Sunteți pe pagina 1din 44

 Upload
 Login
 Signup


 Home
 Explore

 Presentation Courses
 PowerPoint Courses

 by LinkedIn Learning
1 of 30

askep diabetes melitus


17,469 views

   ...

So Ra
, Student at STIKes Wira Medika PPNI Bali
Follow

Published on Nov 11, 2016

panduan untuk membuat askep

Published in: Healthcare

 0 Comments
 4 Likes
 Statistics
 Notes

 Be the first to comment

askep diabetes melitus

1. 1. LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN


DIABETES MELLITUS Nama Kelompok 3 : 1. Gusti Ayu Putu Fillia Ratna Devi
(14.321.2020) 2. I Nyoman Adi Gita Suadnyana (14.321.2027) 3. Kadek Sukma Dewi
Putri Sorana (14.321.2034) 4. Ni Gst Ayu Nia Putri Pradnya Yanti (14.321.2041) 5. Ni
Made Yanthi Kumala Sari (14.321.2049) 6. Sang Made Suryawan (14.321.2056)
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN STIKES WIRA MEDIKA PPNI BALI
TAHUN 2016/2017
2. 2. KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena atas berkat dan rahmat-Nya kamidapatmenyelesaikan tugas mata kuliah Sistem
Endokrin dengan membahas konsep dasar asuhan keperawatan pada pasien dengan
diabetes melitus dalam bentuk makalah. Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak
sedikit hambatan yang kami hadapi. Namun kami menyadari bahwa kelancaran dalam
penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan dan bimbingan orang tua dan
dosen pembimbing kami, sehingga kendala- kendala yang kami hadapi teratasi. Kami
juga menggunakan beberapa literature untuk melengkapi pembuatan makalah ini.
Semoga materi ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran bagi pihak yang
membutuhkan, khususnya bagi kami sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai.
Terima kasih. Denpasar, November 2016 Penulis ii
3. 3. DAFTAR ISI KATA
PENGANTAR.......................................................................................................................
................ii DAFTAR
ISI...........................................................................................................................................
.......iii BAB
I..............................................................................................................................................
..............1
PENDAHULUAN.................................................................................................................
...........................1 BAB
II.............................................................................................................................................
..............3 LAPORAN PENDAHULUAN
..........................................................................................................................3 ASUHAN
KEPERAWATAN PADA PASIEN DIABETES
MILLITUS.......................................................................3 A.KONSEP
TEORI....................................................................................................................................
..3 1.Definisi Diabetes
Millitus..................................................................................................................3
2.Etiologi................................................................................................................................
..............3 3.Manifestasi
Klinis..............................................................................................................................4
