Sunteți pe pagina 1din 29

PROGRAM KERJA

AKSES KERUMAH SAKIT DAN KONTINUITAS PELAYANAN

PANDUAN SKRINING, TRIASE, PENUNDAAN ATAU KETERLAMBATAN

PASIEN RAWAT INAP DAN RAWAT JALAN

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MARTAPURA KELAS D

PEMERINTAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR

TAHUN 2019

1
BAB I
DEFINISI

A. Latar Belakang
Rumah sakit adalah Institusi tempat memberikan pelayanan kesehatan
kepada masyarakat dengan tujuan penyembuhan penyakit serta terhindar dari
kematian atau kecacatan. Dalam melaksanakan fungsinya rumah sakit harus
pula mengendalikan atau meminimalkan risiko baik klinis maupun non klinis
yang mungkin terjadi selama proses pelayanan kesehatan berlangsung,
sehingga terlaksana pelayanan yang aman bagi pasien.
Oleh karena itu keselamatan pasien di rumah sakit merupakan
prioritas utama dalam semua bentuk kegiatan di rumah sakit. Untuk mencapai
kondisi pelayanan yang efektif, efisien dan aman bagi pasien itu diperlukan
komitmen dan tanggung jawab yang tinggi dari seluruh personil pemberi
pelayanan di rumah sakit sesuai dengan kompetensi dan wewenangnya.
Panduan pelayanan ambulance adalah pelayanan transportasi medis
dengan menggunakan mobil ambulance, dapat digunakan sebagai alat
transportasi medis untuk pasien dan sebagai kereta jenazah. Ambulance
gawat darurat juga harus memenuhi aspek hygiene dan ergonomic.Selain itu
ambulans gawat darurat juga harus dilengkapi dengan peralatan yang lengkap
dan dioperasikan oleh petugas yang professional di bidang pelayanan gawat
darurat.
Dalam rangka mengembangkan pelayanan dirumah sakit tersebut Pro
Emergency menyelenggarakan pelayanan Ambulance Gawat Darurat yang
dilengkapi peralatan gawat darurat (Emergency kit) yang lengkap dan
dioperasikan oleh petugas yang terlatih.

B. Tujuan
1. Ambulance sebagai alat transportasi medis
2. Ambulance sebagai kereta jenazah

2
3
BAB II
RUANG LINGKUP

A. Bentuk Pelayanan
Bentuk pelayanan ambulance yang dapat digunakan berdasarkan
ruang lingkupnya adalah :
1. Ambulance sebagai alat transportasi medis, yaitu :
a) Mengantar pasien ke rumah sakit lain yg mempunyai fasilitas
pemeriksaan penunjang yang lebih canggih untuk pemeriksaan
penunjang seperti MRI dsb atau tindakan medis yang lebih intensif
seperti pasang alat pacu jantung dsb, dalam hal ini pasien wajib
didampingi perawat yang sudah terlatih, dan apabila diperlukan pada
kasus-kasus tertentu bisa didampingi dokter jaga . Pasien bisa balik lagi
ke RSUD Martapura Kelas D jika pemeriksaan atau tindakan sudah
selesai sepenuhnya.
b) Merujuk pasien kerumah sakit lain karena fasilitas rawat inap Rumah
Sakit Umum Daerah Martapura Kelas D ,fasilitas penunjang rumah sakit
tidak lengkap atau sumber daya manusianya seperti dokter spesialisnya
tidakada/ tidak lengkap. Dalam hal ini pasien wajib didampingi perawat
yang sudah terlatih, dan apabila diperlukan pada kasus-kasus tertentu
bisa didampingi dokter jaga.
c) Pelayanan evakuasi pada saat terjadi bencana alam
d) Penyelenggarakan pelayanan stand by di perusahaan ataupun acara–
acara/event organizer, seperti :
1) stand bypadaacarabaktisosialpengobatanmassal
2) stand by pada upacara peringatan hari besar Nasional
3) stand by acara olahraga (contoh PORPROV)
4) dan lain – lain

Pada poin c dan d dalam hal ini kebutuhan dokter,perawat dan jumlah obat-
obatan disesuaikan dengan besarnya acara, resiko dan situasi dilapangan
dsb
2. Ambulance sebagai kereta jenazah
Yaitu mengantar jenazah (pasien yang meninggal di Rumah Sakit
Umum Daerah Martapura Kelas D kerumah duka, baik didalam maupun diluar

