Sunteți pe pagina 1din 33

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang


Pengertian lansia adalah periode dimana organisme telah mencapai kemasakan dalam
ukuran dan fungsi dan juga telah menunjukkan kemunduran sejalan dengan waktu. Ada
beberapa pendapat mengenai usia kemunduran´ yaitu ada yang menetapkan 60 tahun, 65
tahun dan 70 tahun. Badan kesehatan dunia (WHO) menetapkan 65 tahun sebagai usia
yang menunjukkan proses menua yang berlangsung secara nyata dan seseorang telah
disebut lanjut usia. Lansia banyak menghadapi berbagai masalah kesehatan yang perlu
penanganan segera dan terintegrasi.

Seiring dengan pertumbuhan seseorang, usia merekapun juga bertambah. Dari anak-anak,
remaja awal, remaja akhir, dewasa awal, dewasa madya, dan dewasa akhir. Perubahn ini
juga diikuti dengan perubahan lainnya, yaitu perubahan fisik dan perubahan intelektual

Perubahan Fisik yang semakin menua akan sangat berpengaruh terhadap peran dan
hubungan dirinya dengan lingkunganya. Dengan semakin lanjut usia seseorang secara
berangsur-angsur ia mulai melepaskan diri dari kehidupan sosialnya karena berbagai
keterbatasan yang dimilikinya. Keadaan ini mengakibatkan menurun, baik secara
kualitas maupun kuantitasnya sehingga hal ini secara perlahan mengakibatkan terjadinya
kehilangan dalam berbagai hal yaitu: kehilangan peran ditengah masyarakat, hambatan
kontak fisik dan berkurangnya komitmen.

Perubahan intelektual, pada umumnya orang percaya bahwa proses belajar, memori, dan
intelegensi mengalami kemerosotan bersamaan dengan terus bertambahnya usia.
Kecepatan dalam memproses informasi mengalami penurunan pada masa dewasa akhir.
Selain itu, orang-orang dewasa lanjut kurang mampu mengeluarkan kembali informasi
yang telah disimpan dalam ingatannya. Kecepatan memproses informasi secara pelan-
pelan memang akan mengalami penurunan pada masa dewasa akhir.
Dengan adanya perubahan ini, maka terkadang membuat orang-orang yang telah masuk
dalam fase ini menjadi menarik diri dari lingkungannya.

1.2. Tujuan
Mengetahui perkembangan apa saja yang terjadi saat kita telah memasuki masa dewasa
akhir dan cara asuhan keperawatannya dimulai dari proses pengkajian sampai proses
evaluasi.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

2.1. Konsep keperawatan keluarga dengan keluarga dewasa akhir

Menurut Erikson tahap dewasa akhir memasuki tahap integrity vs despair yaitu
kemampuan perkembangan lansia mengatasi krisis psikososialnya. Banyak stereotip
positif dan negatif yang mampu mempengaruhi kepribadian lansia. Integritas ego penting
dalam menghadapi kehidupan dengan puas dan bahagia. Hal ini berdampak pada
hub.sosial dan produktivitasnya yang puas. Lawannya adalah despair yaitu rasa takut
mati dan hidup terlalu singkat, rasa kekecewaan. Beberapa cara hadapi krisis dimasa
lansia adalah tetap produktif dalam peran sosial, gaya hidup sehat, dan kesehatan fisik.

Tahap terakhir siklus kehidupan keluarga dimulai dengan salah satu atau kedua pasangan
memasuki masa pensiun, terus berlangsung hingga salah satu pasangan meninggal, dan
berakhir dengan pasangan lain meninggal (Duvall dan Miller, 1985). Menurut J.W.
Santrock (J.W.Santrock, 2002, h.190), ada dua pandangan tentang definisi orang lanjut
usia atau lansia, yaitu menurut pandangan orang barat dan orang Indonesia. Pandangan
orang barat yang tergolong orang lanjut usia atau lansia adalah orang yang sudah
berumur 65 tahun keatas, dimana usia ini akan membedakan seseorang masih dewasa
atau sudah lanjut. Sedangkan pandangan orang Indonesia, lansia adalah orang yang
berumur lebih dari 60 tahun. Lebih dari 60 tahun karena pada umunya di Indonesia
dipakai sebagai usia maksimal kerja dan mulai tampaknya ciri-ciri ketuaan.

Persepsi tahap siklus kehidupan ini sangat berbeda dikalangan keluarga lanjut usia.
Beberapa orang merasa menyedihkan, sementara yang lain merasa hal ini merupakan
tahun-tahun terbaik dalam hidup mereka. Banyak dari mereka tergantung pada sumber-
sumber finansial yang adekuat, kemampuan memelihara rumah yang memuaskan, dan
status kesehatan individu. Mereka yang tidak lagi mandiri karena sakit, umumnya
memiliki moral yang rendah dan keadaan fisik yang buruk sering merupakan anteseden
penyakit mental dikalangan lansia (Lowenthal, 1972). Sebaliknya lansia yang menjaga
kesehatan mereka, tetap aktif dan memiliki sumber-sumber ekonomi yang memadai
menggambarkan proporsi orang-orang yang lebih tua dan substansial dan senantiasa
berpikir positif terhadap kehidupan ini.

2.2. Ciri-ciri dewasa akhir

1. Adanya periode penurunan atau kemunduran Yang disebabkan oleh faktor fisik dan
psikologis.
2. Perbedaan individu dalam efek penuaan Ada yang menganggap periode ini sebagai
waktunya untuk bersantai dan ada pula yang menganggapnya sebagai hukuman.
3. Ada stereotip-stereotip mengenai usia lanjut. Yang menggambarkan masa tua tidaklah
menyenangkan.
4. Sikap sosial terhadap usia lanjut Kebanyakan masyarakat menganggap orang berusia
lanjut tidak begit dibutuhkan katena energinya sudah melemah. Tetapi, ada juga
masyarakat yang masih menghormati orang yang berusia lanjut terutama yang dianggap
berjasa bagi masyarakat sekitar
5. Mempunyai status kelompok minoritas. Adanya sikap sosial yang negatif tentang usia
lanjut.
6. Adanya perubahan peran. Karena tidak dapat bersaing lagi dengan kelompok yang lebih
muda.
7. Penyesuaian diri yang buruk. Timbul karena adanya konsep diri yang negatif yang
disebabkan oleh sikap sosial yang negatif.
8. Ada keinginan untuk menjadi muda kembali. Mencari segala cara untuk memperlambat
penuaan.

