Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
A. PENGKAJIAN
1. Biodata
Nama : Tn. T
Umur : 45 tahun
Jenis Kelamin : Laki - laki
Suku bangsa : Jawa, Indonesia
Status Perkawinan : Menikah
Agama : Kristen
Alamat : Perum Sumber Wuni Indah B-6 Rt.05 Rw. 05 Kalirejo
Pendidikan : S1
Pekerjaan : Pendeta
Diagnosis medis : Asma Bronkiale + Gastritis Akut
Penanggungjawab
Nama : Ny. M
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Hubungan dengan pasien : Istri
2. Keluhan Utama
Istri pasien mengatakan pasien sesak
3. Riwayat Penyakit Sekarang
Istri pasien mengatakan pasien sesak mulai hari jumat , sesak memberat pagi ini,
langsung dibawa ke IGD. Batuk sudah ± 4 hari. Batuk berdahak. Dahak berwarna putih
bening, agak kental. Keluhan lainnya yaitu mual mulai hari jumat. Mumtah 1 – 2x / hari.
Muntah berisi makanan . Hari ini muntah 1x di IGD, muntah makanan tadi pagi (wafer
dan biskuit).
Tn. T
6. Riwayat Alergi
Istri pasien mengatakan pasien mempunyai alergi dingin. Jika terlalu dingin, pasien akan
bersin – bersin terkadang sampai sesak
7. Data Psikososial
a. Konsep Diri
- Gambaran diri : Pasien menganggap penyakit ini adalah cobaan dari Tuhan
- Harga diri : Pasien bersyukur atas semua yang diberikan Tuhan, karena dapat
mencukupi kebutuhan keluarganya
- Identitas diri : pasien sehari – hari bekerja sebagai pendeta, jika tidak ada kegiatan
di gereja pasien merawat hewan peliharannya
- Peran diri : Pasien berperan sebagai seorang suami dan ayah dari dua orang
putra
- Ideal diri : pasien berharap cepaat sembuh sehingga dapat beraktivitas kembali
b. Hubungan sosial
- Hubungan sosial pasien dengan keluarga baik, terbukti anggota keluarga bergantian
untuk menjaga pasien
- Hubungan pasien dengan kerabat dan teman baik, terbukti banyak keluarga dan teman
yamg menjenguk
c. Spiritual
Selama sakit, pasien berdoa di tempat tidur
d. Kecemasan
Pasien tampak sedikit cemas, karena baru pertama kali rawat inap di rumah sakit
e. Kehilangan
- Denial :-
- Anger :-
- Bargaining :-
- Depression :-
- Acceptance : Pasien dapat menerima keadaanya saat ini dan berharap dapat
segera sembuh.
8. Pola Fungsi Kesehatan
a. Pola nutrisi dan Metabolik
Dirumah
Makan berapa kali sehari :3x sehari (habis)
Jumlah cairan yang masuk dalam sehari : ± 800 - 1000 cc/hari
Jenis makanan : nasi, sayur, lauk
Jenis minuman : air putih, teh
Makanan kesukaan :-
Masalah yg mempengaruhi masukan
makanan :-
Diit khusus, makanan pantang :-
Di rumah sakit
Makan berapa kali sehari :3x sehari ( hanya mampu menghabiskan
¼ porsi )
Jumlah cairan yang masuk dalam sehari : ± 1000-1200 cc/hari
Jenis makanan : nasi , sayur , lauk
Jenis minuman : air putih, teh
Makanan kesukaan :-
Masalah yg mempengaruhi masukan
makanan : mual
Diit khusus, makanan pantang :-
b. Pola Eliminasi
Dirumah
NO HAL BAB BAK
1 Frekuensi 1x / hari ± 4-5x / hari
2 Konsistensi Lembek cair
3 Jumlah Tidak terukur ± tidak terukur
4 Bau Bau khas feses Bau khas urine
5 Warna Kuning kecoklatan Kuning jernih
Di rumah sakit
NO HAL BAB BAK
1 Frekuensi Mulai pasien masuk ± 4-5x / hari ( Pasien
rumah sakit sampai BAK di tempat tidur
pengkajian, pasien belum memakai urinal )
BAB
2 Konsistensi - Cair
3 Jumlah - ± 800-900cc/ hari
4 Bau - Bau khas urine
5 Warna - Kuning jernih
c. Pola kebersihan diri
Di rumah
Mandi : 2x/ hari, dilakukan mandiri
Gosok gigi : 2x/ hari, dilakukan mandiri
Keramas : 2x seminggu, dilakukan mandiri
Gunting kuku : pasien menggunting kuku saat kukunya panjang saja,
dilakukan mandiri
Di rumah sakit
