Sunteți pe pagina 1din 20

Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Dan Opini Auditor Terhadap Audit Report Lag

(Studi Pada Perusahaan Di Sektor Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2012)

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS, DAN OPINI


AUDITOR TERHADAP AUDIT REPORT LAG
(Studi pada Perusahaan di Sektor Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2010-2012)

Imam Saputryasto
Universitas Telkom
email: imam.saputryasto@gmail.com

Usman Sastradipraja
Universitas Jenderal Achmad Yani Cimahi
email: usman.sastradipraja@lecture.unjani.ac.id

Abstract
This study aims to determine how much influence the size of the company, the auditor's opinion, and
auditor industry specialization on audit report lag. (Firm size measured by the natural logarithm
(Ln) total assets of each sample company. Profitability is measured by the ratio of return on assets
(ROA) of each sample company.
While the auditor's opinion is measured by a dummy variable, Number 1, is given in companies that
received an unqualified opinion, and the number 0, is given to the company that received an
unqualified opinion aside). This research included in this type of research is descriptive verification
of causality.
The population of this research is a manufacturing company listed on the Indonesia Stock Exchange
(BEI) in year 2010-2012. The sampling in this study using purposive sampling method with a total
of 252 sample companies. The processed data is secondary data that has been collected by
researchers, published in the journal data and other statistics, and information available from the
source publication, all of which can be useful for researchers.
The results of this research indicate that simultaneous variables firm size, profitability, and
auditor's opinion, have a significant effect 3.9718% on audit report lag. Partially only variable that
the auditor's opinion has a significant influence on audit reports 2.24%, while the variable lag firm
size and profitability do not have a significant influence on audit report lag.

Keywords : Audit Report Lag, Firm’s Size, Profitability, Auditor Opinion.

1. PENDAHULUAN
Laporan keuangan merupakan sarana utama yang digunakan oleh perusahaan untuk
menyampaikan informasi keuangan perusahaan kepada pihak luar. Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 1 (revisi 2013) menjelaskan bahwa tujuan laporan
keuangan adalah untuk memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja
keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna

51
Portofolio Volume 12 Nomor 1 Mei 2015, 51 – 69 ISSN : 1829 - 7188

laporan keuangan dalam pembuatan keputusan ekonomi. Penyampaian laporan keuangan


dari segi regulasi di Indonesia menyatakan bahwa tepat waktu merupakan kewajiban bagi
perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tuntutan akan kepatuhan terhadap
ketepatan waktu (timeliness) dalam penyajian laporan keuangan kepada publik di Indonesia
telah diatur dalam UU No.8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, dan pada tahun 2003
dikeluarkan peraturan Nomor X.K.2 Tahun 2003, perihal Keputusan Ketua Badan
Pengawas Pasar Modal Nomor : KEP-36/PM/2003 tentang Kewajiban Penyampaian
Laporan Keuangan Berkala, yang menyatakan bahwa laporan keuangan tahunan disertai
dengan laporan akuntan dengan pendapat yang lazim harus disampaikan kepada
BAPEPAM selambat-lambatnya pada akhir bulan ketiga (90 hari) setelah tanggal laporan
keuangan tahunan.
Keterlambatan publikasi laporan keuangan bisa mengindikasikan adanya masalah
dalam laporan keuangan emiten. Laporan keuangan seharusnya disajikan pada interval
waktu untuk menjelaskan perubahan yang terjadi dalam perusahaan yang mungkin
mempengaruhi pemakai informasi dalam membuat prediksi dan keputusan. Keterlambatan
informasi akan menimbulkan reaksi negatif dari pelaku pasar modal. Karena laporan
keuangan auditan yang di dalamnya memuat informasi laba yang dihasilkan oleh
perusahaan bersangkutan dijadikan sebagai salah satu dasar pengambilan keputusan untuk
membeli atau menjual kepemilikan yang dimiliki oleh investor. Audit report lag adalah
jangka waktu antara tanggal tahun buku perusahaan berakhir sampai dengan tanggal
laporan audit.Audit report yang melewati batas waktu ketentuan BAPEPAM, tentu
berakibat pada keterlambatan publikasi laporan keuangan. MenurutIskandar dan Trisnawati
(2010), perbedaan waktu antara tanggal pelaporan keuangan dengan tanggal laporan auditor
independen mengindikasikan tentang lamanya waktu penyelesaian audit yang dilakukan
oleh auditor. Perbedaan waktu ini sering disebut audit report lag.
Fakta di BEI menunjukkan bahwa setiap tahun masih terdapat perusahaan-
perusahaan yang terlambat menyampaikan laporan keuangannya. Berdasarkan Peng-LK-
00049/BEI.PPR/04-2011 Peng-LK-00048/BEI.PPJ/04-2011 9,69% dari total 423
perusahaan tercatat pada tahun 2010 terdapat 41 perusahaan belum menyampaikan laporan
keuangan. Peng-LK-00037/BEI.PPR/04-2012 Peng-LK-00046/BEI.PPJ/04-2012
menunjukkan bahwa 13,29% dari total 444 perusahaan tercatat pada tahun 2011 terdapat 59
perusahaan yang belum menyampaikan laporan keuangan. Kemudian Peng-LK-
00043/BEI.PPR/04-2013 Peng-LK BEI.PPJ/04-2013 menunjukkan bahwa 11,13% dari
total 467 perusahaan tercatat pada tahun 2012 terdapat 52 perusahaan yang belum
menyampaikan laporan keuangan.
Menindaklanjuti perusahaan publik yang terlambat menyampaikan laporan
keuangan, Bapepam dan LK memberikan sanksi administrasi dan denda, Bursa Efek
Indonesia (BEI) juga memberikan sanksi dan denda kepada perusahaan publik yang
terlambat menyampaikan laporan keuangan tahunan auditan melebihi batas waktu yang

