Sunteți pe pagina 1din 9

PENGARUH SERBUK GERGAJI KAYU SEBAGAI SUBSTITUSI SEBAGIAN SEMEN

DAN BAHAN TAMBAH 0,6% BESTMITTEL TERHADAP KARAKTERISTIK BETON


Nugroho Indra Wibowo1, Sarwidi2
1
Mahasiswa Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Islam
Indonesia
Email:nugrohoindra789@gmail.com
2
Staf Pengajar Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Islam
Indonesia
Email: 13511220@staff.uii.ac.id

Abstract As the knowledge of concrete technology grows, more innovations are being made to
adding mixture of normal concrete proportions with additive and using partial substitutions
material of. This study aims to know the optimal compressive strength value of concrete with
addition of Bestmittel and sawdust ash as partial substitutes of cement at time of 14 and 28 days.
This study is using the addition of Bestmittel 0,6% of cement and variants of sawdust ash as
substitutes of cement by 0%, 5%, 10%, 15%, and 20%. This study analyse the compressive
strength of concrete with concrete cylinder object testing in diameter of 15 cm and height of 30
cm. The methods of mixed concrete planning is according to SNI-03-2843-2000 standard with
specified compressive strength of 25 Mpa. Compressive strength of normal concrete in time of 14
and 28 days was 22,832 MPa and 25,344 MPa. Meanwhile in time of 28 days, compressive
strength with 0,6% Bestmittel was rise by 2,23% from the normal one which was 25,909 MPa.
The highest compressive strength was found in specimen added Bestmittel 0,6% of cement and
5% sawdust ash as partial subtitution of cement in which were 24,262 MPa and 27,668 MPa. In
other variation which were added by 0,6% Bestmittel and 10%, 15%, 20% sawdust ash as partial
subtitution of cement there was reduction of compressive strength by 8,77%; 28,2%; and 40,86%
which were 23,131 MPa; 18,198 MPa; dan 14,99 MPa. but the addition of Bestmittel can increase
the compressive strength of concrete. The partial substitutions of cement with sawdust as can
increase the compressive strength of concrete but with certain amount.

Keywords: The compressive strength of concrete, Volume weight, Workability, Water


absorbtion, Bestmittel, Sawdust ash

1. PENDAHULUAN membentuk suatu bahan struktur padat dan


tahan lama.
Pembangunan konstruksi di Indonesia
meningkat dengan sangat cepat khususnya Beton dinilai lebih murah daripada
di daerah perkotaan. Salah satu bangunan konstruksi lainnya. Selain itu beton juga
konstruksi yang sering ditemui adalah memiliki beberapa keunggulan
bangunan gedung. Bangunan gedung diantaranya memiliki kuat tekan tinggi,
mayoritas menggunakan konstruksi beton. tahan api, tahan terhadap perubahan cuaca,
Menurut Ferguson (1986), beton adalah serta dalam pengerjaannya relatif lebih
suatu elemen struktur yang terdiri dari mudah.
partikel-partikel agregat yang dilekatkan
oleh pasta yang terbuat dari semen Meskipun memiliki banyak kelebihan,
portland dan air. Pasta itu mengisi ruang- bukan berarti beton tidak memiliki
ruang kosong di antara partikel-partikel kekurangan. Beton memiliki sifat yang
agregat. Setelah beton segar dituangkan, getas dan tegangan tariknya kecil, sehingga
beton akan mengeras karena adanya reaksi tidak mampu menahan gaya tarik. Seiring
eksotermis antara semen dan air yang dengan perkembangan ilmu pengetahuan