Mandi : selama di rumah sakit, pasien hanya diseka 2x hari , dibantu
oleh istri atau keluarga pasien
Gosok gigi : 1x/ hari, dibantu oleh istri atau keluarga lainnya
Keramas : mulai masuk sampai pengkajian pasien belum keramas
Gunting kuku : mulai masuk sampai pengkajian pasien belum menggunting
kuku
9. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum : cukup
Kesadaran : composmentis
GCS : 4-5-6
Tanda-tanda Vital :
TD : 120/80 mmhg
S : 36,8 c
N : 120x menit
RR : 32x/menit
SpO2 : 89 -90 %
b. Pemeriksaan kulit dan kuku
Inspeksi
Warna Kulit : sawo matang
Palpasi
Kondisi kulit : tidak teraba odema, teraba lembap
Turgor kulit : kembali lambat
CRT : < 2”
c. Pemeriksaan Kepala
Inspeksi
Bentuk kepala : bulat,simetris
Rambut : warna hitam dan tampak sedikit rambut putih ( uban )
Massa : tidak tampak adanya massa
Palpasi
Kepala : tidak teraba adanya massa
d. Pemeriksaan Mata
Inspeksi
Alis : tampak simetris
Mata :tampak simetris
Bola mata : bentuk bulat
Sklera : tampak berwarna putih
Pupil : isokor, diameter 2m, reflek cahaya + +
Konjungtiva : tampak berwarna merah muda
Palpasi
Mata : tidak teraba adanya ada pembesaran
e. Pemeriksaan Hidung
Inspeksi
Lubang hidung : kedua lubang hidung tampak simetris,pernafasan cuping hidung (+),
tampak sedikit kotoran hidung
Hidung : bentuk simetris
Palpasi
Sinus hidung : tidak terdapat nyeri tekat pada daerah sinus
f. Pemeriksaan Telinga
Inspeksi
Daun telinga : bentuk kedua daun telinga tampak simetris
Kondisi lubang : bentuk lubang telinga simetris, bersih, tidak tampak adanya
sumbatan
Palpasi
Telinga : tidak terdapat nyeri tekan, tidak teraba massa
g. Pemeriksaan Mulut
Inspeksi
Bibir : bentuk bibir tampak simetris, warna merah muda, lembap
Gigi : gigi berwarna putih kekuningan, tidak tampak gigi yang berlubang
Gusi : tidak tampak adanya perdarahan gusi
Lidah : tampak bersih, berwarna merah muda
Uvula : tampak berada di tengah
Tonsil : tidak tampak ada pembesaran tonsil
Palpasi
Tidak teraba massa, tidak teraba pembesaran
h. Pemeriksaan Leher
Inspeksi
Kondisi kulit : warna sawo matang, persebaran warna kulit merata, tampak
beberapa tahi lalat
Palpasi
Kelenjar tiroid : tidak teraba pembesaran kelenjar tiroid
Vena jugularis : tidak teraba adanya distensi vena jugularis
Trakea : tidak teraba adanya kelainan
Kelenjar limfe : tidak teraba adanya pembesaran
i. Pemeriksaan Paru
Inspeksi
Dada : bentuk dada tampak simetris, tampak retraksi minimal (subcostal ),
irama pernafasan tidak teratur
Kondisi kulit : warna sawo matang, persebaran warna kulit merata, tidak tampak
luka
Palpasi
Pada dada : vocal fremitus teraba sama disemua lapang paru, tidak teraba massa,
tidak teraba fraktur
Perkusi : hipersonor
Auskultasi : vesikuler
Suara nafas : Rh (+/-), wh (+/+)esikuler
j. Pemeriksaan Jantung
Inspeksi
Ictus cordis : tidak tampak ictus cordis
Kondisi kulit : warna sawo matang, tampak bersih, tidak tampak luka
Palpasi
Ictus cordis : teraba ictus cordis
Perkusi :terdengar bunyi pekak
Auskultasi : s1 & s2 bunyi tunggal
BJ I : reguler
BJ II : reguler
BJ III : reguler
BJ tambahan : tidak ada
k. Pemeriksaan Abdomen
Inspeksi : tampak sedikit buncit, tidak tampak adanya luka, warna sawo
matang
Auskultasi : bising usung (+) 10x/menit
Palpasi : tidak teraba adanya pembesaran pada lien dan hepar, abdomen soefl,
tidak terdapat nyeri tekan
Perkusi : terdengar bunyi timpani di semua regio abdomen kecuali di
hipokondria kanan (hepar ) terdengar pekak
l. Pemeriksaan Muskuloskeletal
Inspeksi : bentuk simetris , tidak tampak luka, jumlah jari tangan 10, jumlah
