Sunteți pe pagina 1din 28

LAPORAN PRAKTIKUM

EKONOMI MAKRO

ACARA IX
TEORI FISKAL-MONETER DAN KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN
AGREGAT DENGAN SIMULASI KURVA IS-LM, AGREGAT DEMAND
DAN AGREGAT SUPPLY BESERTA KOMPONEN PENYUSUNNYA

Disusun oleh :
Kelompok 20
Adi Warsito H0817001
Anisa Nur Jannah H0817012
Cornelia Dian Agata H0817026
Kristanto Ari Saputro H0817049

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SEBELAS Maret
SURAKARTA
201 9

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah


melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat melakukan sebuah
praktikum dan menyelesaikan penyusunan laporan praktikum Ekonomi Makro.
Laporan praktikum ini disusun untuk melengkapi tugas mata kuliah Ekonomi
Makro.
Dalam menyelesaikan Laporan Ekonomi Makro ini penulis mendapat
bantuan pihak-pihak lain, baik bantuan moril maupun materiil. Oleh karena itu,
penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak tersebut:
1. Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan karunianya sehingga acara
praktikum lancar.
2. Tim dosen pengampu.
3. Co-Asisten Ekonomi Makro.
4. Teman-teman dan semua pihak yang telah memberi dukungan dalam
menyusun laporan praktikum ini.
Teman-teman dan semua pihak yang telah memberi dukungan dalam
menyusun laporan praktikum ini. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan
laporan praktikum ini masih jauh dari kesempurnaan, sehingga kritik dan saran dari
pembaca sangat penulis butuhkan. Dan semoga laporan praktikum ini bermanfaat,
baik bagi penulis maupun pembaca. Amin.

Surakarta, Mei 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i


KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ............................................................................................. iv
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................... v
I. PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................................ 1
B. Perumusan Masalah ................................................................................ 1
C. Tujuan Praktikum Ekonomi Makro ......................................................... 2
D. Manfaat Praktikum Ekonomi Makro ....................................................... 2
II. TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................. 3
III. METODOLOGI .......................................................................................... 6
A. Metode Penentuan Lokasi ....................................................................... 6
B. Jenis dan Sumber Data ............................................................................ 6
C. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 6
D. Metode Analisis Data .............................................................................. 6
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN.................................................................... 7
V. KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................. 16
A. Kesimpulan ........................................................................................... 16
B. Saran ..................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 APBD Provinsi Jawa Timur 2018 ..............................................................7


Tabel 4.2 Inflow, Outflow, dan Netflow Provinsi Jawa Timur ................................ 9

iv
DAFTAR GAMBAR

Tabel 4.1 Grafik APBD Provinsi Jawa Timur 2018................................................ 8


Tabel 4.2 Kurva IS-LM Secara Umum ................................................................ 11
Tabel 4.3 Kurva IS-LM Provinsi Jawa Timur ...................................................... 12
Tabel 4.4 Perkiraan Pertumbuhan PDRB Sisi Permintaan Jawa Timur .................. 15

v
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam ilmu ekonomi, model permintaan agregat dan penawaran agregat
digunakan untuk menjelaskan fluktuasi jangka pendek dalam aktivitas ekonomi
jangka panjang. Hal tersebut erat kaitanya dengan pasar barang. Pasar barang adalah
pasar yang mempertemukan permintaan dan penawaran barang dan jasa. Pasar
barang sering diistilahkan dengan sektor riil. Kurva IS menyatakan hubungan antara
tingkat suku bunga (i atau r) serta tingkat pendapatan Nasional (Y) yang muncul di
pasar barang dan jasa. Kurva IS menunjukkan tingkat bunga berapapun, tingkat
pendapatan yang mendorong pasar barang menuju ekuilibrium. Tingkat pendapatan
tergantung pada kebijakan fiskal tertentu.
Sedangkan kurva LM menyatakan hubungan antara tingkat bunga dan
tingkat pendapatan yang muncul di pasar uang. Hubungan ini dapat dilihat pada teori
tingkat bunga, yang disebut juga teori preferensi likuiditas. Kurva LM menyatakan
tingkat bunga yang menyeimbangkan pasar uang pada setiap tingkat pendapatan.
Kurva LM menunjukkan kombinasi tingkat suku bunga dan tingkat pendapatan
yang konsisten dengan ekuilibrium dalam pasar keseimbangan uang riil. Kurva LM
digambar untuk penawaran keseimbangan uang riil tertentu.
Perpotongan kurva IS dan LM menunjukkan ekuilibrium simultan dalam
pasar barang dan jasa dalam pasar keseimbangan uang riil untuk nilai pengeluaran
pemerintah, pajak, jumlah uang beredar dan tingkat harga tertentu.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari praktikum ekonomi makro acara 9 mengenai teori
fiskal-moneter dan keseimbangan perekonomian agregat adalah:
1. Bagaimana kebijakan fiskal-moneter di Provinsi Jawa Timur?
2. Bagaimana pengaruh kebijakan fiskal-moneter terhadap kurva IS-LM?
3. Bagaimana agregat supply dan agregat demand di Provinsi Jawa Timur?