2.3. Kehilangan-Kehilangan yang Lazim bagi Keluarga Lansia

Karena proses menua berlangsung dan masa pensiun menjadi suatu kenyataan, maka ada
berbagai macam stressor atau kehilangan-kehilangan yang dialami oleh mayoritas lansia
dan pasangan-pasangan yang mengacaukan transisi peran mereka. Hal ini meliputi :
 Ekonomi ; menyesuaikan terhadap pendapatan yang turun secara substansial, mungkin
kemudian menyesuaikan terhadap ketergantungan ekonomi (ketergantungan pada
keluarga atau subsidi pemerintah).
 Perumahan ; sering pindah ke tempat tinggal yang lebih kecil dan kemudian dipaksa
pindah ke tatanan institusi.
 Sosial ; kehilangan (kematian) saudara, teman-teman dan pasangan.
 Pekerjaan ; keharusan pensiun dan hilangnya peran dalam pekerjaan dan perasaan
produktifitas.
 Kesehatan ; menurunnya fungsi fisik, mental dan kognitif ; memberikan perawatan bagi
pasangan yang kurang sehat.

2.4. Perkembangan deawasa akhir

2.4.1. Perkembangan Fisik

Pada masa lansia terlihat pada perubahan perubahan fisiologis yang bisa dikatakan
mengalami kemunduran, perubahan perubahan biologis yang dialami pada masa lansia
yang terlihat adanya kemunduran tersebut sangat berpengaruh terhadap kondisi kesehatan
dan terhadap kondisi psikologis. Kebanyakan perubahan fisik pada lansia mengalami hal
yang sama, misalnya rambut yang memutih, kulit keriput, dan gigi yang tunggal. Pada
periode ini penurunan fungsi organ tampak jelas.

2.4.2. Perkembangan Psikis dan Intelektual

Otak dan Sistem syaraf berubah dengan tanda adanya penurunan kecepatan belajar
sesuatu yang diikuti dengan menurunnya kemampuan intelektual. Beberapa peneliti
memperkirakan 5 sampai 10% neuron akan berhenti tumbuh sampai kita mencapai usia
70 tahun, setelah itu hilangnya neuron menjadi dipercepat. Aspek yang signifikan dari
proses penuaan adalah pada neuron-neuron yang tidak mengganti dirinya sendiri yang
menyebabkan hilangnya sebagian kecil kemampuan pada masa dewasa akhir.
2.4.3. Perkembangan Emosional

Memasuki masa tua, sebagian besar lanjut usia kurang siap menghadapi dan menyikapi
masa tua tersebut, sehingga menyebabkan para lanjut usia kurang dapat menyesuaikan
diri dan memecahkan masalah yang dihadapi (Widyastuti, 2000). Munculnya rasa
tersisih, tidak dibutuhkan lagi, ketidakikhlasan menerima kenyataan baru seperti penyakit
yang tidak kunjung sembuh, kematian pasangan, merupakan sebagian kecil dari
keseluruhan perasaan yang tidak enak yang harus dihadapi lanjut usia.

Sejalan dengan bertambahnya usia, terjadinya gangguan fungsional, keadaan depresi dan
ketakutan akan mengakibatkan lanjut usia semakin sulit melakukan penyelesaian suatu
masalah. Sehingga lanjut usia yang masa lalunya sulit dalam menyesuaikan diri
cenderung menjadi semakin sulit penyesuaian diri pada masa-masa selanjutnya.

2.4.4. Perkembangan Spiritual

Sebuah penelitian menyatakan bahwa lansia yang lebih dekat dengan agama
menunjukkan tingkatan yang tinggi dalam hal kepuasan hidup, harga diri dan optimisme.
Kebutuhan spiritual (keagamaan) sangat berperan memberikan ketenangan batiniah,
khususnya bagi para Lansia. Rasulullah bersabda “semua penyakit ada obatnya kecuali
penyakit tua”. Sehingga religiusitas atau penghayatan keagamaan besar pengaruhnya
terhadap taraf kesehatan fisik maupun kesehatan mental.

2.4.5. Sistem peredaran darah


Tidak lama berselang terjadi penurunan jumlah darah yang dipompa oleh jantung dengan
seiringnya pertambahan usia sekalipun pada orang dewasa yang sehat. Bagaimanapun,
kita mengetahui bahwa ketika sakit jantung tidak muncul, jumlah darah yang dipompa
sama tanpa mempertimbangakan usia pada masa dewasa. Kenyataannya para ahli
penuaan berpendapat bahwa jantung yang sehat dapat menjadi lebih kuat selama kita
menua dengan kapasitas meningkat bukan menurun (Fozard, 1992).

Meningkatnya tekanan darah yang terjadi akibat bertambah kerasnya dinding pembuluh
arteri aorta dan pusat merupakan gejala umum bagi orang yang berusia lanjut.

2.4.6. Sistem pernafasan


Kapasitas paru-paru akan menurun pada usia 20 hingga 80 tahun sekalipun tanpa
penyakit. Paru paru kehilangan elatisitasnya, dada menyusut, dan diafragma melemah.
Meskipun begitu, berita baiknya adalah bahwa orang dewasa lanjut dapat memperbaiki
fungsi paru paru dengan latihan-latihan memperkuat diafragma.

2.4.7. Seksualitas
Penuaan menyebabkan beberapa perubahan penurunan dalam hal seksualitas manusia,
dan terdapat perubahan yang lebih banyak pada laki laki dari pada perempuan. Rubin
(Harlock) mengatakan bahwa hubungan seksual tidak mungkin berhenti secara otomatis
pada usia berapapun. Mereka yang tidak melakukan hubungan seksual pada usia lanjut,
biasanya disebabkan oleh penyakit yang diderita pasangannya.

