Sunteți pe pagina 1din 24

ANALISIS JHA, JSA DAN MANAJEMEN K3 PADA KIP 16 DI UNIT

PENAMBANGAN LAUT BANGKA PT TIMAH (PERSERO) TBK


PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

JURNAL

Diajukan Kepada Tim Penguji Skripsi Jurusan Teknik Pertambangan Sebagai


Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

RIRI RAHMAHWATI JONI


NIM. 1306436

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN S1

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2017
Analysis Of JHA, JSA and Management K3 At KIP 16 Bangka
Ocean Mining Units PT Timah (Persero) Tbk Province Bangka
Belitung Islands
Riri Rahmahwati Joni, Rusli HAR, Heri Prabowo
Mining Engineering, Faculty of Engineering Padang State of University
ririrahmahwatijoni29495@gmail.com

ABSTRACT
This research discuss about safety and health occupational control in
Bangka Ocean KIP Timah 16 Units using some risk management methodes. The
methodes are Job Hazard Analysis (JHA), Job Safety Analysis (JSA), and Hazard
Identification Risk Assesment Determining Control (HIRADC). Purpose of the
research is to explain safety and health occupational in KIP Timah 16 Unit it is
for get the improvement of productivity work, production, welfare and
comfortability workers and achievment of zero accident.
The type pf the research is descriptive. There are two data had collected.
They are primary and secondery data. Primary data get from interview with the
employees and secondary data get from K3 documents in thecenter company of
PT. Timah UPLB and KIP 16.
Based on result of research can get some conclutions. First, explain safety
and health occupational system. Second, the implementation formula of FR, SR
and IR to count total accident that lost from day work, percentage of accident for
a month. Third, to use methode JHA, JSA and HIRADC for identification and
control occupational accident. And last, to arrange new SOP from analysis result
JHA, JSA, HIRADC and earlier SOP.

Keyword: JHA, JSA, HIRADC, SOP, FR, SR, IR.


ABSTRAK
Penelitian ini membahas tentang pengendalian keselamatan dan
kesehatan kerja di KIP Timah 16 Unit Penambangan Laut Bangka dengan
menggunakan beberapa metode manajemen resiko. Metode tersebut adalah Job
Hazard Analysis (JHA), Job Safety Analysis (JSA), dan Hazard Identification Risk
Assasment Determining Control (HIRADC). Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengungkapkan keselamatan dan kesehatan kerja yang ada di KIP Timah 16
seperti JHA, JSA, HIRADC, SOP, SMK3 dan struktur organisasi K3. Hal tersebut
dilakukan agar tercapainya peningkatan terhadap produktivitas kerja, produksi,
kesejahteraan para pekerja, kenyamanan kerja dan tercapainya zero accident.
Jenis penelitian ini bersifat deskriptif. Data yang dikumpulkan ada 2,
yaitu data primer dan data sekunder. Data primer didapat dari hasil wawancara
dengan karyawan KIP Timah 16 dan karyawan K3 kantor UPLB, sedangkan data
sekunder didapat dari dokumen-dokumen K3 yang terdapat di kantor pusat
PT.Timah, UPLB dan KIP 16.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan, dapat disimpulkan
beberapa hal berikut. Pertama, mengungkapkan sistem keselamatan dan
kesehatan kerja KIP Timah 16 yang meliputi: memberikan pengarahan safety talk,
commite dan patrol; memberikan penjelasan mengenai potensi bahaya untuk
setiap aktivitas; tersedianya fasilitas penunjang K3; tersedianya penyelenggaraan
housekeeping; tersedianya alur tanggap darurat; mengetahui potensi penyakit
akibat kerja serta SOP KIP 16. Kedua, menghitung jumlah kecelakaan, hilangnya
hari kerja dan persentasi kecelakaan dalam 1 (satu bulan) menggunaan rumus FR,
SR dan IR. Ketiga, menggunaan metode JHA, JSA, HIRADC untuk
mengidentifikasi bahaya pekerjaan. Keempat, menyusun kerangka SOP baru dari
hasil analisis JHA, JSA, HIRADC dan SOP yang lama.