4
kota. Dalam hal ini petugas yang mengantar, satu orang supir ambulance dan
satu orang pengawal jenazah.
B. Pelaksana Pelayanan Ambulance
Pelaksana pelayanan Ambulance berdasarkan ruang lingkupnya dapat
dilakukan oleh :
1. Ambulance sebagai alat transportasi medis
a) Mengantar pasien, pelaksana yg terlibat yaitu pengemudi
berkemampuan dan bersertifikat BHD serta dapat berkomunikasi
dengan baik, perawat berkemampuan dan bersetifikat PPGD atau
BCLS/BTLS, jika diperlukan dokter berkemampuan dan bersetifikat 2
PPGD atau ATLS/ACLS
b) Merujuk pasien, pelaksana yg terlibat yaitu pelaksana yang terlibat yaitu
pengemudi berkemampuan dan bersertifikat BHD serta dapat
berkomunikasi dengan baik, perawat berkemampuan dan bersetifikat
PPGD atau BCLS/BTLS, jika diperlukan dokter berkemampuan dan
bersetifikat PPGD atau ATLS/ACLS
c) Pelayanan evakuasi pada saat bencana pelaksana yang terlibat yaitu
timyang dibentukoleh Rumah Sakit Umum Daerah Martapura Kelas D.
Terdiri dari satu atau lebih pengemudi berkemampuan dan bersertifikat
BHD, satu dokter atau lebih yang memiliki kemampuan dan bersertifikat
PPGD atau ACLS/ATLS, satu perawat atau lebih yang memiliki
kemampuan dan bersertifikat PPGD atau BCLS/BTLS, jumlah personil,
perbekalan obat dan logistik yang dibawa tergantung besarnya
bencana, jauhnya lokasi, dan resiko dilapangan
d) Penyelenggarakan pelayanan stand by diacara–acara/event organizer
pelaksana yang terlibat yaitu pengemudi berkemampuan dan
bersertifikat BHD serta dapat berkomunikasi dengan baik, perawat
berkemampuan dan bersetifikat PPGD atau BCLS/BTLS, jika
diperlukan dokter berkemampuan dan bersetifikat PPGD atau
ATLS/ACLS

2. Ambulance sebagai kereta jenazah pelaksana yang terlibat


Yaitu satu pengemudi yang dapat berkomunikasi dan satu orang atau
lebih pengawal jenazah.

5
BAB III
SPESIFIKASI TEKNIS AMBULANCE TRANSPOT
A. Spesifikasi Teknis Ambulan Transport
Ambulance transportasi merupakan salah satu kendaraan yang
digunakan penghantar untuk mengantar pasien dari satu tempat ketempat
lain.

B. Peralatan Medis
Ambulance transportasi minimal mempunyai peralatan brankar,
oksigen, emergency kit, obat-obatan dan alat komunikasi.
C. Kendaraan Ambulance
Kendaraan ambulan transport dapat berupa kendaraan jenis apa saja.
Jenis kendaraan yang digunakan sebgai ambulance dapat menyesuaikan
kondisi daerah dan dalam kondisi bencana dan dapat menggunakan bus atau
kereta api.

Peroses pembuatan ambulance terdiri dari 2 ( dua ) proses, antara lain :

a) Mobil
Basic kendaraan hanya bisa dibeli sesuai tyepe yang dituju diwilayah
indonesia dan harus dimodifikasi di karoseri yang ada diwilyah indonesia.
Sedangkan pembelian ambulance secara utuh ( buit in )
b) Pembuatan bentuk atau karoseri
Semua bentuk dan design ambulance akan dibuat kebutuhan dan
peralatan kesehatan dalam ambulance yang ada, agar efisien dan sesuai
peruntukannya.

