Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian tentang Pengaruh Variasi Konsentrasi Basis HPMC 4000
terhadap Stabilitas Fisik Gel Mikroemulsi Natrium Diklofenak. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh variasi konsentrasi basis HPMC 4000 terhadap stabilitas fisik sediaan
gel dalam sistem mikroemulsi tipe o/w. Mikroemulsi dibuat dengan surfaktan (Tween 80) :
Kosurfaktan (Etanol 95%) = 4 : 1. Formulasi gel menggunakan perbandingan konsentrasi
basis HPMC 4000 yaitu F1 (2%), F2 (3%), F3 (4%), dan F4 (5%). Uji stabilitas fisik
ditentukan berdasarkan pengamatan organoleptik meliputi warna, bau dan bentuk,
pemeriksaan pH, pemeriksaan homogenitas, uji daya sebar, dan penentuan viskositas. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa semua formula memiliki stabilitas yang baik. Hal ini
ditunjukkan dengan nilai (p>0,05) yang berarti bahwa tidak terjadi perubahan yang signifikan
terhadap sediaan sebelum dan setelah kondisi penyimpanan dipercepat.
Kata Kunci : Stabilitas fisik, Mikroemulsi, Natrium diklofenak, Gel, HPMC 4000
PENDAHULUAN
Natrium diklofenak adalah agen non- Natrium diklofenak memiliki koefisien
steroid yang umum digunakan dan sangat partisi (P) sebesar 13,4 (Log P = 1,13)
efektif sebagai anti inflamasi digunakan (Budavari, 1996). Berdasarkan nilai
untuk kondisi akut dari inflamasi dan nyeri, koefisien partisi tersebut dapat diketahui
gangguan muskoletal dan artritis. Obat ini bahwa natrium diklofenak cenderung
terikat 99% pada protein plasma dan bersifat liofil, sehingga penggunaannya
mengalami metabolisme lintas pertama lebih optimal bila digunakan dalam sistem
sebesar 40-50%, serta menyebabkan dua fase, contohnya emulsi w/o. Tetapi
gangguan gastrointestinal (Wilmana, emulsi memiliki kelemahan antara lain
1995). tidak stabil secara termodinamik (Allen,
Untuk mengurangi efek pada saluran 1997).
cerna, dan meningkatkan kepatuhan Untuk meningkatkan efektifitas dan
dalam penggunaan maka pendekatan stabilitas emulsi maka dibuat sistem
yang dilakukan dengan membuat sediaan mikroemulsi. Sediaan mikroemulsi natrium
transdermal yaitu sistem penghantaran diklofenak memiliki kelemahan yaitu
yang memanfaatkan kulit sebagai tempat sediaan yang encer maka mudah mengalir
masuknya obat. Oleh sebab itu dibuat saat digunakan sehingga pelepasan obat
dalam bentuk sediaan topikal (Hendriadi, melewati kulit terganggu. Masalah ini
2012). dapat diatasi dengan digunakannya gelling
JF FIK UINAM Vol.5 No.4 2017 270
agent untuk memperbaiki sifat rheologi Pembuatan sediaan mikro-emulsi
mikro-emulsi (Hendriadi, 2012). Pembuatan sistem mikro-emulsi adalah
Sediaan gel yang baik dapat Tween 80, VCO, dan etanol 95%
diperoleh dengan cara mem-formulasikan dimasukkan langsung ke dalam beker
beberapa jenis bahan pembentuk gel, glass 50,0 ml kemudian diaduk sampai
namun yang paling penting untuk homogen dengan menggunakan magnetic
diperhatikan adalah pemilihan gelling stirrer dengan kecepatan 100 rpm selama
agent. HPMC dapat membentuk gel yang 15 menit kemudian ditambahkan aqua
jernih dan bersifat netral serta memiliki destillata diaduk dengan magnetic stirrer
viskositas yang stabil pada penyimpanan dengan kecepatan 100 rpm selama 15
jangka panjang (Rowe, 2009). Hasil menit hingga terbentuk sistem mikroemulsi
penelitian Madan & Singh (2010) (tampilan = jernih). Natrium diklofenak
menyebutkan basis HPMC memiliki dilarutkan pada larutan mikroemulsi
kemampuan daya sebar yang lebih baik diaduk dengan magnetic stirrer dengan
dari karbopol, metilselulosa, dan sodium kecepatan 150 rpm sampai larut dan
alginat sehingga mudah diaplikasian ke homogen selama 60 menit.
