Sunteți pe pagina 1din 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mengutip pendapat Sjamsuhidayat (1997), artritis reumatoid merupakan penyakit

autoimun dari jaringan ikat terutama sinovial dan kausanya multifaktor.penyakit

ini ditemukan pada semua sendi dan sarung sendi tendon,tetapi paling sering di

tngn.selain menyerang sendi tangan ,dapat pula menyerang sendi siku

,kaki,pergelangan kaki,dan lutut.atritis kronik yang terjadi pada anak yang

menyerang satu sendi atau lebih ,dikenal dengan artritis reumatoid juvenil.Noer S

(1996) mengatakan,artritis reumatoid merupakan suatu penyakit inflamasi siste

kronik yang walaupun manifestasi utamanya adalah poliartitis yang

progresif,akan tetapi penyakit ini juga melibatkan seluruh organ tubuh.

Biasanya artritis reumatoid timbul secara sistemik .gejala yang timbul berupa

nodul subkutan yang terlihat pada 30 % penderita.Nodul sering terdapat di

ekstremitas atas dan tampak sebagai vaskulitis reumatoid,yang merupakan

manifestasinya ekstraartikuler.bila penyakit ini terjadi bukan pada sendi,seperti di

bursa ,sarung tendon ,dan lokasi lainya dinamakan reumatoid

ekstraartikuler.biasanya terjadi destruksi sendi progresif,walaupun terjadi masa

serangan ,sendi tetap dapat mengalami masa remisi.

1
1.2 Tujuan

1 . Tujuan Umum

Diharapkan agar Mahasiswa/i tingkat II Program Studi D III Keperawatan, mampu

memahami tentang konsep asuhan keperawatan pada klien dengan Arthritis Guot dan

Rheumatoid Arthritis.

2. Tujuan Khusus

1. Mahasiswa dapat memahami anatomi dan fisiologi system musculoskeletal

2. Mahasiswa dapat mengetahui konsep penyakit arthritis gout.

3. Mahasiswa dapat mengerti tentang konsep asuhan keperawatan pada klien dengan

arthritis gout.

4. Mahasiswa dapat mengetahui konsep penyakit rheumatoid arthritis.

5. Mahasiswa dapat mengerti tentang konsep asuhan keperawatan pada klien dengan

rheumatoid arthritis

6. Mahasiswa dapat mengaplikasikan konsep asuhan keperawatan pada klien dengan

gangguan sistem muskuloskeletal : Arthritis Guot dan Rheumatoid Arthritis.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi

Reumatoid Artritis (RA) adalah penyakit inflamasi sistemik kronis yang tidak

diketahui penyebabnya.karakateristik RA adalah terjadinya kerusakan dan proliferasi

pada membran sinovial,yang menyebabkan kerusakan pada tulang sendi,ankilosis,dan

deformitas.mekanisme imunologis tampak berperan penting dalam memulai dan

timbulnya penyakit ini.pendapat lain mengatakan ,artritis reumatoid adalah gangguan

kronik yang menyerang berbagai sistem organ.penyakit ini adalah salah satu dari

sekelompok penyakit jaringan penyambung difus yang diperantarai oleh imunitas.

2.2 Anatomi

3
2.4 Etiologi

Penyebab artritis reumatoid masih belum diketahui secara pasti walaupun banyak

hal menegnai patologis penyakit ini telah terungkap penyakit ini belum dapat

dipastikan mempunyai hubungan dengan faktor genetik.namun,erbagai faktor

(termasuk kecenderungan genetik)bisa mempengaruhi reaksi autoimun.faktor-

faktor yang berperan antara lain adalah jenis kelamin,infeksi(price,

1995),keturunan (price, 1995;Noer S ,1996), dan lingkungan(Noer S 1996).dari

penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa faktor yang berperan dalam timbulnya

penyakit artritis reumatoid adalah jenis kelamin,keturunan,lingkungan ,dan infeksi.

Dari penelitian mutakhir diketahui patogenesis artritisnreumatoid dapat terjadi

akibat rantai peristiwa imunologis yang terdapat dalam genetik.terdapat kaitan

dengan pertanda genetik seperti HLA-Dw4 dan HLA-DR5 pada orang kulit

4
putih.namun pada orang amerika berkulit hitam ,jepang,dan indian

chippewa,hanya ditemukan kaitan dengan HLA-Dw4.

2.4 Manifestasi Klinis

 Gejala-gejala konstitusional, misalnya lelah,anoreksia,berat badan menurun

dan demam.terkadang dapat terjadi kelelahan yang hebat .

 Poliartritis simetris,terutama pada sendi perifer,termasuk sendi-sendi di

tangan,namun biasanya tidak melibatkan sendi-sendi interfalangs

distal.hampir semua sendi diartrodial dapat terserang.