1
dan teknologi, banyak peneliti yang Pada penelitian ini, penulis mencoba untuk
melakukan penelitian untuk memperbaiki mengetahui kuat tekan beton normal
sifat-sifat beton dari segi kekuatan, daya dengan beton yang menggunakan bahan
tahan, dan tingkat workabilitynya. Salah tambah 0,6% Bestmittel dan serbuk gergaji
satu cara untuk meningkatkan mutu beton kayu sebagai pengganti sebagian semen
adalah dengan memberikan bahan tambah dengan kadar penambahan yang bervariasi.
baik itu bahan tambah mineral ataupun
bahan tambah kimia. 2. STUDI PUSTAKA
Penelitian terdahulu sangat penting untuk
Penambahan bahan kimia pada campuran
membantu dalam pembuatan Tugas Akhir.
beton bertujuan untuk merubah atau
Penelitian terdahulu terdapat hasil penelitian
memodifikasi sifat-sifat bahan penyusunnya
yang dapat dijadikan patokan untuk
sehingga dapat memberikan peningkatan
pengerjaan Tugas Akhir. Penelitian tersebut
mutu beton. Salah satu bahan tambah yang
diantaranya adalah oleh Siswadi dkk.
biasa digunakan sebagai adalah Bestmittel.
(2007); Putra dkk. (2007); dan Saifuddin
Dengan penambahan zat ini beton akan cepat
dkk. (2014). Rangkuman penelitian
mengeras pada usia awal, yaitu pada usia
penelitian tersebut adalah sebagai berikut.
beton 7 - 10 hari dan meningkatkan
kekuatan beton hingga 5 % - 10%. Selain itu
1. Penelitian Siswadi dkk. (2007).
Bestmittel juga dapat mengurangi
Penelitian Siswadi dkk. (2007) bertujuan
penggunaan air sehingga meningkatkan
untuk mengetahui persentase optimum
kekuatan beton.
penggunaan bahan tambah berupa serbuk
Selain penggunaan bahan tambah kimia, kayu sisa penggergajian sehingga didapat
cara lain untuk meningkatkan mutu beton hasil kuat desak beton yang maksimal. Sisa
adalah dengan mensubstikan semen dengan penggergajian kayu yang digunakan berupa
bahan substitusi. Salah satunya adalah serat dengan ukuran yang relatif kecil (2
dengan menggunakan serbuk gergaji kayu. sampai dengan 5 mm). Variasi penambahan
Pada pelaksanaan proyek sering kali serbuk kayu pada campuran adukan beton
terdapat limbah serbuk gergaji kayu sisa sebesar 0 kg/m3, 0,5 kg/m3, dan 1 kg/m3.
pembuatan bekisting. Serbuk gergaji kayu Adukan beton yang digunakan untuk
ini jika tercampur dengan campuran beton pembuatan silinder beton, direncanakan
tentu akan mempengaruhi kualitas beton. sedemikian rupa kebutuhan bahan
Limbah tersebut biasanya dibiarkan begitu susunnya, sehingga dapat mencapai kuat
saja, atau terkadang dibakar. Sampai saat ini desak yang direncanakan. Faktor air semen
pengolahan serbuk gergaji kayu masih yang digunakan sebesar 0,45. Penambahan
belum optimal. Menurut Susanto (1998), serat/fiber berupa serbuk kayu sebanyak 0,5
kayu memiliki kadar selulosa yang sangat kg/m3 dan 1 kg/m3 ke adukan beton,
tinggi yaitu sekitar 70%. Selain itu kayu menurunkan tingkat workability. Hal ini
juga mengandung kadar hemiselulosa dan tampak dari nilai slump yang menurun dan
juga lignin dalam jumlah sekitar 15 - 30% nilai VB-Time yang meningkat, meskipun
berat kering bahan. Kandungan yang memenuhi syarat bahwa beton masih dalam
terdapat pada kayu apabila ditambahkan taraf mudah dikerjakan. Kuat desak
pada campuran beton akan terserap pada tertinggi dicapai oleh beton dengan
permukaan partikel dan memberikan daya penambahan serbuk kayu sebesar 1 kg/m3,
ikat antar partikel akibat sifat adhesinya, di mana dicapai nilai kuat desak sebesar
serta menghambat difusi air dalam material 27,100 MPa atau terjadi peningkatan
dengan sifat hidrofobik yang dimilikinya. sebesar 3,10 % dibandingkan dengan beton
Selain itu serbuk gergaji kayu juga bersifat normal, yang memiliki kuat desak 26,293
