Sunteți pe pagina 1din 6

p-ISSN 2086-6380 Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, Maret 2017, 8(1):28-33

e-ISSN 2548-7949 DOI: https://doi.org/10.26553/jikm.2017.8.1.28-33


Available online at http://www.jikm.unsri.ac.id/index.php/jikm

ANALISIS MANAJEMEN BENCANA GEMPA


DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. M. YUNUS KOTA BENGKULU

Henni Febriawati1, Wulan Angraini1, Sri Ekowati2, Dwi Astuti3


1
Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Bengkulu
2
Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Bengkulu
3
Akademi Kebidanan Al Su’aibah Palembang

THE ANALYSIS OF EARTHQUAKE MANAGEMENT


AT RSUD DR. M. YUNUS BENGKULU CITY

ABSTRACT
Background: Bengkulu city is located at the confluence of tectonic plates and the Indian Ocean tectonic
plate Asia. It cause Bengkulu city very dangerous with earthquake and tsunami. Earthquake often happened
in Bengkulu, on Juny 4th 2000, earthquake was measuring 8 scalericher. Based on historical records, the
earthquake also occurred in 1833.1914, 1940, 1980, 2007 (61 times). Because earthquakes usually take
place very quickly before we had time to think what to do to save themselves, may be the earthquake has
stopped. Therefore RSUD Dr M Yunus Bengkulu earthquake preparedness, and the steps that should be
taken when earthquake occurred, should be prepared early and very important to prevent occurrence of
death, disability and disease incidence. The purpose of research want to know disaster management in
RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu quake in the face of natural disasters.
Methods: The method of this study was used qualitative for analysis objective condition about disaster
management in RSUD Dr. M. Yunus to confront earthquake disaster. The researcher was doing interview to
defense disaster team, security, pharmachist, doctor, nurse, then direct observation on the field.
Results: RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu city wasn’t ready yet in phase of disaster management, start from
prevention and motivation, readiness, attentive emergency, recovery, and development. Such as the absence
of documented practice note, the hospital also did not have a decent field hospital, and the lack of disaster
management of vulnerable groups, yet have early warning systems, lack of evacuation route sign of the
victim.
Conclusion: RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu city has not ready yet to confront earth quake disaster.
Keywords: Earthquake management, hospital.

ABSTRAK
Latar Belakang: Letak Kota Bengkulu berada pada pertemuan lempeng tektonik Samudera Hindia dan
lempeng tektonik Asia menyebabkan kota ini rawan bencana gempa dan tsunami. Gempa bumi sering kali
melanda Bengkulu. Pada tanggal 4 Juni 2000 gempa bumi dengan kekuatan 8 skala Richter menimbulkan
bencana paling besar di Bengkulu. Berdasarkan catatan sejarah, bencana gempa juga pernah terjadi pada
tahun 1833,1914, 1940, 1980, 2007 (61 kali). Gempa bumi biasanya berlangsung sangat cepat Sebelum kita
sempat berpikiran tindakan yang harus dilakukan untuk menyelamatkan diri, boleh jadi gempa bumi sudah
berhenti. Karenanya Rumah Sakit Dr M Yunus Bengkulu perlu persiapan dalam menghadapi gempa bumi,
dan langkah-langkah yang harus diambil saat gempa itu terjadi, harus dipersiapkan sejak dini dan sangat
penting untuk mencegah terjadinya kematian, kecacatan dan kejadian penyakit. Tujuan penelitian untuk
mengetahui manajemen bencana di RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu dalam menghadapi gempa.
Metode: Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif untuk menganalisis keadaan
secara objektif mengenai manajemen bencana di rumah sakit RSUD Dr. M. Yunus dalam menghadapi
bencana alam gempa. Informan penelitian ini adalah Tim Penanggulangan bencana, petugas jaga, petugas
farmasi, dokter jaga dan perawat jaga, disertai pengamatan langsung kelapangan.
Hasil Penelitian: RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu belum sepenuhnya menjalankan tahapan manajemen
bencana, mulai dari pencegahan dan mitigasi, kesiapsiagaan, tanggap darurat, pemulihan dan pembangunan.
Tidak adanya catatan praktik yang terdokumentasi, tidak memiliki lapangan rumah sakit yang layak, dan
masih kurangnya penanganan bencana terhadap kelompok rentan, belum memiliki sistem peringatan dini,
masih kurangnya tanda jalur evakuasi korban.
Kesimpulan: RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu belum aman dan siaga jika terjadinya bencana gempa.