Pembentukan atau karoseri terdiri dari pekerjaan interior maupun eksterior


dengan rincian pekerjaan sbb :

a) Inerior
b) Eksterior

Ambulance transport mempunyai rincian spesifikasi teknis sebagai berikut :

a) Interior

6
1) Interior ambulance harus dari bahan non porosif dan mudah
dibersihkan
2) Lemari/kompartemen tempat obat atau alat kesehatan
ambulance harus dapat membuat obat dan alat kesehatan yang
diperluksn untuk ambulance transpor lebih kecil dari ambulance
gawat darurat.
3) Lndasan stretocher yang dilengkapi dengan laci untuk
menyimpan peralatan medis .
4) Tabung gas medis harus diberi pengaman atau indikator untuk
menjaga kestabilan waktu ambulance sedbg berjalan.
5) Pemasangan dan penggunaan amply sirine & saklar light har
harus mengikuti peraturan terkait yang berlaku.
6) Sistem komunikasi ambulance harus terintrgrasi dengan fsilitas
pelayanan kesehatan dan penyelanggara pelayanan ambulance
dan ditunjang dengan teknologi tepat guna. Sistem komunikasi
harus dua arah. Pemakaian frekuensi yang digunakan akan
diatur pada peraturan perundang – undangan yang lain.
7) Sistem kelistrikan harus dapat digunakan oleh peralatan medis
yang dipakai, sumber listrik ( UPS ) harus terpisah antara yang
dipaki oleh kendaraan dan yang dipakai oleh peralatan medis
8) Detai spesifikasi teknis interior ambulance.
b) Eksterior
1) Kendaraan harus mamapu menampung peralatan medis yang
diperlukan
2) Warna ambulance putih dan penulis nama ambulance mengikut
keputusan menteri kesehatan republik indonesia tentang
pedoman penanganan evakuasi medik.
3) Pekerjaan lampu pemasangan lampu LED Flash / blitz light Bar
warna merah lengkap dengan speaker ( warna disesuaikan,
berdasarkan undang-undang.

D. PERALATAN MEDIK
Ambulance gawat darurat merupakan salah satu ambulance yang
dilengkapi dengan perlengkapan yang bisa menangani gangguan airway,
breathing, Circulation,disabilty emergency, peralatan yang tersedia yang

7
diambulance gawat darurat terdiri dari peralatan pada ambulance transpor
ditambah minimal peralatan komplet otomatis / manual mensosialisasi
diagnosa.

E. KENDARAAN AMBULANCE

Kendaraan ambulance gawat darurat dapat berupa kendaraan jenis


apa saja. Jenis kendaraan yang difungsikan sebagai ambulance dapat
menyesuaikan kondisi daerah. Dan dalam kondisi bencana dapat
menggunakan bus atau kereta api.

Proses pembuatan ambulance terdiri dari 2 (dua) proses, antara lain :

a. Mobil
Basic kendaraan hanya bisa dibeli sesuai type yang dijual di wilayah
indonesia dan harus di modifikasi di karoseri yang ada di wilayah indonesia.
Sedangkan pembelian ambulance secara utuh (built in) dapat terjadi jika
mendapat hadiah secara utuh dari negara lain atau govenment to goverment.
1) Jenis mobil yang digunakan dapat berupa jenis 4x2 maupun 4x4
dengan pilihan single cabin agar mudah dapat dimodifikasi.
2) Jenis bahan bakar ambulance harus memiliki dua alternative bahan
bakar dalam satu kendaraan, antara lain : bensin, solar, gas, dll.
3) Mobil harus memiliki jaminan (garansi) sesuai dengan jenis kendaraan,
antara lain :
 Jaminan usia kendaraan, minimal 10 tahun
 Jaminan warna cat, minimal 5 tahun
 Jaminan peralatan listrik, minimal 5 tahun
 Proses pembelian mobil ambulance pada K/L/D/I dan menggunakan
APBN/APBD maka dapat menggunakan referensi e-catalog yang
dilakukan oleh lembaga kebijakan pengadaan barang/jasa pemerintah
(LKPP).

b. Pembuatan bentuk atau karoseri


Semua bentuk dan desaign ambulance akan dibuat sesuai kebutuhan
dan peralatan kesehatan dam ambulance yang ada, agar efesien dab sesuai
peruntukan.

