Sunteți pe pagina 1din 8

Identifikasi Morfologi dan Profil Protein Tungau (Ririen N.W., Nunuk D.R.L., Endang S.

IDENTIFIKASI MORFOLOGI DAN PROFIL PROTEIN TUNGAU


SARCOPTES SCABIEI PADA KAMBING DAN KELINCI

IDENTIFICATION OF MORPHOLOGY AND PROTEIN PROFILE OF


SARCOPTES SCABIEI MITES ON GOAT AND RABBIT

Ririen Ngesti Wahyuti(1), Nunuk Dyah Retno L(1), Endang Suprihati(1)

ABSTRACT
The aims of this research were to identify morphology and protein
profile of Sarcoptes scabiei adult mites which were isolated from goat and
rabbit. The mites were isolated by skin scraping from goat and rabbit
showed clinical signs such as scratching, itching, of the skin accompanied
by an exudate which coagulates and form crusts on the surface. The mites
were identified based on morphology and protein profit by SDS-PAGE
electrophoresis.
The result showed that diameter of S scabiei var. caprae adult female
around 494. 83 µm x 409.76 µm and diametre of adult male around 219.46
µm x 170.84 µm. The diameter of S scabiei var. cuniculi adult female around
465.31 µm x 357.66 µm and diameter of adult male around 283.75 µm x
196.44 µm. Based on statistical analysis showed that no significantly
difference (p>0.05) of diameter of goat and rabbit mites.
The characterization by SDS-PAGE showed that Sarcoptes scabiei
var.caprae has 12 protein bands were 205,8 kDa, 187,4 kDa, 125,9 kDa,
96,6 kDa, 78,3 kDa, 57,3 kDa, 48,9 kDa, 43,0 kDa, 40,0 kDa, 34,3 kDa,
27,6 kDa den 26,1 kDa respectively and 4 dominan bands (205,8 kW, 57,3
kDa, 48,9 kDa and 40 kDa). Sarcoptes scabiei var.cuniculi has 9 protein
bands were 75,3 kDa, 61,9 kDa, 50,9 kDa, 44 kDa, 41,5 kDa, 39,4 kDa,
37,4 kDa, 35,1 kDa and 24,9 kDa with 5 dominan bands (75,3 kDa, 61,9
kDa, 50,9 kDa, 44 kDa and 24,9 kDa).

Keyword: S.scabiei var cuniculi, S.scabiei var caprae, whole protein,


morphology

PENDAHULUAN mamalia satu dengan lainnya berbeda


Scabies atau kudis adalah varietas namon dimungkinkan terjadi
penyakit kulit yang gatal dan menular penularan pada induk semang
pada mamalia domestik maupun lainnya.
mamalia liar yang disebabkan oleh Prevalensi scabies pada populasi
ektoparasit jenis tungau (mite) kambing lebih fluktuatif, mulai
Sarcoptes scabiei, dengan berbagai kurang dari 5% sampai mendekati
varietas seperti pada kambing S 100% dan mortalitas cukup tinggi
scabiei var.caprae, pada domba antara 67 - lOO% pada kambing
S.scabiei var.ovis, pada kelinci berumur muda dan sekitar 11%
S.scabiei var.cuniculi pada anjing S untuk kambing dewasa (Brotowijoyo,
scabiei var. canis, pada manusia 1987; Manurung et a1., 1987 yang
S.scabiei var.hominis dan pada babi dikutip oleh Tarigan, 2002). Prevalensi
S.scabiei var.suis. Meskipun antara kudis scabies yang cukup tinggi juga