Kata kunci : JHA, JSA, HIRADC, SOP, SR, FR, IR


A. PENDAHULUAN kemampuan gali mencapai lebih
dari 3,5 juta m³ material setiap
PT Timah merupakan bulannya. Untuk meningkatkan
perusahaan perseroan yang kapasitas produksi di laut, PT.
didirikan pada Tanggal 02 Timah membangun kapal isap
Agustus 1976 dan merupakan produksi (KIP) dengan
Badan Usaha Milik Negara kemampuan gali mencapai 25 m
(BUMN) yang bergerak dibidang di bawah permukaan laut
pertambangan timah dan telah sehingga dapat menjangkau
terdaftar di Bursa Efek Indonesia cadangan sisa dari kapal keruk.
sejak tahun 1995. Saat sekarang Dalam menjalankan operasi
ini PT. Timah (Persero) Tbk penambangan baik itu di darat
mempunyai 4 Unit Penambangan maupun di laut, tidak semua
dan 1 Unit Peleburan, diantaranya proses kegiatan akan selalu
adalah Unit Kundur, Unit Laut berjalan dengan lancar. Hal ini
Bangka, Unit Tambang Darat dikarenakan akan terjadi interaksi
Bangka, Unit Tambang Belitung antara manusia dengan peralatan
dan Unit Metalurgi Mentok. penambangan dan material
Sebagai perusahaan induk, PT. dengan lingkungan. Interaksi
Timah (Persero) Tbk juga tersebut sangat riskan dan dapat
mempunyai anak-anak perusahaan menimbulkan kecelakaan kerja.
yang diantaranya adalah PT. Menurut Nugraha (2015), dalam
Timah Investasi Mineral/Timah, proses terjadinya kecelakaan
PT. Dok dan Perkapalan Air kerja, ada 4 (empat) unsur
Kantung. produksi yang saling berkaitan,
PT. Timah (Persero) Tbk diantaranya adalah people,
melakukan operasi penambangan equipment, material, environmen
timah di darat dan di laut. (PEME) yang saling berinteraksi
Kegiatan penambangan dilakukan dan bersama-sama menghasilkan
perusahaan di wilayah Izin Usaha suatu produk dan jasa.
Pertambangan (IUP) perusahaan Menurut ILO (1989),
yang berlokasi di sebagian besar kecelakaan kerja dapat disebabkan
Pulau Bangka dan Belitung serta oleh 3 (tiga) faktor diantaranya
Kepulauan Riau. Proses adalah faktor manusia,
penambangan timah darat pada pekerjaannya dan lingkungan di
zona alluvial menggunakan tempat kerja. Faktor manusia
metode pompa semprot (gravel dapat berupa umur, tingkat
pump). Untuk penambangan lepas pendidikan dan pengalaman kerja.
pantai, perusahaan Faktor pekerjaan dapat berupa
mengoperasikan kapal keruk giliran kerja (shift) dan jenis (unit)
dengan jenis Bucket Line Dredges pekerjaan. Sementara itu, untuk
dengan ukuran mangkuk mulai faktor lingkungan dapat berupa
dari 7 cuft (m³) sampai dengan 30 lingkungan fisik (pencahayaan
cuft dan dapat beroperasi mulai dan kebisingan), lingkungan
dari 15 sampai 50 m di bawah kimia dan faktor lingkungan
permukaan laut dengan biologi.
Menurut Ramli (2010), diantaranya pendekatan sumber
kerugian akibat kecelakaan kerja bahaya, pendekatan manusia,
dikategorikan atas dua kerugian, pendekatan teknis, pendekatan
yaitu kerugian langsung dan administratif dan pendekatan
kerugian tidak langsung. Kerugian manajemen.
langsung dapat berupa biaya Keselamatan kerja
pengobatan, kompensansi dan merupakan prioritas utama dalam
kerusakan sarana produksi. melaksanakan kegiatan operasi
Sedangkan kerugian tidak penambangan. Hal ini dimuat di
langsung dapat berupa kerugian dalam UUD 1945 pasal 27 ayat 2
jam kerja, kerugian produksi dan dan UU No.13 Tahun 2003,
kerugian sosial. Kerugian bahwa setiap warga negara berhak
kecelakaan menurut Ramli untuk mendapatkan penghidupan
tersebut dipertegas dengan teori yang layak termasuk hak untuk
gunung es yang dikemukakan mendapatkan kesejahteraan hidup
oleh Frank (1974), dimana es salah satunya keselamatan dan
yang terlihat di permukaan laut kesehatan kerja (K3). Hak untuk
lebih kecil dari pada ukuran es mendapatkan keselamatan dan
sesungguhnya secara kesehatan kerja ini lebih
keseluruhan. Begitu pula diperjelas kembali di dalam UU
kerugian pada kecelakaan kerja, No.1 Tahun 1970 tentang
kerugian yang tampak lebih kecil Keselamatan Kerja, UU No.19
dari pada kerugian keseluruhan. Tahun 1973 tentang Pengaturan
Kerugian kecelakaan kerja yang Pengawasan Keselamatan Kerja
sesungguhnya ialah jumlah Dibidang Pertambangan, UU
kerugian untuk korban No.23 Tahun 1992 tentang
kecelakaan kerja (biaya Kesehatan Kerja, UU No.4 Tahun
langsung) ditambahkan dengan 2009 tentang Pertambangan
kerugian-kerugian lainnya (biaya Mineral dan Batubara pada bagian
tak langsung) yang diakibatkan Bab IV (kewenangan pengelolaan
oleh kecelakaan kerja tersebut. pertambanagan mineral dan
Untuk meminimalisir batubara) dan Bab XIX
terjadinya kecelakaan kerja dan (pembinaan, pengawasan, dan
