Sunteți pe pagina 1din 42

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Blakang


1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat

BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 TinJauan Teori


2.1.1 Definisi

Suhu tubuh adalah perbedaan antara jumlah panas yang diproduksi


oleh proses tubuh dan jumlah panas yang hilang ke lingkungan luar.adapun tempat
pengukuran suhu tubuh suhu inti yaitu suhu jaringan dalam relatif konstan seperti
rektum, membran timpani, esofagus, arteri pulmoner, kandung kemiih dan suhu
permukaan seperti kulit, aksila, oral. Rasa suhu mempunyai dua submodalitas yaitu
rasa dingin dan rasa panas.Reseptor dingin/panas berfungsi mengindrai rasa panas
dan refleks pengaturan suhu tubuh. Reseptor ini dibantu oleh reseptor yang terdapat
di dalam system syaraf pusat. Dengan pengukuran waktu reaksi, dapat dinyatakan
bahwa kecepatan hantar untuk rasa dingin lebih cepat dibandingkan dengan
kecepatan hantaran rasa panas.Suhu tubuh manusia cenderung berfluktuasi setiap
saat.Banyak faktor yang dapat menyebabkan fluktuasi suhu tubuh.Untuk
mempertahankan suhu tubuh manusia dalam keadaan konstan, diperlukan regulasi
suhu tubuh.Suhu tubuh manusia diatur dengan mekanisme umpan balik (feed
back) yang diperankan oleh pusat pengaturan suhu di hipotalamus. Apabila pusat
temperatur hipotalamus mendeteksi suhu tubuh yang terlalu panas, tubuh akan
melakukan mekanisme umpan balik. Mekanisme umpan balik ini terjadi bila suhu inti
tubuh telah melewati batas toleransi tubuh untuk mempertahankan suhu, yang disebut
titik tetap (set point). Titik tetap tubuh dipertahankan agar suhu tubuh inti konstan
pada 37°C. Apabila suhu tubuh meningkat lebih dari titik tetap.

2.1.2 Anatomi fisiologi


1. Fisiologi suhu tubuh

Pusat termoregulator hipotalamus merupakan sekelompok saraf pada area


preoptik dan hipotalamus posterior yang berfungsi sebagai thermostat. Thermostat
hipotalamus memiliki semacam

titik control yang disesuaikan untuk mempertahankan suhu tubuh.

1. Termoreseptor perifer , terletak didalam kulit, mendeteksi perubahan suhu


2.
3. kulit dan membrane mukosa tertentu serta mentransmisi informasi tersebut ke
hipotalamus.
4. Termoreseptor sentral, terletak diantara hipotalamus anterior, medulla
spinalis, organ abdomen dan struktur internal lainnya, juga mendeteksi
perubahan suhu darah.

Sangat sukar untuk menetapkan secara tepat suhu bagian mana dari tubuh yang dapat
disebut suhu tubuh. Ada tiga cara untuk menentukan suhu tubuh yaitu :

1. Suhu inti untuk menggambarkan suhu organ – organ dalam.


2. Suhu perifer mencerminkan suhu kulit dan jaringan subkutan.
3. Suhu tubuh rata – rata dapat dihitung secara kasar dengan rumus suhu rata –
rata = 0,7 suhu inti + 0,3 suhu perifer.

Suhu tubuh yang dimaksud ialah suhu inti. Sedangkan suhu perifer digunakan bila
sedang dibahas proses pemindahan panas dari permukaan tubuh ke lingkungannya
atau sebaliknya. Suhu tubuh rata - rata digunakan apabila kita biarkan jumlah panas
yang disimpan dalam tubuh.

Berdasarkan kemampuan untuk mempertahankan suhu tubuh, khususnya organ


bagian dalam, terhadap perubahaan suhu lingkungan dilakukan penggolongan
poikilotermik ( suhu tubuh berbeda dengan suhu lingkungan ). Pada golongan
poikilotermik (antara lain binatang amfibi), suhu tubuh sangat dipengaruhi oleh suhu
lingkungan. Dengan demikian kisaran suhu normal pada golongan ini sangat
bergantung pada suhu lingkungannya.Pada golongan homoiotermik, suhu tubuhnya
hanya sedikit dipengaruhi oleh suhu tubuh lingkungan.Meskipun demikian dalam
kisaran yang sangat terbatas, suhu normal golongan ini dapat pula dipengaruhi oleh
suhu lingkungan.

Pada manusia untuk mendapatkan gambaran suhu tubuh dilakukan pengukuran yang
dapat dipilih:

1. Suhu ketiak , pengukuran suhu ketiak dilakukan dengan cara meletakkan


thermometer di ketiak, selama minimal 5 menit, lengan atas didekapkan erat –
erat ke badan, jangan lupa ketiak harus dikeringkan terlebih dahulu. Suhu
ketiak biasanya 0,2 – 0.4 derajat ceclus lebih rendah dari suhu mulut dan 0,5 –
1 derajat celcius dibawah suh rectum.
2. Suhu mulut, pengukuran suhu mulut dilakukan dengan cara meletakkan
thermometer dibawah lidah dengan mulut tertutup, makanan, minuman, atau
merokok mudah mempengaruhi suhu mulut, sehingga dapat mengecoh hasil
pengukuran suhu tubuh. Suhu mulut biasanya 0,3 – 0,5 derajat celcius
dibawah suhu rectum.
3. Suhu rectum, pengukuran suhu rectum dilakukan dengan cara memasukkan
thermometer sedalam 5 – 6 cm, sehingga yang diukur benar – benar suhu
didalam rectum. Suhu rectum lebih dapat dipercaya sebagai ukuran suhu
dibandingkan suhu ketiak dan suhu mulut, namun demikian suhu rectum
jarang dilakukan karena dianggap kurang etis.
4. Suhu telinga, pengukuran suhu telinga dilakukan dengan menggunakan suatu
alat khusus . Pemeriksaan suhu telinga jarang dilakukan karena memiliki
tingkat kesulitan tertentu. Namun di beberapa negara yang memiliki
perkembangan iptek yang maju pemeriksaan ini sering dilakukan karena lebih
cepat dan efektif pada saat pemeriksaan terutama ketika pemeriksaan pada
anak-anak.

Dari hal – hal tersebut diatas dapat dimengerti bahwa suhu tubuh normal bukan
merupakan nilai pasti di satu angka.

Perangsangan daerah preoptik hipotalamus anterior dengan rangsangan panas


akan menyebabkan peningkatan pengeluaran panas dan penurunan pembentukan
panas. Dengan kata lain daerah preoptik tersebut dapat mengatur imbangan antara
pengeluaran dan pembentukan panas sebagai upaya untuk mempertahankan suhu
tubuh tetap konstan

Pada keadaan tertentu, misalnya demam, thermostat akan diubah ke nilai yang
tinggi misalnya 39 derajat celcius suhu tubuh yang semula normal menyesuaikan
dengan keadaan baru ini. Tubuh berusaha agar suhu sesuai dengan thermostat.
Dalam hal ini akan terjadi vasokontriksi pembuluh darah kulit (penurunan
pengeluaran panas), sekresi epinefrin meningkat dan menggigil atau peningkatan
pembentukan panas yang disebut fase ras dingin pada keadaan demam

Apabila suhu tubuh telah sama dengan nilai yang ditentukan oleh thermostat
maka baik pembentukan panas maupun pengeluaran panas akan meningkat. Bila
karena suatu hal tiba – tiba termostart turun kembali ke suhu normal maka suhu
tubuh juga diturunkan ke nilai yang sama. Dalam hal ini akan terjadi vasodilatasi
dan banyak keringat (pengeluaran panas meningkat).

