Sunteți pe pagina 1din 38

A.

Judul Praktikum
“ANALISIS KARBOHIDRAT “
B. Tujuan Praktikum
Memahami sifat-sifat karbohidrat dan reaksi-reaksi untuk
mengidentifikasi kandungan karbohidrat dalam suatu zat.
C. Dasar Teori
Karbohidrat merupakan senyawa karbon, hydrogen dan oksigen yang terdapat
dalam alam. Banyak karbohidrat mempunyai rumus empiris CH2O. Karbohidrat
sebenarnya adalah polisakarida aldehida dan keton atau turunan mereka. Salah satu
perbedaan utama antara berbagai tipe-tipe karbohidrat ialah ukurannya.
Monosakarida adalah satuan karbohidrat yang tersederhana, mereka tidak dapat
dihidrolisis enjadi molekul karbohidrat yang lebih kecil. Monosakarida dapat diikat
bersama-sama membentuk dimer, trimer dan sebagainya dan akhirnya polimer..
Sedangkan monosakarida yang mengandung gugus aldehid disebut aldosa.
Glukosa, galaktosa, ribose, dan deoksiribosa semuanya adalah aldosa.
Monosakarida seperti fruktosa dengan gugus keton disebut ketosa. Karbohidrat
tersusun dari dua atau delapan satuan monosakarida dirujuk sebagai oligosakarida
(Poedjiadi, 2006).
Menurut Poedjiadi (2006), berdasarkan sifat-sifatnya terhadap zat-zat
penghidrolisis karbohidrat dibagi dalam 4 kelompok utama yaitu:
1. Monosakarida yaitu karbohidrat yang tidak dapat dihidrolisa menjadi
senyawa yang lebih sederhana terdiri dari satu gugus cincin. Contoh dari
monosakarida yang terdapat di dalam tubuh ialah glukosa, fruktosa, dan
galaktosa.
2. Disakarida senyawa yang terbentuk dari gabungan dua molekul atau lebih
monosakarida. Contoh disakarida ialah sukrosa, maltosa dan laktosa.
3. Glikosida yaitu senyawa yang terdiri dari gabungan molekul gula &
molekul non gula.
4. Polisakarida yaitu polimer yang tersusun oleh lebih dari lima belas
monomer gula. Dibedakan menjadi dua yaitu homopolisakarida dan
heteropolisakarida.
Karbohidrat merupakan sumber energi utama bagi tubuh manusia,
yang menyediakan 4 kalori (kilojoule) energi pangan per gram. Karbohidrat
juga mempunyai peranan penting dalam menentukan karakteristik bahan
makanan, misalnya: rasa, warna, tekstur, dan lain-lain. Sedangkan dalam
tubuh, karbohidrat berguna untuk mencegah timbulnya ketois, pemecahan
tubuh protein yang berlebihan, kehilangan mineral, dan berguna untuk
membantu metabolisme lemak dan protein. Karbohidrat adalah sumber kalori
terbesar dalam makanan sehari-hari dan biasanya merupakan 40-45% dari
asupan kalori kita. Selain menjadi sumber energi utama makhluk hidup,
karbohidrat juga menjadi komponen struktur penting pada makhluk hidup
dalam serat (fiber), seperti selulosa, pektin serta lignin. Ada dua macam
karbohidrat yaitu karbohidrat kompleks dan karbohidrat simpleks.
Karbohidrat kompleks misalnya nasi, biji-bijian, kentang, dan jagung,
sedangkan contoh Karbohidrat simpleks adalah gula dan pemanis lainnya.
Nama lain dari karbohidrat adalah sakarida, berasal dari bahasa Arab "sakkar"
yang artinya gula. Melihat struktur molekulnya, karbohidrat lebih tepat
didefenisikan sebagai polihidroksialdehid atau polihidroksiketon (Fessenden,
1990).
Dalam tubuh manusia karbohidrat dapat dibentuk dari beberapa asam
amino dan sebagian lemak. Tetapi sebagian besar karbohidrat diperoleh dari
bahan makanan yang dimakan sehari-hari, terutama bahan makanan yang
berasal dari tumbuh-tumbuhan. Pada tanaman karbohidrat dibentuk dari
reaksi CO2 dan H2O dengan bantuan sinar matahari melalui proses
fotosintesis dalam sel tanaman yang berklorofil (Winarno, 2004).
D. Alat dan Bahan
1. Alat

