Sunteți pe pagina 1din 12

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dalam Era Industri 4.0 ini, karakteristik utama kemajuan adalah interaksi antara
mesin dan mesin, yang menyebabkan berkurangnya volume peran tenaga manusia
operator dan meningkatkan peran tenaga manusia yang memiliki kompetensi tinggi.
Ini merupakan tantangan di era informasi global yang menuntut dunia pendidikan
tinggi khususnya dalam bidang teknik industri agar mempersiapkan sumber daya
manusia yang handal dan berkualitas serta mampu bersaing dalam menghadapi
tantangan dalam memenuhi tuntutan kebutuhan masyarakat dan industri seiring dengan
perkembangan sains dan teknologi informasi yang melaju dengan cepat (ABET
Engineering Criteria, 2000).
Tantangan lain dari dampak era informasi global, peran manusia sudah
tergeserkan oleh teknologi, ini merupakan permasalahan juga dari revolusi industri
yang secara fundamental akan mengubah cara kerja, bekerja dan berhubungan satu
dengan yang lain. Ini adalah bentuk transformasi yang sedang terjadi. Terjadinya hal
ini, tentu manusia utamanya generasi muda saat ini harus mampu menyesuaikan diri
mereka sehingga tetap menjadi pengendali mesin tidak hanya menjadi terkendali oleh
mesin. Utamnya negara Indonesia yang terkenal akan sumber daya alam yang sangat
melimpah dan mulai dikelola menggunakan mesin-mesin canggih.
Revolusi industri (RI) pertama yang dimulai sejak 1784 memperkaryakan air
dan kekuatan uap untuk mekanisasi sistem produksi. RI kedua yang dimulai tahun 1870
menggunakan daya listrik untuk melangsungkan produksi massal. Sedangkan RI ketiga
yang dimulai tahun 1969 menggunakan kekuatan elektronik dan teknologi informasi
untuk otomatisasi proses produksi. Sekarang dunia telah memasuki era baru RI
keempat, di mana kekuatannya bertopang pada revolusi industri ketiga. Dalam abad
ini, RI ini ditandai dengan bersatunya beberapa teknologi sehingga kita melihat suatu
area baru yang terdiri dari tiga bidang ilmu independen: fisika, digital dan biologi.
(Raymond R. 2016). Adanya perkembangan teknologi yang semakin pesat membuat

1
generasi muda lebih mengutamakan focus pendidikan yang terkait akan teknologi
misalkan keteknikan.
Berdasarkan laman berita Kompas.com menjelaskan bahwa ilmu keteknikan
masih berada di posisi kedua paling diminati di Indonesia tahun 2018 setelah Ilmu
Kedokteran adapun jurusan yang paling banyak diminati yaitu Teknik Elektro, Teknik
Sipil, Teknik Komputer dan Teknik-teknik lainnya. Hal ini diduga karna makin
maraknya perkembangan teknologi-teknologi canggih utamanya kecerdasan buatan
yang seolah-olah menciptakan alat yang melebihi kemampuan manusia. Ilmu
keteknikan yang masih memegang jurusan yang paling diminati adalah teknik elektro
dengan focus jurusan Teknik Komputer dan Otomasi Industri. Dua jurusan tersebut
masih merupakan dasar dari pembuatan teknologi-teknologi canggih saat ini. Tentu
perlu diketahau bahwa Otomasi adalah proses yang secara otomatis mengontrol operasi
dan perlengkapan sistem dengan perlengkapan mekanik atau elektronika yang dapat
mengganti manusia dalam mengamati dan mengambil keputusan (Beni,2013) dari
penjelasan sebelumhnya otomasi merupakan bagian dari kecerdasan buatan dan tentu
juga menjadi salah satu focus keahlian di Kampus yang berjurusan Keteknikan
utamanya Elektro.
Penelitian dari Thahir 2014 mendapatkan kesimpulan bahwa adanya bimbingan
belajar atau pelatihan akan meningkatkan tingkat prestasi dan tingkat kemampuan
siswa hal ini karena system pendidikan formal yang belum bisa memenuhi pemahaman
mahasiswa. Penelitia Putu pada tahun 2019 juga menjelaskan tentang Pelatihan sistem
informasi berbasis komputer berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja
individual. Dari dua penelitian yang penulis paparkan sebelumnya menjelaskan bahwa
pelatihan memang sangatlah penting untuk mengembangkan kemampuan manusia
utamanya generasi muda yang akan menghadapi dunia Industri 4.0.
Program pelatihan “Otomasi Industri” diharapkan mampu mengatasi masalah-
masalah yang ada diatas, dengan adanya program ini diharapkan akan mampu
memberikan kemampuandsat terhadap otomasi industry terhadap generasi muda.