 Kekakuan di pagi hari selama lebih dari satu jam,dapat bersifat generalisata

tetapi terutama menyerang sendi-sendi.kekauan ini berbeda dengan kekakuan

sendi pada osteoartritis,yang biasanya hanya berlangsung selama beberapa

menit dan selalu kurang dari satu jam.

2.5 Patofisiologi

Pada artritis reumatoid,reaksi autoimun terutama terjadi pada jaringan

sinovial.proses fagositosis menghasilkan enzim-enzim dalam sendi.enzim-enzim

tersebut akan memecah kolagen sehingga terjadi edema ,proliferasi membran

sinovial,dan akhirnya membentuk panus.panus akan menghancurkan tulang rawan

dan menimbulkan erosi tulang,akibatnya menghilangkan permukaan sendi yang akan

5
mengganggu gerak sendi.otot akan turut terkena karena serabut otot akan megalami

perubahan generatif dengan menghilangnya elastisitas otot dan kekuatan konstraksi

otot.

2.6 Komplikasi

Kelainan sistem pencernaan yang sering dijumpai adalah gastritis dan ulkus peptik

yang merupakan komplikasi utama penggunaan obat anti inflamasi nonsteroid

(OAINS) atau obat pengubah perjalanan penyakit ( disease modifying

antirhematoid drugs, DMARD ) yang menjadi faktor penyebab morbiditas dan

mortalitas utama pada arthritis reumatoid.

Komplikasi saraf yang terjadi memberikan gambaran jelas , sehingga sukar

dibedakan antara akibat lesi artikuler dan lesi neuropatik. Umumnya berhubungan

dengan mielopati akibat ketidakstabilan vertebra servikal dan neuropati iskemik

akibat vaskulitis.

6
2.7 Patoflow

2.8 Penatalaksanaan Medis

Tujuan utama terapi adalah:

1. Meringankan rasa nyeri dan peradangan

2. memperatahankan fungsi sendi dan kapasitas fungsional maksimal penderita.

3. Mencegah atau memperbaiki deformitas

7
Program terapi dasar terdiri dari lima komponen dibawah ini yang merupakan sarana

pembantu untuk mecapai tujuan-tujuan tersebut yaitu:

1. Istirahat

2. Latihan fisik

3. Panas

4. Pengobatan

1. Aspirin (anti nyeri)dosis antara 8 s.d 25 tablet perhari, kadar salisilat

serum yang diharapakan adalah 20-25 mg per 100 ml

2. Natrium kolin dan asetamenofen à meningkatkan toleransi saluran

cerna terhadap terapi obat

3. Obat anti malaria (hidroksiklorokuin, klorokuin) dosis 200 – 600

mg/hari à mengatasi keluhan sendi, memiliki efek steroid sparing

sehingga menurunkan kebutuhan steroid yang diperlukan.

4. Garam emas

5. Kortikosteroid

6. Nutrisi à diet untuk penurunan berat badan yang berlebih

8
Bila Rhematoid artritis progresif dan, menyebabkan kerusakan sendi, pembedahan

dilakukan untuk mengurangi rasa nyeri dan memperbaiki fungsi. Pembedahan dan

indikasinya sebagai berikut:

1. Sinovektomi, untuk mencegah artritis pada sendi tertentu, untuk

mempertahankan fungsi sendi dan untuk mencegah timbulnya kembali inflamasi.

2. Arthrotomi, yaitu dengan membuka persendian.

3. Arthrodesis, sering dilaksanakan pada lutut, tumit dan pergelangan tangan.

9
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN SECARA TEORITIS

3.1.Pengkajian

Data dasar pengkajian pasien tergantung padwa keparahan dan keterlibatan organ-

organ lainnya ( misalnya mata, jantung, paru-paru, ginjal ), tahapan misalnya

eksaserbasi akut atau remisi dan keberadaaan bersama bentuk-bentuk arthritis

lainnya.

1.Aktivitas/istirahat

Gejala : Nyeri sendi karena gerakan, nyeri tekan, memburuk dengan stres pada sendi;

kekakuan pada pagi hari, biasanya terjadi bilateral dan simetris.

Limitasi fungsional yang berpengaruh pada gaya hidup, waktu senggang,

pekerjaan,keletihan.

Tanda:Malaise

Keterbatasan rentang gerak; atrofi otot, kulit, kontraktur/ kelaianan pada sendi.

2.Kardiovaskuler

Gejala : Fenomena Raynaud jari tangan/ kaki ( pucat intermitten, sianosis, kemudian

kemerahan pada jari sebelum warna kembali normal).

10
3.Integritas.ego

Gejala : Faktor-faktor stres akut/ kronis: mis; finansial, pekerjaan,

ketidakmampuan,faktor-faktorhubungan.