No Nama alat Gambar Fungsi Kategori

Sebagai wadah untuk


1
menyimpan dan
membuat larutan

1 Gelas kimia

Untuk memanaskan
2
air

2 Penangas air

Untuk memindahkan
1
atau mengambil
3 Pipet tetes cairan

Untuk memanaskan
2
sampel

4 Penangas
Untuk meletakkan
1
tabung reaksi supaya
rapi
Rak tabung
5
reaksi

Untuk menampung,
1
mencampur, atau
memanaskan
sejumlah bahan
Tabung kimia padat atau cair
6
reaksi untuk uji kualitatif

2. Bahan

Nama bahan Sifat fisik Sifat kimia


- Massa atom 36,45 - HCl akan berasap tebal
- Massa jenis 3,21 gr/cm dalam udara lembab
HCl - Titik didih -101 - Gasnya berwarna kuning
- Energy ionisasi 1250 g/ml - Oksidator kuat racun bagi
- Pada suhu kamar HCl pernapasan
berbentuk gas yang tak
berwarna

- Padatan berkilauan - Sedikit larut dalam air


berwara kebiruan - Mudah larut dalam
- Mudah menguap pada kloroform, karbontetra
Iodin suhu kamar klorida atau karbon disulfide
- Bau gas menyengat dan membentuk larutan ungu
- Membentuk senyawa yang indah
dengan banyak unsur
- Titik didih alkohol
- Radiasi alkohol primer
relative tinggi
Alkohol - Oksidasi alcohol sekunder
- Alkohol menghidroksi
- Tersier
suhu rendah
- esterifikasi
- Cairan tidak berwarna
- cairan tidak berwarna, - oksidasi
mudah menguap dan - reaksi dengan asam sulfat
Eter berbau khas - reaksi dengan asam iodine
- eter tidak larut air, larut - halogenasi
dalam pelarut polar - hidrolisis

- berbentuk cairan
- Mudah larut dalam air dingin
- BM : 98,08 g/ml
H2SO4 - Sulfat larut dalam air dan
- Tidak berwarna
pembebas banyak panas
- Titik didih 270
- Larut dalam etil alkohol.
- Asam ditandai (Strong)

- Penampilan bubuk putih - Tidak larut dalam air


Amilum - Densitas 1,5 g/cm - Kelebihan glukosa
- Tidak berasa - Karbohidrat komleks
- Tidak berbau - Pengubah kadar pH larutan

- Larut dalam air dingin


- Padatan
Maltosa - Larut dalam methanol
- BM 342,30 g/mol
- Tidak larut dalam asetil eter
- Titik didih 473
- Dapat dihidrolisis

- Padatan Kristal putih


- BM 342,3 g/mol
Sukrosa - Dapat dihidrolisis
- Densitas : 1,50 g/cm
- Sumber energy pertama
- Titk lebur 180 0C
- Kelarutan 3000 g/l
- Larut dalam air dingin dan
- BM 144,17 g/mol
panas
- Titik lebur 208 0C
Laktosa - Terbakar oleh HCl
- Titik didih 668,9 0C
- Bereaksi dengan KNO3
- Densitas 1,525 g/Cm
- Dapat dihidrolisis
- Kelarutan dalam air
- Tidak bersifat korosif
- Wujud zat padat - Mudah larut dalam air
Fruktosa - Suhu pengurai 103 0C - Bersifat stabil
- Warna putih - Mengandung gugus keton
- Densitas 1,723 g/cm - Tidak dapat difermentasi
Galaktosa - Massa molar 180,156 - Dapat mereduksi larutan fehli
g/mol - Membentuk endapan merah
- Kelarutan 683,0 g/l bata

- BM 164,16 g/mol
- Tidak bersifat korosif padat
- Padatan
Glukosa mengkristal dengan air
- Titik leleh 47 0C
- Larutan air
- Warna putih
- stabil
- Densitas 7,157 g/mol

D. Prosedur Kerja
1. uji molisch

Sampel dan
larutan standar

- Menyiapkan 11 tabung reaksi dan isi masing-masing tabung


dengan glukosa 1%, fruktosa 1%, galaktos 1%, sukrosa 1%,
maltosa 1%, laktosa 1%, laktosa 1%, xylosa 1%, amilum 1%,
larutan sampel dan aqudest
- Menambahkan 2 tetes reagen molish pada masing-masing
tabung
- Menambahkan 1-2 mL H2SO4 pekat melalui dinding tabung
pelan-pelan sampai timbul 2 lapisan
- Mengamati dan mencatat perubahan yang terjadi (positif jika
timbul cincin warna ungu dibidang batas kedua lapisan
campuran)
Glukosa = cincin ungu
Galaktos = cincin ungu
Laktosa = cincin ungu
Malrosa = cincin ungu
Sukrosa = tidak terdapat cincin
Pati = cincin ungu
Rambutan = tidak terdapat cincin
Nanas = cincin ungu
Mangga = cincin ungu
2. Uji benedict

