Sunteți pe pagina 1din 16

ASUHAN KEPERAWATAN INTENSIF

PADA KLIEN DENGAN DIARE

A. KONSEP DASAR
I. DEFINISI
 Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan jumlah yinja yang lebih
banyak dari biasanya (normal 100-200 cc/jam tinja). Dengan tinja berbentuk
cair /setengan padat, dapat disertai frekuensi yang meningkat. Menurut WHO
(1980).
 Diare adalah buang air besar encer lebih dari 3 x sehari. Diare terbagi 2
berdasarkan mula dan lamanya , yaitu diare akut dan kronis
(Mansjoer,A.1999,501).
 Diare adalah buang air besar yang tidak normal dengan perubahan konstruksi
dan frekuensi yang lebih dari 3 kali per 24 jam. (WHO, 1984)

 Diare adalah penyakit yang ditandai dengan bertambahnya frekuensi dari


biasanya (< 3 x sehari) yang disertai dengan perubahan konsistensi tinja
menjadi encer dengan atau tanpa darah dan lendir. (Ngastiyah, 1997)
 Diare adalah keadaan dimana seorang individu mengalami atau berisiko
mengalami defekasi dengan feses cair atau feses tak berbentuk. (Carpenito,
2000)

II. Epidemiologi

Setiap tahun diperikirakan lebih dari satu milyar kasus diare di dunia dengan
3,3 juta kasus kematian sebagai akibatnya. Diperkirakan angka kejadian di
negara berkembang berkisar 3,5 – 7 episode per anak pertahun dalam 2 tahun
pertama kehidupan dan 2 – 5 episode per anak per tahun dalam 5 tahun
pertama kehidupan. Hasil survei oleh Depkes. diperoleh angka kesakitan diare
tahun 2000 sebesar 301 per 1000 penduduk angka ini meningkat bila
dibanding survei pada tahun 1996 sebesar 280 per 1000 penduduk. Diare
masih merupakan penyebab utama kematian bayi dan balita. Hasil Surkesnas
2001 didapat proporsi kematian bayi 9,4% dengan peringkat 3 dan proporsi
kematian balita 13,2% dengan peringkat 2. Diare pada anak merupakan
penyakit yang mahal yang berhubungan secara langsung atau tidak terdapat
pembiayaan dalam masyarakat. Biaya untuk infeksi rotavirus ditaksir lebih
dari 6,3 juta poundsterling setiap tahunya di Inggris dan 352 juta dollar di
Amerika Serikat.

III. ETIOLOGI
1. Faktor infeksi : Bakteri ( Shigella, Shalmonella, Vibrio kholera), Virus
(Enterovirus), parasit (cacing), Kandida (Candida Albicans).

2. Faktor parentral : Infeksi dibagian tubuh lain (OMA sering terjadi pada anak-
anak).
3. Faktor malabsorbsi : Karbohidrat, lemak, protein.
4. Faktor makanan : Makanan basi, beracun, terlampau banyak lemak, alergi
makanan.
5. Faktor Psikologis : Rasa takut, cemas

IV. Patofisiologi

(Terlampir)

V. Klasifikasi
 Diare Akut
Merupakan diare yang disebabkan oleh virus yang disebut Rotaviru yang
ditandai dengan buang air besar lembek/cair bahkan dapat berupa air saja yang
frekuensinya biasanya (3kali atau lebih dalam sehari) dan berlangsung kurang
dari 14 hari. Diare Rotavirus ini merupakan virus usus patogen yang menduduki
urutan pertama sebagai penyebab diare akut pada anak-anak.

 Diare Bermasalah
Merupakan yang disebabkan oleh infeksi virus, bakteri, parasit, intoleransi
laktosa, alergi protein susu sapi. Penularan secara fecal-oral, kontak dari orang ke
orang atau kontak orang dengan alat rumah tangga. Diarae ini umumnya diawali
oleh diare cair kemudian pada hari kedua atau ketiga baru muncul darah, dengan
maupun tanpa lendir, sakit perut yang diikuti munculnya tenesmus panas disertai
hilangnya nafsu makan dan badan terasa lemah.