higroskopis atau mudah menyerap air MPa.
Dengan demikian dapat dihasilkan beton
yang lebih kuat dan relatif lebih tidak
tembus air.
2
2. Penelitian Putra dkk. (2007). 4. LANDASAN TEORI
Penelitian Putra dkk. (2007)
4.1 Beton
menggunakan variasi subtitusi serbuk kayu
Beton dihasilkan dari sekumpulan interaksi
yang digunakan adalah 0%, 2,5%, 5%, dan
mekanis dan kimia sejumlah material
10%. Benda uji berupa kubus 15 cm x 15 cm
pembentuknya. DPU-LPMB memberikan
dengan Mutu Beton K-250 dan kuat tekan
definisi tentang beton sebagai campuran
rencana 20 Mpa. Hasil penelitian selama 28
antara semen portland atau semen hidrolik
hari, menunjukkan bahwa kuat tekan,
yang lainnya, agregat halus, agregat kasar
dan berat beton mengalami penurunan
dan air,dengan atau tanpa bahan tambahan
dengan bertambahnya persentase serbuk
membentuk massa padat (Nawy, 1985).
kayu yang ditambahkan pada campuran
Sedangakan menurut Dipohusodo (1999),
beton. Adapun penurunan berat beton rata-
beton didapat dari pencampuran bahan-
rata sebesar 2.08%, 3.61%, dan 8.47% dari
bahan agregat halus dan kasar yaitu pasir,
beton normal. Sedangkan untuk nilai kuat
batu, batu pecah, atau bahan semacam
tekan mengalami penurunan sebesar 4.2%,
lainnya dengan menambahkan secukupnya
16.3%, dan 48.2% dari beton normal.
bahan perekat semen, dan air sebagai bahan
pembantu guna keperluan reaksi kimia
3. Penelitian Saifuddin dkk. (2014).
selama proses pengerasan dan perawatan
Saifuddin dkk. (2014) melakukan
beton berlangsung.
perencanaan adukan beton dengan
menggunakan butir maksimum agregat kasar
Beton yang sudah mengeras dapat juga
50 mm, agregat halus 20 mm, faktor air
dikatakan sebagai batuan
semen 0,55, semen yang digunakan 325
tiruan, dengan rongga-rongga antara butiran
Kg/m3, berat beton yang diambil 2380
yang besar (agregat kasar atau
Kg/m3 dan penambahan serbuk kayu
batu pecah), dan diisi oleh batuan kecil
sebanyak 5 gr/kubus menunjukkan
(agregat halus atau pasir), dan pori-pori
penurunan tingkat workability yaitu 4 - 2,3
antara agregat halus diisi oleh semen dan air
cm. Dari hasil penelitian yang telah
(pasta semen). Pasta semen
dilakukan didapat berat jenis bulk 2,18 Kg,
juga berfungsi sebagai perekat atau pengikat
berat beton kering permukaan jenuh sebesar
dalam proses pengerasan,
2,18 Kg, berat jenis semu 2,23 Kg dan
sehingga butiran-butiran agregat saling
penyerapan (absorbtion) sebesar 1,05%.
terekat dengan kuat dan
Kuat tekan beton meningkat setelah
terbentuklah suatu kesatuan yang padat dan
penambahan campuran serbuk kayu
tahan lama (Tjokrodimulyo, 1996).
sebanyak 5 gr/kubus yaitu sebesar 138,90
Kg/cm², terjadi peningkatan kuat tekan
Membuat beton yang harus memenuhi
sebesar 1,08% yaitu menjadi 127,78 Kg/cm².
persyaratan yang lebih ketat karena tuntutan
3. TUJUAN PENELITIAN yang lebih tinggi, maka harus diperhitungkan
dengan seksama cara-cara memperoleh
Berdasarkan rumusan masalah yang telah adukan beton segar yang baik dan
dijabarkan tersebut, tujuan dari penelitian menghasilkan beton keras yang baik pula.
pada beton uji setelah penambahan 0,6% Beton segar yang dapat diaduk, dapat
Bestmittel dan variasi serbuk gergaji kayu diangkut, dapat dituang, dapat dipadatkan,
sebagai substitusi sebagian semen adalah tidak ada kecenderungan untuk terjadi
untuk mengetahui: pemisahan kerikil dari adukan maupun
1.nilai kuat tekan optimum beton uji pada pemisahan air dan semen dari adukan. Beton
umur beton 14 dan 28 hari, dan keras yang baik adalah beton yang kuat,
2.karakteristik berat volume beton., tahan lama, kedap air, tahan aus, dan
workability, dan daya serap air. kembang susutnya kecil (Tjokrodimulyo,
1996).