Sampel dan
larutan standar

- Menyiapkan 10 tabung reaksi dan isi masing-masing tabung


dengan glukosa 1%, fruktosa 1%, galaktos 1%, sukrosa 1%,
maltosa 1%, laktosa 1%, laktosa 1%, xylosa 1%, amilum 1%,
larutan sampel
- Menambahkan 2-3 tetes reagen benedict pada masing-masing
tabung lalu dikocok
- Mengamati perubahan yang terjadi
- Memanaskan sampai menddih selama 5 menit
- Mengamati dan mencatat perubahan yang terjadi (positif jika
timbul kekeruhan/endapan hijau-merah bata)

Glukosa = endapan orange


Galaktos = biru
Laktosa = biru
Malrosa = biru
Sukrosa = biru
Pati = biru jernih
Rambutan = putih
Nanas = kuning
Mangga = kuning
3. Uji barfoed
Sampel dan
larutan standar

- Menyiapkan 10 tabung reaksi dan isi masing-masing tabung


dengan glukosa 1%, fruktosa 1%, galaktos 1%, sukrosa 1%,
maltosa 1%, laktosa 1%, laktosa 1%, xylosa 1%, amilum 1%,
larutan sampel
- Menambahkan 2-3 tetes reagen barfoed pada masing-masing
tabung lalu dikocok
- Mengamati perubahan yang terjadi
- Memanaskan sampai menddih selama 2-10 menit (mencatat
waktu yang terjadi)
- Mengamati dan mencatat perubahan yang terjadi (positif jika
timbul endapan merah orange)

Glukosa = orange
Galaktosa = biru
Laktosa = biru
Malrosa = orange
Sukrosa = orange
Pati = biru
Rambutan = biru
Nanas = biru
Mangga = biru
4. Uji Seliwanoff
Sampel dan
larutan standar
- Menyiapkan 10 tabung reaksi dan isi masing-masing tabung
dengan glukosa 1%, fruktosa 1%, galaktos 1%, sukrosa 1%,
maltosa 1%, laktosa 1%, laktosa 1%, xylosa 1%, amilum 1%,
larutan sampel
- Menambahkan 10 ml reagen seliwanoff pada masing-masing
tabung lalu dikocok
- Mengamati perubahan yang terjadi
- Memanaskan dalam air menddih selama 2-5 menit
- Mengamati dan mencatat perubahan yang terjadi (warna merah
cherry menandakan adanya ketosa)

Glukosa = bening
Galaktos = bening
Laktosa = bening
Malrosa = bening
Sukrosa = bening
Pati = bening
Rambutan = keruh
Nanas = kuning
Mangga = kuning
5. Uji iodin
Sampel dan
larutan standar

- Menyiapkan 6 tabung, 3 tabung reaksi diisi masing-masing 2


mL pati 1%, dan 3 tabung diisi dengan larutan sampel (beri
label pada tabung A, B, C)
- Menambahkan 2 tetes air pada tabung A, 2 tetes HCL tabung B
dan 2 tetes NaOH pada tabung C
- Mengocok setiap tabung, lalu menambahkan larutan iodin pada
setiap tabung sebayak 1-2 tetes)
- Mengamati dan mencatat perubahan yang terjadi (positif jika
warna biru-ungu)
Nanas =
A : kuning, B : kuning,
C : kuning.
Rambutan =
A : putih, B : putih,
C : putih
Mangga =
A : kuning, B : kuning,
C : kuning
Pati =
A : putih, B : ungu,
C : ungu
F. Pembahasan
Pada praktikum kali ini dilakukan analisis karbohidrat dengan
menggunakan beberapa sampel seperti nenas, mangga, dan rambutan
sekaligus menggunakan larutan standar seperti glukosa, laktosa, galaktosa,
maltosa, sukrosa dan amilum. Pengujian terhadap senyawa-senyawa yang
mengandung karbohidrat dapat dilakukan dengan uji beberapa cara
diantaranya yaitu uji molish, uji benedict, uji barfoed, uji seliwanoff, dan
terakhir uji iodin.
1. Uji Molish
a. Sampel dan larutan standar ditambah 2 tetes reagen molish
1. Glukosa

Bening Bening

Berdasarkan hasil tersebut tidak terjadi perubahan warna, karena


sampel hanya ditambahkan reagen molish sebagai uji karbohidrat dan
belum bereaksi dengan larutan standar atau glukosa.
2. Galaktosa

Bening Bening

Berdasarkan hasil tersebut tidak terjadi perubahan warna, karena


sampel hanya ditambahkan reagen molish sebagai uji karbohidrat dan
belum bereaksi dengan larutan standar atau glukosa.
3. Laktosa