52
Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Dan Opini Auditor Terhadap Audit Report Lag
(Studi Pada Perusahaan Di Sektor Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2012)

telah ditetapkan oleh bursa. Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui keputusan direksi PT
Bursa Efek Jakarta Nomor 306/BEJ/07-2004 menerbitkan peraturan pencatatan berkala
Nomor I-E tentang kewajiban penyampaian informasi yang batas waktu penyampaiannya
disesuaikan dengan peraturan Bapepam No.X.K.2.
Menurut penelitian Puspitasari dan Nurmalasari (2012) yang dilakukan selama
tahun 2007-2010 dengan jumlah sampel 69 perusahaan manufaktur. Rata-rata audit delay
perusahaan sampel di BEI sepanjang tahun 2007-2010 adalah 72,8551 hari. Menurut
penelitian Imam Subekti dan Widiyanti (2004) yang dikutip dari Andi kartika (2011), rata-
rata waktu tunggu pelaporan ke BAPEPAM dari waktu antara tanggal laporan sampai
tanggal opini auditor membutuhkan waktu 98 hari. Jika hal ini dilihat dari batas waktu 90
hari yang ditetapkan BAPEPAM, terlihat masih banyak perusahaan publik yang belum
patuh terhadap peraturan informasi di Indonesia dan ada beberapa faktor yang
kemungkinan menyebabkan Audit report semakin lama.
Ukuran perusahaan menurut Dyer dan McHugh dalam Rachmawati (2008)
menyatakan ukuran perusahaan memiliki pengaruh signifikan dan negatif bahwa
manajemen perusahaan besar memiliki dorongan untuk mengurangi penundaan audit (Audit
Delay) dan penundaan laporan keuangan (Audit Report Lag). Hal ini sesuai dengan
penelitian Kartika (2009) yang menyimpulkan ukuran perusahaan memiliki pengaruh
signifikan dan negatif terhadap audit report lag bahwa semakin besar total asset yang
dimiliki oleh suatu perusahaan maka semakin kecil audit report lagnya. tetapi menurut
penelitian Hossain dan Taylor dalam Puspitasari dan Nurmalasari (2012) menyatakan
ukuran perusahaan memiliki pengaruh signifikan dan positif terhadap audit report lag.
Profitabilitas menunjukkan kemampuan laba yang diperoleh perusahaan selama
periode waktu tertentu. Menurut Fahmi (2011:135) rasio ini mengukur efektivitas
manajemen secara keseluruhan yang ditujukan oleh besar kecilnya tingkat keuntungan yang
diperoleh dalam hubungannya dengan penjualan maupun investasi. Dari banyaknya rasio
profitabilitas yang ada, penelitian ini menggunakan rasio ROA (Return On Asset). Hal ini
berdasarkan penjelasan Fahmi (2011:137) bahwa ROA digunakan untuk melihatsejauh
mana investasi yang telah ditanamkan mampu memberikan pengembalian keuntungan
sesuai dengan yang diharapkan. Menurut (Rachmawati, 2008) perusahaan yang memiliki
tingkat profitabilitas yang lebih tinggi membutuhkan waktu dalam pengauditan laporan
keuangan lebih cepat dikarenakan keharusan untuk menyampaikan kabar baik secepatnya
kepada publik. Hasil penelitian Lianto dan Kusuma (2010) menyimpulkan bahwa
profitabilitas berpengaruh negatif terhadap audit report lag. Pendapat berbeda dikemukan
oleh Rachmawati (2008), Kartika (2009) dan Yuliyanti (2011) menyimpulkan bahwa
profitabilitas tidak berpengaruh terhadap audit report lag.
Opini auditor merupakan kesimpulan auditor berdasarkan hasil audit. Opini selain
wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion) merupakan opini yang tidak diharapkan
oleh semua manajemen.Audit report lag akan lebih panjang pada perusahaan yang

53
Portofolio Volume 12 Nomor 1 Mei 2015, 51 – 69 ISSN : 1829 - 7188

mendapatkan qualified opinion, hal ini terjadi karena proses pemberian pendapat qualified
tersebut melibatkan negosiasi dengan klien, konsultasi dengan partner audit yang lebih
senior atau staf teknis dan perluasan ruang lingkup (Iskandar dan Trisnawati, 2010). Hal ini
sesuai dengan penelitian Kartika (2009) yang menyatakan opini auditor berpengaruh
signifikan dan positif terhadap audit report lag, tetapi dalam penelitian yang dilakukan oleh
Iskandar dan Trisnawati (2010) menyatakan opini auditor tidak berpengaruh terhadap audit
report lag.
Mengingat begitu luas dan kompleksnya permasalahan yang ada dalam Audit
Report Lag, maka penulis akan memberikan batasan masalah dengan maksud agar tujuan
dari pembahasan dapat lebih terarah pada sasarannya. Adapun masalah yang penulis bahas
dalam penelitian ini hanya terbatas mengenai masalah faktor-faktor yang diduga
mempengaruhi Audit Report Lag, faktor-faktor tersebut antara lain: Ukuran Perusahaan,
Profitabilitas dan Opini Auditor pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia pada tahun 2010-2012.

2. TINJAUAN PUSTAKA
Ukuran Perusahaan
Salah satu tolak ukur yang menunjukan besar kecilnya perusahaan adalah total
aktiva dari perusahaan tersebut. menurut Ahmad dan Kamarudin (2003) total aset biasanya
digunakan sebagai indikasi untuk mengukur ukuran perusahaan karena total aset lebih
stabil dan representatif dalam menunjukkan ukuran perusahaan dibandingkan kapitalisasi
pasar dan penjualan, dalam penelitian ini pengukuran total aset memakai logaritma natural
total aset, penggunaan angka total aset yang di logaritma naturalkan dalam penelitian ini
dimaksudkan untuk mengurangi fluktuasi angka yang berlebih, dengan menggunakan log,
nilai miliar bahkan triliun tersebut dapat disederhanakan, tanpa mengubah proporsi dari
nilai asal yang sebenarnya(Riyanto dalam Febrianty ,2011). Perhitungan total
asetdirumuskan sebagai berikut:

Profitabilitas
Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dan
mencari keuntungan. Menurut Fahmi (2011:116) bahwa rasio profitabilitas bermanfaat
untuk menunjukkan keberhasilan perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan. Investor
yang potensial akan menganalisis dengan cermat kelancaran sebuah perusahaan dan
kemampuannya untuk mendapatkan keuntungan (profitabilitas), karena mereka
mengharapkan dividen dan harga pasar dari sahamnya. Rasio ini dimaksudkan untuk
mengukur efisiensi penggunaan aktiva perusahaan. Penelitian ini menggunakan rasio ROA

54
Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Dan Opini Auditor Terhadap Audit Report Lag
(Studi Pada Perusahaan Di Sektor Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2012)

dalam penguuran profitabilitas. “Return On Asset adalah perbandingan antara Earning After
Tax dan total asset.” (Fahmi, 2011: 135)

ROA =

Keterangan:
Return On Asset (ROA) : rasio tingkat profitabilitas
Earning After Tax :jumlah laba bersih perusahaan setelahpajak
Total Asset : jumlah asset yang dimiliki perusahaan

