Sunteți pe pagina 1din 5

NAMA:ARTA LEBRINA NAKMOFA

NIM:1811B00O7
KELAS:IPN 4B
TUGAS:KEPERAWATAN ANAK

 Nutrisi dan Masalah makan pada anak


A. Obesitas pada anak
Kegemukan dan obesitas didefinisikan sebagai akumulasi lemak abnormal atau
berlebihan yang dapat mengganggu kesehatan (WHO, 2016). Kegemukan dan obesitas
terjadi akibat asupan energi lebih tinggi daripada energi
yang dikeluarkan. Asupan energi tinggi disebabkan oleh konsumsi makanan
sumber energi dan lemak tinggi, sedangkan pengeluaran energi
yang rendah disebabkan karena kurangnya aktivitas fisik dan sedentary
life style (Kemenkes RI, 2012).
Pola makan yang merupakan pencetus kegemukan dan obesitas adalah mengkonsumsi
makanan porsi besar(melebihi dari kebutuhan), makanan tinggi energi, tinggi lemak,
tinggi karbohidrat sederhana dan rendah serat. Perilaku makan yang salah diantaranya
adalah memilih makanan berupa junk food, makanan dalam kemasan dan minuman
ringan (softdrink). Kurangnya aktivitas merupakan faktor penyebab kegemukan dan
obesitas pada anak sekolah.

1. Edukasi yang di berikan kepada orang tua dengan anak obesitas


a. Jangan memberikan makanan porsi besar(melebihi dari kebutuhan) kepada
anak.
B. Pemantauan Nutrisi pada anak ditinjau dari A, B, C, D
1. ANTROPOMETRI
 Secara umum antropometri artinya ukuran tubuh manusia. Ditinjau dari sudut
pandang gizi maka antropometri berhubungan dengan berbagai macam
pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan
tingkat gizi. Berbagai jenis ukuran tubuh antara lain: berat badan, tinggi badan,
lingkar lengan atas dan tebal lemak di bawah kulit.
 Penggunaan
Antropometri sangat umum digunakan untuk melihat ketidakseimbangan asupan
protein dan energi. Ketidakseimbangan ini terlihat pada pola pertumbuhan fisik
dan proporsi jaringan tubuh seperti lemak, otot dan jumlah air dalam tubuh.
 Jenis parameter
Antropometri sebagai indikator status gizi dapat dilakukan dengan mengukur
beberapa parameter. Parameter adalah ukuran tunggal dari tubuh manusia, antara
lain umur, berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas, lingkar kepala, lingkar
dada, lingkar pinggul dan tebal lemak dibawah kulit. Dibawah ini akan diuraikan
parameter itu.
2. BIOKIMIA
a. Penilaian status gizi dengan biokimia adalah pemeriksaan spesimen yang diuji
secara laboratoris yang dilakukan pada berbagai macam jaringan tubuh. Jaringan
tubuh yang digunakan antara lain: darah, urine, tinja dan juga beberapa jaringan
tubuh seperti hati dan otot.
b. Penggunaan
Metode ini digunakan untuk suatu peringatan bahwa kemungkinan akan terjadi
keadaan malnutrisi yang lebih parah lagi. Banyak gejala klinis yang kurang
spesifik, maka penentuan kimia faali dapat lebih banyak menolong untuk
menentukan kekurangan gizi yang spesifik.
c. Pemeriksaan biokimia zat gizi
Ada beberapa indikator laboratorium untuk menentukan status besi yaitu:
Hemoglobin (hb) dan Hematokrit, Total limfosit, Serum albumin, Transferin,
Keseimbangan Nitrogen, Lipit serum, dan Glukosa serum
3. CLINIS / klinical sign
a. Pemeriksaan clinis adalah metode yang sangat penting untuk menilai status
gizi masyarakat. Metode ini didasarkan atas perubahan-perubahan yang terjadi
yang dihubungkan dengan ketidakcukupan zat gizi. Hal ini dapat dilihat pada
jaringan epitel (supervicial epithelial tissue) seperti kulit, mata, rambut dan
mukosa oral atau pada organ-organ yang dekat dengan permukaan tubuh
seperti kelenjar tiroid.
b. Penggunaan
Penggunaan metode ini umumnya untuk surfei klinis secara cepat (rapid
clinical surfeys). Surfei ini dirancang untuk mendeteksi secara cepat tanda-
tanda klinis umum dari kekurangan salah satu atau lebih zat gizi. Disamping
itu digunakan untuk mengetahui tingkat status gizi seseorang dengan
melakukan pemeriksaan fisik yaitu tanda (sign) dan gejala (symptom) atau
riwayat penyakit.
4. DIET
Diet adalah pilihan makanan yang lazim dimakan seseorang atau suatu populasi
penduduk. Sedangkan diet seimbang adalah diet yang memberikan semua nutrien
dalam jumlah yang memadai, tidak terlalu banyak dan juga tidak terlalu sedikit.
C. Penilaian Obesitas, Overweigh, Gemuk, Tinggi, dan Pendek.
Indeks massa tubuh adalah metrik standar yang digunakan untuk menentukan
siapa saja yang masuk dalam golongan berat badan sehat dan tidak sehat. Indeks massa
tubuh atau BMI membandingkan berat badan Anda dengan tinggi badan Anda, dihitung
dengan membagi berat badan dalam kilogram dengan tinggi badan dalam meter kuadrat.
Pertama, kalikan tinggi badan dalam kuadrat: 1,75 x 1,75 = 3,06. Selanjutnya,
bagi angkat berat badan dengan hasil kuadrat tinggi badan: 80/3,06 = 26,1. Terakhir,
bandingkan angka BMI Anda (26,1) dengan kategori berat badan yang tercantum di
bawah ini:
 Di bawah 18,5 = Berat badan kurang
 18,5 – 22,9 = Berat badan normal
 23 – 29,9 = Berat badan berlebih (kecenderungan obesitas)
 30 ke atas = obesitas
Dengan begitu, angka BMI alias indeks massa tubuh Anda menyatakan bahwa Anda
memiliki kelebihan berat badan.