Alamat Korespondensi: Henni Febriawati, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Bengkulu,
email: henni_febriawati@yahoo.com

28 Maret 2017
Febriawati et al. / Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, Maret 2017, 8(1):28-33

Kata Kunci: Manajemen gempa, rumah sakit

PENDAHULUAN Bencana adalah peristiwa atau


rangkaian peristiwa yang mengancam dan
WHO (World Health Organization)
mengganggu kehidupan dan penghidupan
menganggap perlu untuk membangun rumah
masyarakat yang disebabkan, baik faktor alam
sakit yang aman, terutama pada situasi
dan/atau faktor non alam maupun faktor
bencana dan keadaan darurat, yang mana
manusia sehingga mengakibatkan timbulnya
rumah sakit tersebut harus mampu untuk
korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan,
menyelamatkan jiwa dan dapat terus
kerugian harta benda dan dampak psikologis.4
menyediakan pelayanan kesehatan esensial
Manajemen Bencana (Disaster
bagi masyarakat. Rumah Sakit harus tetap
Management) adalah ilmu pengetahuan yang
kokoh berdiri dengan aman terhadap bentuk
mempelajari bencana beserta segala aspek
bencana yang mungkin terjadi, dan rumah
yang berkaitan dengan bencana, terutama
sakit harus tetap mampu melayani masyarakat
risiko bencana dan bagaimana menghindari
dalam bidang kesehatan.1Saat bencana dan
risiko bencana. Manajemen Bencana
situasi darurat, fasilitas-fasilitas kesehatan
merupakan proses dinamis tentang bekerjanya
sangat diperlukan untuk menyelamatkan jiwa
fungsi-fungsi planning, organizing, actuating,
para korban. Fasilitas-fasilitas kesehatan harus
dan controlling.5
ditata dengan baik, dengan fasilitas memadai
Bengkulu adalah kota yang rawan
dan tenaga kesehatan yang terlatih dalam
terhadap bencana alam, kerentanan
menangani kegawatdaruratan. Rumah Sakit
masyarakat terhadap bencana alam cukup
adalah institusi pelayanan kesehatan bagi
tinggi, dan persepsi masyarakat tentang
masyarakat dengan karakteristik tersendiri
bencana masih rendah. Kota Bengkulu
yang dipengaruhi oleh perkembangan ilmu
merupakan daerah rawan terhadap bencana
pengetahuan kesehatan, kemajuan teknologi,
alam dalam bentuk banjir, gempa bumi dan
dan kehidupan sosial ekonomi masyarakat.
angin kencang.6
Rumah sakit yang harus tetap mampu
Letak Kota Bengkulu berada pada
meningkatkan pelayanan kesehatan yang lebih
pertemuan lempeng tektonik Samudera Hindia
bermutu dan terjangkau oleh masyarakat agar
dan lempeng tektonik Asia menyebabkan
terwujud derajat kesehatan masyarakat yang
Kota Bengkulu rawan bencana gempa dan
setinggi-tingginya, yang menyelenggarakan
tsunami. Gempa bumi sering melanda
pelayanan kesehatan perorangan secara
Bengkulu, pada tanggal 4 Juni 2000 gempa
paripurna yaitu : pelayanan kesehatan yang
bumi dengan kekuatan 8 skala Richter
meliputi promotif, preventif, kuratif, dan
menimbulkan bencana paling besar di
rehabilitatif yang menyediakan pelayanan
Bengkulu. Berdasarkan catatan sejarah,
rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.1
bencana gempa juga pernah terjadi pada tahun
Pelayanan kesehatan pada saat bencana
1833,1914, 1940, 1980, 2007 (61 kali)7.
merupakan faktor yang sangat penting untuk
Gempa bumi biasanya berlangsung sangat
mencegah terjadinya kematian, kecacatan dan
cepat. Sebelum kita sempat berpikir tindakan
kejadian penyakit. Bencana merupakan suatu
yang harus dilakukan untuk menyelamatkan
kejadian yang tidak diinginkan dan biasanya
diri, boleh jadi gempa bumi sudah berhenti.8
terjadi secara mendadak serta disertai
Rumah Sakit Umum Bengkulu
jatuhnya korban, kejadian ini bila tidak
merupakan Rumah Sakit Kelas B Pendidikan
ditangani secara cepat dan tepat dapat
dan merupakan Rumah Sakit Rujukan
menghambat, mengganggu serta
tertinggi di Provinsi Bengkulu.
menimbulkan kerugian bagi kehidupan
masyarakat.3

