Sunteți pe pagina 1din 11

ANALISIS JARAK EFEKTIF MUCK RAISE TERHADAP HEADING PADA AREA

WEST LEVEL UNDERCUT DI TAMBANG BAWAH TANAH DEEP MILL LEVEL


ZONE (DMLZ)
PT. FREEPORT INDONESIA
Oleh:
Nyoman Bagus Widya Partama

Program Studi Sarjana Teknik Pertambangan, Jurusan Teknik Pertambangan, Fakultas Teknologi Mineral, UPN
“Veteran” Yogyakarta
Jl. SWK 104 (Lingkar Utara), Yogyakarta 55283 Indonesia
NIM 112140136, 081246762326, email : omingpartama3@gmail.com

ABSTRACT
The undercut level (2600 / L) on the Deep Mill Level Zone (DMLZ) site uses the w-undercut design on the
western area and a flat undercut on the east. The heading development process starting with the process of
demolition, so that it takes place to distribute the material to the crusher. Therefore, on that area needed to be
built an ore pass named muck raise, which is designed as a vertical hole with the opening hole on the undercut
level and its bottom hole on the exhaust or truck haulage level. This muck raise also intended as a place so that
materials can be distributed optimally. The use of muck rise which cuts the level can accelerate the process of
moving material from the location to the crusher at the truck haulage level.
In the west area of the designed undercut level, there are four muck raise. This muck raise is a muck with the
single handling method that goes through into exhaust level. The location and number of muck raise is
determined based on the location intended to build vertical opening holes. Therefore, an analysis is needed to
find out the effective distance for transporting material resulting from demolition to muck raise as the location
of material shedding. The location of the bottom muck raise needed at the exhaust level also requires analysis to
determine the amount of transport unit needed so that the material from the bottom muck can be transported into
the crushing site, CR-503 or CR-504 in the truck haulage level in one shift of operational hours.
Based on the results of the analysis, the effective distance between the heading and muck raise is 683.17m. Four
muck raise according to the design is already at a distance that is less than the effective distance. And for the
analysis of the transportation unit needed on the bottom muck raise in operational time for one shift, it takes 1
unit AD55 for the bottom muck raise DD27 SVD, DD24 NVD, and West SVD. While for the bottom muck
raise West NVD requires 2 units of AD55
ABSTRAK
Level undercut (2600/L) di site Deep Mill Level Zone (DMLZ) menggunakan desain w-undercut pada bagian
west dan flat undercut pada bagian east. Proses development heading dimulai dengan proses pembongkaran,
sehingga diperlukan tempat untuk mendistribusikan material hasil pembongkaran hingga ke tempat peremukan.
Oleh karenanya dibangunlah suatu ore pass yang dinamakan muck raise yang berupa sebuah lubang bukaan
vertikal yang terletak pada level undercut hingga level exhaust ataupun truck haulage. Muck raise ini
diperuntukan sebagai tempat agar material dapat terdistribusikan secara optimal. Penggunaan muck raise yang
memotong level dapat mempercepat proses pemindahan material dari lokasi heading hingga nantinya ke lokasi
peremukan pada level truck haulage.
Pada area west level undercut berdasarkan rancangan yang sudah ada, terdapat empat buah muck raise. Muck
raise tersebut merupakan muck raise dengan metode single-handling yang memiliki bottom muck raise pada
level exhaust. Lokasi dan jumlah muck raise ini ditentukan berdasarkan terhadap lokasi yang yang
memungkinkan untuk dibangun sebuah lubang bukaan vertikal. Oleh karena hal tersebut maka diperlukan
sebuah analisis untuk mengetahui jarak yang efektif untuk pengangkutan material hasil pembongkaran heading
hingga ke muck raise sebagai lokasi penumpahan material. Lokasi bottom muck raise yang berada di level
exhaust juga membutuhkan analisis untuk mengetahui jumlah alat angkut yang dibutuhkan agar material dari
bottom muck raise dapat diangkut hingga ditumpahkan ke tempat peremukan yaitu CR-503 ataupun CR-504 di
level truck haulage dengan waktu pengerjaan dalam satu shift.
Berdasarkan hasil analisis didapatkan bahwa jarak yang efektif antara heading dan muck raise sejauh 683,17m.
Empat buah muck raise yang terdapat sesuai dengan rancangan yang telah ada berada di jarak yang kurang dari
jarak efektif tersebut. Untuk analisis mengenai alat angkut yang beroperasi pada bottom muck raise dengan
waktu operasional selama satu shift, nantinya dibutuhkan 1unit AD55 untuk bottom muck raise DD27 SVD,
DD24 NVD, dan West SVD. Sedangkan untuk bottom muck raise West NVD membutuhkan 2unit AD55.

