Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
Abstract
Fisheries and lovebirdcommodity, and cosmetics causing mealworm become popular to
find and having purpose as source cosmetics mixing and source of feed. Because of
many source of feed in market, people or researcher should pay attention on nutrition
need of each animal, energy and protein become principal references for production
increasing. This research was done to know the influence of the using gross energy
(GE) and crude protein (CP) combination and also looking for the best
combinationthat giving good result on feed consumption and body weight gain of
mealworm. This research used Factorial experiment in Completetely Randomized
Design with 9 treatments were G1P1 (GE 4000 kkal/kg , CP 10%), G1P2 (GE 4000
kkal/kg , CP 12%), G1P3 (GE 4000 kkal/kg , CP 14%), G2P1 (GE 4500 kkal/kg , CP
10%), G2P2 (GE 4500 kkal/kg , CP 12%), G2P3 (GE 4500 kkal/kg, CP 14%),
G3P1(GE 5000 kkal/kg,CP 10%) G3P2 (GE 5000 kkal/kg,CP 12%), G3P3 (GE 5000
kkal/kg,CP 14%).From the research can be concluded that the using of feed gross
energy and crude protein combination doesn’t give significant effect e on feed
consumption, body weight gain, feed convertion/FCR, and body length. 12% and 14%
protein combination with 4500 and 5000 kkal/kg gross energy cousing highes mortality
on mealworm live. It is suggested to use feed with maximum nutrition content 4500
kkal/kg GE and 12% protein for getting feed efficiency and looking for another source
for changing oil as energy source.
Keywords: mealworm, protein, energy, feed consumption, body weight
diantaranya protein kasar mencapai 48%, protein hasil pakan formulasi adalah
lemak kasar berkisar 40%, kadar abu 8,39% dan gross energi 2864,26 kkal/kg.
hingga 3%, kadar air mencapai 57%, Namun, sayangnya kombinasi pakan ini
serta kandungan ekstra non nitrogen terjadi secara basah, sehingga media
sebesar 8% (Anonymous, 2013). Di pakan tidak bisa disimpan dalam waktu
pasaran, ulat hongkong dijual rata-rata yang lama.
Rp 30.000 – Rp 40.000/kg dari peternak. Oleh karena itu, dalam penelitian
Ulat hongkong tidak banyak perlu dicari formulasi pakan dengan
dipelihara oleh peternak. Hal ini menggunakan konsentrasi energi dan
dikarenakan ulat ini hanya digunakan protein yang berbeda yang mampu
untuk komoditas ternak tertentu yang memberikan peningkatan bobot badan
umumnya digunakan untuk pakan tertinggi, serta pakan dapat disimpan
burung peliharaan maupun ikan. Bahkan, dalam jangka waktu yang lama.
media pakan yang digunakan untuk ulat
hongkong hanya bersifat coba-coba. Metode Penelitian
Untuk media penggemukan, peternak Tempat dan Waktu
masih menggunakan konsentrat unggas
yang dikombinasi dengan limbah Penelitian dilaksanakan pada
pertanian yang lebih murah. Belum bulanFebruarisampaiJuni 2015 di
adanya standar nutrisi bagi pakan ulat peternakan rakyat di Jalan Apukat RT 2
hongkong menyebabkan pakan yang RW 1 Semanding, Dau, Kabupaten
diberikan masih coba-coba. Malang. Analisis proksimat dilakukan di
Pakan yang digunakan untuk ulat Laboratorium Nutrisi dan Makanan
hongkong, umumnya masih Ternak Universitas Brawijaya Malang.
menggunakan polar dan jenis konsentrat Materi
lain yang murah. Bahan konsentrat juga Ulat hongkong yang digunakan untuk
bisa diperoleh dari limbah pertanian, penelitian adalah berumur 25-50 hari,
seperti gamblong, bekatul, dan bahan diperoleh dari peternak ulat hongkong di
lainnya. Selain itu, peternak juga Dusun Patihan, Blitar. Ulat hongkong
menambahkan sayuran dan buah-buahan dipelihara mulai umur 15 hari untuk
untuk meningkatkan bobot badan ulat mengadaptasikan dengan pakan dan
hongkong. Dari semua bahan tersebut, kandang, ulat mulai diberikan formulasi
belum diperoleh secara pasti standar pakan penelitian pada umur 25 hari
kebutuhan nutrisi ulat hongkong. hingga 50 hari.