1
2
C. Tujuan
Tujuan dari praktikum ekonomi makro acara 9 teori fiskal-moneter dan
keseimbangan perekonomian agregat adalah:
1. Mengetahui penerapan teori fiskal-moneter dan keseimbanganya di Provinsi Jawa
Timur.
2. Mengetahui pengaruh kebijakan fiskal-moneter terhadap kurva IS-LM serta
komponen penyusunnya.
3. Mengetahui keadaan agregat supply dan demand di Provinsi Jawa Timur.

D. Manfaat
Manfaat dari praktikum ekonomi makro pada acara 9 teori fiskal-moneter dan
keseimbangan perekonomian agregat adalah:
1. Bagi mahasiswa, terselenggaranya praktikum ekonomi makro acara 9 diharapkan
dapat memberikan pemahaman yang mendalam mengenai teori kebijakan fiskal-
moneter di suatu daerah atau Provinsi.
2. Bagi Fakultas Pertanian UNS, hasil praktikum dapat mendukung kelengkapan
dalam penerapan kurikulum pendidikan pertanian.
3. Bagi pemerintah, hasil praktikum diharapkan dapat menjadi sumbangan
pemikiran mahasiswa mengenai identifikasi, rumusan masalah dan akar masalah,
analisis dinamika determinan utama ekonomi makro dalam perekonomian
berkelanjutan.
II. TINJAUAN PUSTAKA

1. Kurva IS-LM
Suku bunga diperlakukan sebagai pengubah endogen. Keseimbangan pasar
uang dipengaruhi oleh penawaran uang (MS/P) dan permintaan uang L (r,Y); r
adalah suku bunga dan Y adalah PDB (Produk Domestik Bruto). Terdapat
pengaruh penawaran uang terhadap suku bunga, dapat diketahui bahwa dengan
asumsi faktor-faktor lain tidak berubah, kenaikan penawaran uang (MS /P ke MS
/P) atau penurunan penawaran uang (MS /P ke MS /P), akan menyebabkan suku
bunga menurun (r ke r ) atau meningkat (r ke r ). Penurunan atau kenaikan suku
bunga yang terjadi menyebabkan permintaan uang meningkat atau menurun,
yang menyebabkan PDB meningkat (Y ke Y* ) atau menurun (Y* ke Y ).
Kenaikan atau penurunan penawaran uang akan menggeser kurva LM
(keseimbangan pasar uang) ke kanan atau ke kiri, yang menyebabkan suku
bunga menurun atau meningkat, dan PDB meningkat atau menurun. Peningkatan
penawaran uang akan menurunkan suku bunga, dan penurunan suku bunga akan
meningkatkan laju deforestasi dan menurunkan laju degradasi. Sebaliknya
penurunan penawaran uang akan menaikkan suku bunga, dan kenaikkan suku
bunga akan menurunkan laju deforestasi dan menaikkan laju degradasi
(Astana et.al, 2014).
2. Agregat Demand
Dalam menganalisis permintaan agregat, dua ekonom terkenal yaitu
Keynes dan Pigou mempunyai pendapat yang berbeda. Menurut keynes apabila
terjadi perubahan harga maka jumlah yang beredar akan berubah akibatnya
terjadi perubahan pada tingkat bunga. Selanjutnya, perubahan tingkat bunga
tersebut akan mempengaruhi investasi yang ada pada akhirnya akan
mempengaruhi pendapatan nasional. Pendapat lain dikemukakan oleh Pigou
menurutnya apabila terjadi perubahan harga dalam perekonomian masyarakat
akan merasa saldo kas riil mereka berubah, yang selanjutnya akan
mempengaruhi konsumsi masyarakat tersebut. Perubahan konsumsi akan
mengakibatkan perubahan pada pendapatan nasional. Pada intinya perbedaan