1
1. PENDAHULUAN Batasan masalah pada penelitian ini adalah :
1.1. Latar Belakang 1. Pengambilan data dilakukan pada bagian east
Level undercut (2600/L) di site Deep Mill Level level undercut
Zone (DMLZ) menggunakan desain w-undercut 2. Analisis pada bagian west level undercut
pada bagian west dan flat undercut pada bagian menggunakan data pada bagian east.
east. Proses development heading dimulai dengan 3. Pengambilan data dilakukan terhadap single
proses pembongkaran, sehingga diperlukan tempat handling dan double handling muck raise di
untuk mendistribusikan material hasil bagian east level undercut dan akan
pembongkaran hingga ke tempat peremukan. digunakan sebagai analisis single handling
Sehingga dibangunlah suatu ore pass yang muck raise pada west di level undercut.
dinamakan muck raise berupa sebuah lubang 4. Faktor kondisi jalan tidak diperhitungkan
bukaan vertikal yang terletak pada level undercut 5. Penelitian hanya dilakukan pada shift pagi
hingga level exhaust ataupun truck haulage. Muck
raise diperuntukan sebagai tempat agar material 1.5. Manfaat Penelitian
dapat terdistribusikan secara optimal. Penggunaan Manfaat dari penelitian yang dilakukan:
muck raise yang memotong level dapat 1. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan
mempercepat proses pemindahan material dari manfaat bagi PT. Freeport Indonesia sebagai
lokasi heading hingga nantinya ke lokasi bahan pertimbangan dalam melakukan
peremukan pada level truck haulage. optimasi terhadap kebutuhan muck raise
beserta jarak heading-muck raise pada level
Siklus pembukaan heading di level undercut undercut dengan desain w-undercut
terdapat proses pengangkutan material dengan 2. Dapat menjadi referensi bagi yang hendak
menggunakan LHD. Alat angkut LHD dipilih melakukan penelitian mengenai tahap
karena dimensi jalan pada level undercut yang development pada tambang bawah tanah.
tidak dapat diakses oleh underground truck, dan
mempertimbangkan traffic density jalan angkut. 2. TINJAUAN UMUM
Dengan kondisi tersebut, penerapan desain w- 2.1. Sejarah Perusahaan
undercut yang baru akan digunakan pada area west
membutuhkan analisa jarak efektif antara heading Freeport Indonesia Incorporeted (FII) sebagai anak
dengan muck raise sehingga dapat memenuhi target perusahaan Freeport Mc.Moran yang didirikan
dan kemajuan development yang diharapkan. untuk tujuan penambangan bijih tembaga di
Indonesia tersebut mulai mengoperasikan
Pada bagian dasar muck raise, yaitu pada level pertambangan berdasarkan Kontrak Karya
exhaust ataupun truck haulage terjadi proses Generasi I yang ditandatangani pada tanggal 7
penarikan material yang akan ditumpahkan pada April 1967. Selama 5 tahun, Freeport Indonesia
crusher 503 di level truck haulage. Proses (FI) melakukan kegiatan eksplorasi rinci, studi
penarikan ini dilakukan oleh LHD dan juga kelayakan (Feasibility Study) dan persiapan
underground truck agar muck raise yang telah terisi (Development) sehingga baru pada awal tahun
material tidak mengalami kepenuhan. Oleh karena 1973 kegiatan penambangan baru dimulai.
itu, penentuan jumlah alat yang bekerja di dasar
muck raise perlu dianalisa agar material dapat 2.2. Lokasi dan Kesampaian Daerah
terdistribusi dengan lancar. PT. Freeport Indonesia secara administratif terletak
di Pegunungan Jayawijaya pada jajaran
1.2. Rumusan Masalah pegunungan Sudirman, Kecamatan Mimika Timur,
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat Kabupaten Mimika, Propinsi Papua dan secara
dirumuskan masalah: jarak efektif antara heading geografis terletak pada 04°06’ - 04°12’ LS dan
dengan muck raise dan bagaimana keperluan alat 137°06 - 137°12’ BT. Berdasarkan kondisi
berat pada dasar muck raise. topografinya daerah PT. Freeport Indonesia terbagi
menjadi dua daerah yaitu dataran rendah (Lowland)
1.3. Tujuan Penelitian dan dataran tinggi (Highland), dengan ketinggian
Tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah : relatif antara 2.000 – 4.200 mdpl (meter di atas
1. Menganalisis produktifitas proses permukaan laut).
pengangkutan di level undercut bagian west
2. Menganalisis jarak heading terhadap muck Untuk mencapai area penambangan dari Ibukota
raise yang efektif di level undercut bagian west. Kabupaten Mimika dapat melewati jalur darat dan
3. Menentukan kebutuhan alat terhadap muck jalur udara. Jalur darat dapat ditempuh ± 2 jam
raise level undercut bagian west perjalanan, jika melalui jalur udara mengunakan
helikopter ± 15 menit. Untuk sampai ke lokasi
1.4. Batasan Masalah penelitian yaitu tambang bawah tanah Deep Mill

2
Level Zone (DMLZ) dapat menggunakan (Undercutting) dengan pemboran dan peledakan,
kendaraan kecil dan bus dari kota tembagapura kemudian akibat pengaruh gaya gravitasi, maka
dengan menempuh perjalanan ± 45 menit dan akses kekuatan dari masa batuan dan kekuatan dari
masuk ke lokasi tambang yaitu melalui terowongan bidang ketidak menerusan pada masa batuan itu
Ali Budiardjo (AB Tunnel). menyebabkan blok batuan itu akan ambruk.

2.3. Fisiografi dan Keadaan Geologi Umum PT. Dalam metode block caving dibangun beberapa
Freeport Indonesia area di ketinggian berbeda demi menunjang proses
Topografi pada daerah Kontrak Karya PT. Freeport pertambangan yang terjadi. Level- level yang
Indonesia sangat bervariasi mulai daerah pantai dan terdapat di tambang bawah tanah DMLZ meliputi
rawa hingga daerah gunung dengan ketinggian level undercut (2600), level extraction (2590),
4.200 mdpl. Daerah penambangan merupakan level intake (2565), level exhaust (2550)
daerah pegunungan Sudirman dengan ketinggian
antara 200 mdpl sampai 4.200 mdpl. 3. DASAR TEORI
3.1. Kegiatan Penggalian di Tambang Bawah
Tubuh bijih DMLZ (Deep Mill Level Zone) terletak
Tanah
diantara sabuk perlipatan papua dan terdiri dari
Bahan galian, yang terdapat di dalam batuan
Paleozic, Triasic Granite dan Metamorphic
dan terletak di bawah tanah, agar dapat
sebagian batuan dasarnya. Sebagian besar tambang
dimanfaatkan untuk kepentingan kehidupan
yang berproduksi pada PT. Freeport Indonesia
manusia, maka perlu dilakukan kegiatan
menambang dari Erstberg District. Termasuk
pembongkaran terhadapanya terlebih dahulu. Cara
Grasberg, DOZ (Deep Ore Zone), IOZ
pembongkaran yang akan dipilih tergantung pada
(Intermediet Ore Zone), ESZ (Erstberg Stockwork
ukuran lubang bukaan, karakteristik massa batuan
Zone), GBC (Grasberg Block Caving) serta DMLZ
(sifat fisik dan mekanis batuan, struktur geologi,
(Deep Mill Level Zone)
dsb), dan peralatan yang mampu disediakan. Siklus
pembongkaran dengan pengeboran dan peledakan
2.4. Mineralisasi DMLZ
(secara umum) adalah sebagai berikut:
Mineralisasi di tambang bawah tanah DMLZ
terbentuk sekitar 2,5 - 3,5 juta tahun yang lalu 1. Drilling
akibat asosiasi intrusi dari batuan beku. Endapan Kegiatan blast hole drilling merupakan
bijih ditambang bawah tanah DMLZ terdiri dari kegiatan pembuatan lubang bor pada face
Bornit (Cu4FeS5) sebagai mineral tembaga yang heading untuk selanjutnya lubang tersebut
dominan sebagian kecil mineral Calcophyirite akan diisi bahan peledak. Pada kegiatan ini
(CuFeS2) dan Calcosite (Cu2S). Evaluasi petrografi panjang lubang bor dan geometri pengeboran
menunjukkan bahwa emas utama terdapat akan berpengaruh terhadap hasil peledakan
bersamaan dengan mineral Diorit. heading tersebut..
2. Charging dan Blasting
2.5. Cadangan Bijih DMLZ Charging merupakan suatu rangkaian
Cadangan tembaga dan emas di PT. Feeport pada proses pembongkaran material dimana
Indonesia pada area penambangan di daerah pada proses ini dilakukan pengisian bahan
DMLZ sebesar 146.417.000 ton dengan kadar rata- peledak kedalam setiap lubang bor yang telah
rata Cu 1,22%, Au 0,95 gr/ton dan Ag 6,25 gr/ton ada. Selanjutnya setelah bahan peledak telah
dengan total seluruh cadangan yang akan terisi didalam setiap lubang bor dan telah
ditambang pada daerah lain adalah 2.769.102.000 terangkai maka akan dilakukan proses
ton kadar (grade) dan jumlah yang dapat blasting.
ditambang. 3. Clean up
Proses clean up merupakan proses yang
2.6. Metode Penambangan Tambang Bawah bertujuan agar area heading yang telah
Tanah DMLZ diledakkan bersih dari debu hasil peledakan
Tambang bawah tanah DMLZ terletak pada sehingga kegiatan selanjutnya dapat
ketinggian 2590 sampai 3126 mdpl, dan berada di terlaksana dengan aman.
bawah tambang bawah tanah Deep Ore Zone 4. Muck Handling
(DOZ). Bentuk dari cadangan bijih di tambang Kegiatan muck handling merupakan
bawah tanah DMLZ adalah suatu blok besar kegiatan yang bertujuan untuk mengangkut
dengan sebaran mineral berharga yang tersebar. material hasil peledakan.
Maka dari itu, metode penambangan yang 5. Scaling
digunakan adalah metode block caving. Proses scaling merupakan proses yang
dilakukan untuk membersihkan batuan-batuan
Metode ambrukan (Block Caving) adalah suatu yang menggantung baik di dinding maupun
metode penambangan bawah tanah dimana badan atap terowongan. Kegaitan ini dilakukan agar
bijih diambil dengan cara pemotongan dari bawah batuan menggantung tersebut tidak