Pembentukan panas dalam tubuh sangat bergantung pada laju metabolisme


yang ditentukan oleh kegiatan proses kimia yang berlangsung pada jaringan. Oleh
sebab itu pembentukan panas sering dinyatakan sebagai pengendalian suhu tubuh
secara kimia. Factor yang mempengaruhi pembentukan panas

1. Jumlah makanan yang dimakan memenuhi syarat.


2. Bahan makanan mengandung banyak kalori.
3. Tonus otot.
4. Kontraksi otot. Kongtraksi yang banyak dapat membentuk panas.
5. Laju metabolism yang memenuhi syarat.
Biasanya suhu lingkungan lebih rendah dari suhu tubuh manusia. Dengan
demikian panas tubuh akan keluar atau pindah dari tubuh kebenda lain (padat,
cair, gas) yang terdapat disekitar tubuh. Pad keadaan tertentu tidak jarang
suhu lingkungan lebih tinggi dari suhu tubuh. Dalam hal ini justru tubuh
mendapat panas dari lingkungan.

Pengeluaran panas bergantung pada:


1. Luas permukaan badan
2. Beda suhu tubuh dengan suhu lingkungan
3. Kelembapan udara.
Pengeluaran panas dari tubuh ke lingkungan atau sebaliknya berlangsung
melalui proses fisika oleh sebab itu pengeluaran panas sering dinyatakan
sebagai pengendalian suhu tubuh secara fisika.

Pengeluaran panas berlangsung melalui proses:


1. Konduksi,yaitu perpindahan panas dari satu molekul ke molekul lain
dalam bentuk padat, cair, atau gas. Logam merupakan konduktor yang
baik sedangkan udara merupakan konduktor yang buruk.
2. Konveksi, yaitu perpindahan panas melalu benda cair atau gas yang
mengalir, makin cepat aliran makin besar proses konveksi seperti halnya
dengan proses konduksi, bergantung kepafa luas permukaan dan beda
suhu tubuh dengan lingkungannya
3. Radiasi, yaitu proses pererpindahan panas melalui gelombang
elektromagnetik( kecepatan cahaya = 3000 km/jam). Gelombang tersebut
akan berubah menjadi apabila menyentuh permukaan suatu bend.
4. Evaporasi, yaitu proses perpindahan panas hilang melalui penguapan yang
biasanya merupakan proses penguapan keringat. Evaporasi 1 liter keringat
menyebabkan keluarnya panas sebsar 580 kalori. Disamping penguapan
keringat dalam proses evaporasi ini juga terdapat pengeluaran panas
melalui insensible (kehilangan) perspiration (keringat). Factor yang paling
penting dalam pembentukan besar proses evaporasi ialah kelembapan
udara.

Pengaruh suhu lingkungan yang tinggi akan meningkatkan suhu tubuh,


yang akan menaikkan proses kimia dalam tubuh. Peningkatan reaksi kimia
dalam tubuh ini akan meningkatkan pembentukan panas. Selanjutnya
pembentukan panas yang meningkat akan meningkatkan suhu tubuh.
Seterusnya ketiga proses tersebut akhirnya menyebabkan suhu tubuh yang
sangat tinggi yang dapat menyebabkan kematian (heat stroke).

Suhu lingkungan yang rendah merupakan perangsang yang kuat untuk


produksi panas. Pada suhu udara dibawah 20 derajat celcius tubuh tanpa
pakaian akan kehilangan panas dengan cepat. Dalam batas suhu 28 – 31
derajat celcius tubuh pria dengan mudah dapat mempertahankan
keseimbangan antara pengeluaran panas dan pembentukan panas tubuh.Tidak
ada pengeluaran keringat maupun proses mengigil, terasa nyaman. Batas suhu
ini disesbut confort zone.

Untuk wanita daerah nyaman tersebut sedikit lebih luas yaitu 27 – 33


derajat celcius, kenaikan suhu tubuh akan menaikan laju metabolism diatas
laju basal. Selama demam laju basal akan meningkat sebanyak 13 – 14 % utuk
setiap kenaikan suhu tubuh 1 derajat celcius kebalikan suhu tubuh akan
mempercepat reaksi kimia tubuh. Oleh karena itu harus diperhatikan bahwa
pada pemeriksaan metabolism suhu kamar (suhu lingkungan ), suhu tubuh
yang diperiksa harus dicatat.

Berbagai hormon yang mempengaruhi metabolism energy yang terpenting


adalah epinefrin, norepinefrin dan tiroksin. Pengeluaran maksimal
katekolamin dapat meningkatkan laju metabolisme 30 – 80 %.tiroksin
mempengaruhi oksidasi seluler pada hipotiroid basal metabolism rate ( BMR)
25 – 40 % lebih kecil dari normal, pada hipertiroid 40 – 60 % diatas normal.

2.1.3 Faktor Predeposisi


1. Variasi diluar.
Kegiatan tubuh sepanjang hari dapat bervriasi.Penggunaan energy dalam
metabolism selalu timbul panas.Kegiatan otot (organ yang paling banyak pada
tubuh manusia) banyak menimbulkan panas sitem saraf yang lebih berperan
pada waktu kegiatan jasmani meningkat.Biasanya pada siang hari suhu tubuh
lebih tinggi dari pada malam hari.
2. Umur.
Pada bayi yang baru lahir, suhu tubuh masih belum mantap dalam masa ini
suhu tubuhnya masih mudah dipengaruhi oleh suhu lingkungan. Pada dewasa
muda, suhu tubuh tetap mantap, sedangkan pada usia lanjut suhu tubuhnya
akan lebih rendah sehubungan dengan laju metabolism pada golongan umur.
3. Jenis kelamin.
Sesuai dangan kegiatan metabolisme, suhu tubuh pria lebih tinggi dari pada
wanita.Disamping itu suhu tubuh wanita juga dipengaruhi oleh siklus
menstruasi. Pada waktu terjadi ovulasi suhu menurun 0,2 derajat celcius
sedangkan setelah haid suhu tubuh naik 0,1 – 0,6 derajat celcius.
4. Gizi.
Pada keadaan kurang gisi atau puasa, suhu tubuh lebih rendah
5. Kerja jasmani.
Sesudah kerja jasmani ( olahraga) suhu tubuh akan naik. Hasil salah satu
penelitian menunjukkan suhu rectum naik sampai 41 derajat celcius setelah
lari maraton.
6. Lingkungan.
Suhu lingkungan yang tinggi akan meningkatkan suhu tubuh yang terdapat
dalam tubuh , serta akibatnya pada laju metabolism. Udara lingkungan yang
lembap, yang menyebabkan hambatan pada penguapan keringan akan
meningkatkan suhu tubuh.
Dari uraian diatas terlihat bahwa suhu tubuh merupakan pencerminan panas
tubuh yang merupakan imbangan antara pembentukan panas dan pengeluaran
panas.