3
4

pendapat kedua ekonomi tersebut terletak pada perubahan variabel-variabel


ekonomi akibat adanya perubahan harga. Keynes menitikberatkan pada
perubahan tingkat bunga sedangkan Pigou menitikberatkan perubahan konsumsi
ketika terjadi perubahan harga (Sattar dan Silvana, 2018).
3. Agregat Supply
Kegiatan ekonomi untuk menghasilkan barang dan jasa tentunya harus
didukung oleh kapasitas ekonomi, yaitu suatu kondisi yang mencerminkan
ketersediaan sumberdaya yang mencukupi, seperti bahan baku, tenaga kerja dan
teknologi. Dalam ilmu ekonomi makro, kondisi ini dikenal dengan penyediaan
atau penawaran agregat (aggregate supply). Berbeda dengan permintaan agregat
yang dapat berubah dalam jangka pendek, penawaran agregat relatif lebih sulit
untuk berubah dalam jangka pendek. Dalam kaitan ini, perubahan penawaran
agregat lebih terkait dengan struktur dan perkembangan suatu perekonomian
(Solikin dan Suseno, 2017).
4. Tingkat Pendapatan
Tingkat pendapatan merupakan satuan tingkatan yang berasal dari
pemasukan keuntungan. Dihasilkan dari penjualan barang dan jasa dalam jangka
waktu tertentu .Tingkat pendapatan yang relatif rendah mengharuskan anggota
rumah tangga untuk lebih giat bekerja. Sebagian rumah tangga, upaya tersebut
tidak hanya menambah curahan jam kerja tetapi juga melakukan kegiatan-
kegiatan lainnya untuk dapat meningkatkan pendapatan rumah tangga
(Titimiranti, 2016).
5. Suku Bunga
Suku bunga merupakan sejumlah rupiah yang dibayar akibat telah
mempergunakan dana sebagai balas jasa. Perubahan suku bunga merupakan
perubahan dalam permintaan uang (kredit). Kenaikan suku bunga
mengakibatkan penurunan permintaan agregat/pengeluaran investasi.
Peningkatan suku bunga akan mengakibatkan peningkatan permintaan agregat
(Rompas, 2018).
6. Teori Kebijakan Fiskal
Kebijakan fiskal sangat erat kaitanya akan pengaturan keuangan pemerintah
5

dalam menjalankan kegiatan-kegiatannya. Kebijakan fiskal merupakan


kebijakan yang krusial dalam mengatur ekonomi secara agregat dalam suatu
negara, karena kebijakan ini berhubungan langsung dengan kegiatan belanja
pemerintah serta pemasukan pemerintah (pajak) yang akan menjadi sumber
pendanaan kegiatan pemerintah tersebut. Kebijakan fiskal mampu memberikan
dampak yang nyata terhadap perekonomian dengan berbagai cara seperti subsidi
dan jaminan masyarakat. Tapi perlu diketahui bahwa pengeluaran pemerintah
juga berpotensi menambah jumlah utang negara dimasa yang akan datang
apabila pemasukan yang diterima pemerintah tidak sebanding dengan
pengeluarannya (Wang, 2017).
7. Teori Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter ialah suatu kebijakan pengaturan jumlah uang yang
beredar dalam suatu negara guna mencapai tujuan tertentu. Efektivitas kebijakan
moneter untuk negara berkembang tergantung pada tingkat transparansi bank
sentral dan diketahui bahwa mekanisme transmisi kebijakan moneter lebih
efektif di bawah transparansi tinggi. Perbedaan dalam konsekuensi guncangan
ketidakstabilan ekonomi ketika ekonomi berada di Zero Lower Bound serta
peran ketidakstabilan ekonomi pada perubahan mekanisme transmisi kebijakan
moneter, di mana kebijakan moneter berinteraksi dengan ketidakstabilan, telah
diketahui bahwa perubahan kebijakan moneter cenderung kurang efektif ketika
ketidakstabilan ekonomi tinggi. Dari sudut pandang teoretis, ini bisa terjadi
terjadi karena ketidakstabilan ekonomi mempengaruhi beberapa saluran untuk
transmisi kebijakan moneter sebagai saluran berbasis investasi dan saluran
berbasis konsumsi. Di bawah tingginya ketidakpastian ekonomi, para pelaku
ekonomi akan menunda keputusan mereka untuk berinvestasi atau
meningkatkan tabungan, dan lebih berhati-hati dalam pengeluaran konsumsi
(Buenache, 2019).
III. METODOLOGI

