Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
Mikrorganisme
(bakteri, virus dan jamur)
Cairan dan protein keluar Pleura
Eksudat Pleuritis
Nyeri dada
Ganggua
n rasa nyaman
Konsolidasi paru
Edema paru
Membran respirasi >tebal Inefektif clearance airway
(alveolus)
*Pe kecepatan Dispnoe
hipoksemia
Pe metabolisme
Merangsang chemo reseptor
Pe produk energi
RR
Kelelahan
Me ventilasi
Intoleransi
aktivitas
BAB III
TINJAUAN KASUS
2. Riwayat Kesehatan/keperawatan
a. Keluhan utama/alasan masuk RS
An E (59 th) datang ke RS dr. M. Yunus Bengkulu pada tanggal 25 Mei.2012,
jam 10.20 wib dengan keluhan batuk berdahak dan sesak napas.
b. Riwayat Kesehatan Sekarang (RKS) :
o Faktor pencetus: Orang tua anak mengatakan sesak napas didahului oleh batuk pilek
seminggu sebelum masuk RS.
o Muncul keluhan ( ekaserbasi) : Orang tua anak mengatakan sesak napas sejak 6 hari
sebelum masuk RS.
o Sifat keluhan : Orang tua anak mengatakan sesak napas timbul perlahan-lahan,
sesak napas terus menerus dan bertambah dengan aktivitas.
o Berat ringannya keluhan : Orang tua anak mengatakan sesak napas cenderung
bertambah sejak 2 hari sebelum masuk RS.
o Upaya yang telah dilakukan untuk mengatasi : Orang tua anak mengatakan upaya
untuk mengatasi sesak adalah dengan istirahat dan minum obat batuk ( OBH ).
o Keluhan lain saat pengkajian : Orang tuan anak juga mengatakan batuk dengan
dahak yang kental dan sulit untuk dikeluarkan, sehingga terasa lengket di
tenggorokkan. Orang tua anak mengatakan kesulitan bernapas. Orang tua anak
mengutarakan kondisi badan anak nya terasa lemah dan ujung - ujung jarinya
terasa dingin.
Berpindah √
Berjalan √
Menaiki tangga √
Berbelanja √
Memasak √
Pemeliharaan √
rumah
555 555
- Kekuatan otot : 555 555
Sistem integumen (kulit) : turgor kulit buruk (tidak elastis) dan pucat
Kepala : Simestris dan rambut warna hitam, tidak ada ketmbe, bersih.
Mata : DBN, konjuntiva tidak anemis,ukuran pupil normal.
Telinga : DBN
Kuku : Kuku pucat dan sedikit sinosis
Hidung : Pernapasan cuping hidung
Mulut : Mukosa bibir kering dan pucat
Thorak /paru
- Inspek : RR : 32x/i, penggunaan otot bantu pernapasan (+), takipnea (+),dispnea
(+),pernapasan dangkal, dan rektrasi dinding dada tidak ada.
- Palpasi : fremitus menurun pada kedua paru
- Perkusi : redup
- Auskultrasi : bunyi napas bronkial, krekels (+),stridor (+).
Vaskular periper : akral dingin, capilarry repille kembali dalam 5 detik
5. Pemeriksaan Penunjang
a. Hasil foto rontgen : menunjukkan infiltrasien lobaris (sebagianlobus pada kedua
paru).
b. AGD :menunjukkan alkalosis respiratorik (pH naik,PCO2 turun,HCO3 normal)
c. Pemeriksaan sputum: ditemukan kuman Stapilococcus aureus dan Diplococcus
pneumonia
d. Pemeriksaan darah rutin didapatkan :
- Leokosit = 16.000/mm3
- Hb = 10,5 gr/dl
- Trombosit =265.000/mm3
- Hematokrit = 44%
- Albumin = 3,01 gr/dl
- Protein total = 5,86 gr/dl
3. Analisa Data :
Nama klien : An. E (59 th)
Ruang rawat : Anggrek, RSUD M. Yunus Bengkulu
Diagnosa medik : Pneumonia
No Data Etiologi Masalah
1. DS: Inflamasi trakeo Bersihan Jalan nafas
- Klien mengatakan batuk bronkial dan farenkim tidak efektif
berdahak dan sesak paru, pembentukkan
napas edema dan
- Klien mengatakan batuk peningkatan produksi
dengan dahak yang sputum.