Keputusan dan ketidakberdayaan(situasi ketidakmampuan)

Ancaman pada konsep diri, citra tubuh, identitas pribadi .

3.2 Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan

1.Nyeri akut/kronis berhubungan dengan distensi jaringan akibat akumulasi

cairan/proses inflamasi,destruksi sendi.

2.kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan deformitas

skeletal,nyeri/ketidaknyamanan ,intoleransi terhadap aktivitas atau penurunan

kekuatan otot.

3.gangguan citra tubuh/perubahan penampilan peran berhubungan dengan perubahan

kemampuan untuk melakukan tugas-tugas umum,peningkatan penggunaan energi

atau ketidakseimbangan mobilitas.

11
3.3 Intervensi

DX 1

Nyeri akut/kronis berhubungan dengan distensi jaringan akibat akumulasi cairan/proses

inflamasi,destruksi sendi.

INTERVENSI RASIONAL

 Kaji keluhan nyeri,skala nyeri,serta  Membantu dalam menentukan

catat lokasi dan intensitas ,faktor- kebutuhan manajemen nyeri dan

faktor yang mempercepat ,dan efektivitas program.

respons rasa sakit nonverbal.

 Berikan matras/kasur keras ,bantal  Matras yang empuk/lembut,bantal

kecil.tinggikan tempatkan tidur yang besar akan menjaga

sesuai kebutuhan. pemeliharaan kesejajaran tubuh

yang tepat menempatkan stres pada

sendi yang sakit.peninggian tempat

tidur menurunkan tekanan pada

sendi yang nyeri.

12
DX 2

kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan deformitas

skeletal,nyeri/ketidaknyamanan ,intoleransi terhadap aktivitas atau penurunan

kekuatan otot.

INTERVENSI RASIONAL

 Evaluasi/ lanjutan pemantauan  Tingkat aktivitas/latihan tergantung

tingkat inflamasi/rasa sakit pada dari perkembangan resolusi proses

sendi. inflamasi.

 Pertahankan istirahat tirah  Istirahat sistemik dianjurkian selama

baring/duduk jika diperlukan.buat eksaserbasi akut dan seluruh fase

jadwal aktivitas yang sesuai dengan penyakit yang penting,untuk

toleransi untuk memberikan periode mencegah kelelahan,dan

istirahat yang terus-menerus dan tidur mempertahankan kekuatan.

malam hari yang tidak terganggu.

13
DX 3

gangguan citra tubuh/perubahan penampilan peran berhubungan dengan perubahan

kemampuan untuk melakukan tugas-tugas umum,peningkatan penggunaan energi

atau ketidakseimbangan mobilitas.

RASIONAL

INTERVENSI

 Dorong klien megungkapkan perasaan  Untuk mengetahui tingkat aktivitas

nya menegnai proses penyakit dan klien guna intervensi selanjutnya.

harapan masa depan.

 Diskusikan arti dari kehilangan  Mengidentifikasikan bagaimana

/perubahan pada klien/orang penyakit mempengaruhi persepsi diri

terdekat.pastikan bagaimana dan interaksi dengan orang lain akan

pandangan pribadi klien dalam menentukan kebutuhan terhadap

berfyngsi dalam gaya hidup sehari- intervensi/konseling lebih lanjut.

hari,termasuk aspek-aspek seksual.

14
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Arthritis rheumatoid adalah penyakit inflamasi nonbakterial yang bersifat sistemik,

progresif, cenderung kronis yang menyerang beberapa sistem organ, dan paling

sering ditemukan di sendi. Penyebab Artritis reumatoid masih belum diketahui secara

pasti walaupun banyak hal mengenai patologis penyakit ini telah terungkap. Penyakit

Artritis reumatoid belum dapat dipastikan mempunyai hubungan dengan factor

genetik . namun, berbagai faktor (termasuk kecenderungan genetik) bisa

mempengaruhi reaksi antoimun. Faktor – faktor yang berperan antara lain adalah

jenis kelamin, infeksi, keturunan dan lingkungan. Dari penjelasan di atas, dapat

disimpulkan bahwa faktor yang berperan dalam timbulnya penyakit Artritis

reumatoid adalah jenis kelamin, keturunan, lingkungan, dan infeksi.

4.2 Saran

Diharapkan mahasiswa dapat memahami materi yang telah kami susun ini, dan

dapat menginterpretasikan di dalam melakukan tindakan keperawatan dalam praktik,

khususnya pada pasien yang menagalami gangguan sistem muskuloskeletal : Gout

dan Rheumatoid Arthritis, dan mampu memberikan asuhan keperawatan yang sesuai.

15

S-ar putea să vă placă și