1. Metode Penentuan Lokasi


Penentuan lokasi yang dijadikan sampel pada praktikum ini menggunakan
metode purposive (sengaja). Metode ini merupakan cara penentuan lokasi
berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu sesuai tujuan penelitian.
Kriteria yang dimaksudkan yaitu provinsi yang ada di Negara Indonesia. Lokasi
yang dipilih yaitu Provinsi Jawa Timur.

2. Jenis dan Sumber Data


Jenis data yang digunakan untuk penyusunan adalah data sekunder. Data
sekunder merupakan data primer yang sudah melalui proses olah data. Data
sekunder ini diperoleh dari instansi terkait seperti BPS, Pemprov, Bank
Indonesia, dan sebagainya.

3. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data pada praktikum acara ini yaitu dengan pencatatan
data dan studi ilmiah. Teknik pencatatan data merupakan teknik observasi
untuk mendapatkan deskripsi objek yang diteliti secara rinci dan jelas,
sedangkan studi ilmiah merupakan teknik observasi dengan pendalaman objek
yang dikaji menggunakan sumber-sumber data terkait.

4. Metode Analisis Data


Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif. Data sekunder
yang telah dicatat dan dikumpulkan kemudian dianalisis dan di deskripsikan
atau digambarkan sesuai keadaan yang sebenarnya. Objek yang akan dianalisis
dan di deskripsikan yaitu mengenai teori konsumsi di Provinsi Jawa Timur.

6
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Kebijakan Fiskal
Secara kumulatif, APBD Provinsi Jawa Timur sebelum peruahan di tahun
2018 sedikit lebih rendah dibandingkan tahun 2017. Anggaran pendapatan
maupun anggaran belanja masing-masing turun -1,1% dan -0,6% di tahun
2018. Pada tahun 2017, APBD Provinsi Jawa Timur sebesar Rp29,02 trilyun,
dan terjadi defisit di tahun 2018. Sampai triwulan II 2018, APBD Jawa Timur
terealisasi sebesar 15,4 trilyun atau 53,09% dari pagu anggaran.
Tabel 4.1 APBD Provinsi Jawa Timur 2018

7
8

Gambar 4.1 Grafik APBD Provinsi Jawa Timur 2018

Pertumbuhan realisasi PAD dipicu oleh peningkatan penerimaan pajak


daerah. Komponen lain yang membantu peningkatan realisasih PAD adalah
peningkatan transfer pemerintah pusat dalam rangka dana perimbangan dengan
realisasi dari pagu yang mencapai 51,63%. Kebijakan yang secara konsisten
dilakukan pemerintah provinsi Jawa Timur untuk meningkatkan pajak daerah
antara lain 1 mempermudah pembayaran pajak melalui kolaborasi samsat jatim
dengan PT pos Indonesia yang diberi nama posindo, samsat home care, dan
samsat jujug desa yang ke-2 memberikan insentif atau pemutihan kepada
periode tertentu ketiga meningkatkan sosialisasi dan pengawasan.
2. Kebijakan Moneter
Pada triwulan II 2018 Jawa Timur mengalami kondisi net outflow jumlah
nominal uang keluar outflow sebesar 36,506 triliun, mengalami peningkatan
yang signifikan sebesar 99,39% dari triwulan I 2018 sejalan dengan momen
lebaran yang jatuh pada bulan Juni 2018 peningkatan outflow pada triwulan II
2018 pada akhirnya diikuti dengan kenaikan inflow yakni sebesar Rp29,13
triliun atau naik 9, 12% dibandingkan triwulan sebelumnya.
9