kental dan sulit untuk
dikeluarkan
- Klien mengatakan
dahaknya terasa lengket
di tengorokkan
- Klien Mengatakan
Kesulitan bernapas
DO:
- Klien tampak kesulitan
bernapas
- TTV:
o TD: 130/90 mmHg
o N : 12X/i
o RR : 32x /i
Pernafasan Cuping
Hidung
Takipnea (+)
Dispnea (+)
Pernafasan dangkal
Penggunaan otot bantu
pernafasan (+)
Perfusi paru redup
Premetus menurun pada
kedua paru
Bunyi nafas bronkial,
kreleks (+), stridor (+)
Hasil Rontgen :
menunjukkan infiltrasi
lobaris
Pemeriksaan seputum :
ditemukan kuman
stapilococcus aureus dan
diplococcus pneumonia
2. DS: Inflamasi parenkim Nyeri
- Klien mengatakan nyeri paru, reaksi seluler
dada terhadap sirkulasi
- Klien mengatakan sakit toksin dan batuk
kepala menetap.
Kolaborasi : .
6. Berikan 3.
obat Merangsang
mukolitik, pembersihan
9. 5.
Bantu Cairan
bronkostropi / (khususnya
toresentesis bila yang hangat)
diindikasikan. memobilisasi
dan
mengeluarkan
sekret.
6. Alat untuk
menurunkan
spasme
bronkus
dengan
mobilisasi
sekret,
analgetik
diberikan untuk
memperbaiki
batuk dengan
menurunkan
ketidaknyaman
an tetapi harus
digunakan
secara hati-
hati, karena
dapat
menurunkan
upaya
batuk/menekan
pernafasan.
7. Cairan
diperlukan
untuk
mengganti
kehilangan dan
memobilisasi
sekret.
8.
Mengevaluasik
an kemajuan
dan efek proses
penyakit dan
memudahkan
pemilihan
terapi yang
diperlukan.
9. Kadang-kadang
diperlukan
untuk
membuang
perlengketan
mukosa.
Mengeluarkan
sekresi purulen,
mencegah
atelektasis.
2. Nyeri Nyeri o Dispenea dan Mandiri :
berhubungan berhubung takipnea 1.
tidak Tentukan
1. Nyeri dada
dengan an dengan ada karakteristik biasanya ada
inflamasi inflamasi o Kesulitan nyeri, misalnya : dalam
parenkim paru, parenkim bernafas tidak tajam, konstan, beberapa
reaksi seluler paru, ada selidiki perubahan derajat pada
terhadap reaksi o Akral hangat karakter / lokasi peneumonia,ju
sirkulasi toksin seluler sianosis nyeri dan ga dapat timbul
dan batuk terhadap o Kapilari refile ditusuk. komplikasi
menetap. sirkulasi kembali dalam pneumonia
toksin dan 2-3 detik 2. Pantau tanda seperti
batuk o Gelisah tidak ada vital. perikarditis dan
menetap. o indokarditis.
Penurunan
kesadaran tidak
ada 2. perubahan
o Pucat dan
3. Berikan tindakan frekuensi
sianosis tidak nyaman misalnya, jantung atau
ada pijatan punggung, TD
o TTV : DBN : perubahan posisi, menunjukkan
5. Alat untuk
menontorl
ketidak
nymanan dada
sementara
meningkatkan
keefektifan
upaya batuk.
6. Obat ini
digunakan
untuk menekan
batuk non
produktif atau
proksismal atau
menurunkan
mukosa
berlebihan,
meningkatkan
kenyamanan
atau istirahat
umun.