(1) Departemen Pasitologi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga

94
J. Penelit. Med. Eksakta, Vol. 8, No. 2, Agust 2009: 94-110

dilaporkan di Malaysia (Domy et al., terhadap karakterisasi tungau scabies


1994) dan di Libya (Gabaj et al., penyebab allergi pada manusia yang
1992). Kejadian scabies pada babi menggunakan reaksi silang dengan
tampaknya juga cukup tinggi sebesar serum antibodi var. canis
33,7% (Gutierrez et al.,1996) dan di menunjukkan bahwa allergen terbesar
Tanzania sebesar 88% (Kambarage et adalah protein dengan berat molekul
al., 1990). lebih dari 90 kDa (Schumann, et al.,
Secara morfologi Sarcoptes scabiei 2001). Penelitian lain tentang
pada kambing dan kelinci tidak ada karaktertisasi protein S.scabiei
perbedaan, yaitu ektoparasit yang stadium dewasa menunjukkan bahwa
berukuran kecil, bentuk bulat dengan hasil SDS-PAGE terlihat dari 33 pita
garis luar kasar. Tungau betina (band) yang berkisar 15-225
berukuran 330-600 µm x 250-400 µm kDa,tetapi hanya ada 18 pita (band)
dan jantan berukuran 200-240 µm x yang potensial (Arlian, et al., 1994).
150-200 µm, mempunyai kaki pendek Diagnosis scabies yang berlaku
dan sepasang kaki ketiga dan selama ini masih didasarkan pada
keempat tidak tampak dari dorsal gejala klinis dan pemeriksaan
tubuhnya. Sarcoptes dibedakan mikroskopis dari scraping kulit yang
dengan genus lain berdasar adanya menunjukkan gejala krusta, hal
leg sucker (pulvilus), dimana pada tersebut menjadi kesulitan pada saat
Sarcoptes jantan dapat dijumpai menangani ternak dan menyalahi
adanya leg sucker pada kaki ke-1, 2 secara etik (ethical clearance) karena
dan 4, sedang pada yang betina dapat untuk pemeriksaan adanya tungau
dijumpai pada kaki ke-1 dan 2 diperlukan scraping kulit sampai
Beberapa peneliti menyatakan bahwa timbuI bintik-bintik darah. Tungau
1 coptes mempunyai spesies atau tidak selalu mudah ditemukan dan
varian yang berbeda dan para ahli umumnya dengan scraping ditemukan
biologi dan iisiologi menyatakan positif sekitar 30-50%. Demikian pula
bahwa spesiesnya adalah Si scabiei jika terjadi scabies pada manusia,
yang mana spesifik terhadap induk seringkali merasa enggan kalau
semangnya. Bagaimanapun dilakukan scraping pada kulitnya.
dimungkinkan penularan mites dari Berdasarkan permasalahan
bermacam-macam spesies induk tersebut di atas, bahwa hasil
semang ke yang lain, demikian pula karakterisasi protein sarcoptes pada
dimungkinkan berkaitan dengan masing-masing spesies induk semang
proses evolusi dari induk semang, menunjukkan perbedaan berat
namun masih dapat menularkan dari molekul protein yang spesifik, maka
spesies satu ke yang lain (Soulsby, dalam penelitian ini bertujuan ingin
1986). mengetahui apakah ada perbedaan
Walaupun penyakit ini telah morfologi berdasarkan ukuran tungau
diketahui sudah seribu tahun yang jantan dan betina serta ingin
lalu dan bersifat persisten terhadap mengetahui bagaimana profil protein
kesehatan masyarakat dan beban sarcoptes pada kambing dan kelinci.
ekonomi, namun belum ada alat Hasil penelitian tersebut dapat
diagnostik yang praktis dan kontrol digunakan sebagai dasar penelitian
pencegahan yang tersedia. Studi karakterisasi protein spesifik dalam
tentang biologi molekuler untuk pengembangan diagnosis molekuler
scabies masih terbatas mengingat scabies.
kesulitan dalam mengisolasi parasit. Berdasarkan permasalahan
Beberapa penelitian yang telah tersebut di atas maka dapat
dilakukan antara lain penelitian dirumuskan masalah sebagai berikut:

95
Identifikasi Morfologi dan Profil Protein Tungau (Ririen N.W., Nunuk D.R.L., Endang S.)

Bagaimana morfologi dan profil dalam freezer - 70° C, yang siap


protein S.scabiei yang diisolasi dari digunakan untuk elektroforesis
kambing dan kelinci yang terinfeksi protein sarcoptes.
scabies?
Karakterisasi Protein dengan Elektroforesis
METODE PENELITIAN protein SDS-PAGE
Prinsip dari metode ini adalah
Isolasi S.scabiei dari kambing dan kelinci
penderita scabies protein dielektroforesis dalam
Kambing dan kelinci yang detergen ionik yaitu Sodium Dodecyl
menunjukkan gejala scabies seperti Sulphate (SDS). Deterjen ini akan
timbulnya krusta dan penebalan kulit mengikat residu hidrophobik dari
pada daerah telinga, moncong, sekitar bagian peptida, salah satu dari setiap
mata atau leher dan punggung, asam amino sehingga dapat membuka
dilakukan sebagai berikut: rantai peptida secara komplit,
Kulit yang mengalami krusta sehingga protein SDS-komplek akan
dilakukan scraping sampai timbul migrasi melalui poliacrilamid dan
bintik-bintik darah, kemudian tergantung dari berat molekulnya.
diletakkan di dalam gelas petrich. Prosedur SDS-PAGE sebagai berikut:
Hasil scraping dimasukkan dalam Pertama kali dipersiapkan bahan
tabung konikel berukuran 10 ml dan untuk running gel (12%) yang terdiri
dilarutkan dalam larutan Phosphat dari : Acrilamide 2,5 ml, Tris HCl (pH
Buffer Saline (PBS) kemudian 8,8) 1,2 ml, SDS 10% 1,2 ml, Aquades
disentrifus dengan kecepatan lebih l,lml, Temed 5 dan APS 30 µl
kurang 2000 rpm selama 10 merit kemudian larutan tersebut dimasuk-
(agar kerak dan lemak mengendap). kan lewat dinding sampai lebih
Selanjutnya supernata yang diperoleh kurang satu cm dari atas, kemudian
dikumpulkan, sedangkan endapan ditambahkan butanol satu ml,
yang berisi kerak dilarutkan kembali dibiarkan membeku lebih kurang 25
dengan PBS dan disentrifus untuk merit.
mendapatkan supemata yang banyak Selanjutnya dibuat stacking gel
mengandung sarcoptes. Supernata 5% yang terdiri dari :acrilamide 0,66
diperiksa di bawah disecting ml, Tris HCI (pH 6,8) 0,8 ml, SDS 10%
mikroskop dengan pembesaran 40 0,8 ml, aquades 0,8 ml, Temed 4 µl
kali dan sarcoptes yang terlihat dan APS 20 µl dan disiapkan sampel
diambil satu persatu dengan pipet yang sudah dicampur dengan laemly
kemudian dimasukkan dalam tabung buffer dan dipanaskan pada suhu
berisi PBS. 100°C selama 5 merit. Jika gel sudah
Hasil isolasi sarcoptes membeku, butanol dibuang dan
diidentifikasi berdasarkan kunci dibersihkan dengan kertas saring,
identifikasi Soulsby (1986), dengan selanjutnya stacking gel dituangkan
melakukan pengukuran (diameter) kemudian dimasukkan comb dan
sarcoptes jantan dan betina baik pada dibiarkan membeku. Kemudian comb
kelinci maupun kambing. Sebagian diambil dan dibersihkan dari sisa gel
isolat dicuci dengan PBS dan pada cetakan dengan E.buffer,
disentrifus dengan kecepatan 3000 selanjutnya cetakan gel diambil dan
rpm selama 10 menit untuk dimasukkan dalam alat biored
membersihkan kotoran serta darah (elektrophoresis), kemudian dijalankan
yang terbawa waktu scraping, dengan 125 volt dan 40 mA dan
pencucian tersebut dilakukan sampai dibiarkan sampai turun semua,
tiga kali. Endapan yang terbentuk setelah warna biru (laemly turun), alat
berupa pellet, kemudian disimpan dimatikan dan gel diambil dari
cetakan.