3
4.2 Bahan Penyusun Beton kenyataannya nilai faktor air semen yang
Beton tersusun dari bahan aktif dan bahan dipakai sulit jika kurang dari 0,35.
pasif. Bahan aktif adalah bahan yang Kelebihan air dari jumlah yang
memiliki daya ikat/ perekat. Bahan aktif dibutuhkan dipakai sebagai pelumas,
yang dimaksud adalah semen dan air. tambahan air ini tidak boleh terlalu
Sedangkan yang dimaksud dengan bahan banyak karena kekuatan beton menjadi
pasif yaitu agregat halus dan agregat kasar. rendah dan beton menjadi keropos.
Semen merupakan bahan ikat yang penting. Kelebihan air ini dituang (bleeding) yang
Ketika semen bereaksi dengan air akan kemudian menjadi buih dan terbentuk
terbentuk adukan pasta semen, sedangkan suatu selaput tipis (laitance). Selaput tipis
jika ditambahkan dengan air kemudian ini akan mengurangi lekatan antara lapis-
ditambah pasir menjadi mortar dan jika lapis beton dan merupakan bidang sambung
ditambah dengan kerikil atau batu pecah yang lemah.
disebut beton (Tjokrodimuljo, 2007).
4.2.3 Agregat
4.2.1 Semen Portland Menurut Silvia (2003), agregat merupakan
Berdasarkan Standar Nasional Indonesia butir‐butir batu pecah, kerikil, pasir atau
(SNI) nomor 15-2049-2004, semen Portland mineral lain, baik yang berasal dari alam
adalah semen hidrolisis yang dihasilkan maupun buatan yang berbentuk mineral
dengan cara menggiling terak (Clinker) padat berupa ukuran besar maupun kecil atau
portland terutama yang terdiri dari kalsium fragmen‐fragmen. Agregat merupakan
silikat (xCaO.SiO2) yang bersifat hidrolis komponen utama dari struktur perkerasan
dan digiling bersama – sama dengan bahan perkerasan jalan, yaitu 90% - 95% agregat
tambahan berupa satu atau lebih bentuk berdasarkan persentase berat, atau 75 – 85%
kristal senyawa kalsium sulfat agregat berdasarkan persentase volume.
(CaSO4.xH2O) dan boleh ditambah dengan Dengan demikian kualitas perkerasan jalan
bahan tambahan lain (Mineral in ditentukan juga dari sifat agregat dan hasil
component). campuran agregat dengan material lain.
Sedangkan menurut Tjokrodimuljo (1996),
4.2.2 Air agregat adalah butiran mineral alami yang
Air diperlukan pada pembuatan beton untuk berfungsi sebagai bahan pengisi dalam
memicu proses kimiawi semen, membasahi campuran mortar atau beton. Kira-kira 70%
agregat, dan memberikan kemudahan dalam volume mortar atau beton diisi oleh agregat.
pekerjaan beton. Pasta semen merupakan Agregat sangat berpengaruh terhadap sifat-
hasil reaksi kimia antara semen dengan air. sifat mortar atau beton, sehingga pemilihan
Air yang berlebihan akan menimbulkan agregat merupakan suatu bagian penting
banyaknya gelembung air setelah proses dalam pembuatan mortar atau beton.
hidrasi selesai, sedangkan air yang terlalu
sedikit akan menyebabkan proses hidrasi Menurut PBI (1971), berdasarkan
tidak tercapai seluruhnya, sehingga akan ukurannya, secara garis besar agregat
mempengaruhi kekuatan beton. Untuk air dibedakan menjadi dua, yaitu agregat kasar
yang tidak memenuhi syarat mutu 90 % jika dan agregat halus dengan penjelasan sebagai
dibandingkan dengan kekuatan beton yang berikut.
menggunakan air standar atau suling (SNI 1. 1. Agregat kasar
7974: 2013). Sedangkan menurut Sifat agregat kasar mempengaruhi kekuatan
Tjokrodimuljo (1996), air diperlukan pada akhir beton keras dan daya tahannya
pembentukan semen yang berpengaruh terhadap disintegrasi beton, cuaca, dan efek-
terhadap sifat kemudahan pengerjaan adukan efek perusak lainnya. Disebut agregat kasar
beton (workability), kekuatan, susut dan jika sudah melebihi ¼ in. (6 mm). Menurut
keawetan beton. Air yang diperlukan untuk PBI (1971), Pasal 3.4 syarat-syarat agregat
bereaksi dengan semen hanya sekitar 25 % kasar (kerikil) adalah sebagai berikut.
dari berat semen saja, namun dalam
4
a. Disebut agregat kasar karena tidak 1) Sisa diatas ayakan 4 mm, harus
memiliki pori-pori yang lebih dari 20% minimum 2% berat;
dari berat agregat seluruhnya. Agregat 2) Sisa diatas ayakan 1 mm, harus
kasar harus memiliki ketahanan yang minimum 10% berat; dan
baik dalam keadaan cuaca panas ataupun 3) Sisa diatas ayakan 0,25 mm, harus
dingin. berkisar antara 80% - 90% berat.
b. Tidak boleh mengandung lumpur lebih
dari 1% yang ditentukan terhadap berat 4.2.4 Bahan Tambah
kering. Jika melebihi 1% maka agregat Selain bahan-bahan pokok diatas, campuran
kasar tersebut harus dicuci terlebih beton dapat diberi bahan campuran
dahulu. tambahan. Menurut Nawy (1990) bahan
c. Agregat kasar tidak boleh mengandung campuran tambahan (admixtures) adalah
zat-zat yang dapat merusak beton, seperti bahan yang bukan air, agregat maupun
zat-zat yang reaktif alkali. semen yang ditambahkan ke dalam
d. Menurut SNI 2847-2013 (Persyaratan campuran sesaat atau selama pencampuran.
beton struktural untuk bangunan gedung) Fungsi dari bahan ini adalah untuk
ukuran maksimum agregat kasar harus mengubah sifat-sifat beton atau pasta semen
tidak melebihi: agar menjadi cocok untuk pekerjaan tertentu,
1) 1/5 jarak terkecil antara sisi cetakan; atau ekonomis untuk tujuan lain seperti
2) 1/3 ketebalan slab; dan menghemat energi.
3) ¾ jarak bersih minimum antara Bahan tambah yang digunakan dalam
tulangan atau kawat, bundel tulangan, penelitian ini ada yang berupa bahan tambah
atau tendon prategang, atau kimia (Bestmittel) dan bahan tambah organik
selongsong. (serbuk gergaji kayu).