2
Pelatihan ini akan dibawakan oleh mentor-mentor yang sudah kafabel dan memiliki
prestasi dengan bidang ini.

1.2. Rumusan Masalah


Terkait pada pemabahasan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa masalah
yang harus diselesaikan adalah butuhnya pelatihan generasi muda untuk menghadapi
era industri 4.0.

1.3. Tujuan Program


Tujuan utama program ini selain untuk mencerdaskan kehidupan bangsa adalah
untuk menyiapkan generasi milineal atau generasi muda untuk menghadapi ekonomi
ASEAN yang akan menjadi boomerang ketika generasi muda tidak siap bersaing
menghadapi teknologi yang akan memasuki Indonesia. Tujuan lainnya akan
menambah lapangan kerja bagi para pengajar-pengajar yang kafabel.

1.4. Output yang Diharapkan

Harapan yang diinginkan tentu adalah terciptanya pelatihan yang terakreditasi


langsung oleh Kementrian dan menjadi tempat Pelatihan yang bisa memiliki cabang
yang banyak dan tentunya output terpenting adalah adanya Generasi yang siap
menghadapi perkembangan teknologi dan dunia Ekonomi Asean.

1.5 Kegunaan Program


Program bisnis ini juga memiliki kegunaan, diantaranya:
a) Turut meningkatkan jumlah wirausahawan yang akan mempengaruhi kondisi
perekonomian Indonesia
b) Menciptakan lapangan pekerjaan sehingga mengurangi angka pengangguran

c) Mendukung gerakan generasi milineal yang siap menghadapi duni industry


4.0

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Dunia Industri 4.0
Istilah Industri 4.0 lahir dari ide revolusi industri ke empat. European
Parliamentary Research Service dalam Davies (2015) menyampaikan bahwa
revolusi industri terjadi empat kali. Revolusi industri pertama terjadi di Inggris
pada tahun 1784 di mana penemuan mesin uap dan mekanisasi mulai
menggantikan pekerja n manusia. Revolusi yang kedua terjadi pada akhir abad ke-
19 di mana mesin-mesin produksi yang ditenagai oleh listrik digunakan untuk
kegiatan produksi secara masal. Penggunaan teknologi komputer untuk otomasi
manufaktur mulai tahun 1970 menjadi tanda revolusi industri ketiga. Saat ini,
perkembangan yang pesat dari teknologi sensor, interkoneksi, dan analisis data
memunculkan gagasan untuk mengintegrasikan seluruh teknologi tersebut ke
dalam berbagai bidang industri. Gagasan inilah yang diprediksi akan menjadi
revolusi industri yang berikutnya. Angka empat pada istilah Industri 4.0 merujuk
pada revolusi yang ke empat. Industri 4.0 merupakan fenomena yang unik jika
dibandingkan dengan tiga revolusi industri yang mendahuluinya. Industri 4.0
diumumkan secara apriori karena peristiwa nyatanya belum terjadi dan masih
dalam bentuk gagasan (Drath dan Horch, 2014).

