Sunteți pe pagina 1din 31

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Hasil penelitian dinegara berfykembang yang dilakukan oleh United


Nations For Children Fund (UNICEF) tahun 2001 menunjukan bahwa (20-
35%) kematian bayi dan anak balita disebabkan oleh penyakit radang paru.
Diperkirakan bahwa 2-4 juta bayi dan anak balita diberbagai negara setiap
tahun meninggal karena penyakit radang paru, dua per tiga dari kematian itu
terjadi pada kelompok usia bayi, terutama bayi yang berusia 2 bulan pertama
sejak lahir. Dilaporkan, di kawasan Asia - Pasifik diperkirakan sebanyak
860.000 balita meninggal setiap tahunnya atau sekitar 98 anak setiap jam.
Secara nasional angka kejadian Pneumonia belum diketahui secara pasti, data
yang ada baru berasal dari laporan Subdit ISPA Ditjen P2M-PL Depkes RI
tahun 2007. Dalam laporan tersebut disebutkan, dari 31 provinsi ditemukan
477.429 anak Balita dengan pneumonia atau 21,52 persen dari jumlah seluruh
Balita di Indonesia. Proporsinya 35,02 persen pada usia di bawah satu tahun
dan 64,97 persen pada usia satu hingga empat tahun. Pneumonia adalah
proses inflamasi parenkim paru yang terdapat konsolidasi dan terjadi
pengisian alveoli oleh eksudat yang disebabkan oleh bakteri, virus, dan benda
– benda asing (Muttaqin, 2008).

1.2 Rumusan masalah


Dari latar belakang di atas maka didapatkan rumusan masalah sebagai
berikut:
1. Apa Definisi Dari Pneumonia?
2. Apa Etiologi Dari Pneumonia?
3. Apa Patofisiologi Pneumonia Dari Pneumonia?
4. Apa Klasifikasi Pneumonia Dari Pneumonia?
5. Apa Manifestasi Klinis Dari Pneumonia?
6. Apa Komplikasi Dari Pneumonia?

1
7. Apa Pemeriksaan Dari Pneumonia?
8. Apa Penanganan Dari Pneumonia?
9. Apa Pencegahan Dari Pneumonia?
10. Apa Pengobatan Dari Pneumonia?
11. Apa saja Pengkajian Dari Pneumonia?
12. Apa saja Diagnosa Keperawatan Dari Pneumonia?
13. Apa saja Intervensi keperawatan Dari Pneumonia?

1.3 Tujuan
Dari rumusan masalah di atas maka didapatkan tujuan sebagai berikut:
1. Mengetahui Definisi Dari Pneumonia.
2. Mengetahui Etiologi Dari Pneumonia.
3. Mengetahui Patofisiologi Pneumonia Dari Pneumonia.
4. Mengetahui Klasifikasi Pneumonia Dari Pneumonia.
5. Mengetahui Manifestasi Klinis Dari Pneumonia.
6. Mengetahui Komplikasi Dari Pneumonia.
7. Mengetahui Pemeriksaan Dari Pneumonia.
8. Mengetahui Penanganan Dari Pneumonia.
9. Mengetahui Pencegahan Dari Pneumonia.
10. Mengetahui Pengobatan Dari Pneumonia.
11. Mengetahui apa saja Pengkajian Dari Pneumonia.
12. Mengetahui apa saja Diagnosa Keperawatan Dari Pneumonia.
13. Mengetahui apa saja Intervensi keperawatan Dari Pneumonia.

2
BAB 2
TINJAUAN TEORI

2.1 Definisi

Pneumonia adalah proses inflamasi parenkim paru yang terdapat


konsolidasi dan terjadi pengisian alveoli oleh eksudat yang disebabkan oleh
bakteri, virus, dan benda – benda asing (Muttaqin, 2008).

Pneumonia adalah infeksi saluran pernafasan akut bagian bawah yang


mengenai parenkim paru. Menurut anatomis pneumonia pada anak dibedakan
menjadi 3 yaitu pneumonia lobaris, pneumonia lobularis
(bronchopneumonia), Pneumonia interstisialis (Mansjoer, 2000).

Peradangan pada paru yang tidak saja mengenai jaringan paru tapi dapat
juga mengenai bronkhioli (taufan nugroho, 2011).

2.2 Etiologi

Menurut Muttaqin (2008), Pneumonia terbilang penyakit berbahaya


karena cara penularannya yang sangat mudah. Penyakit pneumonia dapat
menular melalui percikan ludah yang menyebar lewat udara saat bersin batuk,
ataupun bicara.

1. Pneumonia bukanlah penyakit tunggal.


2. Penyebabnya bisa bermacam – macam dan diketahui 30 sumber infeksi,
dengan 4 sumber utama yaitu :
a. Pneumonia oleh bakteri
Pneumonia yang dipicu bakteri bisa menyerang siapa saja, dari bayi
sampai usia lanjut. Orang – orang dengan gangguan pernafasan,
sedang terinfeksi virus atau menurun kekebalan tubuhnya, adalah
orang yang paling beresiko. Sebenarnya bakteri penyebab pneumonia
yang paling umum adalah Streptococcos pneumonia sudah ada di

