangan dalam 12 0
hal makanan Anda/Keluarga
4 Apakah perawat menayakan/memperhatikan 12 0
berapa jumlah makanan dan minuman yang biasa
Anda? keluarga anda habiskan
5 Pada saat Anda/keluarga anda dipasang infus, 12 0
apakah perawat selalu memeriksa
cairan/tetesannya dan area sekitar pemasangan
jarum infus.
6 Apabila Anda/Keluarga Anda mengalami 12 0
kesulitan buang air besar apakah perawat
menganjurkan makan buah-buahan, sayuran,
minum yang cukup, banyak bergerak
7 Pada saat perawat membantu Anda/Keluarga 12 0
Anda membuang air besar-buang air kecil,
apakah perawat memasang sampiran/selimut,
menutup pintu jendela, mempersilahkan
pengunjung keluar ruangan
8 Apakah ruangan tidur Anda/Keluarga Anda 12 0
selalu dijaga kebersihannya dengan disapu dan
dipel setiap hari
9 Apakah Anda/keluarga Anda dibantu jika tidak 12 0
mampu menggosok gigi, membersihkan mulut
atau mengganti pakaian atau menyisir rambut
10 Apakah alat-alat tenun seperti sprei, selimut dll, 12 0
diganti setiap kotor
11 Apakah perawat pernah memberikan penjelasan 12 0
akibat dari: kurang gerak, berbaring terlalu lama
12 Pada saat Anda/Keluarga anda masuk rumah 12 0
sakit apakah perawat memberikan penjelasan
tentang fasilitas yang tersedia dan cara
penggunaanya, peraturan, tata tertib yang
berlaku di rumah sakit
13 Selama Anda/Keluarga Anda dalam Perawatan 12 0
apakah perawat memanggil nama dengan benar
14 Selama Anda/Keluarga anda dalam perawatan 12 0
apakah perawat mengawasi keadaan anda secara
teratur pada pagi, sore maupun pada malam hari
15 Selama Anda/Keluarga Anda dalam perawatan 12 0
segera memberi bantuan bila diperlukan
16 Apakah perawat bersikap sopan, ramah 12 0
17 Apakah anda/keluarga anda mengetahui perawat 12 0
yang bertanggung jawab setiap kali pergantian
dinas
18 Apakah perawat selalu memberi penjelasan 12 0
sebelum memberikan tindakan
perawatan/pengobatan
19 Apakah perawat selalu bersedia mendengarkan 12 0
dan memperhatikan setiap keluhan anda/keluarga
20 Dalam hal memberikan obat pasien perawat 12 0
membantu menyiapkan/ meminum obat
21 Selama pasien dirawat apakah diberikan 12 0
penjelasan tentang perawatan/ pengobatan
pemeriksaan lanjutan setelah pasien
diperbolehkan pulang
Jumlah 21 0
Nilai 100% 0%
Sumber : Data primer kuesioner tanggal 28-30 Januari 2019
Berdasarkan kuisioner didapatkan hasil 100% dengan kategori baik bagi
pelayanan yang telah diberikan di ruang Al-Ikhlas.
3) Instrumen C
Tabel 2.45 Pengkajian Unsur Output tentang Hasil Evaluasi Mutu
Pelayanan (Instrumen C) di Bangsal Al- Ikhlas RSU PKU Muhammadiyah
Bantul
Observasi Ket
Jenis
ASPEK YANG DINILAI
Kegiatan
Ya Tidak
Memberi Kriteria Persiapan :
-kan obat 1) Spuit disposible sesuai kebutuhan. 10
melalui 2) Kapas alcohol 70%. 10
injeksi 3) Obat yang akan diberikan. 10
4) Pasien diberikan penjelasan. 10
Kriteria Pelaksanaan :
1) Hand hygiene 3 7
2) Mempertahankan prinsip aseptic 10
3) Membaca etiket obat 10
4) Membaca dosis obat 10
5) Memasukkan obat ke dalam spuit, 10
kemudian udara dalam spuit
dikeluarkan
6) Mengatur posisi pasien 10
7) Menentukan daerah yang akan 10
diinjeksi
8) Mendesinfeksi kulit sesuai dengan 10
jenis injeksi
9) Memasukkan jarum sesuai tekhnik 10
penyuntikan melakukan aspirasi
10) Memasukkan obat dengan perlahan 10
11) Memperhatikan respon klien
12) Mencabut jarum perlahan 10
13) Mendesinfeksi kulit/daerah injeksi 10
dengan kapas alcohol 70% 10
14) Memeriksa respon pasien
10
Total 17
Persenta (%) 94,44
se %
Dressing
Infus a. Kriteria Persiapan
1) Siapkan alat: plester, dressing 10
transparan dan plester betadin,
perlak, bengkok/ kantong plastik
2) Ucapkan salam 10
3) Beritahu pasien tindakan dan tujuan 10
yang akan dilakukan
4) Hand hygiene sebelum tindakan 0 10
5) Atur posisi sesuai dengan bagian 10
yang diinfus
b. Kriteria Pelaksanaan
1) Baca bismillah 10 10
2) Letakkan perlak dibawah bagian 0
tubuh yang dipasang infus
3) Buka plester secara perlahan dan 10
tahan bagian tusukan dan pangkal
kateter intravena agar tidak tercabut
4) Disinfeksi dengan kapas alkohol 10
pada daerah sekitar tusukan
kemudian ganti balutan baru dengan
dressing transparan atau plester baru
dan ditutup
5) Cek ulang sambungan infus transfusi 10
set dengan pangkal kateter
intravena, kencangan agar kuat dan
tidak lepas
6) Beri plester pada ujung infus atau 10
transfusi set
7) Akhiri tindakan dengan hamdallah 3 7
8) Rapikan alat 10
9) Hand hygiene sesudah tindakan 10
10) Dokumentasikan di rekam medis 3 7
Total 11
Presenta 73,33
se %
Sumber: hasil observasi 28-30 Januari 2019
b. Evaluasi kepatuhan terhadap SOP
Tabel 2.46 Pengkajian Unsur Output ( Evaluasi Mutu Pelayanan)
tentang Kepatuhan Terhadap SOP Keperawatan RSU PKU
Muhammadiyah Bantul pada 10 orang Perawat
No. SOP Nilai (%) Keterangan
1. Pemberian obat 94,4% Beberapa perawat belum
melalui injeksi melakukan hand hygiene
sebelum ke pasien
2. Dressing Infus 73,3% Beberapa perawat belum
melakukan hand hygiene
sebelum ke pasien
Rata-rata = Jumlah% : 2= 167,7 : 2 = 83,8%
Sumber: Hasil observasi 28-30 Januari 2018
Berdasarkan hasil evaluasi mutu pelayanan (instrumen C) di ruang Al-
Ikhlas didapatkan hasil rata-rata 83,8% yang menandakan hasil evaluasi
mutu pelayanan baik sehingga perlu dipertahankan.
c. Hasil evaluasi mutu bimbingan praktek klinik keperawatan
Tabel 2.47 Pengkajian Unsur Output tentang (Evaluasi Mutu Bimbingan
Praktik Klinik Keperawatan) tentang Evaluasi Pembimbing Praktek
Klinik Keperawatan Di RuangAl-Ikhlas RSU PKU Muhammadiyah
Bantul
No Standar SL SR KD TP
1 Pembimbing selalu mengadakan orientasi ruangan √
2 Mengadakan pre dan post conference
3 Menguasai materi dan tindakan yang akan dipandu √
4 Selalu menyediakan waktu untuk membimbing √
5 Mengikutsertakan praktikan dalam kegiatan asuhan √
keperawatan
6 Memberikan contoh pelaksanaan prosedur yang √
benar (bed side teaching)
7 Mengarahkan dan membimbing praktikan dalam √
pencapaian target motivasi
8 Memotivasi minat dan semangat belajar untuk √
meningkatkan kemampuan praktikan
9 Memonitor pelaksanaan praktik yang meliputi: √
kemampuan praktikan dan ketaatan dalam
memenuhi aturan RS dan instansi pendidikan
10 Melakukan ronde keperawatan √
11 Melakukan evaluasi bimbingan praktik (kognitif, √
afektif, psikomotor)
12 Memeriksa dan memberikan penilaian yang dibuat √
praktikan
13 Memberikan bimbingan kepada praktikan minimal 2 √
kali dalam 1 minggu
14 Memberikan umpan balik kepada praktikan √
Jumlah: 12 2
Persentase % 95,2%
Sumber : Hasil pengkajian Januari 2019
Keterangan:
SL : selalu
S : sering
KD : kadang-kadang
TP : tidak pernah
Hasil dari jumlah nilai total evaluasi bimbingan Praktek Klinik
Keperawatan di Ruang Al-Ikhlas RSU PKU Muhammadiyah Bantul
didapatkan persentase 95,2% atau dikategorikan baik dan perlu
dipertahankan.
d. Hasil evaluasi penerapan patient safety
1) Tinjauan Teori
Solusi keselamatan pasien rumah sakit adalah suatu sistem dirumah sakit
membuat asuhan pasien lebih aman, yang meliputi: assessment risiko,
identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan resiko pasien
pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insident, dan tindak
lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya resiko.
Sistem tersebut diharapkan dapat mencegah terjadinya cidera yang
disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tindak
melakukan tindakan seharusnya).
Menurut UU No. 44 tahun 2009 pasal 43 tentang keselamatan pasien
menjelaskan: Ayat 1 Rumah Sakit wajib menerapkan standar keselamatan
pasien. Ayat 2 standar keselamatan pasien sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dilaksanakan melalui pelaporan insiden, menganalisa dan menetapkan
pemecahan masalah dalam rangka menurunkan angka kejadian yang tidak
diharapkan. Ayat 3 Rumah Sakit melaporkan sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) kepada komite yang membidangi keselamatan pasien yang ditetapkan
oleh Mentri. Ayat 4 pelaporan insiden keselamatan sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) dibuat secara anonim dan ditunjukan untuk mengoreksi sistem
dalam rangka meningkatkan keselamatan pasien. Ayat 5 ketentuan lebih
lanjut mengenai standar keselamatan pasien sebagaimana 106 dimaksud
pada ayat (1) dan ayat (2) diatur dengan peraturan Menteri.