 Diare Persisten
Merupakan diare akut yang menetap, dimana titik sentral patogenesis diare
persisten adalah keruskan mukosa usus. Penyebab diare persisten sama dengan
diare akut.

Berdasarkan defisit air dan atau keseimbangan elektrolit dehidrasi dapat


diklasifikasikan:
 Diere dehidrasi ringan
Dehidrasi ringan bila penurunan berat badan kurang dari 5%
 Diare dehidrasi sedang
Dehidrasi sedang bila penurunan berat badan antara 5%-10%
 Diare dehidrasi berat
Dehidrasi berat bila penurunan lebih dari 10%.
Berdasarkan konsentrasi Natrium plasma tipe dehidrasi dibagi 3 yaitu :
 Dehidrasi hiponatremia ( < 130 mEg/L )
 Dehidrasi iso-natrema ( 130m – 150 mEg/L ) dan,
 Dehidrasi hipernatremia ( > 150 mEg/L )
VI. Manifestasi Klinis
a. Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair/encer
b. Terdapat tanda dan gejala dehidrasi
c. Keram abdominal
d. Demam
e. Mual dan muntah
f. Anorexia
g. Lemah
h. Pucat
i. Perubahan tanda-tanda vital : nadi dan pernafasan cepat
j. Pengeluaran urin menurun atau tidak ada.

VII. Tanda dan Gejala

Tanda dan gejala yang muncul dibedakan berdasarkan klasifkasi diare, yaitu:

Klasifikasi Tanda dan gejala yang tampak

Diare dengan dehidrasi berat Terdapat dua atau lebih tanda-tanda


berikut:

1. Letargis/tidak sadar
2. Mata cekung
3. Tidak bisa minum/malas minum
4. Cubitan kulit perut kembalinya
sangat lambat

Diare dengan dehidrasi ringan/sedang Terdapat dua atau lebih tanda-tanda


berikut:

1. Gelisah, rewel, atau mudah marah


2. Mata cekung
3. Haus, minum dengan lahap
4. Cubitan kulit perut kembalinya
lambat

Diare tanpa dehidrasi Tidak cukup tanda-tanda untuk


diklasifikasikan sebagai dehidrasi berat
atau ringan/sedang

Diare persisten berat Diare selama 14 hari atau lebih disertai


dengan dehidrasi

Diare persisten Diare selama 14 hari atau lebih tanpa


disertai tanda dehidrasi
Disentri Terdapat darah dalam tinja (berak campur
darah)

VII. Pemeriksaan fisik


1. Inspeksi :
a. muka pucat
b. lidah kering
c. nafas cepat
d. mata cowong
e. sianosis pada ujung extremitas
2. Palpasi :
a. turgor kulit menurun
b. denyut nadi meningkat
c. keringat dingin
d. demam
3. Auskultasi :
a. suara bising usus meningkat
b. tekanan darah menurun
c. suara serak
d. gerakan peristaltik meningkat
4. Perkusi :
a. suara perut timpani

VIII. Pemeriksaan diagnostik


1. Pemeriksaan darah tepi lengkap
2. Pemeriksaan urine lengkap
3. Pemeriksaan tinja lengkap dan biakan tinja dari colok dubur
4. Pemeriksaan biakan empedu bila demam tinggi dan dicurigai infeksi
sistemik
5. Pemeriksaan sediaan darah malaria serta serologi Helicobacter Jejuni
sangat dianjurkan
6. Duodenal intubation untuk mengetahui kuman penyebab secara
kuantitatif dan kualitatif tentang pada diare kronik.
7. Pemeriksaan darah 5 darah perifer lengkap, analisis gas darah (GDA)
& elektrolit (Na, K, Ca, dan P serum yang diare disertai kejang)
8. Pemeriksaan tinja
makroskopik dan mikroskopik
pH, dan kadar gula dalam tinja dengan kertas lakmus dan tablet clinitest, bila
diduga terdapat intoleransi laktosa
bila pedu dilakukan pemeriksaan biakan dan uji resistensi (culture dan
sensitivity test)
9. Pemeriksaan analisa gas darah
10. Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin untuk mengetahui faal ginjal
11. Pemeriksaan serum elektrolit terutama kadar natrium, kalium,
calsium dan fosfor (terutama pada penderita diare yang disertai kejang)
12. Pemeriksaan kadar glukosa darah bila terdapat tanda-tanda
hipoglikemia