Tabel 4.2 Inflow, Outflow, dan Netflow Provinsi Jawa Timur

Peningkatan inflow tersebut disebabkan oleh pergeseran hari raya idul fitri
pada tahun 2018 dan 2017. Pada tahun 2018 idul fitri jatuh pada minggu
pertama bulan Juni sehingga pada minggu ketiga di bulan tersebut sudah terjadi
inflow dalam jumlah besar. Sementara pada tahun 2017 idul fitri terjadi pada
minggu ke 4 Juni sehingga inflow dalam jumlah besar terjadi pada awal bulan
juli 2018 terjadinya net outflow pada triwulan II 2018 sejalan dengan konsumsi
swasta yang tumbuh cukup tinggi yaitu mencapai 5,7% meningkat dibanding
triwulan II tahun 2017.
3. Kurva IS-LM

Dalam analisis IS-LM keseimbangan kegiatan perekonomian ditentukan


oleh interaksi keadaan di pasar uang dan pasar barang. Keseimbangan
pendapatan nasional tercapai apabila sifat hubungan diantara suku bunga
dengan pendapatan nasional yang berlaku di pasar barang adalah sama dengan
yang berlaku di pasar uang, yaitu bila kurva IS berpotongan dengan kurva LM.
Dalam analisis IS-LM dapat diperhatikan efek kebijakan pemerintah dalam
mempengaruhi kegiatan perekonomian. Kebijakan-kebijakan pemerintah yang
dijalankan yaitu kebijakan fiskal dan kebijakan moneter. Pendapatan riil
masyarakat berpengaruh terhadap tingkat inflasi. Apabila pendapatan riil
masyarakat turun maka inflasi akan meningkat.
10

a. Keseimbangan Pasar Uang dan Kurva LM


Kondisi perekonomian suatu negara juga dipengaruhi oleh pasar uang.
Pasar uang merupakan suatu tempat dimana terjadinya transaksi keuangan.
Sama halnya dengan pasar lainnya, keseimbangan akan tercapainya pada
saat sejumlah permintaan uang dipasar sama dengan jumlah penawarannya.
Dalam sistem ekonomi, permintaan uang dipengaruhi oleh tingkat bunga
sedangkan penawarannya merupakan otoritas dari bank sentral, sehingga
bentuk kurva penawarannya menjadi inelastis sempurna. Besarnya
permintaan uang dipengaruhi oleh pendapatan nominal dan suku bunga.
Berdasarkan hubungan ini dinyatakan bahwa kenaikan pendapatan akan
meningkatkan permintaan uang nominal, sedangkan kenaikan suku bunga
akan menurunkan permintaan uang. Dari persamaan ini diketahui bahwa
permintaan uang riil akan dipengaruhi oleh pendapatan riil dan tingkat
bunga. Perbedaan antara uang nominal dan uang riil terlihat dari daya
belinya. Uang nominal hanya menyatakan jumlah uang yang tertera di uang
fiat, sedangkan uang riil mengukur uang dari daya belinya.
b. Keseimbangan Kurva IS-LM
Kurva IS merupakan kurva yang menghubungkan antara I dan Y pada
saat pasar barang dalam kondisi ekuilibrium, sedangkan kurva LM,
merupakan kurva yang menghubungkan antara Y dan i pada saat pasar uang
dalam kondisi ekuilibrium. Keseimbangan umum kurva IS-LM merupakan
titik pertemuan IS dan LM yang menggambarkan keseimbangan pasar
barang dan pasar uang secara bersama-sama (simultan). Pendekatan dengan
model IS-LM merupakan bagian penting dari makroekonomi modern. Suatu
kebijakan moneter yang dikeluarkan otoritas moneter dapat mempengaruhi
kegiatan ekonomi dan interaksinya dengan kebijakan fiskal (perubahan di
dalam pengeluaran pemerintah dan pajak) untuk menghasilkan suatu tingkat
output agregat tertentu.
Model IS-LM memiliki beberapa asumsi yaitu: (1) Perekonomian hanya
terdiri atas dua sektor yaitu sektor riil (pasar barang dan jasa) dan sektor
moneter (pasar uang); (2) Tingkat bunga merupakan faktor penghubung antar
11

pasar barang dan pasar uang; (3) Pengeluaran konsumsi bergantung pada
pendapatan disposable; (4) Permintaan investasi bergantung pada tingkat
bunga dan pendapatan; (5) Pengeluaran pemerintah bersifat eksogen; (6)
Tingkat harga diasumsikan ditentukan secara eksogen; (7) Permintaan akan
uang ditentukan oleh tingkat pendapatan dan tingkat bunga; (8) Jumlah uang
beredar bersifat eksogen, di mana besarnya ditentukan oleh otoritas moneter.
Gambar 4.2 Kurva IS-LM Secara Umum