3
kerongkongan manusia sehat. Begitu pertahanan tubuh menurun
karena sakit, tua, atau malnutrisi, bakteri segera memperbanyak diri
dan menyebabkan kerusakan.
b. Pneumonia oleh virus
Setengah dari kejadian pneumonia diperkirakan disebabkan oleh virus.
Saat ini makin banyak saja virus yang berhasil diidentifikasi. Meski
virus ini kebanyakan menyerang saluran pernafasan bagian atas
terutama pada balita, gangguan ini bisa memicu pneumonia.
c. Pneumonia Mikoplasma
Pneumonia jenis ini berbeda gejala dan tanda fisiknya bila
dibandingkan dengan pneumonia pada umumnya. Karena itu,
pneumonia yang diduga disebabkan oleh virus yang belum ditemukan
ini sering juga disebut pneumonia yang tidak tipikal atau atypical
pneumonia.
d. Pneumonia jenis lain
Termasuk golongan ini adalah Pneumocystitis Carinii pneumonia
(PCP) yang diduga disebabkan oleh jamur.
3. Sedangkan dari sudut pandang sosial, penyebab pneumonia menurut
Depkes RI (2005) antara lain :
a. Status gizi bayi
b. Imunisasi tidak lengkap
c. Lingkungan
d. Kondisi sosial ekonomi orang tua
2.3 Klasifikasi Pneumonia
Berdasarkan pedoman MTBS (2000), pneumonia dapat diklasifikasikan
secara sederhana berdasarkan gejala yang ada. Klasifikasi ini bukanlah
merupakan diagnose medis dan hanya bertujuan untuk membantu para
petugas kesehatan yang berada di lapangan untuk menentukan tindakan yang
perlu diambil, sehingga anak tidak terlambat penanganan. Klasifikasi tersebut
adalah:
1. Pneumonia berat atau penyakit sangat berat, apabila terdapat gejala :

4
a. Ada tanda bahaya umum, seperti anak tidak bisa minum atau menetek,
selalu memuntahkan semuanya, kejang atau anak letargis/tidak sadar.
b. Terdapat tarikan dinding dada ke dalam.
c. Terdapat stridor ( suara napas bunyi ‘grok-grok’ saat inspirasi )
2. Pneumonia, apabila terdapat gejala napas cepat, batasan nafas cepat
adalah :
a. Anak usia 2 – 12 bulan apabila frekuensi napas 50 x/menit atau lebih.
b. Anak Usia 1 – 5 tahun apabila frekuensi napas 40 x/menit atau lebih.
c. Batuk bukan Pneumonia, apabila tidak ada tanda – tanda atau penyakit
sangat berat.
2.4 Manifestasi Klinis
Gejala umum saluran pernapasan bawah berupa batuk, takipnu,
ekspektorasi sputum, napas cuping hidung, sesak napas, merintih dan
sianosis. Anak yang lebih besar dengan pneumonia akan lebih suka berbaring
pada sisi yang sakit dengan lutut tertekuk karena nyeri dada. Tanda
Pneuomonia berupa retraksi atau penarikan dinding dada bagian bawah ke
dalam saat bernafas bersama dengan peningkatan frekuensi nafas, perkusi
pekak, fremitrus melemah. Suara napas melemah, dan ronkhi.
(Mansjoer,2000)
Gejala penyakit pneumonia berupa napas cepat dan sesak napas, karena
paru meradang secara mendadak. Batas napas cepat adalah frekuensi
pernapasan sebanyak 50 kali per menit atau lebih pada anak usia 2 bulan
sampai kurang dari 1 tahun, dan 40 kali permenit atau lebih pada anak usia 1
tahun sampai kurang dari 5 tahun. Pada anak dibawah usia 2 bulan, tidak
dikenal diagnosis pneumonia. Pneumonia berat ditandai dengan adanya batuk
juga disertai kesukaran bernafas, napas sesak atau penarikan dinding dada
sebelah bawah ke dalam pada anak usia 2 bulan sampai kurang dari 5 tahun.
Pada kelompok usia ini dikenal juga pneumonia sangat berat, dengan gejala
pneumonia sangat berat, dengan gejala batuk, kesukaran bernapas disertai
gejala sianosis sentral dan tidak dapat minum.

5
Menurut Muttaqin (2008) pada awalnya keluhan batuk tidak produktif,
tapi selanjutnya akan berkembang menjadi batuk produktif dengan mucus
purulen kekuningan, kehijauan, kecoklatan atau kemerahan, dan sering kali
berbau busuk. Klien biasanya mengeluh mengalami demam tinggi dan
menggigil (onset mungkin tiba – tiba dan berbahaya ). Adanya keluhan nyeri
dada pleuritis, sesak napas, peningkatan frekuensi pernapasan, lemas dan
nyeri kepala.

6
2.5 Patofisiologi Pneumonia
Pneumonia yang dipicu oleh bakteri bisa menyerang siapa saja, dari
bayi sampai usia lanjut. Pecandu alcohol, pasien pasca operasi, orang-orang
dengan gangguan penyakit pernapasan, sedang terinfeksi virus atau menurun
kekebalan tubuhnya , adalah yang paling berisiko. Sebenarnya bakteri
pneumonia itu ada dan hidup normal pada tenggorokan yang sehat. Pada saat
pertahanan tubuh menurun, misalnya karena penyakit, usia lanjut, dan
malnutrisi, bakteri pneumonia akan dengan cepat berkembang biak dan
merusak organ paru-paru. Kerusakan jaringan paru setelah kolonisasi suatu
mikroorganisme paru banyak disebabkan oleh reaksi imun dan peradangan
yang dilakukan oleh pejamu. Selain itu, toksin-toksin yang dikeluarkan oleh
bakteri pada pneumonia bakterialis dapat secara langsung merusak sel-sel
system pernapasan bawah. Pneumonia bakterialis menimbulkan respon imun
dan peradangan yang paling mencolok. Jika terjadi infeksi, sebagian jaringan
dari lobus paru-paru, ataupun seluruh lobus, bahkan sebagian besar dari lima
lobus paru-paru (tiga di paru-paru kanan, dan dua di paru-paru kiri) menjadi
terisi cairan. Dari jaringan paru-paru, infeksi dengan cepat menyebar ke
seluruh tubuh melalui peredaran darah. Bakteri pneumokokus adalah kuman
yang paling umum sebagai penyebab pneumonia. (Sipahutar, 2007).