kerugian akibat kecelakaan, maka perlindungan masyarakat),
dilakukan pencegahan dan Peraturan Pemerintah No.55
penanggulangan. Pencegahan dan Tahun 2010 pasal 16 tentang
penanggulangan kecelakaan kerja Pengawasan Pertambangan,
dapat dilakukan setelah ditentukan peraturan pemerintan No.50
sebab-sebab terjadinya kecelakaan Tahun 2012 tentang Penerapan
dalam sistem atau proses Sistem Manajemen Keselamatan
produksi, sehingga dapat disusun dan Kesehatan Kerja.
rekomendasi bagaimana cara Berdasarkan data yang telah
mengendalikan kecelakaan kerja diperoleh mulai dari tahun 2005
yang tepat. Pengendalian hingga tahun 2017, kecelakaan
kecelakaan kerja dapat dilakukan kerja yang terjadi di PT. Timah
dengan beberapa pendekatan (Persero) Tbk tergolong tinggi
dengan 132 kasus. Kasus ini Agar tercapainya
terdiri dari minor accident seperti peningkatan terhadap
tersandung, tersayat dan tergores, produktivitas kerja, produksi,
biasanya hanya menyebabkan kesejahteraan para pekerja,
luka ringan sehingga pekerja kenyamanan kerja dan
dapat tetap bekerja kembali. Lost tercapainya zero accident, maka
time accident merupakan peneliti tertarik untuk melakukan
kecelakaan kerja yang penelitian mengenai
mengharuskan pekerja dirujuk ke pengendalian keselamatan dan
rumah sakit dan istirahat kesehatan kerja di PT. Timah
sementara waktu, sehingga hilang (Persero) Tbk. berdasarkan UU
waktu kerja. Beberapa kejadian yang berlaku.
yang menyebabkan lost time Tujuan penelitian adalah:
accident diantaranya adalah 1. Mengungkapkan sistem
terbelit, terpukul, dan terjepit keselamatan dan kesehatan
(hingga putus). Sedangkan Kerja di KIP Timah 16 Unit
fatallity accident merupakan Penambangan Laut Bangka.
kecelakaan kerja yang dapat 2. Mengungkapkan penyebab dan
mengakibatkan kematian. Rincian perhitungan statistik
kejadian kecelakaan kerja yang kecelakaan kerja di KIP Timah
terjadi di PT. Timah (Persero) 16 Unit Penambangan Laut
Tbk adalah sebagai berikut: Bangka.
26,5% minor accident; 37,1% lost 3. Mengungkapkan Job Hazard
control accident dan 36,4% Analysis (JHA) pada bidang-
fatallity accident. bidang pekerja yang ada di KIP
Dari rincian data kecelakaan Timah 16 Unit Penambangan
tersebut, terlihat jelas bahwasanya Laut Bangka.
hal ini merupakan bukti nyata 4. Mengungkapkan Job Safety
kurangnya pengendalian tingkat Analysis (JSA) dan on site JSA
kecelakaan kerja dan tidak pada bidang-bidang pekerja
efektifnya manajemen yang ada di KIP Timah 16 Unit
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Penambangan Laut Bangka.
yang ada di PT. Timah (Persero) 5. Mengungkapkan Hazard
Tbk. Selain itu, menurut teori Identification, Risk Assessment,
piramida kecelakaan yang dan Determining Control
dikemukakan oleh Frank (1974), (HIRADC) pada bidang-bidang
setiap terjadi 1 (satu) kecelakaan pekerja yang ada di KIP Timah
fatal (kematian/cacat permanen) 16 Unit Penambangan Laut
maka akan sama halnya dengan Bangka.
10 (sepuluh) kecelakaan ringan, 6. Mengungkapkan Standard
30 (tiga puluh) kecelakaan yang operational Procedure (SOP)
menimbulkan kerusakan pada bidang-bidang pekerja
aset/properti/alat/bahan dan 600 yang ada di KIP Timah 16 Unit
(enam ratus) kejadian nearmiss Penambangan Laut Bangka.
(hampir celaka). 7. Mengungkapkan model sistem
manajemen keselamatan dan
kesehatan kerja (SMK3) di KIP yang tersangkut di bawah
Timah 16 Unit Penambangan permukaan laut sehingga
Laut Bangka. menyebabkan ladder
8. Mengungkapkan model terjatuh dan dapat
struktur organisasi K3 yang mengganggu keseimbangan
tepat di KIP Timah 16 Unit kapal.
Penambangan Laut Bangka. b. Bahaya aktivitas pencucian
adalah lingkungan kerja
B. METODE yang terbatas dan
banyaknya genangan air laut
Jenis penelitian yang yang masuk ke kapal, hal
digunakan adalah deskriptif. tersebut dapat menyebabkan
Sumber informasi dalam para pekerja bisa terjatuh,
tersandung, terbentur,
penelitian ini diperoleh dari data
terpeleset, terpukul dan lain-
primer dan data sekunder. lain sebagainya. Sehingga
Adapun data primer diperoleh para pekerja harus lebih
dari pengamatan berhati-hati dan fokus dalam
langsung/observasi lapangan dan bekerja.
wawancara, sedangkan data c. Bahaya pekerjaan
sekunder dapat diperoleh dari pengelasan adalah terkena
semburan percikan api dari
bahan pustaka, artikel, jurnal,
mesin las, kesetrum, kulit
dokumentasi, data internal terbakar, bising, kerusakan
perusahaan maupun dokumen pada mata, terpapar panas
penunjang lainnya seperti JHA, dan kelelahan akibat suhu