2.1.4 Gangguan Terkait KDM

1. Demam
Demam merupakan mekanisme pertahanan yang penting. Peningkatan
ringan suhu sampai 39°C meningkatkan sistem imun tubuh.Demam juga
merupakan bentuk pertarungan akibat infeksi karena virus menstimulasi
interferon (substansi yang bersifat melawan virus). Pola demam berbeda
bergantung pada pirogen. Peningkatan dan penurunan jumlah pirogen
berakibat puncak demam dan turun dalam waktu yang berbeda. Selama
demam, metabolisme meningkat dan konsumsi oksigen bertambah.
Metabolisme tubuh meningkat 7% untuk setiap derajat kenaikan suhu.
Frekuensi jantung dan pernapasan meningkat untuk memenuhi kebutuhan
metabolik tubuh terhadap nutrient.Metabolisme yang meningkat
menggunakan energi yang memproduksi panas tambahan.

2. Kelelahan akibat panas


Kelelahan akibat panas terjadi bila diaforesis yang banyak mengakibatkan
kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan.Disebabkan oleh
lingkungan yang terpajan panas.Tanda dan gejala kurang volume cairan
adalah hal yang umum selama kelelahan akibat panas.Tindakan pertama
yaitu memindahkan klien ke lingkungan yang lebih dingin serta
memperbaiki keseimbangan cairan dan elektrolit.

3. Hipertermia
Peningkatan suhu tubuh sehubungan dengan ketidakmampuan tubuh untuk
meningkatkan pengeluaran panas atau menurunkan produksi panas adalah
hipertermia. Setiap penyakit atau trauma pada hipotalamus dapat
mempengaruhi mekanisme pengeluaran panas.Hipertermia malignan adalah
kondisi bawaan tidak dapat mengontrol produksi panas, yang terjadi ketika
orang yang rentan menggunakan obat-obatan anastetik tertentu.

4. Heat stroke
Penyinarana yang lama terhadap sinar matahari atau lingkungan dengan
suhu tinggi dapat mempengaruhi mekanisme pengeluaran panas. Kondisi ini
disebut heat stroke, kedaruratan yang berbahaya panas dengan angka
mortalitas yang tinggi.Klien beresiko termasuk yang masih sangat muda
atau sangat tua, yang memiliki penyakit kardiovaskular, hipotiroidisme,
diabetes atau alkoholik.Yang termasuk beresiko adalah orang yang
mengkonsumsi obat yang menurunkan kemampuan tubuh untuk
mengeluarkan panas (mis:fenotiazin, antikolinergik, diuretik, amfetamin,
dan antagonis reseptor beta-adrenergik) dan mereka yang menjalani latihan
olahraga atau kerja yang berat (mis:atlet, pekerja konstruksi dan
petani).Tanda dan gejala heatstroke termasuk gamang, konfusi, delirium,
sangat haus, mual, kram otot, gangguan visual, dan bahkan inkontinensia.
Tanda lain yang paling penting adalah kulit yang hangat dan
kering.Penderita heatstroke tidak berkeringat karena kehilangan elektrolit
sangat berat dan malfungsi hipotalamus. Heatstroke dengan suhu yang lebih
besar dari 40,5°C mengakibatkan kerusakan jaringan pada sel dari semua
organ tubuh. Tanda vital menyatakan suhu tubuh kadang-kadang setinggi
45°C, takikardia dan hipotensi.Otak mungkin merupakan organ yang
terlebih dahulu terkena karena sensitivitasnya terhadap keseimbangan
elektrolit. Jika kondisi terus berlanjut, klien menjadi tidak sadar, pupil tidak
reaktif.Terjai kerusakan neurologis yang permanen kecuali jika tindakan
pendinginan segera dimulai.

5. Hipotermia
Pengeluaran panas akibat paparan terus-menerus terhadap dingin
memengaruhi kemampuan tubuh untuk memproduksi panas sehingga akan
mengakibatakan hipotermia.Tingkatan hipotermia
a) Ringan 34,6 - 36,5°C per rectal
b) Sedang 28,0 - 33,5°C per rectal
c) Berat 17,0 - 27,5°C per rectal
d) Sangat berat 4,0 - 16,5°C per rectal
Hipotermia aksidental biasanya terjadi secara berangsur dan tidak diketahui
selama beberapa jam.Ketika suhu tubuh turun menjadi 35°C, orang yang
mengalami hipotermia mengalami gemetar yang tidak terkontrol, hilang
ingatan, depresi, dan tidak mampu menilai. Jika suhu tubuh turun dibawah
34,4°c, frekuensi jantung, pernapasan, dan tekanan darah turun. Jika
hipotermia terus berlangsung, disritmia jantung akan berlangsung,
kehilangan kesadaran, dan tidak responsif terhadap stimulus nyeri.Kita
dapat mengukur suhu tubuh pada tempat-tempat berikut:
1. ketiak/ axilae: termometer didiamkan selama 10-15 menit
2. anus/ dubur/ rectal: termometer didiamkan selama 3-5 menit
3. mulut/ oral: termometer didiamkan selama 2-3 menit
2.1.5 Pemeriksaan Diagnostik
a) Jenis Pemeriksaan Diagnostik

b) Parameter Yang Diperiksa


c) Hasil Temuan
d) interpretasi Hasil
2.1.6 Penatalaksanaan Medis
a) Penatalaksanaan Terapi
b) Penatalaksanaan Operatif
2.2 Tinjauan Teori Askep
a) Pengkajian
1) Data Subjektif
a) Merasa tubuhnya panas
b) Riwayat sensasi yang tidak lazim
c) Pola istirahat
2) Data Objektif
a) Tanda-tanda vital
S : 390 C
N : 100 x/menit
RR : 20 x/menit
b) Tanda-tanda hipertermia :
1. Suhu lebih tinggi dari 370C
2. Kulit terasa hangat

3) Diagnosa Keperawatan
Hipertermia berhubungan dengan :
a. Proses penyakit
b. Penurunan kemampuan untuk berkeringat, sekunder akibat
(nama obat)
c. Pajanan terhadap panas, matahari
d. Pakaian yang tidak sesuai dengan iklim
e. Tidak terdapat akses untuk pendingin udara
f. Penurunan sirkulasi, sekunder akibat berat badan yang
ekstrem
g. Penurunan sirkulasi, sekunder akibat dehidrasi
h. Insufisiensi hidrasi untuk aktivitas yang berat
i. Ketidakefektifan regulasi suhu, sekunder akibat suhu

b) Perencanaan
1) Prioritas Diagnosa Keperawatan
Hipertermi karena jika hipertermi tidak cepat ditanggulangi
akan mengancam nyawa pasien.
2) Rencana asuhan Keperawatan
a. Lakukan pengkajian mengenai riwatyat pasien masuk rumah
sakit
b. Observasi TTV
c. Pantau masukan dan saluran serta berikan minuman kesukaan
d. Ajari pentingnya mempertahankan masukan cairan yang
adekuat
e. Kolaborasi pemberian obat paracetamol
f. Ganti baju yang berlebihan
g. Berikan kompres hangat
h. Ajarkan tanda-tanda dini hipertermia