7
2.6 Pathway
Mikroorganisme

Invasi ke sal. Pernafasan

Inflamasi parenkim paru

Eksudat pada alveoli

Pneumonia

Terbentuk eksudat dan serous

Proses inflamasi Masuk ke alveoli melalui PD

Hipotalamus terganggu Leukosit mengisi alveoli

Leukosit dan fibrin mengalami Penumpukan cairan


konsolidasi dalam paru dalam alveoli
Hipertermi
Konsolidasi jaringan paru
Gangguan pertukaran gas
Penurunan ekspansi dada

Pola napas tidak efektif


Peningkatan produksi sputum

Bersihan jalan
nafas tidak efektif

MRS

Hospitalisasi Family center

8
Tindakan Perpisahan Lingkungan Kurang informasi Krisis situasi
Invasif baru

Nyeri & Injuri Cemas Kurang Cemas


Cemas pengetahuann
Gangguan
fungsi

2.7 Komplikasi Pneumonia


Pada paru – paru penderita pneumonia di penuhi sel radang dan cairan yang
sebenarnya merupakan reaksi tubuh untuk mematikan kuman, tetapi karena
adanya dahak yang kental maka akibatnya fungsi paru terganggu sehingga
penderita mengalami kesulitan bernafas karena tidak adanya ruang untuk
tempat oksigen. Kekurangan oksigen membuat sel – sel tubuh tidak bisa
bekerja karena inilah, selain penyebaran infeksi keseluruh tubuh, penderita
pneumonia juga bisa meninggal (Muttaqin, 2008).
Menurut Mansjoer (2000) komplikasi pneumonia yaitu :
1. Abses kulit
2. Abses jaringan lunak
3. Otitis media
4. Sinusitis
5. Meningitis purualenta
6. Perikarditis.
2.8 Pemeriksaan Pneumonia

9
1. Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi
Perlu diperhatikan adanya takipnea dispne, sianosis sirkumoral,
pernapasan cuping hidung, distensi abdomen, batuk semula
nonproduktif menjadi produktif, serta nyeri dada pada waktu menarik
napas. Batasan takipnea pada anak berusia 12 bulan – 5 tahun adalah
40 kali / menit atau lebih. Perlu diperhatikan adanya tarikan dinding
dada ke dalam pada fase inspirasi. Pada pneumonia berat, tarikan
dinding dada kedalam akan tampak jelas.
b. Palpasi
Suara redup pada sisi yang sakit, hati mungkin membesar, fremitus
raba mungkin meningkat pada sisi yang sakit, dan nadi mungkin
mengalami peningkatan atau tachycardia.
c. Perkusi
Suara redup pada sisi yang sakit.
d. Auskultasi
Auskultasi sederhana dapat dilakukan dengan cara mendekatkan
telinga ke hidung / mulut bayi. Pada anak yang pneumonia akan
terdengar stridor. Sementara dengan stetoskop, akan terdengar suara
napas berkurang, ronkhi halus pada sisi yang sakit, dan ronkhi basah
pada masa resolusi. Pernapasan bronchial, egotomi, bronkofoni,
kadang terdengar bising gesek pleura (Mansjoer,2000).
2. Pemeriksaan laboraturium
a. Leukosit 18.000 – 40.000 / mm3
b. Hitung jenis didapatkan geseran ke kiri.
c. LED meningkat
d. X-foto dada
Terdapat bercak – bercak infiltrate yang tersebar (bronco pneumonia)
atau yang meliputi satu/sebagian besar lobus/lobule (Mansjoer,2000).

10
2.9 Penatalaksanaan Pneumonia
Menurut Mansjoer (2000) Penanganan pneumonia berdasarkan
klasifikasi pneumonia :

1. Pneumonia berat atau pneumonia sangat berat harus dirawat di RS dan


diberi antibiotik.
2. Pneumonia tidak perlu dirawat dirumah sakit
3. Batuk bukan pneumonia tidak perlu dirawat tidak perlu antibiaotik.

Menurut Mansjoer (2000), Apabila anak diklasifikasikan menderita


pneumonia berat atau penyakit sangat berat di puskesmas / balai pengobatan,
maka anak perlu dirujuk segera setelah diberi dosis pertama antibiotik yang
sesuai. Dosis pertama antibiotika yang dimaksud adalah klorampenikol yan
diberikan secara intramuscular dengan dosis 40 mg/kg BB.
Jika anak diklasifikasikan menderita pneumonia, maka tindakan berikut
ini diperlukan :

1) Pemberian antibiotik yang sesuai selama 5 hari.


2) Beri pelega tenggorokan dan pereda batuk yang aman.
3) Berikan nasihat kepada orang tua kapan harus segera kembali.
4) Melakukan kunjungan ulang setelah 2 hari.

Sedangkan untuk anak dengan pneumonia yang dirawat di rumah sakit,


diperlukan rencana perawatan yang sesuai dengan masalahanya, yaitu :
1. Efektivitas pola napas, rencana perawatan yang diperlukan adalah :
a. Berikan oksigen yang dilembabkan sesuai takikardi.
b. Lakukan fisioterapi dada : kerjakan sesuai jadwal.
c. Observasi tanda vital
d. Berikan antibiotik dan antipiretik sesuai advis.
e. Periksa dan catat hasil x-ray dada dan jumlah sel darah putih sesuai
indikasi.
f. Lakukan suction bila perlu.

11
g. Kaji dan catat pengetahuan serta partisipasi keluarga dalam
perawatan, misalnya, pemberian obat serta pengenalan tanda dan
gejala inefektivitas pola napas.
h. Ciptakan lingkungan yang nyaman.
2. Devisit volume cairan, intervensi yang diperlukan adalah :
a. Berikan cairan sesuai dengan kebutuhan.
b. Catat secara akurat intake dan output.
c. Kaji dan catat tanda vital serta gejala kekurangan cairan.
d. Periksa dan catat BJ urine tiap 4 jam atau sesuai advis.
e. Lakukan perawatan mulut sesuai dengan kebutuhan.
f. Kaji dan catat pengetahuan serta partisipasi keluarga dalam
monitoring intake dan output serta dalam mengenali tanda dan gejala
kekurangan volume cairan.
g. Ciptakan situasi yang nyaman.
2.10 Pencegahan Pneumonia
Menurut Theresia (2009), Pencegahan Pneumonia dapat dilakukan
dengan cara hidup bersih dan sehat dan memberikan nutrisi yang baik pada
balita. Disamping itu, perlu diberikan vaksin pneumokokus pada bayi dan
anak sedini mungkin.
Menurut Raymondnelson dan Bambang (2009), Pencegahan
pneumonia dapat dilakukan dengan cara :
1. Memberikan vaksinasi pneumokokus atau sering juga disebut sebagai
vaksin IPD.
2. Memberikan imunisasi pada anak sesuai waktunya.
3. Menjaga keseimbangan nutrisi anak.
4. Menjaga daya tahan tubuh anak dengan cara cukup istirahat dan juga
banyak olahraga.
5. Mengusahakan agar ruangan tempat tinggal mempunyai udara yang
bersih dan ventilasi yang cukup.