JSA dan SOP. yang panas.
d. Bahaya dari mesin pompa
PEMBAHASAN tanah, mesin hidrolik, mesin
rudder propeller adalah
A. Sistem Keselamatan dan cepat panas, berputar dan
Kesehatan Kerja pada KIP tekanan panas yang sangat
Timah 16 tinggi.
1. Memberikan Pengarahan K3 e. Bahaya pekerjaan di ruang
Kepada Seluruh Tenaga Kerja terbatas diantaranya adalah:
KIP 16 Sebelum Melakukan kekurangan dan kelebihan
Pekerjaan seperti: safety talk, oksigen; terjebak di jalan
safety commite dan safety keluar; bahan mudah
patrol. terbakar dan meledak;
2. Memberikan Penjelasan bahan beracun; substansi
Mengenai Potensi Bahaya yang padat atau cair yang
Terdapat di KIP 16 tersimpan di dalamnya serta
a. Bahaya aktivitas penggalian energi mekanis, listrik dan
adalah putusnya kawat panas yang tidak terkendali.
ladder lier, akibat tidak bisa 3. Tersedianya Fasilitas
menahan beban dari ladder Penunjang Program K3 seperti:
alat pelindung diri (APD),
(APD) alat berbahaya di KIP, pengamanan
penolong,, P3K, alat pemadam operasional KIP, proses
api ringaan (APAR),
(APAR) rambu- penggantian peralatan KIP,
rambu peringatan dan pemindahan KIP, kelengkapan
pengaman bagi benda yang persyaratan KIP mitra,
berputar. pengawasan pengoperasian
4. Tersedianya penyelenggaraan KIP sewa, tata cara
housekeeping seperti: pembayaran imbal jasa KIP
tersedianyaa air bersih, sewa serta pemberian teguran
tersedianya
ersedianya bak sampah,
sampah ruang terhadap
dap KIP mitra. Namun
kerja yang nyaman,
nyaman tempat setelah melakukan pengecekan
beribadah serta sanitasi dan terhadap buku SOP KIP 16
drainasi yang sehat. tidak ditemukan prosedur
5. Tersedianya alur tanggap pekerjaan seperti: penggalian
darurat jika terjadi kecelakaan.
kecelakaan bijih timah, proses pencucian
bijih timah, pengelasan,
pengontrolan mesin dan
pekerjaan di ruang terbatas.
Pada dasarnya peker pekerjaan-
pekerjaan tersebut menjadi
tolak ukur terbesar berhasil
atau tidaknya proses
penambangan.
Gambar 1. Alur Tanggap Darurat B. Penyebab Kecelakaan dan
Perhitungan Statistik Data
6. Potensi penyakit akibat Kecelakaan
pekerjaan dan lingkungan kerja 1. Perhitungan Statistik
seperti: Fatigue
Fatigue, ISPA, Perhitungan
Chepalgia, Hypertensi,
Hypertensi Febris, menggunakan FR, SR, dan IR
Diare, Gangguan Lambung, dalam satuan waktu per bulan.
Neuromuskuler dan penyakit Frequency
ency rate (FR)
lainnya. merupakan kekerapan
7. Standard operational hilangnya waktu kerja yang
procedure (sop) yang berfungsi untuk
digunakan KIP timah 16 adalah mengidentifikasi jumlah cidera
hanya berisikan tentang yang menyebabkan tidak bisa
prosedur: penetapan lokasi bekerja per sejuta orang
KIP, pemeriksaan keselamatan pekerja. Saferity rate (SR)
KIP, pengawasan operasional merupakan jumlah total
dan pelaporan KIP, hilangnya hari kerja per 1000
pemeriksaan penggalian jam-manusia,
manusia, yang berfungsi
tambang laut, pemeriksaan untuk mengetahui tingkat
pencucian tambang laut, keparahan kecelakaan kerja.
evaluasi produksi bijih timah, Sedangkan insident rate (IR)
pengiriman bijih timah, berfungsi untuk
menghadapai
enghadapai kondisi menginformasikan mengenai
persentasi jumlah kecelakaan sering terjadi di KIP adalah
yang terjadi di tempat kerja. sebagai berikut:
Peneliti melakukan a. Cerobeh/tidak teliti dalam
analisis pada salah satu sampel bekerja.
data kecelakaan yang terdapat b. Banyaknya cairan oli yang
di laporan tahunan 2012 di berserakan dimana
dimana-mana.
Unit Penambagan Laut c. Tidak mengg
menggunakan APD
Bangka. Dengan data sebagi pada saat bekerja
berikut: jumlah jam kerja per d. Tdak adanya pagar
bulan adalah 207,856 jam; pelindung pada mesin
mesin-mesin
jumlah hilangnya hari kerja yang berputar.
adalah 6084 hari dan jumlah e. Meletakan APD disekitar
kecelakaan ada 3 (tiga) kasus mesin-mesin
mesin yang berputar.
yang terdiri dari 1 (satu) minor f. Banyaknya lantai
lantai-lantai
accident,, 1 (satu) lost time yang berlubang (kandas).
accident dan 1 (satu) fatallity g. Alat-alat
alat yang berserakan
accident.. Untuk mencari nilai (tidak beraturan).
FR, SR dan IR maka rumus h. Tidak mengerti cara ke kerja
yang digunakan adalah sebagai mesin.
berikut: i. Tidak mengikuti prosedur.
j. SOP tidak memadai.
k. Tempat kerja tidak aman.
l. Tidak ada SOP.
m. Bekerja tidak sesuai
bidangnya.
n. Kurang koordinasi.
o. Perkakas tidak standar.
C. Job Hazard Analysis (JHA)
Pada KIP Timah 16
Job hazard analisys (JHA)
adalah mengidentifikasi bahaya
sebelum terjadinya kecelakaan.
Berikut tabel
abel hasil dari
analisis JHA KIP 16:

2. Penyebab Kecelakaan
Berdasarkan hasil
wawancara yang telah
dilakukan di KIP Timah 16,
penyebab kecelakaan yang
lingkungan mesin kerja umum,
hidrolik: earplug,
Tebel 1. Analisis JHA di KIP 16 - Berputar masker debu,
Jenis Spesifik Bahaya Pengontrolan - Terbelit masker gas,
Pekerjaan Pekerjaan - Terpotong baju kerja
1. Penggalian Pekerjaan - Kawat seling Memantau kecepatan - Terjepit (coverall) serta
bijih timah menggali putus perputaran kapal secara - Terbentur berhati-hati
mengguna bijih timah - Ladder berkala ketika melakukan - Bising dalam bekerja
kan ladder menggunak tersangkut penggalian bijih timah.
an ladder lubang kerja
yang di - Ladder patah Potensi bahaya
kontrol dari yang terdapat di
ruang lingkungan mesin
komando rudder propeller:
2. Proses Pekerjaan Saring putar Menggunakan APD - Terjepit
pencucian memisahka terletak di lantai 3 seperti: safety shoes, - Terpotong
bijih timah n bijih yang ruang safety helmet, pelampung, - Tekanan panas
mengguna timah dari lingkupnya hanya sarung tangan kerja yang tinggi
kan saring mineral untuk saring putar umum, body hardness, - Terbelit
putar, jig pengotor saja. Potensi baju kerja (coverall) serta - Terbentur
primer, jig berdasarkan bahaya yang berhati-hati dalam bekerja - Bising
sekunder besar butir terdapat di - Terpapar
dan sluice dan berat lingkungan saring panas
box jenis putar:
menggunak - Terjatuh 5. Pekerjaan di Pekerjaan Potensi bahaya Penggunaan APD
an saring - Tersandung ruang terbatas yang yang terdapat di khusus seperti:
putar, jig - Terbentur dilakukan lingkungan ruang - Sarung tangan
primer, jig - Jatuh dari di ruang terbatas: kerja umum
sekunder ketinggian sempit - Kekurangan - Safety shoes
dan sluice seperti, oksigen dan - Peralatan
box Jig primer terletak perbaikan kelebihan pernapasan
di lantai 2 dekat ponton oksigen - Baju kerja
dengan saring - Terjebak di (coverall)
putar, jalan keluar - Earplug
potensi bahaya - Bahan mudah - Safety helmet
yang terdapat di terbakar dan - Google
lingkungan jig meledak - Sarung tangan
primer: - Bahan beracun kimia
- Terjatuh (gas, fume, - Sarung tangan
- Terbentur uap) listrik
- Tersandung - Substansi - Baju tahan api
padat atau cair
Jig sekunder yang
terletak di lantai tersimpan di
1, sehingga dalamnya
lingkungannya - Energi
banayak dimasuki mekanis,
air laut, potensi energi listrik
bahaya yang dan panas
terdapat di
lingkungan jig
sekunder:
- Terjatuh
- Tergelincir D. Job Safety Analysis (JSA) Pada
- Terpeleset
- Tersandung
- Terbentur
KIP Timah 16
- Terjatuh ke
laut Job Safety Analysis adalah
- Terjepit
- terpukul suatu proses identifikasi bahaya
Sluice box terletak
di lantai 1 dekat
dan resiko berdasarkan tahapan
dengan jig
sekunder, potensi dalam suatu proses pekerjaan.
bahaya yang
terdapat di
lingkungan sluice
Berikut tabel hasil analisis JSA
box:
- Terjatuh KIP 16:
- Tergelincir
- Terpeleset Tabel 2. Analisis JSA di KIP 16
- Tersandung Jenis pekerjaan Potensi bahaya Tindakan atau prosedur
- Terbentur yang direkomendasikan
- Terjatuh ke 1. Penggalian Personal: near miss- - Semua pekerja harus
laut bijih timah injury-fatallity menggunakan
menggunakan Property: kawat seling peralatan safety
ladder putus dan standard PT.timah
ladder patah seperti:
3. Pekerjaan Pekerjaan -Terkena semburan Pekerja harus Environmental: air laut safety shoes, safety
pengelasan menggunak percikan api dari memperhatikan berapa keruh, hal ini dapat helmet, pelampung,
an sumber mesin las sumber tegangan yang menyebabkan sarung tangan kerja
tenaga -Terbentur di alirkan ke mesin las terganggunya aktivitas umum, body
listrik (trafo -Kesetrum dan menggunakan kehidupan hewan laut hardness, baju kerja
las) -Panas APD yang lengkap sehingga berdampak pada - Melakukan safety
-Kulit terbakar seperti: sulitnya para nelayan induction 1 (satu) kali
-Bising - Safety helmet untuk menemukan ikan dalam sebulan
-Kerusakan pada - Safety shoes - Melakukan tool box
mata - Kacamata las meeting 1 satu) kali
-Kelelahan akibat - Topeng las dalam seminggu
suhu yang panas - Sarung tangan las - Melakukan PJSM
- Apron kerja las (Pre Job Safety
- Earplug Meeting) sebelum
- Pelampung bekerja
- Baju kerja - Melakukan Safety
(coverall) talk setiap hari
- Pelatihan-pelatihan
4. Pekerjaan Pekerjaan Potensi bahaya - Memberikan untuk meningkatkan
yang bertugas mengontrol yang terdapat di pengaman pada skill dalam safety
memantau dan kinerja lingkungan mesin benda berputa 2. Proses Personal: near miss dan Melakukan perawatan
mengontrol mesin pompa tanah: - Memasang pencucian personal harian
permesinan, langsung - Cepat panas rambu-rambu bijih timah injury
seperti mesin dari - Bising peringatan dan menggunakan Property: rusaknya
pompa tanah, sumbernya - Terjepit sebagainya saring putar, komponen jig
mesin hidrolik - Terbentur - Menggunakan jig primer, jig seperti:
dan mesin - Terpapar APD seperti: sekunder dan rooster, bed,
rudder panas safety shoes, sluice box wire screen,
propeller safety helmet, afsluiter
Potensi bahaya pelampung, underwater,
yang terdapat di sarung tangan stang balance,
eksentrik,
membran dan
spigot Tabel 3. Tingkat Keparahan
Environmental: Skor Definisi
keruhnya air laut akibat
tailing dari proses 0 - Tidak terjadi kecelakaan
pencucian - Tidak sakit
3. Pekerjaan Personal: personal Menggunakan APD - Tidak terjadi kerusluice box alat.
pengelasan injury. dengan lengkap seperti: 1 - Terjadi kecelakaan ringan
Property: rusaknya - Safety helmet - Sakit ringan
mesin las - Safety shoes
Environmental: - Kacamata las - Tidak kehilangan waktu kerja
lingkungan di sekitar area - Topeng las - Kerusluice box alat dalam skala
pengelasan menjadi panas - Sarung tangan las ringan
- Apron kerja las 2 - Hilangnya waktu kerja kerena
- Earplug
- Pelampung
kecelakaan
- Baju kerja (coverall) - Sakit tanpa cacat permanen
- Kerusluice box alat dalam skala
sedang
4. Pekerjaan Personal: near miss- - Menggunakan 3 - Mati
yang bertugas injury-fatallity perlengkapan APD
memantau dan Property: rusaknya - Pemasangan rambu
- cacat permanen
mengontrol mesin akibat peringatan - sakit tidak dapat disembuhkan
permesinan, tidak - Memasang pengaman - kerusluice box alat dalam skala
seperti mesin terkontrol benda berputar besar
pompa tanah, dengan benar
mesin hidrolik Environmental: oil spill,
dan mesin Tabel 4. Tingkat Kemungkinan
rudder Skor Definisi
propeller
0 Kemungkinan sangat kecil
1 Kemungkinan kecil
2 Kemungkinan sedang
3 Sangat mungkin