Dalam rangka asuhan pasien lebih aman, perlu menetapkan program
keselamatan pasien yang telah ditetapkan yang telah di tetapkan pada
peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1961/Menkes/per/VIII/2011 tentang keselamatan pasien rumah sakit. Sasaran
keselamatan pasien merupakan syarat untuk ditetapkan dirumah sakit yang
diakreditas Rumah sakit. Penyusunan sasaran ini mengacu kepada Nine Life
Saving Patient Safety Solution dari WHO Patient Safety (2010) yang
digunakan oleh Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit PERSI (KKPRS
PERSI), dan dari Joint Commsion International (JCI).
Maksud dari sasaran keselamatan pasien adalah mendorong perbaikan
spesifik dalam keselamatan pasien. Sasaran menyoroti bagian-bagian yang
bermasalah dalam pelayanan kesehatan dan menjelaskan bukti serta solusi
dari konsensus berbasis bukti dan keahlian atas permasalahn ini. Diakui
bahwa desain sistem yang baik secara intrisik adalah untuk memberikan
pelayanan kesehatan yang aman dan bermutu tinggi, sedapat mungkin sasaran
secara umum difokuskan pada solusi-solusi yang menyeluruh. Berdasarkan
keputusan Permenkes No. 1961/Menkes/PER/VIII/2011 tentang keselamatan
pasien antara lain:
a) Ketepatan Identifikasi Pasien
Suatu sistem dimana petugas kesehatan/perawat/bidan melaksanakan
asuhan pasien lebih aman dengan memasang gelang identitas pasien.
Berbagai macam warna gelang pasien diantaranya:
(1) Gelang identitas
(a) Biru: Laki-laki
(b) Pink: Perempuan
(2) Gelang penanda
(a) Merah: Alergi
(b) Kuning: Risiko Jatuh
(c) Ungu: Do not resucitate
Petugas harus melakukan identifikasi pasien saat:
(1) Pemberian obat
(2) Pemberian darah/produk darah
(3) Pengambilan darah dan spesimen lain untuk pemeriksaan klinis
(4) Sebelum memberikan pengobatan
(5) Sebelum memberikan tindakan
Saat pemasangan gelang oleh petugas, yag harus dilakukan:
(1) Jelaskan manfaat gelang pasien
(2) Jelaskan bahaya untuk pasien yang menolak, melepas, menutupi
gelang dll
(3) Minta pasien utuk mengingatkan petugas bila akan melakukan
tindakan atau memberi obat
(4) Memberikan pengobatan tidak mengkonfirmasi nama dan mengecek
ke gelang
b) Peningkatan Komunikasi yang Efektif
Menurut Sukesih (2015) komunikasi efektif adalah suatu sistem
perawat/bidan melaksanakan asuhan pasien lebih aman dengan
meningkatkan komunikasi efektif untuk menghindari kesalahan prosedur
pengobatan dan perawat. Komunikasi efektif SBAR harus dilakukan
setiap pelaporan kondisi pasien. Langkah-langkah komunikasi SBAR
yang harus dilaksanakan yaitu persiapan (read first), lakukan timbang
terima dengan langkah S: Situation menyebutkan nama dan umur pasien,
tanggal masuk dan hari perawatan, nama dokter yang menangani pasien,
masalah yang ingin disampaikan), B: Background (latar belakang
permasalahan, yaitu masalah pasien sebelumnya/ diagnosa keperawatan
serta intervensi yang telah dilakukan, menyebutkan pemasangan alat
invasif dan mengkaji pengetahuan pasien terkait diagnosa medik), A:
Assessment (kondisi pasien saat ini, hasil investigasi yang abnormal dan
hasil penunjang yang telah dilakukan), dan R: Recommendation
(rekomendasi untuk penyelesaian masalah, apakah diperlukan
pemeriksaan tambahan dan tindakan lanjutan).
c) Peningkatan Keamanan Obat yang Perlu Diwaspadai
Mengurangi kesalahan dalam memberikan obat, adalah suatu system
petugas kesehatan/perawat dalam melaksanakan asuhan pasien aman
dalam memberikan obat untuk menghindari kesalahan. Rumah sakit
mengembangkan suatu pendekatan untuk memperbaiki keamanan obat-
obat yang perlu diwaspadai (high-alert). Obat high alert (yang harus
diwaspadai): obat yang dapat menimbulkan KTD atau kejadian sentinel
bisa salah Digunakan. Lasa (Look Alike Sound Alike) Norum ( Nama
Obat Rupa Mirip)
hidraALAzine hidrOXYzine
ceREBYx ceLEBRex
vinBLASTine vinCRIStine
chlorproPAMIDE chlorproMAZINE
glipiZIde glYBURIde
DAUNOrubicine dOXOrubicine
1. ADRENERGIC AGONIS IV (Contoh: adrenalin)
2. ADRENERGIC ANTAGONIS IV (Contoh: Propanolol)
3. ANESTETIC AGENT GENERAL, INHALED dan IV (Misal:
Propofol)
4. CARDIOPLEGIC SOLUTION
5. CHEMOTERAPIC AGENTS PARENTERAL DAN ORAL
6. DEXTROSE HIPERTONIC 20% ATAU LEBIH
7. DIALISIS SOLUTION (PERITONEAL, HEMODIALISIS)
8. OBAT EPIDURAL DAN INTRATHECAL
9. GLICOPROTEIN INHIBITOR II B/III A (Misal: Ephbatide)
10. HIPOGLIKEMIK ORAL
11. OBAT OBAT INOTROPIK IV (Misal: Digoxin, milrinone)
12. LIPOSOMAL FORM OF DRUGS (Liposomal Ampheterisine B)
13. MODERATE SEDATION AGENTS IV (Contoh: Midazolame)
14. MODERATE SEDATION AGENTS ORAL FOR CHILDREN
(Contoh Chloralhydrate)
15. ANESTETIC/OPIATE IV DAN ORAL ( Termasuk cairan konsentrat,
immediate and sustained released Formulation)
16. NEUROMUSCULAR BLOCKING AGENT (Contoh: Succynil
Choline)
17. RADIO CONTRAS AGENT IV
18. THROMBOLITIC/FIBRINOLITI IV (Contoh: Tenecteplace)
b. Humpty Dumpty Fall Scale (HDFS) / Skala Jatuh Humpty Dumpty Untuk
Pediatrik
Skala ini biasa dipakai untuk mengukur tingkat resiko jatuh pada
Pediatrik atau anak – anak.
No Bulan Hasil
1 Juli 49,20%
2 Agustus 49,20%
3 September 47,61%
4 Oktober 49,20%
5 November 47,61%
6 Desember 49,20%
31
= (21𝑥3) x 100
= 49,20%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑝𝑒𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡𝑎𝑛
Agustus = (𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑇𝑇𝑥𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 1 𝑝𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑𝑒) x 100
31
= (21𝑥3) x 100
= 49,20%
30
= (21𝑥3) x 100
= 47,61%
31
= (21𝑥3) x 100
= 49,20%
30
= (21𝑥3) x 100
= 47,61%
31
= (21𝑥3) x 100
= 49,20%
2) AVLOS =
No Bulan Hasil
1 Juli 2,69%
2 Agustus 2,61%
3 September 2,40%
4 Oktober 2,74%
5 November 2,55%
6 Desember 2,36%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑙𝑎𝑚𝑎 𝑑𝑖𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡
Juli = (𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑇𝑇𝑥𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 1 𝑝𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑𝑒) x 100
5
= (186) x 100
= 2,69
5
= (186) x 100
= 2,61
5
= (208) x 100
= 2,40
5
= (182) x 100
= 2,74
5
= (196) x 100
= 2,55
5
= (212) x 100
= 2,36
(𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑇𝑇 ×𝑃𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑𝑒)−𝐻𝑎𝑟𝑖 𝑝𝑒𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡𝑎𝑛
3) TOI = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟 (ℎ𝑖𝑑𝑢𝑝/𝑚𝑎𝑡𝑖)
No Bulan Hasil
1 Juli 1,293%
2 Agustus 0,836%
3 September 0,765%
4 Oktober 0,917%
5 November 0,88%
6 Desember 0,941%
(21𝑥3)−5
= x 100
45
= 1,293%
(21𝑥3)−5
= x 100
70
= 0,836%
(21𝑥3)−5
= x 100
76
= 0,765%
(21𝑥3)−5
= x 100
64
= 0,917%
(21𝑥3)−5
= x 100
66
= 0,88%
(𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑇𝑇𝑥𝑃𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑𝑒)−𝐻𝑎𝑟𝑖 𝑝𝑒𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡𝑎𝑛
Desember = x 100
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟 (ℎ𝑖𝑑𝑢𝑝/𝑚𝑎𝑡𝑖)
(21𝑥3)−5
= x 100
62
= 0,941
No Bulan Hasil
1 Juli 7,871%
2 Agustus 9,286%
3 September 11,44%
4 Oktober 8,095%
5 November 8,795%
6 Desember 11,04%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟
Juli = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟 (ℎ𝑖𝑑𝑢𝑝/𝑚𝑎𝑡𝑖) x 100
165
= x 100
21
= 7,87%
195
= x 100
21
= 9,286%
240
= x 100
21
= 11,44%
170
= x 100
21
= 8,095%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟
November = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟 (ℎ𝑖𝑑𝑢𝑝/𝑚𝑎𝑡𝑖) x 100
185
= x 100
21
= 8,79%
232
= x 100
21
= 11,04%
Prioritas Masalah
T R I Ʃ Priority
No Masalah Importensi
P S RI PC DU PE
1. Patient safety
(Komunikasi 4 4 3 4 3 2 4 3 3 30 2
efektif)
2. Patient
Safety
5 4 4 4 3 2 3 4 4 33 1
(Hand
hygine)
3. MPKP
(Operan 4 3 2 2 3 2 2 3 3 24 5
jaga)
4. MPKP (post 4 3 3 3 3 2 2 3 3 26 3
conference)
5. Organizing
(tata letak dan 3 2 2 2 3 3 2 3 3 23 6
desain)
6. Organizing
(informasi
pasien baru 4 3 2 2 3 3 2 3 3 25 4
dan evaluasi
pasien pulang)
Keterangan:
Importancy (I) : pentingnya masalah
Prevalency (P) : masalah lebih banyak ditemukan
Severity (S) : akibat yang ditimbulkan lebih serius
Rate of Increase (RI) : kenaikan jumlah masalah lebih cepat
Publict concert (PC) : keprihatinan masyarakat
Degree of Ummeetneeds (DU) : tingkat keinginan yang tidak terpenuhi untuk selesainya
masalah
Political Elimate (PE) : iklim politik mendukung
Technology (T) : tekhnologi yang tersedia
Resource (R) : sumber daya (manusia, dana, alat)
Rentang penilaian mulai dari 1 sampai 5
1 : Sangat tidak penting
2 : Tidak penting
3 : Penting
4 : Sangat penting
5 : Paling penting
PRIORITAS MASALAH
1. Hand hygine sesuai dengan 6 langkah dan 5 momen
2. Komunikasi efektif di setiap interaksi/ komunikasi dengan tim kesehatan lain baik
secara langsung maupun tidak langsung
3. Post conference di setiap selesai shift
4. Informasi pasien baru dan evaluasi pasien pulang
5. Operan jaga dengan manajemen waktu yang tepat
6. Tata letak dan desain disetiap sudut tempat bangsal
F. PLAN OF ACTION (POA)
NO DIAGNOSA MASALAH URAIAN KEGIATAN SASARAN TARGET WAKTU PJ
1. Patient Safety Berdasarkan hasil Diskusikan ke kepala ruang Seluruh 90 % 4-9 Windah
(hand hygiene) observasi dengan tentang kegiatan yang akan perawat di Februari
10 perawat, dilakukan untuk mengatasi bangsal Al 2018
didapatkan 7 masalah hand hygiene. Ikhlas baik
perawat yang Mendiskusikan masalah hand
Karu, Ko-
kadang-kadang hygiene saat meeting morning
melakukan hand kepada perawat jaga, praktikan Shif, maupun
hygiene sebelum maupun karu perawat
melakukan Melakukan kegiatan hand pelaksana
tindakan injeksi hygiene 6 langkah secara
obat serta 10 bersamaan setelah operan jaga
perawat tidak dan menghafalkan 5 moment
pernah hand agar dapat diterapkan
hygiene sebelum
melakukan
tindakan dressing.