12
2.11 Pengobatan Pneumonia
Menurut Mansjoer (2000), pengobatan pneumonia dapat dilakukan dengan
cara pemberian antibiotik sesuai hasil biakan atau berikan :
1. Untuk kasus pneumonia community base :
a. Ampisilin 100 mg/kgBB/hari dalam 4 kali pemberian
b. Klorampenikol 75 mg/kgBB/hari dalam 4 kali pemberian
2. Untuk pneumoni hospital base :
a. Sefotaksim 100 mg/kgBB/hari dalam 2 kali pemberian
b. Amikasin 10 – 15 mg/kgBB/hari dalam 2 kali pemberian

13
BAB 3
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Pengkajian Keperawatan


Dasar data pengkajian pasien pneumonia adalah sebagai berikut :
1. Biodata
2. Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama : dispnea, demam, batuk, pengumpulan sekret.
b. Riwayat penyakit sekarang : kaji frekuensi pernapasan, sesak napas.
c. Riwayat pasien tentang disfungsi pernapasan sebelumnya; bukti terbaru
penularan terhadap infeksi dan alergi.
1) Frekuensi : cepat (takipnea), normal, atau lambat untuk anak
tertentu.
2) Kedalaman : kedalaman normal, terlalu dangkal (hipopnea), terlalu
dalam (hiperpnea); biasanya diperkirakan dari amplitude torakal dan
pengembangan abdomen.
3) Pernapasan sulit : kontinu, intermiten, menjadi makin buruk dan
menetap, dan pada saat istirahat atau kerja, dihubungkan dengan
nyeri.
4) Irama : variasi dalam frekuensi dan kedalaman pernapasan.
5) Bukti infeksi : peningkatan suhu, pembesaran kelenjar limfe
servikal, membran mukosa terinflamasi, dan rabas purulen dari
hidung, telinga, atau paru-paru (sputum).
6) Batuk : karakteristik batuk (bila ada) ; dalam keadaan seperti apa
batuk terdengar (misalnya : hanya malam hari, atau pagi hari), sifat
batuk (paroksismal dengan atau tanpa mengi, ‘’crou’’ atau
‘’brassy’’), frekuensi batuk, berhubungan dengan menelan atau
aktivitas lain.
7) Mengi (wheezing): ekspirasi atau inpirasi , nada tinggi atau musical,
memanjang, secara lambat progresif atau tiba-tba, berhubungan
dengan pernapasan sulit.

14
8) Sianosis : perhatikan distribusi ( perifer, perioral, fasial, batang
tubuh serta wajah), derajat, durasi, berhubungan dengan aktivitas.
9) Nyeri dada : mungkin merupakan keluhan anak yang lebih besar,
perhatikan lokasi dan situasi : terlokalisir atau menyebar, dari dasar
leher atau abdomen, dangkal atau tajam, dalam atau superfisisal,
berhubungan dengan pernapasan cepat, dangkal, atau mengorok.
10) Sputum : anak-anak yang lebih besar dapat menberikan sampel
sputum; perhatikan volume, warna, viskositas.
11) Pernapasan buruk : dapat berhubungan dengan beberapa infeksi
pernapasan.
3. Riwayat alergi dalam keluarga, gangguan genetik.
a. Riwayat Kehamilan dan Persalinan

1) Antenatal

Kesehatan ibu hamil, pernah mengalami kelainan atau penyakit apa


yang pernah diderita ibu dan apakah pernah memeriksakan
kandungannya.
2) Natal

Apakah selama persalinan mengalami gangguan dan melahirkan di


mana secara normal atau kelainan.
3) Post natal

Keadaan bayi setelah lahir sehat atau mengalami cacat bawaan.


b. Riwayat Imunisasi

Riwayat imunisasi terutama campak karena diare lebih sering terjadi

atau berakibat berat pada anak-anak dengan campak atau yang baru

menderita campak dalam 4 minggu terakhir, sebagai akibat penurunan

kekebalan pada pasien.

c. Riwayat Alergi

15
Riwayat alergi terhadap makanan atau obat-obatan (antibiotik) karena

faktor ini merupakan salah satu kemungkinan penyebab diare.

d. Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan


1) Pertumbuhan
Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran fisik (anatomi) dan
struktur tubuh dalam arti sebagian atau seluruhnya `karena adanya
multiflikasi (bertambah banyak) sel-sel tubuh dan juga karena
bertambahnya sel, yang meliputi : berat badan, panjang badan,
lingkar kepala, lingkar lengan dan lain-lain. (Soetjiningsih,2006)
Pertumbuhan anak dapat diukur dengan mengetahui berat badan,
tinggi badan, lingkar kepala, lingkar lengan, lingkar dada.
formula yang dipakai untuk menentukan panjang anak dari umur 3
tahun adalah:
Panjang Badan = 80 + 5n cm
Keterangan n = jumlah umur dalam tahun
Panjang Badan, umur:
- 1 tahun = 1 1 2 x panjang lahir
- 4 tahun = 2 x panjang lahir
- 6 tahun = 1 x panjang umur 1 tahun
- 13 tahun = x panjang lahir
- Dewasa = x panjang umur 2 tahun

Panjang Badan = 8 + 2n cm
Keterangan n = jumlah umur dalam tahun
Berat Badan, umur:
- Berat Badan Lahir Rata-Rata : 3,25 Kg
- Berat Badan Usia 3–12 bulan,menggunakan rumus :
umur (bulan)  9 n  9

2 2
Berat Badan usia 1-6 tahun menggunakan rumus :

