Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
PENDAHULUAN
Seiring dengan pertumbuhan seseorang, usia merekapun juga bertambah. Dari anak-anak,
remaja awal, remaja akhir, dewasa awal, dewasa madya, dan dewasa akhir. Perubahn ini
juga diikuti dengan perubahan lainnya, yaitu perubahan fisik dan perubahan intelektual
Perubahan Fisik yang semakin menua akan sangat berpengaruh terhadap peran dan
hubungan dirinya dengan lingkunganya. Dengan semakin lanjut usia seseorang secara
berangsur-angsur ia mulai melepaskan diri dari kehidupan sosialnya karena berbagai
keterbatasan yang dimilikinya. Keadaan ini mengakibatkan menurun, baik secara
kualitas maupun kuantitasnya sehingga hal ini secara perlahan mengakibatkan terjadinya
kehilangan dalam berbagai hal yaitu: kehilangan peran ditengah masyarakat, hambatan
kontak fisik dan berkurangnya komitmen.
Perubahan intelektual, pada umumnya orang percaya bahwa proses belajar, memori, dan
intelegensi mengalami kemerosotan bersamaan dengan terus bertambahnya usia.
Kecepatan dalam memproses informasi mengalami penurunan pada masa dewasa akhir.
Selain itu, orang-orang dewasa lanjut kurang mampu mengeluarkan kembali informasi
yang telah disimpan dalam ingatannya. Kecepatan memproses informasi secara pelan-
pelan memang akan mengalami penurunan pada masa dewasa akhir.
Dengan adanya perubahan ini, maka terkadang membuat orang-orang yang telah masuk
dalam fase ini menjadi menarik diri dari lingkungannya.
1.2. Tujuan
Mengetahui perkembangan apa saja yang terjadi saat kita telah memasuki masa dewasa
akhir dan cara asuhan keperawatannya dimulai dari proses pengkajian sampai proses
evaluasi.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
Menurut Erikson tahap dewasa akhir memasuki tahap integrity vs despair yaitu
kemampuan perkembangan lansia mengatasi krisis psikososialnya. Banyak stereotip
positif dan negatif yang mampu mempengaruhi kepribadian lansia. Integritas ego penting
dalam menghadapi kehidupan dengan puas dan bahagia. Hal ini berdampak pada
hub.sosial dan produktivitasnya yang puas. Lawannya adalah despair yaitu rasa takut
mati dan hidup terlalu singkat, rasa kekecewaan. Beberapa cara hadapi krisis dimasa
lansia adalah tetap produktif dalam peran sosial, gaya hidup sehat, dan kesehatan fisik.
Tahap terakhir siklus kehidupan keluarga dimulai dengan salah satu atau kedua pasangan
memasuki masa pensiun, terus berlangsung hingga salah satu pasangan meninggal, dan
berakhir dengan pasangan lain meninggal (Duvall dan Miller, 1985). Menurut J.W.
Santrock (J.W.Santrock, 2002, h.190), ada dua pandangan tentang definisi orang lanjut
usia atau lansia, yaitu menurut pandangan orang barat dan orang Indonesia. Pandangan
orang barat yang tergolong orang lanjut usia atau lansia adalah orang yang sudah
berumur 65 tahun keatas, dimana usia ini akan membedakan seseorang masih dewasa
atau sudah lanjut. Sedangkan pandangan orang Indonesia, lansia adalah orang yang
berumur lebih dari 60 tahun. Lebih dari 60 tahun karena pada umunya di Indonesia
dipakai sebagai usia maksimal kerja dan mulai tampaknya ciri-ciri ketuaan.
Persepsi tahap siklus kehidupan ini sangat berbeda dikalangan keluarga lanjut usia.
Beberapa orang merasa menyedihkan, sementara yang lain merasa hal ini merupakan
tahun-tahun terbaik dalam hidup mereka. Banyak dari mereka tergantung pada sumber-
sumber finansial yang adekuat, kemampuan memelihara rumah yang memuaskan, dan
status kesehatan individu. Mereka yang tidak lagi mandiri karena sakit, umumnya
memiliki moral yang rendah dan keadaan fisik yang buruk sering merupakan anteseden
penyakit mental dikalangan lansia (Lowenthal, 1972). Sebaliknya lansia yang menjaga
kesehatan mereka, tetap aktif dan memiliki sumber-sumber ekonomi yang memadai
menggambarkan proporsi orang-orang yang lebih tua dan substansial dan senantiasa
berpikir positif terhadap kehidupan ini.
