Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
A. KONSEP DASAR
I. DEFINISI
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan jumlah yinja yang lebih
banyak dari biasanya (normal 100-200 cc/jam tinja). Dengan tinja berbentuk
cair /setengan padat, dapat disertai frekuensi yang meningkat. Menurut WHO
(1980).
Diare adalah buang air besar encer lebih dari 3 x sehari. Diare terbagi 2
berdasarkan mula dan lamanya , yaitu diare akut dan kronis
(Mansjoer,A.1999,501).
Diare adalah buang air besar yang tidak normal dengan perubahan konstruksi
dan frekuensi yang lebih dari 3 kali per 24 jam. (WHO, 1984)
II. Epidemiologi
Setiap tahun diperikirakan lebih dari satu milyar kasus diare di dunia dengan
3,3 juta kasus kematian sebagai akibatnya. Diperkirakan angka kejadian di
negara berkembang berkisar 3,5 – 7 episode per anak pertahun dalam 2 tahun
pertama kehidupan dan 2 – 5 episode per anak per tahun dalam 5 tahun
pertama kehidupan. Hasil survei oleh Depkes. diperoleh angka kesakitan diare
tahun 2000 sebesar 301 per 1000 penduduk angka ini meningkat bila
dibanding survei pada tahun 1996 sebesar 280 per 1000 penduduk. Diare
masih merupakan penyebab utama kematian bayi dan balita. Hasil Surkesnas
2001 didapat proporsi kematian bayi 9,4% dengan peringkat 3 dan proporsi
kematian balita 13,2% dengan peringkat 2. Diare pada anak merupakan
penyakit yang mahal yang berhubungan secara langsung atau tidak terdapat
pembiayaan dalam masyarakat. Biaya untuk infeksi rotavirus ditaksir lebih
dari 6,3 juta poundsterling setiap tahunya di Inggris dan 352 juta dollar di
Amerika Serikat.
III. ETIOLOGI
1. Faktor infeksi : Bakteri ( Shigella, Shalmonella, Vibrio kholera), Virus
(Enterovirus), parasit (cacing), Kandida (Candida Albicans).
2. Faktor parentral : Infeksi dibagian tubuh lain (OMA sering terjadi pada anak-
anak).
3. Faktor malabsorbsi : Karbohidrat, lemak, protein.
4. Faktor makanan : Makanan basi, beracun, terlampau banyak lemak, alergi
makanan.
5. Faktor Psikologis : Rasa takut, cemas
IV. Patofisiologi
(Terlampir)
V. Klasifikasi
Diare Akut
Merupakan diare yang disebabkan oleh virus yang disebut Rotaviru yang
ditandai dengan buang air besar lembek/cair bahkan dapat berupa air saja yang
frekuensinya biasanya (3kali atau lebih dalam sehari) dan berlangsung kurang
dari 14 hari. Diare Rotavirus ini merupakan virus usus patogen yang menduduki
urutan pertama sebagai penyebab diare akut pada anak-anak.
Diare Bermasalah
Merupakan yang disebabkan oleh infeksi virus, bakteri, parasit, intoleransi
laktosa, alergi protein susu sapi. Penularan secara fecal-oral, kontak dari orang ke
orang atau kontak orang dengan alat rumah tangga. Diarae ini umumnya diawali
oleh diare cair kemudian pada hari kedua atau ketiga baru muncul darah, dengan
maupun tanpa lendir, sakit perut yang diikuti munculnya tenesmus panas disertai
hilangnya nafsu makan dan badan terasa lemah.
Diare Persisten
Merupakan diare akut yang menetap, dimana titik sentral patogenesis diare
persisten adalah keruskan mukosa usus. Penyebab diare persisten sama dengan
diare akut.
Tanda dan gejala yang muncul dibedakan berdasarkan klasifkasi diare, yaitu:
1. Letargis/tidak sadar
2. Mata cekung
3. Tidak bisa minum/malas minum
4. Cubitan kulit perut kembalinya
sangat lambat
X. Komplikasi
a. Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonik/ hipertonik)
b. Renjatan hipovolemik
c. Hipokalemia/ dengan gejala meteorismus, hipotoni otot, lemah, takikardia,
perubahan EKG)
d. Hipoglikemia
e. Intoleransi sekunder akibat kerusakan vili mukosa usus dan defisiensi enzim
laktosa
f. Kejang, pada dehidrasi hipertonik
g. Malnutrisi energi protein (muntah dan mual bila lama/ kronik)
XI.Terapi/tindakan penanganan
1. Rehidrasi
a. Jenis cairan
Cara rehidrasi oral
Formula lengkap (NaCl, NaHCO 3, KCl dan Glukosa) seperti orali,
pedyalit setiap kali diare.