2. Agregat Halus Menurut Amrulloh (2013), bahan tambah


Agregat halus yang digunakan harus adalah bahan yang selain unsur pokok beton
memenuhi persyaratan karena sangat (air, semen, dan agregat) yang ditambahkan
berpengaruh pada kualitas beton yang pada adukan beton, sebelum, segera, atau
dihasilkan. Menurut PBI 1971, syarat- selama pengadukan beton. Tujuannya untuk
syarat agregat halus (pasir) adalah sebagai mengubah satu atau lebih sifat-sifat beton
berikut. sewaktu masih dalam keadaan segara atau
a. Agregat halus berbentuk butiran-butiran setelah mengeras. Bahan tambah dibagi
yang kuat serta tajam, bersifat tidak menjadi dua yaitu Chemical Admixture
mudah hancur karena cuaca panas (bahan-bahan admixture yang dapat larut
ataupun hujan. dalam air) dan Mineral Admixture (bahan-
b. Tidak boleh mengandung lumpur lebih bahan yang tidak dapat larut dalam air).
dari 5% terhadap berat agregat kering. Dalam penelitian ini akan digunakan bahan
Apabila mengandung lumpur lebih dari tambah Bestmittel. Bestmittel termasuk
5%, agregat halus harus dicuci terlebih bahan tambah kimia. Bestmittel merupakan
dahulu Agregat kasar tidak boleh formula khusus yang sangat ekonomis dalam
mengandung zat-zat yang dapat merusak proses pengecoran sehingga menjadikan
beton, seperti zat-zat yang reaktif alkali. beton lebih cepat keras dalam usia muda
c. Agregat halus tidak boleh mengandung serta mengurangi pemakaian air pada saat
bahan organik terlalu banyak. pengecoran sehingga meningkatkan mutu/
d. Agregat halus terdiri dari butiran-butiran kekuatan beton. Bestmittel sangat membantu
yang beranekaragam besarnya dan untuk pengecoran dengan jadwal waktu yang
apabila diayak dengan susunan ayakan sangat ketat karena beton cepat mengeras
yang ditentukan dalam Pasal 3.5 ayat 1 pada usia awal (7 - 10 hari) serta
(PBI 1971), harus memenuhi syarat meningkatkan mutu/ kekuatan beton 5 % - 10
sebagai berikut: %. Berkat bahan tambah ini pada proses
pembetonan, cetakan beton dapat dilepas

5
lebih cepat dan mengurangi pemakaian air 5 menghasilkan beton yang memiliki
% - 20 % sehingga menjadikan beton lebih workability tinggi san sesuai dengan standar
solid dan lebih plastis. pengerjaan pembuatan beton

