Sunteți pe pagina 1din 13

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN GANGGUAN NUTRISI

“KWASHIORKOR”

KELOMPOK 2

EKA FATIKA SARI

ELIS SRIAPRILIA

IFA FAZIRA

INDRIYANTI SOFYAN

JEIN ARNALIA TOPOLEGA

YASIN

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIDYA NUSANTARA PALU
2019
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
BAB II

PEMBAHASAN

A. TINJAUAN TEORI
1. DEFINISI
Kata “kwarshiorkor” berasal dari bahasa Ghana-Afrika yang berati “anak yang
kekurangan kasih sayang ibu”.Kwashiorkor adalah suatu syndrome klinik yang timbul
sebagai akibat adanya kekurangan protein yang parah dan pemasukan kalori yang kurang
dari yang dibutuhkan. (Behrman, Richard E. 1994 : 299)
Kwashiorkor adalah satu bentuk malnutrisi yang disebabkan oleh defisiensi
protein yang berat bisa dengan konsumsi energi dan kalori tubuh yang tidak mencukupi
kebutuhan.Kwashiorkor atau busung lapar adalah salah satu bentuk sindroma dari
gangguan yang dikenali sebagai Malnutrisi Energi Protein (MEP) Dengan beberapa
karakteristik berupa edema dan kegagalan pertumbuhan,depigmentasi,hyperkeratosis.
Jadi kwashiorkor, adalah suatu syndrome klinik yang timbul sebagai akibat
adanya kekurangan protein dengan intake karbohidrat yang normal atau tinggi dikenali
sebagai Malnutrisi Energi Protein (MEP) dengan beberapa karakteristik berupa edema
dan kegagalan pertumbuhan,depigmentasi,hyperkeratosis.
2. ETIOLOGI
Penyebab terjadinya kwashiorkor adalah inadekuatnya intake protein yang
berlansung kronis. Faktor yang dapat menyebabkan hal tersebut antara lain :
a. Pola makan
Protein (asam amino) adalah zat yang sangat dibutuhkan anak untuk tumbuh dan
berkembang. Meskipun intake makanan mengandung kalori yang cukup, tidak
semua makanan mengandung protein / asam amino yang memadai. Bayi yang
masih menyusui umumnya mendapatkan protein dari ASI yang diberikan
ibunya, namun bagi yang tidakmemperoleh ASI protein dari sumber-sumber lain
(susu, telur, keju, tahu dll) sangatlah dibutuhkan. Kurangnya pengetahuan ibu
mengenai keseimbangan nutrisi anak berperan penting terhadap terjadi
kwashiorkhor, terutama pada masa peralihan ASI ke makanan pengganti ASI.
b. Faktor sosial
Hidup di negara dengan tingkat kepadatan penduduk yang tinggi, keadaan
sosial dan politik tidak stabil, ataupun adanya pantangan untuk menggunakan
makanan tertentu dan sudah berlansung turun temurun dapat menjadi hal yang
menyebabkan terjadinya kwashiorkor.
c. Faktor ekonomi
Kemiskinan keluarga / penghasilan yang rendah yang tidak dapat memenuhi
kebutuhan berakibat pada keseimbangan nutrisi anak tidak terpenuhi, saat
dimana ibunya pun tidak dapat mencukupi kebutuhan proteinnya.
d. Faktor infeksi dan penyakit lain
Telah lama diketahui bahwa adanya interaksi sinergis antara MEP dan infeksi.
Infeksi derajat apapun dapat memperburuk keadaan gizi. Dan sebaliknya
MEP, walaupun dalam derajat ringan akan menurunkan imunitas tubuh
terhadap infeksi. Seperti gejala malnutrisi protein disebabkan oleh gangguan
penyerapan protein, misalnya yang dijumpai pada keadaan diare kronis,
kehilangan protein secara tidak normal padaproteinuria (nefrosis), infeksi
saluran pencernaan, serta kegagalan mensintesis protein akibat penyakit hati
yang kronis.
3. PATIFISIOLOGI
Pada defisiensi protein murni tidak terjadi katabolisme jaringan yang sangat
berlebihan karena persediaan energi dapat dipenuhi oleh jumlah kalori dalam dietnya.
Kelainan yang mencolok adalah gangguan metabolik dan perubahan sel yang
disebabkan edema dan perlemakan hati. Karena kekurangan protein dalam diet akan