Formula sederhana ( NaCl dan sukrosa)
Cara parenteral
Cairan I : RL dan NS
Cairan II : D5 ¼ salin,nabic. KCL
D5 : RL = 4 : 1 + KCL
D5 + 6 cc NaCl 15 % + Nabic (7 mEq/lt) + KCL
HSD (half strengh darrow) D ½ 2,5 NS cairan khusus pada diare
usia > 3 bulan.
b. Jalan pemberian
Oral (dehidrasi sedang, anak mau minum, kesadaran baik)
Intra gastric ( bila anak tak mau minum,makan, kesadaran menurun)
c. Jumlah Cairan ; tergantung pada :
Defisit ( derajat dehidrasi)
Kehilangan sesaat (concurrent less)
Rumatan (maintenance).
d. Jadwal / kecepatan cairan
Pada anak usia 1- 5 tahun dengan pemberian 3 gelas bila berat
badanya kurang lebih 13 kg : maka pemberianya adalah:
BB (kg) x 50 cc
BB (kg) x 10 – 20 = 130 – 260 cc setiap diare = 1 gls.
Terapi standar pada anak dengan diare sedang :
+ 50 cc/kg/3 jam atau 5 tetes/kg/mnt
2. Terapi
a. Obat anti sekresi : Asetosal, 25 mg/hari dengan dosis minimal 30 mg
b. klorpromazine 0,5 – 1 mg / kg BB/hari
c. Obat anti spasmotik : Papaverin, opium, loperamide
d. Antibiotik : diberikan bila penyebab infeksi telah diidentifikasi
3. Dietetik
a. Umur > 1 tahun dengan BB>7 kg, makanan padat / makanan cair atau susu
b. Dalam keadaan malbasorbsi berat serta alergi protein susu sapi dapat diberi
elemen atau semi elemental formula.
4. Supportif
5. Vitamin A 200.000. IU/IM, usia 1 – 5 tahun
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
I. PENGKAJIAN
a. Pengkajian awal
Airway:
Ds : -
Do : jalan nafas pasien paten
Breathing:
Ds : -
Do : suara nafas vesikuler
Circulation :
Ds : -
Do : wajah pasien tampak pucat, sianosis pada ujung ektremitas, turgor
kulit pasien lambat, akral pasien hangat, dan capillary refill kembali
>2 detik, denyut nadi meningkat, keringat dingin, demam, tekanan
darah menurun
b. Pengkajian Dasar ( Tahap II )
- Breathing
DS :-
DO:-
- Blood
DS : -
DO:
Akral pasien teraba hangat
Suhu tubuh pasien diatas 37,2°C
Sianosis
CRT: > 2dt
Turgor lambat
Nadi > 80x/mnit
- Brain
DS :
Pasien mengeluh cemas terhadap keadaannya
DO:
Kesadaran composmentis
GCS: E4 M6 V5
Pupil isokor
- Bladder
DS :
Pasien mengatakan kencing nya sedikit
DO:
- Bowel-
DS :
Pasien mengatakan BAB lebih dari 3x/hr
DO: -
- Bone
DS :
Pasien mengatakan lemas
Do :
Pasien tampak berbaring di tempat tidur
Pasien tampak lemas
dengan kehilangan cairan melalui diare dan intake yang tidak adekuat
seimbang
Tidak terjadi
Kolaborasi
gangguan
hemokonsentrasi Meningkatkan
pengiriman oksigen ke
paru untuk kebutuhan
sirkulasi, khususnya
pada adanya
penurunan/gangguan
ventilasi
7 Intoleransi aktivitas Setelah diberikan askep Periksa tanda vital Hipotensi ortostatik
berhubungan dengan selama …x24 jam sebelum dan segera dapat terjadi dengan
IV. EVALUASI
1. PK Syok Hipovolemik
Kadar elektrolit serum berada dalam batas normal
Haluaran urine berkisar antara 0,5 dan 1,0 ml/kg/jam
Kulit dan membran mukosa lembab
Turgor kulit elastis
TTV dalam batas normal (N: 60-100x/mt, RR: 16-20x/mt, TD: 100-120/60-
100 mmHg, S: 36.5-37.2 oC)
Intake dan output seimbang
Tidak terjadi gangguan hemokonsentrasi
1. Brunner & Suddart. 1996. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah edisi 8 volume 2.
Jakarta, EGC.
2. Doenges, Moorhouse, Geissler. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan edisi 3. Jakarta,
EGC.
3. Sylvia, A.P., 1995. Patofisiologi jilid 2. Jakarta, EGC.
4. Ngastiyah. 1997. Perawatan Anak sakit. EGC. Jakarta
5. Carpenitto.LJ. 2000. Diagnosa Keperawatan Aplikasi Pada Praktek Klinis. Ed
6. EGC. Jakarta.
6. Available at http://www.emedicine.com/emerg/topic376.htm14 September 2009
7. Available at http://hidayat2.wordpress.com/2009/05/12/askep-diare/ diakses
tanggal 14 September 2009