3
membahayakan pada kegiatan selanjutnya dan Ta3 : Waktu mengangkut muatan, menit
juga untuk mempermudah proses ground Ta4 : Waktu mengambil posisi untuk penumpahan,
support. menit
6. Ground Support Ta5 : Waktu muatan ditumpahkan, menit
Pada proses ground support kegiatan yang Ta6 : Waktu kembai kosong, menit
dilakukan berupa pemasangan penyangga 3.4. Availability Alat
pada dinding, atap dan juga face terowongan. Faktor ketersediaan alat merupakan faktor
Hal ini guna tidak terjadinya keruntuhan pada yang dapat digunakan dalam merancang dan juga
terowongan tersebut. melihat kondisi kerja suatu alat.
7. Survey 1. Physical Availability
Survey merupakan kegiatan yang Merupakan catatan mengenai keadaan fisik dari
bertujuan untuk mengetahui lokasi terbaru alat yang sedang dipergunakan, persamaannya
dari kemajuan pembuatan terowongan. Pada adalah :
kegiatan ini juga dilakukan penentuan 𝑊+𝑆
beberapa titik pada heading yang akan PA = 𝑥 100%
𝑊+𝑅+𝑆
dilakukan pembongkaran selanjutnya. dimana :
3.2. Siklus Produksi W = jumlah jam alat kerja
Untuk memperoleh produksi (output) tertentu harus S = jumlah jam alat stand by
diperhatikan siklus produksi. Pada Pemindahan R = jumlah jam alat rusak
tanah mekanis siklus produksi dapat meliputi: 2. Used of Availability
a. Pemuatan (loading) Menunjukkan berapa persen waktu yang
b. Pengangkutan (hauling) dipergunakan oleh suatu alat untuk beroperasi pada
c. Penimbunan (dumping) saat alat tersebut dapat dipergunakan (available).
d. Kembali (return) Persamaannya adalah :
e. Menempatkan diri (spotting) W
U. A = 𝑥 100%
namun harus dibuat dengan sudut bentukan W+S
tertentu agar bisa memperlancar aliran air. dimana :
3.3. Waktu Edar (Cycle Time) W = jumlah jam alat kerja
Setiap alat berat yang bekerja akan mempunyai S = jumlah jam alat stand by
kemampuan memindah material tiap siklus. Siklus 3. Effective Utilization
kerja adalah proses gerakan suatu alat dari gerakan Cara menunjukkan berapa persen seluruh waktu
mulanya sampai kembali lagi pada gerakan mula kerja yang dapat dimanfaatkan untuk kerja
tersebut. produktif.
W
1. Waktu Edar Alat Muat EU = 𝑥 100%
W+ R+S
Merupakan total waktu pada alat muat, yang
dimana,
dimulai dari pengisisan bucket sampai
EU = effective untilization
menumpahkan muatan ke dalam alat angkut dan W+R+S = seluruh jam kerja dimana alat
kembali kosong. Rumusan untuk menghitung dijadwalkan untuk dioperasikan
waktu edar: (Hustrulid dkk, 2013)
3.5. Bucket Factor
CTm =Tm1+Tm2+Tm3+Tm4+Tm5
Faktor untuk satu bucket pada proses pengangkutan
Keterangan :
mempengaruhi nilai produktivitas alat muat
Ctm : Total waktu edar alat muat, detik
maupun alat angkut. Berdasarkan faktor-faktor
Tm1 : Waktu untuk mengambil muatan, detik tersebut maka didapatkan nilai untuk satu bucket
Tm2 : Waktu pergi bermuatan, detik
tersebut. Faktor-faktor dalam menentukan nilai
Tm3 : Waktu untuk menumpahkan muatan, detik
suatu bucket meliputi sebagai berikut:
Tm4 : Waktu kembali tidak bermuatan, detik
1. Kapasitas Bucket (m3)
Tm4 : Waktu menempatkan diri sebelum
Kapasitas bucket merupakan volume bucket (m3)
mengambil muatan, detik
yang tertera dalam spesifikasi alat.
2. Waktu Edar Alat Angkut 2. Bucket Fill Factor (%)
Waktu edar alat angkut pada umumnya terdiri dari
Faktor pengisian bucket merupakan nilai yang
waktu mengatur posisi unutk dimuati, waktu diisi
didapat dari perbandingan antara volume material
muatan, waktu menngangkut muatan, waktu
yang berada dalam bucket dengan kapasitas bucket
dumping dan waktu kembali kosong. rumusan
alat tersebut.
untuk menghitung waktu edar alat angkut sbb:
3. Swell Factor
(Burt, 2018) Material yang terdapat dialam akan mengalami
Cta = Ta1 + Ta2 + Ta3 + Ta4 + Ta5 + Ta6
perbedaan ketika material tersebut telah
Keterangan :
terpisahkan.
Cta : Waktu edar alat angkut, menit
1. Rumus SF berdasarkan volume:
Ta1 : Waktu mengambil posisi siap dimuati, menit 𝐵𝑎𝑛𝑘 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒
Ta2 : Waktu diisi muatan, menit 𝑆𝐹 =
𝐿𝑜𝑜𝑠𝑒 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒

4
2. Rumus SF berdasarkan densitas: Produksi merupakan jumlah produksi atau hasil
𝐿𝑜𝑜𝑠𝑒 𝑤𝑒𝑖𝑔ℎ𝑡 kerja terbaik yang dapat dicapai suatu kombinasi
𝑆𝐹 =
𝑊𝑒𝑖𝑔ℎ𝑡 𝑖𝑛 𝑏𝑎𝑛𝑘 kerja alat selama waktu operasi tersedia dengan
4. Densitas persatuan waktu (ton/tahun, ton/bulan dan
Massa jenis atau densitas atau rapatan ton/hari).
adalah pengukuran massa setiap satuan volume Rumus Produksi :
benda. Nilai densitas ini bergantung terhadap jenis 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 = 𝑆𝑐ℎ𝑒𝑑𝑢𝑙𝑒 𝐻𝑜𝑢𝑟𝑠 × 𝑃𝐴 ×
batuan yang dibongkar. 𝑈𝐴xProduktivitas
Berdasarkan faktor-faktor diatas maka didapatkan dimana :
nilai suatu bucket sebagai berikut: Schedule hours = waktu alat bekerja
Bucket factor = Cam x F x 𝑆𝐹 x densitas PA = physical Availability
dimana, UA = use of Availability
Cam : kapasitas bucket, m3
F :bucket fill factor (faktor pengisian 3.4. Regresi Non-linier
bucket), % Analisis regresi untuk mengetahui variabel
𝑆𝐹 : swell factor dependen/kriteria yang dapat diprediksikan melalui
variabel independen atau variabel prediktor, secara
3.6. Produktivitas Alat Mekanis individual. Regresi linear exponensial
Faktor–faktor yang mempengaruhi produktivitas menggunakan rumus sebagai berikut :
alat muat dan alat angkut adalah waktu edar alat Y= aebx
muat dan alat angkut, ukuran bucket alat muat dan dimana :
ukuran bak alat angkut, bucket fill factor, efisiensi x = variabel response atau variabel akibat
kerja dan swell factor. Rumusan produksi adalah (dependent).
sebagai berikut: (Rochmanhadi, 1982) y = variabel predictor atau variabel faktor
1. Produktivitas Alat Muat penyebab (independent).
Rumus yang umum dipakai untuk perhitungan a = konstanta.
produktivitas Load Haul Dump (LHD) dengan b = koefisien regresi (kemiringan), besaran respon
kondisi penggunaan satu alat adalah: yang ditimbulkan oleh predictor.
60
Ptm (ton/jam) = x Bucket factor x EU 4. HASIL PENELITIAN
CTm
Bucket factor = Cam x F x SF x density 4.1. Proses Pengangkutan Material Heading-
Keterangan : Muck Raise
Ptm : kemampuan produksi alat muat, ton/jam Pengambilan data LHD R1700G merupakan proses
Ctm : waktu edar alat muat, menit pengangkutan material hasil pembongkaran
Cam : kapasitas bucket, m3 pembukaan heading drill drift yang terdapat pada
F : bucket fill factor (faktor pengisian area east di level undercut untuk diangkut ke muck
bucket), % raise. Muck raise pada level undercut memiliki dua
𝑆𝐹 : swell factor metode handling yaitu single dan double handling
EU : effective utilization LHD muck raise.
2. Produktivitas Alat Angkut 1. Double handling muck raise:
Rumus yang umum dipakai untuk perhitungan Proses pengangkutan material hasil pembongkaran
produktivitas Dump Truck adalah : heading pada drill drift didistribusikan
Perhitungan untuk produktivitas alat angkut : menggunakan LHD R1700G diangkut ke top muck
60 raise yang dinamakan waste pass pada level
Pta = n x x Ca x SFx EU
CTm undercut. Material tersebut lalu turun
Bucket factor = Cam x F x 𝑆𝐹 x density terdistribusikan hingga ke level extraction, dimana
Keterangan : pada level extraction material tersebut ditarik dan
Pta : kemampuan produksi alat angkut, didistribusikan ke top waste pass yang berjarak
ton/jam 67m dari lokasi penarikan. Material tersebut lalu
n : jumlah alat angkut (unit) turun hingga ke level truck haulage, dan pada
Cta : waktu edar alat angkut, menit bottom waste pass tersebut material ditarik
Ca : kapasitas bak alat angkut, m3 menggunakan LHD R1700G dan ditumpahkan ke
: N x Cam x F AD 30 yang mengangkut material tersebut hingga
N : jumlah pengisian bucket alat muat untuk ke CR503 pada level truck haulage.
penuhi bak 2. Single handling muck raise:
Cam : kapasitas bucket, m3 Proses pengangkutan material hasil pembongkaran
F : bucket fill factor (faktor pengisian heading pada drill drift didistribusikan
bucket), % menggunakan LHD R1700G diangkut ke top muck
EU : effective utilization truck raise pada level undercut. top Material tersebut lalu
𝑆𝐹 : swell factor turun terdistribusikan hingga ke level exhaust dan
pada bottom muck raise. Material selanjutnya
3.3. Perhitungan Produksi