Gambar 1. Industri 4.0

4
Terdapat enam prinsip desain Industri 4.0 yaitu interoperability, virtualisasi,
desentralisasi, kemampuan real time, berorientasi layanan dan bersifat modular.
Berdasar beberapa penjelasan di atas, Industri 4.0 dapat diartikan sebagai era
industri di mana seluruh entitas yang ada di dalamnya dapat saling berkomunikasi
secara real time kapan saja dengan berlandaskan pemanfaatan teknologi internet
dan CPS guna mencapai tujuan tercapainya kreasi nilai baruataupun optimasi nilai
yang sudah ada dari setiap proses di industri.
2.2. Teknik Elektro
Teknik listrik atau teknik elektro (bahasa Inggris: electrical engineering)
adalah salah satu bidang ilmu teknik mengenai aplikasi listrik untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat. Teknik listrik melibatkan konsep, perancangan,
pengembangan, dan prosuk perangkat listrik dan elektronik yang dibutuhkan oleh
masyarakat. Insinyur listrik adalah kaum profesional yang memegang peranan
penting dalam memajukan teknologi dunia komputer, laser, penjelajahan
angkasa, telekomunikasi, energi, dan aplikasi lainnya dari perangkat dan sistem
elektronik. Teknik listrik bekerja sama dengan insinyur dari area lain
seperti teknik kimia, teknik mesin, dan teknik sipil untuk merancang,
mengembangkan, dan membantu produksi berbagai macam produk dan jasa
seperti sistem distribusi energi, komputer pribadi, sistem satelit, radiogenggam,
sistem radar, mobil listrik, jantung buatan, dan lain-lain yang melibatkan
komponen listrik dan elektronik.

Gambar 2. Teknik Elektro

5
bidang teknik listrik dapat dibagi ke dalam tujuh area spesialisasi, yaitu Teknik
Tenaga Listrik, Teknik Elektromagnetik, Teknik Telekomunikasi, Teknik
Komputer, Teknik Elektronika, Teknik Rekayasa Sistem, dan Teknik Kendali.
Yang paling utama dalam pembahasan kita adalah Teknik Kendali karna
merupakan bagian dari Otomasi Industri.
2.3. Otomasi Industri /Teknik Pengendali
Teknik kendali merupakan ilmu yang mempelajari kestabilan sistem. Ilmu ini
tidak hanya dipakai di bidang teknik elektro saja, tetapi juga di bidang teknik lain,
seperti teknik mesin, teknik kimia, dan lain-lain. Akan tetapi, karena banyak
dikembangkan oleh insinyur teknik elektro, maka ilmu ini banyak dipelajari di
jurusan teknik elektro. Teknik kendali tidak mempelajari sistem secara mendalam.
Yang terpenting mengetahui hubungan antara masukan dengan keluaran sistem
maka sistem bisa dikendalikan. Sistem yang dikendalikan bisa berupa peralatan
elektrik, mesin, bahkan ada yang mencoba menerapkan pengendalian
sistem ekonomi.

Gambar 3. Teknik Pengendali

Dalam teknik kendali banyak dipakai metode-metode tertentu, seperti tempat


kedudukan akar, diagram Bode, dan lain-lain. Terkadang para insinyur teknik
kendali mengendalikan bebarapa sistem secara bersama-sama. Ini yang dikenal
dengan nama sistem kendali multivariabel Cabang teknik kendali antara lain

6
adalah Sistem kendali optimal (Optimal Control), Sistem kendali
stokastik (Stochastic Control), Sistem kendali adaptif (Adaptive Control), Sistem
kendali digital (Digital Control System), Sistem kendali non linear (Non-linear
Control), Sistem kendali fuzzy (Fuzzy Control System) Sistem Kendali kokoh
(Robust Control
2.4. Pelatihan
Pelatihan (training) merupakan proses pembelajaran yang melibatkan
perolehan keahlian, konsep, peraturan, atau sikap untuk meningkatkan kinerja
tenaga kerja berdasarkan prosiding Universitas Negeri Makassar. Menurut pasal I
ayat 9 undang-undang No. 13 Tahun 2003. Pelatihan kerja adalah keseluruhan
kegiatan untuk memberi, memperoleh, meningkatkan, serta mengembangkan
kompetensi kerja, produktivitas, disiplin, sikap, dan etos kerja pada tingkat
ketrampilan dan keahlian tertentu sesuai dengan jenjang dan kualifikasi jabatan dan
pekerjaan.

terdapat 3 (tiga) tingkatan atau level analisis dalam menentukan kebutuhan


pelatihan yang harus dipenuhi, yaitu:

 Pertama, organization analysis (analisis organisasi): Memfokuskan pada


pengenalan di dalam organisasi di mana pelatihan dibutuhkan.
 Kedua, operations analysis (analisis operasi): Mencoba mengenal isi
pelatihan-apa yang tenaga kerja harus lakukan agar bekerja secara kompeten.
 Ketiga, individual analysis (analisis individual): Menentukan seberapa baik
setiap pekerja atau karyawan yang sedang melakukan tugas dalam
menyelesaikan tugasnya.

