Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
Judul Praktikum
“ANALISIS KARBOHIDRAT “
B. Tujuan Praktikum
Memahami sifat-sifat karbohidrat dan reaksi-reaksi untuk
mengidentifikasi kandungan karbohidrat dalam suatu zat.
C. Dasar Teori
Karbohidrat merupakan senyawa karbon, hydrogen dan oksigen yang terdapat
dalam alam. Banyak karbohidrat mempunyai rumus empiris CH2O. Karbohidrat
sebenarnya adalah polisakarida aldehida dan keton atau turunan mereka. Salah satu
perbedaan utama antara berbagai tipe-tipe karbohidrat ialah ukurannya.
Monosakarida adalah satuan karbohidrat yang tersederhana, mereka tidak dapat
dihidrolisis enjadi molekul karbohidrat yang lebih kecil. Monosakarida dapat diikat
bersama-sama membentuk dimer, trimer dan sebagainya dan akhirnya polimer..
Sedangkan monosakarida yang mengandung gugus aldehid disebut aldosa.
Glukosa, galaktosa, ribose, dan deoksiribosa semuanya adalah aldosa.
Monosakarida seperti fruktosa dengan gugus keton disebut ketosa. Karbohidrat
tersusun dari dua atau delapan satuan monosakarida dirujuk sebagai oligosakarida
(Poedjiadi, 2006).
Menurut Poedjiadi (2006), berdasarkan sifat-sifatnya terhadap zat-zat
penghidrolisis karbohidrat dibagi dalam 4 kelompok utama yaitu:
1. Monosakarida yaitu karbohidrat yang tidak dapat dihidrolisa menjadi
senyawa yang lebih sederhana terdiri dari satu gugus cincin. Contoh dari
monosakarida yang terdapat di dalam tubuh ialah glukosa, fruktosa, dan
galaktosa.
2. Disakarida senyawa yang terbentuk dari gabungan dua molekul atau lebih
monosakarida. Contoh disakarida ialah sukrosa, maltosa dan laktosa.
3. Glikosida yaitu senyawa yang terdiri dari gabungan molekul gula &
molekul non gula.
4. Polisakarida yaitu polimer yang tersusun oleh lebih dari lima belas
monomer gula. Dibedakan menjadi dua yaitu homopolisakarida dan
heteropolisakarida.
Karbohidrat merupakan sumber energi utama bagi tubuh manusia,
yang menyediakan 4 kalori (kilojoule) energi pangan per gram. Karbohidrat
juga mempunyai peranan penting dalam menentukan karakteristik bahan
makanan, misalnya: rasa, warna, tekstur, dan lain-lain. Sedangkan dalam
tubuh, karbohidrat berguna untuk mencegah timbulnya ketois, pemecahan
tubuh protein yang berlebihan, kehilangan mineral, dan berguna untuk
membantu metabolisme lemak dan protein. Karbohidrat adalah sumber kalori
terbesar dalam makanan sehari-hari dan biasanya merupakan 40-45% dari
asupan kalori kita. Selain menjadi sumber energi utama makhluk hidup,
karbohidrat juga menjadi komponen struktur penting pada makhluk hidup
dalam serat (fiber), seperti selulosa, pektin serta lignin. Ada dua macam
karbohidrat yaitu karbohidrat kompleks dan karbohidrat simpleks.
Karbohidrat kompleks misalnya nasi, biji-bijian, kentang, dan jagung,
sedangkan contoh Karbohidrat simpleks adalah gula dan pemanis lainnya.
Nama lain dari karbohidrat adalah sakarida, berasal dari bahasa Arab "sakkar"
yang artinya gula. Melihat struktur molekulnya, karbohidrat lebih tepat
didefenisikan sebagai polihidroksialdehid atau polihidroksiketon (Fessenden,
1990).
Dalam tubuh manusia karbohidrat dapat dibentuk dari beberapa asam
amino dan sebagian lemak. Tetapi sebagian besar karbohidrat diperoleh dari
bahan makanan yang dimakan sehari-hari, terutama bahan makanan yang
berasal dari tumbuh-tumbuhan. Pada tanaman karbohidrat dibentuk dari
reaksi CO2 dan H2O dengan bantuan sinar matahari melalui proses
fotosintesis dalam sel tanaman yang berklorofil (Winarno, 2004).
