Sunteți pe pagina 1din 15

SURVEILANS CAMPAK

 EPIDEMIOLOGI PENYAKIT CAMPAK

Penyakit campak dikenal juga sebagai Morbili atau Measles, merupakan penyakit
yang sangat menular ( infeksius ) yang disebabkan oleh Virus. Sembilan puluh
persen (90%) anak yang tidak kebal akan terserang penyakit campak. Manusia
diperkirakan satu-satunya reservoir.
Sejak vaksinasi campak diberikan secara luas, terjadi perubahan epidemiologi
campak terutama di Negara berkembang. Walau cakupan imunisasi cukup tinggi,
KLB campak mungkin saja masih akan terjadi yang disebabkan adanya akumulasi
anak-anak rentan karena tidak imunisasi ditambah 15 % anak yang walaupun
diimunisasi tetapi tidak terbentuk imunitas.

1. Penyebab
Disebabkan oleh virus RNA dari genus Morbilivirus, dari keluarga
paramyxoviridae yang muah mati karena panas dan cahaya

2. Cara dan Masa Penularan


a. Penularan dari orang ke orang melalui percikan ludah dan transimisi melalui
udara terutama melalui batuk, bersin, atau sekresi hidung
b. Masa peneularan 4 hari sebelum rash sampai 4 hari setelah timbul rash,
puncak penularan pada saat gejala awal (fase prodmoral), yaitu pada 1-3 hari
pertama sakit.

3. Masa Inkubasi
7-18 hari, rata-rata 10 hari.
4. Gejala dan tanda-tanda
a. Panas badan biasanya > 38 °C selama 3 hari atau lebih, disertai salah satu
atau lebih gejala batuk, pilek, mata merah atau mata berair
b. Khas (Pathognomonis) ditemukan Koplik’s spot atau bercak putih keabuan
dengan dasar merah dipipi bagian dalam (mucosa bucal)
c. Bercak kemerahan/rash yang dimulai dari belakang telinga pada tubuh
berbentuk makulo popular selama 3 hari atau lebih, keseluruhan tubuh
d. Bercak kemerahan makulo popular setelah 1 minggu sampai 1 bulan
berubah menjadi kehitaman disertai kulit bersisik. Untuk kasus yang telah
menunjukkan hiperpigmentasi perlu dilakukan anamnesis dengan teliti, dan
apabila pada masa akut (permulaan sakit) terdapat gejala-gejala tersebut
diatas maka kasus tersebut termasuk kasus campak klinis.

5. Komplikasi
Sebagian besar penderita campak akan sembuh, komplikasi sering terjadi pada
anak usia <5 tahun dan penderita dewasa usia > 20 tahun. Kasus campak pada
penderita malnutrisi dan defisiensi vitamin A serta immune deficiency (HIV),
komplikasi campak dapat menjadi berat atau fatal. Komplikasi yang sering
terjadi yaitu:

 Diare
 Bronchopneumonia
 Malnutrisi
 Otitis media
 Kebutaan
 Encephalitis
 Measles encephalitis 1/1000 penderita campak
 Subacute Sclerosing Panenchepalitis (SSPE), hanya 1/100.000 penderita
campak
 Ulkus mucosa mulut
6. Penyebab Kematian
Kematian penderita campak umunya disebabkan karena komplikasinya, seperti
Bronchopneuminia, Diare berat dan gizi buruk serta penanganan yang terlambat.

7. Diagnosis Banding
a. Rubella (campak Jerman), terdapat pembesaran kelenjar getah bening di
belakang telinga
b. DBD, bisa terjadi mimisan, tourniquet test (Rumple Leede) positif,
pendarahan diikuti syok, laboratorium menunjukan trombosit <100.000/ml
dan serologis positif IgM DHF (specimen akut dan specimen penyembuhan)
c. Cacar air (varicella), ditemukan vesikula atau gelembung berisi cairan
d. Alergi obat, kemerahan di tubuh setelah minum obat/disuntik, disertai gatal-
gatal
e. Miliaria atau keringat buntet : Gatal-gatal, bintik kemerahan

8. Patogenesis
Campak adalah penyakit infeksi sistemik yang dimulai infeksi pada bagian
epitel saluran pernafasan di nasopharing. Virus campak dikelurkan dari
nasopharing mulai dari masa prodmoral sampai 3-4 hari setelah rash.