4.Patofisiologi........................................................................................................................
..............5
5.Penatalaksanaan..................................................................................................................
.............7
1.Pengkajian...........................................................................................................................
...........10 iii
4. 4. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes mellitus merupakan suatu
kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena
kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya. Diagnosis DM umumnya akan
dipikirkan bila ada keluhan khas DM berupa poliuria, polidipsia, polifagia, dan
penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan sebabnya. Secara epidemiologik
diabetes seringkali tidak terdeteksi dan dikatakan onset atau mulai terjadinya adalah 7
tahun sebelum diagnosis ditegakkan, sehingga morbiditas dan mortalitas dini terjadi pada
kasus yang tidak terdeteksi (Soegondo, et al., 2005). Berbagai penelitian menunjukan
bahwa kepatuhan pada pengobatan penyakit yang bersifat kronis baik dari segi medis
maupun nutrisi, pada umumnya rendah. Dan penelitian terhadap penyandang diabetes
mendapatkan 75 % diantaranya menyuntik insulin dengan cara yang tidak tepat, 58 %
memakai dosis yang salah, dan 80 % tidak mengikuti diet yang tidak dianjurkan. (Endang
Basuki dalam Sidartawan Soegondo, dkk 2004). WHO memprediksikan penderita
diabetes mellitus akan menjadi sekitar 366 juta orang pada tahun 2030. Penyumbang
peningkatan angka tadi merupakan negara-negara berkembang, yang mengalami
kenaikan penderita diabetes mellitus 150 % yaitu negara penderita diabetes mellitus
terbanyak adalah India (35,5 juta orang), Cina (23,8 juta orang), Amerika Serikat (16 juta
orang), Rusia (9,7 juta orang), dan Jepang (6,7 juta orang). WHO menyatakan, penderita
diabetes mellitus di Indonesia diperkirakan akan mengalami kenaikan 8,4 juta jiwa pada
tahun 2000,menjadi 21,3 juta jiwa pada tahun 2030. Tingginya angka kematian tersebut
menjadikan Indonesia menduduki ranking ke-4 dunia setelah Amerika Serikat, India dan
Cina (Depkes RI, 2004). 1
5. 5. B. Rumusan Masalah 1. Apayang dimaksud dengan penyakit diabetes mellitus? 2. Apa
etiologi diabetes mellitus? 3. Apa manifestasi klinis diabetes mellitus? 4. Apa
patofisologi diabetes mellitus ? 5. Bagaimana penatalaksanaan penyakit diabetes
mellitus? 6. Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien dengan diabetes mellitus? C.
Tujuan 1. Untuk mengetahui penyakit diabetes mellitus. 2. Untuk mengetahui etiologi
diabetes mellitus. 3. Untuk mengetahui manifestasi klinis penyakit diabetes mellitus. 4.
Untuk mengetahui patofisiologi diabetes mellitus. 5. Untuk mengetahui penatalaksanaan
penyakit diabetes mellitus. 6. Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada pasien dengan
diabetes mellitus. 2
6. 6. BAB II LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN
DIABETES MILLITUS A. KONSEP TEORI 1. Definisi Diabetes Millitus Diabetes
mellitus adalah gangguan metabolism yang ditandai dengan hiperglikemi yang
berhubungan dengan abnormalitas metabolism karbohidrat, lemak, protein yang di
sebabkan oleh penurunan sekresi insulin atau penurunan sensitivitas insulin atau
keduannya dan menyebabkan komplikasi kronis mikrovaskular, makrovaskular, dan
neuropati. (Yuliana elin, 2009) Diabetes mellitus (DM) adalah keadaan hiperglikemia