Pemakaian serat dalam campuran beton 4.5 Umur Beton


sudah cukup lama dilakukan. Kayu Kuat tekan beton akan terus bertambah
merupakan salah satu material dengan kadar seiring dengan bertambahnya umur beton.
selulosa tinggi yaitu 72%. Selain selulosa Pada umur beton 1 sampai 28 hari laju
serbuk kayu juga mengandung kada penambahan kuat tekan beton akan sangat
hemiselulosa, secara umum biomassa juga signifikan. Kemudian setelah melewati hari
mengandung lignin dalam jumlah sekitar 15- ke 28, penambahan kuat tekan relatif lambat.
30% berat kering bahan (Susanto, 1998). Laju kenaikan beton dipengaruhi oleh
beberapa faktor yaitu jenis semen, suhu
Serbuk gergaji kayu termasuk bahan tambah keliling beton, dan faktor air semen.
organik. Pada serbuk gergaji kayu terdapat
kadar selulosa dan hemiselulosa yang apabila 4.6 Koreksi Data dan Prediksi Nilai
ditambahkan pada campuran semen, Optimum
senyawa ini akan terserap pada permukaan Koreksi linieritas data diperlukan sebagai
mineral/ partikel dan memberikan tambahan koreksi karena pada awal pengujian terjadi
kekuatan ikat antar partikel akibat sifat ketidakmantapan benda uji, sehingga seolah-
adhesi dan dispersinya, serta menghambat olah benda uji telah mengalami deformasi.
difusi air dalam material akibat sifat Koreksi dilakukan dengan menghitung
hidrofobiknya. Dengan demikian dapat regresi linier dari nilai-nilai pada grafik hasil
dihasilkan beton yang lebih kuat dan relatif pengujian.
tidak tembus air, yang dapat dipakai untuk
tujuan-tujuan khusus (Gargulak, 2001). 5. METODOLOGI
Serbuk gergaji mengandung komponen Jenis penilitan pada Tugas Akhir ini adalah
utama selulosa, lignin dan zat ekstraktif penelitian yang bersifat eksperimental,
kayu. Serbuk kayu merupakan bahan berpori dimana penelitian ini dilakukan dengan cara
sehingga air mudah terserap dan mengisi mengolah data yang berisikan satu variabel
pori-pori tersebut. Serbuk gergaji adalah atau lebih yang olah dengan sedemikian rupa
bahan yang bersifat higroskopis atau mudah sehingga menghasilkan hubungan sebab
menyerap air (Wardono, 2006). akibat. Metode eksperimen pada penelitian
ini deilakukan dengan cara membandingkan
4.3 Karakteristik Beton
beton kontrol dengan nilai f’c= 25 MPa
Beton mempunyai kuat tekan yang lebih
tinggi dibandingkan dengan kuat tariknya. dengan beton yang akan di eksperimen.
Kuat tarik beton hanya 9% - 15% dari kuat Beton eksperimen tersebut berupa beton
tekannya. Oleh sebab itu, pada bagian dengan bahan tambah Bestmittel sebanyak
elemen struktur yang mengalami tarik 0,6% dari berat semen dan serbuk gergaji
diperkuat dengan memberi baja tulangan, kayu dengan persentase 0,5%, 10%, 15%,
sehingga terbentuk suatu bahan struktur dan 20% dari berat semen. Beton tersebut
komposit yang disebut beton bertulang. kemudian akan diuji dengan pengujian kuat
Beton tanpa tulangan disebut beton polos tekan beton. Dari hasil pengamatan
(plain concreate) (Tjokrodimuljo, 1996). penelitian terhadap beton yang di
eksperimenkan, akan diketahui pengaruh
4.4 Perencanaan Campuran Beton penambahan Bestmittel dan substitusi
Pada penelitian ini dinggunakan standar SNI-
sebagian semen dengan serbuk gergaji kayu
03-2834-2000 sebagai acuan dalam
perencanaan campuran beton. Pembuatan terhadap kuat tekan beton, workability, daya
beton yang sesuai SNI-03-2834-2000 akan serap air, dan berat volume.

6
5. HASIL ANALISIS DAN
PEMBAHASAN Penyerapan air rata-rata beton pada umur 28
hari berturut-turut dari beton normal, B1,
B2, B3, B4, dan B5 adalah 2,52%; 2,47%;
3,77%; 5,42;7,93% dan 10,4%.

Nilai slump yang di dapat bervariasi. Beton


Normal, B1, dan B2, nilai slumpnya sudah
sesuai dengan rentang slump rencana yakni
10±2 cm. Sedangkan beton B3, B4, dan B5
nilai slumpnya tidak sesuai dengan rentang
slump rencana yakni dibawah 10±2 cm
sehingga dilakukan penyesuaian dengan
cara penambahan air per 0,2kg hingga nilai
slump nya masuk pada rentang rencana.
Gambar 5.1 Kuat Tekan Umur 14 Hari Korelasi hasil pengujian pada beton umur 14
dan 28 hari dapat dilihat pada gambar 5.3
Berdasarkan Gambar 5.1 diperoleh bahwa dan 5.4 berikut.
benda kuat tekan tertinggi benda uji umur 14
hari terdapat pada benda uji dengan
penambahan 0,6% Bestmittel dan substitusi
sebagian semen dengan serbuk gergaji kayu
sebesar 5% yaitu 24,262 Mpa. Sedangkan
yang terendah terdapat pada benda uji
dengan penambahan 0,6% Bestmittel dan
substitusi sebagian semen dengan serbuk
gergaji kayu sebesar 20% kuat tekan 10,425
MPa.
Gambar 5.3 Korelasi Hasil Pengujian Pada
Umur Beton 14 Hari