Kurva IS melandai ke bawah karena keluaran dan suku bunga memiliki


hubungan berbanding terbalik di pasar barang: apabila keluaran meningkat
maka akan lebih banyak uang yang ditabung, yang artinya suku bunga haruslah
diturunkan untuk mendorong investasi yang cukup sehingga sepantaran dengan
tabungan. Kurva LM melandai keatas karena suku bunga dan keluaran
memiliki relasi positif di pasar uang. Dengan meningkatnya keluaran,
permintaan untuk uang akan naik, dan suku bunga akan turut naik. Berdasarkan
gambar 4.1, titik E* merupakan ekuilibrium di pasar barang dan pasar uang,
yakni saat actual expenditure setara dengan planned expenditure, dan demand
for real money balances setara dengan money supply. Model IS/LM seringkali
digunakan untuk mendemonstrasikan efek dari kebijakan moneter dan fiskal.
Pergeseran pada kurva IS-LM muncul saat terjadi perubahan kebijakan
ekonomi yang mempengaruhi ekuilibrium kurva IS-LM. Misalkan terjadi
peningkatan belanja pemerintah (government spending) sebesar ΔG. Hal ini
akan mendorong kenaikan income (Y).
12

Walaupun kebijakan moneter dan fiskal berdampak pada struktur dan


kondisi ekonomi yang berlainan, keduanya dapat digunakan secara simultan
untuk mencapai dua sasaran stabilitas yang berlainan, misalnya pencapaian
keseimbangan internal (stabilitas harga) dan keseimbangan eksternal (neraca
pembayaran). Dalam kondisi tersebut, kebijakan moneter dan fiskal dapat
dikelola atau dikoordinasikan sedemikian rupa agar stimulus yang dihasilkan
oleh kedua kebijakan tersebut dapat diarahkan untuk mempengaruhi
perekonomian, dalam artian tidak saling meniadakan atau bahkan
menimbulkan pengaruh yang berlebihan, sehingga dapat mendukung
pencapaian stabilitas harga dan pencapaian neraca pembayaran yang sehat
secara bersama-sama. Berikut ini adalah kurva IS-LM di Provinsi Jawa Timur:
Gambar 4.3 Kurva IS-LM Provinsi Jawa Timur

Pendapatan Daerah Provinsi Jawa Timur pada tahun 2017 sebesar Rp29,249
triliun, diperkirakan pada tahun 2018 sebesar Rp29,024 triliun turun 1,1%.
Penurunan anggaran pajak daerah dikarenakan mempertimbangkan
terbatasnya pembelian barang tahan lama masyarakat seperti kendaraan
bermotor yang terjadi selama tahun 2017 diperkirakan akan berlanjut di tahun
2018, sehingga mengurangi perolehan pajak. Terdapat anggaran belanja daerah
Provinsi Jawa Timur dengan belanja bunga tahun 2017 sebesar 1 miliar dalam
rupiah dan tahun 2018 sebesar 5 miliar pada rupiah. Netflow adalah selisih dari
inflow dan outflow yang ada di Provinsi Jawa Timur pada Triwulan II tahun
13