7
BAB III
ANALISIS & PEMBAHASAN

3.1. Spesifikasi Produk/Jasa


Usaha yang kami ajukan adalah usah yang berbentuk jasa, berupa pelatihan
“Otomasi Industri”dimana usaha ini akan memberikan pelatihan pada konsumen.
Pelatihan ini akan dilakukan setiap akhir pecan dengan jadwal waktu mengajar
mulai pukul 10.00-21.30 dengan jeda istirahat makan dan shalat disetiap waktu yang
telah disepakati. Setiap konsumen akan diberi waktu belajar dengan menggunakan
paket-paket sesuai pembayaran, berikut adalah paket yang kami siapkan :
Tabel 1 Penjabaran Paket Pelatihan
No. Nama Paket Penjelasan Paket Harga
1 Bronze 1. 12 Pertemuan (2 × 1 Minggu) Rp. 750.000
2. Jam Pembelejaran 2 × 50 menit
3. Paket Snack ( Air Mineral +
Snack + wifi 10 Mbps )
4. Buku Pedoman Otomasi Industri
Seharga Rp.150.000
2 Silver 1. 18 Pertemuan (2 × 1 Minggu) Rp. 900.000
2. Jam Pembelejaran 2 × 50 menit
3. Paket Snack ( Air Mineral +
Snack + wifi 10 Mbps )
4. Buku Pedoman Otomasi Industri
Seharga Rp.150.000
5. Paket Konsul 1 Jam/minggu
3 Gold 1. 24 Pertemuan (2 × 1 Minggu) Rp. 1.200.000
2. Jam Pembelejaran 2 × 50 menit
3. Paket Snack ( Air Mineral +
Snack + wifi 10 Mbps )

8
4. Buku Pedoman Otomasi Industri
Seharga Rp.150.000
5. Paket Konsul 4 Jam/minggu
Table diatas menjelaskan paket-paket pembelajaran yang ingin dilakukan
ketika pelatihan ini berhasil dilakukan.

3.2. Analisis SWOT


Proses pelaksanaan suatu usaha tentu melalui berbagai pross yang panjang sehingga,
pengusaha membutuhkan analisis terbaik untuk mempersiapkan apapun yang akan
dilakukan dengan memperhitungkan berbagai factor eksternal dan factor eksternal.
Dalam hal ini pengusaha menggunakan analisisi SWOT sebagai analisis standar yang
paling banyak digunakan dan mudah dipahami oleh masyarakat luas.
Tabel 2. Analisis SWOT pengadaan Usaha
Faktor Internal Kekuatan : Kelemahan :
a. Prestasi yang dimiliki a. Lembaga yang
Faktor Eksternal Lembaga terhadap dimiliki masih
bidang otomasi terintegrasi
industry. pendidikan
b. Memiliki pengajar b. Ruangan dan tempat
yang dianggap kafabel yang belum memadai
pada bidangnya

9
Peluang/Peluang :
a. Data kebutuhan
pengendalian
kecerdasan
manufaktur semakin
banyak di Indonesia
(Otomasi Industri
buka pintu pabrik-
pabrik pintar di
Indonesia. Suara.com)
b. Tempat pelatihan yang
ada di Makassar yang
terbilang masih
sedikit.