Pengurangan
risiko infeksi
terkait dengan
pelayanan
kesehatan
didapatkan
presentase 70 %
belum melakukan
hand hygiene
dengan benar dan
tepat
2. Komunikasi Berdasarkan hasil Mensosialisasikan tehnik Seluruh 90% 4-8 Yunita
observasi dengan komunikasi efektif pada
efektif 10 perawat, seluruh staf keperawatan di perawat di Februari
didapatkan 8 ruang al-ikhlas bangsal Al 2019
perawat tidak Mengevaluasi komunikasi ikhlas baik
menyebutkan nama efektif pada perawat setelah
Karu, Ko-
ketika menerima dilakukan sosialisasi.
telepon dan jarang Shif, maupun
mengklarifikasi perawat
ulang informasi pelaksana
yang diterima
Komunikasi efektif
di bangsal al ikhlas
dengan presentasi
80 % kurang tepat
3. Post Berdasarkan hasil Diskusikan ke co-shift tentang Seluruh 90% 4-9 Ayu
conference observasi pada kegiatan yang akan dilakukan perawat di Februari
tanggal 28-30 untuk mengatasi masalah post bangsal Al 2019
Januari 2019 conference ikhlas baik
katim/ co-shift Melakukan kegiatan post
jarang Karu, Ko-
conference dengan waktu
mendiskusikan sebelum operan jaga Shif, maupun
masalah yang perawat
ditemukan dalam pelaksana
memberikan yang
asuhan bertugas jaga
keperawatan
pasien dalam
forum post
conference
Berdasarkan
wawancara 10
perawat,
didapatkan 7
perawat
mengatakan bahwa
jarang dilakukan
post conference
setelah shift jaga
terlaksana
Hasil penilaian
post conference
didapatkan
presentase 77,7%
4. Informasi Berdasarkan Diskusikan ke karu tentang Seluruh 80% 6-9 Sufi
pasien baru observasi informasi dan evaluasi terhadap pasien yang Februari
dan evaluasi didapatkan pasien baru dan akan pulang baru datang 2019
pasien pulang
pelaksanaan Menginformasikan kepada dan pasien
informasi pasien pasien dan memberikan lembar
baru sudah yang akan
evaluasi pada pasien yang akan
berjalan dengan pulang pulang serta
baik namun masih perawat,
ada beberapa katim dan
perawat yang karu untuk
menyampaikan pemberian
info tidak urut
informasi
sesuai pedoman
Berdasarkan
observasi
didapatkan
pelaksaan evaluasi
pasien pulang
belum terlaksana
secara menyeluruh
Berdasarkan
wawancara dengan
karu didapatkan
bahwa pada pasien
pulang diberikan
lembar evaluasi
tetapi hanya
beberapa saja
5. Operan Jaga Berdasarkan hasil Mengklarifikasi kepada karu Karu 100% 4-6 Aulia
observasi pada mengenai masalah operan jaga Februari
tanggal 28-30 Penilaian dilakukan dengan 2019
Januari 2019 mencatat kegiatan operan jaga
didapatkan bahwa Waktu pencatatan shift pagi
pengaturan
manajemen waktu
operan jaga
kadang sering
tidak tepat waktu
Berdasarkan
observasi pada
tanggal 29 Januari
2019 didapatkan
kondisi operan
yang kurang
kondusif
Hasil penilaian
operan jaga
didapatkan
presentase 87,8 %
6. Tata letak Kurang efisiensi Diskusikan pada Karu dan Karu atau 100% 5-9 Desa
dan desain dalam letak papan koordinator pendataan di bangsal koordinator Februari
struktur, jaga perawat ikhlas tentang penetapan standar pendataan 2019
Struktur organisasi organizing
denah, daftar
bangsal terlalu Gambar dan diskusikan dengan
jaga perawat memakan tempat Karu Al-Ikhlas untuk bentuk
dan daftar Tidak terdapat struktur organisasi ruang Al-
nama pasien daftar nama pasien, Ikhlas yang akan dibuat dan
sehingga jika penempatan yang sesuai.
terdapat Membuat denah ruang Al-Ikhlas
pengunjung yang kemudian didiskusikan dengan
bertanya serta Karu Al-Ikhlas
perawat dalam Memasang denah ruang al-Ikhlas
memenuhi diruangan dan disesuaikan
kebutuhan pasien penempatan
kesulitan untuk Membuat papan nama jadwal
melihat secara jaga perawat dan nama pasien
cepat
Denah bangsal
terletak pada posisi
belum strategis,
sehingga tidak
tampak terlihat
dengan jelas
BAB III
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
90%
85%
80%
75%
70%
Pre (Sebelum) Post (Sesudah)
b) Analisis Data
Tabel 3.3 Menggambarkan hasil observasi hand hygiene yang
dilaksanakan ruang al-ikhlas sudah berjalan akan tetapi berdasarkan hasil
observasi tentang Hand Hygiene tanggal 28-30 Januari 2019 didapatkan
hasil bahwa penerapan perawat terkait Hand Hygiene baik yang
didapatkan dalam presentase 80% namun terdapat beberapa perawat yang
belum melakukan hand hygiene dengan tepat, sehingga perlu ditindak
lanjuti untuk meminimalkan terjadinya penularan penyakit. Hasil
pelaksanaan melakukan hand hygiene perawat sebesar 93,3% yaitu baik.
Kegiatan mengobservasi dan memotivasi dilakukan oleh mahasiswa
manajemen yang bertujuan untuk menumbuhkan dan menciptakan
ketertiban perawat dalam melakukan hand hygiene6 langkah pada 5
moment dengan baik dan benar. Setelah dilakukan kegiatan selama 1
minggu didapatkan hasil kepatuhan hand hygieneterkait 5 momen
mengalami peningkatan dari 80% menjadi 93,3%. Hal ini disebabkan oleh
adanya kerja sama team yang bagus dan saling mengingatkan antar
anggota perawat. Kegiatan mencuci tangan 6 langkah pada 5 moment yang
dilakukan oleh perawat ruang al-ikhlas sudah menjadi rutinitas yang
dilaksanakan pada saat melakukan tindakan kepada pasien.
3. Evaluasi Penyebab
a) Faktor Pendukung
Adanya dukungan dari KaRu, Katim, dan PP ketika berdiskusi yaitu
memberikan masukan terhadap berlangsungnya sosialisasi hand hygiene/
kebersihan tangan, Adanya sumber referensi yang didapatkan dan adanya
jalinan kerjasama yang baik antar seluruh anggota kelompok
b) Faktor Penghambat
Kegiatan yang terlalu tergesa-gesa dilakukan di ruang Al-Ikhlas
menyebabkan perawat ketika akan melakukan tindakan keperawatan lupa
untuk melakukan hand hygiene terlebih dahulu, dikarenakan jadwal visit
dokter yang cepat serta kebutuhan pasien yang segera dilayani. Kemudian
sulit untuk mengubah perilaku pada perawat dalam melakukan kegiatan 6
langkah hand hygiene pada 5 moment dengan tepat secara signifikan
dalam waktu yang singkat. Sebab hal tersebut sudah menjadi kebiasaan
sehingga perubahannya pun harus bertahap.