96
J. Penelit. Med. Eksakta, Vol. 8, No. 2, Agust 2009: 94-110

Kemudian gel dimasukkan dalam karena iritasi akibat tungau yang aktif
cawan petri dan dilakukan pencucian: membentuk terowongan sehingga
a) pencucian I: Methanol 25 ml, Acetic temak lebih cenderung menggaruk
Acid 3,75 ml, Aquades add 100 ml. b) dan menggigit karena gatal yang
pencucian II: Methanol 2,5 ml, Acetic hebat sehingga mengakibatkan
Acid 3,75 ml dan aquades add 100 ml. pembengkaan disertai eksudat
c) pencucian III: Glutaral dehid 10%. membeku dan membentuk krusta
d) pencucian IV dengan aquades 100 pada permukaan kulit. Selanjutnya
ml 3 kali (30 menit), masing-masing terjadi keratinisasi dan proliferasi
pencucian selama 30 menit. jaringan ikat yang berakibat kulit
Pengecatan Silver menggunakan menjadi tebal dan berlipat serta
AgNO3 0,8 gram ditambah 4 ml kehilangan bulu sehingga
aquades dicampurkan ke dalam memperluas terjadinya infeksi.
larutan NaOH 0,36% 21 ml, NH3 1,4 Hasil identifikasi menunjukkan
ml dan aquadest 73,5 ml, larutan morfologi S.scabiei var.caprae
tersebut digoyang selama 15 menit. berbentuk bulat, bagian ventral datar
Selanjutnya dicuci degan aquades 3 dan bagian dorsal konvex seperti
kali (2 menit), kemudian diberi tubuh kura (Gambar 1 dan 2),
pengembang warna dengan larutan mempunyai ukuran rata-rata 494, 83
formal dehide 50 µl, aquadest 100 ml µm x 409,76 µm pada tungau betina
dan Zitronensaure 100 µl digoyang dan tungau jantan berukuran 219,46
sampai warna keluar, kemudian µm x 170,84 µm, sedangkan ukuran
reaksi dihentikan dengan 1 ml Acetic sarcoptes pada kelinci (S.scabiei
Acid yang dilarutkan dalam 9 ml var.cuniculi) pada yang betina 465,31
aquadest (10%). Penentuan Berat µm x 357,66 µm dan tungau jantan
Molekul Antigen. berukuran 283,75 µm x 196,44 µm.
Penentuan berat molekul antigen Berdasarkan analisis statistik dengan
dilakukan dengan menghitung nilai Rf uji T berpasangan menunjukkan
(Retardation factor) dari pita (band) ukuran sarcoptes antara kelinci dan
yang tampak setelah SDS-PAGE kambing baik jantan maupun betina
dengan rumus: tidak menunjukkan perbedaan yang
nyata (p >0,05). menurut Soulsby
Jarak pergerakan protein dari tempat awal (1986) bahwa Sarcoptes scabiei adalah
RF = ---------------------------------------------
Jarak pergerakan wama dari tempat awal parasit yang kecil, bentuk bulat
dengan duri-duri luar kasar dan
berukuran 330-600 µm x 250-400 µm
HASIL DAN PEMBAHASAN pada yang betina dan berukuran 200-
Isolasi tungau S.scabiei var. 240 µm x 150-200 µm pada tungau
caprae diperoleh dari kambing yang jantan. Selain itu dilengkapi dengan
menderita scabies parch yang kaki pendek dan sepasang kaki ketiga
diperoleh dari Kabupaten Lamongan, dan ke empat tidak keluar dari tepi
Desa Mantup, demikian pula varietas tubuhnya. Bagian permukaan dorsal
cuniculi diisolasi dari kelinci yang ditutup oleh fine fold dan sejumlah
scale triangular kecil. Bagian dorsal
berasal dari Kota Batu- Malang
dengan menunjukkan gejala klinis betina sebelah pertengahan anterior
tampak kulit tebal dan berlipat serta terdapat tiga spina pendek, enam
tertutup krusta pada daerah spina panjang pada bagian posterior
moncong, sekitar mata, telinga luar, terdapat bifid tips dan adanya
leher serta punggung disertai eksudat rambut.
terutama daerah telinga. Hal tersebut