D. Penggunaan Z Score dan IMT/BMI.


1. Indeks Massa Tubuh (IMT)
IMT merupakan alat yang sederhana untuk memantau status gizi orang dewasa yang
berumur diatas 18 tahun khususnya yang berkaitan dengan kekurangan dan kelebihan
berat badan. IMT tidak dapat diterapkan pada bayi, anak, remaja, ibu hamil dan
olahragawan. Disamping itu pula IMT tidak bisa diterapkan pada keadaan khusus
(penyakit) lainnya, seperti adanya edema, asites dan hepatomegali.
Batas ambang IMT ditentukan dengan merujuk ketentuan FAO/WHO,
yang membedakan batas ambang untuk laki-laki dan perempuan. Batas ambang
normal laki-laki adalah 20,1-25,0 dan untuk perempuan adalah 18,7-23,8.
Batas ambang IMT untuk Indonesia, adalah sebagai berikut:
a. IMT<17,0: keadaan orang tersebut disebut kurus dengan kekurangan berat
badan tingkat berat atau Kurang Energi Kronis (KEK) berat.
b. IMT 17,0-18,4: keadaan orang tersebut disebut kurus dengan Kekurangan
berat badan tingkat ringan atau KEK ringan.
c. IMT 18,5-25,0: keadaan orang tersebut termasuk kategori normal.
d. IMT 25,1-27,0: keadaan orang tersebut disebut gemuk dengan kelebihan berat
badan tingkat ringan.
e. IMT > 27,0: keadaan orang tersebut disebut gemuk dengan kelebihan berat
badan tingkat berat.
2. Standar Deviasi Unit (SDU)
Standar Deviasi Unit disebut juga Z-skor. WHO menyarankan menggunakan cara ini
untuk meneliti dan memantau pertumbuhan. Pengukuran Skor Simpang Baku (Z-
score) dapat diperoleh dengan mengurangi Nilai Individual Subjek (NIS) dengan
Nilai Median Baku Rujukan (NMBR) pada umur yang bersangkutan, hasilnya dibagi
dengan Nilai Simpang Baku Rujukan (NSBR). Jika hasil pengukuran lebih besar dari
nilai median, maka NSBR adalah hasil pengurangan +1 SD dengan median. Namun
jika hasil pengukuran lebih rendah dibanding median, maka NSBR adalah hasil
pengurangan median dengan -1 SD.
Kategori BB/U :
a. Kategori Gizi Buruk, jika z-score < -3,0
b. Kategori Gizi Kurang, jika z-score > -3,0 s/d z-score < -2,0
c. Kategori Gizi Baik, jika z-score > -2,0 s/d z-score < 2,0
d. Kategori Gizi Lebih, jika z-score >2,0