Maret 2017 29
Febriawati et al. / Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, Maret 2017, 8(1):28-33

Tim Penanggulangan bencana di RSUD fungsi sumber daya sudah dijalankan


Dr. M. Yunus dalam menghadapi bencana dengan baik.
gempa sudah ada, namun dari Tim tanggap 3. Actuating (tanggap darurat pembangunan
darurat bencana kurang memberi tanda seperti dan rehabilitas). Rumah sakit tidak
tidak ada sistem peringatan dini, kurangnya memiliki sistem peringatan dini, belum
tanda jalur evakuasi korban dan komunikasi melakukan pelatihan dan pembinaan
kepada masyarakat/pasien, sehingga masih mengenai pertolongan seperti resque atau
ada masyarakat/pasien yang kesulitan untuk penyelamatan lainnya, kepala ruangan di
menuju tempat jalur evakuasi. setiap instalasi juga tidak melakukan
Karenanya Rumah Sakit Dr M Yunus pencatatan pemindahan pasien jika terjadi
Bengkulu perlu adanya persiapan dalam bencana. Hal ini akan menimbulkan
menghadapi gempa bumi, dan langkah- penuhnya ruangan-ruangan yang dihuni
langkah yang harus diambil saat gempa itu oleh pasien. Rumah sakit tidak
terjadi, harus dipersiapkan sejak dini dan mengkhususkan penanganan terhadap
sangat penting untuk mencegah terjadinya kelompok rentan pada saat terjadi bencana,
kematian, kecacatan dan kejadian penyakit. rumah sakit juga tidak memiliki rumah
sakit lapangan sehingga jika terjadi
METODE bencana pasien atau masyarakat rumah
Jenis penelitian ini adalah deskriptif sakit harus menghuni di tenda darurat.
dengan menggunakan metode kualitatif 4. Pengendalian (controlling) yang meliputi
menganalisis keadaan secara objektif kesiapsiagaan bencana. Kesiapsiagaan
mengenai manajemen bencana di rumah sakit bencana merupakan serangkaian kegiatan
RSUD Dr. M. Yunus dalam menghadapi yang dilakukan untuk mengantisipasi
bencana alam gempa. Penelitian ini di lakukan bencana melalui pengorganisasian serta
di Rumah Sakit M. Yunus Bengkulu yang melalui langkah tepat guna dan berdaya
dilaksanakan pada bulan Mei-Juni 2015. guna (UU No. 24 Tahun 2007). Hal ini
Penelitian ini melakukan wawancara kepada sesuai dengan pernyataan-pernyataan yang
Tim Penanggulangan bencana, petugas jaga, dijelaskan oleh informan-informan,
petugas farmasi, dokter jaga dan perawat jaga, bahwasanya kesiapsiagaan rumah sakit
serta pengamatan langsung kelapangan. meliputi adanya sistem peringatan dini,
jalur evakuasi korban, tempat titik
HASIL PENELITIAN berkumpul dan tanggap darurat bencana.
Hasil observasi di rumah sakit RSUD
Manajemen bencana di RSUD Dr. M.
Dr. M. Yunus Bengkulu dalam kesiapsiagaan
Yunus Bengkulu :
rumah sakit memiliki sistem peringatan dini
1. Perencanaan (pencegahan dan Mitigasi).
dalam bentuk pengeras suara (toa), rumah
Rumah sakit belum memiliki rencana dan
sakit belum memiliki sistem peringatan dini
prosedur program yang dibuat oleh tim
yang khusus untuk bencana gempa. Rumah
penanggulangan bencana di rumah sakit,
sakit juga telah memiliki jalur evakuasi
serta tidak memiliki catatan praktik
korban, akan tetapi dalam penempatannya
manajemen bencana yang
rumah sakit belum memasang sepenuhnya
terdokumentasikan oleh tim
tanda jalur evakuasi korban dan tempat titik
penanggulangan bencana di rumah sakit.
berkumpul.
2. Pengorganisasian. Belum adanya visi dan
misi yang tertera di tim penanggulangan
manajemen bencana. Tugas, pokok, dan