kulit. Gel yang baik mempunyai waktu
penyebaran yang singkat. Tabel 1. Formulasi mikroemulsi
Bahan Kegunaan (%) b/v
METODE PENELITIAN Natrium Zat aktif 5
A. Pembuatan sistem mikroemulsi diklofenak
VCO Fase minyak 5
Optimasi pembuatan mikroemulsi Tween 80 Surfaktan 28
Optimasi sediaan dilakukan dengan Etanol Kosurfaktan 7
Aqua destillata Pelarut Ad 100
penentuan jumlah surfaktan-kosurfaktan
yang diperlukan untuk dapat membentuk
B. Pembuatan basis Gel HPMC
sistem mikro-emulsi. Penentuan jumlah
Sebelum membuat sediaan, dibuat
surfaktan dan kosurfaktan diawali dengan
basis gel terlebih dahulu ditimbang HPMC
penentuan perbandingan keduanya dalam
4000 dan didispersikan dalam
sistem mikroemulsi. Setelah dilakukan
aquademineralisata bebas CO2 20 kali
penentuan perbandingan surfaktan-
beratnya dan didiamkan selama 1 jam,
kosurfaktan dalam hal ini Tween 80 dan
kemudian digerus sampai terbentuk
Etanol 95%, kemudian dilakukan
massa gel. Setelah terbentuk massa gel
penentuan jumlah keduanya dalam
dilakukan penambahan propilen glikol,
sediaan. Hasil yang didapatkan kemudian
aduk sampai homogen, terakhir
digunakan untuk pembuatan mikro-emulsi.
ditambahkan aqua-demineralisata bebas
CO2 sampai berat yang diinginkan.
JF FIK UINAM Vol.5 No.4 2017 271
C. Pembuatan sediaan mikro-emulsi dibuat kemudian dicatat nilai yang
dalam basis gel HPMC ditunjukkan oleh pH meter (Rawlins,
Sediaan mikroemulsi dalam basis 2003). Pengukuran pH dilakukan terhadap
gel HPMC 4000 dibuat dalam konsentrasi sediaan gel yang telah dibuat sebelum
natrium diklofenak 1%. Tahapan dan setelah diberi kondisi penyimpanan di-
pembuatan sediaan mikro-emulsi natrium percepat yaitu pada suhu 5oC dan 35oC
diklofenak dalam basis gel HPMC 4000: masing-masing selama 12 jam sebanyak
mikroemulsi natrium diklofenak ditimbang 10 siklus.
sesuai dengan kebutuhan untuk mem- 3. Pengukuran viskositas
bentuk sediaan dengan konsentrasi Pengukuran viskositas dilakukan
natrium diklofenak 1% kemudian dengan menggunakan viscometer
dimasukkan kedalam basis gel dan diaduk Brookfield dengan spindel no 7 dengan
sampai homogen hingga terbentuk kecepatan 50 rpm ke dalam sediaan gel
sediaan mikroemulsi natrium diklofenak kemudian diamati dan dihitung
dalam basis gel HPMC 4000. viskositasnya (Septiani, 2011).
Tabel 2. Formulasi Gel Mikroemulsi Pengukuran viskositas di-lakukan
Formula terhadap sediaan gel yang telah dibuat
Nama Bahan
F1 F2 F3 F4 sebelum dan setelah diberi kondisi
Mikroemulsi (ml) 4 4 4 4
penyimpanan di-percepat yaitu pada suhu
HPMC 4000 %(b/b) 2 3 4 5
Propilen glikol %(b/b) 15 15 15 15
5oC dan 35oC masing-masing selama 12
Rieger, M.M. Emulsi. Dalam: Lachman L., Voight, R. Buku Pelajaran Teknologi
H. Lieberman & J.L. Kaning. Teori Farmasi. Gajah Mada University
dan Praktek Farmasi Industri Vol 1. Press. Yogyakarta. 1995.
UI Press. Jakarta. 1994.
Wilmana, P.F. Analgesik – Antipiretik
Septiani S, Wathoni N, Mita SR. Formulasi Analgesik Anti-Inflmasi Steroid dan
Sediaan Masker Gel Antioksidan Obat Pirai. Dalam : Ganiswarna,
Dari Ekstrak Etanol Biji Melinjo S.G. Farmakologi dan Terapi Edisi
ke-4. Jakarta. 1995