Opini Auditor
Laporan audit merupakan media yang dipakai oleh auditor dalam berkomunikasi
dengan lingkungannya. Opini audit diberikan oleh auditor melalui beberapa tahap audit
sehingga auditor dapat memberikan kesimpulan atas opini yang harus diberikan atas
laporan keuangan yang diauditnya. Arens dan Lobbecke (2003:36) mengemukakan bahwa
laporan audit adalah langkah terakhir dari seluruh proses audit. dengan demikian auditor
dalam memberikan opini sudah didasarkan pada keyakinan profesionalnya.
Menurut IAI (2009) dalam SA Seksi 326 bahwa tujuan audit atas laporan keuangan
oleh auditor independen pada umumnya adalah untuk menyatakan pendapattentang
kewajaran, dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, perubahan
ekuitas, dan arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
Laporan auditor juga merupakan sarana bagi auditor untuk menyatakan pendapatnya atau
apabila keadaan mengharuskan, untuk menyatakan tidak memberikan pendapat.Auditor
dapat memilih tipe pendapat yang akan dinyatakan atas laporan keuangan auditan. Tipe
pendapat tersebut adalah pendapat wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion),
pendapat wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelas (unqualified opinion with
explanatory language), pendapat wajar dengan pengecualian (qualified opinion), pendapat
tidak wajar (adverse opinion), dan pernyataan tidak memberikan pendapat (disclaimer
opinion). (Mulyadi, 2002:20).

Audit Report Lag


Audit Report Lag adalah rentang waktu penyampaian laporan keuangan ke publik
yang telah di audit, yaitu lamanya waktu yang dibutuhkan dari tanggal tutup tahun buku
perusahaan sampai tanggal penyerahan ke Bapepam. Apabila laporan keuangan
diumumkan ke publik secara tidak tepat atau diluar jangka waktu yang telah ditetapkan,
maka informasi dapat dikatakan hilang relevansinya. Surat Keputusan Ketua Bapepam
Nomor Keputusan 36/ PM/ 2003 yang menyatakan bahwa laporan keuangan disertai
dengan laporan akuntan dengan pendapat yang lazim harus disampaikan kepada Bapepam

55
Portofolio Volume 12 Nomor 1 Mei 2015, 51 – 69 ISSN : 1829 - 7188

selambat-lambatnya pada akhir bulan ketiga (Sembilan puluh hari) setelah tanggal laporan
keuangan. Perhitungan audit report lag dirumuskan sebagai berikut:

Audit Report Lag = Tanggal Laporan Audit – Tanggal Tahun Buku Perusahaan Berakhir

Ukuran Perusahaan dan Audit Report Lag


Ukuran perusahaan menurut Riyanto dalam Febrianty (2011), yaitu besar kecilnya
perusahaan dilihat dari besarnya nilai equity, nilai penjualan atau total aktiva. Salah satu
tolak ukur yang menunjukan besar kecilnya perusahaan adalah total aktiva dari perusahaan
tersebut. Menurut Dyer dan McHugh dalam Rachmawati (2008) menyatakan ukuran
perusahaan memiliki pengaruh signifikan dan negatif bahwa manajemen perusahaan besar
memiliki dorongan untuk mengurangi penundaan audit (audit delay) dan penundaan
laporan keuangan (audit report lag) yang disebabkan oleh karena perusahaan besar
senantiasa diawasi secara ketat oleh para investor, asosiasi perdagangan dan agen regulator.
Menurut Yuliyanti (2011) Perusahaan besar lebih konsisten untuk tepat waktu
dibandingkanperusahaan kecil dalam menginformasikan laporan keuangannya. Pengaruh
ini ditunjukkan dengan semakin besar nilai asset perusahaan maka semakin pendek audit
report lag dan sebaliknya. Perusahaan besar diduga akan menyelesaikan proses auditnya
lebih cepat dibandingkan perusahaan kecil, sama seperti penelitian yang dilakukan oleh
Kartika (2009), Puspitasari dan Sari (2012), Rachmawati (2008), menyimpulkan bahwa
bahwa ukuran perusahaan mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap audit
report lag perusahaan, dimana semakin besar total aset yang dimiliki oleh suatu perusahaan
maka semakin kecil audit report lagnya.

Profitabilitas dan Audit Report Lag


Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan
(laba) dari aktivitas penjualan dan investasi. Perusahaan akan mengukur kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan keuntungan (profitabilitas) baik dari tingkat penjualan,
aset, modal maupun saham tertentu. Untuk menilai profitabilitas perusahaan dilihat dari
EAT (laba bersih sesudah pajak). ROA merupakan perbandingan antara laba setelah pajak
dengan total aset, sehingga perusahaan dengan jumlah aset yang besar dengan tingkat
pengembalian yang besar merupakan kabar yang baik, namun akan lebih baik lagi
perusahaan yang memiliki jumlah aset yang kecil tetapi dapat memberikan tingkat
pengembalian yang besar. Sehingga, rasio return on asset akan berpengaruh negatif
terhadap audit report lag.
Menurut Ashton et.al, (1984) dalam Kartika (2009) perusahaan yang
profitabilitasnya rendah akan memacu kemunduran publikasi laporan keuangan auditan.
Jadi, semakin tinggi tingkat profitabilitas suatu perusahaan maka semakin pendek audit

56
Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Dan Opini Auditor Terhadap Audit Report Lag
(Studi Pada Perusahaan Di Sektor Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2012)

report lag, begitu pula sebaliknya, karena mempengaruhi kecermatan dan kehati-hatian
auditor dalam melakukan proses audit laporan keuangan. Hasil penelitian yang dilakukan
oleh Lianto dan Kusuma (2010) yang menyebutkan bahwa profit merupakan berita baik
bagi perusahaan, sehingga perusahaan yang memiliki tingkat profitabilitas yang lebih tinggi
membutuhkan waktu dalam pengauditan laporan keuangan yang lebih cepat dikarenakan
keharusan untuk menyampaikan kabar baik secepatnya kepada publik.