3) Diagnosa keperawatan
Hipertermia berhubungan dengan :
a. Proses penyakit
b. Penurunan kemampuan untuk berkeringat, sekunder akibat
(nama obat)
c. Pajanan terhadap panas, matahari
d. Pakaian yang tidak sesuai dengan iklim
e. Tidak terdapat akses untuk pendingin udara
f. Penurunan sirkulasi, sekunder akibat berat badan yang
ekstrem
g. Penurunan sirkulasi, sekunder akibat dehidrasi
h. Insufisiensi hidrasi untuk aktivitas yang berat
i. Ketidakefektifan regulasi suhu, sekunder akibat suhu
4) Rencana Tujuan
Pasien akan mengalami keseimbangan termoregulasi

c) Pelaksanaan
Pelaksanaan merupakan tahap keempat dalam asuhan
keperawatan, pelaksanaan keperawatan merupakan tindakan
yang sudah direncanakan dalam rencana tindakan. mencangkup
tindakan mandiri (independen ) dan kolaborasi.
d) Evaluasi
a. Faktor resiko hipertermia dapat diatasi
b. Suhu tubuh pasien menjadi normal
c. Nadi dan RR dalam rentang normal
d. Tidak ada perubahan warna kulit

e) WOC
Infeksi

Pirogen eksogen dan pirogen endogen

Sel darah putih mengeluarkan zat kimia yg dinamakan pirogen endogen

Pirogen eksogen menstimulasi monosit, limfosit, dan neutrofil

hipotalamus anterior dirangsang oleh pirogen eksogen dan pirogen endogen

Prostaglandin

Terjadi mekanisme-mekanisme untuk meningkatkan panas antara lain menggigil,
vasokonstriksi kulit dan mekanisme volunter seperti memakai selimut.

Hipertermi
BAB III
TINJAUAN KASUS

3.1 Pengkajian Keperawatan


Pengkajian pada pasien dilakukan pada tanggal 16 Januari 2018 pukul 14.15
di Ruang Durian RSUD Klungkung dengan metode observasi, wawancara,
pemeriksaan fisik, dan dokumentasi (rekam medis)
A. Pengumpulan Data
a) Identitas Pasien

Pasien Penanggung jawab


Nama : An. N Tn.IKJ
Tanggal Lahir :17 Desember 2015 25 Juni 1980
Umur : 2 tahun 38 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan Laki-laki
Status Perkawinan :- menikah
Suku Bangsa : WNI WNI
Agama : Hindu Hindu
Pendidikan :- SMA
Pekerjaan :- Swasta
Alamat : Penasan,Banjarangkan Penasan,Banjarangkan
Alamat Terdekat : Penasan,Banjarangkan Penasan,Banjarangkan
No Telepon :- 081916792986
No RM : 170285 -
Tanggal MRS : 16 Januari 2018 -
b) Riwayat Kesehatan

1. Keluhan utama MRS


Pasien datang kerumah sakit di antan oleh kedua orang tuanya dengan keluhan
panas bulak-balik dan susah menelan

2. Keluhan utama saat pengkajian


Demam, suhu: 38℃

3. Riwayat penyakit sekarang.


Ibu pasien mengatakan anaknya mengalami panas naik-turun sejak 6 hari
yang lalu di sertai susah menelan. Ibu pasien mengatakan sebelum dibawa ke
UGD RSUD Klungkung pasien sempak di periksakan ke klinik Dr. Winni
Sp.A, pasien diberikan obat paracetamol namun kondisi pasien tidak
membaik. Kemudian oleh keluarga pasien dibawa ke RSUD Klungkung pada
tanggal 16 Januari 2018 pukil 12:00 wita di UGD setelah dilakukan
pemeriksaan pada pasien dipatkan hasil TD: - , S : 38℃, N : 110 x/mnt, RR :
49 x/menit. Di UGD pasien mendapatkan terapi IVFD D5 ¼ NS 20 tpm,
Ampicilin 4x250 mg (iv), Paracetamol 1cth jika S: >37,5℃. Selanjutnya
dokter menyarankan pasien untuk menjalani rawat inap dan keluarga pasien
setuju. Pasien tiba di Ruang Durian Pada tanggal 16 Januari 2018 pukul 14.15
wita dan di ruangan didapatkan data TD : - , S : 38℃, N : 110 x/mnt, RR : 49
x/menit dan pasien mendapatkan terapi IVFD D5 ¼ N5 20 tpm, Ampicilin
4x250 mg (iv), Paracetamol 1cth.
4. Riwayat penyakit sebelumnya
Saat pasien berusia 1 bulan pasien pernah di rawat di RSUD Klungkung
selama 1 minggu dengan keluhan yang sama.
5. Riwayat penyakit keluarga
Nenek dari ayah pasien mempunyai riwayat penyakit DM.
6. Genogram

c) Pola Kebiasaan
d) Pemeriksaan Fisik
e) Data Penunjang

B. Analisa Data
Analisa Data Pasien An.N dengan Hipertermi di Ruang Durian
RSUD Klungkung tanggal 16 Januari 2018

No Data Subjektif Data Objektif Kesimplan


1 - Ibu pasien mengatakan - Pasien teraba panas Hipertemi
anaknya masih demam - Kulit tampak kemerahan.
- Mukosa bibir kering
- Warna tonsil tampak
kemerah.
- Pasien tampak lemas
- TTV= S: 38℃, N: 110
x/mnt, RR: 49
2 - Ibu pasien mengatakan - Mukosa bibir kering Ketidak
anaknya susah menelan - Warna tonsil tampak seimbangan
- Ibu pasien mengatakan kemerah. nutrisi kurang
anaknya hanya mampu - Pasien tampak lemas dari kebutuhan
menghabiskan 5 sendok - Berat Badan :
makannan dari satu porsi  sebelum sakit =12 kg
makanan yang diberikan.  saat pengkajian =10 kg

a) Rumusan masalah Keperawatan


1. Hipertermi
2. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
b) Analisa masalah
1. Hipertermi
P : Peningkatan suhu tubuh diatas kisaran normal (hipertermi)
E : Proses inflamasi pada faring
S : Ibu pasien mengatakan anaknya masih demam, , pasien tampak lemas,
pasien teraba panas, kulit pasien tampak kemerahan, warna tonsil tampak
kemerahan, mukosa bibir tampak kering, hasil TTV S : 38℃, N : 110
x/menit, RR : 49 x/mnt,

Proses Terjadinya :

Akibat bila tidak ditangani :


Jika peningkatan suhu tubuh tidak ditangani maka akan
mengakibatkan kejang.
2. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan .
P : asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolic
(ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh)
E : intek yang tidak adekuat
S : Ibu pasien mengatakan anaknya susah menelan, Ibu pasien mengatakan
anaknya hanya mampu menghabiskan 5 sendok makannan dari satu porsi
makanan yang diberikan, pasien tampak lemas, mukosa bibir tampak
kering, berat badan sebelum sakit 12 kg, saat pengkajian 10 kg.
Proses Terjadinya :
Akibat bila tidak ditanggulangi :
Jika asupan nutrisi tidak cukup memenuhi kebutuhan metabolic maka
akan mengakibatkan malnutrisi.