5. Berikan 4.
makan Bunyi usus
P : Intervensi dilanjutkan :
Pantau terus TTV
Ingatkan kembali pasien untuk
latihan nafas dan batuk efektif
Lanjutkan pemberian obat
sesuai indikasi
o Menjadwalkan
pengobatan
o Memberikan makanan
dengan porsi kecil tapi
sering
A : Masalah teratasi.
P : Intervensi dihentikan.
B. Saran
Disarankan kepada penderita pneumonia untuk menghindari faktor
pencetus dan resiko yang bisa mengakibatkan penyakit bertambah parah.
Penderita pneumonia disarankan untuk menghindari merokok, tidak meminum
minuman yang mengandung alkohol, dan menerapkan pola hidup sehat
DAFTAR PUSTAKA
Menurut Meldawati (2009), berikut ini Pengkajian Asuhan Keperawatan untuk pasien
penderita Pneumonia:
3.1 Pengkajian
a. Aktivitas / Istirahat
Gejala Kelemahan, kelelahan dan insomnia
Tanda letargi, penurunan toleransi terhadap aktivitas
b. Sirkulasi
Gejala Riwayat adanya/ GJK kronik
Tanda Takikardia penampilan kemerahan atau cepat
c. Integritas ego
Gejala Banyaknya stressor, masalah finansial
d. Makanan/cairan
Kehilangan nafsu makan mual/muntah dan adanya riwayat DM
Distensi Abdomen, hiperaktif bunyi usus, kulit kering dengan tugor kulit buruk dan
penampilan kakeksia (malnutrisi)
e. Neurosor
Gejala Sakit kepala daerah frontal (Influenza)
Tanda perubahan mental (bingung, samnolen)
f. Nyeri/Kenyamanan
Gejala Sakit kepala, nyeri dada (pleuritik), meningkat oleh
batuk, nyeri dada substernal (Influenza), mialgia dan artalgia
Melindungi area yang sakit (penderita biasanya tidur pada sisi yang sakit untuk mengatasi
pergerakan )
g. Pernafasan
Riwayat adanya / ISK Kronis, PPOM, merokok sigaret. Takipnea, dispnea, progresif,
pernafasan dangkal, penggunaan otot aksesori, pelebaran nasal
Tanda Sputum; merah muda, berkarat, purulen.
Perkusi : pekak diatas area yang konsolidasi
itus : Taktil dan vocal terhadap meningkat konsilidasi gesekan triksi pleura
i nafas : Menurun atau tidak ada diatas area terlibat, nafas bronchial
arna : Pucat/sianosis bibir/kuku
h. Keamanan
Riwayat gangguan system imun, misal SLE, AIDS, penggunaan steroid atau khemoterapi,
Insitusinalisai, ketikmampuan umum demam
Tanda Berkeringat menggigil berulang, gemetar
Kemerahan mungkin pada kasus rubeola, Varisela
i. Penyuluhan/pembelajaran
riwayat mengalami pembedahan; penggunaan alcohol kronis Pertimbangan DRG
menunjukan rerata lama dirawat : 6,8 hari
DS :
- Klien mengatakan mengeluh sesak nafas
DO:
- Takipneu/pernafasan cepat, dangkal disertai cuping hidung
- Bunyi nafas bronchial, ronkhi
- Pernafasan menggunakan otot aksesori
- Dispneu, sianosis
Tujuan: dalam waktu 2x 24 jam setelah diberikan intervensi kebersihan jalan nafas kembali efektif
Kriteria Evaluasi:
- Klien mampu melakukan batuk efektif
- Pernafasan klien normal (16-20 x/menit) tanpa da penggunaan otot bantu nafas.
- Bunyi nafas normal, Rh -/- dan pergerakan pernafasan normal
Intervensi :
MONITOR
- Kaji fungsi pernafasan (bunyi nafas, kecepatan, irama, kedalaman, dan penggunaan otot
bantu nafas).