Ancaman Strategi :
a. Lembaga yang 1. Mengusahakan tempat
dianggap jauh lebih pelatihan menjadi
memadai lembaga dan
dibandingkan dengan terakreditasi
yang dimiliki 2. Promosi yang terus
b. Biaya mahal untuk digencarkan.
menyiapkan alat-alat 3. Memberikan harga
murah
3.3. Tenaga Kerja
Sebuah usaha tentu membutuhkan tenaga kerja yang dapat membantu dalam
proses berdirinya usaha mulai dari perancangan, pelaksanaan bahkan hingga evaluasi.
Berikut adalah tim Tenaga Kerja yang kami miliki :

Pimpinan Proyek : Andi Ahmad Badaruddin

Manajer Proyek : Reza Nugraha

Pelaksana Proyek : 1. Syutriadi

2. Muhammad Anshar

10
a. Pimpinan Proyek disini bertugas dalam memanajemen segala hubungan eklsternal
dalam pembuatan usaha dimana dia adalah orang yang akan mengajukan proposal
dan mencari tempat kerja sama. Pimpinan juga akan menjadi orang yang aktif
mencari Sponsor.
b. Manajemen Proyek bertugas membantu kerja-kerja pimpinan proyek, selain itu
mengawasi kerja Pelaksana proyek dan menganalisis hal-hal yang harus
diperhitungkan dan diperbaiki dalam pelaksanaan proyek.
c. Untuk pelaksana proyek adalah orang yang akan melakukan pengajaran atau
pelatihan Otomasi Industri yang telah dirancang sedemikian rupa dengan
pengawasan serta bantuan langsung oleh Manajemen Proyek
3.4. Penentuan Lokasi & Tata Letak Usaha

Lokasi tempat sementara dalam pelaksanaan usaha adalah Laboratorium PLC


Jurusan Pendidikan Teknik Elektro Universitas Negeri Makassar & ketika sudah
berhasil mendapatkan tempat untuk disewakan dengan kriteria yang telah ditentukan
tata letak usaha akan berpindah

3.5. Jumlah & Struktur Pemodalan

Kebutuhan modal kerja pada usaha Otomasi Industri meliputi biaya kebutuhan modal
kerja. Adapun perincian bahan-bahan dan alat-alat nya adalah sebagai berikut :

Tabel 3. Estimasi Pendanaan


No. Barang/Jasa Kuantitas Harga Satuan Total
1 Sewa Tempat 1 1.800.000 1.800.000
2 Buku Pembelajaran 20 150.000 3.000.000
Otomasi Dasar
3 Trainer PLC Omron 1 6.500.000 6.500.000
30 IO

4 Paket Arduino & 5 300.000 1.500.000


Sensor

11
5 Gaji Pengajar 2 3.900.000 7.800.000
6 Proyektor dan LCD 1 1.200.000 1.200.000
7 Pemasangan WIFI 1 800.000 800.000
8 Pembayaran Wifi 6 450.000 2.700.000
9 Dan Lain-lain - - 600.000
Total(Dalam Rupiah Rp.) 25.900.000
3.6. Penutup
Demikianlah proposal bisnis ini kami buat. Untuk pengajuan modal usaha
Pelatihan Otomasi Industri yang akan kami jalankan. Semoga proposal ini dapat
diterima dan dapat di pertimbangkan serta bermanfaat bagi kita semua. Tidak lupa
kami mengucap syukur kepada Tuhan YME karena atas segala Rahmat dan Hidayah-
Nya kami dapat menyelesaikan proposal bisnis kami. Dan tidak lupa pula kami
ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah ikut membantu dalam
pembuatan proposal ini.
Semoga proposal ini dapat diterima oleh semua pihak karena proposal ini
merupakan tahap awal kami dalam memulai Pelatihan Otomasi Industri ini. Dengan
selesainya proposal bisnis ini, kami berharap dapat segera mewujudkan usaha bisnis
yang telah kami rencanakan ini. Segala saran dan kritik yang membangun sangatlah
kami harapkan dari semua pihak, karena kami menyadari bahwa proposal kami masih
jauh dari kata sempurna. Saran dan kritik tersebut semoga saja dapat menjadi acuan
atau pelajaran bagi kami semua untuk dapat menjadi lebih baik lagi dihari esok. Atas
segala waktu dan perhatiannya kami mengucapkan terima kasih.

12

S-ar putea să vă placă și