2.5. Adapun tugas perkembangan pada masa dewasa akhir


Memelihara pengaturan kehidupan yang memuaskan merupakan tugas paling penting
dari keluarga-keluarga lansia (tabel 11). Orangtua biasanya pindah ke salah satu anak
mereka karena penurunan kesehatan dan status ekonomi, mereka tidak punya pilihan lain,
dan ini terbukti merupakan suatu pengaturan yang tidak memuaskan bagi lansia (Lopata,
1973).
Tabel 11. Tahap VIII Siklus Kehidupan Keluarga Inti dengan keluarga dalam masa
pensiun dan lansia, dan Tugas-Tugas Perkembangan Keluarga yang Bersamaan

Tahap Siklus Kehidupan Tugas-Tugas Perkembangan


Keluarga dewasa akhir
Keluarga
Keluarga dewasa akhir/Lansia  Menciptakan kepuasan dalam
keluarga sebagai tempat tinggal di
hari tua.
 Menyesuaikan hidup dengan
penghasilan sebagai pensiunan
 Membina kehidupan rutin yang
menyenangkan.
 Saling merawat sebagai suami-istri
 Mampu menghadapi kehilangan
(kematian) pasanan dengan sikap
yang positif (menjadi janda atau
duda).
 Melakukan hubungan dengan anak-
anak dan cucu-cucu.
 Menemukan arti hidup dengan nilai
moral yang tinggi.

Diadaptasi dari Carter dan McGoldrick (1988), Duvall dan Miller (1985) dan Hurlock
(1980)

2.6. Masalah-Masalah Kesehatan.

Faktor-faktor seperti menurunnya fungsi dan kekuatan fisik, sumber-sumber finansial


yang tidak memadai, isolasi sosial, kesepian dan banyak kehilangan lainnya yang dialami
oleh lansia menunjukkan adanya kerentanan psikofisiologi dari lansia (Kelley et al,
1977). Oleh karena itu, terdapat masalah-masalah kesehatan yang multipel. Pasangan
atau individu lansia dalam semua fase sakit kronis mulai dari fase akut hingga fase
rehabilitasi sangat membutuhkan bantuan. Baik fungsi-fungsi yang terkait secara medis
(pengkajian fisik, reaksi-reaksi yang buruk) dan fungsi-fungsi keperawatan (mengkaji
respons klien terhadap sakit dan pengobatan serta kemampuan koping) adalah relevan
disini. Promosi kesehatan tetap menjadi hal yang sangat penting, khususnya dalam
bidang nutrisi, latihan, pecegahan cidera, penggunaan obat yang aman, pemakaian
pelayanan preventif dan berhenti merokok.

Semakin tua, kemungkinan terkena beberapa penyakit atau penurunan kondisi tubuh
semakin meningkat. Penyakit yang biasanya menyerang usia lanjut adalah radang sendi
dan osteoporosis.

Keseahtan mental tidak hanya dilihat dari ketidak hadiran gangguan-gangguan mental,
berbagai kesulitan dan frustasi, tetapi juga merefleksikan kemampuan seseorang untuk
menghadapi masalah-masalah kehidupan dengan cara efektif dan memuaskan.

Depresi yang dimaksud adalah suatu gangguan suasana hati dimana individu merasa
sangat tidak bahagia., kehilangan semangat, dan bosan. Orang yang menderita depresi
seperti ini mudah kehilangan stamina, tidak merasa sehat, nafsu makan kurang, lesu, dan
kurang bergairah. Gangguan kecemasan adalah gangguan psikologis yang dicirikan
dengan ketegangan motorik (seperti gelisah dan gemetar), hiperaktivitas (pusing, jantung
berdebar, atau berkeringat), dan pikiran yang mencemaskan. Penelitian membuktikan
bahwa orang usia lanjut memiliki kemungkinan yang lebih tinggi untuk mengalami
gangguan kecemasan daripada depresi (George dkk, 1988)

Isolasi sosial, depresi, gangguan kognitif (yang mungkin berkaitan dengan sejumlah
masalah termasuk penyakit (Alzheimer), dan masalah-masalah psikologis adalah masalah
kesehatan yang serius, khususnya bila bersama-sama dengan sakit fisik. Pengkajian dan
penggunaan sistem dukungan sosial keluarga atau individu harus menjadi bagian integral
dari perawatan kesehatan keluarga.
Proses menua dan menurunnya kesehatan menyebabkan betapa pentingnya pasangan
menikah saling menolong satu sama lain. Karena wanita hidup lebih lama dari pada pria,
dan biasanya mereka orang yang membantu suami yang sakit atau yang tidak berdaya.
Dalam kebanyakan kasus, penyakit bersifat kronis dan berkembang menjadi tak berdaya,
sehingga perlu waktu untuk menyesuaikan terhadap situasi terakhir. Suami menemukan
tugas merawat istri sebagai suatu tugas yang lebih sulit, karena peran merawat,
memelihara dan menjadi ibu rumah tangga semata-mata masih sebagai peran wanita.

Definisi nutrisi dikalangan lansia terjadi secara luas dan menimbulkan banyak masalah
yang berkaitan dengan penuaan (lemah, bingung, depresi, konstipasi, dan ada beberapa
lagi).

2.7 Contoh Asuhan Keperawatan Lansia Dalam Konteks Keluarga

KASUS
Hari kamis tanggal 02/06/2014 Tn.Nivos umur 65 tahun dan Ny.Martinova umur 60
tahun, datang ke puskesmas Elisabeth dengan keluhan Suaminya bahwa beberapa hari
yang lalu sering mengeluh sesak napas, mudah lelah dan batuk dan sulit berbicara karena
sesak napas yang dideritanya sekaligus untuk berkonsultasi ke perawat tentang msalah
kesehatan yang terjadi di keluarga mereka.