5
ditarik menggunakan LHD R1700G lalu Produktivitas minimum satu unit LHD dalam
ditumpahkan ke AD 55. Pada proses selanjutnya proses pengangkutan material dari heading ke
AD 55 mengangkut material tersebut hingga ke muck raise merupakan nilai yang harus dicapai
CR503 pada level truck haulage. agar target development untuk area west undercut
4.2. Cycle Time secara keseluruhan dapat tercapai.
4.2.1. Double Handling Muck Raise Target development selama satu bulan dengan nilai
Pengambilan data Cycle Time LHD R1700G tertinggi yaitu pada tahun 2019 dengan total
untuk muck raise yang menggunakan metode 12.421,07 ton. Sehingga untuk nilai produktivitas
double handling dilakukan pada level undercut area minimum menjadi sebesar 34,07 ton/jam.
east (top waste pass), extraction (middle 3. Perhitungan Jarak Efektif Muck Raise terhadap
wastepass), dan truck haulage (bottom muck raise), Heading
dimana pada level truck haulage juga diperlukan Dengan diketahuinya nilai produksi minimum yang
pengambilan data untuk cycle time alat angkut dibutuhkan yakni sebesar 34,07 ton/jam
berupa AD 30. berdasarkan persamaan regresi y= 867,04e-0,007x
4.2.2. Single handling muck raise: dimana x merupakan nilai produktivitas minimum
Pengambilan data Cycle Time LHD R1700G dan y sebagai jarak, maka jarak efektif untuk
untuk muck raise yang menggunakan metode keberadaan sebuah muck raise terhadap heading
single handling dilakukan pada level undercut area yaitu sejauh 683,17m.
east (top muck raise) dan exhaust (bottom muck 4.5. Perhitungan Kebutuhan Alat
raise), dimana pada level exhaust juga diperlukan Setelah mendapatkan jarak efektif antara heading
pengambilan data untuk cycle time alat angkut terhadap muck raise dapat dianalisis juga mengenai
berupa AD 55. jumlah alat yang dibutuhkan pada bottom muck
4.3 Produktivitas raise area west undercut dalam 1 shift. Perhitungan
4.3.1. Double Handling Muck Raise jumlah kebutuhan alat meliputi muck raise yang
Produktivitas pengangkutan pada sistem double terletak di bagian west level undercut dimana
handling muck raise meliputi produktivitas alat bottom muck raise terletak di level exhaust.
LHD R1700G mengangkut material dari heading 1. Bottom Muck Raise DD27 SVD di Level
yang terletak di level undercut ke top muck raise Exhaust (2550/L)
yang terletak di level undercut. Sedangkan pada Pada bottom muck raise ini jarak antara bottom
area bottom muck raise yang terletak di level truck muck raise terhadap CR-503 sejauh 1.435,3m dan
haulage, material akan diangkut oleh AD 30 dan 1.182,3m terhadap CR-504. Jarak tersebut
ditumpahkan di CR-503 yang terletak di level truck memiliki pengaruh sehingga dapat diperhitungkan
haulage. bahwa cycle time AD55 dalam mengangkut
4.3.2. Single Handling Muck Raise material akan selama 47,37 menit ke CR-503 dan
Produktivitas pengangkutan pada sistem single 39,02 menit ke CR-504. Dengan cycle time tersebut
handling muck raise meliputi penggunaan alat maka produktivitasnya akan sebesar 36,39 ton/jam
berat berupa LHD pada top muck raise dan bottom ke CR-503 dan 44,18 ton/jam ke CR-504.
muck raise, serta AD 55 pada bottom muck raise. Berdasarkan nilai produktivitas tersebut maka
Untuk mendaapatkan nilai produktivitas dibutuhkan waktu 7 jam dalam satu shift untuk
dibutuhkan beberapa parameter yang harus mengankut ¾ dari total material yang terdapat di
diketahui terlebih dahulu, yaitu cycle time, effective dalam muck raise ke CR-503 dan 6 jam dalam satu
utilization (EU) LHD R1700G, dan bucket factor. shift untuk ke CR-504. Jumlah material yang hanya
4.4. Jarak Efektif Muck Raise di Level Undercut ¾ dari total yang terdapat di dalam muck raise
Bagian West merupakan asumsi dikarenakan SOP yang berlaku
Area west undercut di DMLZ masih dalam tahapan bahwa suatu muck raise tidak boleh berada dalam
development. Pada area ini nantinya akan terdapat kondisi kosong. Dengan waktu penarikan tersebut
drill drift dengan dimensi yang sama dan juga maka dalam satu shift cukup membutuhkan 1unit
dengan kondisi yang sama dengan area east AD55 umtuk proses penarikan material.
undercut 2. Bottom Muck Raise DD24 NVD di Level
1. Pengaruh Jarak terhadap Produktivitas Exhaust (2550/L)
Dari tabel hasil pengukuran produktivitas LHD Pada bottom muck raise ini jarak antara bottom
maka didapatkan regresi non-linear antara muck raise terhadap CR-503 sejauh 887,2m dan
produktivitas (ton/jam) dengan jarak (meter). Jika 947,9m terhadap CR-504. Jarak tersebut memiliki
produktivitas merupakan variabel x dan jarak pengaruh sehingga dapat diperhitungkan bahwa
merupakan variable y, maka hubungan keduanya cycle time AD55 dalam mengangkut material akan
dapat di modelkan exponensial yaitu : selama 29,28 menit ke CR-503 dan 31,29 menit ke
Koefisien y= 867,04e-0,007x CR-504. Dengan cycle time tersebut maka
R2 = 0,9848 produktivitasnya akan sebesar 58,88 ton/jam ke
= 98,48% CR-503 dan 55,10 ton/jam ke CR-504.
2. Produktivitas Minimum Berdasarkan nilai produktivitas tersebut maka