Bening Bening

Berdasarkan hasil tersebut tidak terjadi perubahan warna, karena


sampel hanya ditambahkan reagen molish sebagai uji karbohidrat dan
belum bereaksi dengan larutan standar atau glukosa.
4. Maltosa

Bening Bening

Berdasarkan hasil tersebut tidak terjadi perubahan warna, karena


sampel hanya ditambahkan reagen molish sebagai uji karbohidrat dan
belum bereaksi dengan larutan standar atau glukosa.
5. Sukrosa

Bening Bening

Berdasarkan hasil tersebut tidak terjadi perubahan warna, karena


sampel hanya ditambahkan reagen molish sebagai uji karbohidrat dan
belum bereaksi dengan larutan standar atau glukosa.
6. Amilum

Bening Bening

Berdasarkan hasil tersebut tidak terjadi perubahan warna, karena


sampel hanya ditambahkan reagen molish sebagai uji karbohidrat dan
belum bereaksi dengan larutan standar atau glukosa.
7. Rambutan

Putih Putih
Berdasarkan hasil tersebut tidak terjadi perubahan warna, karena
sampel hanya ditambahkan reagen molish sebagai uji karbohidrat dan
belum bereaksi dengan larutan standar atau glukosa.
8. Nenas

Kuning Kuning

Berdasarkan hasil tersebut tidak terjadi perubahan warna, karena


sampel hanya ditambahkan reagen molish sebagai uji karbohidrat dan
belum bereaksi dengan larutan standar atau glukosa.
9. Mangga

Kuning Kuning

Berdasarkan hasil tersebut tidak terjadi perubahan warna, karena


sampel hanya ditambahkan reagen molish sebagai uji karbohidrat dan
belum bereaksi dengan larutan standar atau glukosa.
b. Ditambahkan 1-2 tetes larutan H2SO4 pekat
1. Glukosa

Bening
Cicin Ungu

Setelah sampel ditambahkan larutan asam sulfat memperoleh


cincin warna ungu hal ini terjadi karena asam sulfat pekat
menghidrolisis ikatan glikosida pada karbohidrat menghasilkan
monosakarida yang kemudian bereaksi memberikan warna ungu.
2. Galaktosa
3. Galaktosa

Bening
Cicin Ungu
Setelah sampel ditambahkan larutan asam sulfat memperoleh
cincin warna ungu hal ini terjadi karena asam sulfat pekat
menghidrolisis ikatan glikosida pada karbohidrat menghasilkan
monosakarida yang kemudian bereaksi memberikan warna ungu.
3.Laktosa

Bening
Cicin Ungu

Setelah sampel ditambahkan larutan asam sulfat memperoleh


cincin warna ungu hal ini terjadi karena asam sulfat pekat
menghidrolisis ikatan glikosida pada karbohidrat menghasilkan
monosakarida yang kemudian bereaksi memberikan warna ungu.
4. Maltosa

Bening
Cicin Ungu

Setelah sampel ditambahkan larutan asam sulfat memperoleh


cincin warna ungu hal ini terjadi karena asam sulfat pekat
menghidrolisis ikatan glikosida pada karbohidrat menghasilkan
monosakarida yang kemudian bereaksi memberikan warna ungu.
5. Sukrosa

Bening
Cicin Ungu

Setelah sampel ditambahkan larutan asam sulfat memperoleh


cincin warna ungu hal ini terjadi karena asam sulfat pekat
menghidrolisis ikatan glikosida pada karbohidrat menghasilkan
monosakarida yang kemudian bereaksi memberikan warna ungu.
6. Amilum

Bening
7. Cicin Ungu
Setelah sampel ditambahkan larutan asam sulfat memperoleh
cincin warna ungu hal ini terjadi karena asam sulfat pekat
menghidrolisis ikatan glikosida pada karbohidrat menghasilkan
monosakarida yang kemudian bereaksi memberikan warna ungu.
7.Rambutan

Putih
Cicin Ungu
Setelah sampel dan larutan standar ditambahkan larutan asam
sulfat memperoleh cincin warna ungu hal ini terjadi karena asam sulfat
pekat menghidrolisis ikatan glikosida pada karbohidrat menghasilkan
monosakarida yang kemudian bereaksi memberikan warna ungu.
8. Nenas

Kuning
Cicin Ungu

Setelah sampel dan larutan standar ditambahkan larutan asam


sulfat memperoleh cincin warna ungu hal ini terjadi karena asam sulfat
pekat menghidrolisis ikatan glikosida pada karbohidrat menghasilkan
monosakarida yang kemudian bereaksi memberikan warna ungu.
9. Mangga