Gambar 5.4 Korelasi Hasil Pengujian Pada


Umur Beton 28 Hari

Gambar 5.2 Kuat Tekan Umur 28 Hari 6. SIMPULAN DAN SARAN


Berdasarkan Gambar 5.2 diperoleh bahwa 6.1 Kesimpulan
benda kuat tekan tertinggi benda uji umur 14 Berdasarkan analisis hasil pengujian dan
hari terdapat pada benda uji dengan pembahasan maka dapat diambil kesimpulan
substitusi serbuk gergaji 5% yaitu 27,668 sebagai berikut ini.
MPa. Sedangkan yang terendah terdapat 1. Kuat tekan beton normal dengan faktor
pada benda uji dengan substitusi serbuk air semen 0,5 pada umur 14 hari sebesar
gergaji 20% kuat tekan 14,990 MPa. 22,832 MPa. Sedangakan kuat tekan optimal
7
beton pada umur 14 hari terdapat pada benda 6.2 Saran
uji A2 dengan faktor air semen 0,5 dengan Berdasarkan uraian pada pembahasan dan
penambahan Bestmittel 0,6% dari berat hasil penelitian ternyata masih banyak
semen dan 5% serbuk gergaji kayu sebagai kekurangan dari penelitian ini, maka untuk
pengganti sebagian semen, yaitu sebesar mendapatkan hasil penelitian yang lebih
24,262 MPa. baik lagi dapat diperhatikan beberapa hal
Pada umur beton 28 hari, beton B1 berikut ini.
dengan faktor air semen 0,5 serta variasi 1. Benda uji dengan Bestmittel dan serbuk
penambahan Bestmittel sebesar 0,6% dari gergaji kayu perlu ditambah lagi
berat semen memiliki kuat tekan 25,909 variasinya.
MPa atau meningkat 2,228% dari kuat tekan 2. Serbuk gergaji kayu sebagai bahan
beton normal. Penambahan Bestmittel tidak tambah beton perlu digunakan pada
mempengaruhi percepatan perkuatan beton. penelitian lebih lanjut.
Peningkatan kuat tekan beton terbesar 3. Untuk penelitian selanjutnya, pada saat
didapat pada beton B2 dengan faktor air pengujian kuat tekan beton sebaiknya
semen 0,5 serta variasi penambahan juga diuji tarik belah beton.
Bestmittel 0,6% dari berat semen dan 5% 4. Perlu dilakukan pengontrolan dalam
serbuk gergaji kayu sebagai pengganti pelaksanaan pencampuran bahan
sebagian semen yaitu meningkat 9,167% material beton agar tetap sesuai dengan
dari beton normal atau 27,668 MPa. perhitungan mix design beton.
2. Penyerapan air rata-rata beton pada
umur 28 hari berturut-turut dari beton
normal, B1, B2, B3, B4, dan B5 adalah Daftar Pustaka
2,52%; 2,47%; 3,77%; 5,42;7,93% dan Amrulloh, I.F. 2013. Analisis Kuat Tekan
10,4%. Dimana beton normal, B1, dan B2 Beton Dengan Bahan Tambah Serbuk
masih memenuhi ketentuan yaitu Halus Gelas Dan Serbuk Halus Arang
penyerapan air tidak lebih dari 5%. Briket. Jurnal Dinamika Teknik Sipil.
Sedangkan untuk beton B3, B4, dan B5 Vol 13. No. 1. Balikpapan.
terjadi penyerapan yang melebihi ketentuan.
Nilai slump yang di dapat pada Badan Standardisasi Nasional. 2013.
penelitian ini bervariasi. Beton Normal, B1, Persyaratan Beton Struktural Untuk
dan B2, nilai slumpnya sudah sesuai dengan Bangunan Gedung. SNI 2847-2013.
rentang slump rencana yakni 10±2 cm. Jakarta.
Sedangkan beton B3, B4, dan B5 nilai Badan Standardisasi Nasional. 2000. Semen
slumpnya tidak sesuai dengan rentang slump Portland. SNI 15-2049-2004. Jakarta.
rencana yakni dibawah 10±2 cm sehingga
dilakukan penyesuaian dengan cara Badan Standardisasi Nasional. 2000. Semen
penambahan air per 0,2kg hingga nilai slump Portland. SNI 15-7974-2013. Jakarta.
nya masuk pada rentang rencana.
Badan Standardisasi Nasional. 2013.
Berat volume beton rata-rata kode A
Persyaratan Beton Struktural Untuk
(rancangan untuk umur 14 hari) berturut-
Bangunan Gedung. SNI 2847-2013.
turut dari beton normal, A1, A2, A3, A4, dan
Jakarta.
A5 adalah 2423,99 kg/cm3; 2461,84 kg/cm3;
2289,6 kg/cm3; 2277,29 kg/cm3; 2202,03 Badan Standardisasi Nasional. 2011. Cara
kg/cm3; dan 2172,01 kg/cm3. Sedangkan Uji Kuat Tekan Beton dengan Benda
berat volume beton rata-rata kode B Uji Silinder. SNI 1974-2011. Jakarta.
(rancangan untuk umur beton 28 hari)
berturut-turut dari beton normal, B1, B2, B3, Departemen Pekerjaan Umum, 1971.
B4, dan B5 adalah 24711,07 kg/cm3; Peraturan Beton Bertulang Indonesia
2318,82 kg/cm3; 2229,04 kg/cm3; 2224,62 (PBI 1971), Bandung : Badan
kg/cm3; 2159,86 kg/cm3; 2097,22 kg/cm3. Penelitian dan Pengembangan
Departemen Pekerjaan Umum.