4. Rencana Tindak Lanjut
Supervisi melakukan pengawasan dalam penerapan hand hygiene 6 langkah
dan 5 moment.
B. Pelaksanaan Penerapan Komunikasi Efektif
1. Agenda Pelaksanaan
Tabel 4.5
Pelaksanaan Komunikasi Efektif
Terlaksana
No Kegiatan Pelaksana Sasaran Tujuan Waktu Tempat /
Tidak
1. Persiapan Memperoleh data yang
Mencari informasi dibutuhkan
28-30
tentang data yang Yunita Perawat Ruang
Januari
dibutuhkan dalam Nugraheni Pelaksana Al- Ikhlas
2019
management Ruang Al Ikhlas Terlaksana
komunikasi efektif
2. Koordinasi dengan Mengkonfirmasi rencana yang
Kepala Ruang Yunita Kepala Ruang akan dilakukan 1 Februari Ruang Terlaksana
Nugraheni 2019 Al- Ikhlas
c. Output
Kegiatan sosialisasi tentang komunikasi efektif pada saat meeting morning
berjalan dengan lancar. Sebelum dilakukan sosialisasi tentang pentingnya
pelaksanaan komunikasi efektif, perawat pelaksana tampak kurang optimal
dalam penerapan komunikasi efektif. Kemudian mahasiswa memberikan
sosialisasi mengenai pentingnya penerapan komunikasi efektif pada saat
kegiatan role-play sebagai kepala ruang dan melakukan observasi kepada
perawatpelaksana.
di Bangsal Al Ikhlas mengenai pelaksanaan komunikasi efektif selama 6
hari yaitu 7- 12 Februari 2019 . Didapatkan hasil setelah dilakukan sosialisasi
dan observasi tentang pelaksanaan komunikasi efektif, menunjukkan adanya
peningkatan yaitu sebelumnya 7 orang dari 17 orang perawat pelaksana yang
menerapkan komunikasi efektif pada saat menerima telepon atau melakukan
tindakan keperawatan, meningkat menjadi 15 orang dari 17 orang perawat
pelaksana telah menerapkan komunikasi efektif pada saat menerima telepon
atau melakukan tindakan keperawatan.
Tabel 2.39 Pelaksanaan Pengkajian Unsur Proses (Prosen Manajemen
Pelayanan) tentang Penilaian Pelaksanaan Komunikasi Efektif di Bangsal
Al-Ikhlas RSU PKU Muhammadiyah
Bantul dari 7 perawat
No Komponen observasi Ya Tidak
A Situation (kondisi terkini yang
terjadi pada pasien)
1 Perawat menyebutkan nama dan umur pasien 7 0
2 Perawat menyebutkan tanggal pasien masuk ruangan dan hari 0 7
Perawatannya
3 Perawat menyebutkan nama dokter yang menangani pasien 7 0
4 Perawat menyebutkan diagnose medis pasien/masalah 5 2
kesehatan yang dialami pasien (penyakit)
5 Perawat menyebutkan masalah keperawatan pasien yang 2 5
sudah
dan belum teratasi
B Background (Info penting yang berhubungan dengan
kondisi pasien terkini)
6 Perawat menjelaskan intervensi/tindakan dari setiap masalah 4 3
keperawatan pasien
7 Perawat menyebutkan riwayat alergi, riwayat pembedahan 3 4
8 Perawat menyebutkan pemasangan alat invasif (infus, dan alat 7 0
bantu lain seperti kateter dll), serta pemberian obat dan cairan
infus
9 Perawat menjelaskan dan mengidentifikasi pengetahuan 2 5
pasien
terhadap diagnosis medis/penyakit yang dialami pasien
C Assessment (hasil pengkajian dari kondisi pasien terkini)
10 Perawat menjelaskan hasil pengkajian pasien terkini 7 0
11 Perawat menjelaskan kondisi klinik lain yang mendukung 7 0
seperti hasil Lab, Rontgen dll
D Recommendation/Rekomendasi
12 Perawat menjelaskan intervensi/tindakan yang sudah teratasi 7 0
dan belum teratasi serta tindakan yang harus dihentikan,
dilanjutkan atau dimodifikasi.
Total 58 26
Persentase (%) 69,0 26,0
Sumber:Observasi wawancara tanggal 28 Desember -1 Februari 2019
Tabel 4.8 Sesudah/post Pelaksanaan Pengkajian Unsur Proses (Proses
Manajemen Pelayanan) tentang Penilaian Pelaksanaan Komunikasi
Efektif di Bangsal Al-Ikhlas RSU PKU Muhammadiyah
Bantul dari 7 perawat
No Komponen observasi Ya Tidak
A Situation (kondisi terkini yang
terjadi pada pasien)
1 Perawat menyebutkan nama dan umur pasien 7 0
2 Perawat menyebutkan tanggal pasien masuk ruangan dan hari 5 2
Perawatannya
3 Perawat menyebutkan nama dokter yang menangani pasien 7 0
4 Perawat menyebutkan diagnose medis pasien/masalah 7 0
kesehatan yang dialami pasien (penyakit)
5 Perawat menyebutkan masalah keperawatan pasien yang 5 2
sudah
dan belum teratasi
B Background (Info penting yang berhubungan dengan
kondisi pasien terkini)
6 Perawat menjelaskan intervensi/tindakan dari setiap masalah 7 0
keperawatan pasien
7 Perawat menyebutkan riwayat alergi, riwayat pembedahan 5 2
8 Perawat menyebutkan pemasangan alat invasif (infus, dan alat 7 0
bantu lain seperti kateter dll), serta pemberian obat dan cairan
infus
9 Perawat menjelaskan dan mengidentifikasi pengetahuan 5 2
pasien
terhadap diagnosis medis/penyakit yang dialami pasien
C Assessment (hasil pengkajian dari kondisi pasien terkini)
10 Perawat menjelaskan hasil pengkajian pasien terkini 7 0
11 Perawat menjelaskan kondisi klinik lain yang mendukung 7 0
seperti hasil Lab, Rontgen dll
D Recommendation/Rekomendasi
12 Perawat menjelaskan intervensi/tindakan yang sudah teratasi 7 0
dan belum teratasi serta tindakan yang harus dihentikan,
dilanjutkan atau dimodifikasi.
Total 76 8
Persentase (%) 90 10
Sumber: Data observasi tanggal 9-12 Februari 2019.
Tabel 4.7 menggambarkan hasil pelaksanaan komunikasi efektif perawat
di Ruang Al-Ikhlas sebesar 69,0%. Pada tabel 4.8 didapatkan hasil
pelaksanaan sebesar komunikasi efektif perawat naik menjadi sebesar 90 %
yaitu baik.
Grafik 4.2
Evaluasi Pelaksanaan Komunikasi Efektif di Bangsal Al- Ikhlas
90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
Pre (Sebelum) Post (Sesudah)
Analisa data:
Berdasarkan Grafik 4.1 didapatkan data bahwa perawatan pelaksana yang
menerapkan komunikasi efektif sebelum diberikan intervensi sebanyak 69,0%. Akan
tetapi, setelah dilakukan intervensi dan role play didapatkan data 90% yang termasuk
dalam kategori baik..
Setelah dilakukan observasi selama 3 hari, perawat pelaksana di Bangsal Al-
Ikhlas telah menjalankan prinsip komunikasi efektif dengan baik dan optimal. Hal ini
disebabkan meningkatnya kesadaran perawat akan mutu pelayanan keperawatan
khususnya mengenai penerapan komunikasi efektif. Selain itu juga didukung oleh
kerjasama klien dalam setiap tindakan yang perawat berikan, karena telah terjalin
hubungan saling percaya yang baik antara perawat dengan klien.
2. Faktor Pendukung Dan Penghambat
a. Faktor Pendukung
Adanya dukungan dari kepala ruangan, ketua tim dan perawat pelaksana
yang kooperatif di bangsal Al-Ikhlas ketika berdiskusi yaitu menerima sosialisasi
dengan baik dan memberikan masukan terhadap mahasiswa stase manajemen
tentang materi komunikasi efektif dan adanya kerjasama dengan anggota kelompok
stase manajemen keperawatan. Selain itu suasana nurse station juga sangat nyaman
sehingga mendukung kegiatan keperawatan.
b. Faktor Penghambat
Perawat masih sering lupa melakukan beberapa item dalam komunikasi
efektif disebabkan karena sering terburu-buru dalam melakukan kegiatan di ruang
Al- Ikhlas RSU PKU Muhammadiyah Bantul
c. Rencana Tidak Lanjut
1) Memotivasi dan saling mengingatkan antar perawat agar selalu berusaha
untuk menerapkan komunikasi efektif dalam upaya meningkatkan mutu
pelayanan keperawatan.
2) Setiap operan shift selalu mengingatkan untuk melakukan komunikasi efektif
yang disampaikan oleh ketua tim atau penanggung jawab shift..
3) Memotivasi kepala ruang untuk rutin melaksanakan supervisi terkait
pelaksanaan komunikasi efektif.
C. Pelaksanaan Pengoptimalan Post Conference
Tabel 3.8
Pelaksanaan Operan Jaga
Terlaksana
Pelaks
No Kegiatan Sasaran Tujuan Waktu Tempat /
ana
Tidak
1. Persiapan Memperoleh data
Mencari informasi tentang yang dibutuhkan 28-30
Karu dan Perawat Ruang Al- Terlaksana
data yang dibutuhkan Ayu Januari
ruang Al-Ikhlas Ikhlas
dalam pre conference 2019
c. Output
Kegiatan sosialisasi tentang pentingnya dilakukan post conference pada saat
meeting morning berjalan dengan lancar. Sebelum dilakukan sosialisasi tentang
pentingnya pelaksanaan post conference perawat sudah selalu melakukan pre
conference namun post conference jarang dilakukan. Kemudian mahasiswa
memberikan sosialisasi mengenai data hasil observasi mengenai pentingnya
penerapan post conference pada saat kegiatan role-play sebagai kepala ruang dan
melakukan roleplay dan observasi kepada perawat pelaksana di ruang al ikhlas
mengenai pelaksanaan post conference selama 3 hari yaitu 9 - 12 Februari 2019.