Kuning
Cicin Ungu

Setelah sampel dan larutan standar ditambahkan larutan asam


sulfat memperoleh cincin warna ungu hal ini terjadi karena asam sulfat
pekat menghidrolisis ikatan glikosida pada karbohidrat menghasilkan
monosakarida yang kemudian bereaksi memberikan warna ungu.
2. Uji Benedict
a. Sampel dan larutan standar ditambahkan 1-2 reagen benedict dan
dipanaskan diatas penangas
1. Glukosa

10. Tersier butanol

Bening
Biru

Berdasarkan hasil tersebut sampel dan larutan standar ditambahkan


reagen benedict terjadi perubahan warna menjadi biru hal ini terjadi
karena adanya gula pereduksi. Reagen benedict akan bereaksi
(oksidasi dan reduksi) dengan gula pereduksi. Dan setelah dipanaskan
terjadi endapan orange.
2. Galaktosa

Bening
Biru

Berdasarkan hasil tersebut sampel dan larutan standar ditambahkan


reagen benedict terjadi perubahan warna menjadi biru hal ini terjadi
karena adanya gula pereduksi. Reagen benedict akan bereaksi
(oksidasi dan reduksi) dengan gula pereduksi.
3. Laktosa

Bening
Biru

Berdasarkan hasil tersebut sampel dan larutan standar ditambahkan


reagen benedict terjadi perubahan warna menjadi biru hal ini terjadi
karena adanya gula pereduksi. Reagen benedict akan bereaksi
(oksidasi dan reduksi) dengan gula pereduksi.
4. Maltosa

Bening
Biru

Berdasarkan hasil tersebut sampel dan larutan standar ditambahkan


reagen benedict terjadi perubahan warna menjadi biru hal ini terjadi
karena adanya gula pereduksi. Reagen benedict akan bereaksi
(oksidasi dan reduksi) dengan gula pereduksi.
5. Sukrosa

Bening
Biru
Berdasarkan hasil tersebut sampel dan larutan standar ditambahkan
reagen benedict terjadi perubahan warna menjadi biru hal ini terjadi
karena adanya gula pereduksi. Reagen benedict akan bereaksi
(oksidasi dan reduksi) dengan gula pereduksi.
6. Amilum

Bening
Biru

Berdasarkan hasil tersebut sampel dan larutan standar ditambahkan


reagen benedict terjadi perubahan warna menjadi biru hal ini terjadi
karena adanya gula pereduksi. Reagen benedict akan bereaksi
(oksidasi dan reduksi) dengan gula pereduksi.
7. Rambutan

Putih
Putih

Berdasarkan hasil tersebut sampel dan larutan standar ditambahkan


reagen benedict tidak terjadi perubahan warna. hal ini terjadi karena
pada rambutan tidak terdapat gula pereduksi yang menyebabkan tidak
terjadinya perubahan warna.
8. Nenas

Kuning
Kuning
Berdasarkan hasil tersebut sampel dan larutan standar ditambahkan
reagen benedict tidak terjadi perubahan warna. hal ini terjadi karena
pada rambutan tidak terdapat gula pereduksi yang menyebabkan tidak
terjadinya perubahan warna.
9. Mangga

Kuning
Kuning
Berdasarkan hasil tersebut sampel dan larutan standar ditambahkan
reagen benedict tidak terjadi perubahan warna. hal ini terjadi karena
pada rambutan tidak terdapat gula pereduksi yang menyebabkan tidak
terjadinya perubahan warna.
3. Uji Iodin
1. Sampel dan larutan standar A ditambahkan aquadest, B ditambahkan HCl
sedangkan C ditambahkan NaOH
a. Nenas
Sampel A