16
(umur (tahun) x 2 ) + 8 = 2n + 8
Keterangan : n adalah usia anak

2) Perkembangan
Skala Yaumil-mimmi
a) Dari lahir sampai 3 bulan
Belajar mengangkat kepala, belajar mengikuti objek dengan
matanya, melihat ke muka dengan tersenyum, bereaksi terhadap
suara, mengenal ibunya dengan penglihatan, penciuman,
pendengaran dan kontak, menahan barang yang di pegangnya,
mengecoh spontan atau bereaksi dengan spontan.
b) Dari 3-6 bulan
Mengangkat kepala 90 derajat dan mengangkat dada dan
menopang tangan mulai belajar meraih benda-benda yang ada
dalam jangkauan atau luar jangkauannya, menaruh benda-benda
di mulutnya, tertawa dan menjerit karna gembira bila di ajak
bermain.
c) Dari 6-9 bulan
Dapat duduk tanpa bantuan, dapat tengkurap dengan berbalik
sendiri, dapat merangkak meraih benda atau mendeteksi
seseorang, memindahkan benda dari satu tangan ke tangannya
lainnya, memegang benda dengan ibu jari dan telunjuk, mengenal
muka anggota keluarga dan takut kepada orang asing atau orang
lain, mulai berpartisipasi di dalam permainan tepuk tangan dan
sembuyi-sembunyian.
d) Dari 9-12 bulan
Dapat berdiri sendiri tanpa di bantu, dapat berjalan dengan di
tuntun, menirukan suara, mengulang bunyi yang di dengar,
belajar mengatakan satu atau dua kata, mengerti perintah
sederhana, memperlihatkan minat yang besar dalam

17
mengeksplorasi sekitarnya, memasukkan benda ke dalam
mulutnya.

e) Dari 12-18 bulan


Dapat berjalan dengan mengeksplorasi rumah serta sekelilingnya,
menyusun 2/3 kotak, dapat mengatakan 5 - 10 kata,
memperlihatkan rasa cemburu dan bersaing.
f) Dari 18-24 bulan
Naik turun tangga, menyusun 6 kotak, menujukkan mata dan
hidungnya, belajar makan sendiri, menggambar garis di kertas
atau pasir, mulai belajar mengontrol buang air besar,
memperlihatkan minat kepada anak lain dan bermain dengan
mereka.
g) Dari 2-3 tahun
Belajar melompat, memanjat dan dengan satu kaki, membuat
jembatan dengan 3 kotak, mampu menyusun kalimat,
menggambar lingkaran, bermain bersama dengan anak lain dan
menyadari adanya lingkungan lain di luar lingkungannya.
h) Dari 3-4 tahun
Berjalan-jalan sendiri mengunjungi tetangga, berjalan pada jari
kaki, belajar memakai dan membuka pakaian sendiri,
menggambar orang hanya kepala dan badannya saja, mengenal
2/3 warna, bicara dengan baik, menyebut namanya, jenis kelamin
dan umurnya, banyak sertanya, mendengarkan cerita-cerita,
bermain dengan anak lain. menunjukkan rasa sayang kepada
saudara-saudara dan keluarga, melaksanakan tugas-tugas
sederhana.
i) Dari 4-5 tahun
Melompat dan menari, menggambar orang yang terdiri dari
kepala, lengan, badan, pandai bicara, dapat menghitung hari-hari,
minat kepada kata baru dan artinya, memprotes apa yang di

18
larang, mengenal 4 warna, menaruh minat kepada aktifitas orang
dewasa.

Pendidikan dan stimulasi yang perlu di berikan yaitu :


(1) Akademik sederhana yaitu pengenalan ruang, bentuk, warna,
persiapan berhitung.
(2) Pendidikan alam sekitar, sosialisasi, mengenal lingkungan
masyarakat.
(3) Bermain bebas untuk mengembangkan fantasi dan memperkaya
pengalaman.
(4) Menyanyi, menggambar, bermain musik, berlatih daya ingat,
mengenal tugas-tugas, larangan-larangan.
(5) Aktifitas sehari-hari, makan sendiri, minum sendiri, kontrol
buang air besar dan buang air kecil sendiri.
e. Riwayat psikososial Anak (Erikson)
1. Tahap percaya dan tidak percaya (0-1 Tahun)
Pada tahap ini bayi sudah terbentuk rasa percaya kepada seseorang
baik orang tua maupun orang yang mengasuhnya ataupun perawat
yang merawatnya,kegagaln pada tahap ini apabila terjadi kesalahan
dalam mengasuh atau merawat maka akan dapat timbul rasa tidak
percaya.
2. Tahap kemandiran, rasa malu, dan ragu (1 – 3 Tahun / Toddler)
Pada tahap ini anak sudah mulai mencoba untuk mandiri dalam tugas
tumbuh kembang seperti dalam motorik dan bahasa, pada tahap ini
juga anak sudah bisa merasa malu apabila orang tua terlalu
melindungi atau tidak memberikan kemandirian atau kebebasan anak
dan menunturt tinggi harapan anak.
3. Tahap inisiatif (4 – 6 Tahun/ Prasekolah)
Pada tahap ini anak sudah mempunyai inisiatif dalam belajar
mencari pengalaman baru secara aktif dalam melakukan

19
aktivitasnya, dan apabila pada tahap ini anak dilarang maka akan
tumbuh rasa bersalah pada diri anak.