9. Imunitas
Infeksi alami karena penyakit campak cendrung menimbulkan antibody lebih
baik disbanding antibody yang terbentuk karena vaksinasi campak. Setelah
terjadi infeksi virus, maka terjadi respon seluler segera yang kemudian diikuti
oleh respon imunitas pada saat timbul rash. Bila pada seorang anak tidak
terdeteksi adanya titer antibody campak, maka anak tersebut kemungkinan
masih rentan. Penyembuhan terhadap penyakit campak tergantung kepada
kemampuan respon dari T-cell yang adekuat.
Dengan adanya maternal antibody, biasanya anak-anak akan terlindungi dari
penyakit campak untuk bebeapa bulan, biasanya antibody akan sangat
berkurang setelah anak berumur 6-9 bulan, yang menyebabkan anak menjadi
rentan terhadap penyakit campak. Suatu infeksi dengan kadar virus yang tinggi
kadang kala dapat melampaui tingkat perlindungan dari materenal antibody
sehingga anak dapat terserang penyakit campak pada umur 3-4 bulan.

Indonesia menggunakan vaksin beku-kering jenis life attenuated measles


vaccines cam70 produksi PT Biofarma. Puncak dari pembentukan antibody
terjadi 21-28 hari setelah pemberian vaksinasi atau setelah terinfeksi virus
campak. Untuk sebagian besar individu imunitas setelah pemberian vaksinasi
akan terjadi seumur hidup (life long) begitu juga imunitas yang terbentuk akibat
terserang penyakit campak.

Vaccine efficacy, campak pada anak yang mendapatkan vaksin pada usia 9 bulan
sebesar >85%, pada anak yang menerima vaksin campak pada usia 12 bulan
sebesar >95% dan pada usia 15 bulan sebesar lebih kurang 98%.

10. Definisi Operasional Kasus Campak


- Demam, dan
- Bercak merah berbentuk mokulopapular, dan
- Batuk/pilek atau mata merah ( Conjunctivitis )
Atau
Didiagnosa oleh dokter sebagai kasus campak.

11. Klasifikasi Kasus Campak


a. Pasti Secara Laboratorium : Kasus campak klinis yang telah dilakukan
konfirmasi laboratorium dengan hasil positif terinfeksi virus campak (IgM
campak positive) dantidak ada riwayat imunisasi campak pada 4 – 6 minggu
terakhir sebelum muncul rash.
b. Pasti Secara Epidemiologi : Semua kasus klinis yang mempunyai hubungan
epidemiologi dengan kasus yang pasti secara laboratorium atau dengan
kasus pasti secara epidemiologi yang lain.
c. Campak Klinis : Kasus yang mempunyai kriteria klinis campak yang tidak
dilakukan pemeriksaan laboratorium dan tidak mempunyai hubungan
epidemiologi dengan kasus pasti secara laboratorium.
d. Bukan Kasus Campak ( Discarded ) : Kasus tersangka campak yang setelah
dilakukan pemeriksaan laboratorium , hasilnya negative.

12. Spesimen Adekuat adalah :


a. Spesimen darah : pengambilan spesimen serum dilakukan pada hari ke 4-28
sejak hari pertama timbulnya rash dan tiba dilaboratorium dalam keadaan
baik. Spesimen diterima dilaboratorium tidak lebih dari 7 hari sejak
pengambilan. Namun specimen serum tetap harus diambil pada saat pertama
kasus datang ke fasilitas kesehatan walaupun timbul rash masa kurang 4
hari, namun tidak lebih 28 hari.
b. Spesimen urin : Spesimen diambil sesegera mungkin sampai hari kelima
setelah timbul rash dan dikirim ke laboratorium Campak Nasional (LCN)
dalam waktu 1x 24 Jam setelah pengambilan.
Yang dimaksud dalam keadaan baik adalah :
 Volume cukup (minimal 1 cc serum)
 Dalam keadaan dingin 2 – 8 ° C
 Waktu pengiriman tidak lebih dari 48 jam.