8
Pembuatan bentuk atau karosesi terdiri dari pekerjaan interior maupun
eksterior dengan rincian pekerjaan sbb:
a. Interior
1) Pekerjaan lemari/kompartemen tempat obat atau alat kesehatan
penunjang ambulance
2) Pekerjaan tempat duduk untuk para medis dan keluarga pasien
3) Pemasangan stretcher multi fungsi
4) Pekerjaan instalasi gas medis
5) Pekerjaan sistem komunikasi ambulance
6) Pemasangan amply sirine dan saklar light bar
7) Pekerjaan lampu sorot interior
8) Pekerjaan electrical system
9) Pekerjaan pengelolaan sampah medis
b) Eksterior
 Karoseri bentuk / body apabila basic unit kendaraan type chassis
atau pic up
 Pekerjaan identitas ambulance
 Pekerjaan pemasangan lampu LED flash/ Blitz Bar, Speaker Sirine,
Lampu Hazard

Ambulance gawat darurat memiliki rincian spesifikasi teknis sebagai berikut :

a. Interior
1) Interior ambulance harus dari bahan non porosif dan mudah
dibersihkan
2) Lemari / kompartemen tempat obat atau alat kesehatan
penunjang ambulance harus dapat memuat ibat dan alat
kesehatan yang diperlukan
3) Landasan stretcher yang dilengkapi dengan laci untuk
menyimpan peralatan medis (Long Spine Board / Scoop
Stretcher) cover base stretcher dilapisi vinyl dan kuncian
berbahan stainless
4) Tabung gas medis harus berisi pengaman untuk menjaga
kestabilan waktu ambulance

9
5) Pemasangan dan penggunaan amply sirine dan saklar light bar
harus mengikuti peraturan terkai yang berlaku
6) Sistem komunikasi ambulance terintegerasi dengan fasilitas
pelayanan kesehatan dan penyelenggar pelayanan ambulance
dan di tujang dengan teknologi tepat guna. Pemakaian frekuensi
yang digunakan akan diatur pada peraturan perundang –
undangan yang lain

b. Eksterior

F. SPESIFIKASI TEKNIS KERETA JENAZAH

Kereta jenazah adalah kendaraan yang digunakan untuk mengangkut


jenazah

I. Kendaraan

Kereta jenazah dapat berupa kendaraan jenis apa saja, jenis


kendaraan yang difungsikan sebagai kereta jenazah dapat menyesuaikan
kondisi daerah. Dan dalam kondisi bencana dapat menggunakan bus atau
kereta api

Proses pembuatan ambulance terdiri dari 2 (dua) proses, antara lain:

a. Mobil
Basic kendaraan hanya bisa dibeli sesuai type yang dijual di wilayah
indonesia dan harus di modifikasi di karoseri yang ada di wilayah indonesia.
Sedangkan pembelian ambulance secara utuh (built in) dapat terjadi jika
mendapat hadiah secara utuh dari negara lain atau govenment to goverment.
1) Jenis mobil yang digunakan dapat berupa jenis 4x2 maupun 4x4
dengan pilihan single cabin agar mudah dapat dimodifikasi.
2) Jenis bahan bakar ambulance harus memiliki dua alternative bahan
bakar dalam satu kendaraan, antara lain : bensin, solar, gas, dll.
3) Mobil harus memiliki jaminan (garansi) sesuai dengan jenis kendaraan,
antara lain :
 Jaminan usia kendaraan, minimal 10 tahun
 Jaminan warna cat, minimal 5 tahun

10
 Jaminan peralatan listrik, minimal 5 tahun
Pembuatan bentuk atau karoseri
Pembuatan bebtuk atau karoseri terdiri dari pekerjaan interior dan eksterior
dengan spesifikasi terdiri dari
a. Interior
1) Pekerjaan landasan stretcher
2) Pekerjaan tempat duduk untuk para medis dan keluarga pasien
3) Pemasangan amply sirine dan saklar light bar
4) Pekerjaan pengelola sampah medis

b. Eksterior
1) Karoseri bentuk/ body apabila basic unit kendaraan type chassis
atau pick up
2) Pekerjaan identitas ambulance
3) Pekerjaan pemasangan lampu LED flash/blitz light bar, lampu
hazard
4) Pekerjaan suara sirine