1. Adanya periode penurunan atau kemunduran Yang disebabkan oleh faktor fisik dan
psikologis.
2. Perbedaan individu dalam efek penuaan Ada yang menganggap periode ini sebagai
waktunya untuk bersantai dan ada pula yang menganggapnya sebagai hukuman.
3. Ada stereotip-stereotip mengenai usia lanjut. Yang menggambarkan masa tua tidaklah
menyenangkan.
4. Sikap sosial terhadap usia lanjut Kebanyakan masyarakat menganggap orang berusia
lanjut tidak begit dibutuhkan katena energinya sudah melemah. Tetapi, ada juga
masyarakat yang masih menghormati orang yang berusia lanjut terutama yang dianggap
berjasa bagi masyarakat sekitar
5. Mempunyai status kelompok minoritas. Adanya sikap sosial yang negatif tentang usia
lanjut.
6. Adanya perubahan peran. Karena tidak dapat bersaing lagi dengan kelompok yang lebih
muda.
7. Penyesuaian diri yang buruk. Timbul karena adanya konsep diri yang negatif yang
disebabkan oleh sikap sosial yang negatif.
8. Ada keinginan untuk menjadi muda kembali. Mencari segala cara untuk memperlambat
penuaan.
Karena proses menua berlangsung dan masa pensiun menjadi suatu kenyataan, maka ada
berbagai macam stressor atau kehilangan-kehilangan yang dialami oleh mayoritas lansia
dan pasangan-pasangan yang mengacaukan transisi peran mereka. Hal ini meliputi :
Ekonomi ; menyesuaikan terhadap pendapatan yang turun secara substansial, mungkin
kemudian menyesuaikan terhadap ketergantungan ekonomi (ketergantungan pada
keluarga atau subsidi pemerintah).
Perumahan ; sering pindah ke tempat tinggal yang lebih kecil dan kemudian dipaksa
pindah ke tatanan institusi.
Sosial ; kehilangan (kematian) saudara, teman-teman dan pasangan.
Pekerjaan ; keharusan pensiun dan hilangnya peran dalam pekerjaan dan perasaan
produktifitas.
Kesehatan ; menurunnya fungsi fisik, mental dan kognitif ; memberikan perawatan bagi
pasangan yang kurang sehat.
Pada masa lansia terlihat pada perubahan perubahan fisiologis yang bisa dikatakan
mengalami kemunduran, perubahan perubahan biologis yang dialami pada masa lansia
yang terlihat adanya kemunduran tersebut sangat berpengaruh terhadap kondisi kesehatan
dan terhadap kondisi psikologis. Kebanyakan perubahan fisik pada lansia mengalami hal
yang sama, misalnya rambut yang memutih, kulit keriput, dan gigi yang tunggal. Pada
periode ini penurunan fungsi organ tampak jelas.
Otak dan Sistem syaraf berubah dengan tanda adanya penurunan kecepatan belajar
sesuatu yang diikuti dengan menurunnya kemampuan intelektual. Beberapa peneliti
memperkirakan 5 sampai 10% neuron akan berhenti tumbuh sampai kita mencapai usia
70 tahun, setelah itu hilangnya neuron menjadi dipercepat. Aspek yang signifikan dari
proses penuaan adalah pada neuron-neuron yang tidak mengganti dirinya sendiri yang
menyebabkan hilangnya sebagian kecil kemampuan pada masa dewasa akhir.
2.4.3. Perkembangan Emosional
Memasuki masa tua, sebagian besar lanjut usia kurang siap menghadapi dan menyikapi
masa tua tersebut, sehingga menyebabkan para lanjut usia kurang dapat menyesuaikan
diri dan memecahkan masalah yang dihadapi (Widyastuti, 2000). Munculnya rasa
tersisih, tidak dibutuhkan lagi, ketidakikhlasan menerima kenyataan baru seperti penyakit
yang tidak kunjung sembuh, kematian pasangan, merupakan sebagian kecil dari
keseluruhan perasaan yang tidak enak yang harus dihadapi lanjut usia.