97
Identifikasi Morfologi dan Profil Protein Tungau (Ririen N.W., Nunuk D.R.L., Endang S.)

Gambar 1.S scabiei var.caprae ventral Gambar 2. S.scabiei var.cuniculi dorsal

Sampel yang dikarakterisasi protein yaitu 205,8 kDa, 187,4 kDa,


sebagai protein spesifik adalah 125,9 kDa, 96,6 kDa, 78,3 kDa, 57,3
S.scabiei dari kambing dan kelinci kDa, 48,9 kDa, 43,0 kDa, 40,0 kDa,
betina maupun jantan stadium 34,3 kDa, 27,6 kDa dan 26,1 kDa.
dewasa sejumlah masing-masing lebih Beberapa pita protein tampak
kurang 1000 -1200 tungau. tercat tebal yaitu 205,8 kDa dan 57,3
Hasil elektroforesis protein kDa, 48,9 kDa dan 40 kDa. Hasil
sarcoptes kambing dengan SDS-PAGE selengkapnya disajikan pada Gambar
12 menunjukkan 12 pita (band) 3.

Gambar 3. Hasil karakterisasi protein S-scabiei var. caprae dengan SDS-PAGE 12% dengan pewarnaan
silver (Ag`03)

Hasil elektroforesis protein berturutturut sebagai berikut: 75,3


sarcoptes dari kelinci dengan SDS- kDa, 61,9 kDa, 50,9 kDa, 44 kDa,
PAGE 12 terihat berat molekul protein 41,5 kDa, 39,4 kDa, 37A kDa, 35,1
agak berbeda dengan kambing, seperti kDa dan 24,9 kDa dengan 5 pita
tampak pada gambar 4 , pada kelinci tercat tebal yaitu 75,3 kDa, 61,9 kDa,
menunjukkan 9 (sembilan) pita 50,9 kDa, 44 kDa dan 24,9 kDa.
protein dengan berat molekul

98
J. Penelit. Med. Eksakta, Vol. 8, No. 2, Agust 2009: 94-110

Gambar 4. Hasil karakterisasi protein S-scabiei var. cuniculi dengan SDS-PAGE 12% dengan pewarnaan
silver (AgN03).

molekulnya tetapi tidak spesifik


Ditinjau dari ukuran sarcoptes terhadap jenis protein tertentu.
kambing dan kelinci baik tungau Berdasarkan hasil karakterisasi
jantan maupun betina secara statistik sarcoptes pada kambing maupun
menunjukkan tidak ada perbedaan pada kelinci menunjukkan pita
(p>0,05). Berdasarkan karakterisasi protein yang teridentifikasi beberapa
dengan SDS-PAGE menunjukkan diantaranya memang protein S.scabiei
perbedaan pita protein diantara var.caprae atau varietas cuniculi yang
kambing dan kelinci, hal tersebut berasal dari beberapa organ sarcoptes
kemungkinan juga berbeda di dalam seperti kutikula atau organ interna
virulensinya antar spesies induk dari tungau dewasa. Hal tersebut
semang (host spesifik) meskipun sesuai dengan hasil pemeriksaan
dengan spesies sarcoptes yang sama. S.scabiei secara imunohistokimia
Beberapa peneliti menyatakan bahwa menunjukkan bahwa alergen M-177
sarcoptes mempunyai varietas yang adalah apolipoprotein yang terlokalisir
berbeda dan para ahli biologi dan disekitar organ intema dan kutikula
fisiologi, menyatakan bahwa serta telur dari mite pada varietas
spesiesnya adalah S.scabiei yang hominis (Harumal et al., 2003) dan
mana spesifik terhadap induk protein lainnya bisa berasal dari
semangnya, dan berdasarkan analisis protein kerak kulit host hasil
molekuler menunjukkan bahwa ITS 2 scraping.
dari gene rRNA bahwa genus Hasil tersebut tidak berbeda jauh
sarcoptes adalah monospesifik (OIE, dengan penelitian Tarigan (2004)
2004; Soulsby, 1986). menunjukkan hasil karakterisasi
Karakterisasi dengan SDS-PAGE respon antibodi Ig G pada kambing
belum menunjukkan antigen yang dengan analisis imunoblot
spesifik, prinsip dari metode SDS- teridentifikasi paling sedikit lima
PAGE adalah denaturasi protein oleh antigen yaitu 220, 135, 116, 43 dan
sodium dodecyl sulphate dilanjutkan 38 kDa, antigen tersebut dikenali oleh
dengan separasi molekul berdasarkan serum pada 10 hari setelah infestasi,
berat molekulnya dengan metode terutama protein dengan berat
elektroforesis yang menggunakan gel molekul 220 kDa, kemudian serum
dalam hal ini yang digunakan adalah tidak mengenalnya pada stadium
polyacrilamide. Metode tersebut dapat akhir infestasi (50 hari setelah
mendeteksi protein berdasarkan berat infestasi), namon antigen yang lain