Tanggal Pengkajian : Kamis, 07/04/2016


A. Identitas umum keluarga
1. INDENTITAS KEPALA KELUARGA
Nama : Tn. Nivos
Umur : 65 tahun
Agama : Kristen Protestan
Suku : Nias
Pendidikan : S.Pd
Perkerjaan : Pensiun
Alamat : Jln. Amal budi Gg. Batak
No. Telpon : -

2. KOMPOSISI KELUARGA

No Nama L/P Umur Hub. Klg Perkerjaan Pendidikan


1 Tn.Nivos L 65 Suami Pensiun S.Pd
2 Ny.Martinova P 60 Istri IRT SMA

4. TYPE KELUARGA
a. Jenis Type Keluarga : keluarga “The nuclear family”
b. Masalah Yang terjadi dengan tipe tersebut : Keluarga mengatakan sering merasa
sakit –sakitan dan merasa kesepian karena hanya tinggal suami isteri.

5. SUKU BANGSA
a. Asal Suku Bangsa : Tn.Nivos dan Ny.Martinova sama-sam suku Nias.
b. Budaya yang berhubungan dengan kesehatan: selama ini tidak ada hal –hal yang
bertentangan dengan budaya.

6. AGAMA DAN KEPERCAYAAN YANG MEMPENGARUHI KESEHATAN


Agama Tn.Nivos adalah Kristen Protestan, dan begitu pula dengan Ny.Martinova.
Tn.Nivos dan Ny.Martinova Mengatakan selalu berusaha untuk mengikuti kebaktian
setiap hari minggu dan mereka selalu berdoa bersama di rumah kecuali jika Tn.Nivos
tidak ada dirumah, dan begitu juga dengan Ny.Martinova.
7. STATUS SOSIAL EKONOMI KELUARGA
a. Anggota keluarga yang mencari nafkah : Dahulunya sebelum pensiun Tn.Nivos,
yang bekerja sebagai staf pengajar
b. Penghasilan : Rp. 900/Bln
c. Upaya lain : Rp. 1.000.000,00 – Rp. 1.500.000
d. Harta benda yang dimiliki ( perabotan transportasi, dll ) : Rumah, motor yamaha,
Tv, kursi, serta lermari-lemari
e. Kebutuhan yang dikeluarkan tiap bulan : keluarga mengatakan kebutuhan tiap
bulan yang dikeluarkan hanya buat makan dan keperluan sehari –hari saja, kurang
lebih 1.000.000 per bulan

8. AKTIVITAS REKREASI KELUARGA


Keluarga mengatakan hanya dirumah, karena biasanya kalau libur anak dan cucunya
berkunjung kerumahnya.

B. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA


1. Tahap perkembangan keluarga saat ini : disini keluarga termasuk dalam tahap
perkembangan usia dewasa akhir, dan anak – anak mereka sudah pada
meninggalkan mereka dari rumah.
2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi dan kendalanya :
memepertahankan kesehatan, karena keluarga cemas ketika salah satunya sakit.

3. Riwayat kesehatan keluarga inti


 Riwayat kesehatan keluarga saat ini : Ny.Martinova mengatakan bahwa dia
pernah mengalami usus buntu dan sudah dioperasi.
Tn.Nivos mengatakan selama ini megalami sesak napas, dan kadang –kadang
sering kambuh.
 Riwayat penyakit keturunan
Menurut keluarga tidak ada keluarga yang memilki riwayat sakit yang sama dengan
mereka.
 Riwayat kesehatan masing – masing anggota keluarga
N Nama BB Umur Keadaan kesehatan Imunisasi Masalah Tindakan yang telah
o ( Bcg/polio kesehatan dilakukan
/DPT/HB/cam
pak
1 Tn.Nivos 70 kg 65 - Tn.Nivos biasanya - Gangguan Menembus obat yang
kalau cuaca dingin pola nafas telah direspkan dokter
asmanya kambuh karena Tn.Nivos
dan hanya minum mengatakan sudah
obat yang telah ketergantungan obat.
diresepkan dokter.
- Jika tidak minum
obat juga klien
mengatakan
asmanya akan
kambuh.
- Tn.Nivos juga
mengatakan bahwa
matanya sudah
mulai kabur, tidak
bisa melihat
barang dengan
jarak yang jauh.
2 Ny.Marti 55 kg 60 -Ny.Martinova -Nyeri Melakukan operasi
nova mengatakan bahwa perut dan dirumah sakit negeri.
dia pernah minum
mengalami usus obat yang
buntu dan sudah di beli
dioperasi. diapotik
-Pusing
-Klien mengatakan
bahwa tekanan
darahnya turun
naik.

b Sumber pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan : Menurut Tn.Nivos dan Ny.Martinova


jika dirinya sakit biasanya berobat di puskesmas.
c Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya :
Tn.Nivos : Klien mengatakan bahwa sudah 7 tahun klien merasakan sakit asma dan 2
tahun terakhir penglihatan sudah mulai kabur.
Ny.Martinova : klien mengatakan bahwa dahulunya sakit usus buntu dan sudah dioperasi
dan klien mengatakan biasanya klien merasakan nyeri pada perut dan minum obat yang
dibelikan anaknya diapotek, klien mengatakan jika klien sakit biasa, dirinya hanya
berobat kepuskesmas.

C. PENGKAJIAN LINGKUNGAN
1. Karakteristik rumah
a. Luas rumah : 7 x 12 meter
b. Type rumah : sederhana
c. Kepemilikan : pribadi
d. Jumlah dan ratio kamar/ruangan : 4 buah kamar tidur, Ventilasi/jendela :
Ada 10 ventilasi yang terdapat didalam rumah
e. Pemanfaatan ruangan : Ruang tamu, ruang tengah/ keluarga, dapur,
wc/toilet, 4 kamar tidur
f. Septic tank : ada, letak dibelakang rumah berjarak 1 meter dari rumah
g. Sumber air minum : air hujan yang dimasak dan air galon
h. Kamar Mandi/ WC : memiliki satu wc dan sekaligus kamar mandi
i. Sampah limbah RT : dibuang ditempat pembuangan sampah sejauh 100
meter
j. Kebersihan lingkungan : keadaan kebersihan lingkungan bersih karena
kelurga mengatakan jika tidak ada aktifitas selalu membersihan samping
rumah.

k. Keadaan didalam rumah : rumah Tn. H tampak bersih dan rapi.