30 Maret 2017
Febriawati et al. / Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, Maret 2017, 8(1):28-33

PEMBAHASAN yang dibuat oleh tim penanggulangan bencana


rumah sakit Dr. M. Yunus Bengkulu.
Wawancara yang dilakukan kepada tim
Sedangkan dalam buku pedoman praktis
penanggulangan bencana RSUD Dr. M.
manajemen bencana persyaratan NFPA 1600
Yunus Bengkulu, petugas keamanan, petugas
tentang Standar Program Manajemen
logistik dan farmasi dan petugas perawat jaga
Bencana/Kedaruratan, entitas wajib memiliki
dan dokter jaga. Manajemen bencana di
kebijakan eksekutif yang meliputi pernyataan
RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu masih perlu
visi, misi, peran dan tanggung jawab.
untuk perbaikan, seperti menyediakan sistem
Rumah sakit Dr. M. Yunus Bengkulu
peringatan dini, menambah tanda jalur
dalam pergerakan manajemen bencana rumah
evakuasi dan menyediakan properti untuk
sakit belum berjalan dengan baik. Belum
rumah sakit lapangan secara lengkap.
adanya pembangunan lapangan rumah sakit,
Pelayanan kesehatan dapat berjalan dengan
sebaiknya salah satu penguatan pelayanan
baik dan normal secara maksimal.
rujukan adalah melalui pendirian rumah sakit
RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu dalam
lapangan yang diharapkan mampu
perencanaan manajemen bencana rumah sakit
mengembalikan fungsi rumah sakit sebagai
belum berjalan dengan baik. Dalam
pusat rujukan korban pada situasi bencana, hal
perencanaan bencana di rumah sakit belum
ini sesuai Buku MENKES 2008 Tentang
adanya rencana dan prosedur program yang
Pedoman Pengelolaan Rumah Sakit Lapangan
dibuat oleh tim penanggulangan bencana
Untuk Bencana.
rumah sakit Dr. M. Yunus Bengkulu dan
Kepala ruangan tidak mencatat
belum adanya catatan praktik manajemen
ruangan-ruangan tempat tujuan pasien pindah,
bencana yang terdokumentasikan oleh tim
sehingga akan menimbulkan kesulitan dalam
penanggulangan bencana rumah sakit.
penanganan pelayanan kesehatan. Hal ini
Sedangkan dalam buku pedoman praktis
tidak sesuai dengan Buku Pedoman
manajemen bencana NFPA 1600 tentang
Penanggulangan Bencana di Rumah Sakit
Standar Program Manajemen
RSUD Dr. M. Yunus bengkulu. Rumah sakit
Bencana/Kedaruratan, sebuah entitas wajib
juga tidak melakukan pelatihan teknik
memiliki rencana dan prosedur program dan
pertolongan seperti resque atau penyelamatan
wajib memiliki catatan praktik manajemen
lainnya. Hal ini tidak sesuai dengan buku
bencana yang terdokumentasi.
pedoman praktis manajemen bencana
Perencanaan pembangunan rumah sakit
mengenai pelatihan dan pembinaan tim teknis,
RSUD Dr. M. Yunus bengkulu sudah baik.
yakni program pembinaan yang perlu
Hal ini sejalan dengan teori yang terdapat
dilakukan adalah salah satunya teknik
dalam buku Kemenkes RI Tentang Pedoman
melakukan pertolongan seperti resque atau
Teknis Pembangunan Rumah Sakit Yang
penyelamatan lainnya.
Aman Dalam Situasi Darurat dan Bencana
Rumah sakit juga tidak memberikan
Tahun 2012 bahwa dalam pemilihan lokasi
penanganan khusus pada kelompok rentan
bangunan rumah sakit sebaiknya : tidak ditepi
pada saat terjadi bencana, sehingga akan
lereng, tidak dekat dengan kaki gunung
menimbulkan tingkat keparahan terhadap
sehingga tidak menimbulkan rawan terhadap
kelompok rentan tersebut. Hal ini tidak sesuai
tanah longsor.
dengan Buku Manajemen Bencana,
RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu dalam
manajemen tanggap darurat/kedaruratan
pengorganisasian manajemen bencana rumah
tentang penanganan kelompok rentan yakni,
sakit belum berjalan dengan baik. Dalam
penanganan korban bencana dilakukan dengan
pengorganisasian manajemen bencana di
mendahulukan kelompok rentan/pihak-pihak
rumah sakit belum terteranya visi dan misi
termajinalkan dengan memberikan