6
dibutuhkan waktu 4 jam dalam satu shift untuk perhitungan pada area east di level undercut
mengankut ¾ dari total material yang terdapat di tersebut akan digunakan pada area west yang belum
dalam muck raise ke CR-503 dan 4 jam dalam satu mulai beroperasi. Penggunaan data dan juga hasil
shift untuk ke CR-504. Jumlah material yang hanya perhitungannya pada area east dapat dijadikan
¾ dari total yang terdapat di dalam muck raise sebagai acuan untuk mengetahui besar nilai
merupakan asumsi dikarenakan SOP yang berlaku produktivitas alat pada bagian west dikarenakan
bahwa suatu muck raise tidak boleh berada dalam alat yang nantinya beroperasi pada bagian west
kondisi kosong. Dengan waktu penarikan tersebut merupakan alat dengan spesifikasi yang sama
maka dalam satu shift cukup membutuhkan 1 unit dengan alat yang beroperasi pada bagian east.
AD55 umtuk proses penarikan material. Penggunaan alat yang sama ini dapat berpengaruh
3. Bottom Muck Raise West SVD di Level Exhaust terhadap besarnya nilai cycle time, bucket factor,
(2550/L) dan effective utilization. Selain itu kondisi area
Pada bottom muck raise ini jarak antara bottom kerja pada level east dan west terdapat di level
muck raise terhadap CR-503 sejauh 1.445,76m dan yang sama, yaitu pada level undercut, sehingga
1.192,9m terhadap CR-504. Jarak tersebut faktor- faktor yang dapat mempengaruhi besar
memiliki pengaruh sehingga dapat diperhitungkan cycle time seperti kondisi batuan untuk lama waktu
bahwa cycle time AD55 dalam mengangkut pengambilan dan penumpahan material, kondisi
material akan selama 47,72 menit ke CR-503 dan jalan terhadap waktu perjalan ketika membawa
39,37 menit ke CR-504. Dengan cycle time tersebut material dan kembali setelah penumpahan pada
maka produktivitasnya akan sebesar 36,13 ton/jam bagian east dapat digunakan untuk bagian west.
ke CR-503 dan 43,78 ton/jam ke CR-504. Pada bagian east juga nilai produktivitas
Berdasarkan nilai produktivitas tersebut maka menggunakan nilai effective utilization sebesar satu
dibutuhkan waktu 7 jam dalam satu shift untuk yang disebabkan standar operasional prosedur
mengankut ¾ dari total material yang terdapat di (SOP) yang berlaku bahwa proses pengangkutan
dalam muck raise ke CR-503 dan 6 jam dalam satu material dalam heading tidak diperbolehkan adanya
shift untuk ke CR-504. Jumlah material yang hanya aktivitas lain yang dapat mengganggu, sehingga
¾ dari total yang terdapat di dalam muck raise dibagian west pun nantinya akan menggunakan
merupakan asumsi dikarenakan SOP yang berlaku SOP yang sama.
bahwa suatu muck raise tidak boleh berada dalam Perencanaan kebutuhan alat gali muat dan alat
kondisi kosong. Dengan waktu penarikan tersebut angkut dilakukan pada pit Wrangler untuk 21 bulan
maka dalam satu shift cukup membutuhkan 1 unit dimana rencana kebutuhan disesuaikan dengan
AD55 umtuk proses penarikan material. target produksi perbulan dan dibuat penjadwalan
4. Bottom Muck Raise West NVD di Level alat untuk masing – masing material yang
Exhaust (2550/L) ditangani.
Pada bottom muck raise ini jarak antara bottom 5.2. Analisis Jarak Efektif Heading terhadap Muck
muck raise terhadap CR-503 sejauh 2.016,6m dan Raise Area West di Level Undercut
1.763,3m terhadap CR-504. Jarak tersebut Hasil perhitungan dengan nilai fungsi tersebut
memiliki pengaruh sehingga dapat diperhitungkan menyatakan bahwa jarak efektif antara heading
bahwa cycle time AD55 dalam mengangkut terhadap muck raise sejauh 683,17 m.
material akan selama 66,56 menit ke CR-503 dan Berdasarkan rancangan yang ada, jumlah muck
58,2 menit ke CR-504. Dengan cycle time tersebut raise yang tersedia nantinya belum
maka produktivitasnya akan sebesar 25,9 ton/jam memperhitungkan jarak yang efektif terhadap
ke CR-503 dan 29,62 ton/jam ke CR-504. heading. Akan tetapi letak muck raise yang berada
Berdasarkan nilai produktivitas tersebut maka di area north vein drift dan south vein drift dapat
dibutuhkan waktu 9 jam dalam satu shift untuk digunakan untuk mengetahui simulasi proses
mengankut ¾ dari total material yang terdapat di pengangkutan material.
dalam muck raise ke CR-503 dan 8 jam dalam satu 2. Top Muck Raise DD27 SVD di Level Undercut
shift untuk ke CR-504. Jumlah material yang hanya (2600/L)
¾ dari total yang terdapat di dalam muck raise Pada gambar 5.2 dapat dilihat bahwa berdasarkan
merupakan asumsi dikarenakan SOP yang berlaku rancangan yang ada, jarak antara beberapa heading
bahwa suatu muck raise tidak boleh berada dalam terhadap muck raise dengan simulasi jarak
kondisi kosong. Dengan waktu penarikan tersebut 683,17m masih dapat untuk memenuhi kebutuhan
maka dalam satu shift membutuhkan setidaknya 2 untuk proses development berjalan lancar. Hal
unit AD55 umtuk proses penarikan material. tersebut dapat dilihat pada gambar level undercut
5. PEMBAHASAN dengan garis berwarna hijau sebagai drill drift
5.1 Produktivitas Proses Pengangkutan di Level sedangkan garis berwarna biru sebagai simulasi
Undercut Bagian West
Dari hasil pengukuran cycle time, bucket factor,
effective utilization dapat dihitung produktivitas
alat berat yang bekerja yaitu LHD R1700G. Hasil

7
jarak antara heading dengan muck raise.

Gambar 5.4 Simulasi Jarak Efektif Heading


Gambar 5.2 Simulasi Jarak Efektif Heading terhadap Top Muck Raise West SVD
terhadap Top Muck Raise DD27 SVD 4. Top Muck Raise West NVD di Level Undercut
2. Top Muck Raise DD24 NVD di Level Undercut (2600/L)
(2600/L) Pada gambar 5.4 dapat dilihat berdasarkan
Pada gambar 5.3 dapat dilihat berdasarkan rancangan yang ada bahwa jarak antara beberapa
rancangan yang ada bahwa jarak antara beberapa heading terhadap muck raise masih di dalam
heading terhadap muck raise masih di dalam rekomendasi jarak efektif. Hal tersebut dapat
rekomendasi jarak efektif. Hal tersebut dapat dilihat pada gambar level undercut dengan garis
dilihat pada gambar level undercut dengan garis berwarna hijau sebagai drill drift sedangkan garis
berwarna hijau sebagai drill drift sedangkan garis berwarna kuning sebagai simulasi jarak antara
berwarna magenta sebagai simulasi jarak antara heading dengan muck raise. Berdasarkan gambar
heading dengan muck raise. tersebut juga dapat dilihat bahwa muck raise ini
dirancang untuk memenuhi kebutuhan area west
ketika muck raise pada NVD DD24 sudah terlalu
jauh terhadap heading.

Gambar 5.3 Simulasi Jarak Efektif Heading


terhadap Top Muck Raise DD24 NVD
3. Top Muck Raise West SVD di Level Undercut
Gambar 5.5 Simulasi Jarak Efektif Heading
(2600/L)
terhadap Top Muck Raise West NVD
Pada gambar tersebut dapat dilihat berdasarkan
5.3. Kebutuhan Alat pada Bottom Muck Raise Area
rancangan yang ada bahwa jarak antara beberapa
West Undercut di Level Exhaust
heading terhadap muck raise masih di dalam
Berdasarkan perhitungan yang dilakukan pada
rekomendasi jarak efektif. Hal tersebut dapat
penelitian ini didapatkan rekomendasi jumlah alat
dilihat pada gambar level undercut dengan garis
yang beroperasi sesuai dengan lokasi bottom muck
berwarna hijau sebagai drill drift sedangkan garis
raise itu sendiri. Rekomendasi ini guna
berwarna merah sebagai simulasi jarak antara
menghindari kondisi muck raise penuh karena
heading dengan muck raise. Berdasarkan gambar
apabila muck raise penuh maka proses development
diatas juga bahwa masih terdapat heading dengan
pada level undercut akan terhambat. Jumlah
jarak yang diluar garis tersebut yang berarti bahwa
kebutuhan alat dengan kondisi menggunakan 1unit
proses pengangkutan material dari heading tersebut
alat muat berupa LHD R1700G. Berdasarkan alat
tidak dibawa ke muck raise west SVD.
tersebut maka jumlah kebutuhan alat angkut untuk
setiap muck raise akan berbeda sesuai dengan jarak
lokasi pengambilan material ke lokasi penumpahan
material.
Pada level truck haulage itu sendiri dikarenakan
akan terdapat dua crusher, yaitu CR-503 dan CR-
504 maka kebutuhan alat untuk setiap shift pada