D. Alat dan Bahan
1. Alat
1 Gelas kimia
Untuk memanaskan
2
air
2 Penangas air
Untuk memindahkan
1
atau mengambil
3 Pipet tetes cairan
Untuk memanaskan
2
sampel
4 Penangas
Untuk meletakkan
1
tabung reaksi supaya
rapi
Rak tabung
5
reaksi
Untuk menampung,
1
mencampur, atau
memanaskan
sejumlah bahan
Tabung kimia padat atau cair
6
reaksi untuk uji kualitatif
2. Bahan
- berbentuk cairan
- Mudah larut dalam air dingin
- BM : 98,08 g/ml
H2SO4 - Sulfat larut dalam air dan
- Tidak berwarna
pembebas banyak panas
- Titik didih 270
- Larut dalam etil alkohol.
- Asam ditandai (Strong)
- BM 164,16 g/mol
- Tidak bersifat korosif padat
- Padatan
Glukosa mengkristal dengan air
- Titik leleh 47 0C
- Larutan air
- Warna putih
- stabil
- Densitas 7,157 g/mol
D. Prosedur Kerja
1. uji molisch
Sampel dan
larutan standar
Sampel dan
larutan standar
Glukosa = orange
Galaktosa = biru
Laktosa = biru
Malrosa = orange
Sukrosa = orange
Pati = biru
Rambutan = biru
Nanas = biru
Mangga = biru
4. Uji Seliwanoff
Sampel dan
larutan standar
- Menyiapkan 10 tabung reaksi dan isi masing-masing tabung
dengan glukosa 1%, fruktosa 1%, galaktos 1%, sukrosa 1%,
maltosa 1%, laktosa 1%, laktosa 1%, xylosa 1%, amilum 1%,
larutan sampel
- Menambahkan 10 ml reagen seliwanoff pada masing-masing
tabung lalu dikocok
- Mengamati perubahan yang terjadi
- Memanaskan dalam air menddih selama 2-5 menit
- Mengamati dan mencatat perubahan yang terjadi (warna merah
cherry menandakan adanya ketosa)
Glukosa = bening
Galaktos = bening
Laktosa = bening
Malrosa = bening
Sukrosa = bening
Pati = bening
Rambutan = keruh
Nanas = kuning
Mangga = kuning
5. Uji iodin
Sampel dan
larutan standar
Bening Bening
Bening Bening
Bening Bening
Bening Bening
Bening Bening
Bening Bening
Putih Putih
Berdasarkan hasil tersebut tidak terjadi perubahan warna, karena
sampel hanya ditambahkan reagen molish sebagai uji karbohidrat dan
belum bereaksi dengan larutan standar atau glukosa.
8. Nenas
Kuning Kuning
Kuning Kuning
Bening
Cicin Ungu
Bening
Cicin Ungu
Setelah sampel ditambahkan larutan asam sulfat memperoleh
cincin warna ungu hal ini terjadi karena asam sulfat pekat
menghidrolisis ikatan glikosida pada karbohidrat menghasilkan
monosakarida yang kemudian bereaksi memberikan warna ungu.
3.Laktosa
Bening
Cicin Ungu
Bening
Cicin Ungu
Bening
Cicin Ungu
Bening
7. Cicin Ungu
Setelah sampel ditambahkan larutan asam sulfat memperoleh
cincin warna ungu hal ini terjadi karena asam sulfat pekat
menghidrolisis ikatan glikosida pada karbohidrat menghasilkan
monosakarida yang kemudian bereaksi memberikan warna ungu.
7.Rambutan
Putih
Cicin Ungu
Setelah sampel dan larutan standar ditambahkan larutan asam
sulfat memperoleh cincin warna ungu hal ini terjadi karena asam sulfat
pekat menghidrolisis ikatan glikosida pada karbohidrat menghasilkan
monosakarida yang kemudian bereaksi memberikan warna ungu.