Aquadest

Kuning Kuning

Pada percobaan ini tidak terjadi perubahan karena aquadest tidak


bereaksi dengan sampel.
Sampel B

HCl

Kuning Kuning

Tidak terjadi perubahan karena HCl tidak bereaksi dengan sampel


nenas.
Sampel C

NaOH

Kuning Kuning

Berdasarkan hasil yang diperoleh, sampel C setelah diteteskan NaOH


tidak terjadi perubahan warna pada sampel.
b. Mangga
Sampel A

Aquadest

Kuning Kuning

Berdasarkan hasil yang diperoleh, sampel A setelah diteteskan


Aquadest tidak terjadi perubahan warna pada sampel.
Sampel B

HCl

Kuning Kuning

Berdasarkan hasil yang diperoleh, sampel B setelah diteteskan HCl


tidak terjadi perubahan warna pada sampel.
Sampel C

NaOH

Kuning Kuning

Berdasarkan hasil yang diperoleh, sampel C setelah diteteskan NaOH


tidak terjadi perubahan warna pada sampel.
c. Rambutan
Sampel A

Aquadest

Putih Putih

Berdasarkan hasil yang diperoleh, sampel A setelah diteteskan


Aquadest tidak terjadi perubahan warna pada sampel.
Sampel B

HCl

Putih Putih

Berdasarkan hasil yang diperoleh, sampel B setelah diteteskan HCl


tidak terjadi perubahan warna pada sampel.
Sampel C

NaOH

Putih Putih

Berdasarkan hasil yang diperoleh, sampel C setelah diteteskan NaOH


tidak terjadi perubahan warna pada sampel.
d. Amilum
Sampel A

Aquadest

Bening Bening

Berdasarkan hasil yang diperoleh, sampel A setelah diteteskan


Aquadest tidak terjadi perubahan warna pada sampel.
Sampe B

HCl

Bening Bening

Berdasarkan hasil yang diperoleh, sampel B setelah diteteskan HCl


tidak terjadi perubahan warna pada sampel.
Sampel C

NaOH

Bening Bening

Berdasarkan hasil yang diperoleh, sampel C setelah diteteskan NaOH


tidak terjadi perubahan warna pada sampel.
2. Sampel dan larutan standar A, B, C ditambahkan Iodin
1. Nenas
Sampel A

Kuning Kuning
Pada percobaan ini tidak terjadi perubahan karena aquadest tidak
bereaksi dengan sampel begitupun dengan ditambahkan iodine tidak
terjadi perubahan apapun.
Sampel B

Kuning Kuning

Tidak terjadi perubahan karena HCl tidak bereaksi dengan sampel


nenas begitupun dengan ditambahkan iodine tidak terjadi perubahan
apapun.
Sampel C

Kuning Kuning

Berdasarkan hasil yang diperoleh, sampel C setelah diteteskan NaOH


tidak terjadi perubahan warna pada sampel begitupun dengan
ditambahkan iodine tidak terjadi perubahan apapun.
2. Mangga
Sampel A

Kuning Kuning
Berdasarkan hasil yang diperoleh, sampel A setelah diteteskan
Aquadest tidak terjadi perubahan warna pada sampel begitupun
dengan ditambahkan iodine tidak terjadi perubahan apapun.
Sampel B

Kuning Kuning

Berdasarkan hasil yang diperoleh, sampel B setelah diteteskan HCl


tidak terjadi perubahan warna pada sampel begitupun dengan
ditambahkan iodine tidak terjadi perubahan apapun.
Sampel C

Berdasarkan hasil yang diperoleh, sampel C setelah diteteskan NaOH


tidak Kuning Kuning
terjadi perubahan warna pada sampel begitupun dengan
ditambahkan iodine tidak terjadi perubahan apapun.
3. Rambutan
Sampel A

Putih Putih
Berdasarkan hasil yang diperoleh, sampel A setelah diteteskan
Aquadest tidak terjadi perubahan warna pada sampel begitupun
dengan ditambahkan iodine tidak terjadi perubahan apapun.
Sampel B

Putih Putih

Berdasarkan hasil yang diperoleh, sampel B setelah diteteskan HCl


tidak terjadi perubahan warna pada sampel begitupun dengan
ditambahkan iodine tidak terjadi perubahan apapun.
Sampel C

Putih Putih

Berdasarkan hasil yang diperoleh, sampel C setelah diteteskan NaOH


tidak terjadi perubahan warna pada sampel begitupun dengan
ditambahkan iodine tidak terjadi perubahan apapun.
4. Amilum
Sampel A

Bening Bening
Berdasarkan hasil yang diperoleh, sampel A setelah diteteskan
Aquadest tidak terjadi perubahan warna pada sampel.
Sampe B

Bening Ungu

Berdasarkan hasil yang diperoleh, sampel B setelah diteteskan iodin


terjadi perubahan warna pada sampel yang memberikan warna yang
spesifik yaitu berwarna ungu kehutaman yang membedakan pati dan
karbohidrat
Sampel C

Bening Ungu

Berdasarkan hasil yang diperoleh, sampel B setelah diteteskan iodin


terjadi perubahan warna pada sampel yang memberikan warna yang
spesifik yaitu berwarna ungu kehutaman yang membedakan pati dan
karbohidrat
4. Uji Barfoed
a. Sampel dan larutan standar ditambahkan reagen barfoed 3 mL dan
dipanaskan selama 10 menit

a. Glukosa

Ditambahkan 3 ml reagen
Barfoed dan dipanaskan

Bening Orange

Pada percobaan ini saat glukosa ditambahkan reagen barfoed 3


mL dan dipanaskan selama 10 menit kemudian terjadi perubahan dari
bening menjadi berwarna orange. Hal ini menunjukan bahwa glukosa
positif mengandung karbohidrat.
b. Galaktosa