terjadi kekurangan berbagai asam amino dalam serum yang jumlahnya yang sudah
kurang tersebut akan disalurkan ke jaringan otot, makin kurangnya asam amino dalam
serum ini akan menyebabkan kurangnya produksi albumin oleh hepar yang kemudian
berakibat timbulnya odema. Perlemakan hati terjadi karena gangguan pembentukan
beta liprotein, sehingga transport lemak dari hati terganggu dengan akibat terjadinya
penimbunan lemak dalam hati.
4. MANIFESTASI KLINIS
Tanda atau gejala yang dapat dilihat pada anak dengan Malnutrisi protein berat
Kwashiorkor, antara lain :
a. Wujud Umum
Secara umumnya penderita kwashiorkor tampak pucat, kurus, atrofi pada
ekstremitas, adanya edema pedis dan pretibial serta asites. Muka penderita ada
tanda moon face dari akibat terjadinya edema.
b. Retardasi Pertumbuhan
Gejala penting ialah pertumbuhan yang terganggu. Selain berat badan, tinggi
badan juga kurang dibandingkan dengan anak sehat.
c. Perubahan Mental
Biasanya penderita cengeng, hilang nafsu makan dan rewel. Pada stadium lanjut
bisa menjadi apatis. Kesadarannya juga bisa menurun, dan anak menjadi pasif.
d. Edema
Pada sebagian besar penderita ditemukan edema baik ringan maupun berat.
Edemanya bersifat pitting. Edema terjadi bisa disebabkan hipoalbuminemia,
gangguan dinding kapiler, dan hormonal akibat dari gangguan eliminasi ADH.
e. Kelainan Rambut
Perubahan rambut sering dijumpai, baik mengenai bangunnya (texture), maupun
warnanya. Sangat khas untuk penderita kwashiorkor ialah rambut kepala yang
mudah tercabut tanpa rasa sakit. Pada penderita kwashiorkor lanjut, rambut akan
tampak kusam, halus, kering, jarang dan berubah warna menjadi putih. Sering
bulu mata menjadi panjang.
f. Kelainan Kulit
Kulit penderita biasanya kering dengan menunjukkan garis-garis kulit yang lebih
mendalam dan lebar. Sering ditemukan hiperpigmentasi dan persisikan kulit. Pada
sebagian besar penderita dtemukan perubahan kulit yang khas untuk penyakit
kwashiorkor, yaitu crazy pavement dermatosis yang merupakan bercak-bercak
putih atau merah muda dengan tepi hitam ditemukan pada bagian tubuh yang
sering mendapat tekanan. Terutama bila tekanan itu terus-menerus dan disertai
kelembapan oleh keringat atau ekskreta, seperti pada bokong, fosa politea, lutut,
buku kaki, paha, lipat paha, dan sebagainya. Perubahan kulit demikian dimulai
dengan bercak-bercak kecil merah yang dalam waktu singkat bertambah dan
berpadu untuk menjadi hitam. Pada suatu saat mengelupas dan memperlihatkan
bagian-bagian yang tidak mengandung pigmen, dibatasi oleh tepi yang masih
hitam oleh hiperpigmentasi.
g. Kelainan Gigi dan Tulang
Pada tulang penderita kwashiorkor didapatkan dekalsifikasi, osteoporosis, dan
hambatan pertumbuhan. Sering juga ditemukan caries pada gigi penderita.
h. Kelainan Hati
Pada biopsi hati ditemukan perlemakan, bisa juga ditemukan biopsi hati yang
hampir semua sela hati mengandung vakuol lemak besar. Sering juga ditemukan
tanda fibrosis, nekrosis, da infiltrasi sel mononukleus. Perlemakan hati terjadi
akibat defisiensi faktor lipotropik.
i. Kelainan Darah dan Sumsum Tulang
Anemia ringan selalu ditemukan pada penderita kwashiorkor. Bila disertai
penyakit lain, terutama infestasi parasit ( ankilostomiasis, amoebiasis) maka dapat
dijumpai anemia berat. Anemia juga terjadi disebabkan kurangnya nutrien yang
penting untuk pembentukan darah seperti Ferum, vitamin B kompleks (B12, folat,
B6). Kelainan dari pembentukan darah dari hipoplasia atau aplasia sumsum tulang