kronik disertai berbagai kelainan metabolic akibat gangguan hormonal, yang
menimbulkan berbagai komplikasi kronik pada mata, ginjal, saraf, dan pembuluh darah,
disertai lesi pada membrane basalis dalam pemeriksaan dengan mikroskop electron. 2.
Etiologi Insulin Dependent Diabetes Mellitus (IDDM) atau Diabetes Mellitus Tergantung
Insulin (DMTI) disebabkan oleh destruksi sel beta pulau Langerhans akibat proses
autoimun. Sedangkan Non Insulin Dependent Diabetes Millitus (NIDDM) atau Diabetes
Mellitus Tidak Tergantung Insulin (DMTTI) disebabkan kegagalan relative sel beta dan
resistensi insulin. Resistensi insulin adalah turunnya kemampuan insulin untuk
merangsang pengambilan glukosa oleh jaringan perifer dan untuk menghabat produksi
glukosa oleh hati. Sel beta tidak mampu mengimbangi resistensi insulin ini sepenuhnya,
artinya terjadi defisiensi relative insulin. Ketidakmampuan ini terlihat dari berkurangnnya
sekresi insulin pada rangsangan glukosa, maupun pada rangsangan glukosa bersama
bahan perangsang sekresi insulin lain. Berarti sel beta pancreas mengalami resensitisasi
terhadap glukosa. 3
7. 7. 3. Manifestasi Klinis Manifestasi klinis DM dikaitkan, dengan konsekuensi metabolic
defisiensi insulin (Price & Wilson) a) Kadar glukosa puasa tidak normal b) Hiperglikemia
berat berakibat glukosurya yang akan menjadi dieresis osmotic yang meningkatkan
pengeluaran urin (polyuria) dan timbul rasa haus (polydipsia) c) Rasa lapar yang semakin
besar (polifagia), BB berkurang d) Lelah dan mengantuk e) Gejala lain yang di keluhkan
adalah : kesemutan, gatal-gatal, mata kabur, impotensi, peruritas vulva. 4
8. 8. 4. Patofisiologi Ketidakseimbangan produksi insulin Kerusakan sel beta Factor genetic
Infeksi virus Pengrusakan Imunologik Gula dalam darah tidak dapat dibawa masuk
dalam Hiperglikemia Batas melebihi ambang ginjal Glukosuria Dieresis osmotik Poliuri
Retensi urine Kehilangan elektrolit dalam sel Vikositas darah meningkat Syok
hiperglikemoik Anabolisme protein menurun Aliran darah lambat Kerusakan pada
antibodi Koma diabetik Iskemik jaringan Ketidakefektifan perfusi jaringan Kehilangan
kalori Sel kekurangan bahan untuk metabolisme Kekebalan tubuh menurun Neuropati
sensori perifer Klien tidak merasa sakit Kerusakan integritas jaringan Resiko infeksi
Nekrosis luka gangrene 5
9. 9. Dehidrasi Resiko Syok Protein dan lemak dibakar BB menurun Merangsang
hipotalamus Pusat lapar dan haus Polipdisia polipagia Ketidakseimbangan nutrisi kurang
dari kebutuhan tubuh Kelemahan Katabolisme lemak Asam lemak Keteasidosis
Pemecahan protein UreumKeton 6
10. 10. 5. Penatalaksanaan a. Penatalaksanaan Non Medis 1) Pengaturan Diet Diet yang baik
merupakan kunci keberhasilan penatalaksasan diabetes. Die yang dianjurkan adalah
makanan dengan komposisi seimbang, dalam hal karbohidrat, protein, dan lemak sesuai
dengan kecukupan gizi yang baik sebagai berikut : Karbohidrat 60-70% Protein 10-14%
Lemak 20-25% Jumlah kalori disesuaikan dengan pertumbuhan, status gizi, umur, stress
akut dan kegiatan fisik yang pada dasarnya ditunjukan untuk mencapai dan
mempertahankan berat badan ideal. Selain jumlah kalori, pilihan jenis bahan makanan
juga sebaiknya di perhatikan. Kebutuhan Energi Berdasarkan Usia, Jenis Kelamin, dan
Aktivitas Fisik Usia (Tahun) Jenis Kelamin (kilo Kalori) Aktivitas Fisik Pria Wanita 20-
34 2300 2900 1800 2200 Ringan Sedang 35-54 2100 2700 1700 2100 Ringan Sedang 55-