Didapatkan hasil setelah dilakukan sosialisasi dan observasi tentang pelaksanaan
post conference, menunjukkan adanya peningkatan perawat pelaksana yang
menerapkan post conference.
SL SR KD TP
No. Aspek yang Dinilai
(3) (2) (1) (0)
1 Menyiapkan ruang/tempat √
2 Menyiapkan rekam medis pasien yang menjadi
√
tanggungjawabnya
3 Menjelaskan tujuan dilakukannya post conference √
4 Menerima penjelasan dari anggota tim tentang hasil √
tindakan/hasil asuhan keperawatan yang telah
dilakukan anggota tim
5 Mendiskusikan masalah yang ditemukan dalam √
memberikan asuhan keperawatan pasien dan mencari
upaya penyelesaian masalahnya
6 Memberikan reinforcement pada anggota tim √
7 Menyimpulkan hasil post conference √
8 Mengklarifikasi pasien sebelum melakukan operan √
tugas jaga pada shift jaga
Jumlah 2 2 4
Total Skor 6 4 4
Persentase 58,3%
Sumber:Observasi wawancara tanggal 28 Januari -1 Februari 2019
Berdasarkan hasil observasi pelaksanaan post conference di ruang Al-Ikhlas dalam kategori
cukup yaitu sebesar 58,3%.
Tabel 3.10 Sesudah/post Pelaksanaan Implementasi Pre – Post
Conference di Bangsal Al-Ikhlas RSU PKU Muhammadiyah
Bantul dari 9 Pergantian Shift
SL SR KD TP
No. Aspek yang Dinilai
(3) (2) (1) (0)
1 Menyiapkan ruang/tempat √
2 Menyiapkan rekam medis pasien yang menjadi
√
tanggungjawabnya
3 Menjelaskan tujuan dilakukannya post conference √
4 Menerima penjelasan dari anggota tim tentang hasil √
tindakan/hasil asuhan keperawatan yang telah
dilakukan anggota tim
5 Mendiskusikan masalah yang ditemukan dalam
memberikan asuhan keperawatan pasien dan mencari √
upaya penyelesaian masalahnya
6 Memberikan reinforcement pada anggota tim √
7 Menyimpulkan hasil post conference √
8 Mengklarifikasi pasien sebelum melakukan operan √
tugas jaga pada shift jaga
Jumlah 2 6
Total Skor 6 12
Persentase 75 %
Sumber:Observasi wawancara tanggal 9 Februari-12 Februari 2019
Keterangan :
TP : 0 kali pergantian shift
KD : 3 kali pergantian shift
SR : 6 kali pergantian shift
SL : 9 kali pergantian shift
Berdasarkan hasil observassi pelaksanaan post conference di ruang Al-Ikhlas dalam kategori baik
yaitu 75%.
Grafik 4.3
Evaluasi Pelaksanaan Post Conference
60.00%
40.00%
20.00%
0.00%
post conference
Analisa Data :
Berdasarkan Grafik 4.5 didaparkan data bahwa perawat yang menerapkan post conference
sebelum diberikan intervensi sebanyak 58.8%. Namun, setelah dilakukan intervensi dan role play
didapatkan data 75% yang termasuk dalam kategori baik.
Setelah dilakukan observasi selama 3 hari, perawat pelaksana di Bangsal Al-Ikhlas telah
menjalankan prinsip post conference dengan baik namun belum optimal. Hal ini disebabkan
meningkatnya kesadaran perawat akan mutu pelayanan keperawatan khususnya mengenai penerapan
post conference.
a. Evaluasi Penyebab
1) Faktor Pendukung dan Penghambat
a) Faktor Pendukung
Adanya dukungan dari KaRu, Katim, dan PP ketika berdiskusi yaitu
memberikan masukan terhadap berlangsungnya pre - post conference,
Adanya sumber referensi yang didapatkan dan adanya jalinan kerjasama
yang baik antar seluruh anggota kelompok
b) Faktor Penghambat
Padatnya kegiatan keperawatan, bertepatan dengan waktu pemberian obat
yang diresepkan dokter serta seringnya dokter visit bertepatan dengan
operan jaga yang dilakukan di ruang Al-Ikhlas menyebabkan perawat
sangat sulit membagi waktu untuk melakukan post conference sebelum
operan jaga dimulai.
2) Rencana Tindak Lanjut
Memotivasi perawat untuk menulis terlebih dahulu materi post conference
yang akan dilaporkan pada saat waktu senggang pada buku pre – post
conderence yang telah disediakan secara singkat, jelas dan terperinci sehingga
materi post conference lebih tertata dan dapat mempersingkat waktu post
conference.
D. Pelaksanaan Pemberian Informasi Pasien Baru Dan Evaluasi Pasien Pulang
1. Agenda Pelaksanaan
Tabel 3.11 Agenda Pelaksanaan Program Manajemen Ruangan (Program informasi pasien baru dan evaluasi kepuasan pasien)
No Kegiatan Pelaksanaan Sasaran Tujuan Waktu Tempat Terlaksana/
tidak
1 Persiapan Nur Sufiati Kepala Mengkonfirmasi 08 Ruang Terlaksana
Koordinasi dengan ruang rencana yang Februari Al-
kepala ruang akan dilakukan 2019 Ikhlas
tentang kegiatan
yang akan
dilakukan
2 Pelaksanaan Nur Sufiati Seluruh Melihat perawat 08- 12 Ruang Terlaksana
Mengobservasi perawat di dalam Februari Al-
perawat dalam ruang al- menyampaikan 2019 Ikhlas
melakukan Ikhlas baik informasi
edukasi kepada itu kepala tentang pasien
pasien atau ruang, baru dan
keluarga pasien koordinator memberikan
mengenai sift, lembar evaluasi
pemberian maupun kepuasan pasien
informasi pasien perawat saat pasien
baru dan evaluasi pelaksana pulang
kepuasan pasien dan pasien
beserta
keluarga
pasien
Berdiskusi dengan Nur Sufiati Seluruh Menciptakan 08-12 Ruang Terlaksana
seluruh perawat di perawat di ketertiban Februari Al-
ruang al- ikhlas ruang al- dalam 2019 Ikhlas
baik itu kepala Ikhlas baik penyampaian
ruang, koordinator itu kepala informasi pasien
sift maupun ruang, baru dan dalam
perawat pelaksana koordinator memberikan
tentang pemberian sift, lembar evaluasi
informasi maupun kepuasan pasien
mengenai pasien perawat
baru dan evaluasi pelaksana
kepuasan pasien dan pasien
beserta
keluarga
pasien
Memotivasi Seluruh 08-12 Ruang Terlaksana
seluruh perawat perawat di Februari Al-
untuk selalu ruang al- 2019 Ikhlas
melakukan Ikhlas baik
edukasi informasi itu kepala
pasien baru secara ruang,
urut dan koordinator
memberikan sift,
evaluasi kepuasan maupun
pasien perawat
pelaksana
dan pasien
beserta
keluarga
pasien
3 Evaluasi: Nur Sufiati Seluruh Mengevaluasi 09- 12 Ruang Terlaksana
Evaluasi perawat di ketertiban Februari Al-
dilakukan dengan ruang al- dalam 2019 Ikhlas
mengecek rencana Ikhlas baik penyampaian
pelaksanaan yang itu kepala informasi pasien
telah terealisasi ruang, baru dan
koordinator evaluasi
sift, kepuasan pasien
maupun
perawat
pelaksana
dan pasien
beserta
keluarga
pasien
2. Evaluasi penyampaian informasi pasien baru dan kepuasan pasien
a. Input
Setelah menentukan masalah yang ada di bangsal Al- Ikhlas, kemuadian
dilakukan pembagian tugas untuk masing- masing masalah tersebut,
diantaranya dengan masalah penyampaian informasi pasien baru dan kepuasan
pasien. Persiapan yang dilakukan mahasiswa, seperti melakukan koordinasi
dengan kepala ruang dan pembimbing. Kegiatan diskusi dilakukan pada
tanggal 08 Februari 2019 sudah terlaksana dengan baik. Diskusi dilakukan
oleh mahasiswa kepada perawat dan praktikan yang sedang berjaga di bangsal
Al- Ikhlas.
b. Proses
Penanggung jawab melakukan kegiatan berupa diskusi dan role play. Dalam
tahap pelaksanaan, hal pertama yang dilakukan penanggung jawab yaitu
meminta waktu yang bertugas sebagai kepala ruang di sela- sela meeting
morning. Mahasiswa melakukan diskusi kepada perawat mengenai pemberian
informasi pasien baru dan evaluasi kepuasan pasien di bangsal Al- Ikhlas.