disebabkan defisiensi protein dan infeksi menahun. Defisiensi protein juga
menyebabkan gangguan pembentukan sistem kekebalan tubuh. Akibatnya terjadi
defek umunitas seluler, dan gangguan sistem komplimen. Kelainan Pankreas dan
Kelenjar Lain Di pankreas dan kebanyakan kelenjar lain seperti parotis, lakrimal,
saliva dan usus halus terjadi perlemakan.
j. Kelainan Jantung
Bisa terjadi miodegenerasi jantung dan gangguan fungsi jantung disebabkan
hipokalemi dan hipmagnesemia.
k. Kelainan Gastrointestinal
Gejala gastrointestinal merupakan gejala yang penting. Anoreksia kadang-kadang
demikian hebatnya, sehingga segala pemberian makanan ditolak dan makanan
hanya dapat diberikan dengan sonde lambung. Diare terdapat pada sebagian besar
penderita.
Hal ini terjadi karena 3 masalah utama yaitu berupa infeksi atau infestasi
usus, intoleransi laktosa, dan malabsorbsi lemak. Intoleransi laktosa disebabkan
defisiensi laktase. Malabsorbsi lemak terjadi akibat defisiensi garam empedu,
konyugasi hati, defisiensi lipase pankreas, dan atrofi villi mukosa usus halus.
Gambaran klinik antara Marasmus dan Kwashiorkor sebenarnya berbeda
walaupun dapat terjadi bersama-sama (Ngastiyah, 1997)
5. KOMPLIKASI
Anak dengan kwashiorkor akan lebih mudah untuk terkena infeksi dikarenakan
lemahnya sistem imun. Tinggi maksimal dan kempuan potensial untuk tumbuh tidak
akan pernah dapat dicapai oleh anak dengan riwayat kwashiorkor. Bukti secara
statistik mengemukakan bahwa kwashiorkor yang terjadi pada awal kehidupan (bayi
dan anak-anak) dapat menurunkan IQ secara permanen.
6. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Pada pemeriksaan laboratorium, anemia selalu ditemukanterutama jenis
normositik normokrom karenaadanya gangguan sistem eritropoesis akibat
hipoplasia kronis sumsum tulang di samping karena asupan zat besi yang kurang
dalam makanan, kerusakan hati dan gangguan absorbsi. Selain itu dapat
ditemukan kadar albumin serum yang menurun.
b. Pemeriksaan radiologis juga perlu dilakukan untuk menemukan adanya kelainan
pada paru.
7. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan kwashiorkor bervariasi tergantung pada beratnya kondisi anak.
Keadaan shock memerlukan tindakan secapat memungkin dengan restorasi volume
darah dan mengkontrol tekanan darah. Pada tahap awal, kalori diberikan dalam
bentuk karbohidrat, gula sederhana, dan lemak. Protein diberikan setelah semua
sumber kalori lain telah dapat memberikan tambahan energi. Vitamin dan mineral
dapat juga diberikan dikarenakan anak tidak mendapatkan makanan dalam jangka
waktu yang lama, memberikan makanan per oral dapat menimbulkan masalah,
khususnya apabila pemberian makanan dengan densitas kalori yang tinggi. Makanan
harus diberikan secara berharap / perlahan. Banyak dari anak penderita malnutrisi
menjadi intoleran terhadap susu (lactose intolerance) dan diperlukan untuk
memberikan suplemen yang mengandung enzim lactase.
Penatalaksanaan gizi buruk menurut standar pelayanan medis kesehatan anak
IDAI (ikatan dokter anak Indonesia) adalah dengan penangan dini pada kasus – kasus
kwashiorkor umumnya memberikan hasil yang baik. Pengangan yang terlambat (late
stages) mungkin dapat memperbaiki status kesehatan anak secara umum, namun anak
dapat mengalami gangguan fisik yang permanen dan gangguan intelektualnya. Kasus
– kasus kwashiorkor yang tidak dilakukan penanganan atau penangannya yang
terlambat memberikan akibat fatal.
B. TINJAUAN KASUS
1. PATHWAY
Ekonomi dan Asupan nutrisi Kebutuhan energi
yang kurang metebolisme
pendidikan
(protein) meningkat