74 2000 2500 1650 2000 Ringan Sedang >75 1800 1550 Ringan 7
11. 11. 2200 1900 Sedang 2) Olahraga Berolahraga secara teratur dapat menurunkan dan
menjaga kadar gula darah tetap normal. Saat ini terdapat dokter olahraga yang dapat
dimintakan nasihat utnuk mengatur Janis porsu olahraga yang sesuai untuk penderita
diabetes. b. Penatalaksanaan Medis 1) Diabetes Mellitus Tipe 1 : Insulin Dependent
diabetes mellitus Secara kimiawi insulin terdiri dari 2 rantai peptise ( A dan B ) dengan
masing-masing 21 dan 30 asam amino, yang saling dihubungi oleh 2 jembata disulfide.
Lama kerja sediaan insulin : a) Insulin Kerja Singkat b) Insulin Long Acting c) Medium
Acting Jenis Sediaan Insulin Mulai Kerja (jam) Puncak (Jam) Masa (Jam) Masa Kerja
Singkat (Regular Insulin) 0,5 1-4 6-8 Masa Kerja Sedang 1-2 6-12 18-24 Masa Kerja
(sedang mulai kerja cepat) 0-5 4-15 18-24 Masa Kerja 4-6 14-20 24-36 8
12. 12. Panjang (Long Acting) 2) Diabetes Millitus Tipe : Non Insulin dependent Diabetes
Mellitus Golongan Contoh senyawa Mekanisme kerja Sufonil urea
Glyburide/libenklamid Merangsang sekresi insulin di kelenjar pancreas, seina anya
efektif pada penderita diabetes yang sel-sel pankreasnya masih berfungsi Meglitinida
refaglinid Merangsang sekresi insulin dikelenjar pancreas Turunan fenilalanin nateglinide
Meningkatkan kecepatan isulin dikelenjar pancreas Biuanida metformin Bekerja
langsung pada hati, menurunkan produksi glukosa hati tiazolidindion roziglitazon
Meningkatkan kepekaan tubuh teradap insulin. Berkaitan dengan PPARY (peroxisome
proferator activated receptor gamma) di otot, jaringan lemak dan hasil untuk menurunkan
9
13. 13. resistensi insulin Inhibitor a- glukosidase Acarbose miglitol Menghambat kerja
enzim-enzim pencernaan yang mencerna karboidrat,sehingga memperlambat absorbs ke
dalam darah 1. Pengkajian b. Identitas 1) Identitas Pasien Nama : Umur : Agama : Jenis
Kelamin : Status : Pendidikan : Pekerjaan : Suku Bangsa : Alamat : Tanggal Masuk :
Tanggal Pengkajian : No. Register : Diagnosa Medis : 2) Identitas Penanggung Jawab
Nama : Umur : Hub. Dengan Pasien : Pekerjaan : 10
14. 14. Alamat : c. Status Kesehatan 1) Status Kesehatan Saat Ini a) Keluhan Utama (Saat
MRS dan saat ini) Cemas, lemah, anoreksia, mual, muntah, nyeri abdomen, nafas pasien
mungkin berbau aseton pernapasan kussmaul, poliuri, polidipsi, penglihatan yang kabur,
kelemahan dan sakit kepala b) Alasan masuk rumah sakit dan perjalanan penyakit saat ini
Berisi tentang kapan terjadinya penyakit (Coma Hipoglikemik, KAD/ HONK), penyebab
terjadinya penyakit (Coma Hipoglikemik, KAD/ HONK) serta upaya yang telah
dilakukan oleh penderita untuk mengatasinya. 2) Upaya yang dilakukan untuk
mengatasinya - d. Satus Kesehatan Masa Lalu 1) Penyakit yang pernah dialami Adanya
riwayat penyakit DM atau penyakit – penyakit lain yang ada kaitannya dengan defisiensi
insulin misalnya penyakit pankreas. Adanya riwayat penyakit jantung, obesitas, maupun
arterosklerosis, tindakan medis yang pernah di dapat maupun obat-obatan yang biasa
digunakan oleh penderita. 2) Pernah dirawat Pasien mengatakan belum pernah dirawat di
rumah sakit sebelumnya. 3) Alergi Pasien mengatakan tidak memiliki alergi baik pada
makanan, minuman, maupun obat-obatan. 4) Kebiasaan (merokok/kopi/alkohol dll)
Pasien megatakan tidak memiliki kebiasaan merokok , meminum kopi, dan alkohol. e.
Riwayat Penyakit Keluarga 11
15. 15. Riwayat atau adanya faktor resiko, riwayat keluarga tentang penyakit, obesitas,