Opini Auditor dan Audit Report Lag


Laporan audit adalah alat formal yang digunakan auditor dalam
mengkomunikasikan kesimpulan tentang laporan keuangan yang diaudit kepada pihak-
pihak yang berkepentingan. Menurut Mulyadi (2002) tujuan utama audit atas laporan
keuangan adalah untuk menyatakan pendapat apakah laporan keuangan klien secara wajar,
dalam semua hal yang material, sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum di
Indonesia. Akuntan publik bertanggung jawab terhadap kewajaran laporan keuangan
berdasarkan Prinsip Akuntansi yang Berlaku Umum yang disusun oleh Ikatan Akuntan
Indonesia (IAI).Setelah melakukan kegiatan audit, akuntan publik harus membuat laporan
audit yang memuat suatu pernyataan atau opini dari laporan keuangan yang telah
diaudit.Laporan Hasil Audit berperan penting dalam pengambilan keputusan oleh
penggunanya. Seorang investor dalam mengambil keputusan di pasar modal akan
mempertimbangkan pendapat yang diberikan oleh akuntan publik.
Penelitian Iskandar dan Trisnawati (2010) juga Kartika (2009) menyatakan bahwa
Audit Report Lag berhubungan positif dengan opini audit yang diberikan oleh auditor.
Perusahaan yang menerima opini wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion)
mempunyai waktu audit yang lebih cepat dibandingkan perusahaan yang menerima opini
selain wajar tanpa pengecualian. Perusahaan yang mendapat unqualified opinion dari
auditor untuk laporan keuangannya akan lebih tepat waktu dalam menyampaikan laporan
keuangannya karena unqualified opinion merupakan berita baik dari auditor. Sebaliknya,
perusahaan tidak tepat waktu waktu dalam menyampaikan laporan keuangannya apabila
menerima opini selain unqualified opinion karena hal tersebut dianggap sebagai berita
buruk.
Berdasarkan teori dan kerangka pemikiran yang telah dipaparkan pada sub bab
sebelumnya, maka penelitian ini memiliki hipotesis sebagai berikut:
H1 : Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, dan Opini Auditor memiliki pengaruh signifikan
secara simultan terhadap Audit Report Lagperusahaan sektor Manufaktur pada tahun
2010-2012.
H2 : Ukuran Perusahaan memiliki pengaruh signifikan terhadap terhadap Audit Report Lag
perusahaan sektor Manufaktur pada tahun 2010-2012.
H3 : Profitabilitas memiliki pengaruh signifikan terhadap terhadap Audit Report Lag
perusahaan sektor Manufaktur pada tahun 2010-2012.

57
Portofolio Volume 12 Nomor 1 Mei 2015, 51 – 69 ISSN : 1829 - 7188

H4: Opini Auditor memiliki pengaruh signifikan terhadap terhadap Audit Report Lag
perusahaan sektor Manufaktur pada tahun 2010-2012.

3. METODE PENELITIAN
Populasi yang akan dijadikan sampel penelitian adalah populasi yang memenuhi
kriteria sampel tertentu. Kriteria-kriteria tersebut adalah sebagai berikut :

Tabel 1. Kriteria Pengambilan Sampel


1. Perusahaan sektor manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek 129
Indonesia (BEI) padatahun 2010-2012 secara berturut-turut.
2. Perusahaan sektor manufaktur yang tidak mengeluarkan laporan (13)
keuangan untuk periode 2010-2012 secara berturut-turut.

3. Perusahaan sektor manufaktur yang tidak mempublikasikan (15)


laporan auditor independen di setiap tahunnya.
4. Perusahaan sektor manufaktur yang terdaftar di BEI tidak (17)
menyajikan laporan keuangan dalam mata uang Rupiah.
Jumlah sampel yang dijadikan dalam objek penelitian 84
Sumber : : ww.idx.co.id data diolah, 2014.

Variabel Operasional
Variabel Independen
A. Ukuran perusahaan
Ukuran perusahaan dalam penelitian ini diukur dengan memakai log natural total
aset, penggunaan logaritma natural (Ln) dalam penelitian ini dimaksudkan untuk
mengurangi fluktuasi data yang berlebih. Dengan menggunakan Ln, nilai miliar bahkan
triliun tersebut dapat disederhanakan, tanpa mengubah proporsi dari nilai asal yang
sebenarnya (Indriyani dan Supriyati ,2012)

B. Profitabilitas
Profitabilitas dalam penelitian ini menggunakan perhitungan dengan rasio Return
On Assets (ROA). Rasio ini mengukur sejauh mana asset perusahaan mampu memberikan
keuntungan bagi perusahaan dan mengukur kinerja manajer perusahaan dalam
menginfetasikan modalnya. Perhitungan profitabilitas dirumuskan sebagai berikut:

58
Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Dan Opini Auditor Terhadap Audit Report Lag
(Studi Pada Perusahaan Di Sektor Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2012)

ROA =

C. Opini Auditor Independen


Opini audit dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan variabel dummy.
Kategori perusahaan yang mendapat unqualified opinion dari auditor diberi nilai dummy 1
dan kategori perusahaan yang mendapat opini selain unqualified opinion dari auditor diberi
nilai dummy 0.

Variabel Dependen
Audit report lag diukur dengan menghitung jumlah hari, jeda waktu antara
penutupan tahun buku perusahaan terkait sampai dengan diterbitkannya laporan auditor
independen, dimana regulasi di Indonesia mewajibkan seluruh perusahaan go public yang
tercatat melaporkanlaporan keuangan selambat-lambatnya di akhir bulan ketiga
setelahtanggal laporan keuangan (90 hari) Perhitungan audit report lag dirumuskan sebagai
berikut:

4. HASIL PENELITIAN
Analisis Statistik Deskriptif

Tabel 2 Hasil Pengujian Statistik Deskriptif


Ukuran Opini Audit Report
Profitabilitas
Perusahaan Auditor Lag
Mean 27,7444 0,0681 0,5189 77,96429
Maximum 32,8365 0,4162 1 150
Minimum 23,0825 -0,7558 0 31
Std.Dev 1,6032 0,1177 0,5006 15,6875
Sumber: data sekunder yang diolah, 2014

Ukuran Perusahaan
Berdasarkan tabel 2 diatas, nilai rata-rata (mean) ukuran perusahaan selama tiga
periode adalah 27,744365, dan deviasi standar sebesar 1,6032288. Berdasarkan data sampel
jumlah ukuran perusahaan terbesar yaitu 32.83653217 dengan jumlah Rp.
182.274.000.000.000 pada PT. Astra International Tbk di tahun 2012, sedangkan data
sampel terkecil yaitu 23.08249988 dengan jumlah Rp. 10,582,842,346 pada PT. Alam
Karya Unggul Tbk di tahun 2012. Dari 252 data sampel, perusahaan manufaktur yang

59
Portofolio Volume 12 Nomor 1 Mei 2015, 51 – 69 ISSN : 1829 - 7188

memiliki total aset diatas rata-rata adalah sebanyak 110 data sampel dan 142 data sampel
memiliki nilai total aset dibawah rata-rata.

Profitabilitas
Berdasarkan uji statistik deskriptif diperoleh informasi bahwa standar deviasi
profitabilitas sebesar 0,1177. Standar deviasi dalam penelitian ini lebih besar dari nilai rata-
rata ROA yaitu sebesar 0,0681. ROA tertinggi dimiliki oleh PT Hanjaya Mandala
Sampoerna Tbk (HMSP) pada tahun 2011 sebesar 0,4162 sepanjang tahun 2010-2012.
Sedangkan ROA terendah dimiliki oleh PT. Alam Karya Unggul Tbk (AKKU) sebesar -
0,7558. Dari 252 data sampel, perusahaan manufaktur yang memiliki ROA diatas rata-rata
adalah sebanyak 109 data sampel dan 143 data sampel memiliki ROA dibawah rata-rata,
lebih besarnya data sampel yang memiliki ROA dibawah rata-rata.