IX. Kriteria Diagnosis


a. pernapasan Kusmaul (pernapasan lebih cepat)
b. aritmia jantung
c. nekrosis tubular akut

X. Komplikasi
a. Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonik/ hipertonik)
b. Renjatan hipovolemik
c. Hipokalemia/ dengan gejala meteorismus, hipotoni otot, lemah, takikardia,
perubahan EKG)
d. Hipoglikemia
e. Intoleransi sekunder akibat kerusakan vili mukosa usus dan defisiensi enzim
laktosa
f. Kejang, pada dehidrasi hipertonik
g. Malnutrisi energi protein (muntah dan mual bila lama/ kronik)

XI.Terapi/tindakan penanganan
1. Rehidrasi
a. Jenis cairan
Cara rehidrasi oral
 Formula lengkap (NaCl, NaHCO 3, KCl dan Glukosa) seperti orali,
pedyalit setiap kali diare.
 Formula sederhana ( NaCl dan sukrosa)
Cara parenteral
 Cairan I : RL dan NS
 Cairan II : D5 ¼ salin,nabic. KCL
 D5 : RL = 4 : 1 + KCL
 D5 + 6 cc NaCl 15 % + Nabic (7 mEq/lt) + KCL
 HSD (half strengh darrow) D ½ 2,5 NS cairan khusus pada diare
usia > 3 bulan.
b. Jalan pemberian
 Oral (dehidrasi sedang, anak mau minum, kesadaran baik)
 Intra gastric ( bila anak tak mau minum,makan, kesadaran menurun)
c. Jumlah Cairan ; tergantung pada :
 Defisit ( derajat dehidrasi)
 Kehilangan sesaat (concurrent less)
 Rumatan (maintenance).
d. Jadwal / kecepatan cairan
 Pada anak usia 1- 5 tahun dengan pemberian 3 gelas bila berat
badanya kurang lebih 13 kg : maka pemberianya adalah:
 BB (kg) x 50 cc
 BB (kg) x 10 – 20 = 130 – 260 cc setiap diare = 1 gls.
 Terapi standar pada anak dengan diare sedang :
+ 50 cc/kg/3 jam atau 5 tetes/kg/mnt

2. Terapi
a. Obat anti sekresi : Asetosal, 25 mg/hari dengan dosis minimal 30 mg
b. klorpromazine 0,5 – 1 mg / kg BB/hari
c. Obat anti spasmotik : Papaverin, opium, loperamide
d. Antibiotik : diberikan bila penyebab infeksi telah diidentifikasi

3. Dietetik
a. Umur > 1 tahun dengan BB>7 kg, makanan padat / makanan cair atau susu
b. Dalam keadaan malbasorbsi berat serta alergi protein susu sapi dapat diberi
elemen atau semi elemental formula.
4. Supportif
5. Vitamin A 200.000. IU/IM, usia 1 – 5 tahun
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
I. PENGKAJIAN
a. Pengkajian awal
Airway:
Ds : -
Do : jalan nafas pasien paten
Breathing:
Ds : -
Do : suara nafas vesikuler
Circulation :
Ds : -
Do : wajah pasien tampak pucat, sianosis pada ujung ektremitas, turgor
kulit pasien lambat, akral pasien hangat, dan capillary refill kembali
>2 detik, denyut nadi meningkat, keringat dingin, demam, tekanan
darah menurun
b. Pengkajian Dasar ( Tahap II )
- Breathing
DS :-
DO:-
- Blood
DS : -
DO:
 Akral pasien teraba hangat
 Suhu tubuh pasien diatas 37,2°C
 Sianosis
 CRT: > 2dt
 Turgor lambat
 Nadi > 80x/mnit
- Brain
DS :
 Pasien mengeluh cemas terhadap keadaannya
DO:
 Kesadaran composmentis
 GCS: E4 M6 V5
 Pupil isokor