Tabel 5. Tingkat Resiko


Level Resiko Tindakan Pengendalian yang
Diperlukan
0 Resiko dapat diabaikan
1-3 Resiko minimal dapat
ditoleransi oleh perusahaan
4-5 Resiko memerlukan kontrol
lebih lanjut dan aktivitas
5. Pekerjaan di Personal: fatallity. Menggunakan perbaikan dapat dilanjutkan
ruang terbatas Property: kebocoran perlengkapan safety
(ponton) pada ponton khusus seperti: tetapi memerlukan monitoring
Environmental: - Sarung tangan kerja resiko secara periodik
kebakaran umum 6-7 Resiko tidak dapat diterima
- Safety shoes dalam tenggang waktu tertentu
- Peralatan pernapasan
- Baju kerja (coverall)
tetapi aktivitas masih
- Earplug dibolehkan di bawah
- Safety helmet pengontrolan khusus
- Google 8-9 Resiko tidak dapat diterima oleh
- Sarung tangan kimia perusahaan dan aktivitas harus
- Sarung tangan listrik
- Baju tahan api dihentikan
10 Resiko yang mengancam
kelangsungan hidup

E. Hazard Identification Risk


Tingkat resiko = keparahan x kemungkinan
Assesment Determining Control
(HIRADC) Pada KIP Timah 16
Menurut Muhammad Berikut tabel hasil analisis
(2015), hazard identification risk HIRADC KIP 16:
assesment determining control
(HIRADC) merupakan salah satu
metode identifikasi kecelakaan
kerja dengan penilaian resiko
sebagai salah satu poin penting
untuk mengimplementasikan
sistem keselamatan dan kesehatan
kerja (SMK3). Untuk melakukan
analisis HIRADC, peneliti
menggunakan sumber rujukan
dari PT. Inspektindo Pratama.
mesin terdapat di
hidrolik dan lingkungan mesin
Tabel 6. Identifikasi HIRADC di KIP 16 mesin hidrolik:
rudder - Berputar
propeller - Terbelit
Jenis Bahaya Pekerjaan S P Level - Terpotong
Pekerjaan Resiko - Terjepit
1. Penggalian - Kawat seling 3 3 9 - Terbentur
bijih timah putus - Bising
menggunak - Ladder tersangkut
an ladder lubang kerja
- Ladder patah Potensi bahaya yang
terdapat di
2. Proses Saring putar terletak 1 2 2 lingkungan mesin
pencucian di lantai 3 yang rudder propeller:
bijih timah ruang lingkupnya - Terjepit
menggunak hanya untuk saring - Terpotong
an saring putar, potensi bahaya - Tekanan panas
putar, jig yang terdapat di yang tinggi
primer, jig lingkungan saring - Terbelit
sekunder putar: - Terbentur
dan sluice - Terjatuh - Bising
box - Tersandung - Terpapar panas
- Terbentur
- Jatuh dari 5. Pekerjaan di Potensi bahaya yang 1 2 2
ketinggian ruang terdapat di
terbatas lingkungan ruang
Jig primer terletak di (ponton). terbatas:
lantai 2 dekat dengan - Kekurangan
saring putar, potensi oksigen dan
bahaya yang terdapat kelebihan oksigen
di lingkungan jig - Terjebak di jalan
primer: keluar
- Terjatuh - Bahan mudah
- Terbentur terbakar dan
- Tersandung meledak
- Bahan beracun
Jig sekunder terletak (gas, fume, uap).
di lantai 1, sehingga
lingkungannya
banayak dimasuki
air laut, potensi
bahaya yang terdapat Berdasarkan hasil
di lingkungan jig
sekunder: identifikasi HIRADC pada Tabel
- Terjatuh
- Tergelincir 12 maka diperoleh hasil sebagai
- Terpeleset
- Tersandung berikut:
- Terbentur
- Terjatuh ke laut 1. Level resiko untuk pekerjaan
- Terjepi
- terpukul penggalian bijih timah
Sluice box terletak di menggunakan ladder bernilai 9
lantai 1 dekat dengan
jig sekunder, potensi (sembilan), artinya resiko tidak
bahaya yang terdapat
di lingkungan sluice dapat diterima oleh perusahaan
box:
- Terjatuh dan aktivitas harus dihentikan.
- Tergelincir
- Terpeleset 2. Level resiko untuk pekerjaan
- Tersandung
- Terbentur proses pencucian bijih timah
- Terjatuh ke laut
3. Pekerjaan - Terkena 2 3 6
menggunakan saring putar, jig
pengelasan semburan
percikan api dari
primer, jig sekunder dan sluice
-
mesin las.
Terbentur.
box bernilai 2 (dua) artinya
-
-
Kesetrum.
Panas.
resiko minimal dapat
-
-
Kulit terbakar.
Bising.
ditoleransi oleh perusahaan.
- Kerusluice box
pada mata.
3. Level resiko untuk pekerjaan
- Kelelahan akibat
suhu yang panas.
pekerjaan pengelasan bernilai 6
-
(enam), artinya resiko tidak
4. Pekerjaan
yang
Potensi bahaya yang
terdapat di
2 3 6 dapat diterima dalam tenggang
bertugas
memantau
lingkungan mesin
pompa tanah:
waktu tertentu tetapi aktivitas
dan
mengontrol
- Cepat panas
- Bising
masih dibolehkan di bawah
permesinan,
seperti
- Terjepit
- Terbentur
pengontrolan khusus.
mesin
pompa
- Terpapar panas 4. Level resiko untuk pekerjaan
tanah, Potensi bahaya yang yang bertugas memantau dan
mengontrol permesinan, seperti
mesin pompa tanah, mesin
hidrolik dan mesin rudder.
Propeller bernilai 6 (enam),
artinya resiko tidak dapat
diterima dalam tenggang waktu
tertentu tetapi aktivitas masih
dibolehkan
ehkan di bawah
pengontrolan khusus.
5. Level resiko untuk pekerjaan
pekerjaan di ruang terbatas
(ponton) bernilai 2 (dua),
artinya resiko minimal dapat
ditoleransi oleh perusahaan.
F. Standard Operasional Prosedure
(SOP)
Setelah melakukan analisis
pada SOP KIP 16 1 yang lama,
maka didapatlah SOP baru dari
hasil wawancara dengan kapten
aplos mengenai penggalian bijih
timah, pencucian bijih timah,
pengelasan, permesinan dan kerja
di ruang terbatas.
Hasil SOP yang telah
diperbaharui dapat dilihat pada
Tabel 7, 8, 9, 10 dan 11 di bawah
ini.
G. Model Sistem Manajemen
Keselamatan an dan Kesehatan
Kerja
1. Komitmen dan Kebijakan
2. Perencanaan
3. Penerapan
4. Pengukuran dan Evaluasi
5. Tinjauan Ulang dan
Peningkatan Oleh Pihak
Manajemen
Proses alam SMK3 bersifat
siklus, artinya harus terjadi
proses perbaikan yang
berkelanjutan (continual
improvement), yaitu mulai dari
proses pengembangan komitmen
dan kebijakan
kebijakan-perencanaan-
penerapan-pengukuran
pengukuran dan
evaluasi-peninjauan
peninjauan ulan
ulang dan
peningkatan berkelanjutan oleh
manajemen sehingga terjadi
proses perbaikan sistem secara
inheren.
G. Struktur Organisasi K3
Bentuk struktur organisasi
K3 di PT. Timah (Persero) Tbk
dimulai dari struktur organisasi
pusat - struktur organisasi UPLB -
struktur organisasi bidang K3LH
dan reklamasi - struktur organisasi
KIP 16. Susunan struktur
organisasi K3 dari yang paling
tingggi ke yang paling rendah
dapat dilihat pada Gambar 2, 3, 4
dan 5 di bawah ini.
Gambar 2. Struktur Organisasi K3 Kantor Gambar 4. Struktur Organisasi K3 Bidang
Pusat PT.Timah K3LH dan Reklamasi UPLB