13. Daerah Risiko Campak


Yang dimaksud daerah resiko tinggi campak yaitu daerah yang berpotensi
terjadinya KLB campak, dilihat dari :
 Daerah dengan cakupan imunisasi rendah ( <80% )
 Lokasi yang padat dan kumuh antara lain pengungsian
 Daerah rawan gizi
 Daerah sulit dijangkau atau jauh dari pelayanan kesehatan
 Daerah dimana kelompok masyarakatnya tidak menerima imunisasi.

14. Skema Klasifikasi Campak


 PELAKSANAAN SURVEILANS CAMPAK

I. JUTIFIKASI
 Definisi KLB Campak
a. Tersangka KLB : Adanya 5 atau lebih kasus klinis dalam waktu 4
minggu berturut-turut yang terjadi mengelompok dan dibuktikan
adanya hubungan epidemiologi.
b. Pasti KLB : Apabila minimum 2 spesimen positif IgM campak dari
hasil pemeriksaan serologi pada tersangka KLB campak.

II. SUMBER DATA SURVEILANS CAMPAK


1. Pelaksanaan Di Tingkat Puskesmas
a. Pengumpulan Data
Sumber data surveilan rutin di puskesmas adalah :
 Puskesmas, Puskesmas Pembantu
 Praktek dokter , bidan, perawat dan pelayanan kesehatan
swasta.
 Masyarakat/Posyandu maupun petugas desa siaga.
b. Pencatatan dan Pelaporan
 Petugas surveilans puskemas harus memastikan bahwa setiap
kasus campak yang ditemukan , baik yang berasal dalam
maupun luar wilayah kerja, telah dicatat dalam form C1 dan
dilaporkan ke Dinas Kesehatan Kabupaten/kota setiap bulan.
 Setiap minggu direkap dalam W2/PWS KLB dan dilaporkan
ke Dinas Kesehatan/kota sebagai alat SKD KLB.
 Setiap kasus campak yang datang ke puskesmas diberi nomor
Epid oleh petugas puskesmas, tata cara pemberian nomor
Epid.
c. Pengambilan Spesimen
 Puskesmas
Kasus campak yang datang di puskesmas di ambil sampel
darah untuk mendapatkan serum.
o Serum dikirim langsung atau setiap hari senin atau kamis
ke Kab/Prop.
o Bila tidak dikirim langsung, specimen disimpan di lemari
es (bukan di freezer).
 Praktek Swasta
Rujuk ke Lab RS atau Lab Puskesmas untuk pengambilan
specimen serum.

2. Di Kabupaten/Kota
a. Penemuan kasus
Setiap minggu petugas dinas kesehatan kabupaten/kota mengunjungi
rumah sakit di wilayah kerjanya untuk mencari dan menemukan
secara aktif kasus campak (diintegrasikan dengan surveilans AFP).
b. Pencatatan dan Pelaporan
Data campak dilaporkan ke Dinas Kesehatan Provinsi untuk
mendapatkan dukungan teknis, logistic dan pendanaan, disamping
untuk tukar menukar informasi epidemiologi antar Kabupaten/Kota
dan Provinsi.
 Data yang bersumber dari laporan C1 puskesmas diolah sebagai
berikut :
o Data KLB dipisahkan dan direkap dalam formulir C-KLB/K
o Data kasus yang diambil specimen (CBMS)
dipindahkan/direkap ke formulir C1.
o Sedangkan data kasus rutin yang tidak diambil specimen
direkap ke dalam formulir integritas/K dan di gabungkan
dengan data dari laporan surveilans aktif RS.