- Bladder
DS :
 Pasien mengatakan kencing nya sedikit
DO:
- Bowel-
DS :
 Pasien mengatakan BAB lebih dari 3x/hr
DO: -
- Bone
DS :
 Pasien mengatakan lemas
Do :
 Pasien tampak berbaring di tempat tidur
 Pasien tampak lemas

II. DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. PK: syok hipovolemik
2. Ketidakseimbangan volume cairan kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan kehilangan cairan melalui diare dan intake yang tidak adekuat

3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

peningakatan peristaltik usus yang menyebabkan waktu penyerapan menurun

4. Ansietas b/d kurang pengetahuan tentang proses penyakit

5. Gangguan integritas kulit b/d iritasi atau seringnya BAB


6. Nyeri b/d distensi abdomen
7. PK : Asidosis Metabolik

8. intoleransi aktivitas b/d kelemahan

III. INTERVENSI KEPERAWATAN

DIAGNOSA TUJUAN DAN


NO. INTERVENSI RASIONAL
KEPERAWATAN KRITERIA HASIL
1. PK syok hipovolemik Setelah dilakukan
tindakan keperawatan,  Evaluasi frekuensi nafas  Pengenalan dini dan
selama … x 24 jam dan kedalaman pengobatan ventilasi
diharapkankebutuhan abnormal dapat
cairan dan elektrolit klien  Observasi penurunan
mencegah komplikasi
dapat dipenuhi secara ekspansi atau  Udara atau cairan pada
optimal dan perfusi ketidaksimetrisan area pleura mencegah
organ-organ vital optimal, gerakan dada ekspansi lengkap
dengan kriteria hasil : (biasanya satu sisi)
 Kadar elektrolit dan memerlukan
serum berada dalam
batas normal  Tinggikan kepala pengkajian lanjut
 Haluaran urine
tempat tidur,letakkan status ventilasi
berkisar antara 0,5
pada posisi duduk
dan 1,0 ml/kg/jam
 Merangsang fungsi
 Kulit dan tinggi atau semi fowler.
pernafasan/ekspansi
membran mukosa Bantu ambulasi
paru. Efektif pada
lembab dini/peningkatan waktu
 Turgor kulit pencegahan dan
tidur
elastic perbaikan kongesti
 TTV dalam batas paru
normal (N: 60- Kolaborasi
100x/mt, RR: 16-  Berikan tambahan
20x/mt, TD: 100- oksigen dengan kanula
120/60-100 mmHg,
atau masker,sesuai
S: 36.5-37.2 oC)
 Intake dan output
indikasi

seimbang
 Tidak terjadi
Kolaborasi
gangguan
hemokonsentrasi  Meningkatkan
pengiriman oksigen ke
paru untuk kebutuhan
sirkulasi, khususnya
pada adanya
penurunan/gangguan
ventilasi