Opini Auditor
Berdasarkan tabel 4.1, dapat diketahui bahwa dari total 252 data sampel, 131 data
sampel diantaranya (51,98%) mendapat opini wajar tanpa pengecualian (unqualified
opinion), dan 121 data sampel (48,02%) mendapat opini audit selain wajar tanpa
pengecualian (unqualified opinion). Hal ini memberi gambaran bahwa pada sektor
manufaktur mayoritas perusahaan mendapat opini audit wajar tanpa pengecualian
(unqualified opinion).

Audit Report Lag


Berdasarkan tabel 4.1 diatas, nilai rata-rata (mean) dari perusahaan manufaktur
menyampaikan laporan auditor independennya selama 77,96429 hari, nilai maksimum dari
perusahaan dalam penyampaian laporan audit selama 150 hari yaitu PT Sunson Textile
Manufacturer Tbk pada tahun 2011, dan untuk nilai minimum selama 31 hari yaitu PT
Holcim Indonesia Tbk pada tahun 2010. Dari 252 data sampel, sebanyak 146 data sampel
menyampaikan laporan auditnya diatas nila rata-rata, dan sebanyak 106 data sampel
menyampaikan laporan auditnya dibawah nilai rata-rata.

Analisis Model Regresi


Menurut Juanda dan Junaidi (2012:180), terdapat tiga pendekatan dalam
perhitungan model regresi data panel. Pendekatan-pendekatan tersebut ialah (1) Metode
Common-Constant (ThePooled OLS Method), (2) Metode Fixed Effect (FEM), dan (3)
Metode Random Effect (REM). Terdapat tiga uji yang digunakan untuk menentukan teknik
yang paling tepat untuk mengestimasi regresi data panel. Pertama, uji statistik F (Uji Chow)
digunakan untuk memilih antara metode Common-Constant (The Pooled OLS Method)
tanpa variabel dummy atau Fixed Effect. Kedua, uji Langrange Multiplier (LM) digunakan
untuk memilih antara Common-Constant (The Pooled OLS Method) tanpa variabel dummy

60
Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Dan Opini Auditor Terhadap Audit Report Lag
(Studi Pada Perusahaan Di Sektor Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2012)

atau Random Effect. Terakhir, uji Hausmann digunakan untuk memilih antara Fixed Effect
atau Random Effect.

Uji Statistik F (Uji Chow)


Untuk mengetahui apakah model Fixed Effect Method (FEM) lebih baik
dibandingkan model Common-Constant (The Pooled OLS Method) dapat dilakukan dengan
melihat signifikansi model FEM dengan uji statistik F (Uji Chow), dengan ketentuan
pengambilan keputusan sebagai berikut:
H0: Metode Common Effect
H1: Metode Fixed Effect
Jika nilai probabilitas (p-value) cross section Chi-square < 0,05 (taraf signifikansi =
5%) atau nilai probabilitas (p-value) cross section F < 0,05 maka H0 ditolak atau regresi
data panel tidak menggunakan metode Common Effect. Namun, jika nilai probabilitas (p-
value) cross sectionChi-square > 0,05 (taraf signifikansi = 5%) atau nilai probabilitas (p-
value) cross section F > 0,05 maka H0 diterima atau regresi data panel menggunakan
metode Common-Constant (The Pooled OLS Method).
Berdasarkan pengujian uji statistik F (Uji Chow) maka diperoleh data hasil
pengujian sebagai berikut:

Tabel 3. Hasil Uji Statistik F (Uji Chow)

Effects Test Statistic d.f. Prob.

Cross-section F 5.900642 (83,165) 0.0000


Cross-section Chi-square 347.334887 83 0.0000
Sumber: Output Eviews 6.0

Berdasarkan hasil uji statistik F (Uji Chow), diperoleh nilai probabilitascross-


sectionChi-square sebesar 0,0000 lebih kecil dari taraf signifikansi 0,05 dan nilai
probabilitas cross-section F sebesar 0,0000 lebih kecil dari taraf signifikansi alpha 0,05
menunjukkan bahwa nilai probabilitas (p-value) < 0,05 maka sesuai dengan ketentuan
bahwa H0 tidak diterima atau penelitian ini menggunakan metode Metode Fixed Effect
(FEM).

Uji Hausman
Untuk mengetahui apakah Metode Fixed Effect (FEM).model lebih baik
dibandingkan model Random Effect Method (REM), dapat digunakan uji Hausmann,
dengan ketentuan pengambilan keputusan sebagai berikut:
H0: Metode Random Effect
H1: Metode Fixed Effect

61
Portofolio Volume 12 Nomor 1 Mei 2015, 51 – 69 ISSN : 1829 - 7188

Jika hasil statistik hausmann lebih besar dari nilai kritis statistik chi-square, maka
hipotesis nol akan ditolak, yang berarti estimasi yang tepat untuk regresi data panel adalah
metode FEM.Berdasarkan pengujian uji Hausmann maka diperoleh data hasil pengujian
sebagai berikut.

Tabel 4. Hasil Uji Hausman


Correlated Random Effects - Hausman Test
Equation: Untitled
Test cross-section random effects
Test Summary Chi Sq. Statistic Chi Sq. d.f. Prob.
Cross section random 3.176467 3 0.3652
Sumber: Output Eviews 6.0

Berdasarkan hasil uji hausmann diperoleh nilai probabilitas sebesar 0,3652 lebih
kecil dari nilai kritis statistik chi-square 3,176467 maka sesuai dengan ketentuan bahwa H0
diterima atau penelitian ini menggunakan metode Metode Random Effect (REM).

Pemilihan Akhir Model


Berdasarkan pengujianstatistik yang telah dilakukan dan hasil yang didapat maka
dalam penelitian ini menggunakan Random EffectModel (REM).