8
kedua lokasi penumpahan tersebut perlu 7 jam maka selama satu shift yang memiliki
diperhitungkan. waktu kerja efektif selama 7 jam, maka untuk
Jumlah material yang masuk untuk setiap muck satu shift tersebut 1unit AD 55 sudah cukup
raise berdasarkan dari target development pada untuk menarik material tersebut. Akan tetapi
level undercut yaitu 12.421 ton selama satu bulan. jumlah AD 55 ini apabila ditambahkan maka
Berdasarkan target tersebut maka didapatkan nilai dapat mempersingkat waktu penarikan material
produktivitas material yang masuk kedalam muck dalam satu shift.
raise sebesar 324,73 ton/shift. d. Bottom Muck Raise West NVD di Level
1. CR 503 Exhaust (2550/L)
a. Bottom Muck Raise DD27 SVD di Level Jarak muck raise terhadap CR-503 sejauh
Exhaust (2550/L) 2.016,6 m. Dengan jarak tersebut maka
Muck raise ini memiliki jarak 1.435,3 m didapatkan nilai cycle time sebesar 66,56 menit.
terhadap CR-503. Jarak tersebut memiliki Dengan telah diketahuinya nilai cycle time dan
pengaruh terhadap nilai produktivitas AD 55 juga nilai EU maka akan didapatkan nilai
dalam mengangkut material. Berdasarkan jarak prediksi produktivitas AD 55 untuk bottom
bottom muck raise terhadap CR-503 maka muck raise bagian west sebesar 25,9 ton/jam.
didapatkan nilai cycle time sebesar 47,37 menit. Berdasarkan jumlah material yang akan ditarik
Jumlah material yang akan ditarik setelah dibandingkan dengan produktivitas AD 55
dibandingkan dengan produktivitas AD 55 maka dapat diperoleh lama waktu penarikan
maka diperoleh lama waktu penarikan material material tersebut dalam satu shift yaitu 9 jam.
tersebut dalam satu shift yaitu 7 jam. Dengan Dengan waktu kerja penarikan material selama
waktu kerja penarikan material selama 7 jam 9 jam dan selama satu shift yang memiliki
dan satu shift yang memiliki waktu kerja efektif waktu kerja efektif selama 7 jam, maka untuk
selama 7 jam, maka untuk satu shift tersebut satu shift tersebut dibutuhkan 2unit AD 55
1unit AD 55 sudah cukup untuk menarik untuk menarik material tersebut. Jumlah AD 55
material tersebut. Jumlah AD 55 ini apabila ini apabila ditambahkan maka akan
ditambahkan maka akan mempersingkat waktu mempersingkat waktu penarikan material dalam
penarikan material dalam satu shift dikarenakan satu shift dikarenakan produktivitasnya
produktivitasnya bertambah. bertambah.
b. Bottom Muck Raise DD24 NVD di Level 2. CR 504
Exhaust (2550/L) a. Bottom Muck Raise DD27 SVD di Level
Jarak muck raise sejauh 887,2 m terhadap CR- Exhaust (2550/L)
503. Dengan kondisi yang sama seperti pada Muck raise ini memiliki jarak 1.182,3 m
muck raise DD 27 maka didapatkan nilai cycle terhadap CR-504. Jarak tersebut memiliki
time sebesar 29,28 menit dan nilai prediksi pengaruh terhadap nilai produktivitas AD 55
produktivitas AD 55 untuk bottom muck raise dalam mengangkut material. Berdasarkan jarak
bagian west menjadi sebesar 58,88 ton/jam. bottom muck raise terhadap CR-504 maka
Berdasarkan jumlah material yang akan ditarik didapatkan nilai cycle time sebesar 39,02 menit
dibandingkan dengan produktivitas AD 55 dan nilai prediksi produktivitas AD 55 untuk
maka dapat diperoleh lama waktu penarikan bottom muck raise bagian west sebesar 44,18
material tersebut dalam satu shift yaitu 4 jam. ton/jam.
Dengan waktu kerja penarikan material selama Berdasarkan jumlah material yang akan ditarik
4 jam maka selama satu shift yang memiliki dibandingkan dengan produktivitas AD 55
waktu kerja efektif selama 7 jam, maka untuk maka dapat diperoleh lama waktu penarikan
satu shift tersebut 1unit AD 55 sudah cukup material tersebut dalam satu shift yaitu 7 jam.
untuk menarik material tersebut. Dengan waktu kerja penarikan material selama
c. Bottom Muck Raise West SVD di Level Exhaust 7 jam maka selama satu shift yang memiliki
(2550/L) waktu kerja efektif selama 7 jam, maka untuk
Muck raise ini berjarak 1.445,7 m terhadap CR- satu shift tersebut 1unit AD 55 sudah cukup
503. Jarak tersebut memiliki pengaruh terhadap untuk menarik material tersebut. Jumlah AD 55
nilai cycle time dan produktivitas AD 55 dalam ini apabila ditambahkan maka akan
mengangkut material. Besar nilai cycle time mempersingkat waktu penarikan material dalam
yaitu 47,72 menit dan dengan nilai prediksi satu shift.
produktivitas AD 55 untuk bottom muck raise b. Bottom Muck Raise DD24 NVD di Level
bagian west sebesar 36,13 ton/jam. Exhaust (2550/L)
Berdasarkan jumlah material yang akan ditarik Jarak antara muck raise terhadap CR-504 sejauh
dibandingkan dengan produktivitas AD 55 947,9 m. Dengan kondisi yang sama dan bahwa
maka dapat diperoleh lama waktu penarikan jarak memiliki pengaruh terhadap besarnya
material tersebut dalam satu shift yaitu 7 jam. produktivitas maka didapatkan nilai cycle time
Dengan waktu kerja penarikan material selama sebesar 31,29 menit sehingga nilai prediksi