Ditambahkan 3 ml reagen
Barfoed dan dipanaskan

Bening Endapan merah


orange (+)

Pada percobaan ini saat galaktosa ditambahkan reagen berfoed 3


mL dan dipanaskan selama 10 menit kemudian terjadi perubahan dari
bening menjadi berwarna biru. Hal ini menunjukan bahwa galaktosa
negatif mengandung karbohidrat.
c. Laktosa

Ditambahkan 3 ml reagen
Barfoed dan dipanaskan

Bening Biru (-)

Pada percobaan ini saat laktosa ditambahkan reagen barfoed 3


mL dan dipanaskan selama 10 menit kemudian terjadi perubahan dari
bening menjadi berwarna biru. Hal ini menunjukan bahwa laktosa
negatif mengandung karbohidrat.

d. Maltosa

Ditambahkan 3 ml reagen
Barfoed dan dipanaskan

Bening Biru (-)

Pada percobaan ini saat maltosa ditambahkan reagen barfoed 3


mL dan dipanaskan selama 10 menit kemudian terjadi perubahan dari
bening menjadi berwarna orange. Hal ini menunjukan bahwa maltosa
positif mengandung karbohidrat.
e. Sukrosa

Ditambahkan 3 ml reagen
Barfoed dan dipanaskan

Bening Biru (-)


Pada percobaan ini saat sukrosa ditambahkan reagen barfoed 3
mL dan dipanaskan selama 10 menit kemudian terjadi perubahan dari
bening menjadi berwarna orange. Hal ini menunjukan bahwa sukrosa
positif mengandung karbohidrat.

f. Amilum

Ditambahkan 3 ml reagen
Barfoed dan dipanaskan

Bening Biru (-)

Pada percobaan ini saat pati ditambahkan reagen barfoed 3 mL


dan dipanaskan selama 10 menit kemudian terjadi perubahan dari
bening menjadi berwarna biru. Hal ini menunjukan bahwa pati
negatif mengandung karbohidrat.

g. Sampel rambutan

Ditambahkan 3 ml reagen
Barfoed dan dipanaskan

putih Biru

Pada percobaan ini saat sampel rambutan ditambahkan reagen


barfoed 3 mL dan dipanaskan selama 10 menit kemudian terjadi
perubahan dari bening menjadi berwarna biru. Hal ini menunjukan
bahwa rambutan negatif mengandung kerbohidrat
h. Sampel nenas

Ditambahkan 3 ml reagen
Barfoed dan dipanaskan

Kuning Biru

Pada percobaan ini saat sampel nanas ditambahkan reagen


barfoed 3 mL dan dipanaskan selama 10 menit kemudian terjadi
perubahan dari bening menjadi berwarna biru. Hal ini menunjukan
bahwa nanas negatif mengandung kerbohidrat.
i. Sampel mangga

Ditambahkan 3 ml reagen
Barfoed dan dipanaskan

kuning Biru

Pada percobaan ini saat sampel mangga ditambahkan reagen


barfoed 3 mL dan dipanaskan selama 10 menit kemudian terjadi
perubahan dari bening menjadi berwarna biru. Hal ini menunjukan
bahwa mangga negatif mengandung kerbohidrat.
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan diatas,
menggunkan uji barfoed didapatkan hasil percobaan yang berbeda-
beda pada masing-masing larutan standar dan sampel yaitu
galaktosa, laktosa, pati, rambutan, nanas dan mangga menunjukan
negative mengandung karbohidrat. Sedangkan pada glukosa, maltosa
dan sukrosa menunjukan positif mengandung karbohidrat.
5. Uji Seliwanoff
a. Glukosa

Ditambahkan 10 ml reagen
Seliwanoff dan dipanaskan

Bening bening (-)

Pada percobaan ini saat glukosa ditambahkan reagen seliwanoff


10 mL dan dipanaskan selama 5 menit kemudian tidak terjadi
perubahan dari bening tetap menjadi bening. Hal ini menunjukan
bahwa glukosa negatif mengandung karbohidrat.

b. Galaktosa

Ditambahkan 10 ml reagen
Seliwanoff dan dipanaskan

Bening bening

Pada percobaan ini saat galaktosa ditambahkan reagen


seliwanoff 10 mL dan dipanaskan selama 5 menit kemudian tidak
terjadi perubahan dari bening tetap menjadi bening. Hal ini
menunjukan bahwa galaktosa negatif mengandung karbohidrat.
c. Laktosa