2. Karakteristik tetangga dan komunitas RW


a. Kebiasaan : setiap minggu Ny.Martinova dan Tn.Nivos,
mengikuti/melakukan
PA dengan tetanga.
b. Aturan/kesepakatan : apabila ada orang baru atau tamu yang menginap wajib
lapor RT / RW
c. Budaya : didalam satu lingkungan klien semua suku ada dan kebanyakan
orang
Nias
3. Mobilitas geografis keluarga : klien mengatakan dia hanya dirumah saja
karena
biasanya anak dan cucunya yang berkunjung keruma.
4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat : keluarga
mengatakan
tiap bulan klien ada melakukan kegiatan arisan keluarga dan PA dengan
tetanga.
5. System pendukung keluarga : Saat ini dalam keluarga ada maslah dalam
kesehatan, hubungan satu anggota keluarga dengan yang lainnya cukup baik
dan
sudah terbiasa saling pengertian.

D. STRUKTUR KELUARGA
1. Pola/cara komunikasi keluarga : Menurut Ny.Martinova dalam keluarganya
berkomunikasi biasa menggunakan bahasa Nias
2. Struktur kekuatan keluarga : Dalam pengambilan keputusan keluarga Tn.Nivos dan
Ny.Martinova selalu memutuskan secara bersama-sama dan memilih yang terbaik.
Perbedaan-perbedaan pendapat yang ada selalu bisa di atasi jika mereka bicara
dengan baik
.
3. Struktur peran ( peran masing – masing anggota keluarga ) : Dalam keluarga
Tn.Nivos
sebagai kepala keluarga berkewajiban memipin keluarga dan dibantu Ny.Martinova.
4. Nilai dan norma keluarga : Sebagai bagian dari masyarakat Nias dan beragama
Kristen
protestan keluarga memiliki nilai-nilai dan norma yang dianut seperti sopan santun
terhadap suami terhadap isteri. Selama ini dirinya dan suaminya makan bersama
setiap
hari dari sarapan sampai makan malam.

E. FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi Afektif : klien mengatakan selama ini klien antara suami istri saling tolong
menolong dan saling pengertian dan selalu komunikasi kepada anak –anak mereka.
2. Fungsi sosialisasi : klien mengatakan sampai sejauh ini baik dan hubungan dengan
keluarga besarnya mau pun kecil baik –baik saja. Hubungan keluarga dengan orang
lain
pun baik, terutama tetangga-tetangga terdekat.
3. Fungsi perawatan kesehatan
a. Menurut keluarga, masalah kesehatan yang sering dihadapinya yaitu asma
dan
pusing dan persiapan berpisah dengan pasanganya.
b. Apa yang dilakukan keluarga dalam menghadapi masalah kesehatan yang sedang
dialami : klien mengatakan sejauh ini dirinya hanya berbicara dengan anak dan
antar suami isteri dan minum obat.
c. Kemana keluarga meminta pertolongan apabila ada anggota keluarga yang
mengalami masalah kesehatan : Ke puskesmas.
d. Tindakan apa yang dilakukan keluarga untuk mencegah timbulnya masalah
kesehatan : klien mengatakan biasanya keluarga hanya makan teratur dan
olahraga yaitu jalan pagi di sekitar rumah setiap hari minggu.

4. Fungsi reproduksi
a. Perencanaan jumlah anak : tidak ingin mempunyai anak lagi
b. Akseptor : tidak
5. Keterangan lain : Ny.Martinova mengatakan sejak dilakukan operasi sejak 10 tahun
yang
lalu Ny.Martinova tidak mengalami menstruasi lagi.
6. Fungsi ekonomi
Fungsi ekomoni dahulunya tidak ada kendala karena kebutuhan tiap bulan diberi
anak –
anaknya.

F. STRESS DAN KOPING KELUARGA


1. Stressor jangka pendek : klien mengatakan merasa kesepian karena dahulunya
terasa ramai dirumah tetapi sekarang hanya tinggal berdua saja.
2. Sressor jangka panjang : keluarga mengatakan cemas dengan keadaan suami
karena tidak bisa putus obat.
3. Respons keluarga terhadap stressor : jika terdapat masalah selalu diselesaikan
dengan anak –anak juga.
4. Strategi koping : klien mengatakan itu memang waktu yang tepat, dimana
anak
sudah menikah dan membangun rumah tangga sendiri.
5. Strategi adaptasi disfungsional : tidak ada.

G. KEADAAAN GIZI KELUARGA


Pemenuhan gizi : biasanya Ny.Martinova selalu masak, masakan kesukaan
suaminya
yaitu masakan bersantan dan bening.
Upaya lain : kadang –kadang juga klien mengatakan anaknya membawakan
makan
seperti sayur-sayuran dan lauk pauk.

H. HARAPAN KELUARGA
1. Terhadap masalah kesehatan : klien mengatakan mungkin ini masalah yang
didapatkan
dimasa lanjut usia.
2. Terhadap petugas kesehatan yang ada : klien mengatakan agar mahasiswa yang
datang
bisa berbagi pengetahuan.

I. PEMERIKSAAN FISIK
No Pemeriksaan Fisik Nama Anggota Keluarga
Tn.Nivos Ny.Martinova
1 Keadaan Umum
BB 70 kg 55 kg
TB 165 cm 150 cm
2 Kepala :
Rambut Hitam tampak uban Hitam sedikit uban,
disela – sela rambut dan panjang dan keriting.
agak keriting.
Mata Konjungtiva merah Konjungtiva merah jambu,
jambu, sclera pucat, sclera pucat, dan
penglihatan agak mulai penglihatan mulai
menurun. menurun.

Hidung sinusitis (-),


polip (-), penciuman sinusitis (-),
baik. polip (-), penciuman baik.