Sejalan dengan bertambahnya usia, terjadinya gangguan fungsional, keadaan depresi dan
ketakutan akan mengakibatkan lanjut usia semakin sulit melakukan penyelesaian suatu
masalah. Sehingga lanjut usia yang masa lalunya sulit dalam menyesuaikan diri
cenderung menjadi semakin sulit penyesuaian diri pada masa-masa selanjutnya.
Sebuah penelitian menyatakan bahwa lansia yang lebih dekat dengan agama
menunjukkan tingkatan yang tinggi dalam hal kepuasan hidup, harga diri dan optimisme.
Kebutuhan spiritual (keagamaan) sangat berperan memberikan ketenangan batiniah,
khususnya bagi para Lansia. Rasulullah bersabda “semua penyakit ada obatnya kecuali
penyakit tua”. Sehingga religiusitas atau penghayatan keagamaan besar pengaruhnya
terhadap taraf kesehatan fisik maupun kesehatan mental.
Meningkatnya tekanan darah yang terjadi akibat bertambah kerasnya dinding pembuluh
arteri aorta dan pusat merupakan gejala umum bagi orang yang berusia lanjut.
2.4.7. Seksualitas
Penuaan menyebabkan beberapa perubahan penurunan dalam hal seksualitas manusia,
dan terdapat perubahan yang lebih banyak pada laki laki dari pada perempuan. Rubin
(Harlock) mengatakan bahwa hubungan seksual tidak mungkin berhenti secara otomatis
pada usia berapapun. Mereka yang tidak melakukan hubungan seksual pada usia lanjut,
biasanya disebabkan oleh penyakit yang diderita pasangannya.
Diadaptasi dari Carter dan McGoldrick (1988), Duvall dan Miller (1985) dan Hurlock
(1980)
Semakin tua, kemungkinan terkena beberapa penyakit atau penurunan kondisi tubuh
semakin meningkat. Penyakit yang biasanya menyerang usia lanjut adalah radang sendi
dan osteoporosis.
Keseahtan mental tidak hanya dilihat dari ketidak hadiran gangguan-gangguan mental,
berbagai kesulitan dan frustasi, tetapi juga merefleksikan kemampuan seseorang untuk
menghadapi masalah-masalah kehidupan dengan cara efektif dan memuaskan.
Depresi yang dimaksud adalah suatu gangguan suasana hati dimana individu merasa
sangat tidak bahagia., kehilangan semangat, dan bosan. Orang yang menderita depresi
seperti ini mudah kehilangan stamina, tidak merasa sehat, nafsu makan kurang, lesu, dan
kurang bergairah. Gangguan kecemasan adalah gangguan psikologis yang dicirikan
dengan ketegangan motorik (seperti gelisah dan gemetar), hiperaktivitas (pusing, jantung
berdebar, atau berkeringat), dan pikiran yang mencemaskan. Penelitian membuktikan
bahwa orang usia lanjut memiliki kemungkinan yang lebih tinggi untuk mengalami
gangguan kecemasan daripada depresi (George dkk, 1988)
Isolasi sosial, depresi, gangguan kognitif (yang mungkin berkaitan dengan sejumlah
masalah termasuk penyakit (Alzheimer), dan masalah-masalah psikologis adalah masalah
kesehatan yang serius, khususnya bila bersama-sama dengan sakit fisik. Pengkajian dan
penggunaan sistem dukungan sosial keluarga atau individu harus menjadi bagian integral
dari perawatan kesehatan keluarga.
Proses menua dan menurunnya kesehatan menyebabkan betapa pentingnya pasangan
menikah saling menolong satu sama lain. Karena wanita hidup lebih lama dari pada pria,
dan biasanya mereka orang yang membantu suami yang sakit atau yang tidak berdaya.