2017 sebesar 20,657 triliun, sebagai kurva LM. Pada tahun 2018 salah satu
kebijakan pemerintah Provinsi Jawa Timur adalah fokus pada peningkatan
kesejahteraan masyarakat, sengan penyaluran subsidi dan hibah. Kebijakan
pemerintah dengan memfokuskan pada tingkat kesejahteraan masyarakat
tersebut mengakibatkan jumlah pajak sebagai pendapatan daerah berkurang,
sehingga dapat menggeser kurva IS dimana pendapatan akan turun, namun
jumlah belanja bunga menjadi naik dikarenakan anggaran belanja yang
direncanakan.
Provinsi Jawa Timur mempunyai kinerja ekonomi yang baik (PDRB
perkapita Rp51,39 juta), namun masih perlu perbaikan pada aspek pemerataan
kesejahteraan (Gini ratio 0,415) agar pembangunan daerah menjadi lebih
inklusif dan berkelanjutan. Pada tahun 2016 pendapatan PDRB Jawa Timur
sebesar 47,47 dalam juta rupiah dengan tingkat inflasi sebesar 2,74 %. Terdapat
pertumbuhan ekonomi pada tahun 2017 pendapatan PDRB Jawa Timur sebesar
51,39 dalam juta rupiah dengan tingkat inflasi sebesar 4,04%. Perkiraan
perumbuhan PDB 2018 pada tahun 2016 sebesar 5,03% tahun 2017 sebesar
5,07% dan tahun 2018 diperkirakan sebesar 5,40%. Perubahan tersebut
dikarenakan Provinsi Jawa Timur menerapkan kebijakan fiskal dengan
mempertimbangkan perkembangan ekonomi dan pelaksanaan APBN 2018.
Kebijakan tersebut tidak berpengaruh terhadap pergeseran kurva IS,
dikarenakan yang dapat merubah kurva IS yaitu perubahan bunga dan
pendapatan.
Terdapat kebijakan moneter yang dilakukan Provinsi Jawa Timur yaitu
untuk memelihara kualitas uang layak edar kepada masyarakat, Bank Indonesia
melakukan kegiatan pemusnahan Uang Tidak Layak Edar (UTLE) secara rutin.
Rasio UTLE terhadap inflow Jawa Timur pada triwulan II 2018 mencapai
5,91%, turun dibandingkan triwulan I 2018 yang mencapai 38,56%. Kebijakan
moneter tersebut dapat menggeser kurva LM apabila diketahui tingkat harga
umum (P), namun dalam pencarian dari berbagai sumber tidak ditemukan
tingkat harga secara akurat.
14

4. Agregat Demand dan Agregat Supply Jawa Timur


a. Agregat Demand (Sisi permintaan)
Sepanjang tahun 2019 pertumbuhan ekonomi Jawa Timur mencapai 5,3-
5,7 %, stabil bila dibandingkan dengan tahun 2018 dengan estimasi pada
tingkat yang sama. Sumber pertumbuhan ekonomi Jawa Timur berasal dari
peningkatan konsumsi swasta dan konsumsi pemerintah. Laju pertumbuhan
ekonomi masih terkendala oleh beberapa hal. Salah satunya adalah
penurunan investasi dan perlambatan ekspor yang disertai dengan
penurunan net ekspor antar daerah.
Konsumsi swasta dan konsumsi pemerintah diperkirakan mengalami
pertumbuhan positif. Penguatan konsumsi swasta di tahun 2019 ditopang
oleh terjaganya daya beli masyarakat yang diimbangi stabilnya tingkat
innflasi dalam target yang sudah ditetapkan yakni 3,5 %. Penguatan
konsumsi di tahun 2019 terindikasi dari masih positifnya kinerja indeks
keyakinan konsumen (IKK). Sampai dengan februari 2019, IKK Jawa
Timur rata-rata mencapai 132,6 yang menunjukkan masih cukup tingginya
kepercayaan konsumen terhadap kinerja perekonomian Jawa Timur.
b. Agregat Supply (Sisi Penawaran)
Kinerja sisi penawaran Jawa Timur diperkirakan ditopang oleh masih
positifnya kinerja pengolahan industri. Kinerja lapangan industri
pengolahan diperkiran masih tumbuh positif. Positif jika seiring masih
tingginya permintaan domesti sepanjang tahun 2019. Peningkatan konsumsi
swasta sepanjang tahun 2019 diperkirakan turut mendorong knerja sektor
perdagangan Jawa Timur. Terjaganya volatilitas nilai tukar sepanjang tahun
2019 seiring upaya stabilisasi moneter, pengenalan dan pendalaman pasar
keuangan dan valuta asing serta kebijakan terkait dalam rangka mengurangi
impor diperkirakan turut meminimalisir tekanan terhadap nilai tukar rupiah.
Hal tersebut diperkirakan mendorong terjaganya biaya bahan baku dan
barang modal bagi industri yang masih tergantung pada bahan baku dan
barang modal yang bersumber dari impor.
15