Mulut Mulut bersih, mukosa Mulut bersih, mukosa


lembab, lidah bersih, gigi lembab, lidah bersih, gigi
sudah rapuh. sudah rapuh
.
Telinga Pendengaran mulai Pendengaran mulai
menurun. menurun.
3 Leher Tidak ada pembesaran Tidak ada pembesaran
JVP vena jugularis. vena jugularis.

Kelenjar Tiroid Tidak ada Tidak ada pembengkakan


pembengkakan.
4 Dada
Mamae
Inspeksi Tidak ada Tidak ada pembengkakan,
pembengkakan, simetris simetris antara kiri dan
antara kiri dan kanan. kanan.

Palpasi Tidak ada Tidak ada pembengkakan.


Paru pembengkakan.

Inspeksi Saat bernafas Saat bernafas tidak


menggunakan otot menggunakan otot bantuan
bantuan pernafasan. pernafasan.

Palpasi Tidak simetris penurunan Tidak ada kelainan.


antara kiri dan kanan

Terdengar bunyi dalnes. Tidak ada penimbunan


Perkusi cairan.

Bunyi nafas ronchi, Bunyi nafas vesikuler, RR


Auskultasi RR normal normal

Jantung Letak normal. Dan Letak normal dan ukuran

Palpasi ukuran normal. normal.


Ictus cordis normal yaitu Ictus cordis normal yaitu

Perkusi ics 5 dan 6. ics 5 dan 6

Irama teratur, suara Irama teratur, sura


Auskultasi
tambahan tidak ada tambahan tidak ada
TD : 140/90 mmHg TD : 130/80 mmHg
5 Abdomen
Inspeksi Simetris, warna normal, Simetris, warna normal,
asites (-) asites (-)
Palpasi Tidak ada nyeri tekan, Ada nyeri tekan, tidak ada
tidak ada benjolan benjolan

Auskultasi Bising usus (+) Bising usus (+)

Perkusi Organ pada abdomen Organ pada abdomen


normal normal
6 Genetalia - -
7 Eksremitas atas
dan bawah
Inspeksi Berfungsi dengan baik Berfungsi dengan baik
Perkusi Reflek patella lemah. Klien mengatakan kadanga
Klien mengatakan terasa lemah.
kadang – kadang klien
mengatakan terasa lemah
jika akan berjalan.
J. TIPOLOGI MASALAH KESEHATAN
NO DAFTAR MASALAH KESEHATAN
1 ANCAMAN :
 Resiko KESEPIAN
 Ketidakefetifan manajemen kesehatan diri.
2 KURANG/TIDAK SEHAT :
 Ganggauan pola nafas
3 DIFISIT
-

K. DAFTAR MASALAH PENGKAJIAAN KHUSUS BERDASARKAN 5 TUGAS


KELUARGA DENGAN DIAGNOSA KEFEKTIFAN MANAJEMEN
KESEHATAN
DIRI.
NO KRITERIA PENGKAJIAN
1 Mengenal Masalah  Keluarga belum bisa mengenal masalah.
Kesehatan “klien mengatakan bahwa klien ingin mengatasi
penyakit agar suami tidak tergantung dengan obat.
2 Mengambil Keputusan Klien belum bisa mengambil keputusan tetapi jika
klien sakit anak datang dengan membawa obat.
3 Merawat anggota Jika Tn. H sakit istri klien meminta bantuan atau
keluarga yang sakit pertolongan dengan anak dan tetangga.
4 Memodifikasi Klien masih belum bisa mengubah atau
lingkungan memodifikasi lingkungan.
5 Memanfaatkan sarana Klien mengatakan belum mengetahui pemanfaatan
kesehatan sarana kesehatan yang ada.

L. DAFTAR MASALAH PENGKAJIAN KHUSUS BERDASARKAN 5 TUGAS


KELUARGA DENGAN DIAGNOSA GANGGUAN POLA NAFAS
NO KRITERIA PENGKAJIAN
1 Mengenal Masalah  Tn.Nivos, sudah mengenal masalah.
Dengan klien mengatakan bahwa dia tidak bisa kalau
tidak minum obat.
Klien juga mengatakan bahwa masalah ini dirasakan
sejak 10 tahun yang lalu, waktu masuk rumah sakit,
rontgen tidak ada masalah, cuma ada penyempitan
saluran nafas.
Klien mengatakan sejak sakit dia sudah berhenti
merokok.
2  Tn.Nivos mengatakan bahwa dirinya tidak bisa putus
Mengambil Keputusan
yang tepat minum obat.
 Jadinya biasanya isteri selalu mengingatkan.
3 Merawat  Ny.Martinova selalu menemani Tn.Nivos, jika sakit
anggota
keluarga yang sakit dan mengurut –urut dada Tn.Nivos.
ataupun punya masalah
4 Memodifikasi  Menciptakan lingkungan yang bersih karena Tn.Nivos
lingkungan juga alergi terhadap debu.
5 Memanfaatkan 
sarana Jika sakit klien pergi kepuskesmas dengan
kesehatan menggunakan JAMKESMAS.

M. DAFTAR MASALAH PENGKAJIAAN KHUSUS BERDASARKAN 5 TUGAS


KELUARGA DENGAN DIAGNOSA RESIKO KESEPIAN
NO KRITERIA PENGKAJIAN
1 Mengenal Masalah  keluarga sudah bisa mengenal masalah
Keluarga mengatakan biasanya merasa kesepian,
keluarga meengatakan menelpon atau melihat foto –
foto anaknya.,
2 Mengambil  keluarga bermusyawarah untuk menelepon anaknya
Keputusan yang tepat terdekat agar berkunjung kerumah.
3 Merawat  Klien mengatakan biasanya kesepian kita saling
anggota
keluarga yang sakit bercerita.
ataupun punya
masalah
4 Memodifikasi  Keluarga kadang – kadang merasa kesiapan karena
lingkungan hanya berdua saja dirumah.
 Keluarga memasang foto anak- anak dan cucunya
diruangan tamu dan kamarnya.
5 Memanfaatkan sarana -
kesehatan

N. ANALISA DATA
NO DATA PROBLEM ETIOLOGI
1. Ds : Kurang Keefektifan
 Keluaraga mengatakan bahwa pengetahuan/info Manajemen Kesehatan
dirinya kurang bisa dalam rmasi. Diri.
mengatasi masalah kesehatan
yang dialaminya.
Do:
 Keluarga tampak binggung
ketika ditanya.