2. Ketidakseimbangan volume Setelah dilakukan


tindakan keperawatan  Pantau tanda dan gejala  Penurunan sisrkulasi
cairan kurang dari
selama 3 x 24 jam kekurangan cairan dan volume cairan
kebutuhan tubuh
keseimbangan dan elektrolit menyebabkan
berhubungan dengan elektrolit dipertahankan kekeringan mukosa
secara maksimal dan pemekataj urin.
kehilangan cairan melalui
Kriteria hasil : Deteksi dini
diare dan intake yang tidak
- Tanda vital dalam memungkinkan
adekuat batas normal (N: terapi pergantian
120-60 x/mnt, S; 36- cairan segera untuk
0
37,5 c, RR :60 - 80 memperbaiki defisit
x/mnt )
- Turgor elastik ,  Pantau intake dan output
membran mukosa  Dehidrasi dapat
bibir basah, mata meningkatkan laju
tidak cowong. filtrasi glomerulus
- Konsistensi BAB membuat keluaran
lembek, frekwensi 1 tak aadekuat untuk
kali perhari membersihkan sisa
metabolisme.
 Anjurkan keluarga untuk
memberi minum banyak
pada kien, 2-3 lt/hr  Mengganti cairan
 Kolaborasi : dan elektrolit yang
- Pemeriksaan hilang secara oral
laboratorium serum
elektrolit (Na, K,Ca,
BUN) - koreksi keseimbang
cairan dan elektrolit,
- Cairan parenteral BUN untuk
( IV line ) sesuai mengetahui faal
dengan umur ginjal (kompensasi
- Mengganti cairan
- Obat-obatan : dan elektrolit secara
(antisekresin, adekuat dan cepat.
antispasmolitik,
antibiotik) - anti sekresi untuk
menurunkan sekresi
cairan dan elektrolit
agar simbang,
antispasmolitik
untuk proses
absorbsi normal,
antibiotik sebagai
anti bakteri
berspektrum luas
untuk menghambat
endotoksin

3 Ketidakseimbangan nutrisi setelah dilakukan  Diskusikan dan jelaskan  Serat tinggi,


tindakan perawatan tentang pembatasan diet lemak,air terlalu
kurang dari kebutuhan tubuh
selama ...x 24 jam, (makanan berserat tinggi, panas / dingin dapat
berhubungan dengan
kebutuhan nutrisi berlemak dan air terlalu merangsang
peningakatan peristaltik terpenuhi panas atau dingin) mengiritasi lambung
Kriteria:  Ciptakan lingkungan dan sluran usus.
usus yang menyebabkan
waktu penyerapan menurun - Nafsu makan yang bersih, jauh dari
meningkat bau yang tak sedap atau  situasi yang
- BB meningkat atau sampah, sajikan nyaman, rileks akan
normal sesuai umur makanan dalam keadaan merangsang nafsu
hangat makan
.
 Berikan jam istirahat
(tidur) serta kurangi
kegiatan yang
berlebihan
 Mengurangi
 Monitor intake dan out pemakaian energi
put dalam 24 jam yang berlebihan
.

 Kolaborasi dengan tim


kesehtaan lain:  Mengetahui jumlah
- terapi gizi : Diet output dapat
TKTP rendah serat, merencenakan
susu jumlah makanan
- obat-obatan atau
vitamin
( A)

4 Ansietas b/d kurang setelah dilakukan  Libatkan keluarga  Pendekatan awal


tindakan perawatan dalam melakukan pada anak melalui
pengetahuan tentang proses
selama ...x 24 jam, klien tindakan perawatan ibu atau keluarga
penyakit
mampu  Hindari persepsi yang
beradaptasi salah pada perawat dan
Kriteria hasil : RS  mengurangi rasa
- Mau menerima  Berikan pujian jika takut anak terhadap
tindakan perawatan, klien mau diberikan perawat dan
- klien tampak tenang tindakan perawatan dan lingkungan RS
dan tidak rewel pengobatan
 menambah rasa
 Lakukan kontak percaya diri anak
sesering mungkin dan akan keberanian
lakukan komunikasi dan kemampuannya
baik verbal maupun non
verbal (sentuhan,
belaian dll)  Kasih sayang serta
pengenalan diri
perawat akan
menumbuhkan rasa
aman pada klien
5 Gangguan integritas kulit Setelah dilakukan  Diskusikan dan jelaskan  Kebersihan mencegah
b/d iritasi atau seringnya tindaka keperawtan pentingnya menjaga perkembang biakan
BAB selama di rumah sakit tempat tidur kuman
integritas kulit tidak
terganggu Kriteria hasil  Mencegah terjadinya
- Tidak terjadi iritasi :  Demontrasikan serta iritassi kulit yang tak
kemerahan, lecet, libatkan keluarga dalam diharapkan oleh
kebersihan terjaga merawat perianal (bila karena kelebaban dan
- Keluarga mampu basah dan mengganti keasaman feces
mendemontrasikan pakaian bawah serta
perawatan perianal alasnya)
dengan baik dan
benar  Melancarkan
vaskulerisasi,
mengurangi
 Atur posisi tidur atau penekanan yang lama
duduk dengan selang sehingga tak terjadi
waktu 2-3 jam iskemi dan irirtasi