4. Tahap rajin dan rendah diri (6 – 12 Tahun / Sekolah)


Pada tahap ini anak rajin dalam melakukan sesuatu akan tetapi
apabila harapan anak tidak tercapai kemungkinan anak akan
merasakan rendah diri.
5. Tahap identitas dan kebingungan peran (Masa Adolesence)
Pada tahap ini terjadi perubahn pada anak khususnya pada fisik dan
kematangan usia, perubahan hormonal akan menunjukan identitas
dirinya seperti siapa saya dan apabila kondisi tidak sesuai dengan
suasana hati maka dapat menyebabakan kebingungan dalam peran.
6. Tahap keintiman dan pemisahan (Masa dewasa muda)
Pada tahap ini anak mencoba melakukan hubungan dengan teman
sebaya atau kelompok masyarakat dalam kehidupan sosial untuk
menjalin keakraban dan apabila tidak mampu bergabung
kemungkinan dapat memisahkan diri dari anggota atau kelompok
orang.
7. Tahap generasi dan penghentian (Masa Dewasa Pertengahan)
Pada tahap ini seseorang ingin mencoba memperhatikan generasi
berikutnya dalam kegiatan aktivitas di masyarakat apabila terjadi
kegagalan maka akan ada penghentian dalam kegiatan atau aktivitas.
8. Tahap integritas dan keputusasaan (Masa Dewasa Lanjut)
Pada tahap ini seseorang cenderung memikirkan tugas – tugas dalam
mengakhiri kehidupan , perasaan putus asa akan mudah timbul
karena kegagalan pada dirinya untuk melakukan aktivitas dalam
kehidupan.
f. Riwayat psikosexual (Sigmund Freud)
1. Tahap Oral (0 – 1 Tahun)

20
Pada tahap ini kepuasaan dan kesenangan, kenikmatan dapat melalui
dengan cara menghisap, mengigit, mengunyah atau bersuara,
ketergantungan sangat tinggi dan selalu minta untuk dilindungi
untuk mendapatkan rasa aman. Masalah yang diperoleh pada tahap
ini adalah masalah menyapih dan makan.
2. Tahap Anal (1 – 3 Tahun)
Kepuasaan pada fase ini yaitu saat pengeluaran tinja, anak akan
menunjukan keakuannya dan sikapnya sangat narsistik yaitu cinta
terhadap dirinya sendiri dan sangat egoistik. Pada fase ini tugas yang
dapat di laksanakan anak yaitu bersifat obsesif atau gangguan
pikiran, pandangan sempit, yaitu membuka diri, tidak rapi, kurang
pengendalian diri.
3. Tahap Oedipal atau Phalik (3 – 5 Tahun)
Kepuasaan pada anak terletak pada rangsangan autoerotik yaitu
meraba – raba, merasakan kenikmatan dari beberapa daerah
erogennya, suka pada lain jenis. Anak laki – laki cenderung suka
pada ibunya dari pada ayahnya demikian sebaliknya anak perempuan
lebih suka pada ayahnya.
4. Tahap laten (5 – 12 Tahun)
Dengan perkembangan sebagai berikut kepuasaan anak mulai
terintegrasi, anak masuk dalam masa pubertas dan berhadapan
langsung dengan tuntunan sosial seperti suka hubungan dengan
kelompoknya atau sebaya, dorongan libido mulai mereda.
5. Tahap Genetalia (>12 Tahun)
Pada perkembangan ini kepuasaan anak akan kembali bangkit dan
mengarah pada perasaan cinta yang matang terhadap lawan jenis.

21
3.2 Diagnosa keperawatan
d. Analisa data
Symtom Etiologi Problem
DS : Pneumonia Bersihan jalan napas
- Dispnea ↓ tidak efektif
DO: Terbentuk eksudat
- Suara napas tambahan dan serous
- Sputum belebihan ↓
Masuk ke alveoli
melalui PD

Leukosit mengisi
alveoli

Leukosit dan fibrin
mengalami
konsolidasi dalam
paru

Peningkatan
produksi sputum

DS: Pneumonia Pola napas tidakefektif


- Dispnea. ↓
- Napas pendek. Terbentuk eksudat
dan serous
DO: ↓
- Bradipnea. Masuk ke alveoli
- Penurunan tekanan melalui PD
inspirasi-ekspirasi. ↓
- Napas cuping hidung. Leukosit mengisi
- Fase ekspirasi alveoli
memanjang ↓
- Pernafasan bibir Leukosit dan fibrin
mencucu. mengalami
- Penggunaan otot bantu konsolidasi dalam
nafas. paru
- Kecepatan respirasi ↓

Peningkatan
produksi sputum

22
Konsolidasi
jaringan paru

Penurunan ekspansi
dada

DS: Pneumonia Hipertermi


- Demam ↓
DO: Terbentuk eksudat
- Suhu tubuh meningkat dan serous
di atas 37,5 0 C ↓
- Akral teraba hangat Proses inflamasi

Hipotalamus
terganggu

DO: Pneumonia Cemas


a. Gelisah ↓
b. Perasaan takut MRS
c. Peningkatan ↓
kekhawatiran Family center
d. Perasaan tidak adekuat ↓
Krisis situasi

DS: Pneumonia Kurang pengetahuan


- Mengungkapkan ↓
masalah secara verbal MRS
DO: ↓
- Tidak mengikuti Kurang informasi
instruksi secara akurat
- Perilaku yang tidak
sesuai atau terlalu
berlebihan
DS: Pneumonia Gangguan proses
- Perubahan dalam ↓ keluarga
kepuasan terhadap MRS
keluarga ↓
DO: Hospitalisasi
Perubahan pada faktor ↓
berikut Perpisahan

23
- Penentuan tugas
- Ketersediaan
ketanggapan dan
keintiman yang efektif
- Ketersediaan
dukungan emosi
- Pola komunikasi
- Keefektifan dalam
menyelesaikan tugas
yang di berikan
- Ekspresi konflik
dengan atau isolasi
dari sumber- sumber
komunitas
- Ekspresi konflik
dalam keluarga
- Saling mendukung
- Partisipasi dalam
menyelesaikan
masalah
- Pola dan ritual
- Gabungan kekuatan
- Keluhan somatik
- Perilaku penurunan
stress

e. Rumusan diagnosa
1. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan obstruksi
mekanis, inflamasi, dan peningkatan sekresi, nyeri.
2. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan proses inflamasi.
3. Hipertermi berhubungan dengan inflamasi.
4. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi.
5. Takut / cemas berhubungan dengan kesulitan bernapas , prosedur dan
lingkungan yang tidak di kenal (rumah sakit).
6. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan penyakit atau
hospitalisasi anak.