Maret 2017 31
Febriawati et al. / Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, Maret 2017, 8(1):28-33

perlindungan dan kebutuhan secara khusus di kemampuan dan kompetensi dokter dalam
luar kebutuhan masyarakat/korban bencana menetapkan diagnose penyakit, keterampilan
pada umumnya (ibu hamil, ibu menyusui, dokter dalam melakukan tindakan dan dokter
orang cacat, lanjut usia, anak balita, dan lain- memberikan keterangan yang jelas tentang
lain.9 penyakit pasien. Tiga atribut yang paling
Rumah sakit Dr. M. Yunus Bengkulu dipentingkan oleh pasien dalam layanan
dalam pengendalian manajemen bencana keperawatan adalah perhatian dan
rumah sakit kurang berjalan dengan baik. Dari pengawasan terhadap pasien, pelayanan yang
hasil observasi dan wawancara kesiapsiagaan sama kepada semua pasien tanpa
rumah sakit dalam penanggulangan bencana membedakan status sosial dan penampilan
kurang tanggap darurat dalam menangani fisik perawat saat bertugas. Tiga atribut yang
pasien pada saat bencana, sehingga jika terjadi paling dipentingkan oleh pasien dalam
bencana pasien harus berusaha layanan penunjang yaitu jumlah logistik yang
menyelamatkan diri sendiri. Rumah sakit Dr. mencukupi saat terjadi bencana, kebersihan
M. Yunus Bengkulu juga kurang memberi alat-alat/fasilitas rumah sakit dan kelengkapan
tanda jalur evakuasi, sistem peringatan dini alat-alat/fasilitas rumah sakit.12
dan tempat titik berkumpul. Hal ini tidak
sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan KESIMPULAN DAN SARAN
Republik Indonesia No 145 Tahun 2007 Manajemen bencana di RSUD Dr. M.
Tentang Pedoman Penanggulangan Bencana Yunus Bengkulu belum sepenuhnya
Bidang Kesehatan yakni Membuat rencana menjalankan tahapan manajemen bencana dan
kegiatan upaya pencegahan, mitigasi, dan buku pedoman penanggulangan bencana di
kesiapsiagaan penanggulangan bencana, rumah sakit. Dilihat dari perencanaan,
membentuk tim reaksi cepat, pengorganisasian, pergerakan dan
menyelenggarakan pelatihan, membuat jalur pengendalian. Rumah sakit belum aman dan
evakuasi, dan mengembangkan sistem belum siaga jika terjadinya bencana, rumah
informasi dan komunikasi.4 Sesuai dengan sakit belum memiliki sistem peringatan dini,
penelitian Ismunandar, perlunya SOP masih kurangnya tanda jalur evakuasi korban,
Penanggulangan bencana serta Kesiapan belum adanya penanganan khusus terhadap
Anggaran dalam penanganan korban bencana kelompok rentan jika terjadi bencana, rumah
gempa.10 Program pasca bencana akan sakit juga belum memiliki rumah sakit
menjadi salah satu sumber kerentanan baru lapangan yang layak.
bagi masyarakat ataupun pasien apalagi untuk Tim penanggulangan bencana di rumah
tipe bencana yang berulang seperti gempa sakit RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu
bumi. 11 diharapkan menjalankan tahapan manajemen
Ada lima atribut yang penting oleh bencana dari mulai perencanaan dan mitigasi,
pasien korban bencana dalam layanan medis tanggap darurat, pemulihan dan pembangunan
yaitu dokter selalu siap dan ada saat kesehatan, dan kesiapsiagaan bencana dan
dibutuhkan pasien, prosedur pelayanan dokter buku pedoman yang telah dibuat oleh tim
mudah tidak berbelit-belit, pengetahuan, penanggulangan bencana di rumah sakit.