9
produktivitas AD 55 untuk bottom muck raise dan 5 heading lainnya meskipun tidak
bagian west sebesar 55,1 ton/jam. sampai batas breakthrough.
Berdasarkan jumlah material yang akan ditarik b. Top Muck Raise DD24 NVD di Level
dibandingkan dengan produktivitas AD 55 Undercut (2600/L)
maka dapat diperoleh lama waktu penarikan Muck raise ini dapat menampung sejumlah
material tersebut dalam satu shift yaitu 4 jam. 6 kemajuan heading dengan arah kemajuan
Dengan waktu kerja penarikan material selama north to south hingga batas breakthrough
4 jam maka untuk satu shift tersebut 1unit AD dan 9 heading meskipun tidak hingga batas
55 sudah cukup untuk menarik material breakhtrough.
tersebut. c. Top Muck Raise West SVD di Level
c. Bottom Muck Raise West SVD di Level Exhaust Undercut (2600/L)
(2550/L) Muck raise ini sebagai tempat untuk
Muck raise ini memiliki jarak 1.192,9 m menampung material hasil kemajuan
terhadap CR-504, berdasarkan jarak bottom heading dengan arah kemajuan south to
muck raise terhadap CR-504 maka didapatkan north yang tidak effektif jika dibawa ke
nilai cycle time AD 55 sebesar 39,37 menit muck raise area south dikarenakan jarak
dengan nilai produktivitas untuk bottom muck antara lokasi heading dengan muck raise
raise bagian west sebesar 43,78 ton/jam. Jumlah lainnya lebih dari 683,17m.
material yang akan ditarik dibandingkan dengan d. Top Muck Raise West NVD di Level
produktivitas AD 55 maka dapat diperoleh lama Undercut (2600/L)
waktu penarikan material tersebut dalam satu Muck raise ini dibangun sebagai tempat
shift yaitu 6 jam. untuk menampung material hasil kemajuan
Dengan satu shift yang memiliki waktu kerja heading dengan arah kemajuan north to
efektif selama 7 jam, maka 1unit AD 55 sudah south yang tidak dibawa ke muck raise
mampu memenuhi kebutuhan untuk proses DD24 dikarenakan jarak antara lokasi
penarikan. Alat yang bekerja dapat heading dengan muck raise DD24 lebih dari
ditambahkan apabila ingin mempersingkat 683,17m sehingga tidak efektif. Muck raise
waktu proses penarikan material tersebut. ini juga sebagai tempat penumpahan
d. Bottom Muck Raise West NVD di Level material dari hasil kemajuan heading-
Exhaust (2550/L) heading yang tidak efektif jika ditumpahkan
Jarak muck raise sejauh 1.763,3 m terhadap di muck raise DD24.
CR-504. Dengan jarak tersebut didapatkan nilai 3. Kebutuhan alat bottom muck raise area
cycle time AD 55 sebesar 58,2 menit sehingga west undercut di level exhaust dalam satu
nilai produktivitas untuk bottom muck raise shift
bagian west sebesar 29,62 ton/jam. Berdasarkan a. Lokasi dumping CR 503:
jumlah material yang akan ditarik dibandingkan 1) Bottom Muck Raise DD27 SVD
dengan produktivitas AD 55 maka dapat di Level Exhaust (2550/L): 1 unit
diperoleh lama waktu penarikan material LHD dengan 1unit AD 55 yang
tersebut dalam satu shift yaitu 8 jam. Satu shift beroperasi selama 7 jam.
memiliki waktu kerja efektif selama 7 jam, oleh 2) Bottom Muck Raise DD24 NVD
karena waktu penarikan selama 8 jam maka di Level Exhaust (2550/L): 1 unit
dibutuhkan 2unit AD 55 agar material dapat LHD dengan 1unit AD 55 yang
ditarik dalam satu shift. beroperasi selama 4 jam.
3) Bottom Muck Raise West SVD di
6. KESIMPULAN DAN SARAN
Level Exhaust (2550/L): 1 unit
6.1. Kesimpulan
LHD dengan 1unit AD 55 yang
1. Nilai produktivitas proses pengangkutan pada
beroperasi selama 7 jam.
bagian west di level undercut berdasarkan target
4) Bottom Muck Raise West NVD di
development dan jam kerja yang telah
Level Exhaust (2550/L): 1 unit
direncanakan sebesar 34,06 ton/jam.
LHD dengan 1unit AD 55 yang
2. Analisis jarak efektif heading terhadap muck
beroperasi selama 9 jam sehingga
raise area west di level undercut
dibutuhkan 2unit AD 55.
Jarak efektif antara heading terhadap muck
b. Lokasi dumping CR 504:
raise pada area west di level undercut DMLZ
1) Bottom Muck Raise DD27 SVD
sejauh 683,17 m.
di Level Exhaust (2550/L): 1 unit
a. Top Muck Raise DD27 SVD di Level
LHD dengan 1unit AD 55 yang
Undercut (2600/L)
beroperasi selama 6 jam
Muck raise ini dapat menampung sejumlah
operasional.
13 kemajuan heading dengan arah kemajuan
2) Bottom Muck Raise DD24 NVD
south to north hingga batas breakthrough
di Level Exhaust (2550/L): 1 unit

10
LHD dengan 1unit AD 55 yang 1. Burt C.N, 2018, Equipment Selection for
beroperasi selama 4 jam. Mining Springer Nature: Switzerland.
3) Bottom Muck Raise West SVD di 2. Caterpillar, 2017, Handbook, CAT
Level Exhaust (2550/L): 1 unit 3. Hustrulid, W. & Kuchta, M, 2013, Open Pit
LHD dengan 1unit AD 55 yang Mine Planning and Design : Vol, 1-
beroperasi selama 6 jam. Fundamentals, Chapter 4, A.A Balkema:
4) Bottom Muck Raise West NVD di Netherland
Level Exhaust (2550/L): 1 unit 4. Indonesianto, Yanto. 2014. Pemindahan Tanah
LHD dengan 1unit AD 55 yang Mekanis. Penerbit: Jurusan Teknik
beroperasi selama 8 jam sehingga Pertambangan, Universitas Pembangunan
dibutuhkan 2unit AD 55. Nasional “Veteran” Yogyakarta.
5. Olivianita, Imeirda. 2017. Analisis Pengaruh
6.2. Saran Deviasi Pengeboran Terhadap Desain
1. Target development yang telah direncanakan Peledakan Drawbell Pada Tambang Bawah
untuk area west di level undercut DMLZ dapat Tanah DMLZ PT. Freeport Indonesia. Skripsi
terpenuhi apabila lokasi penempatan muck raise Program Sarjana Teknik Pertambangan,
berada kurang dari jarak efektif yang telah Fakultas Teknologi Mineral, Universitas
didapatkan pada penelitian ini. Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta.
2. Jumlah alat mempengaruhi besar nilai 6. PT. Freeport Indonesia. 2016. R1700H-R1600H
produktivitas dan jumlah jam kerja untuk setiap Bucket Factor (Dry -Wet Materia Class).
shift, sehingga untuk mengatasi kelebihan jam Tembagapura.
kerja pada satu shift maka diperlukan 7. R.Hariyanto, Priyo Widodo, Barlian
penambahan alat yang bekerja. Dwinagara, Singgih Saptono. 2017. Persiapan
. Pembukaan Tambang Bawah Tanah: Jurusan
DAFTAR PUSTAKA Teknik Pertambangan, Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta.

11

S-ar putea să vă placă și