Padahal, ulat hongkong merupakan salah
Kandang dan Fasilitas Kandang
satu binatang yang cukup rakus
makannya. Kandang yang digunakan dalam
Hasil penelitian Hartiningsih dan penelitian ini adalah berupa kotak-kotak
Fitasari (2014) diperoleh hasil bahwa untuk menampung ulat hongkong dan
penggunaan limbah sayur dan buah pada pakan, terbuat dari nampan plastik yang
media pakan campuran polar dan ditata di atas rangka kayu penyangga.
gamblong memberikan hasil tertinggi Kotak-kotak berisi ulat hongkong akan
terhadap bobot badan ulat dibandingkan disusun dalam sebuah rak dan
menggunakan polar saja maupun pakan ditempatkan pada ruangan bersuhu 25–
unggas dengan kandungan protein pakan 30oC dan tidak boleh terkena sinar
20%. Hasil terbaik ini diperoleh pada matahari langsung dan terlindung dari
campuran polar+gamblong dimana
129
gangguan serangga luar atau hewan adalah berasal dari 4 bahan yaitu polar,
pengganggu lainnya. mpok jagung, gamblong kering, ampas
Peralatan yang digunakan meliputi tahu kering, dan minyak kelapa sawit
timbangan ulat (untuk penimbangan Tabel 1. Jenis Bahan Pakan dan
maksimal 100 g), jangka sorong digital, Kandungan Nutrisi untuk Formulasi
timbangan pakan, pinset, timba/bak, Pakan
peralatan pengaduk pakan, pisau, Bahan GE PK LK( SK(
saringan, dan penyemprot. Pakan (kkal/kg (%) %) %)
Metode )
Penelitian lapang menggunakanmetode Polar* 4304.11 16.8 4.98 8.68
8
Rancangan Acak Lengkap pola faktorial
dengan faktor 1 yaitu Protein Kasar (PK) Mpok 4682 8.62 3.97 2.23
= 10, 12, 14%. Faktor 2 yaitu gross jagung*
energi (GE) = 4000, 4500, 5000kkal/kg, Gamblon 4107.46 1.07 0.24 19.96
sehingga terdapat9 perlakuan dan g kering*
3ulangan.Adapun perlakuan yang Ampas 4010 22.6 6.12 22.65
digunakan adalah sebagai berikut. tahu 4
G1P1 = GE 4000 kkal/kg, PK 10% kering*
G1P2 = GE 4000 kkal/kg, PK 12% Minyak 9000 0 0 0
G1P3 = GE 4000 kkal/kg, PK 14% sawit
G2P1 = GE 4500 kkal/kg, PK 10% Keterangan: GE (gross energi/energi kasar), PK
G2P2 = GE 4500 kkal/kg, PK 12% (protein kasar), LK (lemak kasar), SK (serat
G2P3 = GE 4500 kkal/kg, PK 14% kasar).
*)Analisa proksimat pakan dilakukan di
G3P1 = GE 5000 kkal/kg, PK 10%
Laboratorium Nutrisi dan Pakan Ternak,
G3P2 = GE 5000 kkal/kg, PK 12% Fakultas Peternakan, Universitas Brawijaya
G3P3 = GE 5000 kkal/kg, PK 14% (2015).