Kegiatan selanjutnya role play pada tanggal 08 Februari 2019 yang dilakukan
oleh mahasiswa kepada perawat yang menjaga di bangsal Al- Ikhlas. Role
play tentang informasi pasien baru dan evaluasi kepuasan pasien dilakukan
oleh mahasiswa profesi ners kepada perawat jaga.
c. Output
Role play tentang informasi pasien baru dan evaluasi kepuasan pasien
dilakukan pada 11 Februari 2019 yang dilakukan perawat, koordinator sift dan
mahasiswa
3. Hasil evaluasi
Tabel 3.12 pengkajian unsur proses (proses pelayanan informasi pasien baru)di
bangsal Al- Ikhlas PKU Muhammadiyah Bantul
Orientasi
No Pernyataan
SL SR KD TP
Persiapan
1 Menyiapkan ruangan yang khusus, rapi dan tenang untuk
4
memberikan informasi kepada pasien baru/ keluarga
2 Menyiapkan pedoman informasi pasien baru 4
3 Mengajak keluarga ke ruangan yang telah dipersiapkan
4
untuk mendapatkan informasi
4 Mempersilahkan pasien/keluarga duduk berhadapan
4
dengan perawat
5 Memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan pemberian
4
informasi pasien baru
6 Menyerahkan satu berkas pedoman informasi pasien baru 1
3
kepada pasien/keluarga untuk dibaca bersama sama
7 Menjelaskan informasi secara urut dan sesuai pedoman 3 1
8 Mempersilahkan keluarga membaca informasi mengenai
4
hak dan kewajiban pasien
9 Meminta pasien/keluarga bertanya jika ada hal yang belum
4
jelas
10 Ka.Ru/PP memberikan informasi menandatangani
4
pernyataan yang sudah dibuat pasien/keluarga
11 Menyiapkan bukti pemberian informasi pada tempat yang
4
sudah ditentukan
Pendokumentasian
12 Meminta pasien atau keluarga untuk mengisi formulir
4
pernyataan menerima informasi dan menandatanganinya
13 Menandatangani pernyataan yang sudah dibuat
4
pasien/keluarga
14 Menyimpan bukti pemberian informasi pada tempat yang
4
sudah ditentukan
Pemberian informasi berkelanjutan
15 Memberikan informasi pada pasien/keluarga mengenai
4
perkembangan pasien tiap saat
16 Mencatat informasi yang sudah diberikan di rekam
4
perawatan pasien
Jumlah 93,7 6,
5% 6,25
Total persen 100%
Analisis data:
Tabel 3.12 Mengambarkan hasil observasi informasi pasien baru yang dilaksanakan
di bangsal Al- Ikhlas sudah berjalan akan tetapi berdasarkan hasil observasi tentang
pasien baru tanggal 28- 29 Januari 2019 didapatkan hasil bahwa pemberian informsi
pasien baru cukup baik yang didapatkan dalam presentase 87,5%, sehingga perlu
ditingkatkan lagi untuk meningkatkan dan mempertahankan pelayanan yang sudah
diberikan. Hasil pelaksanaan dalam pemberian informasi pasien baru oleh perawat
sebesar 93,75%
Grafik 4.4 pengkajian unsur proses (proses pelayanan informasi pasien baru)di bangsal Al-
Ikhlas PKU Muhammadiyah Bantul
Analisis data:
Berdasarkan grafik 2.1 didapatkan data bahwa pengkajian unsur proses (proses pelayanan
informasi pasien baru)di bangsal Al- Ikhlas PKU Muhammadiyah Bantul sebelum diberikan
intervensi sebanyak 85,5%. Setelah di berikan intervensi dan role play didapatkan data
93,75% yang termasuk dalam kategori sangat baik.
Tabel 3.13 pengkajian unsur proses ( proses pelayanan evaluasi kepuasan pasien) di RSU
PKU Muhammadiyah Bantul
Analisis data:
Berdasarkan tabel 1.2 diketahui bahwa lembar kepuasan pasien rawat inap di
ruang Al- Ikhlas menggunakan lembar dari komisi akreditasi rumah sakit (KARS).
Lembar ini di uji cobakan, dan hasilnya meningkat.
Kegiatan berdiskusi, mengobservasi, dan memotivasi yang dilakukan oleh
mahasiswa manajemen ini bertujuan untuk menumbuhkan dan menciptakan
ketertiban perawat dalam mempertahankan serta meningkatkan pemberian
informasi pasien baru serta evaluasi kepuasan pasien. Setelah dilakukan kegiatan
selama 1 minggu didapatkan hasil tentang pemberian informasi pasien baru
mengalami peningkatan dari 87,5% menjadi 93,75%.
Hal ini bisa disebabkan karena adanya kerjasama dalam memberikan
pelayanan keperawatan dan cara penyampaian informasi yang tepat antar anggota
perawat. Dalam pemberian informasi pasien baru dan evaluasi kepuasan pasien
sudah menjadi kegiatan yang dilaksanakan pada saat ada pasien baru dan pasien
akan pulang.
4. Faktor pendukung dan penghambat
a. Faktor pendukung
Adanya dorongan serta dukungan setiap kali diadakan meeting morning oleh
kepala ruang serta dukungan dari koordinator sift dan perawat pelaksana yaitu
memberikan masukan terhadap berlangsungnya diskusi pemberian informasi
pasien baru dan evaluasi kepuasan pasien , serta adanya sumber data yang ada.
b. Faktor penghambat
Dalam pemberian informasi pasien baru faktor penghambatnya dikarenakan
tergesa- gesa, perawat kadang lupa dalam memberikan sebagian informasi
bagi pasien baru dan tidak adanya evalusai kepuasan pasien. Hal ini sudah
menjadi kebiasaan sehingga perubahan pun harus bertahap.
c. Rencana tindak lanjut
1) Berkoordinasi dengan melakukan supervisi koordinasi sift dalam
penerapan pemberian informasi pasien baru dan evaluasi kepuasan pasien.
2) Berdiskusi dengan melakukan supervisi koordinasi sift dalam pemberian
informasi pasien baru serta evaluasi kepuasan pasien
E. Pelaksanaan Pengoptimalan Operan Jaga
Tabel 3.14
Pelaksanaan Operan Jaga
Terlaksana
Pelaks
No Kegiatan Sasaran Tujuan Waktu Tempat /
ana
Tidak
1. Persiapan Memperoleh data
Mencari informasi tentang yang dibutuhkan 28-30
Karu dan Perawat Ruang Al- Terlaksana
data yang dibutuhkan Aulia Januari
ruang Al-Ikhlas Ikhlas
dalam operan jaga 2019
90%
90%
89%
89%
88%
88%
87%
87%
Pre (Sebelum) Post (Sesudah)
Analisa data:
Berdasarkan Grafik 4.5 didapatkan data bahwa perawatan pelaksana yang
menerapkan operan jaga sebelum diberikan intervensi sebanyak 87,8%. Tetapi
setelah dilakukan intervensi dan role play didapatkan data 90,9% yang termasuk
dalam kategori baik.
Setelah dilakukan observasi selama 5 hari, perawat pelaksana di Bangsal Al-
ikhlas telah menjalankan prinsip operan jaga dengan baik dan optimal. Hal ini
disebabkan meningkatnya kesadaran perawat akan mutu pelayanan keperawatan
khususnya mengenai penerapan operan jaga.
4. Faktor Pendukung Dan Penghambat
a. Faktor Pendukung
Adanya dukungan dari kepala ruangan, ketua tim dan perawat pelaksana
yang kooperatif di bangsal Al-Ikhlas ketika berdiskusi yaitu menerima sosialisasi
dengan baik dan memberikan masukan terhadap mahasiswa stase manajemen
tentang materi operan jaga dan adanya kerjasama dengan anggota kelompok stase
manajemen keperawatan. Selain itu suasana nurse station juga sangat nyaman
sehingga mendukung kegiatan keperawatan.
b. Faktor Penghambat
Pemberian obat untuk pasien (baik injeksi maupun oral) yang waktunya
kadang bertepatan dengan waktu operan jaga, banyaknya pasien, datangnya dokter
visit secara tiba-tiba di ruang Al Ikhlas PKU Muhammadiyah Bantul
menyebabkan perawat kadang dalam melakukan kegiatan operan jaga molor.
c. Rencana Tidak Lanjut
1) Memotivasi dan saling mengingatkan antar perawat agar selalu berusaha
untuk menerapkan operan jaga secara tepat waktu dan efektif.
2) Memotivasi kepala ruang untuk rutin melaksanakan supervisi terkait
pelaksanaan operan jaga
F. Pelaksanaan Tata Letak Dan Desain Proyek
a. Agenda Pelaksanaan
Tabel 4.1
Agenda pelaksanaan program tata letak, struktur organisasi ruangan
dan desain disetiap sudut tempat ruangan
Terlaksana/Ti
No Kegiatan Pelaksana Sasaran Tujuan Waktu Tempat
dak
1. Persiapan Mengkonfirmasi
Koordinasi dengan kepala Kepala rencana yang
ruang tentang kegiatan yang Ruang al- akan dilakukan Terlaksana
2 Februari Ruang Al-
akan dilaksanakan Aulyana ikhlas dan
2019 Ikhlas
Diskusi dengan kelompok dewi kelompok
tentang kegiatan yang akan
dilaksanakan
2. Pelaksanaan Kepala Melihat lokasi
Mengobservasi tata letak ruang al dan susunan
denah, tata letak struktur ikhlas struktur yang
organisasi, tata letak jadwal akan diperbarui Terlaksana
30 Januari Ruang Al -
jaga dan daftar pasien Aulyana
2019 Ikhlas
Mengobseravasi susunan dewi
struktur organisasi ruangan
dan denah ruangan yang
akan diperbarui
3. Mensosialisasikan dengan Perawat Menginformasika 9 Februari
Ruang Al-
seluruh perawat dan kepa;a Aulyana Ruang Al n dan pelaksanaan 2019, 11
Ikhlas
ruangan akan diadakan dewi ikhlas, tentang desain Februari
pembaruan struktur kepala pembaruan 2019 dan Terlaksana
organisasi, denah, jadwal ruang al- struktur 12 Februari
jaga perawat dan daftar ikhlas dan organisasi, denah 2019
perawat manajer dan jadwal jaga
keperawatan perawat
Mendiskusikan tentang hasil pku
struktur organisasi ruangan, muhammadi
denah ruangan, jadwal jaga yah bantul
perawat dan daftar nama
pasien dengan manajer
keperawatan
Mendiskusikan tentang hasil
dan tata letak struktur
organisasi ruangan, denah
ruangan, jadwal jaga
perawat dan daftar nama
pasien dengan manajer
keperawatan
Pembuatan desain struktur
organisasi, denah dan
jadwal jaga pasien
4 Evaluasi Praktikan Mengevaluasi
Evaluasi dilakukan dengan mahasiswa, pembuatan Ruang Al-
mengecek rencana Aulyana perawat desain, 15 Februari Ikhlas Terlaksana
pelaksanaan yang sudah dewi pencetakan, 2019
dibuat
2. Anggaran Biaya
Tabel 4.2 Anggaran Biaya
No Kebutuhan Dana
1. Print banner struktur organisasi, denah, jadwal jaga Rp.100.000,-
perawat dan nama-nama perawat
2. Acrylick Rp.150.000,-
3. Papan Rp. 30.000 ,-
4. Cetak foto perawat Rp.30.000 ,-
5. Laminating Rp.60.000,-
Jumlah Rp.370.000,-
3. Evaluasi pelaksanaan program tata letak, pembaruan struktur organisasi ruangan dan desain disetiap sudut ruangan Al-Ikhlas
1) Input
Setelah menentukan masalah yang ada di ruangan Al-Ikhlas, kemudian dilakukan pembagian tugas untuk masing-
masing masalah tersebut, diantaranya dengan masalah tentang tata letak, pembaruan struktur organisasi ruangan dan desain
disetiap sudut ruangan Al-Ikhlas. Persiapan yang dilakukan mahasiswa, seperti melakuakan observasi dan koordinasi dengan
kepala ruang maupun pembimbing. Kegiatan sosialisasi mengenai pembaruan struktur organisasi, desain maupun tata letak
denah dilakukan pada tanggal 9 Februari 2019 sudah dapat telaksana dengan baik. Sosialisasi dilakukan oleh mahasiswa
kepada kepala ruang, perawat dan praktikan yang sedang berjaga di ruangan Al-Ikhlas.