riwayat pankreatitis kronik, riwayat melahirkan anak lebih dari 4 kg, riwayat glukosuria
selama stress (kehamilan, pembedahan, trauma, infeksi, penyakit) atau terapi obat
(glukokortikosteroid, diuretik tiasid, kontrasepsi oral). f. Diagnosa Medis dan therapy
Diagnosa Medis : Diabetes militus Terapi : - Diit DM IV (1700 kalori) - Infus NaCL 30
tetes per menit - Injeksi leguler insulin 3 x 14 iU - Metronidazol : 3 x 500 gr ( iv) -
Captropil : 2 x 12,5 gr (oral) - Ceftriaxon : 2 x 1 gr (iv) - Perawatan luka : nekrotomi -
Cek GDN dan 2 jam PP g. Pola Kebutuhan Dasar ( Data Bio-psiko-sosio-kultural-
spiritual) 1) Pola Persepsi dan Manajemen Kesehatan Klien dan keluarga belum
mengetahui penyakit diabetes militus yang diderita klien,karena klien dan keluarga hanya
mengetahui klien tersebut hanya mengetahui kalau klien tersebut dirawat di rumah sakit
hanya karena adanya luka ulkus di tumit tersebut. Untuk pemeliharaan kesehatan klien
selalu memeriksakan diri ke dokter atau mantra praktek di sekitar rumahnya. 2) Pola
Nutrisi-Metabolik a) Sebelum sakit : Klien makan 3xsehari,dengan sahyur dan lauk.klien
mempunyai pantangan makanan yaitu daging kambing. b) Saat sakit : Pada Diabetes
mellitus pasien mengalami penurunan BB dari sebelum sakit tetapi pasein mengalami
kenaikan nafsu makan 12
16. 16. (polifagia). Pasien juga mengalami keinginan minum berlebih (polidipsi). 3) Pola
Eliminasi BAB a) Sebelum sakit : Sekali atau per dua atau 3 hari . b) Saat sakit : Sekali
per dua atau 3 hari dengan konstitensi padat , warna kuning . BAK a) Sebelum sakit :
Normal . b) Saat sakit : Pasien mengalami keadaan dimana dorongan berkemih menjadi
lebih sering (poliuri). 4) Pola aktivitas dan latihan a) Aktivitas Kemampuan Perawatan
Diri 0 1 2 3 4 Makan dan minum Mandi Toileting Berpakaian Berpindah 0: mandiri, 1:
Alat bantu, 2: dibantu orang lain, 3: dibantu orang lain dan alat, 4: tergantung total b)
Latihan Sebelum sakit Normal. Saat sakit Pasien mengalami keletihan sehingga sulit
melakukan aktivitas sehari – hari. 13
17. 17. 5) Pola kognitif dan Persepsi Normal. 6) Pola Persepsi-Konsep diri - Gambaran diri :
- - Ideal diri : - - Peran diri : - - Identitas diri : - - Harga diri : - 7) Pola Tidur dan Istirahat
a) Sebelum sakit : Normal. b) Saat sakit : Pasien terkadang mengalami gangguan tidur
karena poliuri atau keinginan berkemih yang berlebihan. 8) Pola Peran-Hubungan
Normal. 9) Pola Seksual-Reproduksi a) Sebelum sakit : - b) Saat sakit : Pasien biasanya
mengalami gangguan seksual reproduksi karena gejala DM yang dialaminya. 10) Pola
Toleransi Stress-Koping Normal. 11) Pola Nilai-Kepercayaan Normal. 14
18. 18. h. Pengkajian Fisik 1) Keadaan umum : Lemah Tingkat kesadaran : komposmetis
GCS : verbal: 4 Psikomotor: 5 Mata : 6 2) Tanda-tanda Vital : Nadi = 80x/menit , Suhu =
36,5ºC , TD = 160/100 mmHg, RR = 20x/menit 3) Keadaan fisik a) Kepala dan leher:
Inspeksi Mata : penglihatan rabun Hidung : hidung simetris, tidak ada lesi Mulut : Mulut
simetris, tidak ada lesi, tidak ada sianosis. Telinga : telinga simetris, tidak ada lesi Leher :
tidak terdapat pembeasaran kelenjar tiroid Palpasi Mata : tidak terdapat nyeri tekan
Hidung : tidak ada nyeri tekan Mulut : tidak ada nyeri tekan Telinga : tidak ada nyeri
tekan b) Dada : Paru I : dada simetris, tidak ada lesi, retraksi dada simetris P : tidak ada
nyeri tekan, takti vocal premitus normal 15
19. 19. P : suara sonor A : suara vesikuler Jantung I : Perfusi jaringan menurun,