Gambar 4.4 Perkiraan Arah Pertumbuhan PDRB Sisi Permintaan Jawa


Timur

Dilihat dari tabel diatas konsumsi swasta pada tahun 2019 mengalami
kenaikan dibandingkan dengan 3 tahun sebelumnya. Konsumsi pemerintah
juga mengalami kenaikan dibandingkan tahun sebelumnya. Ekspor luar
negeri dan PMTB Jawa Timur mengalami penurunan dibandingkan dengan
3 tahun sebelumnya. PDRB Jawa Timur besarannya sama bila dibandingkan
dengan 3 tahun sebelumnya.
V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari laporan ekonomi makro acara 9 tentang
kebijakan fiskal-moneter adalah:
1. Penguatan konsumsi swasta di tahun 2019 ditopang oleh terjaganya daya beli
masyarakat yang diimbangi stabilnya tingkat innflasi dalam target yang sudah
ditetapkan yakni 3,5 %. Penguatan konsumsi di tahun 2019 terindikasi dari
masih positifnya kinerja indeks keyakinan konsumen (IKK).
2. Kurva IS adalah kurva yang menggambarkan keseimbangan antara
pendapatan nasional (Y) dan tingkat bunga (i) pada pasar barang. Kurva LM
adalah kurva yang menggambarkan keseimbangan antara pendapatan
nasional (Y) dan tingkat bunga (i) pada pasar uang. Kurva IS-LM
menunjukkan keseimbangan antara tingkat suku bunga dan pendapatan
nasional (output) dalam jangka pendek (short-run equilibrium). Pergeseran
pada kurva IS-LM muncul saat terjadi perubahan kebijakan ekonomi yang
mempengaruhi ekuilibrium kurva IS-LM.
3. Sepanjang tahun 2019 pertumbuhan ekonomi Jawa Timur mencapai 5,3-5,7
%, stabil bila dibandingkan dengan tahun 2018 dengan estimasi pada tingkat
yang sama. Kinerja sisi penawaran Jawa Timur diperkirakan ditopang oleh
masih positifnya kinerja pengolahan industri.
B. Saran
Saran yang dapat diberikan oleh penulis sebagai berikut :
1. Sebaiknya Provinsi Jawa Timur selalu memantau kondisi pendapatan daerah
agar tingkat konsumsi Provinsi Jawa Barat dapat terlaksana dengan baik.
2. Provinsi Jawa Barat sebaiknya selalu memberikan informasi yang lebih
akurat dan transparan, agar dapat diakses oleh masyarakat dengan mudah.

16
DAFTAR PUSTAKA

Astana et.al. 2014. Dampak Kebijakan Makroekonomi dan Faktor Eksternal


Ekonomi Terhadap Laju Deforestasi dan Degradasi Hutan Alam: Studi
Kasus Deforestasi untuk Perluasan Areal Tanaman Pangan dan
Perkebunan serta Hutan Tanaman Industri dan Degradasi Hutan Alam
Areal Konsesi. Jurnal Analisis Kebijakan Kehutanan. Vol. 9(3) : 155-
175.
Buenache, German Lopez. 2019. The evolution of monetary policy effectiveness
under macroeconomic instability. Economic Modelling Journal. In
Press, Corrected Proof.
Rompas, Wensy. 2018. Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga dan Nilai Tukar
Terhadap Permintaan Kredit pada Perbankab di Kota Manado. Jurnal
Berkala Ilmiah Efisiensi. Vol 18(2) :206.
Sattar dan Silvana Kardinar Wijayanti. 2018. Buku Ajar Teori Ekonomi Makro.
Yogyakarta : Dee Publish
Solikin dan Suseno. 2017. Uang : Pengertian, Penciptaan, dan Peranannya dalam
Perekonomian. Jakarta : PPSK Bank Indonesia.
Titimiranti, Mirah. 2016. Analisis Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pendapatan
Rumah Tangga Petani di Daerah PNPM Mandiri Pedesaan. Studi Kasus
Desa Balerejo Kecamatan Dempet Kabupaten Demak Tahun
Pelaksanaan 2012. Jurnal Ekonomi. Vol 12 (2): 48.
Wang, Ling. 2017. Monetary-fiskal Policy Interaction Under Asset Purchase: Some
Comparative Evidence. Economic Modelling Journal. Vol. xxx(1-14).
LAMPIRAN

S-ar putea să vă placă și