Kategori TB/U :
a. Kategori Sangat Pendek, jika z-score < -3,0
b. Kategori Pendek, jika z-score > -3,0 s/d z-score < -2,0
c. Kategori Normal, jika z-score > -2,0

Kategori BB/TB:
a. Kategori Sangat Kurus, jika z-score < -3,0
b. Kategori Kurus, jika z-score > -3,0 s/d Z-score < -2,0
c. Kategori Normal, jika z-score > -2,0 s/d Z-score < 2,0
d. Kategori Gemuk, jika z-score > 2,0

E. Tatalaksanaan pada anak gizi buruk.


Langkah pertama :
1. Pengobatan atau pencegahan hipoglikemiaPada hipoglikemia, anak terlihat lemah,
suhu tubuh rendah. Jika anak sadar dan dapatmenerima makanan usahakan
memberikan makanan sering/cair 2– 3 jam sekali. Jika anak tidak dapat makan (tetapi
masih dapat minum) berikan air gula dengan sendok.
2. Pengobatan dan pencegahan hipotermiaHipotermia ditandai dengan suhu tubuh yang
rendah < 36oCelcius. Pada keadaan ini anak harus dihangatkan dgn cara ibu atau
orang dewasa lain mendekap anak di dadanya laluditutupi selimut atau dengan
membungkus anak dengan selimut tebal dan meletakkan lampudi dekatnya. Selama
masa penghangatan dilakukan pengukuran suhu anak pada dubur setiap30 menit
sekali. Jika suhu anak sudah normal dan stabil tetap dibungkus
denganselimut/pakaian rangkap agar tidak jatuh kembali pada keadaan hipotermia.
3. Pengobatan dan pencegahan kekurangan cairanTanda klinis yang sering dijumpai
pada anak KEP berat dengan dehidrasi adalah ada riwayatdiare sebelumnya, anak
sangat kehausan, mata cekung, nadi lemah, tangan dan kaki terabadingin, anak tidak
buang air kecil dalam waktu cukup lama.Tindakan yang dapat dilakukan:a. Jika anak
masih menyusui, teruskan ASI dan berikan setiap 1/2jam sekali tanpa berhenti.Jika
anak masih dapat minum, lakukan tindakan rehidrasi oral dengan memberi minum
anak 50 ml (3 sendok makan) setiap 30 menit dengan sendok. Cairan rehidrasi oral
khusus KEPdisebut ReSoMal. b. Jika tidak ada ReSoMal untuk anak dengan KEP
berat dapat menggunakan oralit yangdiencerkan 2x. Jika anak tidak dapat minum,
lakukan rehidrasi intravena (infus) RL/Glukosa5% dan NaCl dgn perbandingan 1:1.
4. Lakukan pemulihan gangguan keseimbangan elektrolitPada semua KEP Berat/gizi
buruk terjadi gangguan keseimbangan elektrolit diantaranya :a. Kelebihan natrium
(Na) tubuh, walaupun kadar Na plasma rendah. b. Defisiensi Kalium (K) dan
Magnesium (Mg).
5. Pengobatan dan pencegahan infeksi
6. Mulai pemberian makanan
7. Fasilitasi tumbuh kejar
8. Koreksi defisiensi mikro nutrien
9. Berikan stimulasisensorik dan dukungan emosional
10. Tindak lanjut di rumah

F. Sebutkan tampilan klinis (head to toe ) anak yang mengalami gizi buruk
a. Keadaan umum (pucat, kurus, atrofi pada ekstermitas, adanya edema pedis).
b. Tumbuh kembang (berat badan dan tinggi badan menurun).
c. Keadan psikologispasien cengeng, hilang nafsu makan, dan rewel.
d. Pandangan mata sayu
e. Wajah membulat dan sembab
f. Pembesaran hati
g. Rambut tipis, kemerahan
h. Otot mengecil

S-ar putea să vă placă și