Sunteți pe pagina 1din 4

BAB

ENAM
KAPASTTAS HANTAR ARUS
(CURRENT CARRYING CAPACITY)
DAN KORONA
1. KAPASITAS PENYALURAN KAWAT
Penaikan temperatur suatu kawat sangat penting artinya, karena penaikan temperatur
yarg berlebihan akan mempengaruhi andongan (sag) dan juga kekuatan tarik dari kawat
terscbut. Jadi supaya penaikan temperatur jangan melebihi harga yang diijinkan (biasanya
50°C) maka arus yang disalurkan oleh kawat itu dibatasi besarnya, dan ini dinamakan
kapasitas hantar anis atau "current carrying capacity".
Salah satu rumus yang dapat dipakai untuk menghitung kapasitas hantar arus ialah
arus empiris dari SCHURIG dan FRICK.
Panas yang timbul, I2R = panas disipasi melalui konveksi di udara sekitar dan melalui
radiasi pada obyek –obyek sekitar, atau dengan singkat di tuliskan sebagai :
I2R = (We + W,) A watt
Dalam Rumus (6-1) :
I = Arus kawat, Amper
R = Tahanan kawat, ohm per foot.
Wc = Panas disipasi melalui konveksi, watt/inch2.
Wr = panas disipasi melalui radiasi, watt/inch2.
A = Luas permukaan kawat, inch2 per foot panjang kawat

0.0128√𝑝𝑣
𝑊𝑐 = ∆𝑡 𝑤𝑎𝑎𝑡/𝑖𝑛𝑐ℎ2
𝑇𝑎0.123 √𝑑

di mana:
P = tekanan barometer, atmosfir
V = kecepatan udara/angin, foot per detik.
Ta = temperatur absolut rata-rat dari kawat dan udara, Ko
d = diameter kawat,inch
∆t = penaikan temperatur, C0
Bila p = 1, v = 2 ft/detik, dan Ta = (273 + 40), maka :
0,009
𝑊𝑐 = ∆𝑡
√𝑑
Rumus (6-3) adalah pendekatan bila diameter kawat 0,3 -5 inch dan kecepatan udara
0,2-5 ft./detik.
Panas disipasi karena radiasi
Wr = 36,8 E [(T/1000)4 - (To/1000)4] wat/inch2

di mana
E = emisivitas relatif dari permuk aan kawat (0,5 untuk Cu)
T = temperatur absolut dari kawat, Ko
To = temperatur absolut dari udara sekitar, K°.
Sebagai harga pendekatan:
𝑇0
𝑊𝑟 = 0,0147 ( ) 3 ∆𝑡
1000
dengan T – T0 = ∆𝑡 = 400 − 500 𝐶.
Dari (6-1), (6-3) daı (6-5) diperoleh harga pendekatan untuk kapasitas hantar arus:

𝐴 ∆𝑡 0,009
𝐼=√ (0,0025 + ) 𝑎𝑚𝑝𝑒𝑟
𝑅 √𝑑
Rumus lain yang dapat digunakan untuk menghitung kapasitas hantar kawat diberikan di
bawah ini.12
𝑊𝑠
𝐻𝑤 + (𝐻𝑟 + 𝜋∅ ) 𝜋. 𝐷∅
𝐼=√
𝑅
Dimana :
0.00572 𝑣
Hw = (2(273+𝑇+∅/2)0.123
√𝐷
273+𝑇+∅ 4 273+𝑇 4
( ) −( )
100 100
Hr = 0.000576 ∅

R = 𝑅20{1+∝(𝑡−200 )} ∅
I = Rating termis konduktor (Amper)
Hw = Koefisien disipasi panas konveksi (W/ C-cm2)
Hr = Koefisien disipasi panas radiasi (W/°C-cm2).
R = Tahanan konduktor pada temperatur (Ohm/cm).
R20 = Tahanan konduktor pada 200 C (Ohm/cm).
Φ = Kenaikan temperatur konduktor(°C)
T = Temperatur sekeliling (0C)
Ws = Energi radiasi matahar (W/cm2), diasumsi 0,1.
η = Koefisien permukaan, diasumsi 09.
D = Diameter total konduktor (cm)
v = Kecepatan angin (m/detik)
α = Koefisien temperatur tahanan (1,0).
T = Temperatur konduktor (°C).

2. KORONA (CORONA)
Bila tegangan arus bolak-balik pada suatu kawat dinaikkan terus-menerus, maka akan
dicapai suatu harga yang dikenal sebagai tegangan kritis visual V,, pada tegangan mana
kelihatan cahayaviolet yang disebut korona. Korona ini dibarengi dengan suara berdesis can
menimbulkan bau ozon.
Pada tegangan Vo, sedikit di bawah tegangan V,, tambahan rugi-rugi caya mulai
terjadi dalam saluran. Rugi-rugi ini disebut rugi-rugi korona dan besarnya adalah :
𝑃𝑘𝑜𝑟 = 𝐾(𝑉 − 𝑉𝑜 )2
di mana :
V0 = tegangan kritis di mana korona mulai terjadi, KV

Rugi-rugi korona jni bertambah dengan cepat oleh kabut dan hujan.
Pada salurran transmisi EHV, masalah korona sudah harus diperhitungkan, sebab
pada tegangan diatas 100 kv gejala korona sudah mulai serius. Untuk tegangan tembus udara
30 kv/cm, harga tegangan kritis di mana korona mulai terjadi dinyatakan dengan :
30 2 0.301 𝐷 1
𝑉𝑜 = 𝛿 3 (1 + ) 𝑟 log ( − ) 𝑘𝑣
√2 √𝛿𝑟 𝑟 0,4343
Dan rugi-rugi korona dapat dinyatakan (menurut peek) :

1,286 𝐷 𝐷
𝑃= (𝑓 + 25)√ 𝑟 2 (𝑙𝑜𝑔 )2 (𝑉𝑔 − 𝑚𝛿 𝑉 1 𝑔𝑜 )10−2
𝛿 𝑟 𝑟

(Kw/Km – 1 Kawat)
di mana
0.386𝑏
δ = kepadatan udara relatif = 273+𝑡

b = tekanan udara (mmHg)


t = suhu udara (°c).
R = jari-jari kawat (cm)
D = jarak
V1go = 21,1 kv/cm.
M = mo m1, (mo faktor permukaan kawat = 1,0 untuk kawat halus dan m1 faktor udara 10
untuk udara baik dan Q8 untuk hujan).
Vg = gradien tegangan pada permukaan kawat untuk saluran transmisi 3 fasa
0.4343 𝑣
𝐷 kv (V tegangan fasa dalam kv)
𝑟 𝑙𝑜𝑔
𝑟

F = frekuensi sistem.
Dari Persamaan (6-11) terlihat bahwa dengan memperbesar jari-jari konduktor,
tegangan kritis akan lebih besar. Tetapi, dari Persamaan (6-12) rugi-rugi korona juga makin
besar. Mengingat bahayanya bila terjadi korona lebih besar dibandingkan rugi-rugi daya
(korona), maka pertimbangannya adalah tegangan kritisnya. Bahkan dengan mamperbesar
jar-ijari konduktor, besarnya berisik korona (berbanding langsung dengan Vg) yang capat
mengganggu komunikasi radio, juga akan berkurang.
Seperti telah dibahas pada Bab 11, memperbesar jari-jari konduktor ini dapat dibuat dengan
menggunakan kawat berkas

S-ar putea să vă placă și