Adapun jenis bahan pakan yang
digunakan untuk kombinasi perlakuan
Variabel Pengamatan
1. Panjang badan
2. Pertambahan bobot badan
3. Konsumsi Pakan
4. Konversi pakan
5. Mortalitas
130
Selama penelitian pemberian pakan Pengaruh Perlakuan terhadap Bobot Panen dan
adalah berdasarkan perhitungan Panjang Ulat Hongkong
kandungan nutrisi berdasarkan bahan Penimbangan terhadap bobot badan dan
kering. Dengan mengetahui kebutuhan jumlah ulat dilakukan 2 kali yaitu pada
kebutuhan nutrisi yang tepat dari ulat umur 25 hari dan umur 50 hari.
hongkong maka dapat dijadikan Padaumur 25 hari ulat ulat mencapai
standardalam penghitungan moulting yang pertama sehingga dari skala
kebutuhannutrisi berikutnya, walaupun ukuran dapat dilihat dengan jelas,
kadar bahan kering dari tiap jenis pakan sedangkan pada umur 50 hari merupakan
berbeda. Gross energy merupakan acuan rata-rata umur panen ulat yang
kandungan energi bahan pakan secara diinginkan pasar dengan pertimbangan
kasar, sedangkan protein kasar adalah ukuran bobot badan yang ideal sebagai
kandungan protein yang tersedia. pakan ikan dan pakan burung hias.
Demikian pada panjang ulat juga
dilakukan pada umur 50 hari dengan
mengambil sampel untuk tiap populasi
sebanyak 100 ekor.
Tabel 11. Hasil Pengamatan terhadap Bobot Badan dan Panjang Badan Ulat Hongkong
Umur 50 Hari
BB umur 50 hari PBB selama 25 hari masa Panjang ulat umur 50 hari
Perlakuan
(g/e) penelitian (g/e) (mm/e)
G1P1 0.074+0.002 0.054+0.003 23.2257+0.71
G1P2 0.081+0.002 0.061+0.002 23.60513+0.28
G1P3 0.087+0.017 0.067+0.017 23.78563+0.17
G2P1 0.082+0.006 0.063+0.006 23.6393+0.73
G2P2 0.087+0.006 0.068+0.005 23.67927+0.73
G2P3 0.102+0.012 0.083+0.012 24.01977+0.57
G3P1 0.085+0.014 0.064+0.014 22.1854+0.49
G3P2 0.085+0.008 0.066+0.007 23.7085+0.31
G3P3 0.085+0.002 0.065+0.003 22.6214+0.97
BNT>0.05 BNT>0.05 BNT>0.05
Pengaruh protein kasar terhadap variabel pengamatan panjang ulat*
PK10% 69.0504a+2.25
133
PK 12% 70.9929b+0.16
PK 14% 70.4268b+2.25
BNT<0.05
Keterangan:*)notasi yang berbeda (a dan b) menunjukkan bahwa perlakuan memberikan pengaruh yang
berbeda nyata terhadap variabel pengamatan (p<0.05)
Tabel 11 menunjukkan bahwa tubuh. Protein diperlukan tubuh untuk
penggunaan kombinasi gross energy dan mempertahankan hidup pokok dalam
protein yang berbeda tidak menunjukkan menjalankan fungsi-fungsi sel dan
pengaruh yang signifikan (p>0.05) produktivitas, seperti pertumbuhan otot,
terhadap kombinasi perlakuan, akantetapi lemak, tulang, dan reproduksi (Leeson
kandungan protein pakan yang berbeda dan Summers, 1997). Gross energy
menunjukkan pengaruh yang berbeda merupakan energi terukur yang dianalisa
nyata terhadap panjang ulat hongkong menggunakan bomb calorimeter dari pakan
umur 50 hari. Penggunaan protein 12% yang dianalisa. Gross energy selanjutnya
dan 14% menunjukkan perbedaan yang akan dikonsumsi oleh ternak dan
mencolok pada panjang ulat diproses di dalam tubuh untuk
dibandingkan dengan protein 10%. Rata- menghasilkan energi metabolis yang
rata panjang ulat ini adalah lebih tinggi digunakan untuk kebutuhan hidup pokok
jika dibandingkan hasil penelitian dan produksi. Energi metabolis