8. Nenas
Kuning
Cicin Ungu
Kuning
Cicin Ungu
Bening
Biru
Bening
Biru
Bening
Biru
Bening
Biru
Bening
Biru
Berdasarkan hasil tersebut sampel dan larutan standar ditambahkan
reagen benedict terjadi perubahan warna menjadi biru hal ini terjadi
karena adanya gula pereduksi. Reagen benedict akan bereaksi
(oksidasi dan reduksi) dengan gula pereduksi.
6. Amilum
Bening
Biru
Putih
Putih
Kuning
Kuning
Berdasarkan hasil tersebut sampel dan larutan standar ditambahkan
reagen benedict tidak terjadi perubahan warna. hal ini terjadi karena
pada rambutan tidak terdapat gula pereduksi yang menyebabkan tidak
terjadinya perubahan warna.
9. Mangga
Kuning
Kuning
Berdasarkan hasil tersebut sampel dan larutan standar ditambahkan
reagen benedict tidak terjadi perubahan warna. hal ini terjadi karena
pada rambutan tidak terdapat gula pereduksi yang menyebabkan tidak
terjadinya perubahan warna.
3. Uji Iodin
1. Sampel dan larutan standar A ditambahkan aquadest, B ditambahkan HCl
sedangkan C ditambahkan NaOH
a. Nenas
Sampel A
Aquadest
Kuning Kuning
HCl
Kuning Kuning
NaOH
Kuning Kuning
Aquadest
Kuning Kuning
HCl
Kuning Kuning
NaOH
Kuning Kuning
Aquadest
Putih Putih
HCl
Putih Putih
NaOH
Putih Putih
Aquadest
Bening Bening
HCl
Bening Bening
NaOH
Bening Bening
Kuning Kuning
Pada percobaan ini tidak terjadi perubahan karena aquadest tidak
bereaksi dengan sampel begitupun dengan ditambahkan iodine tidak
terjadi perubahan apapun.
Sampel B
Kuning Kuning
Kuning Kuning
Kuning Kuning
Berdasarkan hasil yang diperoleh, sampel A setelah diteteskan
Aquadest tidak terjadi perubahan warna pada sampel begitupun
dengan ditambahkan iodine tidak terjadi perubahan apapun.
Sampel B
Kuning Kuning
Putih Putih
Berdasarkan hasil yang diperoleh, sampel A setelah diteteskan
Aquadest tidak terjadi perubahan warna pada sampel begitupun
dengan ditambahkan iodine tidak terjadi perubahan apapun.
Sampel B
Putih Putih
Putih Putih
Bening Bening
Berdasarkan hasil yang diperoleh, sampel A setelah diteteskan
Aquadest tidak terjadi perubahan warna pada sampel.
Sampe B
Bening Ungu
Bening Ungu
a. Glukosa
Ditambahkan 3 ml reagen
Barfoed dan dipanaskan
Bening Orange
Ditambahkan 3 ml reagen
Barfoed dan dipanaskan
Ditambahkan 3 ml reagen
Barfoed dan dipanaskan
d. Maltosa
Ditambahkan 3 ml reagen
Barfoed dan dipanaskan
Ditambahkan 3 ml reagen
Barfoed dan dipanaskan
f. Amilum
Ditambahkan 3 ml reagen
Barfoed dan dipanaskan
g. Sampel rambutan
Ditambahkan 3 ml reagen
Barfoed dan dipanaskan
putih Biru
Ditambahkan 3 ml reagen
Barfoed dan dipanaskan
Kuning Biru
Ditambahkan 3 ml reagen
Barfoed dan dipanaskan
kuning Biru
Ditambahkan 10 ml reagen
Seliwanoff dan dipanaskan
b. Galaktosa
Ditambahkan 10 ml reagen
Seliwanoff dan dipanaskan
Bening bening
Ditambahkan 10 ml reagen
Seliwanoff dan dipanaskan
Ditambahkan 10 ml reagen
Seliwanoff dan dipanaskan
f. Amilum
Ditambahkan 10 ml reagen
Seliwanoff dan dipanaskan
Bening Bening
Ditambahkan 10 ml reagen
Seliwanoff dan dipanaskan
putih keruh
Ditambahkan 10 ml reagen
Seliwanoff dan dipanaskan
Kuning kuning
i. Sampel mangga
Ditambahkan 10 ml reagen
Seliwanoff dan dipanaskan
kuning kuning