 Laporan yang harus dikirim setiap bulan ke provinsi :


o Laporan integrasi (AFP, Campak, TN dan difteri)
o Laporan C1 kasus campak yang diperiksa specimen (Jika
ada)
 Pengiriman Spesimen
Specimen serum dari RS, dan dari puskesmas dikirimkan ke
provinsi atau ke Laboratorium Campak Nasional (LCN)
seminggu sekali atau 2 kali dalam seminggu (Selasa/Kamis).
Sebelum specimen dikirim ke LCN, specimen disimpan di dalam
lemari es, bukan dalam freezer.

3. Di Rumah Sakit (Surveilans Aktif)


 Penemuan Kasus
Setiap hari kontak person dibangsal dan poliklinik anak
memeriksa adanya kasus maupun kematian campak. Perlu diingat
bahwa kematian akibat campak sebagian disebabkan oleh
komplikasi terutama broncho pneumonia, diare dan encephalitis..

 Pencatatan dan Pelaporan


Apabila ada penderita campak, maka kontak person di poliklinik
anak langsung mengisi formulir C1. Formulir C1 yang sudah
terisi tersebut akan diambil oleh petugas surveilans aktif
kabupaten/kota setiap minggu pada saat melaksanakan surveilans
aktif AFP, campak dan TN.
 Pengambilan Spesimen
1. Petugas RS mengambil specimen darah (dan memisahkan
serumnya) dan memberikan label pada tabung specimen.
Pada label dicantumkan nama, umur dan tanggal ambil.
2. Simpan specimen serum ke dalam refrigerator, diambil oleh
petugas kabupaten/kota dan selanjutnya dikirim ke LCN
langsung atau melalui provinsi.
3. Mencatat data kasus kedalam buku khusus sebagai dokumen
di lab RS yang dimanfaatkan sebagai control data.

4. Di Provinsi

 Pencatat dan pelaporan


Provinsi melapor data campak ke unit surveilans pusat.
a. Data Rutin
1. Laporan Integrasi
Rekap data campak dari laporan integrasi
kabupaten/kota menggunakan formulir integrasi/P
2. Laporan C1 kasus campak yang berisikan data kasus
yang diambil spesimennya dari kabupaten/kota
dipindahkan/direkap ke formulir C1 dan dikirimkan ke
pusat bersama laporan integrasi setiap bulannya.
b. Kelengkapan dan ketepatan
1. Bagi provinsi yang melaksanakan EWARS, kelngkapan
laporan mingguan puskesmas menggunakan
kelengkapan laporan EWARS
0
5
10
15
20
30
35

25
Kedaton

31
Way Kandis

11

7
Simpur

7
Pinang Jaya

6
Gedong Air

3
Susunan Baru

3
Satelit

3
Pasar Ambon

3
Panjang

3
Kebon Jahe

3
Kampung Sawah

2
provinsi

Sukarame

2
Beringin Raya

1
Permatasukarame

1
Kupang Kota

0
Way Laga

0
Way Halim

0
Sumur Batu

0
Sukaraja

0
Sukamaju

0
Sukabumi
0
Segalamider
LAMPUNG BULAN JANUARI SD APRIL 2019

Rajabasa Indah
0

Palapa
0

Labuhan Ratu
0

Kota Karang
DISTRIBUSI KASUS CAMPAK DI PUSKESMAS KOTA BANDAR

Korpri
0

Kemiling
kirim ke pusat setiap bulan bersama laporan integrasi
2. Hitung kelengkapan dan ketepatan laporan tersebut,

Campang Raya
0

Bakung
DISTRIBUSI KASUS CAMPAK MENURUT WAKTU KEJADIAN DI
PUSKESMAS KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2019

30

28 28
25

20 18

15
12

10

0
Januari Februari Maret April
DISTRIBUSI KASUS CAMPAK MENURUT UMUR DI PUSKESMAS
KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2019

1
3 12

27
43

<1 1-4 5 - 14 15 - 44 > 44


DISTRIBUSI KASUS CAMPAK MENURUT UMUR DI PUSKESMAS
KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2019

42
44

Laki-laki Perempuan
ALUR PELAPORAN SURVEILANS CAMPAK

S-ar putea să vă placă și