24
3.3 Intervensi Keperawatan

No. Rencana Keperawatan Rasional


Dx Tujuan dan kriteria Tindakan
hasil
1. Setelah dilakukan 1. Posisikan anak pada 1) Hisap sekresi
tindakan kesejajaran tubuh yang jalan napas
keperawatan selama tepat untuk sesuai
.. jam diharapkan memungkinkan ekspasi kebutuhan.
masalah bersihan paru yang lebih baik
jalan nafas klien dan perbaikan
teratasi dengan pertukaran gas ,serta
kriteria hasil : mencegah aspirasi
a. Pasien sekresi (telungkup,
mengeluarkan semi telungkup,
sekreasi dengan miring).
adekuat. 2. Beri posisi telentang 2) Bantu anak
b. Anak yang lebih dengan kepala pada dalam
Besar posisi ‘’mengendus’’, mengeluarkan
mengeluarkan leher agak ektensi dan sputum.
sekresi tanpa hidung mengarah ke
stress dan atap.
keletihan yang 3. Hindari pemeriksaan 3) Sediakan alat
tidak perlu, anak dan kultur tenggorok kedaruratan
kecil akan pada pasien dengan untuk
mampu batuk kecurigaan epiglotitis menghindari
produktif karna dapat keterlambatan
menyebabkan obstruksi tindakan bila
jalan napas. diperlukan.
4. Beri nebulasi dengan 4) Lakukan

25
larutan dan alat yang perkusi, vibrasi
tepat, sesuai ketentuan. dan drainase
postural untuk
menpermudah
drainase sekresi.
2. Setelah dikaukan 1. Posisikan untuk 1) Beri posisi yang
tindakan ventilasi yang nyaman
keperawatan selama maksimun (misalnya (misalnya posisi
.. jam diharapkan jalan nafas terbuka dan tripod pada
masalah pola nafas kemungkinan ekspansi anak dengan
tidak efektif teratasi paru yang maksimun). epiglotitis atau
dengan kriteria hasil 2. Periksa posisi anak pertahankan
: dengan sering untuk keninggian
a. Pasien memastikan bahwa kepala sedikit
menunjukkan anak tidak merosot 30 derajat).
fungsi pernafasan untuk mehindari 2) Hindari pakaian
normal. penekanan diafragma. atau bedung
b. Anak bernafas 3. Ajarkan pada anak dan yang ketat.
dengan mudah. keluarga tentang
tindakan yang
menpermudah upaya
pernapasan (misalnya
pemberian posisi yang
tepat).

3) Untuk
kebanyakan
penyakit
pernapasan
gunakan cool
mist humidifler

26
dalam ruagan
anak
.
3. Setelah dilakukan 1. Intervensi : jelaskan 1) Ciptakan
tindakan selama .. prosedur dan peralatan hubungan anak
jam masalah cemas yang tidak di kenal dan orang tua.
teratasi dengan pada anak dengan
kriteria hasil : istilah yang sesuai
a. Pasien dengan tahap
mengalami perkembangan.
penuruna rasa 2. Anjurkan perawatan 2) Berikan objek
takut / cemas. yang berpusat pada kedekatan
b. Anak tidak keluarga dengan (misalnya
menenjukkan peningkatan kehadiran mainan keluarga
tanda-tanda orang tua dan bila dan selimut).
distres mungkin , keterlibatan
pernapasan atau orang tua.
ktidaknyamanan 3. Kaji dan 3) Cobalah untuk
fisik. implementasikan terapi mehindari
penatalaksanaan nyeri prosedur
yang tepat (misalnya intrusif atau
sedatif dan analgesic). yang
menimbulkan
nyeri.

4. Beri aktivitas 4) Beri obat-


pengalihan yang tepat obatan yang
sesuai dengan meningkatkan
kemampuan kognitif perbaikan
dan kondisi anak. ventilasi

27
(misalnya
bronkodilator
dan
ekspektoran).

4. Setelah dilakukan 1. kenali kekhawatiran 1) Gali perasaan


tindakan selama .. dan kebutuhan orang keluarga dan
jam masalah tua untuk informasi dan ’’masalah’’
perubahan proses dukungan. sekitar
keluarga teratasi hospitalisasi
dengan kriteria hasil dan penyakit
: anak.
a. Pasien (keluarga) 2. Anjurkan perawatan 2) Jelaskan tentang
mengalami yang berpusat pada terapi dan
pengurangan keluarga dan anjurkan prilaku anak
ansietas dan anggota keluarga agar
peningkatan terlibat dalam
kemampuan perawatan anak..
untuk melakukan
koping.
b. Orang tua
mengajukan
pertanyaan yang
tepat,
mendiskusikan
kondisi dan
perawatan anak

28
dengan tenang
serta terlibat
secara positif
dalam perawatan
anak.
5. Setelah dilakukan 1. Tentukan pengetahuan 1) Untuk
belajar pasien
tindakan selama .. menentukan
2. Lakukan penilaian
jam masalah kurang terhadap tingkatan intervensi
pengetahuan teratasi pengetahuan pasien saat selanjutnya.
ini
dengan kriteria hasil 3. Tentukan kemampuan 2) Mengetahui
: pasien untuk tingkat
mempelajari inpormasi
a. pengetahuan kusus
pengetahuan
keluarga mengenai
pasien.
penyakit ananknya.
4. Tentukan motifasi
3) Agar pasie
pasien untuk
mempelajari inpormasi mengetahui
tertentu tentang penyakit
5. Kaji gaya belajar
keluarga pasien yang di derita
4) Untuk
mengetahui
sejauh mana
pasien
memahami
imformasi
tentang
penyakitnya
5) Untuk menilai
teta cara
memahami
informasi

29
BAB IV
PENUTUP

4.1 KESIMPULAN
Pneumonia adalah proses inflamasi parenkim paru yang terdapat
konsolidasi dan terjadi pengisian alveoli oleh eksudat yang disebabkan oleh
bakteri, virus, dan benda – benda asing. Pneumonia terbilang penyakit
berbahaya karena cara penularannya yang sangat mudah. Penyakit
pneumonia dapat menular melalui percikan ludah yang menyebar lewat
udara saat bersin batuk, ataupun bicara. Pencegahan Pneumonia dapat
dilakukan dengan cara hidup bersih dan sehat dan memberikan nutrisi yang
baik pada balita. Disamping itu, perlu diberikan vaksin pneumokokus pada
bayi dan anak sedini mungkin.