kardiomegalis P : tidak ada nyeri tekan, iktus kordis teraba, Perfusi jaringan menurun,
nadi perifer lemah atau berkurang, hipertensi/ hipotensi P : suara dallness A : aritmia,
takikardi/bradikardi a. Payudara dan ketiak : I : simetris, tidak ada benjolan, tidak ada lesi
P : tidak ada nyeri tekan b. abdomen : I : Terdapat polifagia, polidipsi, mual, muntah,
diare, konstipasi, dehidrasi, perubahan berat badan, , obesitas, asites. A : bising usus
20x/menit. P : suara timpani. P : terdapat nyeri tekan abdomen. c. Genetalia : 16
20. 20. Tidak Terkaji d. Integumen : I : adanya luka atau warna kehitaman bekas luka,
kemerahan pada kulit sekitar luka, adanya ulkus berisi pus, adanya nekrosis jaringan
perifer. P : turgor kulit menurun, , kelembaban dan shu kulit di daerah sekitar ulkus dan
gangren, tekstur rambut dan kuku. e. Ekstremitas : • Atas I : simetris, tidak ada lesi, tidak
ada nicotine staining P : tidak ada nyeri tekan Bawah I : adanya lesi , adanya ulkus,
terdapat pus P : adanya nyeri tekan c) Neurologis : Status mental dan emosi : Terjadi
penurunan sensoris, parasthesia, anastesia, letargi, mengantuk, reflek lambat, kacau
mental, disorientasi. Pengkajian saraf kranial : Tidak terkaji Pemeriksaan refleks : 17
21. 21. i. Penunjang 1) Data laboratorium yang berhubungan Tanggal : 07-11-2016 Test
Hasil Normal ALT : 16,4 (10 – 40) AST : 14,8 (10 – 42) BUN : 22,1 (7 – 18) Creatinin :
1,22 (0,6 – 1,3) Glukosa : 551,9 mg/dL (80 – 120) Ureum : 47,29 (20 – 40) RBC :
3,81106 /µl (3,7 – 6,5) HGB : 10,19/dL (12 – 18) HCT : 31,6% (47 – 75) MCV : 82,9 Fl
(80 – 99) MCH : 26,5 Fl (27 – 31) PLT : 386 103 /µl (150 – 450) RDW : 42,2 Fl (35 –
47) PDW : 9,9 Fl (9 – 13) MPV : 8,4 Fl (7,2 – 11,1) Differential MXD : 6,2% (0 – 8)
Neut : 87,3% (40 – 74) Lym# : 1,6 10 3 /µl (1 – 3,7) Mxd# : 1,6 10 3 /µl (0 – 1,2) Neut# :
21,910 3 /µl (1,5 – 7) 2) Pemeriksaan radiologi - 3) Hasil konsultasi - 4) Pemeriksaan
penunjang diagnostic lain GDS ≥ 200 mg/dl 18
22. 22. GPP ≥ 126 mg/dl TTGO ≥ 20 mg/dl 1. Diagnosa a. Ketidakefektifan perfusi jaringan
b/d perubahan sirkulasi, imobilitas dan penurunan sensabilitas (Neuropati) b.
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d gangguan keseimbangan
insulin, makanan dan aktivitas jasmani c. Kelemahan b/d penurunan produksi
metabolisme energi d. Kerusakan integritas jaringan b/d perubahan sensasi e. Resiko
syok f. Resiko infeksi 19
23. 23. 3. Intervesi No Dx keperawatan Tujuan Dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional 1. 2.
Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh Setelah diberikan asuhan keperatan… jam. Diharapkan kerusakan
integritas jaringan berkurang dengan kriteria hasil : 1. Tekanan systole dan diastole dalam
rentang yang diharapkan 2. Tidak ada ortostatik hipertensi 3. Tidak ada tanda-tanda
peningkatan tekanan intracranial (tidak lebih dari 15 mmHg) Setelah dilakukan asuhan
keperawatan selama … jam diharapkan kebutuhan nutrisi tubuh pasien tercukupi dengan
kriteria hasil : 1. Mencerna jumlah nutrient yang 1. Mengobservasi adanya daerah
tertentu yang hanya peka terhadap panas/dingin/tajam/tumpul 2. Monitor adanya
trombopleditis 3. Diskusikan mengenai penyebab perubahan sensasi 4. Kolaborasi
pemberian analgetik 1. Timbang berat badan setiap hari atau sesuai dengan indikasi 2.
Tentukan program diet dan pola makan pasien dan bandingkan dengan makanan yang
dapat 1. Untuk mengetahui daerah- daerah peka terhadap panas/dingin/tajam/tumpul 2.