Tabel 5. Regresi Data Panel Metode Common-Random Effect

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 103.3623 24.81541 4.165247 0.0000


X1 -0.801621 0.895804 -0.894863 0.3717
X2 -16.50514 8.806769 -1.874142 0.0621
X3 -3.911871 1.701808 -2.298656 0.0224
Effects Specification
S.D. Rho

Cross-section
random 12.15602 0.6270
Idiosyncratic
random 9.376778 0.3730

Statistics
Weighted

62
Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Dan Opini Auditor Terhadap Audit Report Lag
(Studi Pada Perusahaan Di Sektor Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2012)

R-squared 0.039178 Mean dependent var 31.71815


Adjusted R-squared 0.027556 S.D. dependent var 9.512084
S.E. of regression 9.380114 Sum squared resid 21820.66
F-statistic 3.370808 Durbin-Watson stat 2.159169
Prob(F-statistic) 0.019157

Statistics
Unweighted

R-squared 0.059953 Mean dependent var 77.96429


Sum squared resid 58067.35 Durbin-Watson stat 0.811376
Sumber: Output Eviews 6.0
Metode persamaan regresi data panel yang dibentuk dalam penelitian ini merupakan
model Random Effect. Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa nilaikonstanta
koefisien sehingga dapat dibentuk persamaan regresi data panel sebagai berikut :
Y = 103.3623-0,801621 X1- 16.50514 X2-3,911871 X3
Metode persamaan regresi data panel yang dibentuk dalam penelitian ini merupakan
metode Random Effect. Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui nilai konstanta koefisien
sehingga dapat dibentuk dalam persamaan regresi data panel sebagai berikut:
1. Koefisien Audit Report Lag sebesar 103.3623 yang berarti apabila variabel ukuran
perusahaan, profitabilitas, dan opini auditor konstan maka tingkat audit report lag
perusahaan manufaktur yang tercatat pada Bursa Efek Indonesia akan naik sebesar
103.3623 satuan.
2. Koefisien Ukuran Perusahaan (X1) sebesar -0.801621 yang berarti jika terjadi
perubahan kenaikan ukuran perusahaan sebesar 1 satuan (dengan asumsi variabel lain
konstan) maka tingkat audit report lag emiten industri sektor manufaktur akan
mengalami kenaikan sebesar -0.801621 satuan.
3. Koefisien Profitabilitas (X2) sebesar -16.50514 yang berarti jika terjadi perubahan
kenaikan profitabilitas sebesar 1 satuan (dengan asumsi variabel lain konstan) maka
tingkat audit report lag emiten industri sektor barang konsumsi akan mengalami
kenaikan sebesar -16.50514 satuan.
4. Koefisien Opini Auditor (X3) sebesar -3,911871 yang berarti jika terjadi perubahan
kenaikan opini auditor sebesar 1 satuan (dengan asumsi variabel lain konstan) maka
tingkat audit report lag emiten industri sektor manufaktur akan mengalami kenaikan
sebesar -3,911871 satuan.

63
Portofolio Volume 12 Nomor 1 Mei 2015, 51 – 69 ISSN : 1829 - 7188

Uji F
Berdasarkan tabel 4.4 diperoleh bahwa nilai prob ( F statistic) sebesar 0,0000 < 0,05
maka H0 ditolak yang berarti Ukuran Perusahaan, Profitabilitas dan Opini Auditor
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Audit Report Lag Perusahaan Manufaktur
yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2012. Hal ini menunjukkan bahwa
hipotesis pertama diterima, yang menyatakan ukuran perusahaan, profitabilitas dan opini
auditor secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap audit report lag Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2012.

Koefisien Determinasi
Berdasarkan tabel diperoleh bahwa nilai R2 (R square) sebesar 0,039178 atau
3,9178%. Hal ini mengindikasikan bahwa variabeli ndependen yang terdiri dari ukuran
perusahaan, profitabilitas, danopini auditor mampu menjelaskan audit report lag sebagai
variabel dependen sebesar 3,9178% pada perusahaan manufaktur yang tercatat pada Bursa
Efek Indonesia. Sedangkan sisanya dijelaskan oleh variabel lain pada sector ini.

Uji-t Parsial
Uji-t (parsial) dilakukan untuk menentukan nilai koefisien regresi secara sendiri-
sendiri terhadap variabel terikat (Y) apakah signifikan atau tidak. Ketentuan pengambilan
keputusan uji parsial yaitu jika thitung> ttabel atau -thitung<-ttabel dan jika nilai prob (p value) <
0,05 (taraf signifikansi 5%) maka H0 ditolak yang berarti variabel independenmemiliki
pengaruh signifikan terhadap variabel dependen secara parsial. Namun jika thitung<ttabel atau
–thitung > -ttabel dan jika nilai prob (p value) > 0,05 (taraf signifikansi 5%) maka H0 diterima
yang berarti variabel independen tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel
dependen secara parsial. Pada tabel menunjukan hasil dari pengujian parsial terhadap
variabel audit report lag

Tabel 6. Hasil Uji-t Parsial


Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 103.3623 24.81541 4.165247 0.0000
X1 -0.801621 0.895804 -0.894863 0.3717
X2 -16.50514 8.806769 -1.874142 0.0621
X3 -3.911871 1.701808 -2.298656 0.0224

Nilai ttabel dengan df 127 (df = n-k = 252-4 = 248) adalah sebesar 1,96957. Dari hasil
tabel diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa :
1. Variabel ukuran perusahaan memiliki thitung sebesar 0.894863 dan ttabel sebesar
1.96957. Sehingga thitung< ttabel yaitu 0.894863 <1.96957 dan uji signifikansi yang
dilakukan didapatkan bahwa variabel ukuran perusahaan memiliki p value sebesar

64
Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Dan Opini Auditor Terhadap Audit Report Lag
(Studi Pada Perusahaan Di Sektor Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2012)

0.3717. Karena nilai p value > 0,05 maka variabel ini berada pada daerah menerima
H0. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa variabel ukuran perusahaan
merupakan variabel yang tidak mempengaruhi audit report lag perusahaan
manufaktur yang tercatat pada Bursa Efek Indonesia 2010-2012.
2. Variabel profitabilitas memiliki thitung sebesar 1.874142 dan ttabel sebesar 1.96957.
Sehingga thitung < ttabel yaitu 1.874142 < 1.96957 dan uji signifikansi yang dilakukan
didapatkan bahwa variabel profitabilitas memiliki p value sebesar 0.0621. Karena
nilai p value > 0,05 maka variabel ini berada pada daerah menerima H0. Sehingga
dapat diambil kesimpulan bahwa variabel profitabilitas merupakan variabel yang
tidak mempengaruhi mempengaruhi audit report lag perusahaan manufaktur yang
tercatat pada Bursa Efek Indonesia 2010-2012.
3. Variabel opini auditor memiliki thitung sebesar 2.298656 dan ttabel sebesar 1.96957.
Sehingga thitung > ttabel yaitu 2.298656 > 1.96957 dan uji signifikansi yang dilakukan
didapatkan bahwa variabel opini auditor memiliki p value sebesar 0.0224. Karena
nilai p value< 0,05 maka variabel ini berada pada daerah menolak H0. Sehingga dapat
diambil kesimpulan bahwa variabel opini auditor merupakan variabel yang
mempengaruhi audit report lag perusahaan manufaktur yang tercatat pada Bursa Efek
Indonesia 2010-2012.

5. KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari berbagai teknik pengujian dan analisis data diperoleh
beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Ukuran Perusahaan, Profitabiltas , Opini Auditor dan Audit Report Lag Pada
Perusahaan Sektor Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Pada Tahun 2010-2012
sebagai berikut :
a. Ukuran perusahaan didominasi oleh kategori perusahaan yang memiliki nilai
total aset dibawah rata rata. Hal ini terbukti dari total 252 data sampel, sebanyak
142 data sampel memiliki nilai total aset dibawah nilai rata-rata, dan sebanyak
110 data sampel memiliki total aset diatas nilai rata-rata.
b. Profitabilitas pada penelitian ini diukur dengan rasio pengembalian investasi
atau Return On Assets, profitabilitas didominasi oleh kategori perusahaan yang
memiliki nilai total aset dibawah rata rata. Hal ini terbukti dari total 252 data
sampel, sebanyak 143 data sampel memiliki ROA dibawah rata-rata, dan
sebanyak 109 data memiliki ROA diatas rata-rata.
c. Opini auditor didominasi oleh perusahaan yang mendapatkan opini wajar tanpa
pengecualian (unqualified opinion). Hal ini terbukti dari total 252 data sampel,
sebanyak 131 atau 51,98% data sampel mendapatkan opini wajar tanpa

65
Portofolio Volume 12 Nomor 1 Mei 2015, 51 – 69 ISSN : 1829 - 7188

pengecualian (unqualified opinion), dan sebanyak 121 atau (48,02%) data


sampel mendapatkan opini selain wajar tanpa pengecualian (unqualified
opinion).
d. Audit report lag pada penelitian ini diukur berdasarkan jeda hari tanggal laporan
keuangan perusahaan berakhir dengan tanggal diterbitkannya laporan auditor
independen. nilai rata-rata (mean) audit report lag di perusahaan manufaktur di
tahun 2009-2012 sebesar 77,9643 hari tidak melanggar peraturan dari
BAPEPAM yang mewajibkan diterbitkannya laporan auditor paling lambat 90
hari. Hal ini sesuai bila dilihat dari Audit report lag didominasi oleh perusahaan
yang menyampaikan laporan keuangan dan laporan auditor secara tepat waktu.
Hal ini terbukti dari 252 data sampel perusahaan, sebanyak 234 perusahaan
menyampaikan laporan keuangan dan laporan auditor secara tepat waktu,
sedangkan sebanyak 18 perusahaan telat menyampaikan laporan keuangan dan
laporan auditor.
2. Secara simultan, variabel ukuran perusahaan, profitabilitas, dan opini auditor
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap audit report lag di perusahaan sektor
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2012. Hal ini
dibuktikan berdasarkan Uji simultan (uji f) dengan nilai signifikansi 0.0000 yang
lebih kecil dari 0.05 (0.0000 < 0.05). Kemampuan ketiga variabel independen ini
dalam menjelaskan variasi variabel dependen mencapai 3,9178%, sedangkan variabel
lain yang mempengaruhinya sebesar 96,0822% tidak dimasukkan dalam model
penelitian ini.
3. Secara parsial, dapat diketahui bahwa :
a. Ukuran perusahaan tidak memiliki pengaruh yang signifikan dengan arah
hubungan negatifterhadap audit report lag, artinya semakin besar ukuran
perusahaan, maka semakin rendah juga audit report lag yang terjadi.
b. Profitabilitastidak memiliki pengaruh yang signifikan dengan arah hubungan
negatif terhadap audit report lag, artinya semakin besar ukuran perusahaan,
maka semakin rendah juga audit report lag yang terjadi.
Opini auditor secara parsial memiliki pengaruh yang signifikan dengan arah
hubungan positif terhadap audit report lag, artinya perusahaan yang mendapat opini
wajar tanpa pengecualian (WTP) akan semakin tepat waktu dalammenyampaikan
laporan keuangan. semakin bagus opini audit yang diterima, maka akan semakin
rendah juga audit report lag yang terjadi.
Saran
AspekTeoritis
Berdasarkan hasil penelitian ini, penulis memberikan saran bagi penelitian
selanjutnya untuk menggunakan variabel penelitian yang lain karena dalam penelitian ini
hanya sebesar 3,9178% variabel independen yang mempengaruhi variabel dependen,

66
Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Dan Opini Auditor Terhadap Audit Report Lag
(Studi Pada Perusahaan Di Sektor Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2012)

contoh variabel lain yang sesuai dan mempengaruhi secara signifikan, seperti tingkat
leverage (debt to total asset), laba/rugi perusahaan, besarnya audit fee dan lain sebagainya.
Variabel dependen dapat lebih dikembangkan lagi tidak hanya didasarkan pada tanggal
penyampaian laporan keuangan auditan kepada Bapepam, tetapi juga didasarkan pada
tanggal laporan audit dan tanggal laporan keuangan dipublikasikan di media massa. Selain
itu, obyek penelitian yang digunakan hanya perusahaan-perusahaan di sektor manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, sehingga penulis menyarankan untuk penelitian
selanjutnya menggunakan perusahaan-perusahaan yang terdaftar dalam indeks lain di Bursa
Efek Indonesia agar hasil penelitian dapat digeneralisasi.

Aspek Praktis
Berdasarkan hasil penelitian ini, penulis mencoba memberikan saran sebagai berikut
:
a. Bagi Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Bagi perusahaan disarankan untuk memperhatikan ketepatan waktu penyampaian
laporan keuangan agar tidak melanggar peraturan yang telah ditetapkan Bapepam
serta menghindari berbagai sanksi yang diberikan atas keterlambatan penyampaian
laporan keuangan audit.
b. Bagi Investor
Bagi investor yang akan berinvestasi pada perusahaan di sektor manufaktur sebaiknya
memperhartikan audit report lag perushaan karena dapat mencerminkan kualitas
opini auditor dari perusahaan tersebut selain itu juga memperhatikan komponen-
komponen lain yang ada pada perusahaan (seperti jumlah hutang, jumlah modal,
jumlah aset, dsb) sebagai pertimbangan infestasi.

DAFTAR PUSTAKA
Arens, A. A., Elder, R. J., & Beasley, M. S. (2008). Auditing dan Jasa Assurance
Pendekatan Terintegrasi, (Edisi Ke 12 Jilid I). Jakarta: Erlangga.
Febrianty. (September 2011). Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Audit Delay
Perusahaan Sektor Perdagangan yang Terdaftar di BEI Periode 2007-2009. Jurnal
Ekonomi dan Informasi Akuntansi (JENIUS) Vol. 1, No. 3, 294-320.
Gozali, N., & Nasehudin, T. S. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: CV
Pustaka Setia.
Ikatan Akuntan Indonesia. (2013). Standar Akuntansi Keuangan Per 1 Juli 2013. Jakarta:
IAI.
Indriyani, R. E., & Supriyati. (July 2012). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Report
Lag Perusahaan Manufaktur di Indonesia dan Malaysia. The Indonesian Accounting
Review Volume 2, No. 2, 185-202.