8
Dipohusodo, I. 1999. Struktur Beton Campuran Beton. Universitas Halu
Bertulang. Gramedia Pustaka Utama: Oleo. Kendari.
Jakarta.
Saifuddin, M.I. Edison, B. dan Fahmi, K.
Felix Yap. 1964. Konstruksi Kayu. Penerbit 2014. Pengaruh Penambahan
Bina Cipta: Bandung. Campuran Serbuk Kayu Terdahap Kuat
Ferguson, Phil M, Bubianto Susanto dan Tekan Beton. Universitas Pasir
Kris Setianto. 1986. Dasar-dasar Beton Pengairan. Riau.
Bertulang Versi SI. Edisi Keempat.
Jakarta : Erlangga. Siswadi. Rapa, A. dan Dhian, P. (2007).
Pengaruh Penambahan Serbuk Kayu
Gargulak, J.D, Bushar, L.L. & Sengupta, Sisa Penggergajian Terhadap Kuat
A.K. 2001. Ammoxidized Desak Beton. Tugas Akhir. Universitas
Lignosulfonate Cement Dispersant. Atma Jaya. Yogyakarta.
US-Patent: US 6,238,475 B1.
Sukirman, S., 2003. BAB II Perkerasan
Internet01:www.mergusa-chemie. Jalan Raya. Penerbit NOVA. Bandung.
com/brosur/Additives-Concrete/
Bestmittel. pdf dibuka 15 Januari 2018 Susanto, Mudji. 1998. Studi Komponen
jam 01.30 WIB. Kimia Kayu. Jurnal Ilmu Kehutanan.
Yogyakarta.
Internet 02:www.arafuru.com/sipil/5-faktor-
yang-menentukan-kualitas-beton.html Tjokrodimuljo, K. 1996. Teknologi Beton.
dibuka 15 Januari 2018 jam 01.30 WIB. Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.

Internet03:http://ginamlda.blogspot.co.id/2 Tjokrodimuljo, K. 2007. Teknologi Beton.


014/11/pengujian-split-testkuat-tarik- Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.
beton.html dibuka 25 Januari 2018 jam Wang, C.K. dan Salmon, C.G. 1990. Desain
23.00 WIB. Beton Bertulang. Terjemahan oleh
Internet04:http://duniatekniksipil.web.id/93 Binsar Hariandja. Erlangga. Jakarta.
9/dasar-dasar-beton-2-karakteristik-
beton/ dibuka 26 Januari 2018 jam
03.00 WIB.
Internet 05:
https://www.statistikian.com/2012/08/
analisis-regresi-korelasi.html dibuka
25 Agusutus 2018 jam 02.00 WIB.
McCormac, Jack C. 2004. Desain Beton
Bertulang Edisi Kelima. Jakarta :
Erlangga.
Nawy, E. G. 1985. Beton bertulang Suatu
Pendekatan Dasar. PT. Refika aditama.
Bandung.
Nawy, E. G.. 1990. Beton Bertulang Suatu
Pendekatan Dasar. Jakarta: Erlangga.
Putra, E.A. Talanipa, R. dan Makmur, M.
2007. Pengaruh Penggunaan Serbuk
Gergaji Kayu Jati Sebagai Bahan
Subtitusi Agregat Halus Pada

S-ar putea să vă placă și