Gambar 3. Struktur Organisasi K3 Unit Gambar 5. Struktur Organisasi K3 KIP 16


Penambangan Laut Bangka (UPLB)
SIMPULAN dan lingkungan kerja.
Seperti: Fatigue, ISPA,
Kesimpulan yang dapat Chepalgia, Hypertensi,
diambil pada penelitian tentang Febris, Diare dan
Analisis JHA, JSA dan SMK3 penyakit lainnya.
pada KIP 16 di Unit 2. Perhitungan statistik
Penambangan Laut Bangka PT. kecelakaan menggunakan
Timah (Persero) Tbk adalah: rumus FR, SR dan IR. Hasil
1. Bentuk sistem keselamatan yang diperoleh adalah sebagai
dan kesehatan kerja yang berikut:
terdapat di KIP 16 adalah a. FR : 14,43 artinya dalam
sebagai berikut: 1 (satu) bulan telah terjadi
a. Memberikan pengarahan 14 kasus kecelakaan
kepada seluruh tenaga dengan waktu 1 (satu)
kerja KIP 16 sebelum juta jam kerja.
melakukan pekerjaan, b. SR : 29,270 artinya
seperti: safety talk, safety hilangnya waktu kerja
committee dan safety sebanyak 29 hari per 1
patrol. (satu) juta jam kerja.
b. Memberikan penjelasan c. IR : 3% artinya persentasi
mengenai potensi bahaya jumlah kecelakaan yang
yang terdapat di KIP 16 terjadi selama 1 bulan
seperti: bahaya aktivitas adalah 3%
penggalian, bahaya 3. JHA merupakan salah satu
aktivitas pencucian, metode manajemen resiko
bahaya pekerjaan yang mengindentifikasi
pengelasan, bahaya seluruh aktivitas sebelum
peralatan mesin serta terjadinya bahaya. Jenis-
bahaya pekerjaan di ruang jenis pekerjaan di KIP 16
terbatas. yang di identifikasi adalah
c. Tersedianya fasilitas pekerjaan penggalian, proses
penunjang program K3 pencucian, pekerjaan
seperti: APD, alat pengelasan, pekerjaan yang
penolong, fasilitas P3K, bertugas mengontrol
alat pemadam api ringaan permesinan dan pekerjaan di
(APAR), pemasangan ruang terbatas. Setelah
rambu peringatan dan melakukan identifikasi,
pemasangan pengaman maka dilakukan
benda berputar pengontrolan yang sesuai
d. Tersedianya dengan jenis-jenis pekerjaan
penyelenggaraan tersebut. Selain itu,
housekeeping. identifikasi bahaya
e. Tersedianya alur tanggap menggunakan metode JSA di
darurat. KIP Timah 16 sama sekali
f. Mengetahui potensi belum terealisasikan.
penyakit akibat pekerjaan
4. JSA merupakan salah satu dapat ditoleransi oleh
metode manajemen resiko perusahaan.
yang mengidentifikasi c. Level resiko untuk
bahaya pada setiap pekerjaan pekerjaan pekerjaan
yang terdapat di KIP Timah pengelasan bernilai 6
16, komponen JSA yang (enam), artinya resiko
diidentifikasi meliputi: tidak dapat diterima dalam
personal, property dan tenggang waktu tertentu
environmental berdasarkan tetapi aktivitas masih
proses pekerjaan. Selama ini dibolehkan di bawah
kondisi JSA di KIP Timah pengontrolan khusus.
16 sama sekali belum d. Level resiko untuk
terealisasikan, sehingga hal pekerjaan yang bertugas
tersebut berdampak pada memantau dan mengontrol
sering terjadinya minor permesinan, seperti mesin
accident (kecelakaan pompa tanah, mesin
ringan). hidrolik dan mesin rudder.
5. HIRADC merupakan salah Propeller bernilai 6
satu metode manajemen (enam), artinya resiko
resiko yang mengidentifikasi tidak dapat diterima dalam
kecelakaan dengan tenggang waktu tertentu
menggunakan sistem tetapi aktivitas masih
penilaian resiko. Di KIP dibolehkan di bawah
Timah 16, pelaksanaan pengontrolan khusus.
HIRADC sama sekali belum e. Level resiko untuk
terealisasikan. Sehingga pekerjaan pekerjaan di
dilakukan identifikasi ruang terbatas (ponton)
HIRADC menggunakan bernilai 2 (dua), artinya
penilaian resiko, hasil yang resiko minimal dapat
didapat adalah sebagai ditoleransi oleh
berikut: perusahaan.
a. Level resiko untuk 6. SOP merupakan instruksi
pekerjaan penggalian bijih tertulis dari semua kegiatan
timah menggunakan atau aktivitas yang terdapat
ladder bernilai 9 pada suatu perusahaan.
(sembilan), artinya resiko Pembukuan SOP yang
tidak dapat diterima oleh terdapat di KIP Timah 16
perusahaan dan aktivitas masih kurang lengkap. Hal
harus dihentikan. ini dibuktikan dengan tidak