- Kaji kemampuan klien mengleuarkan sekresi. Lalu catat karekter dan volume sputum
TINDAKAN MANDIRI
- Berikan posisi semi/fowler tinggi dan bantu klien latihan nafas dalam dan batuk yang
efektif
- Pertahankan intake cairan sedikitnya 2500ml/hari kecuali tidak di indikasi
- Bersihkan secret dari mulut dan trakea bila perlu, lakukan penghisapan (suction)
KOLABORASI
- Kolaborasi pemberian sesuai indikasi obat antibiotic
- Pasang Bronkodilator, jenis aminophilin, via intravena
b. Resiko tinggi gangguan pertukarangas yang berhubungan dengan penurunan jaringan
efektif paru, atelektasis, kerusakan membrane alveola-kapiler, edema bronchial.
DS:
- Klien mengatakan Sesak nafas
DO:
- Dispneu, sianosis
- Takikardia
- Gelisah
Tujuan;
Dalam waktu 2x24 jam setelah diberikan gangguan pertukaran gas tidak terjadi
Kriteria Evaluasi;
- Dilaporkan tidak adanya/penurunan dispnea
- Klien menunjukan tidak ada gejala distres pernafasan
- Menunjukan perbaikan ventilasi dan oksigen jaringan adekuat dengan gas darah arteri
dalam rentang normal.
Intervensi :
MONITOR
- Kaji dispnea, takipnea, bunyi nafas, peningkatan upaya pernafasan, ekspansi thoraks
dan kelemahan
- Evaluasi perubahan tingkat kesadaran, catat sianosis dan perubahan pada kulit-
termasuk memdran mukosa dan kuku
TINDAKAN MANDIRI
- Ajarkan dan dukung pernafasan bibir selama ekspirasi khususnya untuk klien dengan
fibrosis dan kerusakan parenkhim paru
- Tingkatkan tirah baring, batas aktifitas dan kebutuha perawatan diri sehari-hari sesuai
keadaan klien
KOLABORASI
- Kolaborasi Pemeriksaan AGD
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan
DS:
- Mengeluh demam
DO:
- Suhu tubuh meningkat
(39 %)
Batasan karakteristik: foto roncten thoraks menunjukan danya pleuritis, suhu diatas 30 OC,
diaphoresis intermiten, leukosit diatas 10.000/mm3, dan kultur sputum positif.
Kriteri evaluasi:
Suhu tubuh normal (36-37OC)
Intervensi :
MONITOR
- Kaji saat timbulnya demam
- Kaji tanda-tanda vital tiap 3 jam atau lebih sering
TINDAKAN MANDIRI
- Berikan kebutuhan cairan ekstra
- Berikan kompres dingin
- Kenakan pakaian minimal
- Berikan tindakan untuk memberikan rasa nyaman seperti mengelap bagian punggung
klien, mengganti alat tenun yang kering setelah diaphoresis, member minum hangat,
lingkungan yang tenang dengan cahaya yang redup, dan sedatife ringan jika dianjurkan
serta memberikan pelembab pada kulit dan bibir
KOLABORASI
- Berikan terapi cairan intravena RL 0,5 dan pemberian antipiretik
- Berikan antibiotic sesuai dengan ajuran dan evaluasi kefektifannya. Tinjau kembali
semua obat-obatan yang diberikan. Untuk menghindari efek merugikan akibat interaksi
obat . jadwalkan pemberian obat dalam kadar darah yang konsisten.
TINDAKAN MANDIRI
- Bantu klien dalam melaksanakan aktivitas sesuai denga kebutuhannya. Beri klien waktu
istirahat tanpa diganggu berbagai aktivitas
- Pertahankan terapi oksigen selama aktivitas dan lakukan tindakan pencegaha terhadap
komplikasi akibat imobilisasi jika klien dianjurkan tirah baring lama
KOLABORASI
- Konsultasikan dengan dokter jika sesak nafas tetap ada atau bertambah berat saat
istirahat
e. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan peningkatan
merabolisme tubuh dan penurunan nafsu makan sekunder terhadap demam
DS:
- Nafsu makan menurun
- Berat badan menurun,
lemah
DO:
- Tonus otot menurun
f. Resiko kekurangan volume cairan yang berhubungan dengan demam, diaphoresis, dan
masukan oral sekunder terhadap proses pneumonia