DAFTAR PUSTAKA 2. _______Undang-undang Kesehatan RI


No. 44 Tahun 2009. Tentang rumah sakit.
1. Kemenkes RI Tahun. Pedoman Teknis Rineka Cipta. Jakarta. 2009.
Bangunan Rumah Sakit Yang Aman 3. Depkes RI Tahun. Tentang Pedoman
Dalam Situasi Darurat Dan Bencana. Manajemen Sumber Daya Manusia
Bina Upaya Kesehatan. 2012. (SDM) Kesehatan Dalam

32 Maret 2017
Febriawati et al. / Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, Maret 2017, 8(1):28-33

Penanggulangan Bencana. Bhakti 9. Hoesin, Iskandar. Jurnal Perlindungan


Husada. Jakarta. 2006. Kelompok Rentan. Bali. Diakses tanggal
4. ______Undang-Undang RI No. 24 27 April 2015.
Tahun2007. Tentang Penanggulangan 10. Ismunandar. Kesiapan Rumah Sakit
Bencana. Alfabeta. Bandung. 2007. Umum Daerah UNDATA Palu Dalam
5. Nurjanah, dkk. Manajemen Bencana. Penangan Korban Bencana. Jurnal
Alfabeta. Bandung. 2012. Keperawatan Soedirman (The Soedirman
6. Hidayati, Deny dkk. Kajian Journal of Nursing). 2013. Vol 8 : No 3.
Kesiapsiagaan Masyarakat Dalam 11. Sinaga, Lidya Christin. Problematika
Mengantisipasi Bencana Gempa Bumi Rehabilitasi dan Rekontruksi Studi Kasus
dan Tsunami. Unesco Office. Jakarta. Pasca Bencana Tsunami Mentawai 2010.
2006. Jurnal Penanggulangan Bencana. 2013.
7. Badan Meteorologi Klimatologi dan Vol. 4, No. 1 Hal 23-34.
Geofisika. Bengkulu. 2008. 12. Marito Magdalena. Sugih Arto P.,
8. Widyawati Siska dan Muttaqin Zaenal. Rosnani Ginting. Peningkatan Kualitas
Kesiapsiagaan Menghadapi Gempa Pelayanan Dengan Menggunakan Metode
Bumi. Paramatha. Bandung. 2010. Quality Function Deployment (QFD) Di
Rumah Sakit XYZ. E-jurnal Teknik
Industri FTUSU. 2013. Vol. 3.

Maret 2017 33

S-ar putea să vă placă și