Dalam kebanyakan kasus, penyakit bersifat kronis dan berkembang menjadi tak berdaya,
sehingga perlu waktu untuk menyesuaikan terhadap situasi terakhir. Suami menemukan
tugas merawat istri sebagai suatu tugas yang lebih sulit, karena peran merawat,
memelihara dan menjadi ibu rumah tangga semata-mata masih sebagai peran wanita.
Definisi nutrisi dikalangan lansia terjadi secara luas dan menimbulkan banyak masalah
yang berkaitan dengan penuaan (lemah, bingung, depresi, konstipasi, dan ada beberapa
lagi).
KASUS
Hari kamis tanggal 02/06/2014 Tn.Nivos umur 65 tahun dan Ny.Martinova umur 60
tahun, datang ke puskesmas Elisabeth dengan keluhan Suaminya bahwa beberapa hari
yang lalu sering mengeluh sesak napas, mudah lelah dan batuk dan sulit berbicara karena
sesak napas yang dideritanya sekaligus untuk berkonsultasi ke perawat tentang msalah
kesehatan yang terjadi di keluarga mereka.
2. KOMPOSISI KELUARGA
4. TYPE KELUARGA
a. Jenis Type Keluarga : keluarga “The nuclear family”
b. Masalah Yang terjadi dengan tipe tersebut : Keluarga mengatakan sering merasa
sakit –sakitan dan merasa kesepian karena hanya tinggal suami isteri.
5. SUKU BANGSA
a. Asal Suku Bangsa : Tn.Nivos dan Ny.Martinova sama-sam suku Nias.
b. Budaya yang berhubungan dengan kesehatan: selama ini tidak ada hal –hal yang
bertentangan dengan budaya.
C. PENGKAJIAN LINGKUNGAN
1. Karakteristik rumah
a. Luas rumah : 7 x 12 meter
b. Type rumah : sederhana
c. Kepemilikan : pribadi
d. Jumlah dan ratio kamar/ruangan : 4 buah kamar tidur, Ventilasi/jendela :
Ada 10 ventilasi yang terdapat didalam rumah
e. Pemanfaatan ruangan : Ruang tamu, ruang tengah/ keluarga, dapur,
wc/toilet, 4 kamar tidur
f. Septic tank : ada, letak dibelakang rumah berjarak 1 meter dari rumah
g. Sumber air minum : air hujan yang dimasak dan air galon
h. Kamar Mandi/ WC : memiliki satu wc dan sekaligus kamar mandi
i. Sampah limbah RT : dibuang ditempat pembuangan sampah sejauh 100
meter
j. Kebersihan lingkungan : keadaan kebersihan lingkungan bersih karena
kelurga mengatakan jika tidak ada aktifitas selalu membersihan samping
rumah.
D. STRUKTUR KELUARGA
1. Pola/cara komunikasi keluarga : Menurut Ny.Martinova dalam keluarganya
berkomunikasi biasa menggunakan bahasa Nias
2. Struktur kekuatan keluarga : Dalam pengambilan keputusan keluarga Tn.Nivos dan
Ny.Martinova selalu memutuskan secara bersama-sama dan memilih yang terbaik.
Perbedaan-perbedaan pendapat yang ada selalu bisa di atasi jika mereka bicara
dengan baik
.
3. Struktur peran ( peran masing – masing anggota keluarga ) : Dalam keluarga
Tn.Nivos
sebagai kepala keluarga berkewajiban memipin keluarga dan dibantu Ny.Martinova.
4. Nilai dan norma keluarga : Sebagai bagian dari masyarakat Nias dan beragama
Kristen
protestan keluarga memiliki nilai-nilai dan norma yang dianut seperti sopan santun
terhadap suami terhadap isteri. Selama ini dirinya dan suaminya makan bersama
setiap
hari dari sarapan sampai makan malam.
E. FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi Afektif : klien mengatakan selama ini klien antara suami istri saling tolong
menolong dan saling pengertian dan selalu komunikasi kepada anak –anak mereka.
2. Fungsi sosialisasi : klien mengatakan sampai sejauh ini baik dan hubungan dengan
keluarga besarnya mau pun kecil baik –baik saja. Hubungan keluarga dengan orang
lain
pun baik, terutama tetangga-tetangga terdekat.