3.2 Diagnosa Keperawatan

1. Hipertermi berhubungan dengan proses inflamasi ditandai dengan Ibu


pasien mengatakan anaknya masih demam, , pasien tampak lemas, pasien
teraba panas, kulit pasien tampak kemerahan, warna tonsil tampak
kemerahan, mukosa bibir tampak kering, hasil TTV S : 38℃, N : 110
x/menit, RR : 49 x/mnt.
2. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan intek yang tidak adekuat ditandai dengan Ibu pasien mengatakan
anaknya susah menelan, Ibu pasien mengatakan anaknya hanya mampu
menghabiskan 5 sendok makannan dari satu porsi makanan yang
diberikan, pasien tampak lemas, mukosa bibir tampak kering, berat badan
sebelum sakit 12 kg, saat pengkajian 10 kg.
3.3 Perencanaan Keperawatan
a) Prioritas masalah keperawatan
1. Hpertemi berhubungan dengan proses inflamasi
2. Ketidak seimbangan nutrisi berhubungan dengan intek yang tidak
adekuat
Rencana Keperawatan Pada Pasien An. N
Dengan Peningkatan Suhu Tubuh Diatas Kisaran Normal
Di Ruang Durian RSUD Klungkung
Tanggal 16 Januari 2018 s/d 18 Januari 2018
No Hari/tgl/jam Dx Rencana Tujuan Rencana Tindakan Rasional
Kep.
1 Selasa, Dx1 Setelah diberikan 1. Observasi 1. Mengetahui keadaan
16 Jan 2018 asuhan keperawatan tanda-tanda vital umum pasien karena
14:15 wita selama pasien setiap 2 pasien mengalami
2x24jam diharapkan jam sekali perubahan suhu tubuh.
suhu tubuh dalam 2. Observasi warna 2. Kembalinya warna kulit
batas normal kulit pasien keadaan semula (sesuai
dengan kreteria hasil: warna pigmen kulit
1. Suhu tubuh pasien)
kembali
normal. 3. Berikan 3. Kompres hangat dapat
(36,5℃ - kompres hangan menurunkan demam

37,5℃) pada lipatan secara berangsur-angsur


aksila dan melalui proses konduksi.
2. Warna kulit
lipatan
pasien tidak
femuralis
tampak
4. Mempertahankan
4. Berikan pasien
kemerahan.
keseimbangan cairan
minum air
3. Mukosa bibir
tubuh dan menggantin
sebanyak 200ml
lembab.
cairan yang hilang akibat
hipertermi

5. Anjurkan pasien
5. Untuk mempercepat
menggunakan
proses penguapan panas.
pakaian yang
tipis dan
menyerap
keringat.
6. Dengan memberikan
6. Kolaborasi dalam
obat antipiretik tersebut
memberikan obat
dapat menetralkan panas
Antipiretik
tubuh

2 Selasa, Dx2 Setelah diberikan 1. Monitor


1. Untuk mengetahui
16 Jan 2018 asuhan keperawatan peningkatan dan
adanya peningkatan atau
14:15 wita 2x24 jam diharapkan penurunan berat
penurunan berat badan
masalah keperawatan badan.
pasien.
dapat di atasi dengan 2. Berikan makan
2. Untuk memenuhi asupan
kreteria hasil: minum per oral
nutrisi pada pasien
1. Berat badan 3. Berikan informasi
3. Agar keluarga pasien
ideal sesuai tentang kebutuhan
mengetahui informasi
dengan tinggi nutrisi pada keluarga
mengenai pentingnya
badan pasien.
kebutuhan nutrisi pada
2. Mampu
pasien dan meningkatkan
mengindetifika
motivasi dalam
si kebutuhan
meningkatkan berat
nutrisi
badan pasien.
3. Tidak terjadi
penurunan 4. Kolaborasi pada ahli
4. Untuk mengetahui
berat badan gizi untuk
kebutuhan nutrisi pasien
yang berarti menentukan jumlah
4. Mukosa bibir kalori dan nutrisi.
tampak lembab
4.4 Pelaksanaan Keperawatan
Pelaksanaan Keperawatan Pada Pasien An.N Dengan Hipertermi di Ruang
Durian RSUD Klungkung tanggal 16 Januari 2018 s/d 18 Januari 2018
No Hari/tgl/jam No Dx Tindakan keperawatan Evaluasi Respon Paraf
Kep
1 Selasa, Dx1 Mengobservasi tanda-tanda vital Ds : ibu pasien mengatakan
16 Jan 2018 pasien anaknya masih demam.
14:15 wita Do : - hasil ttv, S: 38℃, N:
110x/mnt, RR: 49x/mnt.
- Pasien teraba panas.
- Pasien tampak lemas
- Mukosa bibir tampak
kering.
2 14:15 wita Dx1 Mengobservasi warna kulit pasien Do : - warna kulit pasien tampak
kemerahan.

3 14:25 wita Dx1 Memberikan kompres hangat pada Ds : - ibu pasien mengatakan
daerah aksila dan lipatan femuralis. anaknya setuju untuk di kompes
hangat.
Do : - pasien teraba panas.

4 14:15 wita Dx2 Memonitor peningkatan berat dan Ds : - ibu pasien mengatakan
penurunan berat badan pasien. berat bana anaknya turun,
sebelum sakit 12 kg dan saat sakit
10 kg
Do : - berat badan pasien 10 kg

5 14:25 wita Dx2 Memberikan informasi


tentang Ds : - ibu pasien mengatakan
kebutuhan nutrisi pada keluarga mengerti tentang informasi yang
pasien. dijelaskan oleh perawat.
Do : - ibu pasien tampak
mengerti tentang informasi yang
dijelaskan oleh perawat.
6 15:00 wita Dx1 Memberikan pasien minum air 200 Ds : - ibu pasien mengatakan
ml anaknya hanya menghabiskan ¼
air yang diberikan oleh perawat.
Do : - pasien terlihat hanya
menghabiskan ¼ air yang
diberikan.
- Mukosa bibir pasien
tampak kering.

7 15: 30 wita Dx 1 Anjurkan pasien menggunakan Ds : - ibu pasin mengatakan


pakaian tipis dan menyerap mengerti tentang penjelasan yang
keringat. diberikan perawat.
Do : - pasien tampak berkeringat.