6 Nyeri berhubungan Setelah dilakukan  Observasi dan catat  Membantu


dengan distensi abdomen tindakan keperawatan, lokasi, beratnya(skala 0- membedakan

selama … x 24 jam 10) dan karakteristik penyebab nyeri dan


nyeri. memberikan
diharapkan pasien
informasi tentang
merasa nyaman
kemajuan/perbaikan
kembali,
penyakit
dengan kriteria hasil :
terjadinyakomplikasi
 Nyeri pasien hilang dan keefektifan
 Pasien tampak rileks intervensi.
 Pasien mampu  Tingkatkan tirah  Tirah baring pada

beristirahat dengan baring,biarkan px posisi fowler rendah

tenang melakukan posisi yang menurunkan tekanan


nyaman. intra abdomen,namun
 Skala nyeri
px akan melakukan
berkurang
posisi yang
 Tekanan darah menghilangkan nyeri

antara 100-120/60- secara alamiah.

80 mmHg  Dingin pada sekitar


ruangan membantu
 Frekuensi jantung
meminimalkan
kurang antara 60-
 Kontrol suhu ruangan. ketidaknyamanan.
100x/menit
 Meningkatkan
istirahat, memusatkan
kembali perhatian
 Dorong menggunakan dapat meningkatkan
tehnik relaksasi,seperti koping
bimbingan Kolaborasi
imajinasi,visualisasi,lati  Menghilangkan nyeri
han nafas dalam. dan membantu dalam
manajemen nyeri
Kolaborasi
 Berikan analgesik sesuai
indikasi

7 Intoleransi aktivitas Setelah diberikan askep  Periksa tanda vital  Hipotensi ortostatik
berhubungan dengan selama …x24 jam sebelum dan segera dapat terjadi dengan

kelemahan diharapkan pasien setelah aktivitas. aktivitas


 Kaji  Kelemahan dapat
dapat beraktivitas,
presipitator/penyebab disebabkan oleh
dengan kriteria hasil : kelemahan beberapa hal
- Pasien menunjukkan  Dapat menunjukkan
peningkatan aktivitas peningkatan
 Evaluasi peningkatan
secara bertahap. dekompensasi
intoleran aktivitas.
jantung daripada
kelebihan aktivitas.
Kolaborasi
 Peningkatan bertahap
pada aktivitas
Kolaborasi
menghindari kerja
 Implementasikan
jantung/ konsumsi
program rehabilitasi
jantung/aktivitas oksigen berlebihan

IV. EVALUASI
1. PK Syok Hipovolemik
 Kadar elektrolit serum berada dalam batas normal
 Haluaran urine berkisar antara 0,5 dan 1,0 ml/kg/jam
 Kulit dan membran mukosa lembab
 Turgor kulit elastis
 TTV dalam batas normal (N: 60-100x/mt, RR: 16-20x/mt, TD: 100-120/60-
100 mmHg, S: 36.5-37.2 oC)
 Intake dan output seimbang
 Tidak terjadi gangguan hemokonsentrasi

2.Kekurangan volume cairan berhubungan dengan mual muntah


 Kadar elektrolit serum berada dalam batas normal
 Haluaran urine berkisar antara 0,5 dan 1,0 ml/kg/jam
 Kulit dan membran mukosa lembab
 Turgor kulit elastic
 TTV dalam batas normal (N: 60-100x/mt, RR: 16-20x/mt, TD: 100-120/60-
100 mmHg, S: 36.5-37.2 oC)
 Intake dan output seimbang
 Tidak terjadi gangguan hemokonsentrasi