3. Fungsi perawatan kesehatan
a. Menurut keluarga, masalah kesehatan yang sering dihadapinya yaitu asma
dan
pusing dan persiapan berpisah dengan pasanganya.
b. Apa yang dilakukan keluarga dalam menghadapi masalah kesehatan yang sedang
dialami : klien mengatakan sejauh ini dirinya hanya berbicara dengan anak dan
antar suami isteri dan minum obat.
c. Kemana keluarga meminta pertolongan apabila ada anggota keluarga yang
mengalami masalah kesehatan : Ke puskesmas.
d. Tindakan apa yang dilakukan keluarga untuk mencegah timbulnya masalah
kesehatan : klien mengatakan biasanya keluarga hanya makan teratur dan
olahraga yaitu jalan pagi di sekitar rumah setiap hari minggu.
4. Fungsi reproduksi
a. Perencanaan jumlah anak : tidak ingin mempunyai anak lagi
b. Akseptor : tidak
5. Keterangan lain : Ny.Martinova mengatakan sejak dilakukan operasi sejak 10 tahun
yang
lalu Ny.Martinova tidak mengalami menstruasi lagi.
6. Fungsi ekonomi
Fungsi ekomoni dahulunya tidak ada kendala karena kebutuhan tiap bulan diberi
anak –
anaknya.
H. HARAPAN KELUARGA
1. Terhadap masalah kesehatan : klien mengatakan mungkin ini masalah yang
didapatkan
dimasa lanjut usia.
2. Terhadap petugas kesehatan yang ada : klien mengatakan agar mahasiswa yang
datang
bisa berbagi pengetahuan.
I. PEMERIKSAAN FISIK
No Pemeriksaan Fisik Nama Anggota Keluarga
Tn.Nivos Ny.Martinova
1 Keadaan Umum
BB 70 kg 55 kg
TB 165 cm 150 cm
2 Kepala :
Rambut Hitam tampak uban Hitam sedikit uban,
disela – sela rambut dan panjang dan keriting.
agak keriting.
Mata Konjungtiva merah Konjungtiva merah jambu,
jambu, sclera pucat, sclera pucat, dan
penglihatan agak mulai penglihatan mulai
menurun. menurun.
N. ANALISA DATA
NO DATA PROBLEM ETIOLOGI
1. Ds : Kurang Keefektifan
Keluaraga mengatakan bahwa pengetahuan/info Manajemen Kesehatan
dirinya kurang bisa dalam rmasi. Diri.
mengatasi masalah kesehatan
yang dialaminya.
Do:
Keluarga tampak binggung
ketika ditanya.
O. SKORING
1. Keefektifan manajemen kesehatan diri b.d kurang pengetahuan/Informasi
KRITERIA S BOBOT Pembenaran
K
O
R
SIFAT MASALAH 2/3 Sifat masalah ini termasuk
o Tidak sehat 3 ancaman karena jika tidak
o Ancaman kesehatan 2 diberi pengetahuan keluarga
o Krisis atau keadaan 1 tidak tahu dan tetap minum
sejahtera obat tiap hari dan kita tahu
efek yang terjadi akibat terlalu
banyak minum obat streroid.
KEMUNGKINAN 1 Masalah tersebut mungkin
MASALAH DAPAT hanya sebagian dapat diubah
DIUBAH karena melihat kondisi
o Dengan Mudah 2 keluarga yang ketergantungan
o Hanya Sebagian 1 dengan obat.
o Tidak dapat 0
C. RENCANA KEPERAWATAN
No Dx keperawatan Intervensi Keperawatan
Tujuan dan kriteria Tindakan Rasional
hasil keperawatan
1. Gangguan Pola Gangguan yang 1.cek atau kaji 1. untuk mengetahui keadaan
Nafas b.d terjadi berkurang keadaan umum umum klien.
kurang kurun waktunya klien.
mengenal setelah dilakukan 2. lakukan 2. untuk memberi wawasan
masalah tindakan selama 1 X PENKES kepada klien dan kelurga
30 menit. berhubungan tentang kondisi atau
Dengan KH : dengan penyakit keadaan klien.
