Sunteți pe pagina 1din 5

MOLA HIDATIDOSA

Definisi :

Mola hidatidosa  suatu kehamilan yang berkembang tidak wajar, dimana tidak ditemukan janin dan
hampir seluruh vili korialis mengalami perubahan hidropik.

Etiologi :

Faktor endogen :

 Faktor ovum

Sel spermatozoa membuahi ovum yang telah kehilangan nukleusnya atau ovum yang memang sudah
patologik atau ovum kosong sehingga terjadi kelainan atau gangguan dalam pembuahan

 Faktor kromosom

Terdapat penelitian yang membuktikan bahwa kehamilan molahidatidosa memiliki penyebab genetic
terkait dengan mutase gen pada kromosom 19

 Imunoselektif dari sel Trofoblas

Proliferasi dari sel sel trofoblas yaitu sel-sel sititrofoblas dan sinsitiotrofoblast, masing masing
berproliferasi pada area yang berbeda

Faktor eksogen :

 Usia dan ibu hamil


-Dapat terjadi pada segala usia selama masa subur.
-Faktor resiko lebih tinggi <20 dan >35
 Usia dan gestasi
-Semakin tinggi usia kehamilan maka kehamilannya akan semakin beresiko
 Riwayat kehamilan
-Resiko meningkat pada kehamilan dengan riwayat mola hidatidosa, abortus spontan dan pada
infertilitas
 Paritas tinggi
-Multipara cenderung beresiko Karena trauma kelahiran dan penympangan transmisi genetic.
 Keadaan ekonomi dan social
-Pemenuhan zat gizi yang kurang yang dialami oleh ibu hamil dapat mengakibatkan gangguan
pertumbuhan dan perkembangan janin
 Infeksi mikroorganisme
-Terjadinya infeksi sangat tergantung dari jumlah yang masuk dalam tubuh, virulensi serta daya
tahan tubuh manusia
Epidemiologi :

• Secara umum, kira-kira 80% dari penyakit trofoblas gestasional merupakan mola hidatidosa.
• Wanita dengan riwayat Gestational Trophoblastic Disease (GTD) sebelumnya memiliki tingkat
resiko berulang 2%.
• Insiden mola hidatidosa relatif konstan di USA dan eropa yaitu 1:1000 kehamilan dan meningkat
pada beberapa negara di Asia, yaitu 2 :1000 kelahiran.
• Wanita keturunan Asia atau Hispanic, defisiensi folat dan vitamin A
• Sering terjadi pada umur maternal ekstrim < 20thn dan >40 thn
• Wanita dengan riwayat abortus atau infertil

Gejala :

 Amenorea

 Mual, muntah, pusing dengan derajat yang lebih hebat.

 Perdarahan pervaginam antara minggu ke6-8 setelah amenorea dapat beragam mulai dari
bercak darah sampai perdarahan hebat bisa intermiten berminggu – minggu, atau malahan
berbulan – bulan

Komplit :

• Perdarahan

• Tidak adanya DJJ

• Ukuran rahim >>UK

• Nyeri perut

• Anemia

• Kista teka-lutein  gejala abdominal akut

• Hiperemesis

• Hipertiroidisme
Parsial ;

• Perdarahan

• Ukuran rahim ≠ lebih dari UK

• ≠ tanda toksemia

• Tidak khas

Klasifikasi :

• Komplit : Mola komplit  bila tidak ditemukan janin dan hampir seluruh villi korialis
mengalami perubahan hidropik

• Parsial : Mola parsialis  hanya sebagian vili yang edema, dan jaringan janin ada, seperti
selaput ketuban, talipusat atau kadang terdapat bentuk janin yang utuh.

Diagnosa :

Anamnesa :

 Amenorea

 Mual, muntah, pusing dengan derajat yang lebih hebat.

 Perdarahan pervaginam antara minggu ke6-8 setelah amenorea dapat beragam mulai dari
bercak darah sampai perdarahan hebat bisa intermiten berminggu – minggu, atau malahan
berbulan – bulan

Pemeriksaan fisik :

 Inspeksi : tampak anemis

 Palpasi : Uterus membesar tidak sesuai dengan usia kehamilan, teraba lunak, tidak teraba
bagian-bagian janin , ballotement dan gerakan janin

 Auskultasi : tidak terdengar bunyi DJJ

 Pemeriksaan dalam Vagina :uterus terasa lunak, tidak ada bagian janin & terdapat perdarahan
dan jaringan dalam kanalis servikalis

Pemeriksaan kadar B-HCG:

 Mola hidatidosa komplit  Peningkatan β-hCG level lebih dari (>100.000 u/l) + perdarahan
pervaginam + pembesaran uterus
 Mola hidatidosa parsial  kurang menunjukkan hubungan dengan peningkatan kadar β-hCG

Pemeriksaan radiologi (USG) :


Mola hidatidosa komplit : snow storm appearance

Mola hidatidosa parsial : kista teka lutein

Pemeriksaan histopatologi :

a. Molahidatidosa komplit  degenerasi hidropik dan ketiadaan pembuluh darah pada vili yang
bengkak

b. Mola hidatidosa parsial  Vili berisi kapiler dengan inti sel darah merah

Tatalaksana :

 Perbaiki keadaan umum :


-Koreksi dehidrasi
-Tranfusi bila perlu
-Obati preeklampsi & hiperemesis sesuai protokol
-R/ hipertiroidisme jika gejala tirotoksikosis berat

 Evakuasi
-Kuretase isap
-Histerektomi

 Kemoterapi profilaksis
-Methotreksate 0,4mg/KgBB IM tiap hari selama 5 hari
-Actinomycin - D 12ug/KgBB 5 hari

 Follow-up
-pemeriksaan serial kadar B-HCG serum
a.48 jam setelah evakuasi
b.tiap minggu hingga normal 3-4x
c.tiap bulan hingga 6-12 bulan

Prognosis :

• Di negara maju, kematian mola hampir tidak ada lagi, tetapi dinegara berkembang masih cukup
tinggi yaitu berkisar 2.2% dan 5.7%.

• Hampir 20% mola hidatidosa komplit akan berlanjut menjadi neoplasia trofoblas kehamilan.

S-ar putea să vă placă și