Untuk mengetahui adanya suatu infeksi 3. Agar pasien mengenal perubahan sensasi yang
dirasakan 4. Untuk mengurangi rasa nyeri 1. Mengkaji pemasukan makanan yang
adekuat (termasuk absorpsi dan utilisasinya) 2. Mengidentifikasi 20
24. 24. 3. Kelemahan tepat 2. Menunjukan tingkat energy biasanya Setelah diberikan asuhan
keperatan… jam. Diharapkan energy pasien kembali fit dengan kriteria hasil : 1. Pasien
mengungkapkan peningkatan energi 2. Pasien mampu melakukan imobilisasi secara
mandiri 3. Pasien mampu melakukan dihabiskan pasien 3. Berikan makanan cair
mengandung zat nutrient dan elektrolit dengan segera jika pasien sudah dapat
mentoleransinya melalaui pemberian cairan melalui oral. Dan selanjutnya terus
mengupayakan memberikan makanan yang lebih padat sesuai dengan yang dapat
ditoleransi 1. Diskusikan dengan pasien kebutuhan akan aktivitas 2. Berikan aktivitas
alternatifdengan periode istirahat yang cukup 3. Tingkatkan partisipasi psien dalam
melakukan aktivitas sehari-hari sesuai toleransi kekurangan dan penyimpangan dari
kebutuhan terapeutik 3. Pemberian makan melalui oral lebih baik jika pasien sadar dan
fungsi ganstroinstestinal baik 1. Pendidikan dapat memberikan motivasi untuk
meningkatkan tingkat aktivitas meskipun pasien mungkin sangat lemah 2. Mencegah
kelelahan yang berlebihan 3. Meningkatkan 21
25. 25. 4. 5. Kerusakan Integritas jaringan Resiko Syok aktivitas secara mandiri Setelah
diberikan asuhan keperatan… jam. Diharapkan kerusakan integritas jaringan berkurang
dengan kriteria hasil : 1. Perfusi jaringan normal 2. Ketebalan dan tekstur jaringan nomal
3. Menunjukan terjadinya proses penyembuhan luka Setelah diberikan asuhan
keperatan… 1. Jaga kulit pasien agar tetap bersih dan kering 2. Ubah posisi pasien setiap
2 jam sekali 3. Observasii luka 4. Ajarkan keluarga pasien tentang luka dan perawatan
luka 1. Kaji tanda-tanda vital pasien kepercayaan diri/harga diri yang positif sesuai
tingkat aktivitas yang dapat ditoleransi 1. Untuk mengurangi resiko luka dan infeksi pada
pasien 2. Untuk melatih dan mengurangi resiko luka dekubiktus 3. Untuk mengetahui
lokasi, dimensi, kedalaman luka, jaringan nekrotik, tanda- tanda infeksi local 4. Agar
keluarga pasien paham dan mengerti cara pengobatan luka pada pasien diabetes mellitus
22
26. 26. 6. Resiko infeksi jam. Diharapkan tidak ada tanda syok pada pasien dengan kriteria
hasil : 1. Nadi dalam batas normal 2. Irama jantung dalam batas yang diharapkan 3.
Frekuensi dan irama pernapasan dalam batas yang diharapkan Setelah diberikan asuhan
keperatan… jam. Diharapkan luka tidak ada tanda- tanda infeksi dengan kriteria hasil : 1.
Mengidentifikasi intervensi untuk mencegah/menurunkan resiko infeksi 2.
Mendemonstrasikan tekhnik perubahan gaya hidup untuk mencegah terjadinya infeksi 2.
Lakukan auskultasi pada jantung pasien 3. Lakukan auskultasi pada dada (daerah paru-
paru) pasien 4. Berikan lingkungan yang nyaman 1. Observasi tanda-tanda infeksi dan
peradangan, seperti kemerahan, demam, adanya pus pada luka, sputum purulen, urine
warna keruh atau berkabut 2. Tingkatkan upaya pencegahan dengan melakukan cuci
tangan yang baik pada semua orang yang berhubungan dengan pasien 1. Untuk
mengetahui keadaan umum pasien 2. Untuk mengetahui irama jantung pasien 3. Untuk
mengetahui irama dan frekuensi pernapasan pasien 4. Agar pasien merasa lebih nyaman
1. Pasien mungkin masuk dengan infeksi yang biasanya telah mencetuskan keadaan