99
Identifikasi Morfologi dan Profil Protein Tungau (Ririen N.W., Nunuk D.R.L., Endang S.)

seperti 180, 135, 43 dan 38 kDa telah Hasil karakterisasi protein Sarcoptes
dikenali Ig G secara terus menerus scabiei var.cuniculi pada kelinci
sepanjang perjalanan infestasi, dengan SDS-PAGE 12 % didapatkan 9
karena dikenali secara konsisten oleh pita protein yaitu 75,3 kDa, 61,9 kDa,
serum maka apabila antigen tersebut 50,9 kDa, 44 kDa, 41,5 kDa, 39,4
dipurifikasi diperkirakan dapat kDa, 37,4 kDa, 35,1 kDa dan 24,9
dipakai untuk mengembangkan uji kDa dengan 5 pita tercat tebal yaitu
diagnostik imunologis untuk scabies. 75,3 kDa, 61,9 kDa, 50,9 kDa, 44 kDa
Demikian pula ada 11 antigen yang dan 24,9 kDa.
dikenali oleh Ig E serum adalah 130,
72, 64, 58, 44, 41, 39, 27 dan 25 kDa Saran
pada kambing yang diinfestasi dengan Saran (1) Penelitian lebih lanjut
Sarcoptes scabieL Ig E diduga untuk karakterisasi protein yang
memainkan peranan utama dalam antigenik dan imunogenik dengan
proteksi, antigen tersebut Western Blotting agar lebih diketahui
kemungkinan dapat dipakai sebagai protein yang spesifik berperan dalam
komponen utama vaksin anti scabies. proses imunologi, dan (2) Penelitian
Penelitian molekuler yang sama lanjut analisis molekuler dengan PCR
menunjukkan bahwa tungau dan sequencing DNA terhadap protein
penyebab alergi terkuat pada anjing yang bersifat antigenik untuk
adalah antigen yang mempunyai berat mengkarakterisasi susunan asam
molekul lebih dari 90 kDa (Willadsen, amino penentu virulensi dari
2001). sarcoptes.
Hasil penelitian dengan SDS- Rekomendasi tindak lanjut,
PAGE tersebut harus dilakukan penelitian lebih lanjut untuk
penelitian lebih lanjut untuk mengkarakterisasi protein spesifik
mengkarakterisasi protein yang (antigenik dan imunogenik) dari hasil
antigenik maupun yang imunogenik SDS-PAGE.
dengan Western Blotting untuk
pengembangan metode diagnostic DAFTAR PUSTAKA
yang akurat. Arlian, L.G., M.S. Morgan, D.L. Vyszenski-
Moher, and B.L. Stemmer. 1994.
SIMPULAN DAN SARAN Sarcoptes scabiei: The circulating
Simpulan antibody response and induced
immunity to Scabies. Exp.
Simpulan, (1) Berdasarkan Parasitol.78:37-50
analisis statistik dengan uji T Brotowijoyo, M.D., 1987. Scabies pada
berpasangan menunjukkan ukuran hewan dan permasalahannya.
Bulletin FKH UGM 7 : 1-5
sarcoptes antara kelinci dan kambing
Carlotti, D.N. 2004. Canine Scabies.
baik jantan maupun betina tidak Proceeding 29th World congress of
menunjukkan perbedaan yang nyata the world small animal association
(p >0,05), (2) Hasil karakterisasi profil (http://www.vin.com/proceedings.pl).
protein Sarcoptes scabiei var.caprae Dorny, P.T. Van Wyngaarden, J.
Vercruysse, C. Symeons, and A. Jalia,
pada kambing dengan SDS-PAGE 12%
A. 1994. Survey on the importance of
didapatkan 12 pita protein yaitu mange in the aetiology of skin lesions
205,8 kDa, 187,4 kDa, 125,9 kDa, in goats in Peninsular Malaysia.
96,6 kDa, 78,3 kDa, 57,3 kDa, 48,9 Trop.Anim.Hlth.Prod. 26:81-86.
kDa, 43,0 kDa, 40,0 kDa, 34,3 kDa, Gabay, M.M., W.N. Beesley and M.A.Awan.
27,6 kDa dan 26,1 kDa dengan 4 pita 1992. A survey on farm animals in
Libya. Ann. Trop. Med.
tercat tebal yaitu 205,8 kDa dan 57,3
Parasitol.86:537-542
kDa, 48,9 kDa dan 40 kDa, dan (3)