8 16:00 wita Dx 1 Memberikan makan dan minum per Ds : - ibu pasien mengatakan
oral anaknya hanya mampu
1
menghabiskan /2 porsi dari 1
porsi yang disediakan
Do : - pasien tampak
menghabiskan 1/2 porsi makanan
dari 1 porsi yang di sediakan
9. 16: 15 wita Dx 1 Mengobservasi tanda-tanda vital Ds : - Ibu pasien mengatakan
Pasien anaknya masih demam
Do : - Pasien tampak lemas
- Mukosa bibir tampak
kering
- Hasil TTV :
Suhu : 37,8 oC
Respirasi : 24x/mnt
Nadi : 90x/mnt
10 16: 20 wita Dx 1 Mengobservasi warna kulit pasien Do : - warna kulit pasien tampak
kemerahan
11 17.00 wita Dx 1 Pemberian obat oral paracetamol Ds : - Ibu pasien mengatakan
1cth anaknya masih demam
Do : - Pasien tampak menelan
obat yang diberikan
- Pasien tidak tampak
muntah
12. 17. 30 wita Dx 1 Memberikan kompres hangat pada Ds : - Ibu pasien mengatakan
daerah aksila dan lipatan femuralis anaknya setuju untuk di kompres
hangat
Do : - Pasien tampak berkeringat
- Pasien tidak teraba
hangat
13. 17 :35wita Dx 1 Menganjurkan pasien untuk minum Ds : - Ibu pasien mengatakan
air 20ml anaknya hanya menghabiskan ½
gelas air yang diberikan
Do : -Pasien hanya menghabiskan
½ gelas air yang diberikan
- Mukosa bibir terlihat
kering
14 18: 00wita Dx 1 Memberikan injeksi ampicilin 250 Ds : - Ibu pasien mengatakan
mg anaknya setuju untuk diberikan
obat melalui IV perset
Do : - Pasien tampak tenang
- Tidak tampak reaksi
alergi pada pasien.
15 20.00wita Dx 1 Mengobservasi tanda-tanda vital Ds : - ibu pasien mengatakan
pasien panas badan anaknya sudah
menurun.
Do : Hasil TTV:
S : 36,5 RR : 24x/menit
Nadi : 90x/menit
13 20.00wita Dx 1 Mengobservasi warna kulit pasien Do : - Warna kulit pasien
tampak normal
14 22.00wita Dx 1 Mengobservasi tanda- tanda vital Ds : - Ibu pasien mengatakan
pasien anaknya panas lagi
Do : - Tubuh pasien teraba
panas
Hasil TTV : S : 39oC RR :
27x/menit Nadi : 110x/menit
15 22.15wita Dx 1 Memberikan obat paracetamol 1cth Ds : - Ibu mengatakan anaknya
per oral masih demam
Do : - pasien tampak menelan
obat yang di berikan
16 22.30 wita Dx 1 Memberikan kompres hangat pada Ds : - Ibu pasien setuju
lipatan aksila,abdomen,dan lipatan anaknya di kompres hangat
paha Do : - Tubuh pasien masih
teraba hangat,pasien tampak
berkeringat
17 22.40 wita Dx 1 Menganjurkan pasien minum air Ds : - Ibu pasien mengatakan
sebanyak 200ml anaknya mampu menghabiskan
200ml air
Do : - Pasien tampak
menghabiskan 200ml air
18 23.00 wita Dx 1 Meganjurkan pasien menggunakan Ds : - Ibu pasien mengatakan
baju tipis dan menyerap keringat mengatakan yang dijelaskan oleh
perawat
Do : - Pasien tampak
berkeringat dan baju pasien basah

19 Rabu, 17 Dx 1 Mengobservasi tanda-tanda vital Ds : - Ibu pasien mengatakan


Januari badan anaknya tidak panas lagi
2018 Do : - pasien tampak berkeringat
24.00 wita Hasul TTV : S : 37oC, N :
100x/mnt , RR : 24x/mnt
20 24.00 wita Dx 1 Memberikan injeksi ampicilin 250 Ds : - Ibu pasien mengatakan
mg anaknya setuju untuk diberikan
obat melalui IV perset
Do : - Pasien tampak tenang
21 02.00 wita Dx 1 Mengobservasi tanda- tanda vital Ds : - Ibu pasien mengatakan
badan anaknya panas lagi
Do : - Pasien teraba panas
Hasil TTV : 39,2oC , N : 100
x/mnt, RR : 24x/mnt
22 02:15wita Dx 1 Mengobservasi warna kulit pasien Do : - warna kulit pasien tampak
kemerahan
Ds : - Ibu pasien mengatakan
anaknya demam lagi
23 02:20wita Dx 1 Memberikan obat paracetamol 1cth Do : - Pasien tampak menelan
per oral obat yang diberikan
- Pasien tidak tampak
muntah
24 02:30wita Dx 1 Memberikan kompres hangat pada Ds : - Ibu pasien mengatakan
daerah aksila dan lipatan femuralis anaknya setuju untuk di kompres
hangat
Do : - Pasien tampak berkeringat
- Pasien tidak teraba
hangat
25 02: 35wita Dx 1 Menganjurkan pasien untuk minum Ds : - Ibu pasien mengatakan
air 20ml anaknya hanya menghabiskan ½
gelas air yang diberikan
Do : -Pasien hanya menghabiskan
½ gelas air yang diberikan
- Mukosa bibir terlihat
kering
26 02:40wita Dx 1 Meganjurkan pasien menggunakan Ds : - Ibu pasien mengatakan
baju tipis dan menyerap keringat mengatakan yang dijelaskan oleh
perawat
Do : - Pasien tampak
berkeringat dan baju pasien basah
27 04:00wita Dx 1 Mengobservasi tanda- tanda vital Ds : - ibu pasien mengatakan
badan anaknya sudah teraba
normal
Do : Hasil TTV:
S : 36,7 RR : 24x/menit
Nadi : 90x/menit
28 04:10wita Dx 1 Mengobservasi warna kulit pasien Do : - Warna kulit pasien
tampak normal
29 06:00wita Dx 1 Mengobservasi tanda-tanda vital Ds : - Ibu pasien mengatakan
badan anaknya tidak panas lagi
Do : - pasien tampak berkeringat
Hasul TTV : S : 37oC, N :
100x/mnt , RR : 24x/mnt
30 06:10wita Dx 1 Memberikan injeksi ampicilin 250 Ds : - Ibu pasien mengatakan
mg anaknya setuju untuk diberikan
obat melalui IV perset
Do : - Pasien tampak tenang
31 07.00wita Dx 2 Kolaborasi gizi dengan ahli gizi Do : - Pasien mendapatkan
tentang nutrisi yang diberikan nutrisi sesuai dengan kebutuhan
32 07:30wita Dx 2 Memberikan makan dan minum per Ds : - ibu pasien mengatakan
oral pada pasien anaknya hanya mampu
1
menghabiskan /2 porsi dari 1
porsi yang disediakan
Do : - pasien tampak
menghabiskan 1/2 porsi makanan
dari 1 porsi yang di sediakan
33 08.00 wita Dx 1 Mengobservasi tanda-tanda vital Ds : - Ibu pasien mengatakan
badan anaknya tidak panas lagi
Do : - pasien tampak berkeringat
Hasul TTV : S : 37oC, N :
100x/mnt , RR : 24x/mnt
34 08.15 wita Dx 1 Memberikan minum air 200 ml Ds : - Ibu pasien mengatakan
anaknya mampu menghabiskan
200ml air
Do : - Pasien tampak
menghabiskan 200ml air
35 10.00wita Dx 1 Mengobservasi tanda- tanda vital Ds : - Ibu pasien mengatakan
badan anaknya panas lagi
Do : - pasien tampak berkeringat
Hasul TTV : S : 38oC, N :
115x/mnt , RR : 28x/mnt
36 10.15wita Dx 1 Memberikan kompres hangat pada Ds : - Ibu pasien mengatakan
aksila dan lipatan femuralis anaknya setuju untuk di kompres
hangat
Do : - Pasien tampak berkeringat
- Pasien tidak teraba
hangat
37 10.30 wita Dx 1 Memberikan obat paracetamol 1 cth Ds : - Ibu mengatakan anaknya
masih demam
Do : - pasien tampak menelan
obat yang di berikan
38 11.00 wita Dx 1 Meganjurkan pasien menggunakan Ds : - Ibu pasien mengatakan
baju tipis dan menyerap keringat mengatakan yang dijelaskan oleh
perawat
Do : - Pasien tampak
berkeringat dan baju pasien basah
39 11.15 wita Dx 1 Memberikan minum air 200 ml Ds : - Ibu pasien mengatakan
anaknya mampu menghabiskan
200ml air
Do : - Pasien tampak
menghabiskan 200ml air
40 12.00 wita Dx 1 Memberikan makan dan minum per Ds : - ibu pasien mengatakan
oral pada pasien anaknya hanya mampu
1
menghabiskan /2 porsi dari 1
porsi yang disediakan
Do : - pasien tampak
menghabiskan 1/2 porsi makanan
41 12.15 wita Dx 1 Memberikan injeksi ampicilin 250 Ds : - Ibu pasien mengatakan
mg anaknya setuju untuk diberikan
obat melalui IV perset
Do : - Pasien tampak tenang