katosidosis atau dapat mengalami infeksi nosocomial 2. Mencegah timbulnya infeksi
silang (nosocomial) 23
27. 27. termasuk pasiennya sendiri 3. Pertahankan tekhnik aseptic pada prosedur invasive
(pemasangan infus, kateter folley), pemberian obat intravena dan lain-lain 3. Kadar
glukosa yang tingga dalam darah kan menjadi meia terbaik bagi pertumbuhan kuman 24
28. 28. 4. Implementasi Implementasi adalah tindakan yang dilakukan sesuai intervensi
diatas 5. Evaluasi DX 1 : 1) Tekanan systole dan diastole dalam rentang yang diharapkan
2) Tidak ada ortostatik hipertensi 3) Tidak ada tanda-tanda peningkatan tekanan
intracranial (tidak lebih dari 15 mmHg) DX 2 : 1) Mencerna jumlah nutrient yang tepat 2)
Menunjukan tingkat energy biasanya DX 3 : 1) Pasien mengungkapkan peningkatan
energi 2) Pasien mampu melakukan imobilisasi secara mandiri 3) Pasien mampu
melakukan aktivitas secara mandiri DX 4 : 1) Perfusi jaringan normal 2) Ketebalan dan
tekstur jaringan nomal 3) Menunjukan terjadinya proses penyembuhan luka DX 5 : 1)
Nadi dalam batas normal 2) Irama jantung dalam batas yang diharapkan 3) Frekuensi dan
irama pernapasan dalam batas yang diharapkan DX 6 : 1) Klien bebas dari tanda dan
gejala resiko infeksi 2) Menunjukan perilaku hidup sehat 25
29. 29. BAB III PENUTUP A. Simpulan Diabetes mellitus adalah gangguan metabolisme
yang ditandai dengan hiperglikemi yang berhubungan dengan abnormalitas metabolism
karbohidrat, lemak, dan protein yang disebabkan oleh penurunan sekresi insulin atau
penurunan sensitivitas insulin atau keduanya dan menyebabkan komplikasi kronis
mikrovaskular, makrovaskular, dan neuropati. Etiologi : DM tipe I : Diabetes yang
tergantung insuin ditandai dengan penghancuran sel-sel beta pancreas yang disebabkan
oleh : Faktor genetic, Faktor imunologi (autoimun), Faktor lingkungan DM tipe II :
Disebabkan oleh kegagalan relative sel beta dan resistensi insulin. Faktor resiko yang
berhubungan dengan proses terjadinya diabetes tipe II : usia, obesitas, riwayat dan
keluarga. Adanya kadar glukosa darah yang meningkat secara abnormal merupakan
criteria yang melandasi penegakan diagnosis diabetes. B. Saran Penulis menyadari
makalah yang dibuat masih banyak kekurangan, maka dari itu saran kami bacalah buku,
tidak hanya berasal dari satu sumber saja dan terkait dengan DM. Tujuannya agar lebih
mudah dimengert 26
30. 30. DAFTAR PUSTAKA . Amin Huda Nurarif, H. K. (2015). Aplikasi Asuhan
Keperawatan Berdasakan Diagnosa Medis dan Nanda. Yogyakarta: Media Action. Elin,
Y. (2009). Asuhan Keperawatan Pada DM, Jakarta Nurarif, A. H. (2015). NANDA NIC-
NOC. Jogjakarta: Mediaction. T.H. Herdman, S. K. (2016). Diagnosa Keperawatan.
Jakarta: EGC. 27

Recommended


Teacher Tech Tips Weekly

Online Course - LinkedIn Learning

Teacher Tips
Online Course - LinkedIn Learning

100 Courses and Counting: David Rivers on Elearning

Online Course - LinkedIn Learning


Laporan pendahuluan asuhan keperawatan diabetes mellitus tipe 2

Utik Pariani

LAPORAN PENDAHULUAN DIABETES MELITUS

Aulia Kauri


Asuhan Keperawatan Diabetes Melitus

pjj_kemenkes

Askep diabetes mellitus

Yabniel Lit Jingga

Asuhan keperawatan diabetes melitus

Yesi Tika


Asuhan keperawatan pada luka diabetes mellitus..

Falah123

Makalah tentang penyakit diabetes melitus "pembahasan"

Daniel Gani

 English
 Español
 Português
 Français
 Deutsch

 About
 Dev & API
 Blog
 Terms
 Privacy
 Copyright
 Support





LinkedIn Corporation © 2019

S-ar putea să vă placă și