100
J. Penelit. Med. Eksakta, Vol. 8, No. 2, Agust 2009: 94-110

Gutierrez, J. F., J. Mendez De Vigo, J. 2001. Characterization of houst dust


Castella, E. Munoz and D. Ferrer. mite and scabies mite allergen by use
1996. Prevalence of sarcoptic mange of canine serum antibodies. Am
in fattening pigs sacrificed in a Journa of vet researc 62 (9) 1344-
slaughterhouse of northeasthern 1348
Spain. Vet. Parasitol. 61:145-149 Soulsby, E. J. L 1986. Helminths,
Harumal, P., M. Morgan., S.F. Walton., arthropods and protozoa of
D.C. Holt., J. Rode., L.G. Arlian., B.J. domesticated animal. 7th ed. The
Currie and D.J. Kemp. 2003. English and protozoa of society and
Identification of a homologue of a Baillire, Tindall, London. 504-506
house dust mite allergen in cDNA Tarigan, S. 2002. Dermatopathology of
library from Sarcoptes scabiei Caprine Scabies and Protective
var.hominis and evaluation of its Immunity in Sensitised Goats Againts
vaccine potential in a rabbitlS.scabiei Sarcoptes scabiei Reinfestation.
var.canis model. Am.J. Trop. Med. Hyg. JITV.7(4): 265-271
68(1). 5460 Tarigan, S. 2003. Histopathological
Kambarage, D.M., P Msolla and J. Falmer- changes in native and sensitised
Hansen, 1990. Epidemiological goats caused by Sarcoptes scabiei
studies of Sarcoptes mange in JITY(8):114-121
Tanzanian pig herds. Trop. Anim. Tarigan, S. 2004. Antibody responses in
Health 22: 226-230 native and sensitised goats infested
OIE World Organization. 2004. Manual of by Sarcoptes scabiei. JTIV 9(4):258-
diagnostic tests and vaccines for 265
terrestrial animals Willadsen, P. 2001. The moleculer
(http://www.oie.int/eng/normes/mm revolution in the development of
anual/A-00130.htm). vaccines againts ectoparasites. Vet.
Schumann, R. J., M. S. Majorie, S. Parasito1.101:353-367
Morgan. R. Gless and LG Arlian,

101

S-ar putea să vă placă și