2) Proses
Penanggung jawab melakukan kegiatan berupa sosialisasi. Dalam tahap pelaksanaan, hal pertama yang dilakukan
penanggung jawab meminta waktu yang bertugas sebagai karu disela-sela timbang terima. Mahasiswa melakukan sosialisasi
kepada kepala ruang dan perawat dalam pemberitahuan tentang tentang tata letak, pembaruan struktur organisasi ruangan dan
desain disetiap sudut ruangan Al-Ikhlas pada tanggal 9 Februari 2019. Kegiatan selanjutnya adalah mendiskusikan atau
koordinasi tentang pelaksanaan pembaruan struktur dan desain dengan kepala ruangan dan manajer keperawatan PKU
Muhammadiyah Bantul.
3) Output
Kegiatan dari observasi yang dilakukan oleh mahasiswa manajemen bertujuan untuk mengetahui dan memperbarui
struktur organisasi, tata letak dan desain. Hasil observasi yang sudah dilakukan bahwa belum ada pembaruan pada struktur
organisasi, letak denah yang belum strategis dan daftar pasien yang tidak strategis. Pembuatan desain, pencetakan dan
pemasangan berdasarkan tata letak yang sudah direncanakan tersebut sudah terlaksana. Struktur organisasi yang lama belum
ada pembaruan ketenaga kerjaan perawat dan belum adanya katim di setiap timnya, dengan pemasangan struktur yang terbaru
bertujuan susunan organisasi di ruangan supaya lebih jelas dengan susunan organisasi yang terbaru. Tata letak denah yang
lama belum terlihat stategis atau tidak terlihat, dalam pemasangan letak ataupun desain denah yang baru bertujuan supaya tata
letaknya lebih strategis. Tata letak daftar pasien yang sebelumnya tidak strategis dan tidak digunakan lagi oleh perawat, dengan
adanya pembaruan pembuatan daftar nama pasien yang lebih praktis dan bisa diletakkan di meja perawat harapannya bisa
diterapkan oleh para perawat dengan cara menulis nama-nama pasien rawat inap di papan bolak balik yang sudah di buat.
Jadwal jaga perawat yang terpasang di counter perawat tidak berjalan dan desain tidak bagus lagi, maka perlu ada pembaruan
sehingga dengan adanya pembaruan jadwal jaga yang baru bisa terjadwal kembali setiap harinya.
4) Faktor Pendukung
Adanya dukungan dari kepala ruangan Al-Ikhlas dan manajer keperawatan PKU Muhammadiyah Bantul ketika
berdiskusi yaitu memberikan masukan maupun solusi terhadap tata letak dan desain struktur organisasi ruangan, adanya
kerjasama dengan mahasiswa stase manajemen keperawatan program tersebut dapat terlaksana.
5) Faktor Penghambat
1) Merubah desain denah yang sudah di buat
2) Pembuatan desain struktur organisasi yang baru
3) Merubah susunan struktur organisasi
4) Penentuan letak denah, karena luas ruangan yang sangat terbatas
6) Rencana Tidak Lanjut
Rencana tindak lanjut untuk membuat PJ atau penanggung jawab dalam pengontrolan jadwal jaga supaya bisa di patuhi.
7) Evaluasi pembuatan desain
1) desain struktur
Sebelum sesudah
2) desain jadwal jaga perawat
Sebelum sesudah
3) desain denah
Sebelum sesudah
BAB IV
PEMBAHASAN
terdapat dalam standar nasional akreditasi Rumah Sakit (RS) yaitu SKP 2. Komunikasi
dianggap efektif bila tepat waktu, akurat, lengkap, tidak mendua (ambiguous), dan
Kesulitan yang paling umum dialami perawat adalah kurangnya pedoman serah
terima dan menentukan informasi yang harus dilaporkan (Ayala, 2017). Alghenaimi,
2012 juga menyatakan bahwa masalah seputar serah terima tersebut disebabkan
selama laporan serah terima berlangsung. Banyak variasi model format terstruktur yang
dapat digunakan dalam proses serah terima, semua jenis model tersebut sama-sama
berfungsi secara efektif dan relevan yang dapat membantu perawat untuk meningkatkan
komunikasi efektif dalam serah terima (Ballantyne, 2017). Salah satu format yang dapat
digunakan dalam serah terima pasien antar shift adalah ISBAR ( Introduction, Situation,
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan pada 29-2 Januari 2019
terkait SBAR sudah baik sehingga perlu dipertahankan, sedangkan untuk komunikasi
efektif terkait ISBAR masih cenderung rendah yakni sebesar 65 % sehingga perlu
dilakukan tindak lanjut. Tindak lanjut yang sudah dilakukan ialah program
pengoptimalan komunikasi efektif yang sudah dilakukan pada tanggal 5 Februari 2019.
meningkatnya penilaian sebesar 65% menjadi 90%. Hal tersebut dapat dikatakan
karena itu masih dibutuhkan tindakan yaitu dengan memberikan motivasi dan saling
efektif yang di aplikasikan secara baik akan memberikan kenyamanan tersendiri kepada
pasien sehingga membuat pasien merasa puas atas pelayanan yang diberikan terutama
dilakukan sebelum atau setelah melakukan operan dinas, sore atau malam sesuai dengan
1. Pre Conference
Pre conference adalah komunikasi katim dan perawat pelaksana setelah selesai operan
untuk rencana kegiatan pada shift tersebut yang dipimpin oleh ketua tim atau
penanggung jawab tim. Jika yang dinas pada tim tersebut hanya satu orang, maka pre
conference ditiadakan. Isi pre conference adalah rencana tiap perawat (rencana
harian), dan tambahan rencana dari katim dan PJ tim(Modul MPKP, 2006)
Kegiatan :
b. Ketua tim atau pj tim menanjakan rencana harian masing – masing perawat
pelaksana
c. Ketua tim atau Pj tim memberikan masukan dan tindakan lanjut terkait dengan
2. Post Conference
Post conference adalah komunikasi katim dan perawat pelaksana tentang hasil
kegiatan sepanjang shift dan sebelum operan kepada shift berikut. Isi post conference
adalah hasil askep tiap perawatan dan hal penting untuk operan (tindak lanjut). Post
Kegiatan :
b. Ketua tim atau Pj tim menanyakan kendala dalam asuhan yang telah diberikan.
c. Ketua tim atau Pj tim yang menanyakan tindakan lanjut asuhan klien yang harus
dalam pemberian asuhan keperawatan dan merupakan cara yang efektif untuk
keperawatan
ditambahkan
Yang terlibat dalam conference adalah kepala ruangan, ketua tim dan
anggota tim
masing – masing.
- Utama klien
- Keluhan klien
- Masalah keperawatan
- Rencana medis.
- Ketepatan dokumentasi.
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan pada 29-2 Januari 2019
didapatkan bahwa perawat di ruang al-ikhlas dalam melakukan pre converence sudah
baik sehingga perlu dipertahankan, sedangkan post converence jarang dilakukan karena
keterbatasan waktu dan seringnya dokter visit saat waktu operan jaga. Dari hasil
wawancara 7 perawat mengatakan sulit melakukan post converence karena bersamaan
dengan waktu pemberian obat yang telah di tetapkan oleh farmasi, seringnya bersamaan
dengan visit dokter serta seringnya panggilan dari pasien. Tindak lanjut yang sudah
dilakukan ialah pemberian solusi untuk menulis dulu post conference yang akan
dilaporkan pada katim sehingga lebih tertata saat melakukan post conference pada
Hasil dari implementasi program post conference ini ialah meningkatnya penilaian
sebesar 77,7% menjadi 90%. Hal tersebut dapat dikatakan mengalami peningkatan
walaupun peningkatan belum signifikan atau maksimal, post converence telah dapat di
jalankan pada operan shift siang ke malam dan dari shift malam ke pagi namun masih
sulit dilakukan untuk pergantian sift antara sift pagi ke siang. Oleh karena itu masih
dibutuhkan tindakan yaitu dengan memberikan motivasi dan saling mengingatkan bahwa
perawat pelaksana dan katim untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi saat
pengawasan setiap kelompok dan menentukan cara dari pengkoordinasian aktivitas yang
tepat dengan unit lainnya, baik secara vertikal maupun horizontal yang bertanggung
(2007)
metode modifikasi yaitu secara primer dan tim yang dipimpin oleh seorang kepala ruang,
5 perawat koordinator shift, serta memiliki 5 perawat sebagai anggota tim A dan 6
perawat sebagai anggota tim B. Didapatkan hasil kajian dan penilaian organizing
termasuk dalam kategori yang baik, sehingga dapat agar tetap dapat dipertahankan,
struktur organisasi di Ruang Al-Ikhlas sudah sesuai dengan yang telah di tetapkan namun
untuk tata letak struktur organisasi bangsal memakan tempat dan perlu pembaharuan.