Hartiningsih dan Fitasari (2014) akibat merupakan energi yang siap untuk
dari penggunaan limbah sayuran dan dimanfaatkan oleh ternak dalam berbagai
buah pasar yang dikombinasikan dengan aktifitas seperti aktifitas fisik,
penggunaan formulasi media yang mempertahankan suhu tubuh,
berbeda. Pada penelitian tersebut, metabolisme, pembentukan jaringan,
penggunaan protein dan energi adalah reproduksi dan produksi. Energi
lebih kecil yaitu PK 8,39% dan gross energy metabolis sangat penting diketahui dalam
2864,26 kkal/kg. Hal ini diakibatkan proses penyusunan ransum dan nilainya
adanya pemanfaatan limbah sayuran dan dipengaruhi oleh kandungan dan
buah pasar yang mengandung serat kasar keseimbangan nutrisi bahan makanan,
yang tinggi dan perhitungan kandungan dan kandungan serat kasar yang
media yang seadanya. Sedangkan pada merupakan faktor utama dalam yang
penelitian ini sudah melibatkan menentukan besarnya energi metabolis
kombinasi gross energy dan protein yang yang mungkin dapat dicapai (McDonald
sudah diperhitungkan. et al., 1994).
Protein merupakan zat organik yang Optimalisasi protein dan energi
tersusun dari unsur karbon, nitrogen, ransum merupakan upaya untuk
oksigen dan hidrogen. Fungsi protein meningkatkan efisiensi ekonomis
untuk hidup pokok, pertumbuhan penggunaan ransum oleh ternak sesuai
jaringan baru, memperbaiki jaringan dengan kapasitas laju pertumbuhan
rusak, metabolisme untuk energi dan genetis hewan/ternak itu sendiri.
produksi. Protein merupakan senyawa Kekurangan asupan protein dan energi
biokimia kompleks yang terdiri atas menyebabkan tertahannya kapasitas
polimer asam-asam amino dengan ikatan- genetik tumbuh sehingga ternak tumbuh
ikatan peptida. Ada 20 asam amino yang kurang optimal. Sebaliknya, apabila
dibutuhkan tubuh, 10 di antaranya dapat asupan protein dan energi berlebihan,
disintesis tubuh, sedangkan 10 asam ternak akan mengeluarkan kelebihan
amino lainnya merupakan asam amino protein tersebut sehingga merupakan
esensial yang harus disediakan dari luar pemborosan. Asupan protein dari
134
Dari kedua varibel di atas kemudian sehingga diduga kadar amoniak menjadi
peneliti membandingkan dengan tingkat tinggi dalam feses yang dihasilkan dan
mortalitas yang terjadi. Ternyata hasil hanya beberapa ulat saja yang mampu
yang mengejutkan menunjukkan bahwa mentolerir. Minyak yang semakin tinggi
ulat hongkong tidak mampu mentolerir menyebabkan ulat banyak yang tidak
gross energy yang terlalu tinggi. Hal ini tahan/toleran sehingga banyak
diduga berasal dari penggunaan minyak mengalami kematian. Hal ini dapat dilihat
yang semakin besar pada tingkat gross banyak ulat yang naik ke permukaan
energy 4500 hingga 5000 kkal/kg. pakan dan mengalami kematian dengan
demikian pula jika dikombinasikan kondisi tubuh yang semakin menghitam.
dengan protein 12% dan 14% ternyata Kondisi ini semakin tinggi dijumpai pada
ulat tidak mampu mengkonsumsi, penggunaan gross energy 5000 kkal/kg. Hal
136
Daftar Pustaka
Anonymous. 2013. Berita ulat hongkong.
http://ulathongkong.webs.com/.
Diakses tanggal 1Juni 2015.
Anonymous. 2013. Mealworms
http://www.birdcare.com.au/mealwo
rms.htm. Diakses tanggal 1 Juni 2015.