30
DAFTAR PUSTAKA

Aziz,Alimul.H . 2003. Metode Penelitian Keperawatan dan Analisa Data.


Jakarta : Salemba Medika.

Depkes, 2008, Cakupan PHBS. http://www.Depkes.co.id. di akses tanggal


28 Mei 2014 jam 19.50 wita.

Mansjoer, 2000, Kapita Selekta Kedokteran, Jakarta : media aesculapius.

Muttaqin, 2008, Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan System


Pernapasan, Jakarta : Salemba Medika.

Raymondnelson.2009.Waspadapneumonia.http://pencegahan.pneumonia.c
om/read/2009.htm. di akses tanggal 28 Mei 2014 jam 18.33 wib

Sipahutar.2007.KonsepPneumonia.http://www.medicastore.com/med/detai
l_pyk.php?id. di akses tanggal 29 Mei 2014 jam 20.15 wita.

Theresia. 2009. Jangan Anggap Enteng Pneumonia.


http://kesehatan.kompas.com/read/2009/09/12/13191250/Jangan.Angg
ap.Enteng.Pneumonia. di akses tanggal 29 Mei 2014 19.15 wita

Wikipedia. 2009. Ciri Khas Perkembangan Balita.


Http://id.wikipedia.org/wiki/Balita. diakses tanggal 28 Mei 2014 jam
19.00 wita.

31

S-ar putea să vă placă și

  • Askep Keluarga
    Askep Keluarga
    Document37 pagini
    Askep Keluarga
    ari wahyuni
    Încă nu există evaluări
  • KP Epilepsi
    KP Epilepsi
    Document3 pagini
    KP Epilepsi
    linda meilianti
    Încă nu există evaluări
  • Askep
    Askep
    Document2 pagini
    Askep
    ari wahyuni
    Încă nu există evaluări
  • Daftar Hadir Penyuluhan
    Daftar Hadir Penyuluhan
    Document1 pagină
    Daftar Hadir Penyuluhan
    ari wahyuni
    Încă nu există evaluări
  • KP Epilepsi
    KP Epilepsi
    Document3 pagini
    KP Epilepsi
    linda meilianti
    Încă nu există evaluări
  • Kata Penganta
    Kata Penganta
    Document2 pagini
    Kata Penganta
    ari wahyuni
    Încă nu există evaluări
  • Askep Osteoporosis
    Askep Osteoporosis
    Document6 pagini
    Askep Osteoporosis
    ari wahyuni
    Încă nu există evaluări
  • Isi Gerontik
    Isi Gerontik
    Document20 pagini
    Isi Gerontik
    ari wahyuni
    Încă nu există evaluări
  • Penyakit Kulit Di Industri Percetakan
    Penyakit Kulit Di Industri Percetakan
    Document1 pagină
    Penyakit Kulit Di Industri Percetakan
    ari wahyuni
    Încă nu există evaluări
  • Daftar Isi Gerontik
    Daftar Isi Gerontik
    Document1 pagină
    Daftar Isi Gerontik
    ari wahyuni
    Încă nu există evaluări
  • Pathway Gerontik
    Pathway Gerontik
    Document2 pagini
    Pathway Gerontik
    ari wahyuni
    Încă nu există evaluări
  • Askep Hepatitis
    Askep Hepatitis
    Document23 pagini
    Askep Hepatitis
    ari wahyuni
    Încă nu există evaluări
  • Penyakit Kulit Di Industri Percetakan
    Penyakit Kulit Di Industri Percetakan
    Document12 pagini
    Penyakit Kulit Di Industri Percetakan
    ari wahyuni
    Încă nu există evaluări
  • Askep Hepatitis
    Askep Hepatitis
    Document2 pagini
    Askep Hepatitis
    ari wahyuni
    Încă nu există evaluări
  • Askep Hepatitis
    Askep Hepatitis
    Document2 pagini
    Askep Hepatitis
    ari wahyuni
    Încă nu există evaluări
  • Askep Osteoporosis
    Askep Osteoporosis
    Document16 pagini
    Askep Osteoporosis
    ari wahyuni
    Încă nu există evaluări
  • Tugas Buk Indah
    Tugas Buk Indah
    Document9 pagini
    Tugas Buk Indah
    ari wahyuni
    Încă nu există evaluări
  • Askep Glaukoma
    Askep Glaukoma
    Document25 pagini
    Askep Glaukoma
    ari wahyuni
    Încă nu există evaluări
  • Kata Pengantar New
    Kata Pengantar New
    Document2 pagini
    Kata Pengantar New
    ari wahyuni
    Încă nu există evaluări
  • Askep Malaria
    Askep Malaria
    Document33 pagini
    Askep Malaria
    ari wahyuni
    Încă nu există evaluări
  • Askep Bayi DG Cpap
    Askep Bayi DG Cpap
    Document5 pagini
    Askep Bayi DG Cpap
    ari wahyuni
    Încă nu există evaluări
  • Askep
    Askep
    Document11 pagini
    Askep
    Alia Ladziina
    Încă nu există evaluări
  • Kata Pengantar Glaukoma
    Kata Pengantar Glaukoma
    Document2 pagini
    Kata Pengantar Glaukoma
    ari wahyuni
    Încă nu există evaluări
  • Edit Malaria
    Edit Malaria
    Document21 pagini
    Edit Malaria
    ari wahyuni
    Încă nu există evaluări
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Document2 pagini
    Kata Pengantar
    Fredy Menunggu Jawaban
    Încă nu există evaluări
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Document1 pagină
    Daftar Isi
    ari wahyuni
    Încă nu există evaluări
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Document1 pagină
    Daftar Isi
    ari wahyuni
    Încă nu există evaluări
  • Pathway
    Pathway
    Document2 pagini
    Pathway
    ari wahyuni
    Încă nu există evaluări
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Document2 pagini
    Kata Pengantar
    ari wahyuni
    Încă nu există evaluări