b. Level resiko untuk adanya SOP dari: proses
pekerjaan proses penggalian, proses pencucian
pencucian bijih timah dan cara kerja unit-unit
menggunakan saring putar, mesin serta motor listrik.
jig primer, jig sekunder 7. SMK3 merupakan bagian
dan sakan bernilai 2 (dua) dari sistem manajemen
artinya resiko minimal organisasi secara
keseluruhan yang meliputi Flyshgeost. ”Mineral Pirit
struktur organisasi, Sebagai Petunjuk Adanya
perencanaan, tanggung Emas” .09 februari
jawab, pelaksanaan, 2016.http://www.geologi
penerapan, pencapaian, nesia.com/2016/02/miner
pengkajian dan pemeliharaan al-pirit-sebagai-petunjuk-
kebijakan K3 dalam adanya.html?m=1.
pengendalian resiko yang Gospetcom. ”Ciri-Ciri
berkaitan dengan kegiatan Lempung Berpasir”.
kerja untuk menciptakan Desember 2014.
tempat kerja yang aman, http://blogsidul.blogspot.
efisien dan produktif. co.id/2014/12/identifikasi
-tanah-lempung-
DAFTAR PUSTAKA berpasir.html?m=1.
Kurniawan, Yanuar. 2015.
Antono, Bahari. ”Langkah- “Tingkat Pelaksanaan
langkah Penyusunan Sistem Manajemen
SOP”. 16 Mei 2017. Keselamatan dan
http://www.hrd- Kesehatan Kerja
forum/kumpulan-sop- (SMK3)”. Semarang :
langkah-penyusunan- Universitas Negeri
sop/. Semarang.
Anonim. ”Mineralogi Tanah Lufri dan Ardi. 2000.
Jarang di Indonesia”. “Metodologi
2017. http://www. Penelitian.Padang”:
geologinesia.com/2017/0 Padang: Universitas
14/mineralogi-logam- Negeri Padang Press.
tanah-jarang-di- Martono.(...).”Bekerja Aman di
indonesia.html?m=1. dalam Ruang
Burtanto. 2015. “Panduan Terbatas”.forum
Praktis Keselamatan & teknologi.vol.03 No.1.
Kesehatan Kerja untuk Mallapiang, Fatmawaty dan
Industri”. Yogyakarta : Islami Aulia
Pustakabarupress. Samosir.2014.”Analisis
Delfianda. 2012. “Survey Potensi Bahaya dan
Faktor Tindakan tidak Pengendaliannya dengan
Aman Pekerja Metode HIRAC”.
Konstruksi”. Depok : Universitas Islam Negeri
Universitas Indonesia. Alauddin Makassar.
Flyshgeost. ”Mineral Ilmenit”. Nugraha, OMC. 2015.
24 Juni 2016. http: “Gambaran Penerapan
//www. geologinesia. Sistem Manajemen
com/2016/06/mineral- Keselamatan Dan
ilmenit-genesa- Kesehatan Kerja (SMK3)
komposisi- berdasarkan
kimia.html?m=1. OHSAS18001:2007”.
Semerang : Universitas 2017.http://www.google.
Negeri Semarang. co.id/amp/ilmugeografi.c
Pangkey, febyana om/ilmu-
dkk.2012.”Penerapan bumi/tanah/tanah-
Sistem Manajemen pasir/amp.
Keselamatan dan Sari, Maya. ”Empat Lapisan
Kesehatan Kerja Tanah dan
(SMK3) pada Proyek Penjelasannya”. 2015.
Konstruksi di http://www.google.co.id/
Indonesia”.Universitas amp/ilmu-
Sam Ratulangi bumi/tanah/lapisan-
Pemerintah kabupaten tanah/amp.
Lamongan bagian Sujitno, Sutedjo. 2007.
Masyarakat Setda “Sejarah Penambangan
Kabupaten Lamongan. Timah di Indonesia”.
(...). “Standard Jakarta.
Operasional Procedurue Sutanto, Hadi. 2010.”Analisis
(SOP)”.Jawa Timur : Faktor-Faktor Penyebab
Lamongan. Kecelakaan Kerja pada
Prabowo, Sigit Sujoko. 2009. Pembangunan Gedung
“Buku Panduan Pelatihan Perkantoran dan
Geologi Dasar Pemetaan Perkuliahan Tahap III
dan Perhitungan Universitas Wijaya
Cadangan”. Pangkal Kususma
Pinang : Bangka Surabaya”.Institut
Belitung. Teknologi Sepuluh
PT.Timah (Persero) Tbk. 2013. November.Surabaya.
“Keselamatan Kerja Sushihono, Wahyu dan feni
Pertambangan Umum”. akbar
Pangkal Pinang : Bangka rini.2013.”Penerapan
Belitung. Sistem Manajemen
Prihatiningsih, septyani dan Keselamatan dan
tjipto suwandi.2014. Kesehatan Kerja dan
“Penerapan Metode Identifikasi Potensi
Hiradc Sebagai Upaya Bahaya Kerja (studi
Pencegahan Kecelakaan kasus di PT. LTX Kota
Kerja pada Pekerja Cilegon-
Mesin Rewinder”. Banten)”.Fakultas
Departemen Keselamatan Teknik: Universitas
dan Kesehatan Kerja: Sultan Ageng Tirtayasa.
Fakultas Kesehatan Tribowo, Cecep dan
Masyarakat Universitas Pusphandani, Mita
Airlangga. Erlisya. 2013.
Robin. ”Tanah Pasir : “Kesehatan Lingkungan
Pengertian, Karakteristik & K3”. Yogyakarta :
dan Pemanfaatan”. Nuha Medika.

S-ar putea să vă placă și