Kereta jenazah mempunyai rincian spesifikasi teknis sebagai berikut :

a. Interior
1) Interior kereta jenazah harus dari bahan non porosif dan mudah
dibersihkan
2) Kereta jenazah harus dilengkapi dengan kantong jenazah (body bag)
dengan spesifikasi khusus untuk jenazah yang infeksius
3) Kereta jenazah untuk pelayanan jenazah infeksius harus ditambah
penutup antara kabin belakang dan kabin depan
4) Pemasangan dan penggunaan amply sirine dan saklar light bar harus
mengikuti peraturan terkait yang berlaku
5) Detail spesifikasi teknis interior kereta jenazah dapat dilihat di lampiran
3.3.a
b. Eksterior
1) Warna kereta jenazah hitam dan penulisan nama kereta jenazah
mengikuti keputusan menteri kesehatan republik indonesia nomor
882/menkes/sk/x/2009 tentang pedoman penanganan evakuasi medik

11
2) Pekerjaan pemasangan lampu LED flash/blitz light bar, lampu hazard di
sekeliling body mobil warna merah lengkap dengan speaker (warna
disesuaikan, berdasarkan undang – undang lalu lintas no.22 tahun
2009 tentang lalu lintas dan angkutan umum
3) Suara sirine mengacu pada standar suara sirine “TWO TONE” (HIGH
LOW)
4) Detai spesifikasi teknis eksterior kereta jenazah

12
BAB IV
TATA LAKSANA

A. Tatalaksana Pelayanan Ambulance


Adapun penatalaksanaannya berdasarkan ruang lingkupnya adalah :
1. Ambulance sebagai alat transportasi medis
Ruangan/bangsal melapor ke unit ambulance untuk difasilitasi mengantar
pasien keluar rumah sakit, sebelumnya pemohon harus mengisi form
permintaan ambulance yang berisi :
a) Namapasien
b) Ruangan/Pemohon
c) Tujuan
d) Tanggal/jam dibutuhkan
e) Tanggal/ permintaan
f) Jam berangkat
g) Tanda tangan yang meminta
h) Tandatanganyang menerima

Pengantar pasien juga harus membawa surat rujukan/pengantar pasien ke


rumah sakit yang dituju.
2. Ambulance sebagai kereta jenazah
Ruangan/bangsal melapor ke unit ambulan untuk difasilitasi mengantar
jenazah kerumah duka ,sebelumnya pemohon harus mengisi form pemakaian
ambulance yang berisi :
a) Namapasien
b) Ruangan/Pemohon
c) Tujuan
d) Tanggal/jam dibutuhkan
e) Tanggal/ permintaan
f) Jam berangkat
g) Tanda tangan yang meminta

Tanda tangan yang menerima Pengantar jenazah juga harus membawa surat
kematian dari rumah sakit, jika kematian dianggap tidak wajar dan surat
kematian tidak dikeluarkan rumah sakit, maka jenazah tidak bisa dibawa oleh
ambulance Rumah Sakit Umum Daerah Martapura Kelas D.
13
Selain itu harus ada perawatan berkala ambulance meliputi servis, sparepart
kendaraan ambulance itu sendiri, alat-alat medis dan obat-obatan yang ada
didalam ambulance.
4
B. Daftar Peralatan Ambulance ( Emergency Kit )
I. DI DALAM BOX EMERGENCY
A. Airway
1) Oropharyngeal airway
B. Breathing
1) Bag valve mask
2) Nasal Canule
3) Non Rebreathing mask
4) ConectorCanule (kanul bagging)
C. Circulation
1) Cairaninfus
2) Spuit
3) Tensimeter
4) Stetoscope
5) Kasa steril
6) Perban gulung 5,10 cm
7) Balut cepat
D. Emergency Drugs & Disinfectant
1) Adrenalin / Epineprin
2) Sulfas atropin 0.25 mg
3) Dexamethason
4) Dextrose 40 %
5) Lasik
6) Aminophiline
7) Nitrogliserin sublingual
E. Lainlain
1) Gunting perban
2) Pincet anatomis
3) Pincet cirurgis
4) Artery clem
5) Plester
6) Thermometer
14
7) Neck Collar

II. DI LUAR BOX EMERGENCY


1) Tabungoksigen ½ m3 ( portable )
2) Regulator / Flowmeteroksigen
3) Safety belt
5
4) Spalk / bidai
5) Long spineboard
6) Head immobilizer
7) Manual Suction
8) Handscoen
9) Masker