Ditambahkan 10 ml reagen
Seliwanoff dan dipanaskan

Bening bening (-)

Pada percobaan ini saat laktosa ditambahkan reagen seliwanoff


10 mL dan dipanaskan selama 5 menit kemudian tidak terjadi
perubahan dari bening tetap menjadi bening. Hal ini menunjukan
bahwa laktosa negatif mengandung karbohidrat.
d. Maltosa

Ditambahkan 2 tetes reagen


Molisch dan 2 mL H2SO4
pekat

Bening bening (-)

Pada percobaan ini saat maltosa ditambahkan reagen seliwanoff


10 mL dan dipanaskan selama 5 menit kemudian tidak terjadi
perubahan dari bening tetap menjadi bening. Hal ini menunjukan
bahwa maltosa negatif mengandung karbohidrat.
e. Sukrosa

Ditambahkan 10 ml reagen
Seliwanoff dan dipanaskan

Bening bening (-)


Pada percobaan ini saat sukrosa ditambahkan reagen seliwanoff
10 mL dan dipanaskan selama 5 menit kemudian tidak terjadi
perubahan dari bening tetap menjadi bening. Hal ini menunjukan
bahwa sukrosa negatif mengandung karbohidrat.

f. Amilum

Ditambahkan 10 ml reagen
Seliwanoff dan dipanaskan

Bening Bening

Pada percobaan ini saat pati ditambahkan reagen seliwanoff 10


mL dan dipanaskan selama 5 menit kemudian tidak terjadi perubahan
dari bening tetap menjadi bening. Hal ini menunjukan bahwa sukrosa
negatif mengandung karbohidrat.
g. Sampel rambutan

Ditambahkan 10 ml reagen
Seliwanoff dan dipanaskan

putih keruh

Pada percobaan ini saat sampel rambutan ditambahkan reagen


seliwanoff 10 mL dan dipanaskan selama 5 menit kemudian terjadi
perubahan dari bening menjadi keruh. Hal ini menunjukan bahwa
rambutan negatif mengandung karbohidrat.
h. Sampel nenas

Ditambahkan 10 ml reagen
Seliwanoff dan dipanaskan

Kuning kuning

Pada percobaan ini saat sampel nanas ditambahkan reagen


seliwanoff 10 mL dan dipanaskan selama 5 menit kemudian terjadi
perubahan dari bening menjadi berwarna kuning. Hal ini menunjukan
bahwa nanas negatif mengandung karbohidrat.

i. Sampel mangga

Ditambahkan 10 ml reagen
Seliwanoff dan dipanaskan

kuning kuning

Pada percobaan ini saat sampel mangga ditambahkan reagen


seliwanoff 10 mL dan dipanaskan selama 5 menit kemudian terjadi
perubahan dari bening menjadi berwarna kuning. Hal ini menunjukan
bahwa mangga negatif mengandung karbohidrat.
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan diatas, menggunakan uji
barfoed didapatkan hasil percobaan yang berbeda-beda pada masing-
masing larutan standar dan sampel yaitu glukosa, galaktosa, laktosa,
maltosa, sukrosa, pati menunjukan negative mengandung karbohidrat.
Sedangkan pada rambutan, nanas dan mangga tetap menunjukan negatif
mengandung karbohidrat walaupun terjadi perubahan warna.
G. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang diperoleh yatitu karbohidarat merupakan
bahan makanan yang terdapat didalam tubuh mahkluk hidup. Uji yang
dilakukan yaitu uji iod yang menunjukkan reaksi negatif karena tidak
menghasilkan warna biru dengan ikatan kompleks, uji barfoed menghasilkan
reaksi positif dengan adanya perubahan warna biru yang berarti adanya
monosakarida dalam larutan pada bahan uji sukrosa & maltosa, uji benediet
yang menunjukkan reaksi positif yang menunjukkan adanya warna merah.
amilum pada uji kelarutan dan molisch setelah ditetesi alkohol dan asam sulfat
warnanya berubah menjadi ungu menyatakan reaksi positif. Pada uji selulosa,
Serbuk selulosa yang ditetesi alkohol & asam sulfat warnanya berubah menjadi
ungu menyatakan reaksi positif. Fruktosa ditetesi alkohol warnanya berubah
menjadi ungu & ini menandakan bahwa fruktosa ini positif pada uji kelarutan
& molisch monosakarida
H. Referensi
Fessenden, Ralp J. Kimia Organik Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga, 1990.
Poedjiadi, Anna. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: UI-Press, 1994.
Winarno, F. O. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2004.

S-ar putea să vă placă și