1. klien dapat klien.
melakukan apa 3. ajarkan klien 3. agar klien dapat melakukan
yang telah hal –hal yang hal –hal yang tepat bagi
disarankan. tepat untuk kesehatan dirinya.
2. klien mengerti klien.
olaharaga yang 4. minta klien 4. untuk mengetahui kondisi
baik untuk dia. untuk klien.
memeriksaa
diri kerumah
sakit.
klien.
3. Resiko Kesepian Kesepian tidak 1. kaji faktor 1. untuk memastikan faktor
b.d Kurang terlalalu larut setelah penyebab penyebab kesepian.
mengetahui dilakukan tindakan keluarga
tugas selama 3 X 45 menit. merasa
perkembangan kesepian.
keluarga dewasa Dengan KH : 2. beri informasi 2. agar klien makin
akhir 1. Klien mengatakan kepada memahami tentang tugas
tidak terlalu sepi keluarga perkembangan.
lagi. tentang tugas
2. keluarga perkembangan.
mengatakan bahwa 3. ajarkan klien 3. agar klien mampu
dirinya sudah cara – cara mengatasi kesepian secara
mengerti tugas mengatasi wajar.
perkembangannya. kesepian.
4. ajak pasien 4. untuk mengetahui
untuk kemampuan keluarga
mengevaluasi dalam mengatasi masalah
kembali. kesepian.
D. CATATAN IMPLEMENTASI
No. Hari / Para
Waktu Tindakan keperawatan
Dx. tanggal f
1. Sabtu, 07 08.00- 1. Mencek atau Mengkaji keadaan umum klien.
Juni 2014 09.30 2. Melakukan PENKES berhubungan dengan
Wib penyakit
klien.
3. Mengajarkan klien hal –hal yang tepat untuk
kesehatan klien.
4. Meminta klien untuk memeriksaan diri kerumah
sakit.
2. Minggu, 08 10.00- 1. Mengkaji kemampuan klien.
Juni 2014 11.30 2. Melakukan Penkes kesehatan.
Wib 3. Mengajarkan klien cara manejemen diri.
4. Mengevaluasi kemampuam klien.
E. EVALUASI KEPERAWATAN
No. Hari /
Evaluasi
Dx. tanggal
1. Senin, S:
09 Juni Keluarga mengatakan sudah mengerti dan mampu mengidentifikasi pengertian, penyebab, t
2009 gejala serta penannganan Ashma.
Keluarga mengatakan sudah mampu untuk segera mengambil keputusan membawa klien ke pus
(puskesmas) jika sakitnya kambuh
O:
Keluarga mampu menyebutkan pengertian, penyebab, tanda dan gejala serta pencegahan Ashma
A:
Masalah teratasi
P:
Berikan reinforcement terhadap pernyataan dan kegiatan yang dilakukan oleh keluarga
2. Senin, S:
09-06- Keluarga mengatakan sudah mengerti dan mampu mengidentifikasi hal–hal yang dapat
2014 terjadinya serangan berulang (Ashma)
Keluarga mengatakan sudah mampu mengidentifikasi cara menghindari terjadinya serangan
Keluarga mengatakan sudah membersihkan rumahnya setiap hari dan membuka jendela rumahn
pagi.
Keluarga mengatakan telah menyediakan makanan yang merupakan diit bagi klien
Keluarga mengatakan perasaannya sangat senang dapat bekerja sama dengan perawat dalam
anggota keluarga yang sakit
Keluarga mampu menyebutkan hal–hal yang dapat memicu terjadinya serangan berulang (Ashm
Keluarga mampu menyebutkan cara menghindari terjadinya serangan
Keluarga mau bekerjasama dalam merawat klien
Tampak halaman maupun dalam rumah keluarga Tn.Nivos bersih dan jendela terbuka pada pagi
Keluarga mau menyediakan makanan yang merupakan diit bagi klien
Keluarga mampu melakukan perawatan dengan menyediakan makanan sehat sesuai diit
A:
Masalah teratasi
P:
Berikan reinforcement terhadap pernyataan dan kegiatan yang dilakukan oleh keluarga
DAFTAR PUSTAKA
http://www.psycholovegy.com/2012/05/masa-perkembangan-manusia-dewasa-akhir.html