Metebolisme cadangan makanan


(karbohidrat, protein, dan lemak untuk
menghasilkan kalori)

Defisiensi Kebutuhan Ketidakseimbangan


protein proten metabolisme
meningkat

Penurunan Penurunan Altrofil Akumulasi cairan


kadar system imun jaringan dan rongga usus
albumin
serum

Peningkatan Komplikasi Hilangnya Busung


osmotik (diare, infeksi lemak
plasma saluran subkutan dan
cerna) turgor kulit
buruk

Edema
2. PENGKAJIAN
Pengkajian Fisik Meliputi pengkajian pengkajian komposisi keluarga, lingkungan
rumah dan komunitas, pendidikan dan pekerjaan anggota keluarga, fungsi dan
hubungan angota keluarga, kultur dan kepercayaan, perilaku yang dapat
mempengaruhi kesehatan, persepsi keluarga tentang penyakit klien dan lain-lain.
Pengkajian secara umum dilakukan dengan metode head to too yang meliputi:
keadaan umum dan status kesadaran, tanda-tanda vital, area kepala dan wajah, dada,
abdomen, ekstremitas dan genito-urinaria.
Fokus pengkajian pada anak dengan Kwashiorkor adalah pengukuran
antropometri (berat badan, tinggi badan, lingkaran lengan atas dan tebal lipatan kulit).
Tanda dan gejala yang mungkin didapatkan adalah: -
a. Penurunan ukuran antropometri
b. Perubahan rambut (defigmentasi, kusam, kering, halus, jarang dan mudah dicabut)
c. Gambaran wajah seperti orang tua (kehilangan lemak pipi), edema palpebral
d. Tanda-tanda gangguan sistem pernapasan (batuk, sesak, ronchi, retraksi otot
intercostal) - Perut tampak buncit, hati teraba membesar, bising usus dapat
meningkat bila terjadi diare.
e. Edema tungkai - Kulit kering, hiperpigmentasi, bersisik dan adanya crazy
pavement dermatosis terutama pada bagian tubuh yang sering tertekan (bokong,
fosa popliteal, lulut, ruas jari kaki, paha dan lipat paha)
3. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa Keperawatan Diagnosa keperawatan yang mungkin dapat ditemukan pada
anak dengan Kwashiorkor adalah:
a. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d asupan yang tidak adekuat,
anoreksia dan diare.
b. Kekurangan volume cairan b/d penurunan asupan peroral dan peningkatan
kehilangan akibat diare.
c. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan b/d asupan protein yang tidak
adekuat.
4. INTERVENSI
a. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d asupan yang tidak adekuat,
anoreksia dan diare.
Tujuan : Klien akan menunjukkan peningkatan status gizi.
1) Jelaskan kepada keluarga tentang penyebab malnutrisi, kebutuhan nutrisi
pemulihan, susunan menu dan pengolahan makanan sehat seimbang,
tunjukkan contoh jenis sumber makanan ekonomis sesuai status sosial
ekonomi klien
2) Tunjukkan cara pemberian makanan per sonde, beri kesempatan keluarga
untuk melakukannya sendiri.
3) Laksanakan pemberian roborans sesuai program terapi.
4) Timbang berat badan, ukur lingkar lengan atas dan tebal lipatan kulit setiap
pagi.
b. Kekurangan volume cairan tubuh b/d penurunan asupan peroral dan peningkatan
kehilangan akibat diare.
Tujuan : Klien akan menunjukkan keadaan hidrasi yang adekuat.
1) Lakukan/observasi pemberian cairan per infus/sonde/oral sesuai program
rehidrasi. Jelaskan kepada keluarga tentang upaya rehidrasi dan partisipasi
yang diharapkan dari keluarga dalam pemeliharan patensi pemberian
infus/selang sonde.
2) Kaji perkembangan keadaan dehidarasi klien. Hitung balans cairan.
c. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan b/d asupan kalori dan protein yang
tidak adekuat.
Tujuan : Klien akan mencapai pertumbuhan dan perkembangan sesuai standar
usia.
1) Ajarkan kepada orang tua tentang standar pertumbuhan fisik dan tugastugas
perkembangan sesuai usia anak.
2) Lakukan pemberian makanan/ minuman sesuai program terapi diet pemulihan.
3) Lakukan pengukuran antropo-metrik secara berkala.
4) Lakukan stimulasi tingkat perkembangan sesuai dengan usia klien.
5) Lakukan rujukan ke lembaga pendukung stimulasi pertumbuhan dan
perkembangan (Puskesmas/Posyandu).
DAFTAR PUSTAKA

file:///C:/Users/Acer/Downloads/58938327-Askep-Kwashiorkor-Pada-Anak.pdf

S-ar putea să vă placă și

  • Waham
    Waham
    Document11 pagini
    Waham
    Ekafatikasari
    Încă nu există evaluări
  • Waham
    Waham
    Document11 pagini
    Waham
    Ekafatikasari
    Încă nu există evaluări
  • Eka Fatika Sari 201701006
    Eka Fatika Sari 201701006
    Document7 pagini
    Eka Fatika Sari 201701006
    Ekafatikasari
    Încă nu există evaluări
  • Kep Anak 2
    Kep Anak 2
    Document10 pagini
    Kep Anak 2
    Ekafatikasari
    Încă nu există evaluări
  • Kep Anak 2
    Kep Anak 2
    Document10 pagini
    Kep Anak 2
    Ekafatikasari
    Încă nu există evaluări
  • Konsep Komunikasi Pada Anak
    Konsep Komunikasi Pada Anak
    Document14 pagini
    Konsep Komunikasi Pada Anak
    Ekafatikasari
    Încă nu există evaluări
  • HEPATOMA MAKALAH
    HEPATOMA MAKALAH
    Document20 pagini
    HEPATOMA MAKALAH
    Ekafatikasari
    Încă nu există evaluări
  • HEPATOMA MAKALAH
    HEPATOMA MAKALAH
    Document20 pagini
    HEPATOMA MAKALAH
    Ekafatikasari
    Încă nu există evaluări
  • HIPERTENSI
    HIPERTENSI
    Document3 pagini
    HIPERTENSI
    Ekafatikasari
    Încă nu există evaluări
  • HIPERTIROIDISME
    HIPERTIROIDISME
    Document12 pagini
    HIPERTIROIDISME
    Ekafatikasari
    Încă nu există evaluări