41 14.00 wita Dx 1 Mengobservasi tanda- tanda vital Ds : - Ibu pasien mengatakan


badan anaknya tidak panas lagi
Do : - pasien tampak berkeringat
Hasul TTV : S : 37oC, N :
115x/mnt , RR : 28x/mnt
42 14.15 wita Dx 1 Memberikan minum air 200 ml Ds : - Ibu pasien mengatakan
anaknya mampu menghabiskan
200ml air
Do : - Pasien tampak
menghabiskan 200ml air
43 16.00 wita Dx 1 Mengobservasi tanda- tanda vital Ds : - Ibu pasien mengatakan
badan anaknya tidak panas lagi
Do : - pasien tampak berkeringat
Hasul TTV : S : 37oC, N :
115x/mnt , RR : 28x/mnt
44 16.15 wita Dx 2 Memberikan makan dan minum per Ds : - ibu pasien mengatakan
oral pada pasien anaknya hanya mampu
menghabiskan 1 porsi yang
disediakan
Do : - pasien tampak
menghabiskan 1porsi makanan
45 18.00wita Dx 1 Mengobservasi tanda- tanda vital Ds : - Ibu pasien mengatakan
badan anaknya panas lagi
Do : - pasien tampak berkeringat
Hasul TTV : S : 39oC, N :
120x/mnt , RR : 28x/mnt
46 18.15 wita Dx 1 Memberikan obat paracetamol 1 cth Ds : - Ibu mengatakan anaknya
masih demam
Do : - pasien tampak menelan
obat yang di berikan

47 18.15 wita Dx 1 Memberikan injeksi ampicilin 250 Ds : - Ibu pasien mengatakan


mg anaknya setuju untuk diberikan
obat melalui IV perset
Do : - Pasien tampak tenang

48 18.20wita Dx1 Memberikan kompres hangat pada Ds : - Ibu pasien mengatakan


aksila dan lipatan femuralis anaknya setuju untuk di kompres
hangat
Do : - Pasien tampak berkeringat
- Pasien tidak teraba
hangat
49 18. 30 wita Dx 1 Memberikan minum air 200 ml Ds : - Ibu pasien mengatakan
anaknya mampu menghabiskan
200ml air
Do : - Pasien tampak
menghabiskan 200ml air

50 19.30 wita Dx 1 Meganjurkan pasien menggunakan Ds : - Ibu pasien mengatakan


baju tipis dan menyerap keringat mengatakan yang dijelaskan oleh
perawat
Do : - Pasien tampak
berkeringat dan baju pasien basah
51 20.00 wita Dx 1 Mengobservasi tanda- tanda vital Ds : - Ibu pasien mengatakan
badan anaknya panas lagi
Do : - pasien tampak berkeringat
Hasul TTV : S : 38oC, N :
120x/mnt , RR : 28x/mnt
52 20.15 wita Dx1 Memberikan kompres hangat pada Ds : - Ibu pasien mengatakan
aksila dan lipatan femuralis anaknya setuju untuk di kompres
hangat
Do : - Pasien tampak berkeringat
- Pasien tidak teraba
hangat
53 20.30 wita Dx 1 Memberikan minum air 200 ml Ds : - Ibu pasien mengatakan
anaknya mampu menghabiskan
200ml air
Do : - Pasien tampak
menghabiskan 200ml air
54 21.15 wita Dx 1 Meganjurkan pasien menggunakan Ds : - Ibu pasien mengatakan
baju tipis dan menyerap keringat mengatakan yang dijelaskan oleh
perawat
Do : - Pasien tampak
berkeringat dan baju pasien basah
55 22.00 wita Dx 1 Mengobservasi tanda- tanda vital Ds : - Ibu pasien mengatakan
badan anaknya tidak panas lagi
Do : - pasien tampak berkeringat
Hasul TTV : S : 37oC, N :
120x/mnt , RR : 28x/mnt

56 Kamis, 18 Dx 1 Mengobservasi tanda- tanda vital Ds : - Ibu pasien mengatakan


Januari badan anaknya tidak panas lagi
2018 Do : - pasien tampak berkeringat
24.00 wita Hasul TTV : S : 37oC, N :
120x/mnt , RR : 28x/mnt
57 24.10 wita Dx1 Memberikan injeksi ampicilin 250 Ds : - Ibu pasien mengatakan
mg anaknya setuju untuk diberikan
obat melalui IV perset
Do : - Pasien tampak tenang

Ds : - Ibu pasien mengatakan


58 02.00 wita Dx 1 Mengobservasi tanda- tanda vital badan anaknya tidak panas lagi
Do : - pasien tampak berkeringat
Hasul TTV : S : 37,5oC, N :
120x/mnt , RR : 28x/mnt

60 04.00 wita Dx1 Mengobservasi tanda- tanda vital Ds : - Ibu pasien mengatakan
badan anaknya tidak panas lagi
Do : - pasien tampak berkeringat
Hasul TTV : S : 37,5oC, N :
120x/mnt , RR : 28x/mnt

61 06.00 wita Dx 1 Memberikan injeksi ampicilin 250 Ds : - Ibu pasien mengatakan


mg anaknya setuju untuk diberikan
obat melalui IV perset
Do : - Pasien tampak tenang
Ds : - Ibu pasien mengatakan
62 06.15 wita Dx 1 Mengobservasi tanda- tanda vital badan anaknya tidak panas lagi
Do : - pasien tampak berkeringat
Hasul TTV : S : 37,5oC, N :
120x/mnt , RR : 28x/mnt
Do : berat badan pasien
63 07.00 wita Dx 1 Memonitor peningkatan meningkat
dan penurunan berat
badan. Ds : - ibu pasien mengatakan
64 08.00 wita Dx 2 Memberikan makan dan minum per anaknya hanya mampu
oral pada pasien menghabiskan 1 porsi yang
disediakan
Do : - pasien tampak
menghabiskan 1porsi makanan

Ds : - Ibu pasien mengatakan


65 08.15 wita Dx 1 Mengobservasi tanda- tanda vital badan anaknya tidak panas lagi
Do : - pasien tampak berkeringat
Hasul TTV : S : 37,5oC, N :
120x/mnt , RR : 28x/mnt

66 09.00 wita Dx 1 Memberikan minum air 200 ml Ds : - Ibu pasien mengatakan


anaknya mampu menghabiskan
200ml air
Do : - Pasien tampak
menghabiskan 200ml air
67 10.00 wita Dx 1 Mengobservasi tanda- tanda vital
Ds : - Ibu pasien mengatakan
badan anaknya tidak panas lagi
Do : - pasien tampak berkeringat
Hasul TTV : S : 36,5oC, N :
68 12.00 wita Dx 2 Memberikan informasi pada 120x/mnt , RR : 28x/mnt
keluarga pasien mengenai Ds: ibu pasien mengatakan paham
kebutuhan nutrisi pasien mengenai informasi kebutuhan
nutrisi anaknya
Do: ibu pasien tampak mengerti
69 12.10 wita Dx 2 Memberikan makan dan minum per mengenai informasi
oral pada pasien Ds : - ibu pasien mengatakan
anaknya hanya mampu
menghabiskan 1 porsi yang
disediakan
Do : - pasien tampak
70 12.15 wita Dx 1 Memberikan injeksi ampicilin 250 menghabiskan 1porsi makanan
mg
Ds : - Ibu pasien mengatakan
anaknya setuju untuk diberikan
obat melalui IV perset
Do : - Pasien tampak tenang
- Pasien tidak ada tanda-
tanda alergi
71 12. 30 wita Dx 1 Mengobservasi tanda- tanda vital Ds : - Ibu pasien mengatakan
badan anaknya tidak panas lagi
Do : - pasien tampak berkeringat
Hasul TTV : S : 36,5oC, N :
120x/mnt , RR : 28x/mnt