III. Optional
1) Pulse oksimeter
2) AED
3) Tensimeter digital

15
BAB IV
DOKUMENTASI
6

Ambulance sebagai alat transportasi medis juga berfungsi pula sebagai kereta
jenazah.Yang mana dalam pelaksanaannya harus dilengkapi dengan peralatan
gawat darurat (emergency kit) yang lengkap dan dioperasikan oleh petugas yang
terlatih.Dokumentasi yang dapat dilakukan berdasarkan ruang lingkupnya adalah :
1. Saat mau mengantar/merujuk pasien
Dapat berupa form pengantar atau rujukan pasien
2. Saat mau mengantar jenazah
Dapat berupa form pengantar jenazah
3. Saat mengantar tim medis/paramedis ketempat acara atau event yang
bekerja sama dengan Rumah Sakit Umum Daerah Martapura Kelas D
Dapat erupa form pemakaian untuk acara atau event tertentu
4. Saat pengecekan atau pemeliharaan kendaraan
Dapat berupa form pemeliharaan ambulane
5. Saat pengecekan alat-alat medis didalam ambulance
Dapat berupa form pengecekan alat-alat medis didalam ambulance
6. Saat pengecekan obat-obatan emergency didalam ambulance
Dapat berupa form pengecekan obat-obatan emergency didalam
ambulance.

16
BAB V
PENUTUP

Pedoman persyaratan teknis ambulance ini diharapkan dapat di jadikan


rujukan oleh pengelola fasilitas pelayananambulance dalam merencanakan,
mengadakan, mengoprasikan dan memelihara ambulance. Persyaratan –
persyaratan yang lebih spesifik atau yang bersifat alternatif serta
penyesuaian”persyaratan teknis ambulance” oleh masing – masing daerah di
sesuaikan dengan kondisi dan kesiapan kelembagaan daerah.

Persyaratan yang lebih spesifik dan bersifat alternatif bserta penyesuaian dari
pedoman persyaratan teknis ambulance ini oleh masing – masing daerah dapat di
sesuaikan dengan kesiapan daerah.

Sebagai pedoman atau petunjuk pelengkap, dapat digunakan standar


nasional indonesia (SNI) terkait lainnya.

Ditetapkan di Martapura

Pada tanggal

DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM


DAERAH MARTAPURA KELAS D

Dr. Dedy Damhudy


NIP.197801012010011018

17
PEMERINTAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR
RSUD MARTAPURA KELAS D

STRUKTUR ORGANISASI TIM PELAYANAN AMBULANCE


RSUD MARTAPURA KELAS D

DIREKTUR
RSUD MARTAPURA
KELAS D

PENASEHAT

1. WADIR PELAYANAN
2. WADIR REN.KEU.TU

KOORDINATOR

WAKIT KOORDINATOR

STAF PERAWAT STAF SOPIR AMBULANCE


PEMERINTAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MARTAPURA KELAS D
Jln.Adiwiyata Simpang Lengot Kota Baru Selatan Martapaura 32181
Tel/fax ( 0735 ) 481004 / 4840084 Email : rsudmartapura@yahoo.com

KEPUTUSAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MARTAPURA KELAS D
Nomor : 445/421/RSUD.MPA/2019

TENTANG
PANDUAN PELAYANAN AMBULANCE
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MARTAPURA KELAS D

DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MARTAPURA KELAS D

Menimbang : a. Bahwa untuk mendukung terwujudnya pelayanan di RSUD


Martapura Kelas D yang optimal dan menjamnin keselamatan
Pasien.
b. bahwa untuk mencapai tujuan pada butir ( a ), perlu ditetapkan
melalui surat keputusan kepala Rumah Sakit.

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 29 Tahun 2009 tentang Kesehatan


2. Undang-undnag Nomor 36 Tahun 2009tentang Rumah Sakit
3. Undang-undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Tenaga Kesehatan
4. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga
Kesehatan.
5. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1333 / Menkes / SK / XII /
1999
Tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit
6. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129 / Menkes / sk / II / 2008
Tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1691 / Menkes / Per / VIII /
2011 tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit.
MEMUTUSKAN
Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
MARTAPURA KELAS D TENTANGF PANDUAN PELAYANAN
AMBULANCE DI RUMAH SAKIT UMUM DARAH MARTAPURA
KELAS D.