2. Ds: Kurang Gangguan pola nafas


 Klien mengatakan bahwa mengenal
biasanya kalau kehabisan obat masalah
klien merasakan sesak dan
ketika terkena debu juga.
Do :
 Klien tampak terenggah –
terenggah
.
3. Ds : Kurang Resiko kesepian
 Klien mengatakan merasa mengetahui
kesepian sejak ditinggalkan tugas
oleh anak-anaknya. perkembangan
Do: keluarga dewasa
 Klien tampak sedih ketika akhir/lansia
dikaji.

O. SKORING
1. Keefektifan manajemen kesehatan diri b.d kurang pengetahuan/Informasi
KRITERIA S BOBOT Pembenaran
K
O
R
SIFAT MASALAH 2/3 Sifat masalah ini termasuk
o Tidak sehat 3 ancaman karena jika tidak
o Ancaman kesehatan 2 diberi pengetahuan keluarga
o Krisis atau keadaan 1 tidak tahu dan tetap minum
sejahtera obat tiap hari dan kita tahu
efek yang terjadi akibat terlalu
banyak minum obat streroid.
KEMUNGKINAN 1 Masalah tersebut mungkin
MASALAH DAPAT hanya sebagian dapat diubah
DIUBAH karena melihat kondisi
o Dengan Mudah 2 keluarga yang ketergantungan
o Hanya Sebagian 1 dengan obat.
o Tidak dapat 0

PONTISIAL 1 Potensial masalah dapat


MASALAH DAPAT dicegah cukup, karena
DICEGAH keluarga mengatakan bahwa
o Tinggi 3 keluarga ingin sembuh dari
o Cukup 2 sakit.
o Rendah 1

MENONJOLNYA 1 Masalah ini merupakan


MASALAH masalah berat, sehingga harus
o Masalah berat, harus 2 ditangi, sehingga keluarga
segera ditangani tidak terlalu ketergantungan
o Ada masalah, tapi tidak 1 dengan obat.
perlu segera ditangani
o Masalah tidak dirasakan 0

2/3 + 1/2+ 2/3+1 =2 1/3

2. Gangguan pola nafas b.d kurang mengenal masalah


KRITERIA SKOR BOBOT Pembenaran
SIFAT MASALAH 1 Sifat masalah ini
o Tidak sehat 3 sudah tidak sehat
o Ancaman kesehatan 2 karena melihat
o Krisis atau keadaan sejahtera 1 kondisi klien.

KEMUNGKINAN MASALAH 2 Kemungkinan


DAPAT DIUBAH masalah dapat
o Dengan Mudah 2 diubah hanya
o Hanya Sebagian 1 sebagian karena
o Tidak dapat 0 masalah ini sudah
terlalu berat.
PONTISIAL MASALAH DAPAT 1 Potensial masalah
DICEGAH dapat dicegah
o Tinggi 3 cukup, karena
o Cukup 2 kemungkinan
o Rendah 1 hanya tergantung
kondisi klin
MENONJOLNYA MASALAH 1 Masalah ini berat
dan harus segera
o Masalah berat, harus segera 2
ditangani, karena
ditangani agar tidak
menimbulkan
o Ada masalah, tapi tidak perlu segera 1 komplikasi yang
ditangani lebih berat.
o Masalah tidak dirasakan 0
1+1+2/3+1 =3 2/3

3. Resiko Kesepian b.d Kurang mengetahui tugas perkembangan keluarga dewas


Akhir
KRITERIA SKOR BOBOT Pembenaran
SIFAT MASALAH 1 Sifat masalah ini
o Tidak sehat 3 merupakan krisis karena
o Ancaman kesehatan 2 kelurga masih bisa
o Krisis atau keadaan sejahtera mengatasi masalah
1
tersebut.
KEMUNGKINAN MASALAH 2 Karena menurut
DAPAT DIUBAH pengkajian yang kami
o Dengan Mudah 2 lakukan keluarga
o Hanya Sebagian 1 mengatakan bahwa
o Tidak dapat 0 mungkin memang
waktunya “kami hidup
berdua lagi.”
PONTISIAL MASALAH 1 Karena tindakan masalah
DAPAT DICEGAH yang dihadapi keluarga
o Tinggi 3 wajar, mungkin
o Cukup 2 beradaptasi dengan
o Rendah 1 keadaan.

MENONJOLNYA MASALAH 1 Masalah ini tidak perlu


o Masalah berat, harus segera 2 ditangani karena klien
ditangani baru merasakan hal
o Ada masalah, tapi tidak perlu 1 tersebut.
segera ditangani
o Masalah tidak dirasakan 0

2/3 +2+2/3+1/2 = 3 5/6

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA PRIORITAS


1. Gangguan Pola Nafas b.d Kurang mengenal masalah
2. Ketidak efektifan Manejemen Diri b.d kurang pengetahuan/informasi
3. Resiko Kesepian b.d Kurang mengetahui tugas perkembangan keluarga
dewasa akhir

C. RENCANA KEPERAWATAN
No Dx keperawatan Intervensi Keperawatan
Tujuan dan kriteria Tindakan Rasional
hasil keperawatan
1. Gangguan Pola  Gangguan yang 1.cek atau kaji 1. untuk mengetahui keadaan
Nafas b.d terjadi berkurang keadaan umum umum klien.
kurang kurun waktunya klien.
mengenal setelah dilakukan 2. lakukan 2. untuk memberi wawasan
masalah tindakan selama 1 X PENKES kepada klien dan kelurga
30 menit. berhubungan tentang kondisi atau
Dengan KH : dengan penyakit keadaan klien.
1. klien dapat klien.
melakukan apa 3. ajarkan klien 3. agar klien dapat melakukan
yang telah hal –hal yang hal –hal yang tepat bagi
disarankan. tepat untuk kesehatan dirinya.
2. klien mengerti klien.
olaharaga yang 4. minta klien 4. untuk mengetahui kondisi
baik untuk dia. untuk klien.
memeriksaa
diri kerumah
sakit.