3.Gangguan pemenuhan nutrisi berhubungan dengan asupan nutrisi kurang dari


kebutuhan
 Tidak terjadi anoreksia
 Tidak terjadi mual/muntah.
 Pasien mampu menghabiskan makanan yang diberikan
 Tidak ada malnutrisi

4. Ansietas b/d kurang pengetahuan tentang proses penyakit

 Mau menerima tindakan perawatan,


 klien tampak tenang dan tidak rewel

5. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan nyeri karena inflamasi


 Tidak terjadi iritasi : kemerahan, lecet, kebersihan terjaga
 Keluarga mampu mendemontrasikan perawatan perianal dengan baik dan benar

6. Nyeri berhubungan dengan distensi abdomen


 Nyeri pasien hilang
 Pasien tampak rileks
 Pasien mampu beristirahat dengan tenang
 Skala nyeri berkurang
 Tekanan darah antara 100-120/60-80 mmHg
 Frekuensi jantung kurang antara 60-100x/menit

7. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan


 Pasien menunjukkan peningkatan aktivitas secara bertahap.
Daftar Pustaka

1. Brunner & Suddart. 1996. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah edisi 8 volume 2.
Jakarta, EGC.
2. Doenges, Moorhouse, Geissler. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan edisi 3. Jakarta,
EGC.
3. Sylvia, A.P., 1995. Patofisiologi jilid 2. Jakarta, EGC.
4. Ngastiyah. 1997. Perawatan Anak sakit. EGC. Jakarta
5. Carpenitto.LJ. 2000. Diagnosa Keperawatan Aplikasi Pada Praktek Klinis. Ed
6. EGC. Jakarta.
6. Available at http://www.emedicine.com/emerg/topic376.htm14 September 2009
7. Available at http://hidayat2.wordpress.com/2009/05/12/askep-diare/ diakses
tanggal 14 September 2009

S-ar putea să vă placă și

  • Soal Ukom Apendisitis
    Soal Ukom Apendisitis
    Document2 pagini
    Soal Ukom Apendisitis
    Veronica Cahyani Yahya
    100% (5)
  • LP Apendiksitis 1
    LP Apendiksitis 1
    Document13 pagini
    LP Apendiksitis 1
    Veronica Cahyani Yahya
    Încă nu există evaluări
  • Intervensi Apendik
    Intervensi Apendik
    Document11 pagini
    Intervensi Apendik
    Veronica Cahyani Yahya
    Încă nu există evaluări
  • Pathway
    Pathway
    Document1 pagină
    Pathway
    Veronica Cahyani Yahya
    Încă nu există evaluări
  • Intervensi Keperawatan
    Intervensi Keperawatan
    Document15 pagini
    Intervensi Keperawatan
    Veronica Cahyani Yahya
    Încă nu există evaluări
  • Askep Intensif Diare
    Askep Intensif Diare
    Document16 pagini
    Askep Intensif Diare
    Veronica Cahyani Yahya
    Încă nu există evaluări
  • LP Fraktur
    LP Fraktur
    Document24 pagini
    LP Fraktur
    Veronica Cahyani Yahya
    Încă nu există evaluări
  • Intervensi Keperawatan
    Intervensi Keperawatan
    Document15 pagini
    Intervensi Keperawatan
    Veronica Cahyani Yahya
    Încă nu există evaluări
  • Soal Diare
    Soal Diare
    Document1 pagină
    Soal Diare
    Veronica Cahyani Yahya
    Încă nu există evaluări
  • LP Fraktur
    LP Fraktur
    Document24 pagini
    LP Fraktur
    Veronica Cahyani Yahya
    Încă nu există evaluări
  • Askep Intensif Diare
    Askep Intensif Diare
    Document16 pagini
    Askep Intensif Diare
    Veronica Cahyani Yahya
    Încă nu există evaluări
  • BAB I. Karya Ilmiah Ners
    BAB I. Karya Ilmiah Ners
    Document6 pagini
    BAB I. Karya Ilmiah Ners
    Veronica Cahyani Yahya
    Încă nu există evaluări