Kesatu : Panduan Pelayanan Ambulance di Rumah Sakit Umum Daerah


Martapura Kelas D

Kedua : Mengintruksikan kepada Kepala Instalasi untuk melakukan monitoring


Terhadap penerapan panduan.

Ketiga : Keputusan ini mulai berlaku p0ada tanggal yang ditetapkan dan akan
Diadakan perbaikan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan
dalam penetapan ini.

Ditetapkan di Martapura
Pada tanggal 21 januari 2019
DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH MARTAPURA KELAS D

Dr.Dedy Damhudy
Pembina Utama Muda
NIP 19780101201001101

20
FASILITAS DAN SARANA AMBULANCE EMERGENCY
RSUD
MARTAPURA No.Dokumen: No. Revisi : Halaman:
KELAS D 445/45.ARK.6/2019 00 1/2
KAB.OKU
TIMUR
Tanggal Terbit
Disahkan oleh
24 Januari 2019
STANDAR Direktur

PROSEDUR

OPERASIONAL

dr. Dedy Damhudi

NIP. 19780101 201001 1 018

Pengertian Adalah standar fasilitas dan sarana yang harus ada di


ambulance emergency RSUD Martapura yang akan
digunakan untuk penjemputan dan atau pengantaran sesuai
dengan kebutuhan dan kondisi pasien.

Meningkatkan pelayanan transportasi ambulance yang


Tujuan
profesional.

Kebijakan Surat keputusan Direktur RSUD Martapura


No.445/421/RSUD.MPA/2019 tentang Akses Pelayanan
dan Kontinyuitas Pelayanan.

Prosedur Fasilitas dan sarana ambulance emergency :


1. Mobil dilengkapi AC yang baik.
2. Lampu rotari dan sirine.
3. Brankard lengkap dengan kasur, bantal dan selimut.
4. Lemari untuk alat medis.
5. Tersedia scop.
6. Sumber listrik.
7. Lampu ruangan ambulance.

21
8. Oksigen.
9. Regulator dan manometer.
10. Suction.
11. Oxymetri.
12. Tensimeter.
13. Kit emergensi yang berisi obat-obatan emergency, alkes
dan alat-alat untuk intubasi.
14. Tabung APAR.
15. Kotak P3K.
16. Tersedia Hand Rub dan sarana Handwash.
17. Pengantaran pasien didampingi tim medis.

1. Seksi Sarana Keperawatan


Unit Terkait
2. Seksi Penunjang Medis.
3. Instalasi Gawat Darurat.
4. Instalasi Farmasi.
5. Ka.Sub.Bag.TU.

22
PENGELOLAAN AMBULANCE

RSUD
MARTAPURA No.Dokumen: No. Revisi :
Halaman:
445/46.ARK.6/2019 00
KELAS D 1/1
KAB. OKU
TIMUR
Tanggal Terbit
Disahkan oleh
24 Januari 2019
STANDAR Direktur

PROSEDUR

OPERASIONAL

dr. Dedy Damhudi

NIP. 19780101 201001 1 018

Pengertian Adalah proses proses pengelolaan amblance emergency


dan ambulan non emergency.

Agar pelayanan transportasi pasien berjalan efektif dan


Tujuan
efisien.

Kebijakan Surat keputusan Direktur RSUD Martapura


No.445/421/RSUD.MPA/2019 tentang Akses Pelayanan
dan Kontinyuitas Pelayanan.

1. Unit ambulance emergency dikelola oleh IGD.


Prosedur
2. Unit ambulance non emergency dikelola oleh
bagian angkutan.
3. Pemesanan ambulance emergency langsung
ditujukan ke tim emergency selanjutnya dilakukan
pencatatan identitas pemesan secara lengkap.
4. Pemesanan ambulance non emergency ditujukan
ke bagian angkutan selanjutnya dilakukan
pencatatan dan persiapan pelayanan.

23
5. Pemesanan pelayanan ambulance dari dalam RS
ditunjukkan dengan menyerahkan form pemesanan
ambulance ditujukan ke bagian angkutan.
6. Pengelolaan tentang kebutuhan barang logistik
meliputi spare part maupun bahan habis pakai
dikelola oleh Kaubag TU.
7. Pengelolan Bahan, Obat-obatan, Alkes dikelola
oleh IGD
8. Proses administrasi pelayanan ambulance
bekerjasama dengan bagian administrasi
keuangan.