72 13.00 wita Dx 1 Memberikan minum air 200 ml Ds : - Ibu pasien mengatakan


anaknya mampu menghabiskan
200ml air
Do : - Pasien tampak
menghabiskan 200ml air
73 14.00 wita Dx1 Mengobservasi tanda- tanda vital Ds : - Ibu pasien mengatakan
badan anaknya tidak panas lagi
Do : - pasien tampak berkeringat
Hasul TTV : S : 36,5oC, N :
120x/mnt , RR : 28x/mnt

4.5 Evaluasi
a) Evaluasi formatif
Evaluasi Keperawatan Pada Pasien An.N Dengan Hipertermi
Di Ruang Durian RSUD Klungkung
Tanggal 16 Januari 2018 s/d 18 Januari 2018
No Hari/tgl/jam No Dx Kep Evaluasi
1. Selasa, 16 Dx1 S: -ibu pasien mengatakan anaknhya masih
Januari 2018 demam
14.00 wita O:
- Pasien teraba panas
- Kulit tampak kemerahan
- Mukosa mulut tampak kering
- TTV:
TD : -
RR : 49 x/ menit
N : 110 x/menit
S: 380C
A: tujuan 1,2, 3 tidak tercapai masalah
belum teratasi
P: lanjutkan intervensi 1,2,3,4,5,6

Dx2 S: ibu pasien mengatakan anaknya hanya


menghabiskan 5 sendok makanan dari 1
porsi makanan yang disediakan
O:
- Pasien hanya menghabiskan 5
sendok makanan dari 1 porsi
makanan yang disediakan
- Mukosa mulut tampak kering
A: tujuan 1,2,3 belum tercapi maslah
belum teratasi
P: lanjutkan intervensi 1,2,3,4

2 Rabu, 17 Dx1 S: ibu pasien mengatakan anaknya masih


Januari 2018 teraba panas
10.00 wita O:
- Mukosa bibir pasien tampak
lembab
- Pasien tidak tampak lemas
- Warna kulit tidak tampak
kemerahan
- Hasil TTV:
S: 370C
N: 115 x/menit
TD:-
RR: 28 x/menit
A: Tujuan 2 dan 3 tercapai, masalah
teratasi sebagian
P: lanjutkan intervensi 1,2,3

Dx2 S: ibu pasien mengatakan anaknya mampu


menghabiskan 1 porsi makanan yang
diberikan
O:
- Tidak terjadi penurunan berat
badan yang berarti
- Mukosa bibir lembab
A: tujuan 3 dan 4 tercapai, masalah
teratasi sebagian
P: lanjutkan intervensi 1,2,3

Kamis, 18 Dx1 S: ibu pasien mengatakan anaknya sudah


Januari 2018 tidak teraba panas
14.00 wita O:
- Pasien tidak teraba panas
- Mukosa bibir lembab
- Pasien tidak tampak lemas
- Warna kulit tidak tampak
kemerahan
- TTV:
N: 120 x/menit
S: 36,5 0C
TD:-
RR: 28 x/menit
A: tujuan 1,2,3 tercapai, masalah teratasi
P: hentikan intervensi, pertahankan
kondisi pasien

Dx2 S: ibu pasien mengatakan anaknya mampu


menghabiska 1 porsi makanan
O:
- Berat badan pasien ideal sesuai
dengan tinggi pasien
- Pasien tampak mampu
mengidentifikasi kebutuhan pasien
- Tidak terjadi penurunan berat
badan yang berarti
- Mukosa bibir tampak lembab
A: tujuan 1,2,3, dan 4 tercapai, masalah
teratasi
P: hentikan intervensi, pertahankan
kondisi pasien

b) Evaluasi Sumatif
Evaluasi Keperawatan Pada Pasien An.N Dengan Hipertermi
Di Ruang Durian RSUD Klungkung
Tanggal 16 Januari 2018 s/d 18 Januari 2018
No Hari/tgl/jam No Dx Kep Evaluasi
Kamis, 18 S: ibu pasien mengatakan anaknya sudah
Januari 2018 Dx1 tidak teraba panas
14.00 wita O:
- Pasien tidak teraba panas
- Mukosa bibir lembab
- Pasien tidak tampak lemas
- Warna kulit tidak tampak
kemerahan
- TTV:
N: 120 x/menit
S: 36,5 0C
TD: -
RR:28x/menit
A: tujuan 1,2,3 tercapai, masalah teratasi
P: hentikan intervensi, pertahankan
kondisi pasien

Dx2 S: ibu pasien mengatakan anaknya mampu


menghabiska 1 porsi makanan
O:
- Berat badan pasien ideal sesuai
dengan tinggi pasien
- Pasien tampak mampu
mengidentifikasi kebutuhan pasien
- Tidak terjadi penurunan berat
badan yang berarti
- Mukosa bibir tampak lembab
A: tujuan 1,2,3, dan 4 tercapai, masalah
teratasi
P: hentikan intervensi, pertahankan
kondisi pasien
BAB IV
PEMBAHASAN

Dalam Bab ini dibahas tentang kesenjangan antara konsep teori yang ada
dengan pernyataan yang terjadi dalam kasus, argumentasi atas kesenjangan yang
terjadi dan solusi atau pemecahan yang diambil untuk mengatasi masalah yang terjadi
saat memberikan asuhan keperawatan pada pasien An.N dengan gangguan
peningkatan suhu tubuh di Ruang Durian RSUD Klungkung tanggal 16 Januari 2018
s/d 18 Januari 2018. Pada pembahasan ini meliputi pengkajian, diagnose,
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.
4.1 Pengkajian
4.2 Diagnosa
4.3 Perencanaan
4.4 Pelaksanaan
Pelaksanaan merupakan tidakan keperawatan sebagai sosialisasi dan
perencanaan dimana telah di sesuaikan dengan kondisi pasien dan kebutuhan pasien
akan pelayanan keperawatan. Pelaksanaan tindakan keperawatan disesuaikan dengan
waktu dan kondisi pasien. Penulis melakukan pengkajian pada tanggal 16 Januari
2018 dan pelaksanaan di lakukan pada tanggal 16 Januari 2018 s/d 18 Januari 2018
sesuai dengan rencana keperawatan yang telah dibuat. Dalam pelaksanaan tindakan
dilakukan oleh klp 18 dan bekerja sama dengan perawat ruang Durian dan keluarga
pasien sehingga intervensi dapat dilakukan.
4.5 Evaluasi
Evaluasi yang dilaksanakan merupakan akhir dari proses keperawatan untuk
mengetahui sejauh mana keberhasilan dari asuhan keperawatan yang diberikan
kepada pasien.
BAB V
PENUTUP

a) Kesimpulan
b) Saran

S-ar putea să vă placă și