67
Portofolio Volume 12 Nomor 1 Mei 2015, 51 – 69 ISSN : 1829 - 7188

Iskandar, M. J., & Trisnawati, E. (Desember 2010). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi


Audit Report Lag Pada Perusahaan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal
Bisnis dan Akuntansi Vol.12, No. 3, 175-186.
Juanda, Bambang dan Junaidi. (2012). Ekonometrika Deret Waktu : Teori dan Aplikasi.
Bogor: IPB Press
Juanita, G., & Satwiko, R. (April 2012). Pengaruh Ukuran Kantor Akuntan Publik,
Kepemilikan, Laba Rugi, Profitabilitas dan Solvabilitas Terhadap Audit Report Lag.
Jurnal Bisnis dan Akuntansi Vol. 14, No. 1, 31-40.
Kartika, A. (Maret 2009). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Delay di Indonesia
(Studi Empiris Pada Perusahaan-Perusahaan LQ 45 yang Terdaftar di Bursa Efek
Jakarta). Jurnal Bisnis dan Ekonomi (JBE) Vol. 16, No. 1, 1-17.
Kartika, A. (Nopember 2011). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Delay Pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI. Dinamika Keuangan dan Perbankan
Vol. 3, No.2, 152-171.
Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor : KEP-11/PM/1997 Tentang
Perubahan Peraturan Nomor IX.C.7 Tentang Pedoman Mengenai Bentuk dan Isi
Pernyataan Pendaftaran Dalam Rangka Penawaran Umum Oleh Perusahaan
Menengah atau Kecil.
Lianto, N., & Kusuma, B. H. (Agustus 2010). Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap
Audit Report Lag. Jurnal Bisnis dan Akuntansi Vol.12, No.2, 97-106.
Listiana, L., & Susilo, T. P. (Februari 2012). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Reporting
Lag Perusahaan. Media Riset Akuntansi, Vol. 2, No. 1.
Mulyadi. (2011). Auditing, (Buku 1 edisi ke 6). Jakarta: Salemba Empat.
Mulyatiningsih, E. (2012). Metode Penelitian Terapan Bidang Pendidikan. Bandung:
Alfabeta.
Puspitasari, E., & Nurmalasari, A. (November 2012). Pengaruh Karakteristik Perusahaan
Terhadap Lamanya Waktu Penyelesaian Audit (Audit Delay) Pada Perusahaan yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Akuntansi & Auditing Volume 9/No.1, 31-
42.
Pengumuman Penyampaian Laporan Keuangan Auditan untuk Periode yang Berakhir Per
31 Desember 2010 Peng-LK-00049/BEI/PPR/04-2011 Peng-LK-00048/BEI.PPJ/04-
2011.
Pengumuman Penyampaian Laporan Keuangan Auditan untuk Periode yang Berakhir Per
31 Desember 2011 Peng-LK-00037/BEI/PPR/04-2012 Peng-LK-00046/BEI.PPJ/04-
2012.
Pengumuman Penyampaian Laporan Keuangan Auditan untuk Periode yang Berakhir Per
31 Desember 2012 Peng-LK-00043/BEI/PPR/04-2013 Peng-LK-00046/BEI.PPJ/04-
2013.

68
Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Dan Opini Auditor Terhadap Audit Report Lag
(Studi Pada Perusahaan Di Sektor Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2012)

Peraturan Bapepam dan Lembaga Keuangan Nomor X.K.6 Lampiran Keputusan Bapepam
dan Lembaga Keuangan Nomor: Kep-134/BL/2006 tentang Kewajiban
Penyampaian Laporan Tahunan bagi Emiten atau Perusahaan Publik.
Peraturan Bapepam Nomor VIII. G. 2 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor: Kep-
38/PM/2003 tentang Laporan Tahunan yang Berlaku sejak tanggal 17 Januaru 1996.
Peraturan Bapepam Nomor X.K.7 tahun 2007 tentang Kewajiban Penyampaian Laporan
Keuangan Berkala.
Rachmawati, S. (Mei 2008). Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal Perusahaan Terhadap
Audit Delay dan Timeliness. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 10, No.1, 1-10.
Rustiarini, N. W., & Sugiarti, N. W. (Juni 2013). Pengaruh Karakteristik Auditor, Opini
Audit, Audit Tenure, Pergantian Auditor Pada Audit Delay. Jurnal Ilmiah
Akuntansi dan Humanika Volume 2 Nomor 2, 657-675.
Sekaran, U. (2011). Metodologi Penelitian Untuk Bisnis. Jakarta: Salemba Empat.
Setyarno, Indira dan Faisal. (2006). Pengaruh Kualitas Audit, Kondisi Keuangan
Perusahaan, Opini Audit Tahun Sebelumnya, Pertumbuhan Perusahaan Terhadap
Opini Audit Going Concern . Simposium Nasional Akuntansi 9 Padang.
Sugiyono. (2012). Metode Peneitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Surat Edaran Ketua Badan Pengawas Pasar Modal No. SE-02/PM/2002 Tanggal 27
Desember 2002 tentang Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan
Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik Industri Manufaktur.
Surat Pengumuman Bursa Efek Indonesia Perihal Penyampaian Laporan Keuangan Auditan
yang berakhir per 31 Desember 2012 (Peng-LK-00043/BEI.PPR/04-2013).
Surat Tanggapan PT. Roda Vivatex Tbk, No : 095/RV/XI/13 Perihal Keterlambatan
Penyampaian Laporan Keuangan per 31 Desember 2012.
Suwardjono. (2010). Teori Akuntansi Perekayasaan Pelaporan Keuangan (Edisi Ke 3).
Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.
Tiono, I., & JogiC., Y. (2013). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Report Lag di
Indonesia. Business Accounting Review Vol II.
Yulianti, A. (Februari 2013). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Delay Pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI. Accounting Analysi Journal ISSN
2252-6765 Vol 2, No. 1, 2013.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 tahun 1995 Tentang Pasar Modal.
Winarno, Wing Wahyu. (2011). Aplikasi Ekonometrika dan Statistika dengan Eviews.
Yogyakarta: STIM YPKN
BIODATA PENULIS :

Usman Sastradipraja.,SE.,MM.,Ak.,CPA adalah dosen tetap Fakultas Ekonomi Universitas


Jenderal Achmad Yani (Unjani)
Imam Saputryasto.,S.Ak adalah Mahasiswa Universitas Telkom

69
Portofolio Volume 12 Nomor 1 Mei 2015, 51 – 69 ISSN : 1829 - 7188

70

S-ar putea să vă placă și