1. Instalasi Gawat Darurat


Unit Terkait
2. Urdal
3. Yanmasum

24
MENGEMUDIKAN MOBIL AMBULANCE

RSUD
MARTAPURA No.Dokumen: No. Revisi :
Halaman:
445/47.ARK.6/2019 00
KELAS D KAB. 1/2

OKU TIMUR
Tanggal Terbit
Disahkan oleh
24 Januari 2019
STANDAR Direktur

PROSEDUR

OPERASIONAL

dr. Dedy Damhudi

NIP. 19780101 201001 1 018

Pengertian Adalah tata cara mengemudikan mobil ambulance, dimulai


sejak persiapan mobil.

Agar pelayanan transportasi pasien berjalan dengan baik


Tujuan
dan prosedur keselamatan pasien terjamin.

Kebijakan Surat keputusan Direktur RSUD Martapura


No.445/421/RSUD.MPA/2019 tentang Akses Pelayanan
dan Kontinyuitas Pelayanan.

1. Pengemudi wajib memiliki surat ijin mengemudi (SIM)


Prosedur
yang sah.
2. Pengemudi pada waktu akan membantu mengangkat
pasien wajib menggunakan alat pelindung diri (APD)
seperti handschoen dan masker.
3. Pengemudi harus dalam keadaan sehat fisik dan
mental.
4. Pengemudi ambulance melakukan pengecekan surat-
surat kendaraan dan surat jalan pengemudi.

25
5. Melakukan pengecekan kesiapan kendaraan seperti
Mesin, Ban dan lain-lain.
6. Melakukan pengecekan alat-alat kesehatan sesuai
standar kelengkapan transportasi pasien.
7. Melakukan pengisian BBM sesuai ketentuan.
8. Menyiapkan mobil ambulance di tempat terdekat
dengan pasien yang bisa dijangkau.
9. Pengemudi harus bisa mengemudi dibawah tekanan
emosi.
10. Mempunyai keyakinan positif atas kemampuan diri
sebagai seorang pengemudi tapi tidak terlalu percaya
diri dengan Menentang resiko.
11. Bersikap toleran dengan pengemudi lain.
12. Tidak dalam pengaruh obat-obat yang dapat
menimbulkan resiko mengemudi.

1. Instalasi Gawat Darurat.


Unit Terkait
2. Angkutan.

26
PEMELIHARAAN ALAT TRANSPORTASI

RSUD
MARTAPURA No.Dokumen: No. Revisi :
Halaman:
445/48.ARK.6/2019 00
KELAS D KAB. 1/2

OKU TIMUR
Tanggal Terbit
Disahkan oleh
24 Januari 2019
STANDAR Direktur

PROSEDUR

OPERASIONAL

dr. Dedy Damhudi

NIP. 19780101 201001 1 018

Pengertian Adalah pengecekan sebelum digunakan dan pemeliharaan


secara periodik sarana transportasi .

1. Agar sarana transportasi siap digunakan setiap saat.


Tujuan
2. Agar sarana transportasi lebih lama jangka waktu
pemakaiannya

Kebijakan Surat keputusan Direktur RSUD Martapura


No.445/421/RSUD.MPA/2019 tentang Akses Pelayanan
dan Kontinyuitas Pelayanan.

1. Pengemudi mengecek saat sebelum digunakan :


Prosedur
a. Mesin
b. Sistem pemanasan
c. Sistem pendinginan
d. Karburasi
e. Instalasi listrik
f. Sistem kemudi
g. Accu dinamo
h. Starter motor
i. Kopling
j. As Gardan
k. Kerangka pegas
l. Baut Mur
m. RPM
n. Perkakas ban dan alat
2. Petugas logistik dan pemeliharaan :
a. Membawa pada bengkel rekanan bila kerusakan
tidak bisa ditangani sendiri.
b. Mengecek secara periodik onderdil dan pelumas
yang perlu diganti.
3. Si Jangmed mengecek alkes ambulance.

1. IPSRS
Unit Terkait
2. Seksi Penunjang Medis.
3. Yanmasum.
4. Urdal.

28
29

S-ar putea să vă placă și