akan tetapi pada struktur organisasi yang akan diperbarui adanya perbedaan dari struktur
sebelumnya yaitu adanya katim disetiap tim, katim A dan katim B. setiap katim tersebut
akan di rolling berdasarkan kebijakan waktu dari kepala ruangannya, rollingan menjadi
Bantul dalam kategori baik, sehingga agar tetap dapat dipertahankan. Namun, untuk tata
penulisan perlu adanya pembaharuan supaya terlihat rapi dan supaya tetap diterapakan
Al-Ikhlas belum strategis dan perlunya pembaharuan denah karena akan diadakan
tersebut tata letak denah dan isi denah bisa lebih jelas dan lebih strategis lagi.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
B. SIMPULAN
Dari hasil praktik profesi manajemen keperawatan di rang al ikhlas RSU PKU
Muhammadiyah Bantul tanggal 28 januari sampai 16 Februari 2019 kami dapat
menyimpulkan bahwa secara umum pelaksanaan manajemen keperawatan telah
dilaksanakan dengan baik. Hal ini dpaat dilihat dengan dilaksanakannya fungsi-fungsi
manajemen secara umumdari mulai perencanaan, pengorganisasian pelaksanaan, dan
evaluasi manajemen keperawatan.
Faktor utama dalam keberhasilan pengelolaan ruangan adalah pengelolaan sumber data
manusia dengan memanfaatkan pengetahuan, dan keterampilan unsur pimpinan atau
kepala ruang dan pelaksanaan keperawatan ditunjang dengan adanya Standar Prosedur
Operasional (SPO) teknis keperawatan dan standar prosedur opersional (SPO)
manajemen keperawatan.
Adapun implementasi dari program kegiatan yang dilaksanakan mahasiswa selama
praktek profefesi manajemen keperawatan di ruang Al-Ikhlas
1. Hand Hygiene
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara didapatkan hasil 80% termasuk dalam
kategori baik, namun saat momen 1 dan 2 didapatkan perawat yang melakukan
kurang tepat. Setelah dilakukan evaluasi dari implementasi yang telah dilakukan
perilaku perawat di ruang al-ikhlas mengalami peningkatan yaitu 93,3%
2. Komunikasi efektif,
Berdasarkan hasil evaluasi dan wawancara Komunikasi efektif ketika operan jaga,
tindakan keperawatan dan saat menerima telepon didapatkan hasil komunikasi
efektif sebesar 69,0 % setelah dilakukan evaluasi dari kegiatan yang telah dilakukan
mengalami kenaikan sebesar 90%, sedangkan berdasarkan dari hasil observasi
didapatkan untuk komunikasi efektif termasuk dalam kategori baik.
3. Operan jaga
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara didapatkan hasil 87,8% operan jaga
perawat sudah dilakukan dengan kategori baik. Stelah dilakukan evaluasi dari
kegiatan yang telah dilakukan mengalami kenaikan sebesar 90,9% dimana perilaku
operan jaga di Bangsal Al-ikhlas mengalami peningkatan.
4. Pre-post conference
Berdasarkan hasil observasi post conference setelah diakukan pencatatan
waktu selama 3 hari di dapatkan hasil post conference sudah dilakukan dengan lebih
baik yaitu selalu dilakukan pada pergantian shift siang ke malam dan malam ke pagi,
lebih cepat, namun masih jarang dilakukan saat pergantian shift pagi ke shift siang.
Perawat saat melakukan post conference menyebutkan secara komplit dan lebih
terstruktur dan lebih mempersingkat waktu.
5. Organizing
Berdasarkan hasil evaluasi yang sudah dilakukan bahwa sudah terlaksananya
pembuatan desain denah, jadwal jaga perawat dan struktur organisasi ruangan Al-
Ikhlas dengan baik. Pada ukuran struktur organisasi ruangan yang lama terlalu besar
dan ruangan menjadi terlihat penuh . Dengan adanya pembaharuan dalam
pembuatan desain yang lebih kecil supaya lebih efisien tempat dan terlihat lebih
rapi. Pada struktur organisasi yang akan diperbarui juga terdapat perbedaan dari
struktur sebelumnya yaitu adanya katim disetiap tim, katim A dan katim B. Pada
desain jadwal dinas perawat yang lama tidak terlihat rapi atau jelas baik tulisan
maupun desainnya, Dengan adanya pembaharuan desain atau tulisan papan jadwal
jaga perawat desain jadi lebih jelas dan rapi. Dari hasil observasi desain denah yang
lama belum ada pembharuan denah ruangan Al-Ikhlas. Jadi, dengan dibuatnya
pembaruan desain sekarang gambaran denah sudah lebih jelas.
6. Pasien Pulang
Berdasarkan hasil observasi dan hasil dari pemberian kuesioner didapatkaahwa
dalam pemberian informasi pasien baru sebesar 85,5%. Setelah diberikan evaluasi
dari kegiatan yang sudah dilakukan didapatkan hasil yang lebih meningkat yaitu
sebesar 93,75%. Selain itu untuk kepuasan pasien tersendiri, sebelum dilakukan
evaluasi kegiatan, perawat tidak pernah memberikan lembar kepuasan pasien saat
pulang. Tetapi setelah di evaluasi, di ruangan Al- Ikhlas sudah menerapkan lembar
kepuasan pasien pulang untuk pasien rawat inap.
C. SARAN
Dengan telah selesainya praktik profesi manajemen keperawatan, maka untuk
perbaikan ke depan, kami mengajukan beberapa saran kepada pihak-pihak terkait yaitu
sebagai berikut :
1. Hand hygiene
a. Bagi kepala ruang
Diharapkan dapat menjadi supervisor saat perawat pelaksana melakukan 5
momen, seperti sebelum kontak dengan pasien, sebelum melakukan tindakan
aseptic, setelah kontak dengan cairan tubuh pasien, setelah kontak dengan
pasien dan setelah kontak dengan lingkungan pasien.
b. Bagi perawat
Diharapkan dapat membiasakan perilaku yang tepat dalam melayani
kebutuhan pasien guna menjaga agar tidak tertularnya infeksi baik dari
pasien ke perawat maupun sebaliknya.
Depkes RI. (2013). Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Badan Penelitian dan pengembangan
Kesehatan Kementrian Kesehatan RI.
Depkes. (2010). Pedoman Jenjang Karir Perawat. Jakarta: Departemen Kesehatan
Republik Indonesia.
Depkes RI (2003). Indonesia sehat 2010. Jakarta: Departemen Kesehatan R.I
Djuhaeni, H. (1999). Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan, Pelatihan Manajemen
Pelayanan dan Teknis Medis RSB, RB dan BPS Wilayah V, Priangan,
Tasikmalaya, Persi, Cabang Jawa Barat.
Gomes.(1995).Manajemen Sumber Daya Manusia.Penerbit: Andi. Yogyakarta..
Handoko.T.Hani.(2001).Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia.Edisi II.BPFE
Yogyakarta:Yogyakarta.
Herdman, Heather & Kamitsuru, S. (2015). NANDA Diagnosis Keperawatan Definisi dan
Klasifikasi 2015-2017 (Edisi 10). Jakarta: EGC.
Hidayah, N. (2014). Manajemen Model Asuhan Keperawatan Profesional (MKMP) Tim
dalam Peningkatan Kepuasan Pasien di Rumah Sakit. Diakses 13 Maret 2018,
dari journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/kesehatan/article/download/60/33.
Indrawati. (2003). Komunikasi untuk Perawat. Jakarta: EGC.
Kusuma. (2017). Transaksi Terapeutik Dalam Upaya Pelayanan Medis di Rumah Sakit.
Bandung: Citra Aditya Bakti.
Marquis, B.L. & Huston, C.J. (2010). Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan: Teori
dan Aplikasi. Edisi keempat. Jakarta: EGC.
Meyang. (2009). Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Mugiati, Sri. (2016). Manajemen dan Kepemimpinan Dalam Praktek Keperawatan.
Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Nursalam. (2007). Manajemen Keperawatan: Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan
Profesional. Jakarta. Salemba Medika.
Nursalam. (2011). Proses dan Dokumentasi Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Nursalam. (2012). Manajemen Keperawatan edisi 3, Jakarta: Salemba Medika.
Nursalam. (2014). Manajemen Keperawatan Aplikasi dalam Praktik Keperawatan
Profesioal. (4th ed). Jakarta: Salemba Medika.
Organizing of Nursing. (2003). Manajemen Keperawatan. Diakses 13 Maret 2018, dari
http://jurnal.fatmawatihospital.com/pdf/PerandanFungsiManajemenKeperawatan
dalamManajemenKonflik.pdf.
Robbins, Stephen P. 2003. Perilaku Organisasi, Edisi 9. Jakarta: Prentice Hall.
Susiati. (2008). Keterampilan Keperawatan Dasar. Jakarta: Erlangga medical Series.
Sekesih, Y. P. S. I. (2015). Peningkatan Patient Safety dengan komunikasi SBAR. The 2nd
University Research Coluqium.
Siagian, Sondang P. (2004). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.
Swanburg, C Russel. (2000). Pengantar kepemimpinan dan manjemen untuk perawat
klinis. Jakarta: EGC.
WHO. (2009). Guidelines on Hand Hygiene in Health Care. Library Cataloguing in
publication.
LAMPIRAN
1. HAND HYGIENE
a. implementasi
b. Observasi