2. Keefektifan Klien mengerti 1. kaji 1. untuk mengetahui


Manejemen Diri setelah dilakukan kemampuan kemampuan klien
b.d kurang tindakan selama 3 X klien.
pengetahuan 45 menit. 2. lakukan 2. agar klien memahami
/informasi Dengan KH: penkes manejemen diri yang tepat.
1. klien mengatakan kesehatan.
bahwa sudah mengerti 3. ajarkan klien 3. agar kjlien makin mengerti
dengan hal – hal yang cara manejemen dengan hal hal yang harus
harus dilakukan diri. dilakukan dan dihindari.
2. klien mengerti hal
– hal yang harus 4. evaluasi 4. agar untuk memahami
dihindari kemampuam kemampuan klien.

klien.
3. Resiko Kesepian Kesepian tidak 1. kaji faktor 1. untuk memastikan faktor
b.d Kurang terlalalu larut setelah penyebab penyebab kesepian.
mengetahui dilakukan tindakan keluarga
tugas selama 3 X 45 menit. merasa
perkembangan kesepian.
keluarga dewasa Dengan KH : 2. beri informasi 2. agar klien makin
akhir 1. Klien mengatakan kepada memahami tentang tugas
tidak terlalu sepi keluarga perkembangan.
lagi. tentang tugas
2. keluarga perkembangan.
mengatakan bahwa 3. ajarkan klien 3. agar klien mampu
dirinya sudah cara – cara mengatasi kesepian secara
mengerti tugas mengatasi wajar.
perkembangannya. kesepian.
4. ajak pasien 4. untuk mengetahui
untuk kemampuan keluarga
mengevaluasi dalam mengatasi masalah
kembali. kesepian.

D. CATATAN IMPLEMENTASI
No. Hari / Para
Waktu Tindakan keperawatan
Dx. tanggal f
1. Sabtu, 07 08.00- 1. Mencek atau Mengkaji keadaan umum klien.
Juni 2014 09.30 2. Melakukan PENKES berhubungan dengan
Wib penyakit
klien.
3. Mengajarkan klien hal –hal yang tepat untuk
kesehatan klien.
4. Meminta klien untuk memeriksaan diri kerumah
sakit.
2. Minggu, 08 10.00- 1. Mengkaji kemampuan klien.
Juni 2014 11.30 2. Melakukan Penkes kesehatan.
Wib 3. Mengajarkan klien cara manejemen diri.
4. Mengevaluasi kemampuam klien.

No. Hari / Para


Waktu Tindakan keperawatan
Dx. tanggal f
Senin, 09 08.30 – 1. Mengkaji faktor penyebab keluarga merasa
Juni 2009 10.00 kesepian.
wib 2. Memberi informasi kepada keluarga tentang tugas
Perkembangan setiap tahap dalam keluarga.
3. Mengajarkan klien cara – cara mengatasi kesepian.
4. Mengajak pasien untuk mengevaluasi kembali.

E. EVALUASI KEPERAWATAN
No. Hari /
Evaluasi
Dx. tanggal
1. Senin, S:
09 Juni Keluarga mengatakan sudah mengerti dan mampu mengidentifikasi pengertian, penyebab, t
2009 gejala serta penannganan Ashma.
 Keluarga mengatakan sudah mampu untuk segera mengambil keputusan membawa klien ke pus
(puskesmas) jika sakitnya kambuh
O:
 Keluarga mampu menyebutkan pengertian, penyebab, tanda dan gejala serta pencegahan Ashma
A:
 Masalah teratasi
P:
 Berikan reinforcement terhadap pernyataan dan kegiatan yang dilakukan oleh keluarga
2. Senin, S:
09-06-  Keluarga mengatakan sudah mengerti dan mampu mengidentifikasi hal–hal yang dapat
2014 terjadinya serangan berulang (Ashma)
 Keluarga mengatakan sudah mampu mengidentifikasi cara menghindari terjadinya serangan
 Keluarga mengatakan sudah membersihkan rumahnya setiap hari dan membuka jendela rumahn
pagi.
 Keluarga mengatakan telah menyediakan makanan yang merupakan diit bagi klien
 Keluarga mengatakan perasaannya sangat senang dapat bekerja sama dengan perawat dalam
anggota keluarga yang sakit

 Keluarga mampu menyebutkan hal–hal yang dapat memicu terjadinya serangan berulang (Ashm
 Keluarga mampu menyebutkan cara menghindari terjadinya serangan
 Keluarga mau bekerjasama dalam merawat klien
 Tampak halaman maupun dalam rumah keluarga Tn.Nivos bersih dan jendela terbuka pada pagi
 Keluarga mau menyediakan makanan yang merupakan diit bagi klien
 Keluarga mampu melakukan perawatan dengan menyediakan makanan sehat sesuai diit
A:
 Masalah teratasi
P:
Berikan reinforcement terhadap pernyataan dan kegiatan yang dilakukan oleh keluarga

No. Hari / Para


Evaluasi
Dx. tanggal f
3. Senin, 09 S :
Juni 2009 Keluarga mengatakan bahwa mereka sudah mengetahui penyebab
keluarga mereka merasa kesepian. Klien mengatakan sudah
mampu mengidentifikasi cara menghindari/mengatasi rasa
kesepian dalam keluarga.
O:
Keluarga mampu menyebutkan tugas-tugas keluarga pada tahap
keluarga dewasa akhir.
A:
Masalah teratasi.
P:
Berikan reinforcement terhadap pernyataan dan kegiatan yang
dilakukan oleh keluarga.

DAFTAR PUSTAKA
http://www.psycholovegy.com/2012/05/masa-perkembangan-manusia-dewasa-akhir.html

Santrock, John W., 1995, Life-Span Development, Jakarta: Erlangga.


Hurlock, Elizabeth B., 1980, A Life-Span Approach, Jakarta: Erlangga

S-ar putea să vă placă și