jari kaki 10, terpasang infus NS di tangan kanan
Palpasi : turgor kulit kembali lambat, tidak teraba adanya massa , tidak teraba
fraktur
Kekuatan otot : 5
m. Pemeriksaan genetalia
Inspeksi :tampak bersih, tidak ada lesi, tidak terpasang cateter
Palpasi : tidak ada hemoroid
10. Pemeriksaan Penunjang
INTERPRE
TGL PEMERIKSAAN HASIL NILAI NORMAL
TASI
29/07/18 Hemoglobin 14,9 mg/dl L=13,5-17,7 P=11,4-15,1
PCV 39,4 % L=40-50 P=37-47
Leukosit 4.100 sel/ul 4000-10.500
Trombosit 161.000 sel/ul 140.000-440.000
Diff Count -/-/-/71/22/6 -/-/-/50-70/15-40/2-8
Eritrosit 5.200.000 L=4,5-6,5 juta P=3,8-5,8 juta
Widal
Paratipus A-O Negatif
Paratipus B –O Negatif
Tipus Antibodi O Negatif
Tipus Antibodi H Positif, 1/80
Faal Hati
SGOT 74 u/l L : UP To 38, P: UP To 32
SGPT 155 u/l L : UP To 41, P : UP To 31
Faal Ginjal
Ureum 36,3 mg / dl 10 – 50
BUN 17,0 10-20
Kreatinin 0,97 L : < 1,4 P : < 1,1
Asam Urat 5,20 L : 3,4 – 7,0 P : 2,4 – 5
EKG Extreme
Tachicardi
( N : 120
x/menit )
Kesimpulan :
Saat ini COR dan pulmo dalam batas normal
CARA
JENIS OBAT FUNGSI OBAT
PEMBERIAN
Inj. Aminophilin 1 amp/ drip Drip Untuk mengurangi sesak
(melebarkan saluran udara bronkus
pada paru – paru untuk mengatasi
sesak nafas dan meningkatkan
penyerapan O2 )
Bronkospasme
Pembengkakan
bronkus
30/07/18 DS : istri pasien mengatakan Ketidakefektifan Infeksi/ Pencetus
batuk sudah 4 hari dan ada Bersihan jalan serangan/ Alergi
dahaknya warna putih dan kental Nafas
Reaksi alergi
DO : k/u cukup, CM, GCS :4-5-6
TD : 120/80, S :36,8o C, RR : Pelepasan histamin,
30x/menit, N : 100x/menit, bradikinin,
retraksi (+) minimal subcostal, prostaglandin
Wh +/+, Rh -/+, dahak warna
putih dan kental Peningkatan sekresi
kelenjar mukosa
Peningkatan
produksi sekret
Penumpukan sekret
30/07/18 DS : istri pasien mengatakan Nutrisi kurang dari Infeksi / pencetus
perut pasien terasa mual dan tidak kebutuhan tubuh serangan/ Alergi
nafsu makan
Peningkatan sekresi
DO : k/u cukup, CM, GCS :4-5-6
TD : 120/80, S :36,8o C, RR : Peningkatan sekret
30x/menit, N : 100x/menit, turgor
kulit kembali agak lambat,makan Anoreksia
habis 3-4 sendok makan , mual
(+) muntah (-), BAB (-)
D. RENCANA KEPERAWATAN
NO
TUJUAN KRITERIA HASIL INTERVENSI
DX
1 Tupan : setelah dilakukan - TTV dalam batas - Bina hubungan
tindakan keperawatan normal saling percaya
selama 2 x 24 jam - Sesak berkurang dengan pasien dan
gangguan pertukaran gas - SpO2 : 96 – 98 keluarga
dapat teratasi - Observasi TTV dan
tanpa O2 tambahan SpO2
Tupen : setelah dilakukan - Retraksi berkurang - Kaji tanda – tanda
tindakan keperawatan sianosis
selama 1 x 24 jam - Wheezing tidak - Kaji frekuensi nafas
diharapkan edema pada terdengar dan kedalamannya
saluran nafas dapat - Auskultasi bunyi
berkurang - Sianosis tidak terjadi nafas
- Beri posisi
semifowler pada
pasien
- Kolaborasi
pemberiam terapi
dengan dokter
2 Tupan : setelah dilakukan - TTV dalam batas - Bina hubungan
tindakan keperawatan normal saling percaya
selama 2 x 24 jam - Pasien dapat dengan pasien dan
diharapkan mengeluarkan sekret keluarga
ketidakefektifan bersihan ( dahak ) - Observasi TTV dan
jalan nafas dapat teratasi - Sesak berkurang SpO2
- Rhonchi dan - Ajarkan tehnik
Tupen : setelah dilakukan Wheezing tidak batuk efektif dan
tindakan keperawatan terdengar nafas dalam
selama 1 x 24 jam - Batuk berkurang - Ajarkan fisioterapi
diharapkan produksi sekret dada
dapat menurun - Auskultsi bunti
nafas
- Beri posisi
semifowler pada
pasien
- Kolaborasi dalma
pemberian terapi